3/16/2017

PLAT DAN CANGKANG

(TKS 4219)

SESI IV:
LEVY’S METHOD

Dr.Eng. Achfas Zacoeb

Dept. of Civil Engineering
Brawijaya University

LENDUTAN PELAT SEGIEMPAT

(METODE LEVY)
Penyelesaian dengan deret Fourier tunggal dikembangkan oleh Levy
(Prancis) pada tahun 1899.

m x
Bentuk persamaan lendutan : w ( x , y )  Y
m 1
m sin
a
y
dengan Ym = f(x,y)

x b Asumsi tumpuan pada x = 0 dan

x = a adalah sendi yang sejajar
sendi sendi sumbu, sehingga diperlukan
adanya penyesuaian sistim
a koordinat.

1
 3/16/2017

LENDUTAN PELAT SEGIEMPAT

(METODE LEVY) – CONT’D
Persamaan umum lendutan :
 4w  4w  4w q
 2  
x 2
x y
2 2
y 2
D
w( x, y )  w H  w P
 w H ( x, y)  w P ( x )
Catatan :
wP adalah lendutan pelat ke arah sumbu x saja dengan asumsi tumpuan
sisi y =  b/2 di  x, sehingga :  4 w q
P

x 2 D

LENDUTAN PELAT SEGIEMPAT

(METODE LEVY) – CONT’D
Proses integrasi 4x dan 4c dengan kondisi batas di x = 0 dan x = a :
 3wP q
 x  c1
x 3 D
 wP
2
q 2
 x  c1 x  c2
x 2
2D
w P q 3 c1 2
 x  x  c2 x  c3
x 6D 2
q c c
wP  x 4  1 x 3  2 x 2  c 3 x  c4
24 D 6 2

2
 3/16/2017

LENDUTAN PELAT SEGIEMPAT

(METODE LEVY) – CONT’D
Dengan c1, c2, c3, c4 dihitung untuk kondisi batas pada x = 0 dan x = a :
q
wP ( x)  ( x 4  2ax 3  a 3 x )
24 D
Selanjutnya, ekspansikan dalam deret Fourier tunggal :

m x
w P ( x )   Am sin
m 1 a
m x
a
2
sehingga : Am 
a0 w P ( x ) sin
a
dx

4qa 4

 5m 5 D

LENDUTAN PELAT SEGIEMPAT

(METODE LEVY) – CONT’D
Maka penyelesaian wP(x) :
4qa 4 
1 m x
wP ( x) 
 5D
m
m 1
5
sin
a
Penyelesaian wH(x,y) :
 4wH  4wH  4wH
 2  0
x 4 x 2 y 2 y 4

m x
w H ( x , y )   Ym sin
m 1 a

  ym
4
m   ym m 4 4 ym 
2 2 2
m x
  2   sin 0
 y y
4 2 2 4
m 1 a a  a

3
 3/16/2017

LENDUTAN PELAT SEGIEMPAT

(METODE LEVY) – CONT’D
 4 ym m 2 2  2 ym m 4 4 ym
2 2  0
y 4
a y 2 a4
 Persamaan diferensial biasa (ordinary differential equation) orde
4, linier, homogen dengan penyelesaian umum :
qa 4  m y m y m y
ym ( y )   Am cosh  Bm sinh 
D  a a a
m y m y m y 
C m sinh  Dm cosh 
a a a 

 dengan : cosh y  
1 y
e  e y  dan sinh y 
2

1 y y
e e 
2

LENDUTAN PELAT SEGIEMPAT

(METODE LEVY) – CONT’D
z Penyederhanaan persamaan tersebut
y atas dasar garis simetris sumbu z :
w w(x,y) = w(x,-y) dengan w = lendutan
b
Untuk fungsi genap :
z z
y w(x,y) = w(x,-y)
y  mungkin
½b ½b w(x,y)
y
* Untuk fungsi ganjil :
sendi sendi z
w(x,y) = -w(x,-y)
y  tidak mungkin
x w(x,y)
* simetri terhadap sumbu z, tumpuan terhadap sumbu x simetris (sendi).

4
 3/16/2017

LENDUTAN PELAT SEGIEMPAT

(METODE LEVY) – CONT’D
Solusi persamaan homogen :
qa 4  m y m y m y m y m y m y 
ym ( y )   Am cosh  Bm sinh  C m sinh  Dm cosh 
D  a a a a a a 
genap genap ganjil ganjil
Evaluasi: y y

x x
y = cos x  genap
y = sin x  ganjil
y y

x x
y = x2  ganjil
y = x  ganjil

LENDUTAN PELAT SEGIEMPAT

(METODE LEVY) – CONT’D
Karena kondisi batas yang digunakan adalah fungsi genap, maka
persamaannya menjadi :
qa 4  m y m y m y 
ym ( y )   Am cosh  Bm sinh 
D  a a a 
Koefisien Am dan Bm dihitung dengan kondisi batas pada y = b/2,
tumpuan simetris terhadap sumbu x setelah digabung dengan solusi non
homogen, sehingga persamaan lendutan total adalah :
qa 4 
 4 m y m y m y  m x
w( x , y ) 
D

m
 5 5  Am cosh
 m a
 Bm
a
sinh
a 
 sinh
a
dengan m = 1,3,5

5
 3/16/2017

LENDUTAN PELAT SEGIEMPAT

(METODE LEVY) – CONT’D
Hanya berlaku untuk fungsi genap dengan kondisi batas pada +b/2 :
w0  2w
dan 0
y 2
Persamaan tersebut diturunkan, kemudian disubstitusikan ke kondisi
batas dan ambil permisalan :
m b 4
  m  5 5  Am cosh  m   m Bm sinh  m  0
2a  m
 ( Am  2 Bm ) cosh  m   m Bm sinh  m  0
sehingga :
 2 m tanh  m  2  2
Am  dan Bm 
 5 m 5 cosh  m  m cosh  m
5 5

LENDUTAN PELAT SEGIEMPAT

(METODE LEVY) – CONT’D
Nilai Am dan Bm disubstitusikan ke persamaan lendutan total :
4qa 4 
1   m tanh  m  2 2 y
w x, y    1 
5
cosh m 
 5D m 1, 3 , 5 m  2 cosh  m b
m 2y 2 y  m x
sinh m  sin
2 cosh  m b b  a
Lendutan maksimum pada x = a/2 dan y = 0 :
 m 1 
 
4qa 4 
( 1) 2 
  m tanh  m  2 
wmax  5
 D
 m5  1  
2 cosh  m 
m 1, 3 , 5 
Catatan : untuk desain, nilai m yang digunakan hanya sampai suku ke
5, sedangkan suku ke 7 dan setelahnya dapat diabaikan 
pengaruhnya/nilainya kecil

6
3/16/2017