PANCASILA
Disusun oleh :
Universitas Pattimura
2020
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah
PENDIDIKAN PANCASILA tentang “SIKAP MAHASISWA DALAM
SITUASI PANDEMI COVID DALAM PANCASILA”
Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberi manfaat kepada semua pihak,
bagi kami khususnya dan bagi teman-teman mahasiswa Universitas Pattimura
Ambon pada umumnya. Kami sadar bahwa makalah ini belum sempurna dan
masih memiliki banyak kekurangan.
Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
semua pihak yang membaca.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
Latar belakang
Rumusan masalah
Manfaat pembahasan
BAB II PEMBAHASAN
Situasi covid19 dengan Pancasila
Hubungannya covid19 dengan Pancasila
Nilai-nilai Pancasila dalam situasi covid19
BAB III PENUTUP
Simpulan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
C. Manfaat pembahasan
PEMBAHASAN
Tiap generasi alami pergantian serta sikap pula tantangan jaman yang berbeda
dari masa ke masa. Buat itu generasi muda telah sewajarnya wajib belajar dari
generasi tadinya tetapi mereka wajib lebih kreatif serta inovatif buat menjauhi
rutinitas tiap hari yang bisa membelenggu kreativitasnya.
Hari ini bertepatan pada 1 Juni 2020 kita memeringati hari lahirnya Pancasia
yang pada tahun ini mengambil tema" Pancasila Dalam Kegiatan Lewat Gotong
Royong Mengarah Indonesia Maju" peringatan tahun ini pasti berbeda dengan
tahun- tahun tadinya sebab dikala ini dunia tengah dilanda pandemi covid- 19
hingga penerapan di lapangan dicoba lewat virtual ataupun media elektronik,
video conference dalam jaringan ataupun online.
Kita dikala ini bagaikan bagian dari warga yang menyayangi negara ini pasti
dapat berpartisipasi memeriahkan peringatan hari lahirnya Pancasila dengan
turut menolong Pemerintah dalam perihal ini Regu Penanggulangan Pandemi
Covid- 19 dengan pelibatan partisipasi publik dan berikan contoh supaya
mematuhi protokol pecegahan penyebaran Covid- 19 yang hingga dikala ini
belum ditemui obat serta vaksinnya mengarah masa tatanan kehidupan baru"
new wajar" yang hendak kita mulai pelaksanaannya pada dini bulan ini.
Cocok dengan tema hari Pancasila gotong royong ialah budaya luhur bangsa
Nusanatara sebab bagi Ir. Soekarna inti ataupun saripati dari kelima sila dalam
Pancasila dapat diperas jadi ekasila ialah" gotong- royong" yang didalamnya
tercantum masksud serta tujuan guna kepentingan bersama, ialah silih bahu
membahu berkolaborasi meringankan beban orang disekitar kita, mewujudkan
keselamatan serta kesejahteraan bersama sampai terwujudnya warga yang adil,
makmur serta berperadaban.
Pancasila sendiri berasal dari bahasa Sansekerta, ialah panca yang berarti 5,
serta sila yang berarti dasar. Pancasila bagaikan dasar negeri awal kalinya
dicetuskan oleh Ir. Soekarno pada bertepatan pada 1 Juni 1945 mempunyai
pertumbuhan dari dari masa ke masa, masing- masing periode kepemiminan di
negara ini dengan pemimpin yang berbeda pula hadapi pertumbuhan dalam
perwujudannya, Pancasila senantiasa hadapi pasang- surut, apalagi tidak sedikit
hadapi kendala serta rongrongan baik dari dalam negara ataupun dari luar
negara, dari pemeluk faham ekstrim kiri berhaluan komunis ataupun ekstrim
kanan berhaluan radikalisme agama.
Tiap masa periodae kepemimpinan negeri terdapat saja yang mau mengambil
alih pandangan hidup tersebut dengan faham komunis serta sebagian dekade
terakhir terdapat sebagian dari kelompok warga yang mau mengambil alih
Pancasila dengan faham Khilafah.
Oleh karena itu Pemerintah membuat lembaga spesial ialah BPIP ataupun
Tubuh Pembinaan Pandangan hidup Pancasila yang mengajak kalangan
generasi milenial buat" membumikan Pancasila" dalam kehidupan tiap hari
sebab perihal ini berarti supaya di pundak mereka senantiasa tertanam nilai- niai
luhur Pancasila demi kesinambungan negara ini dari waktu ke waktu yang
hadapi tantangan dengan menyusutnya nilai- nilai Pancasila dalam uraian serta
pengamalan keidupan tiap hari.
Nilai- nilai dalam Pancasila sesungguhnya telah terdapat dalam kehidupan tiap
hari para leluhur kita perihal itu sudah digali oleh para pendiri negara ini, dalam
sejarahnya mula- mula usulan Ir. Soekarno mencantumkan sila kelima ialah Ke-
Tuhanan yang kerkebudayaan namun hadapi pergantian dalam ulasan bersama
Tubuh Penyelelidik Usaha- Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia( BPUPKI) dengan berbagai pertimbangan, kesimpulannya diputuskan
jadi sila awal sampai dikala ini bersumber pada memikirkan latar balik bangsa
Indonesia yang bermacam- macam budaya serta agama dan pemeluk
kepercayaat terhadap Tuhan Yang Maha Esa, warga Nusantara yang terdiri dari
bermacam- macam etnis, budaya serta agama butuh menemukan atensi yang
sama serta wajib jadi atensi yang utama.
Hingga sila kelima pada dikala itu digeser jadi sila awal serta menjiwai sila- sila
yang lain. Oleh sebab itu perisai kecil gelap ditengah dengan lambang bintang
kuning keemasan yang mencerminkan kesatuan Ke- Tuhanan ditaruh di tengah-
tengah dengan latarbelakangi perisai besar yang terdiri dari 4 sila dasar yang
lain yang bercorak merah putih menjajaki arah duri jam melambangkan
semangat serta kecintaan kepada tanah air, sila awal yakni sila yang utama serta
diharapkan bisa mempersatukan warga Nusantara yang sangat bermacam-
macam serta merupakah sila roh pemersatu bangsa Indonesia sampai dikala ini.
Dunia mengakui kalau Indonesia ini berbeda dengan negara- negara lain, sebab
negeri kita merupakan negeri yang sangat unik karena terdiri dari ribuan
kepulauan dengan bermacam- macam suku, bahasa, agama, ras serta budaya
pasti saja jika pandangan hidup lain yang tidak cocok dengan nilai- nilai
Pancasila dipaksakan dalam kediun tiap hari serta buat melaksanakan
pemerintahan hendak terjalin ketipangan dalam kehidupan bernegara serta
bermasyarakat yang majemuk serta plural.
Oleh sebab itu pandangan hidup Pancasila ini berfat terbuka, umum, fleksibel
serta tidak kaku, seluruh faham pandangan hidup lain yang digunakan oleh
negara- negara maju telah terdapat didalam nilai- nilai luhur tiap sila dalam
Pancasila itu sendiri. Tiap- tiap sila dalam Pancasila berisi butiran- butiran
ibarat untaian kualitas manikan serta diibararkan lebih indah dari mutiara
manapun yang terdapat di muka bumi ini...
Pastinya ini selaras dengan hati nurani kita bagaikan bangsa yang bermartabat
serta menjunjung besar hak asazi manusia. Pancasila bagaikan pemikiran hidup
bangsa terdapat dalam tiap sila supaya seluruh metode berfikir masyarakat
negeri serta perbuatannya selaras dengan nilai- nilai Pancasila yang mendasari
seluruh aspek kehidupan dalam berbangsa serta bernegara di Indonesia.
Pengamalan kelima sila dalam Pancasila bisa kita terapkan dalam kehidupan
tiap hari misalnya:
Tingkatkan rasa kebanggaan serta cinta kepada tanah air, bangsa serta negeri,
menjunjung besar toleransi serta kepekaan sosial dalam bermasyakat serta
melindungi persatuan, kesatuan bangsa diatas kepentingan individu ataupun
kelompok ataupun kalangan. Tingkatkan pemahaman bela negeri dengan
menjunjung besar perilaku patriotisme serta watak nasionalisme.
Menerima serta menjunjung besar keputusan ataupun hasil akhir yang diambil
dari musyawarah dengan mengedepankan hati nurani yang luhur secara
bertanggungjawab meski bisa jadi berbeda dengan komentar kita. Tidak
memaksakan komentar ataupun kehendak diri sendiri pada orang lain. Aktif
berfungsi dalam aktivitas di area warga terkecil misalnya rapat RT, kerja bakti,
pemilihan pimpinan RT, siskamling/ ronda serta lain sebagainya.
yang didalamnya sudah tersirat nilai- nilai luhur para pendiri bangsa ini yang
mendasari seluruh aspek kehidupan dalam berbangsa serta bernegara di
tingkatan nasional dan bermasyarakat dalam sekala internasional.
BAB III
KESIMPULAN