Anda di halaman 1dari 3

Sepatu Ajaib

ORIENTASI :
DI suatu desa terpencil yang bernama desa Cemara tinggallah sebuah keluarga kecil yang amat miskin.
Keluarga ini mempunyai seorang anak laki-laki yang Bernama Akbar, anak itu berusia 11 tahun dan ia
duduk di kelas 5 Sekolah Dasar Cemara 5 di desa itu. Di sekolah Akbar sering diejek oleh teman-
temannya, kerena dia anak dari keluarga miskin. Setiap hari sepulang dari sekolah dia membantu kedua
orang tuanya dengan menjadi pemulung mengumpulkan barang bekas dengan berjalan keliling desa ke
desa dan menjual barang bekas yang dia dapat ke pengepul barang bekas. Dia melakukan perkerjaannya
itu dengan senang hati. Setelah sampai di rumah dia memberikan uang hasil penjualan barang bekas
kepada orang tuanya dan tak lupa juga dia sisihkan untuk menabung. Di sekolah Akbar termasuk anak
yang pandai bahkan untuk pelajaran olahraga dia selalu mandapat nilai yang terbaik diantara teman-
temannya sehingga banyak temannya yang merasa iri hati kepada Akbar.

KOMPLIKASI :
Dalam rangka memperingati hari jadi kota dimana desa itu berada, pemerintah kota tersebut
mengadakan perlombaan lari marathon yang pesertanya diambil dari siswa yang berprestasi di sekolah
di seluruh desa di kota itu. Akbar salah satu siswa yang terpilih untuk mewakili Sekolah Dasar Cemara 5.
Dan ini membuat teman-temannya di sekolah itu semakin iri dan semakin membenci Akbar, bahkan
mereka sesalu berusaha menggangu Akbar saat latihan karena mereka tidak ingin Akbar mengikuti
lomba lari marathon sebagai wakil dari sekolah mereka. Akan tetapi Akbar tetap semangat dan terus
berlatih karena dia ingin memberikan yang terbaik untuk sekolahnya dalam lomba tersebut.
Sesampainya dia dirumah disaat dia belajar Akbar memberitau kedua orang tuanya bahwa dia terpilih
untuk mewakili sekolahnya yaitu Sekolah Dasar Cemara 5 dalam lomba lari marathon dalam rangka
memperingati hari jadi kota tempat desa Cemara berada. Yang akan diselenggarakan dua minggu
kedepan tepatnya pada hari minggu. Kedua orang tuanya terkejut dan bangga kepada anaknya yaitu
Akbar, akan tetapi orang tuanya juga merasa bingung karena Akbar tidak mempunyai sepatu yang layak
pakai, apalagi dipakai untuk perlombaan lari marathon tingkat dalam rangka memperingati hari jadi kota
mereka. Akan tetapi ayah dan ibunya tidak mau memperlihatkan perasaannya kepada anaknya bahwa
mereka bingung bagaimana caranya agar Akbar anaknya dapat mengikuti lomba lari marathon.

Tetapi Akbar anak yang rajin dan tekun sehingga dia yakin dan percaya bahwa nanti dia pasti dapat
mengikuti lomba lari marathon tersebut. Akbar semakin rajin berlatih dan juga rajin untuk berkerja
mengumpulkan barang bekas. Walaupun dia selalu diejek teman-temannya tetapi dia tetap semnagat.
Waktu perlombaan sudah semakin dekat, tetapi Akbar belum punya sepatu sehingga yang nisa dipakai
untuk lomba lari marathon tersebut.Dimana keadaan ini membuat ayah dan ibunya Akbar semakin
gelisahmemikirkan keadaan anaknya. Namun Akbar tetap tenang dan selalu mengakatan kepada ayah
dan ibunya untuk tudak gelisah, karena dia yakin mampu untuk membeli sepatu.

Tepat satu hari sebelum pelaksanaan lomba lari marathon tersebut, sepulang sekolah Akbar lansung
bergegas untuk pulang ke rumahnya dan untuk hari itu dia tidak bekerja mencari barang bekas.
Sesampainya di rumah dia langsung menuju ke kamar biliknya yang sangat sempit dan dia langsung
mengambil celengan yang dia letakkan di bawah tempat tidur. Dan seraya membawa celengan tersebut
dia menghampiri ibunya yang sedang derada di dapur untuk menyiapkan makan siang yang seadanya
untuk keluarga kecil mereka. Akbar memunjukkan celengan tersebut kepada ayah dan ibunya sambal
berkata “ini tabungan saya yang tealah saya kumpulkan selama ini dan sekarang saya ingin membukanya
dan saya akan gunakan untuk membeli sepatu olah raga”. Dengan spontan ayah dan ibunya terkejut
karena selama ini Akbar tidak pernah memberi tahu ayah dan ibunya bahwa dia mempunyai celengan
atau tabungan. Setalah selesai makan siang Akbar langsung membuka celengan dan mennghitung isinya.
Isi dari celengan tersebut lumayan banyak juga. Ayah dan ibu Akbar sangat bangga dan merasa Bahagia
karena anaknya Akbar akhirnya bisa membeli sepatu olah raga yang dapat dipkai untuk mengikuti lomba
lari marathon dalam rangka memperingati hari jadi kota kelahirannya. Bahkan masih ada sisa uangnya
dan dia berikan uang tersebut kepada ibunya untuk membeli kebutuhan mereka sehari-hari.

Tibalah saatnya hari yang mereka nanti-nantikan yaitu hari dimana perlombaan lari marathon
diselenggarakan. Sekolah Dasar Cemara 5 tempat Akbar bersekolah mengirim lima siswa untuk mewakli
sekolah tersebutdan salah satu diantaranya adalah Akbar. Pada saat berangkat ke perlombaan tersebut
Akbar dikucilkan sama teman-temannya yang sama-sama mewakili sekklah mereka, karena Akbar
berasal dari keluarga kurang mampu. Akan tetapi Guru yang mendampingi mereka selalu memberikan
semangat kepada Akbar dan teman- temannya dan juga memberikan arahan dan memperingatkian
mereka untuk saling menghormati dan menghargai tanpa harus memandang status soaial.
Perlombaan lari marathon tersebut diikuti oleh banyak peserta. Untuk peserta perwakilan dari Sekolah
Dasar Cemara 5 memdapat nomor urut pendaftaran diatas seratusan. Namun Akbar dan teman-
temannya tetap semangat. Cuaca saat itu juga sangat meandukung tidak terlalu terik sinar mataharinya.

Peluit telah ditiup sebagai tanda lomba lari marathon telah dimulai, para peserta termasuk Akbareman-
temannya dengan semangat mengikuti lomba tersebut. Akbar berlari dengan cepat bahkan jauh
meninggalkan teman-temannya. Sehingga dia dapat mencapai garis finish dengan cepat dan
mendapatkan jauara ke dua. Akbar sangat bergembira, ayah dan ibunya juga semakin banggga terhadap
Akbar. Para Guru dan murid dari Sekolah Dasar Cemara 5 sangat senang karena wakil dari sekolah
mereka ada yang menang, namun keempat temannya yang juga ikut lomba terebut tidak mersakan
kebahagiaan itu. Mereka marah dan semakin iri dan membenci Akbar karena Akbar yang menang bukan
mereka.

Keesokan harinya saat upacara bendera Kepala Sekolah memberikan penghargaan kepada Akbar karena
telah menang lomba. Dimana haltersebut menambah keirian dan kebencian teman-temannya. Hingga
puncaknya pada saat pulang sekolah mereka menghadang Akbar dan merampas sepatu olah raga yang
dipakai oleh Akbar. Dan mereka merusak sepatu tersebut dengan merobek-robeknya. Sehingga Akbar
menangis sedih dan tidak berani pulang karena takut ayah dan ibunya kecewa dan sedih. Akhirnya Akbar
memutuskan untuk langsung keliling kampung untuk mengumpulkan barang bekas. Karena kelelahan
dan kecapekan Akbar tertidur dibawah pohon besar.

Saat teridur Akbar bermimpi mempunyai sepatu yang sangat ajaib dinama saat memakai sepatu
tersebut Akbar selalu dapat berlari dengan cepat dan ringan. Dan saat mengikuti lomba lari dimanapun
selalu mendapat juara satu. Sehingga Akbar menjadi altlit dari cabang lari yang sangat terkenal
dimanpun bahkan karena sepatu ajaib itu Akbar dapat mencecak rekor baru. Karena prestasinya itu
kehidupannya pun berubah, dan tiba saat dia dikirim untuk mengikkkkuti kejuaraan lari tinggkat
Nasional sesuatu terjadi dimana sepatu ajaibnya tertinggal dikereta cepat karena dia terburu-buru
turunnya. Akbar kebingungan mencari-cari sepatu karena acaranya sudah akan dimualai. Bahkan
namanya pun sudah dipanggil berkali-kali oleh panitia namun dia tidak menemukan sepatunya. Akbar
semakin bingung dan menangis dengan keras. HIngga akhirnya dia terbangun dari tidurnya karena hujan
turun dengan derasnya. Dan akhirnya mimpi sepatu ajaib itupun berakhir.

Setelah terbangun dari tidurnya Akbar melanjutkan perjalannya dan sampailah dia ditempat pengepul
barang bekas dengan basah kuyub kareana dia kehujanan. Setelah bos dari pengepul barang bekas
mendengar bahwa Akbar telah sampai, langsung saja dia menghampiri Akbar dengan wajah bangga
karena Akbar tealh memenangkan lomba lari marathon dan bosnya membawa sesuatu ditangannya dan
langsung memberikannya kepada Akbar. Akbar sangat terkejut bahwa hadiah yang dia terima dari
bosnya itu isinya sepatu yang sama persis dengan punya dia yang telah dirusak oleh temannya. Akbar
merasa senang dan terharu. Dan akhirnya Akbar pulang dengan senang hati sesampainya dirumah dia
menceritakan semua yang dia alami kepada ayah dan ibunya. Ayah dan ibunya mengakatan kepada
Akbar bahwa dia tidak boleh dendam kepada teman-temannya dan harus memaafkan temannya
tersebut. Dan Akbarpun berjanji tidak akan dendam dan memaafkan semua temannya yang telah
berbuat jahat kepadanya.

Oleh : BRIAN FELIX IMANUEL LAMBAH


Kelas : 7-F
No. Absen : 9

Anda mungkin juga menyukai