Anda di halaman 1dari 7

PERPINDAHAN PANAS PADA PROSES PENGELASAN

oleh : novi sukma drastiawati

A. Pendahuluan
1. Deskripsi singkat cakupan materi Bab ini.
Bab pengertian proses manufaktur mencakup mengenai proses produksi suatu barang
mulai dari awal. Pada bab ini menjelaskan tentang proses pengelasan yang masuk sebagai
bagian dari proses manufaktur, yaitu proses assembly. Pada proses tersebut dijelaskan
bahwa pengelasan masuk pada kategori permanent joining processes.

2. Tujuan Pembelajaran.
a. Setelah mengikuti proses pembelajaran mahasiswa mampu menjelaskan tentang
perpindahan panas pada proses pengelasan sesuai dengan yang dipelajari pada sub
materi satu.
b.Setelah mengikuti proses pembelajaran mahasiswa mampu menentukan sumber energi
panas las sebelum melakukan perhitungan sesuai dengan sub materi satu.
c. Setelah mengikuti proses pembelajaran mahasiswa mampu menghitung perpindahan
panas las dengan metode sederhana sesuai dengan sub materi dua dan sub materi tiga.

A. Materi
1. Subbab Materi 1 : Sumber Energi Panas
Proses pengelasan membutuhkan dua hal yang penting :
1. Energi termal
2. Energi mekanik yang berupa tekanan pada kasus las friksi.
Sumber energi panas berasal :
1. Energi kimia (pembakaran gas dan O2)
2. Energi listrik ( busur listrik )
3. Sinar dengan intensitas tinggi
Las OAW panas dihasilkan dari hasil pembakaran daerah reduksi antara gas C 2H2 dan O2
yang menghasilkan gas CO dan H2 dengan rincian sebagai berikut :
C2H2 + O2 2CO + H2 + 0,021 J/mm3
dan pembakaran sempurna gas CO dengan udara sehingga menghasilkan gas CO 2 dengan rincian
sebagai berikut :
2CO + H2 + 1,5 O2 2CO + H2O + 0,027 J/mm3 (ilman noer)
Total energi panas yang dihasilkan oleh kedua reaksi diatas sebesar 0,048 J/mm 3
(48KJ/l) sehingga energi panas tiap satuan waktu, q dalam (J/s) tergantung dengan konsumsi gas
C2H2 yang dinyatakan dengan persamaan :

q = (48 Kj / liter C2H2 ) x V C2H2 x (1/3600 s)


dengan :
Vasetilen = debit aliran gas asetilen (liter / jam) panas pembakaran asetilen = 48 KJ/liter pada 1
atm dan temperatur 250C
h = dalam waktu jam (ilman noer, kou sindo)
Pada las busur listrik panas yang dihasilkan dari muatan listrik pada anoda dan katoda,
dimana besar energi panas untuk arus searah (DC) dinyatakan dengan persamaan :
q =EI (ilman noer, kou sindo)
dengan :
E = potensial listrik (volt)
I = arus listrik ( ampere )
Jika pada pengelasan menggunakan sumber arus AC, arus yang digunakan merupakan
arus efektif Ieff sehingga persamaan untuk besar energi panas adalah :
q = E I = I2eff . R (ilman noer, kou sindo)

2. Sub bab materi 2 : Masukan panas


Masukan panas ( heat input ) adalah besarnya energi panas tiap satuan panjang las ketika sumber
panas ( nyala api, busur listrik, plasma, atau sinar energi tinggi) bergerak sepanjang garis las.
Masukan panas dinyatakn dengan persamaan :
Qw =q/v=EI/v
dengan :
Qw : masukan panas (J/mm)
q : sumber panas (Watt)
v : kecepatan las (mm/s)
E : tegangan listrik (volt)
I : arus listrik (amper) (ilma noer)
Secara riil, perpindahan panas dari sumber panas ke benda kerja berjalan tidak
sempurna dengan ditandai adanya panas yang hilang ke lingkungan. Besarnya panas yang
hilang tersebut menentukan efisiensi perpindahan panas, sehingga persamaan menjadi sebagai
berikut : (ilman noer)
Qw =q/v=ηEI/v
dengan :
η : efisiensi perpindahan panas yang nilainya antara 0 dan 1 seperti yang ditunjukkan pada
tabel berikut ini (ilman noer) :

Tabel 4.1. Effisiensi perpindahan panas tiap-tiap cara pengelasan (ilman noer, 2011 )
Process Transfer Efficiency

Oxyfuel gas
Low combustion intensity fuel 0.25 – 0.50
High combustion intensity fuel 0.50 – 0.80
Gas – tungsten arc
Low current DCSP mode 0.40 – 0.60
High current DCSP mode 0.60 – 0.80
DCRP mode 0.20 – 0.40
AC mode 0.20 – 0.50
Plasma arc
Melt-in mode 0.70 – 0.85
Keyhole mode 0.85 – 0.95
Gas-metal arc
Globular or short-arc transfer mode 0.60- 0.75
Spray transfer mode 0.65 – 0.85
Shielded – metal or flux-cored arc 0.65 – 0.85
Submerged arc 0.55 – 0.85
Electroslag 0.55 – 0.85
Electron beam
Melt-in mode 0.70 – 0.85
Keyhole mode 0.85 – 0.95+
Laser beam
Reflective surfaces or vapors 0.005 – 0.50
Keyhole mode 0.50 – 0.75+

Efisiensi pada sumber panas dilogam las dapat diukur dengan menggunakan kalorimeter.
Panas yang ditransfer dari sumber panas ke benda kerja kemudian ditransfer ke calorimeter
yang dapat menunjukkan nilai efisiensinya. Berikut adalah salah satu gambar dan grafik tentang
efisiensi busur pada pengelasan GTAW. Gambar tersebut menunjukkan bahwa kalorimeter
merupakan hasil modifikasi dari Kou yang menggunakanl kalorimeter tubular sederhana. T in –
Tout dapat diukur dengan menggunakan termokopel.

Gambar 4.1 Pengukuran efissiensi busur pada pengelasan GTAW (a) kalorimeter (b) kenaikan
temperatur air pendingin sebagai fungsi waktu (Kou Sindo 2003).

Gambar 4.2 Pengukuran efisiensi busur pad alas GTAW (a) kalorimeter (b) lapisan-lapisan
gradient temperature (Kou Sindo, 2003).
3. Sub bab materi 3 : Perpindahan Panas Konduksi
Perpindahan panas pada proses pengelasan sangat menentukan kualitas las, karena aliran panas
mempengaruhi struktur mikro, distorsi, tegangan sisa, dan reaksi oksidasi / reduksi.
Perpindahan panas pada terjadi secara konduksi, dan sisanya adalah perpindahan panas
konveksi dan radiasi sehingga kedua hal tersebut biasanya diabaikan untuk kasus-kasus tertentu
(ilman noer). Persamaan umum dari perpindahan panas secara konduksi pad alas adalah sebagai
berikut :

ρ c (T) = + + – ρ c (T)

dimana :
x = koordinat arah las (mm)
y = koordinat tegak lurus arah las (mm)
z = koordinat tegak lurus permukaan las (mm)
ρ = massa jenis (g/mm3)
c (T) = panas jenis logam (J/g-1K-1)
k (T) = konduktivitas panas (J/mm s-1K-1)
T = temperatur (K)
QV = panas yang dibutuhkan tiap satuan volume (W/mm2)
Dari persamaan kompleks diatas , maka penyelesaian persamaan tersebut tergantung pada
proses pengelasan dan bentuk maupun geometri dari struktur bahan yang dilas (ilman noer).

4. Sub bab materi 4 : Sifat Thermal Bahan


Sifat – sifat thermal material meliputi (ilman noer):
a. konduktifitas panas (k)
b. panas jenis (c)
c. massa jenis (ρ)
d. diffusivitas termal (α)
e. koefisien muai (αT)
Sifat – sifat termal tersebut diatas tergantung pada temperatur sehingga dalam perhitungan
analitis biasanya dipakai nilai rerata antara temperatur kamar dan temperatur maksimum. Pada
tabel berikut akan ditunjukkan sifat termal berbagai macam bahan :

Tabel 4.2. Sifat termal berbagai bahan logam (kou sindo, 2003).
5. Sub bab materi 5 : Siklus Termal
Kecepatan sumber panas pada proses pengelasan lebih besar daripada kecepatan aliran panas.
Kecepatan aliran panas tersebut searah dengan gerakan busur listrik, sehingga daerah sekitar las
mengalami siklus termal berupa pemanasan sampai temperatur maksimum tercapai kemudian
diikuti dengan pendinginan seperti pada gambar berikut : (ilman noer)

Gambar 4.3 Siklus termal las (ilman noer, 2011).


Bagian yang terpenting pada siklus termal las adalah pendinginan, karena sangat mempengaruhi
transformasi fasa yang berarti berpengaruh pada struktur mikro di logam las dan daerah pengaruh
panas (heat effected zone).

1. Sub bab materi 6 : temperatur maksimum


Temperatur maksimum pada siklus termal perlu diketahui karena dapat digunakan memprediksi
perubahan – perubahan metalurgi seperti peleburan logam las, proses austeninasi, rekristalisasi
pada daerah HAZ ketika terjadi pengelasan. Temperatur maksimum dapat dihitung
menggunakan persamaan :

Pelat tebal : Tp - To =

Pelat tipis dengan tebal h : Tp - To =

2. Sub bab materi 7 :Laju pendinginan


Struktur mikro pada logam las dan HAZ dipengaruhi oleh laju pendinginan. Hal ini disebabkan
karena terjadinya proses pembekuan logam cair dan transformasi fasa sangat sensitif dengan laju
pendinginan. Seperti contoh kecepatan pendinginan yang terlalu cepat pada baja akan
menyebabkan terbentuknya struktur mikro berupa martensit yang keras dan getas. Kecepatan
pendinginan pada sambungan tumpul (butt joint) dengan pelat tebal dihitung dengan
persamaan :
= 2πk

Pada pelat tipis dengan tebal h :

= 2πkρc

Kedua persamaan diatas merupakan laju pendinginan pada temperatur tertentu. Sedangkan laju
pendinginan rata-rata pada interval 800 – 500 0C dinyatakan dengan :

= = dengan adalah waktu pendinginan dari

temperatur 800 – 500 0C (ilman noer).

3. Sub bab materi 8 : Waktu pendinginan


Waktu pendinginan pada umumnya terjadi antara temperature 800 – 500 0C. Temperatur
tersebut merupakan temperatur yang dipakai sebagai acuan untuk pengelasan baja karbon
rendah karena pada interval temperature tersebut terjadi transformasi fasa dari austenit menjadi
ferit, bainit atau martensit, yang tergantung pada laju pendinginan. Waktu pendinginan

dinyatakan dengan .

Persamaan untuk waktu pendinginan pada pelat tebal adalah sebagai berikut :

. =

Persamaan waktu pendinginan untuk pelat tipis tak hingga dengan tebal h adalah sebagai
berikut :

. = waktu pendinginan

merupakan kebalikan dari kecepatan pendinginan (dT/dt), namun pada umumnya yang sering

dipergunakan adalah daripada (dT/dt) (ilman noer).

SOAL LATIHAN

1. jika diketahui parameter las,sebagai berikut: Potensial busur pengelasan (E) = 20 volt arus (I)
= 200 Ampere. kecepatan perpindahan panas las (v) = 5 mm/s f1= 0,9 f2=0,3 dimana f1 adalah
efisiensi perpindahan kalor untuk las busur electrode,dan f2 adalah panas busur minimum
teoritis yang dibutuhkan logam untuk meleleh,dibagi dengan energi input. luas penampang weld
pass (Aw) = 20 mm2 Berapa nilai Q?

2. 2. Large aluminum sheets 1.2 mm thick are butt welded using GTAW with alternating current.
The current, voltage, and welding speed are 100A, 10V and 2 mm/s, respectively. To = 30 0 C. Tm
= 16000C, ρC = 0,0055 J/mm3.oC, and Hnett = 650 J/mm. Calculate the peak temperatures at
distance of 1.0 and 2.0 mm from the fusion boundary. Assume 65% arc efficiency

3. Jika diketahui parameter las berupa potensial busur pengelasan (E) = 30 volt, arus (I) = 250
ampere, travel velocity of heat source (v) = 5 mm/s, f1= 0,9, f2=0,3 Q= 10 joule/mm3.
Berapakah luas penampang logam las (Aw) jika diketahui f1 adalah efisiensi perpindahan kalor
untuk las busur elektrode, dan f2 adalah panas busur minimum teoritis yang dibutuhkan logam
untuk meleleh,dibagi dengan energi input.

Anda mungkin juga menyukai