Anda di halaman 1dari 105

MODUL MULOK BETAWI UNTUK SMK

Disusun Oleh :
ERIN NURWANTARI, S.Sn, M.Sn.
ETI SUYANTI, M.Pd.
Dra. EMMA INDRAWATI S, Med.Art.
H.MOH. SARBINI,S.Pd., MM.
NURDIN,M.Pd.
DIAN MELIANA KURNIAWATI LAMISRI,S.T.,M.Pd.
IKIN SODIKIN, S.Pd.
LIA ISNANI,S.Sn.
MILASARI, S.Pd.
FAISOL ALIE, S.Pd.
HENDRA PERMANA, S.Sn.

2021

i
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya tercurahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

menganugerahkan begitu banyak limpahan nikmat sehingga kami sebagai penulis dapat

menyelesikan modul Mulok secara maksimal. Modul ini dibuat untuk memperkenalkan

kebudayaan Betawi yang terangkum dalam Muatan Lokal yang akan terintegrasi

dengan mata pelajaran Seni Budaya, PJOK, dan PKK. Modul ini masih jauh dari

sempurna. Untuk itu kami mohon saran dan masukan agar modul ini jauh lebih

sempurna dan bermanfaat bagi Pendidik dan Siswa.

Jakarta, April 2021

PENULIS MODUL

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii - iv

A. MUSIK BETAWI

A. 1. GAMBANG KROMONG 1

A. 2. GAMBANG RANCAG 2

A. 3. GAMBANG AJENG 2

A. 4. GAMBANG TOPENG 2

A. 5. KERONCONG TUGU 3

A. 6. TANJIDOR 3

A. 7. ORKES SAMRAH 3

A. 8. REBANA 4

A. 9. MARAWIS 4

A. 10. SAMYONG 5

B. SENI TARI BETAWI 5

1. TARI GEGOT 5

2. TARI RAGAM GERAK DASAR TOPENG BETAWI 7


3. TARI NJOT-NJOTAN 9

4. TARI SILAT BEKSI 13

5. TARI LENGGANG NYAI 14

6. TARI KOTEBANG 15

7. TARI LAMBANG SARI 16

8. TARI NANDAK GANJEN 17

9. TARI RONGGENG BLANTEK 19

10. TARI TOPENG KEDOK 20

11. TARI TOPENG GONG 22

iii
12. TARI WAYANG BOTOH 23

C. SILAT BETAWI 25

D. SASTRA 38

D.1 BULENG 38

D.2 SAHIBUL HIKAYAT 38

D.3 RANCAG 39

E. TEATER 39

E.1 ONDEL-ONDEL 39

E.2 GEMBLOKAN 39

E.3 GAMBANG RANCAG 40

E.4 WAYANG KULIT 40

E.5 WAYANG GOLEK 40

E.6 TOPENG 40

E.7 LENONG 41

E.8 JIPENG 41

E.9 JINONG 41

E.10 BLANTEK 41

E.11 TONIL SAMRAH 42

F. SENI RUPA 42

F.1 ARSITEKTUR BETAWI 42

F.2 SEJARAH BATIK 45

1. PENGERTIAN BATIK 55

2. CARA MEMBATIK 56

3. TAHAPAN DALAM PROSES MEMBATIK 58

F.3 SEJARAH BATIK BETAWI 60

1. SEKILAS BATIK BETAWI 60

2. SUKU ORANG BETAWI 62

F.4 RAGAM HIAS MOTIF DAN CORAK KAIN BATIK 62


iv
TRADISIONAL BATIK
F.5 FILOSOFIS MAKNA MOTIF BETAWI 62

F.6 CARA MEMBATIK TULIS 67

1. ALAT BATIK 68

2. BAHAN BATIK 76

F.7 PROSES PEMBUATAN PRODUK BATIK 84

1. PRODUK BATIK TULIS 84

2. TEKNIK BATIK TULIS 85

G. BUSANA BETAWI 91

H. MAKANAN KHAS BETAWI 98

DAFTAR PUSTAKA 100

v
MATERI SENI BUDAYA BETAWI
A. MUSIK BETAWI
Kebanyakan musik ( karawitan ) dimainkan dengan berbagai ansambel gamelan
atau pun repertoar lain biasanya bersifat tradisional dan anonimus. Karenanya,
usia sebuah komposisi karawitan sangat sulit untuk ditentukan. Seringkali seorang
pemain/seniman ahli Karawitan Betawi menambah atau mengurangi komposisi
karawitan yang dimainkan, begitu juga beberapa gaya atau dalam gambang
kromong disebut liaw yang tersendiri sangat lazim pada periode tertentu dan
wilayah yang tertentu. Oleh karenanya sebuah komposisi Karawitan Betawi dapat
mengembangkan perbedaan-perbedaan dari sebuah wilayah dengan wilayah
lainnya sepanjang waktu. Inilah yang menyebabkan munculnya gya yang berbeda-
beda. Dalam konteks gaya musikal karawitan standar kompetensi Gamelan Gayaya
(liaw) adalah Bidang Keahlian Karawitan gamelan Liaw Betawi Wetan, dan Kulon.

Karawitan Betawi seperti kelompok repertoar Gamelan seperti Gambang


Kromong, Gamelan Topeng, Gamelan Ajeng, atau kelompok-kelompok reportoar
melodis seperti Tanjidor, Samrah, Keroncong Tugu, Gambus. Selain itu reportoar
Perkusi Sampyong, Rebana Biang, Ketimpring, Marawis disajikan dalam bentuk
mandiri, selain itu berfungsi pula sebagai pengiring dalam pementasan repertoar
seni lain seperti teater, tari-tarian Betawi dan lain-lainnya.

Waditra atau Instrumen Karawitan di Betawi dapat berfungsi artistik maupun


ritual, biasa juga dipergunakan dalam sebuah konser yang mandiri, selain itu
digunakan juga mengiringi tarian atau pun teater.

A.1. GAMBANG KROMONG

Nama Gambang Kromong diambil dari nama alat musik yaitu Gambang dan
Kromong . Ia juga paduan yang serasi antara unsur pribumi dan Cina. Unsur Cina
tampak pada instrument seperti Tehyan, Kongahyan, Sukong sementara unsur
pribumi seperti Gendang, Kempul, Gong, Gong enam, Kecrek dan Ningnong.

Gambang Kromong sangat terbuka menerima kemungkinan pengembangan,


itulah sebabnya dikenal Gambang Kromong Kombinasi atau Gambang Kromong
Modern. Dikatakan kombinasi karena alatnya ditambah dengan alat music seperti
Gitar,Gitar Melodi, Bass, Organ , Drum , Saksofon dan lain-lain.

A.2. GAMBANG RANCAG

Gambang Rancag bisa disebut sebagai pertunjukan music sekaligus Teater bahkan
Sastra, dan terdiri dari dua unsure yaitu Gambang dan Rancag.Gambang berarti music
pengiringnya dan Rancag adalah cerita yang dibawakannya dalam bentuk Pantun
berkait.Pergelaran Gambang Rancag selalu terbagi atas tiga bagian. Bagian pembukaan
yang diisi dengan lagu-lagu Phobin yang berfungsi mengumpulkan penonton. Bagian
kedua diisi dengan menampilkan lagu-lagu hiburan atau “Lagu Sayur” yang berfungsi
sebagai selingan sebelum ngerancag dimulai. Bagian ketiga Rancag dan lagu-lagu yang
dibawakan dalam merancag adalah Dendang Surabaya, Gelatik Nguknguk dan lain-lain.

A.3. GAMELAN AJENG

Gamelan Ajeng merupakan music Folklorik Betawi yang mendapat pengaruh dari
music Sunda.Alat music Gamelan Ajeng terdiri dari Kromong sepuluh pencin,
Terompet,Gendang ( dua Gendang Besar, dua Kulanter), dua Saron, Bende, Cemes
(semacam Cecempres), Kecrek. Gamelan Ajeng biasa digunakan untuk memeriahkan
hajatan seperti khitanan atau perkawinan. Pada mulanya tidak biasa ddigunakan
sebagai pengiring tarian tapi pada perkembangannya kemudian digunakan pula sebagai
pengiring tarian yang disebut “Belenggo Ajeng”

A.4. GAMELAN TOPENG

Gamelan topeng adalah seperengkat gamelan untuk mengiringi topeng betawi


sebagaimana gambang kromong untuk mengiringi pertunjuksan lenong. Gamelan
topeng merupakan penyederhanaan dari gamelan lengkap terdiri dari rebab,sepang
gendang,ancang kenong berpencong 3,kecrek, kemppul yang digantung dan sebuah
gong tahang atau gong angkong.

Pemukulan kempul memegang peranan penting dalam pertunjukkan topeng,sebab


ia menandakan pertunjukkan akan segera dimulai. Setelah itu dilanjutkan dengan
gesekkan rebab tunggal,panjangnya tergantung kesempatan,tetapi ia juga berfungsi
untuk mengumpulkan anjak yang belum siap.Setelah arang-arangan dilanjutkan dengan
“talu atau tetalu” yang ditabuh lebih keras dari sebelumnya dan berfungsi untuk
megumpulkan penonton.Setelah itu barulah pertunjukkan pendahuluan atau pralakon
bermula yakni pertunjukkan tari-tarian,melalui lipet gandes yang dilakukan oleh
seorang bodor dan ronggeng topeng setelah selesai bermulalah pertunjukkan inti.dalam
pergelaran lakon, panjang atau pendek gamelan berfungsi sebagai tanda pergantian
babak untuk memberikan aksentuasi gerakkan dan jalan cerita.

A.5. KERONCONG TUGU

Keroncong tugu dahulu sewring disebut Cafrinho Tugu .Orang-orang keturunan


portugis (mestizo) telah memainkan music ini sejak 1661 pengaruh portugis dapat
diketahui dari jenis irama lagunya.Keroncong tugu pada mulanya dimainkan oleh 3
sampai 4 orang. Alat musiknya hanya 3 buah gitar,yaitu gitar FROUNGA yang berukuran
besar dengan 4 dawai,gitar monica berukuran sedang dengan 3 – 4 dawai dan gitar
Jitera yang berukuran kecil dengan 5 dawai,ditambah dengan suling,biola,rebana,
mandolin,cello,kempul dan triangle.

A.6. TANJIDOR

Musik tanjidor diduga berasal dari bangsa portugis yang datang ke betawi pada
abad 14 sampai ke 16. Alat music yang mereka mainkan antara lain
piston,trombone,tenor,bass terompet, bass drum, tambur, simbal dan lain-lain. Lagu-
lagu yang dibawakan tanjidor antara lain battalion,kramton,bananas,delsi, was tag-tag,
welmesh dan cakra Negara. Judul lagu itu berbau belanda meski dengan ucapan betawi,
lagu-lagu tanjidor juga diperkaya dengan lagu-lagu gambang kromong,karena itu
gambang kromong instrumennya bisa ditambah dengan
tehyan,rebana,bedug,gendang,kecrek,kempul dan gong.

A.7. ORKES SAMRAH

Orkes Samrah adalah unsumble music betawi,instrument musicnya antara lain


harmonium,biola,gitar,string bass,tamborin,maracas,banyo dan bass betot.Orkes ini
dimanfaatkan sebagai sarana hiburan dalam berbagai acara.Lagu-lagu berbahasa
melayu seperti burung putih,pulau angsa dua,cik minah saying,sirih kuning,mas murah
dan pak pung pak mustape.

A.8. REBANA

Rebana terbilang kesenian yang cukup popular di Jakarta, rebana betawi terdiri atas
:

1. REBANA BIANG

2. REBANA KETIMPRING

3. REBANA NGARAK

4. REBANA HADROH

5. REBANA DOR

6. REBANA KHASIDAH

7. REBANA MAUKHID

8. REBANA BURDAH

9. ORKES GAMBUS

A.9. MARAWIS

Marawis adalah salah satu jenis band dengan perkusi sebagai alat music
utamannya. Namun Marawis diambil dari nama alat music yang dipergunakan
kesenian ini.Alat music tersebut ada tiga jenis yaitu pertama : perkusi rebana atau
kendang ukuran kecil yang garis tengahnya 10 cm tinggi 17 cm dan kedua kendangnya
tertutup inilah yang disebut marawis (paling sedikit dipergunakan 4 buah). Kedua :
perkusi besar tinggi 50 cm garis tengah 10 cm yang disebut hadir dengan kedua
kendangnya tertutup. Ketiga adalah papan tepok.
A.10. SAMPYONG

Sebagai orkes tanpa laras sampyong merupakan music rakyat pinggiran yang
paling sederhana daripada music betawi lainnya. Nama music ini berasal dari nama
salah satu alat music yaitu sampyong,semacam kordofan bamboo berdawai 2 utas, alat
music lainnya adalah seperti gambang 4 bilah terbuat dari bamboo kayu.

B. TARI BETAWI

1. TARI GEGOT
PenciptaTari : ENTONG SUKIRMAN dan KARTINI KISAM

Tari Gegot merupakan tari Betawi yang diciptakan oleh Entong Sukirman dan
Kartini Kisam pada tahun 1976. Merupakan tarian yang menggambarkan kehidupan
para remaja putrid Betawi yang sedang bersenda gurau dalam menjalankan masa
remajanya canda dan tawa mewarnai kehidupannya. Ide garapan tarian ini didapat dari
karakter Topeng Panji dan Jingga dimana 2 karakterter tersebut mewakili kehidupan
keseharian manusia dari dua karakter tersebut dapat disimpulkan menjadi bentuk tari
pergaulan dan gerak canda dapat diartikan sebagai kebersamaan.
Kostum dan rias Tari Gegot adalah sebagai berikut.

a. Jenis dan warna kostum


Kostum yang sekarang sudah mengalami perkembangan dari bentuk asli (longdress
ketat)
- Bajukebayatopeng
- Kainsarung batik
- Ampok-ampok
- Toka-tokasilang
- Selendang
b. Jenis dan warna aksesories
- Kembangmahkota
C. Jenis Tata Rias
- Tata rias cantik
d. Iringan Tari Gegot adalah Music TopengBetawi
- Kendang 1 set
- Gong dankempul
- Kenong tiga
- Kenceng
- Kecrek
- Rebab

Kostum koleksi pribadi


2. TARI RAGAM GERAK DASAR TOPENG BETAWI

Karya : KELOMPOK PPK DKI JAKARTA

Tari Ragam Gerak Dasar diciptahan pada tahun 1978 pada loka karya tari Betawi
di PPK Kuningan di lab, ada 7 grup yaitu : Kinang Putra ( Haji Dalih) Ratna
Sari( KisamJuin ), Setia Warga(Bokir Jiun), Marga Sari (Kacrit), Hidup Bersama (Nirin
Kumpul), Topeng Amir (Amir), Topeng Kadut (Pak Kadut). Hasil dari lokakarya
menghasilkan nama-nama gerak tari Topeng Betawi
pembawa makalah pada Loka karya tersebut adalah Rachmat Ruhiyat dan Joko Suko
Sadono.
Pengamat Yulianti Parani dan Singgih Wibisono dengan nara sumber :
1. Kartini
2. Mak Limah
3. Mak Benih
4. Mak Baih
5. Mak Manih.
6. Pak Salim
7. Haji Dalih
8. Pak Radi

Tahun 1979 Wiwiek Widiastuti dan Joko SS sebelum itu mengadakan karya
penyusunan gerak dasar dari Pak Warta dan Bu Wiwik dalam pembuatan karya Cantik
(belum dianggap sebagai tari dasar). Setelah itu diperbaiki pada tahun 1985 oleh Joko
SS dan Kartini dalam pembuatan rekaman tari dasar secara berurutan pada saat itu
gerak transisi tidak ada. Gerak perpindahan gerak selalu mengikuti berasal dari tepak
kendang. Nama- nama gerak dasar pada tari topeng banyak mengambil dari nama-nama
iringan atau bunyi tepak kendang atau nama lagu misalnya : Cendol ijo , Pakblang dari
tepak kendang, Rapat Nindak diambil dari gerak kaki gerak melambai-lambai. Ide dasar
penciptaan dari tari Ragam Gerak Dasar yaitu untuk mempermudah pengajaran di
sekolah-sekolah atau sanggar-sanggar Seni Batawi.
Tata Rias dan Busana Tari Ragam Gerak Dasar

a. Jenis dan Warna Kostum


1. Kain Sarung Tumpal (tengah) , Motif Pucuk Rebung ( dipakai di atas mata kaki ).
2. Kebaya Lengan Bostrok ( rimpel berlapis tiga warna kuning, merah hijau ).
3. Toka-toka
4. Ampok-ampok
5. Andong pendek
6. Selendang

b. Jenis dan Warna Asesoris


1. Konde Cepol
2. Kembang Topeng
3. Tusuk S
4. Anting panjang
5. Pending

c. Tata Rias Wajah


Tata rias tari gerak dasar Topeng Betawi menggunakan tata rias cantik. Tari dasar gerak
topeng Betawi di iringi dengan lagu Kang Aji, Iringan tari Ragam Gerak Dasar yaitu
Gamelan Topeng Betawi yang terdiri dari :
1. Rebab
2. Kendang ( satu buah kendang besar, dua buah kendang kecil/ kentung)
3. Kenong 3
4. Kecrek.
5. Kenceng
6. Kempul
7. Gong

KOSTUM TARI RAGAM


GERAK
DASAR BETAWI

{Foto koleksi pribadi}

3. TARI NJOT-NJOTAN
Pencipta Tari:

ATIEN KISAM dan ENTONG SUKIRMAN

Tari Njot-Njotan adalah tarian yang diciptakan pada tahun 1986- 1987 oleh
Atien Kisam dan pada tahun1985 diciptakan oleh Entong Sukirman. Tari Njot-Njotan
menurut tokoh seniman Betawi Atien Kisam merupakan tari pergaulan didalam
rumpun kesenian topeng Betawi,yang diangkat berdasarkan nama iringan lagu khas
topeng betawi yaitu njot-njotan, sedangkan menurut seniman Betawi Entong Sukirman
merupakan Tari njot-njotan merupakan tari kreasi Betawi yang mengisahkan
kehidupan para remaja yang sedang bercengrama, bercanda, dan tawa mewarnai
kehidupannya. Mengembangkan dan mencari bentuk baru dalam pengembangan
bentuk tari trdisi menjadi bentuk yang enak dilihat. Perubahan fungsi dari seni
pergaulan menadi seni pertunjukan.

Ide atau dasar penciptaan tari Ragam Gerak Dasar yaitu tarian yang ditarikan
oleh para jawaara, yang ingin manari bersama ronggeng topeng, dimana sipenari wanita
nya juga mempunyai seni bela diri/pencak untuk melindungi diri/pembelaan diri.
dengan iringan enjot-enjotan. Sedangkan Entong Sukirman menjelaskan bahwa tari
Njot-Njotan Berawal dari kesenian tradisi topeng Betawi yaitu njot-njotan. Istilah njot-
njotan adalah sebuah nama lagu dari kesenian topeng Betawi, dimana sang penari laki-
laki saling berbalas pantun dengan penari ronggeng topeng secara bergantian dan
merupakan tari pergaulan.
Tata Rias dan Busana tari Njot-Njotan yaitu:

a. Jenis dan warna kostum


Laki-laki : - celana pangsi
- baju gombrang /baju silat
- kaos dalam
- kain sarung untuk ikat pinggang

Wanita: - baju kebaya lengan bostrok


- kain sarung mtif pucuk rebung
- selendang
- Toka-toka
- ampok-ampok/ampreng
- Andong

b. Jenis dan warna asesories


Laki-laki : - ikat kepala
Penari wanita
- Memakai cadar
- Kembang bamboo
- Kembang warna warni
- Anting-anting
- Ramput dicepol
c. Tata Rias Wajah
- Tata rias cantik
- Laki-laki makeup jawara
Iringan Tari Njot-Njotan adalah Iringan topeng Betawi
- Kenong 3
- Kendang 1set
- Rebab
- Kecrek
- Kenceng
- Gong

KOSTUM TARI ENJOT-ENJOTAN


{Kostum koleksi pribadi}

4. TARI SILAT BEKSI


Pewaris Tari : Abdul Wahab

Cerita Beksi muncul sekitar 1800-an, sedangkan Beksi itu sendiri masuk ke
Jakarta sekitar tahun 1900-an. Silat Beksi merupakan Silat yang di peruntukkan untuk
anak-anak Betawi dengan tujuan membela diri dan membela negara serta kaum yang
lemah, karena adanya simbolis “ Berbaktilah engkau kepada setiap insan” yang lebih di
kenal dengan BEKSI. Gerak di lakukan dengan memperhatika pancer atau 4 arah mata
angin dengan maksud bahwa bila ada musuh dari berbagai arah dapat di tangani.

Ide garapan pada tari Silat Beksi adalah Bermula dari bangsawan China yang
melihat seekor monyet dan menggerakkannya sehingga menemukan sebuah jurus.
Bangsawan tersebut Nona Lung. Suami Nona Lung, Cheng Okh memiliki jurus yang
merupakan khas china itu sendiri. Kemudian mereka beradu kemampuan akan jurus
mereka masing-masing, namun akhirnya Cheng Okh kalah. Cheng Okh belajar dengan
Nonan Lung dan mereka memadukan kedua jurus yang mereka miliki (pada saat itu
belum merdeka dan masih banyak garong atau perampok).Berjalannya waktu, banyak
anak Betawi yang belajar silat dengan Cheng Okh untuk tujuan membela diri dan
membela negara di daerah Dadap, Tangerang.

Pada tahun 1900-an beberapa anak Betawi khusus daerah Pisangan


(Petukangan) atau lebih di kenal 3 Dewan Guru yang mempopulerkan Silat Beksi yakni
Kong H. Asbullah, Kong Nur, dan Kong Simin. Atas dasar banyaknya garong atau
perampok pada saat itu, mereka berinisiatif untuk belajar silat yang Petukangan miliki
yakni dengan Kong H.Gojali dan H. Marhali. Setelah itu mereka menyebarluaskan ke
anak-anak Betawi hingga
Kostum dan rias pada tari Silat Beksi adalah:
a. Jenis dan warna kostum
Baju Pangsi :
- Baju lengan panjang
- Kaos dalam
- Celana Panjang

b. Jenis dan warna asesories


- Kopyah / Peci
- Kopel Ijo Betawi / Gesper
- Sendal
- Gelang Bahar
- Cincin
- Selempangan kain sarung
c. Tata Rias dan Wajah
Tidak memakai riasan wajah
d. Iringan tari Silat Beksi adalah music Gambang Kromong

5. TARI LENGGANG NYAI


PenataTari : WIWIK WIDIASTUTI

Tari Lenggang Nyai diciptakan pada tahun 2001 oleh seniman Betawi yaitu
Wiwik Widiastuti. Tari Lenggang Nyai merupakan tarian yang berangkat dari kesenian
Gambang Kromong Betawi, yang menceritakan tentang kehidupan seorang putri yang
menceritakan kebebasan dalam menentukan pilihan hidup. Ide atau dasar penciptaan
tari Lenggang Nyai yaitu berangkat dari cerita Nyai Dasima, ketika ia harus memilih
antara Samiun dan William, yang akhirnya dia harus memilih kebebasan dalam
hidupnya.
Kostum dan rias pada tari Lenggang Nyai yaitu
a. Jenis dan Warna Kostum
1. Kebaya terompet hijau
2. Celana gombrang hijau
3. Toka-toka
4. AmprengHijau
5. Ampokdepanbelakang
b. Jenis dan warna asesoris
1. Pending
2. KembangLenggangNyai
3. SumpitLenggangNyai
4. MahkotaLenggangNyai
5. Bunga merah
6. Anting mutiara
c. Tata Rias Wajah
pada tari Lenggan Nyai yaitu Rias Wajah Cantik
d. Iringan music pada tari Lenggang Nyai yaitu
1. Gamelan GambangKromong
2. Bass Gitar, Terompet, jimbe.

6. TARI KOTEBANG

PenciptaTari : Abdul Rachem

Tari Kotebang merupakan tarian yang diciptakan oleh Abdul Rachem, tarian ini
berangkat dari sebuah kesenian tradisional Betawi yaitu Blenggo Rebana Biang.
Tari Kotebang menggambarkan sikap dan etika dari masyarakat kaum Betawi
Keterbukaan, rendah hati, saling menolong dan selalu tegur sapa bila berpapasan secara
luwes dengan penuh persaudaraan, dan ucapan ASSALAMUALAIKUM merupakan
pembuka dalam berucap.Pencak silat sebagai suatu kewajaran yang harus dimiliki dan
dipelajari dalam rangka menempuh perjalanan hidup, dimana dalam kegunaannya
hanya untuk membela dan mempertahankan diri, bukan diperuntukkan menyerang
dan mematikan kawan. Semata-mata hanya jalinan silaturrahim.
Ide atau dasar penciptaan pada tari Kotebang merupakan gerak dalam karya ini
bukan lagi semata-mata gerak Pencak Silat secara natural, namun secara faktual gerak
tersebut merupakan suatu sterilisasi gerak dalam katagori gerak indah yang dirangsang
atas beberapa gerak dasar Pencak Silat, dan yang paling penting kehadiran dari gerak-
gerak dalam tarian ini merupakan kebutuhan secara utuh dalam suatu tatanan karya
seni yang harmonis
Kostum dan rias tari Kotebang adalah:
a. Jenis dan warna kostum
- Busana jas tutup bedah lima
- Celana panjang
- Sarung setengah lutut
- Ikat kepala batik
- Sepatu pantovel
b. Jenis dan warna asesories
- Kuku macan
- Badik

c. Tata RiasWajah
Hanya mempertegas dari garis-garis wajah penari sebagai
pengejawantahan dari sebuah simbolisasi terhadap sebagian masyarakat Betawi
yang berbudaya seperti luwes, terbuka, bijaksana dan berwibawa. Iringan tari
Kotebang adalah Musik Rebana Biang sebagai sumber inspirasi penggarapan
musick iringan tari.

7. TARI LAMBANG SARI


Pencipta Tari: WIWIEK WIDYASTUTI

Tari Lambang Sari diciptakan pada 1999-2000 oleh Wiwiek Widiyastuti, tarian
ini diilhami dari teater tutur bapak jantuk, yang menceritakan konflik rumah tangga.
Setiap pernikahan akan mengalami konflik sebagai kembang dalam percintaan. Tarian
ini mengajak agar setiap perselisihan dapat berakhir dengan perdamaian. Ide atau dasar
penciptaan dari tari Lambang Sari adalah terinspirasi dari pertama kali menarikan
jantuk dan terinspirasi dari kehidupan bapak jantuk ketika bapak jantuk dan mak
jantuk ketika rujuk.
Kostum dan rias tari Lambang Sari adalah:
a. Jenis dan warna kostum
- Baju kebaya saten lambang sari warna pink
- Ampok lambang sari
- Kain sarung bunga
- Ampreng hijau lambang sari
- Selendang hijau dan pink tua
b. Jenis dan warna asesories
- Anting panjang kuning
- Kembang lambang sari
- Bunga karet
- Pending kuning
c. Tata Rias Wajah
- Karakter putri dan nyai
- Jambang (kodek)
- Taksin

Iringan tari pada tari Lambang Sari yaitu musik gamelan topeng Betawi dan musik
Rebana Biang

8. TARI NANDAK GANJEN


Pencipta Tari: ENTONG SUKIRMAN

Tari Nandak Ganjen diciptakan pada Bulan Desember, tahun 2000 oleh Entong
Sukirman. Tari Nandak Ganjen merupakan tari kreasi baru “Nandak” artinya Menari,
sedangkan “Ganjen” berarti Genit dan Lincah. Tari Nandak Ganjen menggambarkan
anak yang baru gede (ABG) yaitu muda mudi yang sedang beranjak dewasa
mengungkapkan perasaannya yang ceria, gembira dan menuntut kebebasan

Ide atau dasar penciptaan tari Nandak Ganjen merupakan Kehidupan keseharian
masyarakat Betawi khususnya remaja Betawi, ketika melihat anak-anak remaja
sehingga tercipta ide untuk menciptakan tarian ini. Awal mulanya dari penggarapan
music lalu dituangkan dalam sebuah gerakan tari.
a. Jenis dan warna kostum
- Kebaya topeng modif (kebaya dengan bahan yang berbeda, brukat) warna
kuning
- Kain motif kipas, dengan cara pakai: kain disarungkan lalu ambil bagian tengah
kemudian direkatkan dengan peniti,sisanya membuat lubang lalu dibuka dan
direkatkan kekanan dan kekiri. Batas kain diatas mata kaki
- Toka-toka
- Ampreng
- Selampe belah
- Selendang 2

b. Jenis dan warna asesories


- Anting-anting motif panjang warna warni
- Bunga 5 warna
- Tameng kepala warna merah
- Mahkota
- Sumpit
- Jepit kupu-kupu

c. Tata Rias Wajah


- Rambut : disanggul cepol diatas kepala lalu poni belah tengah
- Codek rambut
- Rias cantik
Iringan Tari Nandak Ganjen adalah Musik iringan menggunakan gambang kromong
yang telah diaransemen.

KOSTUM TARI NANDAK GANJEN

Foto dokumentasi pribadi

9. RONGGENG BLANTEK
Pencipta Tari: Wiwiek Widyastuti

Tari Ronggeng Blantek diciptakan pada tahun 1985 oleh Wiwiek Widyastuti. Tari
Ronggeng Blantek merupakan tari kreasi baru yang diangkat dari teater Betawi yaitu
Topeng Blantek, dimana dalam memulai sebuah pertunjukan topeng biasanya sebagai
pembuka diawali dengan sebuah pertunjukan tari yang disebut RONGGENG BLANTEK.
Dalam perkembangannya tarian ini menjadi tarian lepas dan banyak diminati oleh
masyarakat sebagai tari bentuk dan pertunjukan pada acara dalam penyambutan tamu.

Ide atau dasar penciptaan tari Ronggeng Blantek terinspirasi,termotivasi oleh


parade tari daerah yang harus memiliki standar pengembangan kearifan kesenian
tradisional. Teater blantek yang terkandung didalamnya adalah campur aduk kesenian
dibuat oleh grup blantek ras barkah,dan koreografer menjadi bagian dari teater sebagai
pelakon.

Kostum dan rias tari Ronggeng Blantek adalah


a. Jenis dan warna kostum
- Baju kebaya ronggeng blantek pink
- Kain tumpal putih gambar burung hong
- Toka-toka silang merah ronggeng
- Ampok
- Serbet
- Selendang ronggeng blantek motif burung hong
b. Jenis dan warna asesories
- Kembang topeng
- Kalung susun 3/ bunga teratai
- Pending
- Anting kuning
c. Tata Rias Wajah pada tari Ronggeng Blantek adalah tata rias Putri cantik
Iringan tari pada tari Ronggeng Blantek adalah Gamelan topeng dan Rebana biang

10.TARI TOPENG KEDOK


Pencipta tari:
MAK KINANG DAN PAK JIUN
Penari: KARTINI KISAM
Tari Topeng Kedok diciptakan pada tahun 1930. Tari kedok yang berkembang di
wilayah budaya Betawi pinggiran ini merupakan penyederhanaan dari tarian Topeng
Kecil Cirebon yang biasanya terdiri dari enam sampai delapan topeng. Sebagai
dimaklumi, pengaruh dari saat Islam mulai berkembangnya di pesisirUtara Pulau Jawa
mulai timbullah suatu kebudayaan yang lazim di sebut kebudayaab pesisir,
membentang dari dari gresik, Tuban, Lasam,Pati,Kudus,Demak, Cirebon, Jakarta,
Banten. Pada seni pertunjukan masing-masing daerah tersebut, termasuk wilayah
budaya Betawi sekarang, dapat dirasakan cirri-ciri dan suasana khasnya. Hasil cetusan
seni pertunjukan yang timbul dikalangan masyarakat Betawi (pinggiran) tidaklah
dirasakan sebagi tiruan, melainkan oleh para pendukungnya dihayati sebagai miliknya
sendiri, hasil ciptaan atau kreativitas masyarakatnya. Hal ini dimungkinkan karena para
pendukung seni setempat memiliki daya imajinasi dan kreativitas masing-masing,
betapapun rendahnya seperti kami dari kelompok masyarakat Betawi pinggiran.
Demikianlah tari topeng Cirebon yang klasik itu, oleh masyarakat Betawi pinggiran
diserap kemudian di kembangkan menjadi tarian pelengkap pertunjukan teater rakyat
yang saat ini dikenal dengan sebutan Topeng Betawi. Topeng atau Kedok yang
digunakan dalam tarian ini hanya 3 buah yaitu Panji, Samba, Kelana.
Ide atau dasar penciptaan tari Topeng Kedok (kedok) yaitu menggambarkan
Tiga karakter manusia yaitu : Kedok Panji mengambarkan orang yang berjiwa halus dan
rendah hati tanpa merasa rendah diri, Kedok Samba menggambarkan karakter orang
yang Ceria, enerjig dan genit dan Kedok Jingga menggambarkan karakter orang yang
sombong, keras dan Gagah.
Konon katanya , tari kedok versi Cisalak menggambarkan karakter manusia, Sebutan
Tari Kedok yang di ciptakan oleh Kong Jiun dan MakKinan , Cisalak, di daerah lain ada
yang menyebutnya “Tari Kedok Tiga” ada pula yang menamainya “Tari Tunggal”
digambarkan mulai dari kedok Topeng yang berwarna putih yang disebut kedok Panji
mengambarkan orang yang berjiwa halus dan rendah hati tanpa merasa rendah diri,
yang diungkapkan dengan gerak-gerak yang lembut.
Kedok dua disebut “Samba” berwarna merah muda atau kesumba, dengan
gerakan tari yang lebih gesit dan lebih lincah dibandingkan dengan gerak kedok Panji.
Kepala agak mendogak, menggambarkan karakter orang yang congkak, tinggi hati dan
genit,, “banjet” menurut istilah setempat. Kedok Ketiga disebut “Jingga” berwarna
merah tua dengan gerak-gerak tari gagahan serta kepala mendongak, menggambarkan
karakter orang yang sombong, angkuh, congkak,suka mencampuri orang,”jenawa”.
Kostum dan rias tari Kedok yaitu:
a. Jenis dan Warna Kostum
1. kain sarung tumpal (tengah) , motif pucuk Rebung ( dipakai sebatas diatas mata kaki
sedikit).
2. kebaya lengan bostrok (rimpel berlapis tiga warna kuning, merah hijau).
3. Andong
4. Toka-toka
5. Ampok-ampok
6. Selendang
b. Jenis dan Warna Asesoris
1. Konde Cepol
2.Kembang Topeng
3. Tusuk Sumpit
4. Anting panjang
5. Pending
c. Tata Rias Wajah pada tari Kedok yaitu Tata rias tari cantik
Iringan tari Topeng Kedok (Kedok) adalah Gamelan Topeng Betawi terdiri dari :
1. Rebab
2. Kendang ( satu buah kendang besar, dua buah kendang kecil/ kentung)
3. Kenong 3
4. Kecrek.
5. Kenceng
6. Kempul
7. Gong

11.TOPENG GONG
Pencipta Tari: Wiwiek Widyastuti

Tari Topeng Gong diciptakan pada tahun 1985 oleh Wiwiek Widyastuti.
Merupakan Sebuah tari kreasi baru yang bertolak dari kesenian tradisional Betawi
ciptaan Wiwiek Widyastuti, yang diangkat dari kesenian Topeng Gong Betawi yang
sudah hampir punah dikawasan Betawi pinggir, dari bentuk kesenian ini kemudian
dikembangkan dengan tetap berpola pada gerak dasar tari topeng Betawi.
Ide atau dasar penciptaan Tari topeng yang menonjolkan kebebasan atau
keberanian yang dimiliki wanita dalam mengungkapkan sesuatu hal. Karena punahnya
kesenian topeng gong maka koregrafer terinsfirasi untuk membangunnya kembali.

Kostum dan rias tari Topeng Gong adalah:


a. Jenis dan warna kostum
- Baju kebaya panjang merah darah
- Celana panjang
- Toka-toka kuning
- Selendang plisket kuning
- Sarung kuning, merah, biru
- Pending
- Ampok dalam
Warna kostum: merah – kuning
Kostum ditata sesuai kebutuhan tari,tidak mengganggu gerak, enak dipakai, menarik
dan sedap dipandang. Jenis kostum tidak berpola pada tradisi tapi tidak
meninggalkan motif tradisi dan lebih menonjol keindahan itu sendiri

b. Jenis dan warna asesories


- Kembang topeng gong
- Bunga rampe topeng gong

Tata rias wajah menampilkan wanita cantik, tata rias membantu menentukan wajah
dan perwatakannya serta dipakai sehari-hari dengan tata rias yang dipakai untuk
pertunjukan tari. Iringan tari Topeng Gong adalah Gamelan gong Betawi
Kostum Tari Topeng Gong

12.TARI WAYANG BOTOH

Pencipta Tari : Abdul Rachem

Tari Wayang Botoh diciptakan pada tahun 2006 oleh Abdul Rachem. Merupakan
tarian yang bertitik Tolak dari latar belakang sebagai rangsangan dalam karya ini, yang
tentunya mencoba mengambil salah satu persoalan pada “Wayang Cokek” sebagai
Penari yang memberikan kepuasan dalam konteks negatif dan atau penghormatan
dalam konteks positif. Fenomena dari perjalanan seorang Wayang Cokek, mempunyai
persoalan yang bervariatif, sehingga kadangkala kodrat kewanitaannya sering
memberikan persoalan yang kadangkala sulit diterima oleh masyarakat awam. Posisi
Wayang Cokek selalu dalam pemahaman pada hal yang selalu dipertanyakan. Apa dan
bagaimana mereka menjadi Wayang Cokek, tak pernah difahami sebagai sebuah bagian
dari persoalan perjalanan manusia.
Suka dalam duka,
Kegembiraan dalam tangisan
Harapan dalam kehampaan, sepertinya tak henti-henti menyertahi jalan hidupnya.
Mungkin kalau bisa ……, dan mungkin kalau …… seterusnya, mereka tidak
mengharapkannya.
Ide atau dasar penciptaan pada tari Wayang Botoh yaitu Cokek diartikan sebagai
tarian pergaulan yang diiringi oleh orkes Gambang Kromong, dengan penari-penari
wanita yang disebut “wayang Cokek”, dengan imbalan uang. Para tamu diberi
kesempatan luas untuk ikut menari berpasangan dengan cokek-cokek tersebut. Orang
Betawi menamakannya “ngibing cokek” para cokek itu biasanya pula membantu para
tamu dalam perjamuan, misalnya menuangkan minuman kedalam gelas, menambah
nasi atau lauk pauk dan sebagainya, dengan sikap yang luwes dan cukup terlatih untuk
pekerjaan tersebut.
Kostum dan rias tari Wayang Botoh adalah:
a. Jenis dan warna kostum
- Baju wayang botoh model shanghai
- Warna nya merah jambu
- Kain rempel
b. Jenis dan warna asesories
- Iket juntai
- Gelang
- Bantalan juntai
- Bunga 5
- Konde wayang botoh
c. Tata Rias Wajah
tatarias, yaitu dengan hanya mempertegas dari garis-garis wajah penari sebagai
pengejawantahan dari sebuah simbolisasi karakter halus, lincah, dan keras.
Iringan tari pada tari Wayang Botoh adalah Gambang, Kromong, Gong enem,
Tehya, Kongahyan, Sukong, Kecrek, Kendang dan Gong Kempul.

C. SILAT BETAWI
Silat betawi sebagai ragam budayanya dalam jurus-jurus atau pola gerak silatnya
mempunyai arti tersendiri sebagai aspek kebudayaan. Adapun aspek aspek tersebut
yaitu :

1. Aspek mental spiritual


a. Bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa
b. Tenggang rasa, percaya diri dan disiplin
c. Rasa tanggung jawab

2. Aspek beladiri
a. Berani menegakkan kebenaran, kejujuran dan keadilan
b. Tahan uji dan tabah dalam menghadapi cobaan dan godaan.
c. Tangguh dapat mengembangkan kemampuan didalam usaha yang dilakukan
d. Tanggap, peka, cermat tepat didalam mengatasi permasalahan yang dihadapi.
3. Aspek seni
a. Mengembangkan silat sebagai budaya
b. Mengembangkan silat sebagai nilai kepribadian.
c. Menanggulangi pengaruh kebudayaan asing.
d. Penuh daya kreasi dan inovasi
e. Gemar menyenangkan hati orang lain

4. Aspek olahraga
a. Berlatih silat dijadikan sebagai bagian dalam kehidupan sehari-hari
b. Selalu menyempurnakan prestasi dalam latihan.

TEKNIK DASAR SILAT BETAWI

1. Sikap pasang / kude-kude.

Adalah teknik persiapan untuk menyerang atau menunggu serangan lawan terlebih
dahulu, cara penggunaannya adalah sebagai berikut :

A. Sikap pasang lurus,


adalah sikap pasang dengan kuda-kuda depan lurus yang
dapat dipergunakan untuk menyerang lawan dengan cepat
atau dapat bergerak menghindari serangan lawan dengan
cepat

B. Sikap pasang dengan kuda-kuda kaki silang


adalah sikap pasang yang dapat digunakan
untuk melakukan tangkapan dan bantingan.
C. Sikap pasang dengan kuda-kuda kaki serong, sikap pasang seperti ini dapat
dimanfaatkan untuk menyerang lawan terlebih dahulu atau juga dapat
dimanfaatkan untuk menunggu serangan lawan terlebih dahulu.

D. Sikap
serangan lawan terlebih dahulu kemudian
dilanjutkan dengan serangan balasan atau
menunggu tendangan lawan kemudian
menangkap dan membanting.

E. Pasang dengan kuda-kuda satu kaki diangkat, adalah sikap


pasang untuk mencegah serangan lawan dengan cara ganti
umpak (ganti kaki).

a. Pasang sile (silah) adalah sikap pasang


sambil bersila biasanya dilanjutkan
dengan serangan bawah kearah yang
mematikan.

2. Teknik serang dengan tangan

Dalam Silat Betawi serangan dengan menggunakan tangan sebagai komponennya


adalah :
A. Pukulan
Pukulan dilakukan dengan lintasan tangan lurus kedepan, dalam melakukannya
dapat dibantu dengan pergerakan bahu dan peputaran pinggang.

B. Sangkol / Bandul
Pukulan sangkol / bandul dilakukan dengan posisi tangan ditekuk dengan posisi
tangan ditekuk (60% - 90%) dengan lintasan dari
bawah ke atas

Sangkol bawah / Bandul bawah Sangkol atas / Bandul atas sasaran


sasaran serangan adalah bagian serangan adalah bagian uluhati ke
bawah perut atas.

C. Getok / Gedik
Dilakukan dengan posisi tangan ditekuk (60% - 90%) dengan lintasan dari atas
ke bawah sasaran serangan kearah muka atau dapat pula digunakan untuk
menangkis serangan lawan.
-

Getok atas / Gedik atas sasaran Getok bawah / Gedik bawah


serangan ke atas muka atau dapat juga untuk mengkis
tulang selangka serangan bawah.

D. Tebar / Kepret
Serangan tangan yang dilakukan dengan lintasan dari arah dalam keluar dengan
sikap tangan terbuka atau mengepal.

Tebar / Kepret atas Tebar / Kepret bawah


Sasaran serangan kearah muka Sasaran serangan kearah tulang
iga atau kemaluan.
E. Sodok
Serangan dengan tangan yang dilakukan dengan lintasan
dari atas kebawah dari posisi tangan-tangan ditekuk
kemudian didorong didepan sampai posisi tangan lurus
sasaran serangan kearah uluhati,iga atau kemaluan

F.
Pukulan totok
Pukulan yang dilakuan dengan lintasan
lurus kedepan,dalam melakukannya sikap
tangan setengah kepalan. Sasaran
umummnya kearah tulang hidung atau
mata lawan

G. Colok
Serangan tangan yang di lakukan dengan menggunakan
kedua jari di rapatkan, lintasan tangan lurus kedepan,
sasaran serangan biasanya kearah mata lawan

H. Bacok
Serangan tangan yang dilakukan dengan
menggunakan sisi tangan dengan lintasan
dari arah samping luar tubuh, menuju
kearah dalam tubuh pesilat, sasaran
serangan umumnya kearah tulang rahang
atau pelipis
I. Dorong / Tebah
Serangan yang dilakukan dengan menggunakan ke 2
(dua) telapak tangan dengan lintasa lurus ke depan.
Dorong dapat pula di lakukan dengan satu tangan ke
depan

J.Sikutan
Serangan yang dilakukan dengan siku
tangan di dorong kearah tubuh lawan

3.Teknik belaan dengan tangan


Teknik belaan adalah menunggu serangan lawan terlebih dahulu dengan cara
menghindarkan atau memindahkan serangan lawan baik pukulan atau tendangan
lawan melalui tangkisan, hindaran, atau elakan.

A. 1. Tangkisan bawah / potong bawah adalah


memindahkan serangan kaki lawan atau tangan
lawan dari atas ke bawah.
2. Tangkisan atas adalah memindahkan serangan
tangan lawan yang datang dari atas ke bawah dengan
cara gerakkan tangan menangkis dari arah bawah
keatas

3. Tangkisan samping atas atau tangkisan tepis adalah


memindahkan serangan lawan yang datang kearah
muka, dipindahkan kesamping yaitu tangan digerakkan
dari bagian dalam kearah luar.

4. Gambar tangkisan kepret atas dan pukul bawah

5. Tangkisan sikut adalah memindahkan serangan


lawan dengan sikutan dari arah luar kedalam
6. Beset bawah adalah menepis pegangan tangan dari
lawan dengan cara menarik tangan bersamaan dengan
tangan yang satunya digesekan atau didorong dari
bawah lengan

6. Beset atas adalah menepis pegangan tangan dengan


cara menarik tangan bersamaan dengan tangan yang
satunya digesekan atau didorong dari atas lengan

B. Hindaran
Adalah menjauhkan serangan lawan baik pukulan atau tendangan dengan
cara melangkahkan kaki ke samping lawan
1. Gambar hindaran Gambdengan hindaran dengan
dilanjutkan dengan balasan menangkis serangan pukulan
bandul / sangkol kearah
kemaluan lawan
C. Elakan
Adalah menghindari serangan lawan baik pukulan atau tendangan tanpa
memindahkan posisi kaki, biasanya elakan dilakukan hanya dengan
menggerakan leher atau pinggul beputar ke kiri atau kekanan

Gambar 1 Gambar 2 Gambar 3

1. Gambar mengelak dilanjutkan dengan tangkapan dan potes kaki atau sikut
kaki lawan
2. Gambar mengelak dilanjutkan dengan menangkis pukulan getok atas dari
lawan
3. Gambar mengelak dilanjutkan dengan menangkap dan menjatuhkan lawan
BAB IV

PERKEMBANGAN TEKNIK SILAT BETAWI

Teknik serangan atau belaan dalam silat betawi umumnya lebih banyak menggunakan
tangan, dalam mengikuti perkembangan teknik pencak silat Indonesia yang bermacam
macam ragamnya, saat ini atlit pencak silat betawi dalam mengikuti pertandingan
pencak silat IPSI, atlit-atlitnya sudah banyak menggunakan teknik serangan dengan kaki
,atau teknik menjatuhkan lawan yang bermacam-macam jenisnya seperti :
a. Tendangan lurus kedepan
b. Tendangan sabit atau tendangan lengkung ke depan
c. Tendangan samping
d. Tendangan belakang
e. Teknik jatuhan dengan sapuan atas atau sapuan bawah
f. Teknik guntingan

A. Tendangan lurus ke depan


Adalah tendangan yang dilakukan dengan lintasan lurus
kedepan dari kungkai atas sampai dengan ujung kaki dengan
perkenaan bola-bola kaki atau pangkal jari-jari kaki

SENI BUDAYA BETAWI Page 34


B. Tendangan sabit atau tendangan lengkung kedepan
Adalah tendangan yang dilakukan dengan memutar pinggul
sampai posisi tubuh menyamping dan sikap tungkai kaki
melengkung, digerakkan dari luar kedalam, dengan
perkenaan punggung kaki atau tungkai bawah

C. Tendangan samping
Adalah teknik tendangan yang dilakukan dengan
mengangkat tungkai kaki kesamping badan sampai posisi
badan menyamping lintasan tungkai kaki lurus kesamping,
perkenaannya dengan sisi kaki atau tumit kaki

D. Tendangan belakang
Adalah tendangan yang dilakukan dengan memutar badan
kearah belakang dengan mendorong tungkai kaki kebelakang
perkenaannya pada telapak kaki atau tumit

SENI BUDAYA BETAWI Page 35


E. Teknik jatuhan dengan sapuan atas
Adalah dengan menggerakkan tungkai kaki seperti orang yang sedang
menendang bola, perkenaannya dengan tungkai bawah menyentuh tungkai kaki
bawah lawan

F.Teknik jatuhan dengan sapuan bawah


Adalah teknik jatuhan dengan menggerakkan tungkai kaki dengan tubuh
berputar kedepan atau kebelakang, sehingga posisi tubuh dan tungkai berada di
bawah sejajar dengan lantai perkenaan dengan tumit menyentuh kaki lawan
bagian atas tumit

Gambar sapuan bawah depan Gambar sapuan bawah belakang

G. Teknik guntingan
Adalah teknik menjatuhkan lawan dengan gerak ke dua
tungkai kaki melompat sampai menyentuh kedua tungkai
lawan atau badan lawan posisi badan beputar kebelakang

KESIMPULAN :
SENI BUDAYA BETAWI Page 36
A. Sehubungan dengan pelestarian dan kemajuan silat betawi dalam mengikuti
perkembangan Pencak Silat Indonesia, menuju dunia internasional, maka pola
pembinaan silat betawi harus dibenahi dan dilaksanakan dengan program yang
baik dengan dukungan penuh dari pakar silat betawi khususnya.

B. Pembinaan silat betawi sudah selaknya dikembangkan disekolah-sekolah mulai


dari sekolah dasar sampai sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA) sebagai salah
satu bahan agar mulok di provinsi DKI Jakarta, sehingga silat betawi tidak akan
mudah musnah dengan kemajuan zaman.

C. Dengan mulok silat betawi akan membantu membentuk manusia (siswa-siswi)


yang berbudi pekerti luhur, bertagwa kepada tuhan yang maha esa, hormat
kepada orang tua dan guru, menyayangi yang lebih muda, tangguh, tanggap,
jujur, dan sportif.

D. Dengan mulok silat betawi di sekolah-sekolah dapat menanamkan kecintaan


kepada budaya bangsa sendiri bagi siswa-siswi

D. SASTRA

SENI BUDAYA BETAWI Page 37


Sastra tulis adalah produk masyarakat tulis yang lahir setelah masyarakat itu
mengenal tulisan, kemudian teknologi percetakan, disamping sebagai sastra lisan,
Sastra Betawi juga mengenal sastra tulisan yang dihasilkan oleh sejumlah penulis
sejak abad ke-19 sampai hari ini.

Di masa lalu kita mengenal pengarang Hikayat dari Pacenongan yang bernama
Sapirin Bin Usman Al-Fadil dengan karyanya yang berjudul Hikayat Nahkoda Asyik .
Sementara pengarang Betawi yang menulis cerita dalam sastra cetak sekitar masa
kemerdekaan adalah M.Balfas (Lingkaran-lingkaran Retak 1952) , S.M. Ardan (Terang
Bulan Terang di Kali 1955 dan Nyai Dasima 1965), dan Firman Muntaco (Gambang
Jakarta) mereka menulis dengan dua bahasa yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa
Betawi, mereka digolongkan ke dalam khasanah Sastra Indonesia Modern.

D.1. BULENG

Dongeng adalah salah satu sastra lisan yang hidup juga di dalam kehidupan
masyarakat Betawi, sebutan sastra lisan seperti ini adalah Buleng , Buleng berisi
dongeng tentang kerajaan, raja atau kaum bangsawan lainnya, bisa juga berisi
tentang cerita kehidupan sehari-hari. Buleng bias juga digunakan bagi sang juru
cerita “Ngebuleng” (bercerita).

D.2. SAHIBUL HIKAYAT

Sahibul Hikayat artinya Pemilik Cerita adalah jenis sastra lisan yang masih
bertahan dikalangan masyarakat Betawi, penyampai Sahibul Hikayat biasa disebut
Tukang Cerita atau Juru Cerita. Cerita-ceritanya biasa disampaikan dalam Sahibul
Hikayat berasal dari khasanah sastra lisan Timur Tengah seperti “Seribu Satu Malam”
Juru Hikayat biasanya bercerita sambil duduk bersila, ada yang sesekali memukul
Gendang Kecil untuk memberikan aksentuasi jalan cerita.

D.3. RANCAG

SENI BUDAYA BETAWI Page 38


Kata Rancag artinya “Dengan Pantun”, cerita yang dibawakan dengan
dipantunkan disebut Cerita Rancangan atau Rancag,berbentuk pantun berkait.
Pantun dalam Rancag disusun secara improvisasi dengan mengikuti alur cerita yang
sudah tetap. Rancag biasanya diiringi dengan Orkes Gambang Kromong yang biasa
disebut Gambang Rancag.

E. TEATER
Teater tradisional Betawi merupakan pertunjukan yang membawakan lakon
atau cerita, baik dengan atau tanpa tutur kata. Ondel-ondel dan Gembokan termasuk
teater tanpa tutur kata. Sementara teater dengan tutur kata bias dibedakan antara
teater atau lakon yang ceritanya dituturkan oleh seorang yang lebih penutur, seperti
Sahibul Hikayat dan teater yang ceritanya dimainkan oleh sejumlah pemain atau
boneka seperti Wayang dan Lenong.

E.1. ONDEL-ONDEL

Ondel-ondel berbentuk boneka besar dengan kerangka anyaman bambu,


mukanya berbentuk Topeng atau Kedok dengan mata melotot dan rambutnya diberi
hiasan kembang kelapa, Ondel-ondel laki-laki dengan wajah merah,kumis,jenggot
dan beralis tebal , perempuan dengan wajah putih,bergincu, berbulu mata lentik dan
beralis lancip. Pakaian Ondel-ondel laki-laki biasanya warna gelap dan perempuan
berwarna cerah. Musik pengiringnya bisa dengan Tanjidor atau dengan Rebana
Ketimpring.

E.2. GEMBLOKAN

Gemblokan berbentuk boneka yang unik terbuat dari kain diisi bantal dan
kapuk,ijuk serta berukuran besar seperti Ondel-ondel.Musik pengiring Gemblokan
tidak tentu ada yang menggunakan Gendang Kecil, Terompet, Bended an
Kempul.Gemblokan biasa digunakan untuk memeriahkan arak-arakan pada aneka
perayaan, seperti pesta tuju belasan,ulang tahun Jakarta dan lain-lain. Gemblokan
juga biasa digunakan untuk ngamen dari rumah ke rumah terutama pada saat tahun
baru Imlek dan Masehi.

SENI BUDAYA BETAWI Page 39


E.3. GAMBANG RANCAG

Pergelaran Gambang Rancag dilakukan dua orang atau lebih juru rancag yang
menceritakan dengan atau dinyanyikan diiringi Orkes Gambang Kromong. Cerita
yang dibawakan biasa mengenai peristiwa yang mengesankan bagi warga kota
seperti, Si Pitung,Delep dan lain-lain, Gambang Rancag biasanya memeriahkan pesta-
pesta dan berlangsung tanpa panggung.

E.4. WAYANG KULIT

Berbeda dari Wayang Kulit yang berkembang di Jawa, Wayang Kulit Betawi
menonjolkan sifat kejelataannya, sederhana, polos, dengan keakraban komunikasi
timbale balik antara penonton dengan dalangnya. Alat music pengiringnya adalah
Gendang, Terompet, Dua buah Saron, Kromong, Kedemung, Kecrek, Kempul dan
Gong.

E.5. WAYANG GOLEK

Wayang Golek Betawi ada dua macam, pertama sama dengan Wayang Golek
Sunda baik bentuk maupun cara pergelarannya hanya saja bahasa pengantarnya
Bahasa Melayu dialek Betawi, kedua jenis Wayang Golek yang agak berbeda yang
terdapat diCireundeu, Ciputat,Tanggerang yang pendukungnya disebut pula “Golek”
atau “Golek Ciputat” yang menceritakan kisah-kisah yang terjadi atau dikarang
sebagaimana terjadi dalam masyarakat pendukungnya.

E.6. TOPENG

Topeng Betawi berkembang di wilayah Betawi pinggiran, Topeng bisa bermain


ditempat terbuka atau di atas panggung, untuk kepentingan “ngamen” Topeng biasa
main tanpa panggung alias di tempat terbuka.Ketika ditanggap untukmemeriahkan
pesta pernikahan,sunatan biasanya Topeng bermain di bawah naungan semacam
panggung yang disebut “ Tetarub “.

SENI BUDAYA BETAWI Page 40


E.7. LENONG

Lenong merupakan salah satu bentuk teater peran di Betawi yang mulai
berkembang di akhir abad ke-19, music penggiring lenong adalah Gambang Kromong
yang memperlihatkan pengaruh luar yang dikembangkan oleh masyarakat Cina
peranakan. Terutama dengan adanya instrument rebab berdawai seperti
Tehyan,Kongahyan dan Sukong. Pertunjukan Lenong dibagi atas tiga bagian, bagian
pertama pembukaan dimainkan lagu-lagu berirama Mars (instrument untuk
mengundang penonton datang), bagian kedua memainkan lagu hiburan (lagu Dalem
dan Lagu Sayur) , bagian ketiga memainkan cerita-cerita dari kehidupan sehari-hari.

Lenong terbagi dua Lenong Denes dan Lenong Preman, Lenong denes dianggap
sebagai perkembangan dari beberapa bentuk teater rakyat Betawi yang dewasa ini
sudah punah, Lenong Denes menceritakan cerita-cerita kerajaan. Lenong Preman
membawakan cerita-cerita dari kehidupan sehari-hari.

E.8. JIPENG

Kata “Jipeng” merupakan akronim dari “Tanji” dan “Topeng”, dengan kata lain
Jipeng adalah Topeng dengan iringan Orkes Tanjidor.

E.9. JINONG

Kata “Jinong” merupakan akronim dari “Tanji” dan “Lenong”, Yakni pertunjukan
Lenong Preman dengan iringan music Tanjidor.

E.10. BLANTEK

Blantek awalnya diakui sebagai Teater Topeng tingkat pemula, pada


perkembangannya Blantek memiliki identitas sendiri, music pengiringnya Rebana
Biang.

E.11. TONIL SAMRAH

SENI BUDAYA BETAWI Page 41


Tonil Samrah merupakan pengembangan dari Teater Bangsawan dan Komedi
Stambul, Tonil Samrah termasuk kesenian yang lengkap ada
music,pantun,tari,lawak dan lakon.

F. SENI RUPA

F.I. ARSITEKTUR BETAWI

Rumah Adat Betawi

Secara keseluruhan rumah-rumah di Betawi berstruktur rangka kayu, beralas


tanah yang diberi lantai tegel atau semen (Rumah Depok). Berdasarkan bentuk dan
struktur atapnya, rumah tradisional Betawi secara garis besarnya dapat dibagi menjadi
tiga macam yaitu potongan gudang, potongan joglo (limasan) dan potongan bapang atau
kebaya. Masing-masing potongan atau bentuk itu berkaitan erat dengan pembagian
denahnya.

Secara umum rumah Betawi memiliki serambi bagian depan yang terbuka.
Serambi bagian depan ini ada yang menyebutnya sebagai 'langkan'. Di serambi, jika
tidak berkolong, terdapat bale, semacam balai-balai yang kakinya dipancangkan di
tanah. Di bagian kanan dan kiri serambi terdapat jendela tanpa daun dan kadang-
kadang di bagian atas jendela melengkung menyerupai kubah masjid. Bahan-bahan
yang dipergunakan untuk membangun rumah adalah kayu sawo, kayu kecapi, bambu,
ijuk, rumbia, genteng, kapur, pasir, semen, ter, plitur, dan batu untuk pondasi tiang. Dan
sebagai pengisi sebagian besar digunakan kayu nangka atau bambu bagi orang-orang
yang tinggal di daerah pesisir. Ada juga orang yang sudah menggunakan dinding
setengah tembok sebagai pengisi. Penggunaan tembok seperti ini adalah pengaruh dari
Belanda.

Di wilayah Betawi terdapat rumah tradisional yang berkolong tinggi, seperti


rumah Si Pitung di Marunda. Atapnya ada yang berbentuk bapang, joglo, dan lain
sebagainya. Di daerah pinggiran seperti di Kalisari, Pasar Rebo, Jakarta Timur masih
dapat dijumpai rumah-rumah berkolong, tetapi tidak terlalu tinggi seperti rumah Si

SENI BUDAYA BETAWI Page 42


Pitung. Rumah-rumah yang merupakan peralihan dari rumah berkolong ke rumah
tanpa kolong terdapat di daerah Pondok Rangon, Keranggan, danTipar. Lebar kolong
kurang lebih 20-30 cm.

Rumah tanpa kolong ada yang berlantai tanah, tembok, ubin dan batu pipih atau
semen. Pada rumah yang beralas tanah, pengaruh Belanda dapat dilihat dari
penggunaan Rorag (terbuat dari bata) sebagai penghubung antara struktur tegak (baik
setengah tembok maupun dinding kayu/bambu) dengan lantai. Pada rumah panggung
penggunaan alas untuk lantai adalah papan yang dilapisi anyaman kulit bambu. Pada
rumah panggung penggunaan alas untuk lantai adalah papan yang dilapisi anyaman
kulit bambu. Pada rumah yang bukan panggung dipergunakan tanah sebagai lantai atau
menggunakan ubin tembikar (pada orang kaya setempat), kemudian pada
perkembangannya dipergunakan ubin semen. Penggunaan ubin tembikar dan semen ini
merupakan pengaruh Belanda. Rumah petani yang berkecukupan biasanya terdiri dari
tiga bagian, yaitu bagian inti disebut Paseban atau Belandongan atau dapur.

Struktur atap bangunan tradisional Betawi memiliki variasi-variasi yang


dipengaruhi oleh unsur-unsur dari luar. Sebagai contoh sekor untuk penahan dak
(markis) dan struktur overstek atau penanggap. Untuk sekor penahan dak selain
terbuat dari kayu, ada pula yang terbuat dari logam yang menunjukkan pengaruh Eropa.
Juga untuk siku penanggap selain kedua variasi dilihat dari aspek penggunaan bahan,
kita juga melihat adanya pengaruh Cina seperti adanya konstruksi Tou-Kung,
khususnya pada rumah-rumah tradisional Betawi di Angke.

Bangunan inti berfungsi sebagai tempat tidur keluarga dan letaknya biasanya
berseberangan. Pada rumah tradisional Betawi, di samping jendelanya berdaun biasa,
juga diberi bahan yang kuat seperti batang kelapa atau aren yang sudah tua. Jendela
yang ada di sebelah kanan dan kiri pintu yang menghadap ke paseban atau langkan ada
yang dibuat sedemikian rupa sehingga dapat digeser-geser, membuka, dan menutup.
Jendela seperti itu disebut jendela bujang atau jendela intip. Selain berfungsi sebagai
ventilasi dan jalan cahaya, jendela juga berfungsi sebagai tempat pertemuan perawan
yang punya rumah dengan pemuda yang datang pada malam hari. Si gadis ada di
sebelah dalam, sedangkan si pemuda ada di luar, dibatasi jendela berjeruji. Sebelum

SENI BUDAYA BETAWI Page 43


sampai pada taraf 'ngelancong' yang agak intim, anak perawan yang bersangkutan
cukup mengintip dari celah-celahnya.

Pada rumah tradisional Betawi tidak dikenal adanya pembagian ruang berdasar
jenis kelamin, namun lebih banyak ditentukan berdasar tuntutan praktis. Rumah
tradisional Betawi ditinjau dari tata letak dan fungsinya, cenderung bersifat simetris,
hal ini dapat dilihat dari letak pintu masuk dan pintu belakang yang sejajar dan
membentuk garis lurus.

Arsitektur Rumah Betawi: Bentuk tradisional rumah Betawi dengan sifat lebih
terbuka dalam menerima pengaruh dari luar. Hal ini bisa dilihat dari pola tapak, pola
tata ruang dalam, sistem stuktur dan bentuk serta detail dan ragam hiasnya. Rumah
tradisional Betawi tidak memiliki arah mata angin, ke mana rumah harus menghadap
dan juga tidak ada bangunan atau ruang tertentu yang menjadi orientasi/pusat
perkampungan. Pada pemukiman Betawi, orientasi atau arah mata angin rumah dan
pekarangan lebih ditentukan oleh alasan praktis seperti aksesibilitas pekarangan
(kemudahan mencapai jalan) juga tergantung pada kebutuhan pemilik rumah. Di atas
tapak rumah (pekarangan rumah) selain didirikan beberapa rumah tinggal (karena
adanya pewarisan atau dibeli orang untuk dibangun rumah) juga dibangun fungsi-
fungsi lain seperti kuburan, lapangan badminton, dsb. Di daerah pesisir, kelampok-
kelompok rumah umumnya menghadap ke darat dan membelakangi muara sungai.
Namun tidak tampak perencanaan tertentu atau keseragaman dalam mengikuti arah
mata angin atau orientasi tertentu.

Berdasarkan tata ruang dan bentuk bangunannya, arsitektur rumah tradisional


Betawi, khususnya di Jakarta Selatan dan Timur, dapat dikelompokkan ke dalam 3 jenis:
(1) Rumah Gudang; (2) Rumah Joglo; (3) Rumah Bapang/Kebaya. Tata letak ketiga
rumah itu hampir sama, terdiri dari ruang depan (serambi depan), ruang tengah (ruang
dalam), dan ruang belakang. Pada rumah gudang, ruang belakang secara abstrak
berbaur dengan ruang tengah dari rumah sehingga terkesan hanya terbagi dalam dua
ruang, ruang depan dan tengah. Dahulu ruang depan berisi balai-balai sedang sekarang
umumnya diganti kursi dan meja tamu.  Ruang tengah merupakan bagian pokok rumah
Betawi yang berisi kamar tidur, kamar makan, dan pendaringan (untuk menyimpan

SENI BUDAYA BETAWI Page 44


barang-barang keluarga, benih padi dan beras). Kamar tidur ada yang berbentuk kamar
yang tertutup tetapi juga ada kamar tidur terbuka (tanpa dinding pembatas) yang
bercampur fungsi menjadi kamar makan. Kamar tidur terdepan biasanya
diperuntukkan anak perempuan si empunya rumah. Sedang anak laki-laki biasanya
tidur di balai-balai serambi depan atau di masjid. Sedang ruang belakang digunakan
untuk memasak dan menyimpan alat-alat pertanian juga kayu bakar.

Organisasi ruang dan aktivitas dalam rumah tradisional Betawi sebenarnya relatif
sederhana. Tidak ada definisi fungsi ruang berdasarkan jenis kelamin. Kalaupun rumah
dibagi dalam tiga kelompok ruang yang pada rumah Jawa dan Sunda menyimbolkan
sifat laki-laki, netral, dan wanita, pada rumah Betawi hal itu terjadi karena tuntutan-
tuntutan kepraktisan saja. Tata letak ruang rumah tradisional Betawi cenderung
bersifat simetris. Dilihat dari letak pintu masuk ke ruang lain dan letak jendela jendela
depan yang membentuk garis sumbu abstrak dari depan ke belakang. Kesan simetris
bertambah kuat karena ruang depan dan belakang dimulai dari pinggir kiri ke kanan
tanpa pembagian ruang lagi. Selain itu rumah tradisional Betawi juga menganut dua
konsep ruang, yang bersifat abstrak dan kongkrit. Konsep ini diterapkan pada jenis
kamar tidur yang tertutup dan terbuka.

Ragam Hias Rumah Betawi: Ragam hias pada rumah-rumah Betawi berbentuk
sederhana dengan motif-motif geometris seperti titik, segi empat, belah ketupat, segi
tiga, lengkung, setengah bulatan, bulatan, dsb. Ragam bias biasanya diletakkan pada
lubang angin, kusen, daun pintu danjendela, dan tiang yang tidak tertutup dinding
seperti tiang langkan, dinding ruang depan, listplank, garde (batas ruang tengah dengan
ruang depan), tangan-tangan (skur), dan teras yang dibatasi langkan terbuat dari batu-
batu atau jaro, yaitu pagar yang dibuat dari bambu atau kayu yang dibentuk secara
ornamentik. Merupakan salah satu ungkapan arsitektural yang paling penting pada
arsitektur rumah tinggal Betawi. Ragam hias ditemukan pada unsur-unsur dan
hubungan-hubungan stuktur atau konstruksi seperti sekor, siku penanggap, tiang atau
hubungan antara tiang dengan batu kosta. Konstruksi tou-kung diadaptasi dari
arsitektur Cina dan diterapkan pada siku penanggap. Bukan saja merupakan prinsip
konstruksi tetapi juga merupakan sentuhan dekoratif. Tiang-tiang bangunan jarang
dibiarkan polos bujur sangkar menurut irisannya tetapi diberi sentuhan akhir pada

SENI BUDAYA BETAWI Page 45


sudutnya juga detail-detail ujung bawah (berhubungan dengan batu kosta) maupun
ujung atas (berhubungan dengan penglari dan pengeret) dari tiang.

Dari Belanda dan Eropa dikenalkan skor besi cor yang cenderung mengadaptasi
bentuk-bentuk dari Eropa (art-deeo, art-noveau, dsb). Namun ragam hias lebih banyak
digunakan pada unsur-unsur bangunan yang bersifat non struktural seperti pada
listplank, pintu, langkan (pagar pada rumah), jendela, garde (bentuk relung yang
menghubungkan ruang
depan dengan ruang tengah), sisirgantung (bidang yang terbuat dari papan yang
menggantung di bagian depan rumah), dsb. Pengerjaan ragam hiasnya lebih teliti dan
bervariasi. Khusus pemasangan pada garde dan sisir gantung dilakukan sendiri
sehingga sering disebut elemen estetis yang utuh. Berdasarkan pola visual yang
ditemukan pada rumah Betawi, ragam hias mempunyai nama-nama: Pucuk Rembung,
Cempaka, Swastika, Matahari, Kipas, Jambu Mede, Delima Flora, dan Gigi Balang.

Pantangan Dalam Pendirian Rumah: Kepercayaan mengenai larangan dan aturan


yang harus dipatuhi saat pembangunan rumah. Bertujuan supaya penghuni rumah
mendapatkan keselamatan di tempat tinggalnya dan mendapatkan hal-hal yang baik
dalam hidupnya. Beberapa pantangan dan aturan dalam penggunaan bahan bangunan:
Kayu nangka tidak boleh dibuat trampa atau drampol, yaitu bagian bawah kusen pintu.
Sebab ada kepercayaan bahwa orang yang berani melangkahi kayu nangka bisa terkena
penyakit kuning. Kayu cempaka dibuat untuk kusen pintu bagian atas supaya harum.
Ada kepercayaan bahwa penggunaan kayu cempaka akan membuat penghuni rumah
selalu baik-baik dan disenangi tetangga. Kayu asem tidak boleh dipakai untuk bahan
bangunan rumah
karena akan menganggu hubungan dengan tetangga.

Ada pula pantangan untuk membuat atap rumah dari tanah karena tanah
tempatnya di bawah. Jadi kalau ditempatkan di atas atap berarti penghuni rumah
terkubur tanah. Pemilik rumah juga dilarang untuk menempati bangunan yang belum
dipasangi jendela dan pintu.

SENI BUDAYA BETAWI Page 46


Dalam menentukan tempat untuk mendirikan rumah ada beberapa ketentuan
yang bersifat umum, yaitu (1) tidak boleh mendirikan rumah di atas tanah yang
dikeramatkan; (2) tempat rumah untuk anak yang berkeluarga harus berada di sebelah
kiri orang tua karena kalau menantunya mendirikan rumah di sebelah kanan orang tua
bakal "tidak kuat", artinya keluarga anak tersebut akan sakit-sakitan atau susah rejeki.

Joglo, Rumah

Disebut juga potongan joglo, salah satu model rumah Betawi, berdenah bujur
sangkar. Bagian rumah yang menjadi potongan joglo adalah bagian dari empat persegi
panjang yang garis panjangnya terdapat di kanan kiri ruang depan. Atap bagian depan
merupakan kelanjutan dari atap joglo. Bentuk bangunan ini banyak dipengaruhi oleh
arsitektur rumah Jawa. Perbedaannya pada joglo rumah tradisional Jawa tiang-tiang
utama penopang atap merupakan unsur yang mengarahkan pembagian ruang pada
denah, sedangkan pada joglo Betawi, pembagian itu tidak nampak jelas. Tetapi integrasi
antara denah, tiang penopang struktur atap tidak begitu nyata seperti pada rumah joglo
yang asli. Pada rumah Betawi, tiang utama penopang struktur atap bukan unsur utama
yang mengarahkan pembagian ruang pada denah.

Struktur atap rumah joglo Jawa disusun dengan sistem temu gelang atau payung,
sedangkan pada rumah joglo Betawi, disusun dengan kuda-kuda. Sistemnya
menggunakan kuda-kuda Timur yang tidak mengenal batang-batang diagonal seperti
yang ada pada sistem kuda-kuda barat yang diperkenalkan oleh Belanda. Perbedaan
antara rumah joglo dengan rumah gudang adalah pada rumah potongan joglo pada
umumnya tidak dilengkapi dengan batang-batang diagonal. Rumah joglo Betawi
berbentuk bujur sangkar. Tetapi bagian yang sebenarnya membentuk rumah Joglo
adalah suatu bagian empat persegi panjang yang salah satu garis panjangnya terdapat
dari kiri ke kanan ruang depan. Tetapi ada sepenggal bagian depan dari ruang depan
yang atapnya berupa terusan (Sunda: sorondoy) dari atap Joglo. Sehingga sepenggal
ruang depan yang diatapi sorondoy dan bagian utama rumah yang diatapi Joglo
menghasilkan denah berbentuk bujur sangkar.

SENI BUDAYA BETAWI Page 47


Rumah Tradisional Betawi

Rumah Tradisional Betawi


Rumah adat / Rumah Tradisional Betawi pada umumnya terbuat dari kayu dan
bambu mulai struktur rangka sampai keseluruhan bangunan kecuali atab dan lantai.

Secara umum rumah Betawi memiliki serambi pada bagian depan tanpa dinding alias
terbuka dan mempunyai sebutan langkan. Pada serambi biasanya terdapat bale tempat
santai penghuni rumah, Material kayu yang di gunakan untuk membangun rumah
tradisional Betawi biasanya menggunakan kayu sawo, kayu kecapi, bambu, ijuk, rumbia,
genteng, kapur, pasir, semen, ter, plitur, dan batu untuk pondasi tiang. Dan bagian
dinding mengunakan papan terbuat dari kayu nangka atau anyaman bambu atau biasa
di sebut gedek, Untuk daerah bagian pesisir rumah mereka berdinding tembok ini
terpengaruh oleh bangunan arsitektur Belanda.

SENI BUDAYA BETAWI Page 48


Rumah si Pitung, memiliki gaya ornamen China

Rumah tradisional Betawi ada yang berkolong tinggi (rumah panggung), seperti rumah
Si Pitung di Marunda. Atapnya ada yang berbentuk bapang, joglo, dan lain sebagainya.
Di daerah pinggiran seperti di Kalisari, Pasar Rebo, Jakarta Timur masih bisa kita
jumpai rumah-rumah berkolong pendek sekitar 20 sampai 30 cm dari permukaan
tanah. Rumah-rumah berkolong rendah ini merupakan peralihan dari rumah panggung
ke rumah biasa / tanpa kolong dapat kita jumpai di daerah Pondok Rangon, Keranggan,
dan Tipar.

Rumah tanpa kolong banyak terpengaruh oleh bangunan arsitektur Belanda rumah ini
berlantai tanah, berdinding tembok (batu bata), berlantai ubin, batu pipih atau semen.
Pada rumah panggung penggunaan material kayu lebih dominan dinding terbuat dari
papan kayu Nangka alas untuk lantai adalah papan yang dilapisi anyaman kulit bambu.

Rumah tradisional Betawi pada umumnya terdiri dari tiga bagian, serambi disebut
langkan tempat bersantai dan menerima tamu ruang tengah atau ruang inti terdapat
kamar tidur penghuni rumah dan ruang makan biasa disebut Paseban berikutnya
ruang belakang atau dapur disebut Belandongan. Rumah tradisional Betawi mempunyai
halaman yang luas mengelilingi rumah dan dikelilingi pagar si sisi terluarnya sebagai pembatas.

SENI BUDAYA BETAWI Page 49


Rumah tradisional Betawi ditinjau dari tata letak dan fungsinya, cenderung bersifat simetris, hal ini
dapat dilihat dari letak pintu masuk dan pintu belakang yang sejajar dan membentuk garis lurus.

Denah Rumah Gudang Betawi

Denah Rumah Bapang Betawi

SENI BUDAYA BETAWI Page 50


Denah Rumah Joglo Betawi

Rumah Bapang Betawi

SENI BUDAYA BETAWI Page 51


Rumah Gudang Betawi

Rumah Kebaya Betawi

Rumah Joglo Betawi

Berdasarkan bentuk dan struktur atapnya, rumah tradisional Betawi terbagi menjadi 4
jenis:
1. Rumah Gudang, rumah tradisional betawi ini berdiri di atas tanah yang
berbentuk persegi panjang, rumahnya memanjang depan ke belakang. Atap
rumahnya tampak seperti pelana kuda atau perisai, dan di bagian muka rumah
terdapat atap kecil. 
2. Rumah Bapang, ciri khas rumah ini mempunyai serambi yang cukup luas dan
berfungsi sebagai ruang tamu dan bale tempat santai untuk pemilik rumah,
ruang semi terbuka hanya di batasi pagar setinggi 80 cm dan biasanya lantainya
lebih tinggi dari permukaan tanah dan terdapat tangga terbuat dari batubata di

SENI BUDAYA BETAWI Page 52


semen paling banyak 3 anak tangga sabagai jalan masuk menuju rumah. Rumah
bapang berbentuk sederhana kotak atau bujursangkar sama sisi.

3. Rumah Kebaya, ciri khas rumah pada bentuk atapnya mempunyai beberapa
pasang atap, yang apabila dilihat dari samping berlipat-lipat seperti lipatan
kebaya. Mempunyai serambi yang cukup luas sama seperti rumah bapang.

4. Rumah Joglo / Limasan, berdenah bujur sangkar. Bentuk bangunan ini banyak
dipengaruhi oleh arsitektur rumah Jawa. Perbedaannya pada joglo rumah
tradisional Jawa terdapat soko guru / tiang-tiang utama penopang atap
merupakan unsur yang mengarahkan pembagian ruang pada denah, sedangkan
pada joglo Betawi tidak terdapat soko guru dan pembagian ruang tidak nampak
jelas, tiang penopang struktur atap tidak begitu nyata seperti pada rumah joglo
yang asli. Pada rumah Betawi, tiang utama penopang struktur atap bukan unsur
utama yang mengarahkan pembagian ruang pada denah.

Ragam Hias rumah tradisional Betawi berbentuk sederhana berupa ukiran pada kayu
dengan motif-motif geometris seperti titik, segi empat, belah ketupat, segi tiga,
lengkung, setengah lingkaran, lingkaran dan biasanya diterapkan pada lubang angin,
kusen, daun pintu, jendela, tiang, dinding ruang depan, listplank, garde (pembatas ruang
tengah dengan ruang depan) dan pagar pada serambi yang dibuat dari bambu atau kayu
yang dibentuk secara ornamentik. Dekorasi merupakan salah satu unsur arsitektural
yang paling penting pada arsitektur rumah tinggal Betawi.
Berdasarkan pola visual yang ditemukan pada rumah Betawi, ragam hias tersebut
mempunyai nama sesuai tempat hiasan itu di terapkan seperti Pucuk Rembung,
Cempaka, Swastika, Matahari, Kipas, Jambu Mede, Delima Flora, dan Gigi Balang.

Keunikan dan ciri khas dari rumah betawi terletak pada lisplank rumah tersebut,
terdapat hiasan terbuat dari material kayu papan yang diukir dengan ornamen segitiga
berjajar yang diberi nama gigi balang. Dinding bagian depan dari rumah ini biasanya
bersistem knock down atau bisa di bongkar pasang berguna jika pemilik rumah
menyelenggarakan hajatan dan membutuhkan ruangan yang lebih luas.

SENI BUDAYA BETAWI Page 53


ELEMEN DAN FUNGSI DARI RUMAH TRADISONAL BETAWI
1. UMPAK BATU alas tempat didirikannya tiang sebuah rumah terbuat dari batu.
2. PAPAN NOK , kayu penghubung antara kuda-kuda dan under.
3. DAMPAR PINTU, bagian bawah rumah
4. DAKA, kayu kaso didinding rumah.
5. BATUR/BATURAN, denah temapt didirikannya rumah.
6. PENGERET, kayu yang menjadi dasar bagian muka bumbung.
7. GEJOGAN, lantai halamn dalam rumah/beranda

ORNAMAEN TRADISIONAL BETAWI


ORNAMEN YANG DOMINAN DIGUNAKAN DALAM BANGUNAN ARSITEKTUR
TRADISIONAL BETAWI MELIPUTI:
A. BAGIAN KAKI, terdiri dari :
1. PONDASI
2. LANTAI
B. BAGIAN BADAN
1. DINDING
2. TIANG
3. PINTU DAN JENDELA

C. BAGIAN KEPALA
1. LISPLANK
2. ATAP

SENI BUDAYA BETAWI Page 54


F.2 SEJARAH BATIK

Seni batik merupakan salah satu kesenian khas Indonesia yang telah ada
sejak berabad abad hidup dan berkembang sehingga merupakan salah satu bukti
peninggalan sejarah budaya bangsa Indonesia, sehingga menjadi turun temurun
secara tradisi dan berkembang di masyarakat.Asal usul seni batik menurut
pengarang pengarang asing sampai abad ke XX,ada yang berpendapat bahwa
seni batik berasal dari luar Indonesia, yaitu dibawa oleh para pendatang dari
negara India Selatan.Bahkan sebelum datangnya pengaruh kebudayaan Hindu di
Nusantara, bersumber dari kebudayaan Mesir dan Persia Kuno

SENI BUDAYA BETAWI Page 55


Batik Indonesia sudah dikenal luas di dunia dan merupakan karya
nusantara yang menjadi tradisi sejak ratusan tahun yang lalu. Hal ini didasarkan
pada bukti-bukti bahwa seni batik itu berasal dari daya cipta penduduk di
kepulauan nusantara. Dari penelusuran sejarah nusantara terdapat bukti bahwa
dasar-dasar teknik batik yaitu menutup bagian-bagian kain atau bahan yang
tidak akan diberi warna, tidak hanya terdapat di kepulauan Jawa dan Madura
atau di daerah lain yang dianggap mendapat pengaruh kebudayaan Hindu saja.
Namun juga ditemukannya teknik-teknik “penutupan” di daerah Toraja, Flores,
Halmahera, bahkan di Irian ( Papua ).
Dalam pemberian pewarnaan dalam pencelupan sudah terkenal lama,
yaitu dengan menggunakan zat warna untuk pewarnaan dari tumbuh-tumbuhan
yang berasal dari dari berbagai pulau nusantara.yakni daun tarum disebut juga
zat warna indigo, tom atau nila yang menghasilkan warna biru. Pada zaman
kerajaan Tarumanegara pada abad V Masehi memberikan petunjuk dengan
adanya pewarnaan dengan akar mengkudu (Morindacitripolia) untuk
menghasilkan warna merah, dimana di negara india tidak bisa mendapatkan
warna merah .Selain itu warna dari kayu dan kulit kayu-kayuan menghasilkan
warna coklat yang disebut nama soga (Pelthophorum Ferugineum Benth).

1. PENGERTIAN BATIK

Batik adalah berupa kain putih yang ragam hiasnya dibuat dengan
mempergunakan malam sebagai bahan perintang warna, sehingga warna tidak
mengenai bagian kain yang tertutup malam pada waktu pewarnaan (pencelupan
warna)
Membuat batik pada dasarnya sama dengan melukis di atas sehelai kain
putih. Sebagai alat melukisnya dipakai canting, dan sebagai bahan melukisnya
dipakai cairan malam atau lilin. Prinsip utama dalam proses membatik, yaitu tutup
celup. Bagian tertentu pada kain ditutup dengan bahan lilin ( malam ) Setelah kain
dibatik dan diberi warna, kemudian lilin dihilangkan ( dilorod ), maka bagian yang
tertutup lilin atau malam akan tetap putih tidak menyerap warna.

SENI BUDAYA BETAWI Page 56


2. CARA MEMBATIK

Inti cara membatik ialah “cara penutupan”, yaitu menutupi bagian kain
atau bahan dasar yang tidak akan diberi warna dengan bahan penutup,
menggunakan lilin ( malam ). Permulaannya lilin diteteskan pada kain, oleh karena
itu ada faham yang mengembalikan arti kata batik pada suku kata “tik” yang berarti
titik atau tetes.

Bahan utama untuk teknik membatik adalah kain serta putih, baik yang
halus atau pun yang kasar, dan lilin sebagai bahan penutup serta zat warna. Kualitas
kain putih, akan sangat mempengaruhi hasil pada seni batik. Tingkat kehalusan
kain putih yang diimpor dari luar negeri merupakan salah satu hal yang membuat
bertambah tingginya seni batik. Jadi makin halus kain putih yang digunakan, maka
hasil pembatikan akan semakin bagus. Makin jelas terlihat pola-pola serta
pembagian warna-warnanya.

Lilin penutup hanya dapat dituliskan dalam bentuk cair, oleh karena itu
pembatik harus memanaskan lilinnya dalam sebuah wajan kecil yang di taruh di
atas api dalam sebuah alat yang disebut anglo. Suhu lilin haruslah tepat, tidak boleh
terlalu panas atau terlalu dingin. Apabila terlalu panas lilin akan jauh meresap ke
dalam kain, sehingga nanti sukar untuk dibuang, sedangkan kalo tidak cukup
panasnya, akan terlalu kental sehingga sukar keluar dari alat penulis. Oleh karena
itu kita lihat pembatik sering mengangkat wajannya dari api untuk melihat apakah
lilinnya sudah terlalu panas.

Lilin cair dituliskan pada kain putih menggunakan suatu alat yang
menjadi ciri khas seni batik tuls, yaitu canting. Canting terbuat dari bambu dan
tembaga. Gagang atau tempat memegang terbuat dari bambu, sedangkan bagian
kepalanya terbuat dari tembaga, digunakan untuk menyendok mencucurkan lilin.
Mulut canting berupa pembuluh bengkok yang besarnya berbeda-beda dan dari
mulut ini melelehkan cairan lilin, dapat diumpamakan dengan sebuah pulpen. Kain
putih yang dilampirkan pada sebuah gawanganbambuatau kayu dipegang dengan
tangan kiri sebagai tatakan, sedangkan tangan kanan memegang canting.

SENI BUDAYA BETAWI Page 57


Pemakaian zat warna kimia yang biasa dipakai sekarang ini sebenarnya tidak
merubah urutan tahap pengerjaan, hanya mempersingkat waktu pengerjaan.

3. TAHAPAN dalam PROSES MEMBATIK

3.1 Pengolahan persiapan kain putih

Pengolahan persiapan kain putih dilakukan agar lilin mudah melekat dan
tidak mudah rusak sewaktu mencelup, dan di samping itu juga zat-zat warna
mudah meresap. Pada zaman dahulu, bahan tumbuh-tumbuhan merupakan satu-
satu nya sumber pengolahan persiapan yang utama, walopun zat-zat tersebut
meresapnya lambat. Pengolahan ini terdiri atas mencuci kain putih yang telah
dipotong-potong dengan air bersih, supaya hilang kanji perekatnya, kemudian
diremas serta direndam dalam minyak jarak ( Ricinus Communis ) atau kacang
( Arachis hypogala ). Ini dinamakan ngetel atau nglyor. Untuk menghilangkan
kelebihan minyak, maka kain direndam dalam air saringan abu merang. Menurut
cara modern, merang ini diganti dengan larutan soda, yang dapat mempercepat
waktu dan lebih mudah dipakai. Pada mulanya diseling-seling dengan
penjemuran di panas matahari, sehingga makan waktu berhari-hari. Kain putih
yang telah mendapat pengolahan ini kemudian dilicinkan dengan menaruhnya di
atas sebilah kayu dan dipukul-pukul menggunakan pemukul kayu ( ngemplong ).
Dengan demikian kain siap untuk menjalani tahap selanjutnya.

3.2 Menggambar Pola/Desain

Menggambar desain ( nyorek ) atau gambaran pertama dengan lilin cair di atas
kain. Pertama-tama lilin cair disendok dari wajan menggunakan canting lalu
mulai membuat garis-garis atau titik-titik sesuai dengan pola yang dikehendaki,
dengan posisi canting harus tepat, tidak boleh terlalu miring atau terlalu tegak.
Canting mengikuti pola-pola yang telah digambar terlebih dahulu oleh
seorang tukang pola, atau apabila mahir langsung menggambar di luar kepala.

SENI BUDAYA BETAWI Page 58


Gambaran lilin ini kemudian diteruskan pada belahan yang kemudian akan
menjadi bagian dalam kain batik, oleh karena itu nama pekerjaan ini adalah
nerusi . itu sebabnya pula mengapa bahan kain putih tidak boleh terlalu tebal,
karena jika terlalu tebal akan menyukarkan pekerjaan meneruskan gambaran
pertama itu.

3.3 Nembok
Nembokadalah pekerjaan menutupi bagian-bagian yang tidak
boleh kena warna dasar. Bagian kain yang tidak boleh terkena warna dasar,
dalam hal ini warna biru tua, ditutup dengan lapisan lilin yang seolah-olah
merupakan tembok penahan, itulah sebabnya pekerjaan ini dinamakan
menembok, dan juga dikerjakan pada bagian sebelah dalam kain. Penembokan
adalah tahap penting dalam pembuatan kain batikuntuk, karena apabila lapisan
kurang kuat, warna dapat menembus, dan akan merusak seluruh kain atau
warna yang telah direncanakan. Selesai menembok maka kain siap untuk tahap
yang berikut yaitu tahap pencelupan pertama mendapat warna dasar.

3.4 Pencelupan pertama


Pencelupan pertama dilakukan untuk mendapat warna dasar biru
disebut “medel”. Dahulu ketika pencelupan ini dilakukan semata-mata dengan zat
warna yang berasal dari tumbuh-tumbuhan yaitu indigo atau nila( Indigofera
Tinctoria L. ), pekerjaan ini memakan waktu berhari-hari, diselingi dengan
penjemuran di tempat yang teduh atau di angin-angin kan.
Berbagai macam bahan dimasukkan ke dalam jambangan celup, dari gula
kelapa, tape, pisang kelutuk sampai kepada potongan-potongan daging ayam.
Semuanya untuk menambah sinar serta gemilangnya warna biru nila atau indigo
yang sampai sekarang belum terkalahkan indahnya. Dewasa ini dengan
pemakaian zat warna kimia, telah banyak hilang sifat misterius pencelupan. Zat
warna kimia seperti napthol atau indigosol yang umum dipakai hanya memakan
beberapa menit untuk meresap. Walopun demikian untuk dapat menghasilkan
kain batik yang baik warnanya masih tetap diperlukan “tangan dingin” di
samping pengetahuan akan campuran kimia.

SENI BUDAYA BETAWI Page 59


3.5 Ngerok (nglorod)
Pekerjaan ini maksudnya untuk membuang lilin penutup dari bagian-
bagian yang nanti akan diberi warna sawo matang ( soga ). Caranya ialah dengan
memasukkan kain ke dalam air yang mendidih, sehingga lilin cair kembali atau
dengan jalan mengerik atau mengerok dengan alat cawuk yang terbuat dari plat
seng. Cara pembuatan lilin dengan memasukkan pengerikan mungkin tidak
selalu bersih dan teliti, sehingga mempengaruhi gambaran nanti setelah disoga.

F.3. 1 SEJARAH BATIK BETAWI

1. Sekilas Batik Betawi

Pelabuhan Sunda Kelapa Abad ke-12 M pada zaman kerajaan Pajajaran


merupakan pelabuhan Samudra tempat singgahnya kapal-kapal dagang dari
mancanegara. Kebudayaan Betawi sejak semula telah dipengaruhi secara kuat
oleh unsur unsur kebudayaan luar. Yang paling berpengaruh adalah Kebudayaan
Hindu, Cina, Arab dan Gujarat jugaParsi. Dengan datangnya Bangsa-bangsa
Eropah pada abad ke 16, pengaruh barat-pun menyusup pada kebudayaan
Betawi, seperti Portugis, Belanda, Inggris.Contoh Pengaruh kebudayaan Hindu
yang masih membekas pada kebudayaan Betawi adalah kepercayaan pada
kesaktian hewan misalnya macan, buaya, burung serak/gagak dan burung merak

Busana tradisional Betawi agaknya tidak dapat dilepaskan dari ulasan


tentang batik. Hal ini dikarenakan salah satu bagian dari busana tersebut berakar
dari kain batik. Sejarah batik sangat penting untuk memperoleh gambaran
tentang aneka motif yang kerap digunakan pada batik. Penelusuran ini juga
ditujukanuntuk mengetahui lebih jauh mengenai ragam hias asli yang ada. Serta
ragam hias yang muncul akibat pengaruh dari luar. Mengingat kawasan orang
Betawi paling banyak didatangi oleh berbagai bangsa dan suku bangsa sejak
masa lalu, maka terjadilah pengaruh luar terhadap batik Betawi tersebut.

SENI BUDAYA BETAWI Page 60


Batik yang disenangi di Betawi adalah batik pesisir, seperti Pekalongan,
Lasem, Cirebon, dengan warna-warna yang mencolok. Sementara motif-motif
yang disukai adalah jamblang, babaran kalengan, dan jelamprang. Motifnya
antara lain terdiri dari garis segitiga panjang melancip, ujungnya yang melancip
disambungkan dengan ujung segitiga lainnya. Jenis batik ini biasanya dipakai
oleh perempuan yang menghadiri pesta pernikahan atau para penari cokek. Jenis
batik ini juga disukai perempuan-perempuan Belanda di Batavia. Sebagaimana
masyarakat pesisir lainnya, perempuan . Betawi menyukai batik berwarna cerah
mencolok, bukan sogan, dengan kepala atau tumpal bermotif geometris, antara
lain berbentuk segitiga, yang dalam istilah setempat disebut sebai “mancungan”.
Di daerah pinggiran Jakarta motif seperti itu disebut “pucuk rebung”. Motif
burung phoenix ( finiks ) atau burung hong ( feng huang ) pada batik juga
banyak disenangi perempuan-perempuan Cina Betawi (encim). Burung phoenix (
finiks) memberikan kesan gemulai dan menambah wibawa bagi pemakainya.

Terlihat jelas bahwa pengaruh Cina pada batik pesisir sangat kuat, apalagi
jika dibandingkan dengan batik yang berasal dari kawasan pedalam Yogyakarta
dan Solo. Penggunaan berbagai macam flora maupun fauna yang umum
digunakan sebagai ragam hias Cina serta warna merah yang memperlihatkan
domonasi Cina. Dalam kebudayaan Cina, warna merah dianggap mempunyai arti
keberuntungan, sedangkan warna biru dan hitam menunjukan pemakainya
sedang berkabung. Demikian pula penggambaran fauna, seperti naga, burung,
singa, harimau, love bird, dan phoenix mengandung arti tertentu, sebagaimana
tampak pada pelukisan flora seperti buah persik, bambu, cemara, teratai, dan
lain sebagainya.

Sebagai contoh yang banyak digambarkan dalam batik ialah burung


phoenix atau disebut burung phuniks, hewan jenis unggas yang banyak
dilukiskan pada berbagai macam media tradisional Cina. Sebenarnya burung ini
bersifat mistik, dan dianggap raja segala burung. Keunikan dalam penggambaran
burung ini terlihat mulai dari kepalanya seperti burung pegar, bermakhkota
bebek mandarin, paruh seperti burung walet, berleher ular, berekor ikan dan
bersisik naga. Seringkali burung ini digambarkan sebagai gabungan burung

SENI BUDAYA BETAWI Page 61


merak, burung pegar, dengan tamabahan banyak warna. Kerap diartikan sebagai
pembawa simbol keberuntungan.

2.Suku/orang Betawi
Suku Betawi adalah hasil pembauran berbagai etnik yang datang dari
seluruh pelosok Indonesia dan bahkan antar bangsa yang prosesnya berbilang
ratusan tahun lalu. Dari proses itulah, lahirlah berbagai unsur budaya yang pada
gilirannya disebut dengan Unsur Budaya Betawi: Misalnya unsur
bahasa,kesenian,budaya, pakaian, makanan dan sebagainya.

F. Ragam Hias Motif dan Corak Kain Batik Traditional Batik


Batik merupakan salah satu warisan budaya asli Indonesia yang menjadi
indentitas bangsa dan harus dilestarikan. Melihat secara umum corak dan warna
batik betawi boleh dikatakan”norak” berwarna warni. Ini mengartikan bahwa
suku/orang betawi selalu menerima dari berbagai ragam budaya suku serta
agama yang mendiami daerahnya.
Jika ditinjau motif betawi cenderung mengarah ke flora dan Fauna. Untuk
flora bisa dilihat dari adanya tumbuhan sebagai corak/gaya naturalis, seperti
bunga matahari, melati, mawar, cempaka, teratai, bunga lili, bunga tanjung,
semanggi, kenanga, bunga lia atau bunga tapak darah, bunga tapak dewa,pucuk
rebung, jalaprang dan kacapiring.
Sementara untuk Fauna bisa dilihat dari adanya binatang/hewan, seperti
burung hong/merak (phoenix), elang bondol, kuda terbang(buraq), buaya dan
sebaghainya.Selain terdapat unsur flora dan fauna terdapat juga cora/gaya
bentuk lain: misalnya monas, ondel-ondel, buah kecapi,buah salak,
jengkol,jamblang dan sebagainya.

F.5 Filosofi dan makna motif Betawi


a. Motif flora

SENI BUDAYA BETAWI Page 62


1. Bunga matahari dan melati
=Melambangkan sinar
kehidupan dan Keramahan

2. Bunga Mawar = Melambangkan kebesaran

3. Bunga Cempaka = Melambangkan keagungan

4. Bunga kacapiring = Melambangkan keluwesan

5. Bunga teratai = Melambangkan mahkota

kemegahan

6. Buah delima =
Daya tarik banyak orang
yang menyenanginya motif
buah-buahan yang telah
disebutkan di atas
mengartikan bahwa kota
Jakarta merupakan “sentra”
buah dan sayur mayur ada di
Jakarta yaitu pasar induk
Kramat Jati

7. Bunga tapak darah dan tapak dewa merupakan tumbuhan yang


dapat mengobati (herbal).

8. Pucuk rebung (tumpal) merupakan tunas bambu yang masih


muda.

SENI BUDAYA BETAWI Page 63


flora sebagai salah satu motif yang digambarkan pada kainbatik betawi

b. Motif Fauna

1. Burung Hong/merak/phoenix,

melambangkan kemegahan, marak khayangan, keindahan surgawi


dari sang burung tersebut. Diadopsi dari budaya Cina.

2. Kuda Terbang (Buraq)

Dalam diskripsi orang Betawi merupakan gambaran seekor kuda


putih mulus dengan wajah perempuan cantik jelita dan bersayap
keemasan, bisa juga sebagai kendaraan yang cepat, memiliki sayap
yang kokoh serta bisa bicara.

3. Elang Bondol

Merupakan salah satu simbol kota Jakarta dan keberadaan habitat


sebenarnya ada di kepulauan seribu ( kabupaten Jakarta ).

Salah satu contoh motif fauna pada kain batik betawi :

SENI BUDAYA BETAWI Page 64


Burung phoenix sebagai salah satu motif yang digambarkan pada kainbatik betawi

Simbol kota Jakarta yang lain diantaranya :

Monumen Nasional ( Monas )

Merupakan salah satu ikon kota Jakarta dimana simbol ini ditujukan untuk
mengenang semangat perjuangan kemerdekaan dan peringatan guna
mennningkatkan patriotisme bangsa Indonesia yang dilambangkan dalam bentuk
“lidah api”.

Sepasang boneka Ondel-ondel

Merupakan salah satu ikon kota Jakarta yang diambil dari seni budaya tradisional suku
Betawi.

Salah satu contoh motif yang ada pada kain batik betawi

SENI BUDAYA BETAWI Page 65


a. Warna Dominan

Melihat secara umum corak dan warna batik Betawi boleh


dikatakan “norak”, berwarna-warni. Ini mengartikan bahwa suku/orang
Betawi selalu terbuka pada ragam budaya suku serta agama yang
mendiami daerahnya.

Kain batik Betawi, lebih ke pemakain untuk kain bawah dengan


pasangan busana abang-none dan kebaya encim serta celana komprang,
cukin, liskon, lokcan.

Untuk baju atau busana kemeja batik masih sangat jarang digunakan,
tidak seperti di daerah Jawa pada umumnya.

SENI BUDAYA BETAWI Page 66


Warna yang dominan seperti merah, pink, krem, biru
muda/tua,orange, ungu, hijau. Warna-warna ini saling bertabrakan dalam
satu pola, itulah ciri kenapa disebut “norak”

F.6 CARA MEMBATIK TULIS

Inti cara membatik ialah “cara penutupan”, yaitu menutupi bagian


kain atau bahan dasar yang tidak akan diberi warna dengan bahan penutup,
menggunakan lilin ( malam ). Permulaannya lilin diteteskan pada kain, oleh
karena itu ada faham yang mengembalikan arti kata batik pada suku kata
“tik” yang berarti titik atau tetes.

Bahan utama untuk teknik membatik adalah kain serta putih, baik
yang halus atau pun yang kasar, dan lilin sebagai bahan penutup serta zat

SENI BUDAYA BETAWI Page 67


warna. Kualitas kain putih, akan sangat mempengaruhi hasil pada seni batik.
Tingkat kehalusan kain putih yang diimpor dari luar negeri merupakan salah
satu hal yang membuat bertambah tingginya seni batik. Jadi makin halus kain
putih yang digunakan, maka hasil pembatikan akan semakin bagus. Makin
jelas terlihat pola-pola serta pembagian warna-warnanya.

Lilin penutup hanya dapat dituliskan dalam bentuk cair, oleh karena
itu pembatik harus memanaskan lilinnya dalam sebuah wajan kecil yang di
taruh di atas api dalam sebuah alat yang disebut anglo. Suhu lilin haruslah
tepat, tidak boleh terlalu panas atau terlalu dingin. Apabila terlalu panas lilin
akan jauh meresap ke dalam kain, sehingga nanti sukar untuk dibuang,
sedangkan kalo tidak cukup panasnya, akan terlalu kental sehingga sukar
keluar dari alat penulis. Oleh karena itu kita lihat pembatik sering
mengangkat wajannya dari api untuk melihat apakah lilinnya sudah terlalu
panas.

Lilin cair dituliskan pada kain putih menggunakan suatu alat yang
menjadi ciri khas seni batik tuls, yaitu canting. Canting terbuat dari bambu
dan tembaga. Gagang atau tempat memegang terbuat dari bambu, sedangkan
bagian kepalanya terbuat dari tembaga, digunakan untuk menyendok
mencucurkan lilin. Mulut canting berupa pembuluh bengkok yang besarnya
berbeda-beda dan dari mulut ini melelehkan cairan lilin, dapat diumpamakan
dengan sebuah pulpen. Kain putih yang dilampirkan pada sebuah
gawanganbambuatau kayu dipegang dengan tangan kiri sebagai tatakan,
sedangkan tangan kanan memegang canting.

Pemakaian zat warna kimia yang biasa dipakai sekarang ini


sebenarnya tidak merubah urutan tahap pengerjaan, hanya mempersingkat
waktu pengerjaan.

1. Alat Batik

Ada beberapa jenis alat yang digunakan untuk membuat batik, dimana
alat alat tersebut masing masing mempunyai jenis dan fungsinya. Jenis alat
untuk membuat batik diantaranya:
SENI BUDAYA BETAWI Page 68
Canting tulis: untuk membatik di atas kain, terdiri dari
1. Canting cecek
2. Canting klowong
3. Canting blok

Wajan Kompor: Untuk mencairkan lilin batik

Timbangan : Untuk menimnang Warna

Dingklik : Untuk duduk pada waktu membatik tulis

SENI BUDAYA BETAWI Page 69


Gawangan : Untuk membentangkan kain/mori batik

Gelas Ukur : Untuk mengukur kebutuhan air/larutan

Sarung Tangan : Sebagai pelindung tangan pada saat mewarna kain

SENI BUDAYA BETAWI Page 70


Mangkok,sendok dan gelas: Guna melarutkan warna batik

Ember :Untuk tempat mewarna kain batik

SENI BUDAYA BETAWI Page 71


Gunting: Untuk memotong Kain

Penghapus,pensil,spidol, rautan dan pengggaris: Untuk menggambar


pola

Meteran: Untuk mengukur panjang atau lebar kain

SENI BUDAYA BETAWI Page 72


Scrap: Untuk membersihkan lilin yang menetes di lantai

Setrika dan meja setrika: Untuk menghaluskan kain

Kompor pompa dan kompresor: Untuk merebus air lorodan

SENI BUDAYA BETAWI Page 73


Kenceng:Tempat untuk melorod kain batik

Ceret dan Kompor Minyak: untuk merebus air

SENI BUDAYA BETAWI Page 74


Jemuran: Untuk menjemur kain batik

Parang: Untuk memotong lilin batik

Kuas: Untuk mencolet kain batik

SENI BUDAYA BETAWI Page 75


Wearpack:Untuk kesehatan dan Keselamatan kerja

Masker:Untuk Pelindung Hidung

Meja Pola :Untuk memindahkan gambar dari kertas ke kain

2. Bahan Batik

SENI BUDAYA BETAWI Page 76


Bahan bahan untuk membuat batik ada beberapa jenis, masing-masing mempunyai
jenis dan fugsi sendiri, diantaranya:

Lilin Klowong:untuk membatik klowong/garis motif

Lilin Tembok: Untuk menembok/menutup bagian yang tidak


dikehendaki berwarna

Parafin : Untuk membuat motif pecahan yang diinginkan pada kain batik

Soda Abu : Untuk obat bantu melorod kain yang sudah dibatik

SENI BUDAYA BETAWI Page 77


TRO:Untuk pembsah kain batik yang akan diberi warna

Kostik : Obat bantu zat warna napthol

Natrium Nitrit :Untuk obat bantu zat warna Indigosol

SENI BUDAYA BETAWI Page 78


HCL: Untuk obat bantu pembangkit warna Indigosol.

Garam Kuning GC: Pembangkit Zat warna napthol

Garam Biru BB: Pembangkit zat warna napthol

SENI BUDAYA BETAWI Page 79


Garan orange GC : Pembangkit Zat warna Napthol

Indigosol kuning IGK:Zat warna untuk batik

Indigosol violet B: Untuk zat warna batik

SENI BUDAYA BETAWI Page 80


Napthol AS: Sebagai warna dasar

Napthol AS-BS: Sebagai warna dasar

Napthol AS-OL: Sebagai warna dasar

SENI BUDAYA BETAWI Page 81


Napthol ASG: Sebagai Warna Dasar

Kertas Roti: Untuk menggambar desain (pola ) batik

Waterglas:Untuk obat bantu nglorod

SENI BUDAYA BETAWI Page 82


Selendang Sutera:Bahan untuk batik

Selendang Katun: Bahan untuk batik

Kain Sutera: Bahan untuk batik

Mori Primisima :Bahan untuk batik

SENI BUDAYA BETAWI Page 83


Blaco dan santung:bahan untuk batik

Kain untuk kaos: bahan untuk batik

Kaos (T-shirt): Bahan untuk batik

F.7. PROSES PEMBUATAN PRODUK BATIK.


SENI BUDAYA BETAWI Page 84
1. Produk batik tulis

Batik tulis yaitu batik dengan pelekatan lllinnya menggunakan alat canting
tulis yaitu berupa malam cair yang dimasukkan dalam canting kemudian
digoreskan langsung dengan tangan mengikuti pola yang sudah ada pada
kain.Getaran jiwa yang teratur elalui tangan pada saat menggoreskan malam
dengan canting dapat menimbulkan kesan unik pada pola pola yang sudah ada
pada batik tulis. Dalam proses pembuatan batik tulis lebih lama namun hasilnya
lebih halus dibandingkan dengan batik cap. Oleh karena itu kehalusan dan
keunikan batik tulis itulah harganya lebih mahal harga jualnya.

2. Teknik pembuatan batik tulis:

* Memola

adalah memindahkan gambar pola dari kertas pada kain yang akan digunakan
untuk membuat batik.

* Membatik/melekatkan lilin

Membatik yaitu melekatkan lilin pada kain sesuai dengan pola/desain yang
dibuat.Untuk menutup sebagian kain agar tidak klemasukan warna.

Dalam membatik ada 3 tahapan yaitu:

 Nglowong : melekatkan lilin yang pertama pada pola dasar atau kerangka
dari motif batik tersebut.
 Nembok : Menutup kain setelah diklowong dengan menggunakan lilin yang
lebih kuat. Nembok menutup permukaan tertentu dan memberikan isen-isen
pada kain yang sudah diklowong.
 Nerusi : Mengulangi membatik dari bagian belakang mengikuti
batikan/klowongan pertama, bila seandainya klowongan pertama kurang
menembus pada kain bagian belakang.
* Mewarna

SENI BUDAYA BETAWI Page 85


Mewarna yaitu memberikan warna pada kain yang sudah dibatik.Bagian
yang tertutup malam nantinya akan tetap berwarna putih dan yang tidak tertutup
malam nantinya akan terkena warna. Zat warna untuk batik terdiri dari zat warna
alam dan sintetis.

Zat warna Alam (Natural dyes)

Pewarnaan batik dari zat warna alam yaitu warna yang dihasilkan
dari alam/tumbuh-tumbuhan, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Supaya zat pewarna alam tidak lutur/pudar dan dapat
menempel/menyerap dengan baik pada kain yang diberi warna.
Sebelumnya kain harud di mordanting (perbusan kain dengan
penambahan tawas).

Bahan pewarna yang dapat digunakan untuk kain dapat diambil


dari tumbuh-tumbuhan:Daun, buah, kulit kayu, kayu dan bunga (lihat
pada tabel 1.

Hampir 150 jenis tumbuhan yang dapat menghasilkan warna alam yang sudah diteliti
oleh Balai Besar Kerajinan dan Batik Yogyakarta. Tanaman lain yang dapat diperoleh
untuk pewarna alam adalah:

Daun tarum (tom/nila)/Indigo Tyngtoria yang dapat menghasilkan warna


biru.Morinda citrifolia( kulit mengkudu, di jawa :pace) dapat menghasilkan warna
merah dari kulit akar, sedangkan warna soga dapat dihasilkan dari campuran 3 (tiga)
macam jenis tanaman kayu dan kulit kayu yang diekstrakyaitu:
(Jawa:Tingi)Ceriopscondolleana,(Jawa:jambal)Pelthopherum, (Jawa:Tegeran)-cudrania
javanensis, dicampur menjadi satu dengan perbandingan : 4:2:1.Jika pencelupan dengan
pewarna alam, kain sebelum pembatikan harus di mordanting terlebih dahulu.

 Proses Mordanting (proses awal/pre-treatment)


Mordanting Kain Sutera
Resep 500 kain sutera
100 gram tawas
15 liter air

SENI BUDAYA BETAWI Page 86


 Kain sutera ditimbang
 Tawas dilarutkan dalam air sambil di aduk aduk sampai larut
sempurna dengan dipanaskan sampai 600 C
 Kain sutera dimasukkan ke dalam larutan tawas yang sebelumnya kain
dibasahi dengan air biasa dan diperas, suhu dipertahankan stabil 60 0 C
 Pemanasan dilanjutkan dengan api kecil sampai 1 jam
 Api dimatikan dan didiamkan dalam larutan hingga 24 jam
 Sutera diangkat dan cuci bersih keringkan, setrika.

 Proses Fiksasi ( Penguat Warna )


Bahan fiksasi yang digunakan ada 3 jenis, karena aman digunakan terhadap
lingkungan.Bahan fiksasi untuk menguatkan warna juga menentukan arah warna
yang berbeda.
Tawas menghasilkan warna sesuai dengan aslinya (intensitas warna tidak
berubah),Kapur menghasilkan warna yang lebih tua dari warna aslinya kadang
berubah tergantung dari warna yang dipakai pada kain tersebut (intensitasnya
lebih tua), tunjung menghasilkan warna ke arah kelabu bahkan coklat lebih tua,
bahkan menjadi hitam.
Resep Fiksasi yaitu:
 Tawas 50 gram/liter air (tawas direbus)
 Kapur 50 gram/liter air (dibancuh dan diambil bagian beningnya
 Tunjung 5 – 10 gram.liter air (direbus, diendapkan dan diambil bagian
beningnya)

Cara Fiksasi:
 Menimbang tawas 50 gram untuk dilarutkan ke dalam 1 liter air
 Letakan larutan ini ke dalam ember plastik. Sama halnya kapur dan tunjung
 Kain yang sudah diwarna dan sudah dikeringkan, masukan ke dalam tawas atau
kapur atau tunjung kira2 7,5 menit untuk tawas dan kapur dan 3 menit

SENI BUDAYA BETAWI Page 87


 Untuk pencucian lebih bersih bisa direbus dengan air suhu 60 0C dengan
ditambah sabun Attack atau TRO selama 10 menit, cuci lagi dengan air dingin.
 Pelorodan lilin batik menggunakan soda abu tidak menggunakan waterglass.

Zat Warna Sintetis


Zat warna sintetis (syntethetic dyes) atau zat warna kimia sangat
mudah diperoleh, stabil dan praktis pemakainnya. Tidak semua zat warna
bisa dipakai untuk bahan kerajinan disebabkan ada zat warna yang
prosesnya memerlukan perlakuan khusus. Zat warna yang banyak dipakai
untuk pewarnaan adalah:
 Zat Warna Napthol,,
Zat warna napthol terdiri dari komponen napthol sebagai
komponen dasar dan komponen pembangkit warna yaitu garam
dazonium atau disebut garam napthol.
 Napthol yang banyak dipakai dalam pembatikan
antara lain:
 Napthol AS-G
 Napthol AS-BO
 Napthol AS
 Napthol AS-BR
 Napthol AS-GR
 Napthol AS-LB
 Napthol AS-D
 Napthol AS-BS
 Soga 91

 Garam diazonium yang dipakai dalam pembatikan


antara lain:
 Garam kuning GC
 Garam Orange GC
 Garam Scarlet R
 Garam Scarlet GG

SENI BUDAYA BETAWI Page 88


 Garam Red 3 GL
 Garam Red B
 Garam Violet B
 Garam Blue BB
 Garam Blue B

 Resep pencelupan zat warna nathol


Zat warna napthol : 5 gram/liter
Kustik Soda : 2,5 gram/liter
Air panas : 1 liter
 Resep pembangkit Warna
Garam Napthol 10 gram/L
Air dingin 1 liter

 Cara Pewarnaan Napthol


 Larutkan zat warna napthol dan kostik soda dengan air panas
 Tambahkan air dingin sampai jumlah larutan 2 liter celupkan
kain kedalam larutan TRO terlebih dahulu dan turiskan
 Celupkan kain ke dalam larutan zat warna kira2 15-30 menit
kemudian tiriskan
 Larutkan garam napthol ke dalam air dingin sebanyak 2 liter
 Kain yang sudah dicelup dimasukkan kedalam larutan tersebut
15 menit
 Kain dicuci bersih.
Zat Wana Indigosol
Zat warna Indigosol yaitu zat warna yang ketahanan lunturnya baik,
berwarna rata dan cerah. Zat warna ini dapat digunakan pencelupan dan
coletan. Dan warna akan timbul setelah dibangkitkan dengan Natrium
nitrit dan asam/asam sulfat atau asam florida.

 Jenis warna Indigosol antara lain:


 Indigosol Yellow

SENI BUDAYA BETAWI Page 89


 Indigosol Yellow JGK
 Indigosol Orange HR
 Orange Pink R
 Indigosol Green IB
 Indigosol Blue 0 4 B
 Indigosol Grey IBL
 Indigosol Brown IBR
 Indigosol Brown IRRD
 Indigosol Violet IBBF

 Resep pencelupan z.w Indigosol


 Zat warna Indigosol 10 gram/liter
 Natrium nitrit 10 gram/liter
 Air panas 1 liter
 Resep Pembangkit Warna
 HCL 10 gram/liter
 Air dingin 1 liter

 Cara pewarnaan
 Larutkan zat warna indigo dan natrium nitrit dengan air
panas.
 Tambahkan air dingin 2 liter.
 Celupkan kain ke dalam larutan TRO terlebih dahulu dan
tiriskan
 Angkat kain ke dalam larutan zat warna kira2 30 menit
 Angkat kain tersebut dan jemur di bawah sinar
matahari/diangin anginkan
 Kemudian dibangkitkan warnanya dengan merendam di
dalam larutan HCL selama 1 menit, sehingga warnanya
timbul, selanjutnya kain dicuci sampai bersih.

Zat warna rapid


SENI BUDAYA BETAWI Page 90
Zat warna rapid biasa dipakai untuk coletan jenis rapid fast. Zat warna ini
adalah campuran komponen napthol dan garam diazonium yang
distabilkan, biasanya paling banyak dipakai rapid merah, karena
warnanya cerah dan tidak ditemui di kelompok indigosol.

 Resep zat warna rapid (untuk colet)


 Zat warna rapid 5 gram
 TRO 7,5 gram
 Kostik soda 6 gram
 Air panas 100 cc

 Cara pewarnaan dengan coletan


 Larutkan zat warna rapid dengan air panas kemudian
dinginkan.
 Larutan zat warna dikuaskan pada kain yang sudah dibatik
sesuai warna yang direncanakan, kemudian diangin
anginkan
 Fiksasi menggunakan larutan waterglass dengan dikuaskan,
kemudian dianginkan anginkan.
 Diulang 3 kali selanjutnya kain dicuci sampai bersih
* nglorod atau menghilangkan lilin

Menghilangkan lilin secara keseluruhan ini dilakukan dalam air yang


mendidih dan untuk mempermudah proses nglorod maka dalam air panas
ditambahkan obat pembantu yaitu wareglass atau soda abu. Cara nglorod
adalah kain yang sudah dibatik dibasahi terlebih dahulu kemudian dimasukkan
dalam air mendidih yang sudah diberi obat pembantu. Setelah malamnya
terlepas, lalu diangkat dan langsung dicuci sampai bersih, kemudian dijemur
ditempat yang teduh.

F.8 BUSANA BETAWI

Penggolongan Busana Betawi

SENI BUDAYA BETAWI Page 91


Busana betawi berdasarkan kesempatan
Busana Betawi memiliki berbagai macam jenis. Sesuai dengan kesempatan
memakainya, busana betawi dibagi menjadi pakaian sehari-hari, pakaian setengah
resmi dan pakaian resmi.

Busana Sehari-hari
Busana sehari-hari pria Betawi yaitu berupa baju koko atau sadariah, celana batik,
kain pelekat dan peci atau kopiah. Pakaian seperti itu dapat pula dikenakan pada
pertemuan-pertemuan tidak resmi antar keluarga atau kenalan, bahkan di daerah
pinggiran pakian ini dikenakan sebagai pakain resmi.
Pakaian sehari-hari wanita betawi menggunakan baju kurung berlengan pendek
kadang-kadang besaku di bagian depan dan lengkap dengan kain batik sarung, ada yang
menggunakan kerudung ada yang tidak. Adapun pakaian sehari-hari yang dipakai
masyarakat betawi saat bekerja di sawah, untuk laki-lakinya berupa: celana panjang
kompramg (longgar), kain celana lebar hingga betis, baju biasa dan kadang bersarung di
pinggang. Sedangkan untuk wanitanya berupa: kain hingga ke betis, baju biasa dan
tudung (topi lebar). Sedangkan pakaian yang dipakai saat sembahyang untuk laki-laki
berupa: sarung, baju panjag dan peci hitam, untuk wanitanya: sarung dan mukena.

Busana Resmi
Pakaian resmi pria Betawi berupa jas tutup panjang beberapa senti di atas lutut
dengan kerah model baju cina “Lokcan”, selendang yang dililitkan di pinggang, tutup
kepala batik yang berbentuk khasdisebut liskol, dan piso raut yaitu semacam badik
yang diselipkan di pinggang kiri sebelah depan serta dengan sepatu fantovel. Pakaian
ini lebih dikenal sebagai pakaian Abang Jakarta yang biasa dipakai pemuda atau remaja.
Pakaian resmi wanita Betawi berupa kebaya encim yaitu kebaya panjang di bagian
depan. Menggunakan kutang nenek yang dibordir berlubang-lubang dengan warna
kebaya yang cerah dengan warna bordiran putih. Kain yang digunakan adalah kain batik
jelamprang Pekalongan, dengan motif mata tumbak atau gigi belalang dan digunakan
sampai ke mata kaki. Rambutnya disanggul yang tidak terlalu besar di atas tengkuk dan
dihias dengan tusuk konde dan bunga warna putih. Konde ini bisa disebut dengan
konde cepol. Warna selendang yang sering digunakan dan biasa berfungsi sebagai

SENI BUDAYA BETAWI Page 92


kerudung tidak terlalu diserasikan dengan kebaya, melainkan kontras atau mencolok.
Tak lupa dilenggkapi dengan selop. Pakain seperti ini lebih dikenal dengan pakaian
None Jakarta.
Busana laki-laki, disebut Ujung Serong dan biasa dipakai bapak-bapak. Pakaian ini
berupa setelan jas warna gelap, celan pantalon, dilengkapi kain batik yang dikenakan di
sekitar pinggang yang ujungnya serong di atas lutut, aksesoris kuku macan dan jam
saku rantai. Juga dikenakan tutup kepala liskol atau kopiah dan tak lupa alas kaki sepatu
fantovel. Model pakaian ini adalah pakaian demang (pejabat daerah) pada zaman
dahulu dan sekarang masih dikenakan sebagai pakaian resmi pejabat DKI dalam acara-
acara tertentu.
Pakaian wanita dewasa atau disebut kebaya panjang Nyak, yaitu berupa kebaya
panjang di atas lutut dan sedikit berbelah di bagian depan dengan penggiran (gir) dari
sutra atau bahan tebal maupun tipis. Juga dilengkapi dengan selendang yang biasa
digunakan sebagai kerudung dan juga dilengkapi dengan kutang berkancing sampai
kepinggul dan memakai pending (ban pinggang) dari emas atau perak. Kain sarung yang
digunakan tidak diwiru/diwiron sebagaimana pakaian daerah umumnya, untuk ibu-ibu
muda warna kain yang digunakan cerah, sedangkan ibu-ibu berusia lanjut
menggunakan warna gelap.
Pakaian khas Betawi dikenakan sesuai dengan tingkat sosial dan jabatannya.
Mereka yang berpangkat ajudan ke atas menggunakan celana dan baju laken. Kain
sarungnya dilipat ke atas setinggi lutut dan bersepatu. Bajunya memakai pelesir renda
pada bagian leher dan lengannya. Juga menggunakan ikat kepala dengan gaya bungkus
kul tetapi tidak memakai keris. Sedangkan bek dan bawahannya juga menggunakan
celana panjang, sarumg dilipat ke atas sampai lutut. Memakai ikat pinggang yang mudah
dilepaskan. Bajunya mirip dengan kebaya atau setengah jas, ikat kepalanya bergaya
colak-calik atau bungkus kul. Tidak memakai sepatu. Ciri khas mereka ditandai dengan
arloji berantai.

Busana betawi berdasarkan usia


Busana Betawi bagi anak-anak
Busana betawi yang digunakan anak-anak yang berusia 9 sampai 12 tahun dalam
kegiatan mengaji, mengenakan busana model baju koko, celana panjang dan kopiah.

SENI BUDAYA BETAWI Page 93


Mereka menggunakan topi haji yang berwarna serupa dengan warna bajunya. Alas kaki
yang digunakan umumnya menggunakan sandal. Sedangkan bagi anak-anak wanita
menggunakan blus lengan panjangyang dipadu dengan celana panjang serta
menggunakan bergo/kerudung.
Busana Betawi Dewasa
Busana betawi yang digunakan dewasa menggunakan berbagai busana sesuai dengan
kesempatan.
Busana betawi berdasarkan jenis kelamin
Busana betawi berdasarkan jenis kelamin dibagi menjadi dua, busana perempuan dan
laki-laki. Pada umumnya busana yang digunakan oleh perempuan jauh lebih variatif
dibanding laki-laki. Baik dari segi model, warna maupun pelengkap busana.

Busana Kontemporer Batawi


Busana kontemporer betawi dibagi menjadi empat bagian, yaitu busana mengaji,
busana upacara, profesi dan teater. Selain busana mengaji busana kontemporer
digunakan pada kegiatan berbagai upacara adat betawi, seperti sunatan, penganten dan
kegiatan abang None Jakarta.

GALERI FOTO

Busana Abang None Jakarta

SENI BUDAYA BETAWI Page 94


Busana Pengantin Betawi

Busana Pengantin Betawi


SENI BUDAYA BETAWI Page 95
Busana Pengantin Betawi

Busana Abang Jakarta

SENI BUDAYA BETAWI Page 96


SENI BUDAYA BETAWI Page 97
F.9 MAKANAN KHAS BETAWI

Indonesia memiliki ragam budaya daerah, termasuk aneka makanan tradisional,


antara lain kuliner betawi yang sejak lama dikenal dan digemari masyarakat. Kulineri
khas betawi sebagai bagian dari ragam kuliner Nusantara merupakan bagian dari
warisan budaya Bangsa.

Resep-resep makanan dan minuman yang merupakan peninggalan para leluhur


itu, sebagian besar selama ini hanya “terekam” melalui pengalaman dari orang-orang
tua kita atau nenek kita saja. Tiap daerah memiliki ragam makanan pokok dengan ciri
khasnya masing-masing. Demikian pula masakan Betawi.

Meskipun demikian masuknya budaya luar yang menimbulkan akulturasi


budaya turut membuat banyak makanan Betawi terpengaruh dengan masakan bangsa
lain sehingga sangat kaya, baik ragam maupun rasa. Ditambah dengan kekayaan alam
yang berlimpah dan pola hidup masyarakat yang banyak menggantungkan hidupnya
pada pengolahan sumber daya alam juga berpengaruh kepada penciptaan citra
masakan Betawi yang kaya rasa dan mempunyai daya imajinasi serta kreasi yang kuat.
Mereka mampu menciptakan berbagai resep yang unik dari bahan-bahan yang tumbuh
disekitar lingkungan tempat tinggalnya, misalnya hidangan dari bunga durian, melinjo,
mengkudu, jengkol, ikan gabus dan masih banyak lagi.

Berbagai negara yang kuat mempengaruhi maskan Betawi antara lain, pengaruh
dari Cina, India, Arab dan Belanda. Masakan Betawi juga mempunyai karakter khusus
pada pengolahannya. Misalnya saja masakan Betawi umumnya harus ditumis sampai
wangi, banyak menggunakan bumbu seperti rempah-rempahan dan berbau tajam.

Faktor-faktor yang menjadi ciri khas tersebut menjadi kuliner Betawi


mempunyai potensi yang besar tumbuh dan dikembangkan baik di lingkungan
Nusantara maupun mancanegara, asalkan warisan nilai tradisional yang luhur ini dapat
diwariskan dari generasi ke generasi, dengan dukungan dari semua unsur masyarakat
terkait yang turut serta dalam usaha pengembangan dan pelestarian kulineri Betawi.

Berkaitan dengan hal-hal tersebut di atas, Direktorat Menengah Kejuruan


Departemen Pendidikan nasional berupaya menyusun modul untuk kepentingan
peserta didik dalam lingkungan. Modul ini diperuntukan sebagai salah satu acuan dalam
melaksanakan proses KBM di SMK sebagai mata pelajaran Mulok Budaya Betawi. Akhir
kata, semoga modul ini dapat dijadikan pedoman/acuan bagi setiap peserta didik dan
memberi manfaat bagi fasilitator dan guru yang mengajar di sekolah.

SENI BUDAYA BETAWI Page 98


DAFTAR PUSTAKA

1. Busana Betawi, Sejarah&Prospek Pengengembangan,Pemerintah


Propinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta, Dinas Museum dan Pemugaran, tahun
2000.
2. Modul Batik Kria Tekstil, Budiona dkk,P4TK,Yogjakarta

SENI BUDAYA BETAWI Page 99


3. Batik Pesisir, Pusaka Indonesia,Koleksi Hartono Sumarsono, Helen
Iswara,L.R. Supriyapto Yahya,Xenta Moeis
4. Profil Seni Budaya, Betawi, Jakarta City Goverment Tourism &
Cultural office, Kuningan Barat no 1 Jakarta Selatan,2009
5. Kajian Pengembangan Ornamen Betawi,Dinas Parawisata dan
Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta.
6. Panduan Membatik, Museum Tekstil Indonesia,2012, Misari dan Yeni Yanas
7. Desain kerajinan tekstil,1995,Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan,Direktorat Jendral Pendidikan Dasar Menengah,Direktorat
Pendidikan Menengah Kejuruan
8. Menjelajah Keindahan Seni Rupa,2009,CV. Tursina,Drs. H.Dadang Udansyah
9. Pendidikan Seni
10. Kajian Pengembangan Ornamen Betawi,2012,Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Provisinsi DKI Jakarta.
11. http://www.anneahira.com/pakaian-adat-betawi.htm
12. http://suryanto-bogor.blogspot.com/2009/11/pakaian-adat-masyarakat-
betawi.html
13. http://budaya-betawi.blogspot.com/

SENI BUDAYA BETAWI Page 100

Anda mungkin juga menyukai