OLEH :
i
KATA PENGANTAR
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang....................................................................................................................1
Rumusan Masalah...............................................................................................................2
Tujuan 2
Manfaat 3
BAB II PEMBAHASAN
Definisi Middle Range Theory............................................................................................3
Perbandingan dengan Level Teori yang lain.......................................................................3
Pengelompokan Teori..............................................................................................4
Ciri Middle Range Theory..................................................................................................5
Perkembangan Middle Range Theory......................................................................6
Penggunaan Middle Range Theory..........................................................................6
Kontroversi Tentang Middle Range Teori..........................................................................7
Tokoh-tokoh Middle Range Theory....................................................................................8
BAB III PENUTUP
Kesimpulan.......................................................................................................................17
Saran 19
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................21
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
body of knowledge atau tentang suatu bidang pembelajaran seperti
metamatematika (Krippendorf 1986 dalam Sell dan Kalofissudis, 2004).
Model konseptual keperawatan dikembangkan oleh para ahli keperawatan
dengan harapan dapat menjadi kerangka berpikir perawat, sehingga
perawat perlu memahami konsep ini sebagai kerangka konsep dalam
memberikan askep dalam praktek keperawatan. Teori Middle Range yang
merupakan level kedua dari teori keperawatan akan dibahas lebih jauh
dalam makalah ini.
Rumusan Masalah
Apakah definisi Middle Range Theory ?
Bagaimanakah perbandingan dengan Level Teori yang lain ?
Bagaimanakah pengelompokan middle range theory ?
Bagaimanakah ciri Middle Range Theory ?
Bagaimanakah perkembangan middle range theory ?
Bagaimanakah penggunaan middle range theory ?
Bagaimanakah Kontroversi tentang Middle Range Teori ?
Bagaimanakah tokoh-tokoh middle range theory ?
Tujuan
Untuk mengetahui definisi Middle Range Theory
Untuk mengetahui perbandingan dengan Level Teori yang lain
Untuk mengetahui pengelompokan middle range theory
Untuk mengetahui ciri Middle Range Theory
Untuk mengetahui perkembangan middle range theory
Untuk mengetahui penggunaan middle range theory
Untuk mengetahui Kontroversi tentang Middle Range Teori
Untuk mengetahui tokoh-tokoh middle range theory
Manfaat
2
BAB II
PEMBAHASAN
4
Kramer (1995) mengatakan bahwa mid-range theory sesuai dengan
lingkup fenomena yang relatif luas tetapi tidak mencakup keseluruhan
fenomena yang ada dan merupakan masalah pada disiplin ilmu.
Bila dibandingkan dengan grand teori, middle range theory ini lebih
konkrit. Merton (1968) yang berberperan dalam pengembangan middle
range theory, mendefinisikan teori ini sebagai sesuatu yang minor tetapi
penting dalam penelitian dan pengembangan suatu teori.
Pengelompokan Teori
Berdasarkan pengelompokkannya Middle Range Theory
dikelompokkan oleh beberapa penyusun buku menurut:
5
1. Bisa digunakan secara umum pada berbagai situasi
6. Inklusif
6
1 Teori induktif yang membangun teori melalui riset
2 Teori deduktif yang berasal dari grand theory
3 Kombinasi dari teori keperawatan dan non keperawatan
4 Sintesa teori yang berasal dari penelitian yang telah terpublikasi
5 Mengembangkan teori dari pedoman praktik klinik
Identifikasi middle Range Teori telah cukup jelas. Disisi lain ,Chenitz,
seorang penulis utama dari Entry into a Nursing Home as Status
Passage,memasukan teori ini ke dalam praktikal teori ini., sedangkan yang
7
lainnya memasukkan kedalam middle range teori. Dalam analisis dasar
Middle Range Teori “ Pertanyaan tentang Middle Range teori bukanlah
merupakan sesuatu pernyataan hitam dan putih namun memiliki definisi
yang jelas. Middle Range Teori mengandung nilai abstrak, tidak terlalu
luas namun juga tidak terlalu sempit, tetapi berada pada kondisi
dipertengahan.Untuk mencegah salah penafsiran dalam pemahaman
terhadap teori, para penemu teori harus memberikan Identitas Teori
terhadap komponen konsep dalam teori tersebut.
Ketidakakuratan dari middle range teori hanya salah satu dari sekian
banyak kritik terhadap teori ini. Selain hal tersebut, ketidakjelasan definisi
middle range teori telah dikritisi untuk membedakannya dengan Grand
Teori,karena mampu untuk diuji meggunakan ide postif –logis.
8
berinteraksi dengan perkembangan identitas peran ibu dapat
diamati dari pola perilaku bayi.
Model pencapaian peran maternal yang dikemukakan oleh
Mercer dengan menggunakan konsep Bronfenbrenner’s (1979)
memperlihatkan bagaimana lingkungan berpengaruh terhadap
pencapaian peran ibu.
Katharine Kolcaba
Kolcaba mengembangkan Teori Kenyamanan melalui tiga jenis
pemikiran logis antara lain:
Induksi Induksi terjadi ketika penyamarataan dibangun dari suatu
kejadian yang diamati secara spesifik. Di mana perawat dengan
sungguh-sungguh melakukan praktek dan dengan sungguh-
sungguh menerapkan keperawatan sebagai disiplin, sehingga
mereka menjadi terbiasa dengan konsep Implisit atau eksplisit,
terminologi, dalil, dan asumsi pendukung praktek mereka.
Deduksi Deduksi adalah suatu format dari pemikiran logis di mana
kesimpulan spesifik berasal dari prinsip atau pendapat yang
lebih umum; prosesnya dari yang umum ke yang spesifik.
Retroduksi Retroduksi adalah suatu format pemikiran untuk memulai ide.
Bermanfaat untuk memilih suatu fenomena yang dapat
dikembangkan lebih lanjut dan diuji. Pemikiran jenis ini
diterapkan di (dalam) bidang di mana tersedia sedikit teori.
Teori ini melibatkan semua aspek (holistik) yang meliputi fisik,
psikospiritual, lingkungan dan sosial kultural. Namun untuk
menilai semua aspek tersebut dibutuhkan komitmen tinggi dan
kemampuan perawat yang trampil dalam hal melakukan asuhan
keperawatan berfokus kenyamanan (pengkajian hingga
evaluasi), yang di dalamnya dibutuhkan teknik problem
solving yang tepat.
9
Self- Transendensi diri berarti suatu gerak melampaui apa yang
Transcendence telah dicapai, suatu gerak dari yang kurang baik menjadi baik
dan dari yang baik menjadi lebih baik.
Well-Being Didefiniskan sebagai perasaan sehat secara menyeluruh baik
fisik, psikologis, sosial, budaya dan spiritual yang
menunjukkan suatu kesejahteraan dan keadan yang baik.
Moderating- Faktor-faktor yang mempengaruhi proses transendensi diri
Mediating yang berkontribusi terhadap kondisi yang baik, misalnya :
Factors usia, jenis kelamin, kemamapuan kognitif, pengalaman hidup,
persepsi spiritual, lingkungan sosial, dan riwayat masa lalu.
Point of Berdasarkan teori transendensi diri, terdapat dua poin
Intervention intervensi.
Carolyn L Wiener
Hidup disituasikan dalam konteks biografi,konsepsi diri
berakar pada kondisi fisik dan diformulasikan berdasarkan
kemampuan menerima untuk membentuk kebiasaan atau aktifitas
yang diharapkan dalam mencapai tujuan dari aturan yang
berbeda.Interaksi dengan orang lain adalah pengaruh utama (major
influence) untuk membentuk suatu konsep diri. Sebagai ragam
peran perilaku,seseorang memonotor reaksi orang lain dan
merasakan dirinya merupakan bagian yang terintegrasi dari proses
yang dibentuk/dihasilkan.
10
dengan ketidakpastian bervariasi dalam dominasi di lintasan
penyakit (table 30.1) melalui aliran dinamis dari persepsi tentang
diri dan interaksi dengan orang lain. Aktifitas dari hidup dan
kehidupan seseorang dalam kondisi sakit merupakan bentuk
kerja .Lingkungan dari kerja termasuk individu dan yang lainnya
dengan semua interaksi,termasuk keluarga dan pelayanan
kesehatan. Semua komponen yang berperan tersebut disebut total
organisasi. Seorang yang sakit (pasien) merupakan pekerja utama
namun semua pekerjaan yang diambil didalamnya dipengaruhi
oleh total organisasi.
11
dan relaksasi), Spirituality (spiritualitas), Exercise (latihan).
Masing-masing aspek didiskusikan secara terpisah dan
dikolaborasikan dengan ibu yg bersangkutan. Mereka seringkali
hanya bisa berfokus pada satu atau dua aspek dalam satu waktu,
namun program ini harus diselesaikan dalam setiap tahap
penyembuhan mereka.
Phil Barker
Tidal model adalah sebuah model pemulihan untuk promosi
kesehatan mental yang dikembangkan oleh Profesor Phil Barker,
Poppy Buchanan-Barker dan rekan-rekan mereka. Tidal model
berfokus pada proses perubahan yang ada pada semua orang.
Model ini berusaha untuk mengungkapkan arti dari pengalaman
seseorang, menekankan pentingnya suara mereka sendiri dan
kebijaksanaan melalui kekuatan metafora. Ini bertujuan untuk
memberdayakan seseorang untuk memimpin pemulihannya sendiri
bukannya diarahkan oleh para profesional. Nilai Tidal model dapat
diringkas menjadi sepuluh komitmen yang perlu diperhatikan:
12
Respect the language (hormati bahasa). Memungkinkan orang untuk
2 mengekspresikan, menggambarkan, dan mendeskripsikan pengalaman
hidup mereka menggunakan cara dan bahasa mereka sendiri.
Develop genuine curiosity (mengembangkan rasa ingin tahu).
3 Menunjukkan ketertarikan dan rasa ingin tahu tentang cerita orang
tersebut.
Become the apprentice (menjadi apprentice). Menempatkan diri dalam
4 cerita tersebut dan belajar serta mengambil hikmah dari cerita orang
yang anda bantu (klien).
Reveal personal wisdom (mengungkapkan kebijaksanaan). Pada
dasarnya setiap orang memiliki sikap bijaksana dalam menghadapi
5 setiap pengalaman hidupnya. Praktisi atau tenaga penolong mempunyai
tugas untuk membantunya mengungkapkan kebijaksanaan tersebut yang
akan membantu dalam proses pemulihannya.
Be transparent (jadilah transparan atau terbuka). Baik klien maupun
praktisi atau tenaga penolong profesional berada dalam posisi istimewa
6 dan harus menjadi model yang percaya diri, dengan cara setiap saat
menjadi transparan atau terbuka dan membantu untuk memastikan klien
tersebut memahami apa yang sebenarnya sedang dilakukannya.
Use the available toolkit (gunakan sumberdaya yang ada). Cerita
seseorang berisi informasi yang berharga untuk mengetahui sumberdaya
7
mana yang dapat digunakan untuk membantu proses pemulihan dan
mana yang tidak dapat digunakan.
Craft the step beyond (menentukan langkah). Praktisi atau tenaga
penolong bersama-sama dengan klien membangun sebuah apresiasi dan
8
menentukan langkah apa yang harus dilakukan "sekarang" karena
langkah awal merupakan langkah yang penting.
Give the gift of time (berikan waktu). Tidak ada yang lebih berharga
daripada waktu yang dihabiskan praktisi dan klien bersama-sama.
9 Pertanyaan yang harus ditanyakan bukan “Berapa banyak waktu yang
masih kita punya?” melainkan "Bagaimana kita menggunakan waktu
yang ada saat ini?".
Know that change is constant (ketahuilah bahwa perubahan adalah
10
konstan). Hal ini merupakan pengalaman umum bagi semua orang.
13
dari sekian banyak hal yang dapat “menenggalamkan” mereka. Tujuan
keperawatan atau asuhan kesehatan jiwa ialah untuk mengembalikan mereka
ke “lautan pengalaman” tersebut sehingga mereka dapat melanjutkan
perjalanan hidup mereka.
2 Perubahan merupakan proses yang terus berjalan dan konstan. Manusia akan
terus berubah, namun kadang mereka tidak menyadarinya. Salah satu tujuan
utama intervensi yang dilakukan ialah untuk membantu klien membangun
kesadaran bahwa sekecil apapun perubahan itu akan membawa dampak yang
besar bagi hidupnya.
3 Kekuatan terletak pada proses asuhan. Perawat membantu klien untuk
mengidentifikasi bagaimana ia dapat lebih berperan ddalam hidupnya dan
mengontrol hidupnya serta pengalaman yang didapatnya.
4 Perawat dan klien adalah satu, tidak dapat dipisahkan seperti penari dalam
sebuah tarian.
Kristen Swanson
Theory of Caring Oleh Kristen Swanson. Asal teori
Swanson dapat ditemukan dalam wawancara yang dilakukannya
pada wanita yang mengalami keguguran, orangtua yang memiliki
anak di unit perawatan intensif, dan ibu yang secara sosial berisiko
dan telah melalui system untuk menerima berbagai macam bentuk
perawatan kesehatan (Potter et al. 2005).
14
becoming tersebut, perawat tidak hanya menjadi dispenser
pengobatan medis, tetapi juga merupakan mitra dalam membantu
pasien lebih dekat dengan tujuannya (well-being).
1 Caring adalah cara mengasihi orang lain dengan adanya komitmen dan
tanggungjawab terhadap orang tersebut (Swanson1991).
2 Knowing dalam hal ini dimaksudkan memahami arti sebuah peristiwa yang
terjadi dalam hidup orang lain menghindari asumsi-asumsi berfokus pada orang
yang dirawat / pasien mengkaji serta melibatkan orang yang memberi asuhan
dan orang yang diberi asuhan dalam proses “knowing” atau pengenalan
(Swanson1991).
3 Being with dalam hal ini dimaksudkan mendukung orang lain secara emosional
termasuk keberadaannya untuk orang lain dan berbagi kesedihan dengan orang
tersebut (Swanson1991).
4 Doing for yang dimaksud adalah melakukan sesuatu demi kepentingan orang
lain termasuk memenuhi kebutuhan kenyamanan dan melindungi orang tersebut
(Swanson1991).
5 Enabling yaitu memfasilitasi orang lain untuk melalui masa-masa transisi dalam
hidupnya dan melewati setiap peristiwa hidupnya dengan berfokus pada
peristiwa tersebut mendukungnya memberi penjelasan memvalidasi apa yang
dirasakan menemukan alternatif penyelesaian dan memberikan feedback /
umpan balik (Swanson1991).
6 Maintaining belief yaitu menumbuhkan keyakinan seseorang dalam melalui
setiap peristiwa hidup dan masa-masa transisi kehidupnya serta menghadapi
masa depan dengan penuh keyakinan meyakini kemampuan orang lain
menumbuhkan sikap optimis menemukan arti atau mengambil hikmah dari
setiap peristiwa dan selalu ada untuk orang lain pada situasi apa pun.
Shirly M. Moore
15
signifikan) yang menerima perawatan dari profesional pada unit
rumah sakit perawatan akut.
16
duka yang dialami oleh orang tua. Sebelumnya untuk pekerjaan ini,
duka dikonseptualisasikan sebagai proses yang menyelesaikan dari
waktu ke waktu dan jika belum terselesaikan, kesedihan yang
abnormal menurut Bowlby dan Lindemans (Lindgren et al, 1992).
Berbeda dengan konseptualisasi terikat waktu, yang melekat dalam
konsep kesedihan kronis adalah bahwa kesedihan berulang
merupakan pengalaman normal, menurut Wikler, Wasow, dan
Hatfiled (Lindgren et al, 1992). Burke dalam studinya anak-anak
dengan spina bifida, kesedihan kronis didefinisikan sebagai
kesedihan luas yang bersifat permanen, periodik dan progresif di
alam '(hainsworth, Eakes, Burke 1994).
17
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah dibahas pada tinjauan teori, Middle
Range teori adalah suatu pengembangan teori pada tingkat yang lebih
kongkret daripada Grand Teori,karena pada Grand teori lebih berfokus
pada fenomena pusat dari disiplin ilmu seperti individu sebagai sistem
adaptif, defisit perawatan diri,kesatuan manusia, atau menjadi manusia.
Grand Teori yang kerangkanya terdiri dari konsep-konsep dan pernyataan
relasional yang menjelaskan fenomena abstrak.Sedangkan Midle Range
Theory diorganisasi dalam lingkup terbatas, memiliki sejumlah varibel
terbatas, dapat diuji secara langsung. Teori Middle-Range memiliki
hubungan yang lebih kuat dengan penelitian dan praktik. Hubungan antara
penelitian dan praktik menurut Merton (1968), menunjukkan bahwa Teori
Mid-Range amat penting dalam disiplin praktik.
Dari beberapa ciri yang dimiliki Middle Range Teori ada beberapa
aspek yang menjadi catatan penting yaitu posisi Middle Range Teori
berada pada lingkaran tengah, semi konsep semi praktis. Dapat dilakukan
ditarik keatas mendekati tatanan konsep dapat pula ditarik kebawah lebih
mendekati praktik klinik, tergantungan penggunaan konsep-konsep dan
aplikasinya. Hal ini dapat kita lihat pada beberapa cirri yang diungkapkan
oleh beberapa ahli yang menyatakan Middle Range Teori dipengaruhi oleh
penggunaannya yang mampu diaplikasikan dalam berbagai situasi, masih
memiliki suatu unsur abstrak ,namun lebih mudah diaplikasikan ke dalam
praktik dibandingkan dengan Grand Teori.
Saran
Demikian atas ulasan dari makalah ini dari penulis untuk memperjelas
dalam pembahasan “Konsep Middle Range Theory Dalam Keperawatan Dan
19
Teori Yang Termasuk Dalam Middle Range Theory” . Apabila ada kekeliruan
atau tidak jelasnya dalam makalah ini dapat menghubungi penulis, dan apabila
ada kekurangan dari materi ini diharapkan pembaca dapat membantu dalam
memperbaiki makalah ini. Terimakasih.
20
DAFTAR PUSTAKA
Beck, Cheryl Tatano.2006. Postpartum mood and anxiety disorders : a clinician’s guide.
Sudbury: Jones and Bartlett Publishers
Kim, Hesook Suzie & Kollak, Ingrid. 2006. Nursing Theories, Conceptual &
Philosophical Foundations. Second edition. New York: Springer
Publishing Company.
Parker,Marilyn E. & Smith, Marlaine Cappelli. 2010. Nursing theories and nursing
practice. 3rd ed. Philadelphia: F. A. Davis Company.
Sieloff, Christina Leibold and Frey, Maureen A. 2007. Middle Range Theory
Development Using King’s Conceptual System. New York: Springer
Publishing Company .
Smith,Mary Jane & Liehr, Patricia R. 2008. Middle range theory for nursing. 2nd ed.
New York: Springer Publishing Company.
Tomey, Alligood. 2006. Nursing Theorist and Their Work. Sixth edition. Toronto: The
CV Mosby Company St. Louis
21