Nama : XXXX
Demikian Surat Pernyataan ini dibuat dengan penuh rasa tanggung jawab untuk dipergunakan
sebagaimana mestinya.
Pemohon,
Materai
6000
(……………………………………………….)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
KATA PENGANTAR
Selamat bekerja
Jakarta, ……../……../20
DIREKTUR UTAMA PERUSAHAAN ....
KEBIJAKAN KESELAMATAN
PERUSAHAAN ....
Jakarta, 20..
PERUSAHAAN ....
DAFTAR ISI
Hal
Lembar Pengesahan 2
Kata Pengantar 3
Kebijakan Keselamatan Perusahaan 4
Daftar isi 5
1. Pendahuluan 6
2. Dasar 6
3. Tujuan dan Sasaran 6
4. Profil Perusahaan 7
5. Struktur Sistem Manajemen Keselamatan 8
6. Elemen dan Ekspektasi 9
6.1. Komitmen dan Kebijakan 10
6.2. Pengorganisasian 11
6.3. Manajemen Bahaya dan Risiko 12
6.4. Fasilitas Pemeliharaan dan Perbaikan Kendaraan Bermotor 13
6.5. Dokumentasi dan Data 14
6.6. Peningkatan Kompetensi dan Pelatihan 15
6.7. Tanggap Darurat 16
6.8. Pelaporan Kecelakaan Internal 16
6.9. Monitoring dan Evaluasi 18
6.10 Pengukuran Kinerja 18
LOGO P.O Nomor :
Tgl Terbit :
NAMA PERUSAHAAN/ P.O
Status Revisi :
1. Pendahuluan
PERUSAHAAN .... adalah perusahaan transportasi umum yang berdiri sejak tahun …. .
Perusahaan mengoperasikan ….. armada bus dengan jumlah awak sebanyak …..
orang.
Sejalan dengan kebijakan manajemen, perusahaan menjalankan Sistem Manajemen
Keselamatan untuk meningkatkan dan menjamin keselamatan dalam operasi layanan
angkutan untuk melindungi aset perusahaan, awak angkutan, penumpang dan
masyarakat umum.
(Disesuaikan dengan kondisi internal perusahaan)
2. Dasar
1) Undang Undang No. 1 tahun 1970 mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
2) Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13 tahun 2003 pasal 86 yang menyebutkan
setiap pekerja / buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas
keselamatan dan kesehatan kerja serta Pasal 87 bahwa setiap perusahaan wajib
menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang terintegrasi
dengan manajemen perusahaan.
3) Undang-undang no. 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan pasal
204 Perusahaan Angkutan Umum wajib membuat, melaksanakan, dan
menyempurnakan Sistem Manajemen Keselamatan dengan berpedoman pada
rencana umum nasional Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
4) Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2017 tentang Keselamatan Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan
5) Peraturan Menteri Perhubungan RI, No. 85 Tahun 2018, Tentang Sistem
Manajemen Keselamatan Perusahaan Angkutan Umum.
3.1. Tujuan
Tujuan Sistem Manajemen Keselamatan Perusahaan adalah sebagai berikut :
LOGO P.O Nomor :
Tgl Terbit :
NAMA PERUSAHAAN/ P.O
Status Revisi :
3.2. Sasaran
Sasaran Manajemen Keselamatan adalah mencakup seluruh kegiatan operasi
angkutan meliputi pekerja, pengemudi, penumpang, aset serta mitra kerja dan
sarana pendukungnya.
4. Profil Perusahaan
6.1.1. Persyaratan
Manajemen harus menunjukkan komitmen yang kuat terhadap
Keselamatan dengan menetapkan kebijakan Keselamatan
perusahaan untuk meningkatkan kinerja Keselamatan, memenuhi
persyaratan perundangan yang berlaku serta peningkatan
berkelanjutan.
6.1.2. Ekspektasi
a. Adanya komitmen yang kuat dari Manajemen terhadap aspek
keselamatan yang ditunjukkan dalam sikap sehari-hari.
b. Adanya kebijakan keselamatan tertulis dari manajemen yang
memuat visi, misi dan tujuan yang hendak dicapai.
c. Adanya sasaran keselamatan untuk mendukung perwujudan
kebijakan Keselamatan perusahaan menuju peningkatan
berkelanjutan.
d. Adanya peran serta dan keterlibatan aktif seluruh pemegang
kepentingan dalam meningkatkan kinerja keselamatan.
6.1.3. Implementasi
a. Menetapkan dan mensosialisasikan kebijakan Keselamatan
Direksi diseluruh jajaran operasi perusahaan.
LOGO P.O Nomor :
Tgl Terbit :
NAMA PERUSAHAAN/ P.O
Status Revisi :
6.2. PENGORGANISASIAN
Keberhasilan penerapan Keselamatan dalam perusahaan memerlukan
pengorganisasian dan penyediaan sumber daya yang memadai.
6.2.1. Persyaratan
Program keselamatan harus dikelola dan diorganisir dengan baik,
yang menyangkut peran dan tanggung jawab semua unsur dalam
perusahaan.
Perusahaan harus menyediakan sumberdaya yang cukup untuk
mencapai sasaran Keselamatan yang telah ditetapkan yang
mencakup manusia, dana, waktu, dan prasarana yang diperlukan.
6.2.2. Ekspektasi
a. Adanya struktur organisasi pengelolaan Keselamatan yang
memuat hubungan antar jabatan, bagian, tugas, wewenang dan
tanggungjawab masing-masing.
b. Tersedianya tenaga yang bertanggung jawab terhadap aspek
keselamatan dalam operasi perusahaan.
c. Tersedianya sumberdaya untuk mendukung keberhasilan dan
peningkatan Keselamatan dalam perusahaan.
6.2.3. Implementasi
a. Membentuk dan menjalankan Komite Keselamatan dengan
anggota dari berbagai fungsi.
b. Menetapkan salah seorang anggota manajemen sebagai
Penanggungjawab Keselamatan.
c. Menunjuk dan menetapkan Petugas Keselamatan (Safety
Officer) untuk mengorganisir kegiatan dan program keselamatan
LOGO P.O Nomor :
Tgl Terbit :
NAMA PERUSAHAAN/ P.O
Status Revisi :
6.3.1. Persyaratan
Perusahaan pengangkutan harus menerapkan manajemen risiko
untuk mengendalikan bahaya yang ada atau timbul dari operasi
perusahaan mulai dari perencanaan, pengangkutan dan
pemeliharaan yang mencakup identifikasi bahaya, penilaian dan
pengendalian risiko yang ada dalam kegiatan operasi
pengangkutan.
6.3.2. Ekspektasi
a. Perusahaan telah memiliki prosedur identifikasi bahaya,
penilaian dan pengendalian risiko secara komprehensif baik
terhadap personel, sarana angkutan, penumpang maupun
lingkungan untuk setiap tahapan operasi pengangkutan.
b. Perusahaan telah melakukan identifikasi bahaya, penilaian dan
pengendaliannya dengan metode yang sesuai dengan
karakteristik bahaya yang ada.
c. Semua potensi bahaya telah dicatat, dilaporkan dan
dikomunikasikan kepada semua pihak yang berhubungan
dengan keselamatan.
6.3.3. Implementasi
a. Menetapkan dan mengembangkan prosedur Identifikasi Bahaya,
Penilaian dan Pengendalian Risiko untuk kegiatan operasi
perusahaan dengan proses sebagai berikut :
LOGO P.O Nomor :
Tgl Terbit :
NAMA PERUSAHAAN/ P.O
Status Revisi :
6.4.1. Persyaratan
Sesuai dengan Pasal 48 (1) Undang-undang No. 22 Tahun 2009
tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, setiap kendaraan bermotor
yang dioperasikan di jalan harus memenuhi persyaratan teknis dan
laik jalan. Perusahaan menjamin kelaikan dan keselamatan semua
sarana yang terkait dengan operasi angkutan umum.
6.4.2. Ekspektasi
a. Perusahaan melengkapi kegiatan operasional angkutan dengan
menyediakan fasilitas pemeliharaan dan perbaikan kendaraan
bermotor sebagai syarat utama keselamatan dan perbaikan
kerndaraan bermotor yang digunakan untuk mendukung kegiatan
perusahaan.
b. Fasilitas Pemeliharaan dan perbaikan kendaraan meliputi:
- Fasilitas pemeriksaan, perawatan dan pemantauan fisik
kendaraan bermotor.
LOGO P.O Nomor :
Tgl Terbit :
NAMA PERUSAHAAN/ P.O
Status Revisi :
6.5.1. Persyaratan
Dokumen Sistem Manajemen Keselamatan Perusahaan Angkutan
Umum adalah dokumen yang memuat rincian elemen sistem
manejemen keselamatan perusahaan angkutan umum.
6.5.2. Ekspektasi
a. Memiliki prosedur terkait dokumentasi dan data.
b. Memahami fungsi keselamatan utama dan prosesnya dalam
mengembangkan dokumentasi standar. Dilakukan dengan cara
mengidentifikasi sumber daya yang berpotensi digunakan.
c. Hasil identifikasi berupa data yang senantiasa diperbaharui.
6.5.3. Implementasi
a. Tersedianya dokumentasi dan data terkait dengan
penyelenggaraan kegiatan operasional perusahaan dalam
mendukung pencapaian kinerja keselamatan.
b. Pendokumentasian diberlakukan pada setiap elemen Sistem
Manajemen Keselamatan
LOGO P.O Nomor :
Tgl Terbit :
NAMA PERUSAHAAN/ P.O
Status Revisi :
6.6.1. Persyaratan
Keberhasilan program keselamatan ditentukan oleh unsur manusia
yang terkait dalam proses pengangkutan. Kegiatan operasi
pengangkutan harus dilakukan oleh personil yang kompeten dengan
bidang tugasnya masing-masing.
Perusahaan harus melakukan program pembinaan untuk
meningkatkan pengetahuan, kompetensi dan kepedulian seluruh
pihak yang terlibat dengan operasi pengangkutan.
6.6.2. Ekspektasi
a. Perusahaan telah memiliki standar kompetensi untuk setiap jenis
pekerjaan, terutama pengemudi sarana pengangkutan sesuai
dengan persyaratan.
b. Perusahaan melakukan program pembinaan dan pelatihan bagi
tenaga kerjanya secara berkala sesuai dengan kebutuhan
khususnya yang mengandung risiko tinggi.
6.6.3. Implementasi
a. Membuat dan menetapan Training Need Analysis dan Training
matrik untuk semua pekerja khususnya pengemudi.
b. Menyelenggarakan pelatihan secara berkala sesuai hasil
Training Need.
c. Membuat dan menetapkan standar Kompetensi untuk pekerja
yang terlibat dalam operasi angkutan.
6.6.4. Prosedur Terkait
Prosedur Pelatihan
LOGO P.O Nomor :
Tgl Terbit :
NAMA PERUSAHAAN/ P.O
Status Revisi :
6.7.1. Persyaratan
Perusahaan harus mempersiapkan diri untuk menghadapi setiap
keadaan darurat seperti kecelakaan lalu lintas, kebakaran, dan
lainnya untuk menghindarkan kerugian, kerusakan dan korban yang
lebih besar.
Perusahaan harus mengembangkan, menetapkan dan
menerapkan manajemen krisis dan tanggap darurat.
6.7.2. Ekspektasi
a. Perusahaan telah melakukan identifikasi semua potensi
keadaan darurat yang mungkin timbul dalam kegiatan operasi
perusahaan.
b. Sistem manajemen krisis dan tanggap darurat telah berjalan
dengan baik.
6.7.3. Implementasi
a. Membentuk tim tanggap darurat di kantor pusat dan unit
kegiatan.
b. Menyiapkan sarana dan fasilitas tanggap darurat untuk setiap
armada angkutan dan diperkantoran.
c. Mengadakan pelatihan tanggap darurat berkala.
6.7.4. Prosedur Terkait
. Prosedur tanggap darurat
6.8.1. Persyaratan
Setiap kecelakaan harus diselidiki untuk mengetahui faktor
penyebab sehingga kecelakaan serupa dapat dicegah.
Perusahaan harus mengembangkan dan menjalankan prosedur
penanganan kecelakaan dan insiden yang mencakup penyelidikan
LOGO P.O Nomor :
Tgl Terbit :
NAMA PERUSAHAAN/ P.O
Status Revisi :
6.10.1. Persyaratan
Audit dan tinjau ulang perlu dilakukan secara berkala untuk
mengetahui kelemahan dan kelebihan pelaksanaan keselamatan
dalam perusahaan.
Manajemen harus melakukan tinjau ulang terhadap penerapan
sistem manajemen untuk memastikan kebijakan dan sasaran
yang ditetapkan telah berjalan sesuai harapan.
6.10.2. Ekspektasi
a. Perusahaan telah mengembangkan, menetapkan dan
melakukan audit dan tinjau ulang Manajemen secara berkala.
b. Hasil tinjau ulang dijadikan masukan peningkatan
berkelanjutan (continual improvement) melalui perbaikan
Sistem Mananajemen Keselamatan, kebijakan dan sasaran
LOGO P.O Nomor :
Tgl Terbit :
NAMA PERUSAHAAN/ P.O
Status Revisi :
Keselamatan.
6.10.3. Implementasi
a. Membentuk tim audit internal untuk melakukan audit.
b. Menyusun rencana audit dan melaksanakan audit secara
berkala diseluruh aktivitas perusahaan.
6.10.4. Prosedur Terkait
Prosedur Audit Internal
6.10.1. Persyaratan
Hasil pelaksanaan Keselamatan harus dipantau dan diukur secara
berkala untuk mengetahui kemajuan dan kinerja sehinngga dapat
dilakuikan tindakan perbaikan.
Perusahaan harus mengembangkan, menetapkan dan
melaksanakan prosedur pemantauan dan pengukuran kinerja
keselamatan secara berkala dan mendokumentasikan hasilnya.
6.10.2. Ekspektasi
a. Perusahaan telah mengembangkan dan menetapkan sistem
pengukuran kinerja keselamatan.
b. Perusahaan telah mengembangkan sistem, prosedur analisis
dan evaluasi kejadian.
c. Rasio antara jumlah kejadian kecelakaan dengan kendaraan
bermotor kilometer
d. Rasio antara korban kecelakaan dengan kejadian kecelakaan
6.10.3. Implementasi
a. Mengembangkan dan membuat sistem pengukuran kinerja
(statistik kecelakaan, hari hilang, angka kejadian) dan
mendistribusikannya.
b. Melakukan pengukuran dan pemantauan semua aspek
Keselamatan seperti kebisingan, penerangan, alat kebakaran
dan lain-lain.
6.10.4. Prosedur Terkait
Prosedur pengukuran dan pemantauan
Statistik Kecelakaan
ELEMEN 1
KOMITMEN DAN KEBIJAKAN
ELEMEN 1
KOMITMEN DAN KEBIJAKAN
A. Komitmen
Komitmen dan Kebijakan merupakan landasan penerapan keselamatan dalam perusahaan.
Tanpa dukungan manajemen maka program keselamatan tidak akan berhasil dengan baik.
Dalam rangka menunjukkan komitmen dan dukungan tersebut manajemen perlu menetapkan
komitmen dan kebijakan keselamatan perusahaan.
Selain komitmen perusahaan, Perusahaan Angkutan Umum PO ....juga mewajibkan para
pengemudi untuk berkomitmen terhadap keselamatan sekaligus untuk membentuk budaya
keselamatan pengemudi. Hal ini ditandai dengan pernyataan komitmen para pengemudi.
B. Kebijakan
Perusahaan Angkutan Umum PO...................... sebagai perusahaan jasa angkutan .....
menempatkan aspek keselamatan sebagai prioritas untuk menjamin keselamatan awak
angkutan, penumpang, aset perusahaan, dan masyarakat luas sekaligus untuk mencapai
kepuasan pelanggan. Untuk itu perusahaan menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan
dengan pokok-pokok sebagai berikut :
Untuk mencapai keberhasilan keselamatan, perusahaan akan melibatkan semua unsur dalam
perusahaan termasuk pengguna . jasa agar senantiasa mengutamakan keselamatan.
LOGO PERUSAHAAN/KOP PERUSAHAAN
Contoh komitmen
Kualitas pelayanan prima merupakan bentuk komitmen kami terhadap aspek keselamatan yang
juga merupakan tujuan Perusahaan Angkutan Umum
1. Perusahaan Angkutan Umum ....bersedia mematuhi seluruh peraturan lalu lintas yang
berlaku dan melakukan tindakan pencegahan terhadap terjadinya kecelakaan.
2. Perusahaan Angkutan Umum ....akan selalu proaktif dalam meminimalisir bahaya dan risiko
apabil aterjadi kecelakaan.
3. Perusahaan Angkutan Umum ....berkomitmen dalam memberikan pelatihan secara rutin
kepada pengemudi dan mekanik.
4. Perusahaan Angkutan Umum ....berkomitmen dalam memberikan pelatihan tanggap
darurat dalam mengantisipasi apabila terjadi kecelakaan.
5. Perusahaan Angkutan Umum ....akan membuat sistem informulirasi dan komunikasi
sebagai wadah informulirasi dan konsultasi antara seluruh karyawan dan penumpang serta
pihak lainnya.
Ttd
Direktur Utama
Tempat, Tanggal-bulan-tahun
ttd
Direksi Perusahaan…
LOGO PERUSAHAAN/KOP PERUSAHAAN
KEBIJAKAN
LARANGAN PENGGUNAAN OBAT, OBAT TERLARANG
DAN ALKOHOL
Contoh
PERUSAHAAN .... melarang penyalahgunaan obat, obat terlarang dan alkohol di tempat kerja
selama dalam Perusahaan atau bertugas di luar tempat kerja (termasuk di client, di lapangan,
dan atau di dalam kendaraan Perusahaan) untuk menjaga dan memelihara lingkungan kerja
yang aman, sehat dan produktif pada semua karyawan-karyawati dan pihak terkait lainnya.
NAMA PIMPINAN
TERTINGGI
LOGO PERUSAHAAN
KEBIJAKAN KESELAMATAN
PERUSAHAAN ....
Contoh
PERUSAHAAN .... sebagai perusahaan jasa transportasi menempatkan aspek keselamatan
sebagai perioritas untuk menjamin keselamatan awak angkutan, pelanggan, aset
perusahaan dan masyarakat luas sekaligus untuk mencapai kepuasan pelanggan.
Untuk itu perusahaan menerapkan sistem manajemen keselamatan dengan pokok -pokok
sebagai berikut :
Keselamatan transportasi merupakan komitmen dan kebijakan manajamen perusahaan .
Perusahaan akan menerapkan keselamatan dalam beroperasi sejak tahap persiapan,
pemberangkatan, perjalanan sampai ke tempat tujuan.
… dst
NAMA PIMPINAN
TERTINGGI
Contoh komitmen
Kualitas pelayanan prima merupakan bentuk komitmen kami terhadap aspek keselamatan yang
juga merupakan tujuan Perusahaan Angkutan Umum
1. Perusahaan Angkutan Umum ....bersedia mematuhi seluruh peraturan lalu lintas yang berlaku
dan melakukan tindakan pencegahan terhadap terjadinya kecelakaan.
2. Perusahaan Angkutan Umum ....akan selalu proaktif dalam meminimalisir bahaya dan risiko
apabil aterjadi kecelakaan.
3. Perusahaan Angkutan Umum ....berkomitmen dalam memberikan pelatihan secara
rutin kepada pengemudi dan mekanik.
4. Perusahaan Angkutan Umum ....berkomitmen dalam memberikan pelatihan tanggap darurat
dalam mengantisipasi apabila terjadi kecelakaan.
5. Perusahaan Angkutan Umum ....akan membuat sistem informulirasi dan komunikasi sebagai
wadah informulirasi dan konsultasi antara seluruh karyawan dan penumpang serta pihak lainnya.
Ttd
Direktur Utama
Tempat, Tanggal-bulan-tahun
ttd
Direksi Perusahaan…
LOGO No. Dokumen : No. Dokumen
Isi sesuai dengan nama perusahaan
PERUSAHAAN Tanggal Berlaku : Tanggal Berlaku
Visi
Perusahaan menempatkan visi atau pandangan yang jauh kedepan tentang apa yang hendak dicapai
khususnya terkait aspek keselamatan dan merupakan bagian dari kebijakan perusahaan secara umum.
Contoh Visi
Misi
Misi merupakanpernyataan tentang apa yang harus dikerjakan oleh perusahaan angkutan dalam usaha
mewujudkanvisi tersebut.
Contoh Misi
Dalam menjalankanvisi dan mencapai sasaran yang hendak dicapai Perusahaan Angkutan Umum…
melaksanakan misi paling sedikit:
a. Memberikan jasa layanan angkutan jalan dengan kualitas terbaik;
b. Mengutamakan aspek keselamatan dalam segala aspek;
c. Membangun layanan angkutan yang nyaman, tepat waktu dan kompetitif untuk kepuasan
pelanggan.
NAMA PIMPINAN
TERTINGGI
LOGO No. Dokumen : No. Dokumen
Isi sesuai dengan nama perusahaan
PERUSAHAAN Tanggal Berlaku : Tanggal Berlaku
KETERANGAN FOTO
LOGO No. Dokumen : No. Dokumen
Isi sesuai dengan nama perusahaan
PERUSAHAAN Tanggal Berlaku : Tanggal Berlaku
…dst
Keterangan Foto
Keterangan Foto
KEGIATAN RAPAT YANG LAIN JIKA ADA
ELEMEN 2
PENGORGANISASIAN
LOGO No. Dokumen : No. Dokumen
Isi sesuai dengan nama perusahaan
PERUSAHAAN Tanggal Berlaku : Tanggal Berlaku
PENGORGANISASIAN
ELEMEN 2
PENGORGANISASIAN
PROSEDUR PENGORGANISASIAN
PROSEDUR PENGORGANISASIAN
Contoh Prosedur Pengorganisasian
Contoh
1. TUJUAN :
Prosedur ini memberikan pedoman dalam proses merekrut yaitu untuk mendapatkan
pelamar yang sesuai dengan kriteria perusahaan sebanyak mungkin.
2. RUANG LINGKUP :
Prosedur ini berlaku untuk persiapan dan pelaksanaan dalam melakukan perekrutan
pengemudi baru yaitu dengan pemasangan lowongan pekerjaan dan langkah-langkah lain
yang dilakukan dalam memperoleh pelamar yang sesuai dengan perusahaan.
4. PROSEDUR :
a. Personalia bertanggung jawab dalam membuat informasi lowongan pekerjaan dan
menempelnya di papan pengumuman atau menginformasikan lowongan kerja di website
perusahaan dan atau website khusus untuk pemasangan info lowongan pekerjaan,
b. Personalia memanggil calon pengemudi jika sudah ada yang memasukkan lamaran
pekerjaan,
c. Calon pengemudi, melakukan pengisian absensi kehadiran dalam seleksi penerimaan
pengemudi/mekanik baru
f. Calon pengemudi menandatangani surat kontrak tersebut dan siap untuk memulai
bekerja
Contoh
1. TUJUAN :
Prosedur ini memberikan pedoman dalam proses merekrut yaitu untuk mendapatkan
pelamar yang sesuai dengan kriteria perusahaan sebanyak mungkin.
2. RUANG LINGKUP :
Prosedur ini berlaku untuk persiapan dan pelaksanaan dalam melakukan perekrutan
mekanik baru yaitu dengan pemasangan lowongan pekerjaan dan langkah-langkah lain
yang dilakukan dalam memperoleh pelamar yang sesuai dengan perusahaan.
4. PROSEDUR :
a. Personalia bertanggung jawab dalam membuat informasi lowongan pekerjaan dan
menempelnya di papan pengumuman atau menginformasikan lowongan kerja di website
perusahaan dan atau website khusus untuk pemasangan info lowongan pekerjaan,
b. Personalia memanggil calon Mekanik jika sudah ada yang memasukkan lamaran
pekerjaan,
c. Calon mekanik, melakukan pengisian absensi kehadiran dalam seleksi penerimaan
mekanik baru
d. Personalia menghubungi calon mekanik baru jika memenuhi persyaratan dan sesuai
dengan kualifikasi yang diinginkan oleh perusahaan
f. Calon mekanik menandatangani surat kontrak tersebut dan siap untuk memulai
bekerja
Pimpinan Perusahaan
Contoh 1
Unit Manajemen
Keselamatan
TTD
DIREKTRU UTAMA
Contoh 2
TTD
DIREKTUR UTAMA
ELEMEN 3
MANAJEMEN BAHAYA DAN RISIKO
ELEMEN 3
MANAJEMEN BAHAYA DAN RISIKO
Bahaya merupakan sebuah kejadian atau peristiwa yang berpotensi menyebabkan kerusakan,
cidera, atau kehilangan nyawa. Risiko adalah perubahan yang disebabkan oleh kerusakan yang
terjadi, sehingga sering disebutkan bahwa risiko adalah chance of loss atau kerugian. Dalam
perusahaan, bahaya dan risiko merupakan dua hal yang dapat menyebabkan terganggunya
pencapaian tujuan, merugikan perusahaan, dan menimbulkan ketidakpercayaan dari masyarakat.
Oleh karena itu potensi bahaya dan risiko harus diidentifikasi untuk mengurangi atau
menghilangkan kemungkinan terjadinya kedua hal tersebut. Elemen keselamatan mengharuskan
adanya sistem manajamen untuk mengelola potensi bahaya dan risiko dalam suatu perencanaan
yang matang. Berdasarkan elemen manajemen bahaya dan risiko maka Perusahaan Angkutan
Umum ...melakukan identifikasi terhadap bahaya dan risiko atas 3 (tiga) faktor yaitu:
a. Manusia
faktor-faktor yang diidentifikasi meliputi usia pekerja, kesehatan, kelelahan dan stres,
keterampilan, alat-alat perlindungan, faktor kejahatan lalulintas.
b. Lingkungan
faktor-faktor yang diidentifikasi meliputi kondisi jalan, cuaca, dan lain-lain.
c. Kendaraan Bermotor
faktor-faktor yang diidentifikasi meliputi apakah kendaraan bermotor kecil, menengah atau
besar, ikut mempengaruhi besar kecilnya bahaya dan risiko yang akan terjadi atau faktor lain
dari kendaraan bermotor. Salah satu contohnya yaitu Blaid Spot, Rusaknya Ban Mobil, Rem
Kendaraan,
LOGO PERUSAHAAN ANGKUTAN No. Dokumen : No. Dokumen
PERUSAHAAN Tanggal Berlaku : Tanggal Berlaku
UMUM PO …
1.3 Hasil identifikasi bahaya dan penilaian risiko harus digunakan sebagai masukan dalam
menyusun rencana kerja dan kegiatan angkutan
2. Pelaksana identifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko
2.1 Identifikasi bahaya dan penilaian risiko harus dilakukan oleh pengawas operasi yang
dibentuk perusahaan
2.2 Identifikasi Bahaya dan Penilaian resiko dilakukan dengan menggunakan formulir terlampir
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a) Tentukan alat,aktivitas atau route. Misalnya “Bus”
b) Identifikasi apa saja potensi bahaya yang dapat terjadi dalam kegiatan / sarana
tersebut. Missal pecah ban
c) Tentukan apa dampak atau akibat yang timbul jika bahaya terjadi, missal pecah
ban dapat menyebabkan mobil menggelinding dan slip mengakibatkan korban
jiwa atau kerusakan
d) Tentukan tingkat risikonya dengan mempertimbangkan kemungkinan (likehood)
dan tingkat risiko (LLxS)
e) Tentukan tingkat resiko (low,medium,high)
f) Tentukan langkah pengendalian missal pemeriksaan tekanan ban, pemeriksaan
kondisi ban pembatasan muatan, dan lainnya
g) Tentukan siapa yang bertanggung jawab menangani hal tersebut, missal mekanik
atau sopir.
3 KOMUNIKASI BAHAYA
3.1 Hasil identifikasi bahaya dan penilaian resiko harus dikomunikasikan kepada semua pihak
terkait,khususnya para pengemudi dan awak angkutan lainnya.
3.2 Perusahaan harus menyusun dan menetapkan program kerja untuk mengendalikan semua
potensi bahaya yang di identifikasi
1. AKTIVITAS PEJALAN KAKI DAN PEDAGANG DI TERMINAL 1. BATAS KECEPATAN MENGIKUTI RAMBU LALU LINTAS JALAN RANCEK KENDARAAN OPERASIONAL SUPV
2. JALUR SEMPIT DI TERMINAL …. 2. BATAS KECEPATAN DI TERMINAL …. KM/JAM INSPEKSI KENDARAAN HARIAN
3. KENDARAAN PADAT POTENSI MENABRAK DAN DITABRAK 3…dst
2 B
4. AKTIVITAS PEMBANGUNAN MRT
5. …dst
1. TOL DALAM KOTA 1. BATAS KECEPATAN MENGIKUTI RAMBU LALU LINTAS JALAN RANCEK KENDARAAN OPERASIONAL SUPV
2. PEJALAN KAKI DI TERMINAL …. 2. BATAS KECEPATAN DI TERMINAL …. KM/JAM INSPEKSI KENDARAAN HARIAN
3. KENDARAAN PADAT POTENSI MENABRAK DAN DITABRAK 3. …dst
3 C
4. AKTIVITAS PEMBANGUNAN MRT
5. …dst
1. JALAN SEMPIT DI 1. BATAS KECEPATAN MENGIKUTI RAMBU LALU LINTAS JALAN RANCEK KENDARAAN OPERASIONAL SUPV
2. TEMPAT PARKIR SEMPIT 2. BATAS KECEPATAN DI SETASIUN …. KM/JAM INSPEKSI KENDARAAN HARIAN
3. PEJALAN KAKI DI …. 3….dst
4 DST
4. JALAN DUA ARAH
5. …dst
LOGO No. Dokumen : No. Dokumen
Isi sesuai dengan nama perusahaan
PERUSAHAAN Tanggal Berlaku : Tanggal Berlaku
MANAJEMEN BAHAYA DAN RISIKO
Jakarta, ….../…./20….
SENIOR MANAGER
DIREKTUR …….. DIREKTUR UTAMA
KESELAMATAN
PERUSAHAAN ANGKUTAN UMUM PT …. No. Dokumen :
LOGO PERUSAHAAN Tanggal Terbit :
IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO DAN PENGENDALIAN
IDENTIFIKASI BAHAYA
Note:
LL = Likelihood/kemungkinan atas peluang risiko
S = Severity/akibat atau keparahan
RR = Risk Rating, Nilai Risiko = LL x S
Risk = Peringkat Risiko = Rendah, Sedang atau Tinggi
Tanggal, Tanggal,
Dibuat oleh, Disetujui oleh,
Unit Manajemen Keselamatan Pimpinan Perusahaan
(NAMA) (NAMA)
PERUSAHAAN ANGKUTAN UMUM PT …. No. Dokumen :
LOGO PERUSAHAAN Tanggal Terbit :
IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO DAN PENGENDALIAN
IDENTIFIKASI BAHAYA
Jatuh/terpe
3 Pencucian Kendaraan Meninggal APD safety shoes 1 4 4 Rendah
leset
Jalan
Tabrakan, menabrak Pemeriksaan kendaraan harian,
padat
Trayek Tujuan Trayek perawatan berkala, SIM, rancek 2 2 4 Rendah
(macet),
kendaraan,
Aktivitas Tabrakan, menabrak Pemeriksaan kendaraan harian,
pejalan kaki perawatan berkala, SIM, rancek 2 2 4 Rendah
dan kendaraan,
Aktivitas pe Cedera berat Pemeriksaan kendaraan harian,
perawatan berkala, SIM, rancek 2 2 4 Rendah
kendaraan,
Note:
LL = Likelihood/kemungkinan atas peluang risiko
S = Severity/akibat atau keparahan
RR = Risk Rating, Nilai Risiko = LL x S
Risk = Peringkat Risiko = Rendah, Sedang atau Tinggi
Tanggal, Tanggal,
Dibuat oleh, Disetujui oleh,
(NAMA) (NAMA)
PERUSAHAAN ANGKUTAN UMUM PT …. No. Dokumen :
LOGO PERUSAHAAN Tanggal Terbit :
IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO DAN PENGENDALIAN
IDENTIFIKASI BAHAYA
Radiasi
Menggunakan monitor
sinar pada Penurunan fungsi mata 1 2 2 Rendah
dengan low radiasi
mata
Note:
LL = Likelihood/kemungkinan atas peluang risiko
S = Severity/akibat atau keparahan
RR = Risk Rating, Nilai Risiko = LL x S
Risk = Peringkat Risiko = Rendah, Sedang atau Tinggi
Tanggal, Tanggal,
Dibuat oleh, Disetujui oleh,
Unit Manajemen Keselamatan Pimpinan Perusahaan
(NAMA) (NAMA)
(NAMA) (NAMA)
PERUSAHAAN ANGKUTAN UMUM PT …. No. Dokumen :
LOGO PERUSAHAAN Tanggal Terbit :
MANAJEMEN BAHAYA DAN RISIKO
FORMULIR PENGEMUDI PELAPORAN DAN MENGKOMUNIKASIKAN POTENSI BAHAYA DISEPANJANG JALUR YANG DILALUI KEPADA PIMPINAN PERUSAHAAN
PENILAIAN RESIKO
NO NAMA PENGEMUDI TRAYEK YANG DILALUI POTENSI BAHAYA RESIKO PENGENDALIAN RESIKO DOKUMENTASI KETERANGAN
FREKUENSI KEPARAHAN KATEGORI
CATATAN :
Semua daftar pengendalian resiko di catat pada form Tindak Lanjut Pelaporan Pengemudi Disusun Mengetahui Disetujui :
Pengemudi Penanggung Jawab Pimpinan
NOTULEN RAPAT
Nomor :
Nama Nama
Jabatan Jabatan
(Contoh) :
Sesuai Pasal 48 (1) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan, setiap kendaraan bermotor yang dioperasikan di jalan harus memenuhi persyaratan
teknis dan laik jalan. Perusahaan menjamin kelaikan dan keselamatan semua sarana yang terkait
dengan operasi angkutan umum.
Untuk memastikan armada laik jalan maka Perusahaan Angkutan Umum PT ....... menetapkan
prosedur pemeliharaan dan perbaikan kendaraan bermotor yang ditetapkan oleh pemimpin
perusahaan. Untuk mendukung hal tersebut perusahaan melengkapi dengan penyediaan
tenaga pengemudi dan mekanik yang berkompeten. Pemeriksaan terhadap pemeliharaan dan
perbaikan kendaraan bermotor menggunakan formulir baku sehingga memudahkan bagi
pengemudi dan mekanik untuk mengecek kendaraan bermotor dan pendokumentasian bagi
perusahaan.
PENGOPERASIAN KENDARAAN
2.8. Pastikan semua penumpang sudah memakai sabuk pengaman. Jika ada yang tidak
patuh, segera laporkan
2.9. Personil / pekerja tidak dibenarkan menumpang kendaraan jenis pick-up, kecuali
diberikan tempat duduk yang aman
3 Setelah Mengemudi
3.1. Sebelum meninggalkan kendaraan setelah kegiatan operasi berakhir, pengemudi
diwajibkan membersihkan / mencuci kendaraan ditempat yang telah disediakan
3.2. Parkirkan kendaraan ditempat yang telah ditentukan
3.3. Pastikan kendaraan dalam keadaan terkunci, dan rem tangan difungsikan. Simpanlah
kunci ditempat yang telah ditentukan
1. Sabuk keselamatan
2. Alat pemadam api ringan
3. Kotak P3K
4. Tanda peringatan:
a. Dilarang merokok!
b. Gunakan Sabuk Keselamatan!
5. Penghapus kaca/Wiper
6. Lampu bahaya
7. Klakson
8. Rem
9. Air radiator dan air accu
10. Buku catatan servis
11. Dokumen kendaraan (STNK,KIR,KP, dll)
12. Kotak peralatan (Tool box kit)
13. Segitiga Pengaman
14. Palu Pemecah Kaca, dsb
(Nama pengemudi/mekanik) (Nama dan Jabatan Pemeriksa) (Nama dan Jabatan yang Menyetujui)
PERUSAHAAN ANGKUTAN UMUM PO … No. Dokumen :
1. RUANG LINGKUP
Contoh
Instruksi Kerja ini menguraikan langkah proses untuk melakukan pengantian filter solar bus
2. PERSONIL
Contoh
Mekanik perawatan
3. PERSIAPAN
Contoh
4. URAIAN PROSES
Contoh
6. KETIDAKSESUAIAN
Contoh
Mesin susah hidup dikarenakan masih ada udara yang berada saluran pipa solar
Sepatu safety, kaca mata pengaman, masker dan sarung tangan safety harus dipakai pada saat
melakukan pekerjaan yang memiliki potensi bahaya.
Helm dan hardness harus dipakai saat melakukan pekerjaan di atas ketinggian.
Apabila, mata atau kulit terkena cairan kimia yang berbahaya, harus dibilas dengan air yang
banyak dan konsultasi dengan dokter apabila masih terasa sakit.
8. PERATURAN KESEHATAN LINGKUNGAN
Contoh
9. CATATAN PERUBAHAN
1. RUANG LINGKUP
Contoh
Instruksi Kerja ini menguraikan langkah proses untuk melakukan pemasangan ban
2. PERSONIL
Contoh
Mekanik perawatan
3. PERSIAPAN
Contoh
4. URAIAN PROSES
Contoh
5. KETIDAKSESUAIAN
Contoh
a. Ban setelah dirakit dan dipasang di kendaraan mengalami kurang angi (bocor) karena
Pengecekan tekanan angina kurang teliti.
b. Kesulitan melepas ban yang sudah lengket dengan velg
Sepatu safety, kaca mata pengaman, masker dan sarung tangan safety harus dipakai pada saat
melakukan pekerjaan yang memiliki potensi bahaya.
Helm dan hardness harus dipakai saat melakukan pekerjaan di atas ketinggian.
Apabila, mata atau kulit terkena cairan kimia yang berbahaya, harus dibilas dengan air yang
banyak dan konsultasi dengan dokter apabila masih terasa sakit.
LOGO
PERUSAHAAN KARTU PEMERIKSAAN
ALAT PEMADAM API RINGAN (APAR)
JENIS APAR :
MERK/BERAT :
LOKASI :
ID NO. : Tahun:
STATUS PEMERIKSAAN PETUGAS
BULAN KETERANGAN
BAIK KURANG BAIK PEMERIKSA
JANUARI
FEBRUARI
MARET
APRIL
MEI
JUNI
JULI
AGUSTUS
SEPTEMBER
OKTOBER
NOVEMBER
DESEMBER
LOGO PERUSAHAAN ANGKUTAN No. Dokumen : No. Dokumen
PERUSAHAAN Tanggal Berlaku : Tanggal Berlaku
UMUM PO …
FASILITAS PEMELIHARAAN DAN
PERBAIKAN KENDARAAN
Jakarta, …………/………/20..
Disusun Oleh Diperiksa Oleh Disahkan Oleh
2. Fasilitas pendukung
a. Bengkel
b. Ruang Istirahat pengemudi
c. Ruang Parkir
3. Fasilitas Penyimpanan Suku Cadang
ELEMEN 5
DOKUMENTASI DAN DATA
ELEMEN 5
DOKUMENTASI DAN DATA
Perusahaan Angkutan Umum PT .... diharapkan memahami fungsi keselamatan utama dan
prosesnya dalam mengembangkan dokumentasi standar. Proses ini dilakukan dengan cara
mengidentifikasi sumber daya yang berpotensi digunakan misalnya sarana kendaraan
bermotor, peralatan, karyawan (pengemudi), kejadian/data kecelakaan dan sistem tertentu.
Hasil identifikasi ini berupa data yang senantiasa diperbaharui (update).
Media dokumentasi yang digunakan berupa media kertas (cetak), digital (foto dan file program
komputer), dokumentasi online maupun media-media lain yang relevan dengan teknologi yang
digunakan manajemen perusahaan dengan membentuk database (baik manual maupun
elektronik).
IV. Prosedur pada Dokumentasi dan Data untuk Pelanggaran Lalu Lintas
1. Mendistribusikan berkas perkara Pelanggaran Lalu Lintas yang sudah diregister dan
siap disidangkan kepada Panitera Pengganti
2. Menerima berkas, meneliti kelengkapan berkas perkara, kemudian menyerahkan
kepada Hakim
3. Menerima berkas, mempelajari, kemudian sesuai tapsid melaksanakan persiapan
persidangan
4. Hakim membuka sidang, Oditur membacakan surat dakwaan, persidangan dilanjutkan
pemeriksaan (keterangan saksi, keterangan terdakwa, barang bukti) dinyatakan
selesai dilanjutkan dengan tuntutan Oditur, dilanjutkan dengan pembacaan putusan,
selanjutnya diberikan Petikan Putusan kepada Terdakwa untuk mengambil barang
bukti
5. Menerima berkas perkara Lalu Lintas yang telah diputus kemudian membuat Berita
Acara Sidang (BAS) selanjutnya menyerahkan berkas kepada Panmud Hukum untuk
di minutasi
6. Menerima berkas perkara Lalu Lintas yang diputus kemudian memerintahkan staf
untuk proses minutasi, dilanjutkan input data ke dalam aplikasi Sistem Informasi
Penelusuran Perkara (SIPP)
V. Prosedur pada Dokumentasi dan Data untuk Pemeriksaan Kesehatan
1. Karyawan wajib mengikuti MCU sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan oleh HR
2. Mengidentifkasi syarat kesehatan bagi pekerja pada lingkungan kerja
3. Menentukan Jenis pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang lainnya
yang telah ditentukan oleh perusahaan
4. Melaksanakan Pemeriksaan Pra Kerja untuk Pemeriksaan Fisik dan pemeriksaan
penunjang lainnya
5. Mengumpulkan hasil Pemeriksaan laboratorium, X-Ray dan Pemeriksaan Fisik dan
hasil sesuai dengan standar dan telah ditanda tangani oleh dokter pemeriksa, jika ada
kesalahan pemeriksaan maka akan diulang.
6. Pengeluaran hasil MCU, berupa:
a. Kondisi kesehatan sesuai dengan tuntutan pekerjaan yang di tuju pada
perusahaan ini
b. Kondisi kesehatan memerlukan penyesuaian dengan tuntutan pekerjaan yang di
tuju pada perusahaan ini
c. Kondisi Kesehatan tidak sesuai dengan tuntutan pekerjaan yang dit tuju pada
perusahaan
d. Kondisi Kesehatan tidak sesuai dengan semua jenis tuntutan pekerjaan di
perusahaan ini
7. Menginput hasil rekomendasi ke dalam komputer dengan validasi terinput sesuai
form.
8. Menyerahkan hasil kepada Dept. HRD untuk tindak lanjut dengan bukti penyerahan
hasil pemeriksaan.
B. Storing Armada
1. Konfirmasi kepada crew tentang kerusakan armada dan posisi armana yang sedang
mengalami kerusakan
2. Memastikan kepada crew dan menayakan kepada crew dan menanyakan apakah
armada tersebut masih bisa untuk melanjutkan program atau tidak
3. Konfirmasi ke bagian kepala gudang jika terdapat penggantian suku cadang,
menanyakan kepada kepala gudang mengenai ketersediaan suku cadang
4. Kepala gudang melakukan koordinasi dengan kepala mekanik atau mekanik untuk
melakukan perbaikan armada (storing)
5. Jika armada tersebut tidak bisa untuk melanjutkan perjalanan maka bagian
operasional koordinasi dengan bagian reservasi untuk menyiapkan armada dan crew
pengganti
6. Membuatkan TO untuk armada baru
7. Memantau atau koordinasi dengan crew untuk pergantian armada tersebut
8. Memberikan informasi kepada reservasi atau marketing atas kejadian tersebut.
VIII. Prosedur pada Dokumentasi dan Data untuk Uji Berkala Kendaraan
1. Menyerahkan berkas persyaratan Pengujian Kendaraan Bermotor
2. Melakukan verifikasi kelengkapan persyaratan kemudian menetapkan waktu dan
biaya pengujian kendaraan bermotor
3. Melakukan pembayaran retribusi
4. Pemeriksaan fisik kendaraan bermotor
5. Menunggu hasil uji kelulusan, jika lulus dilanjutkan pengesahan (Penguji Penyelia)
sedangkan jika tidak lulus (TL) perlu dilakukan perbaikan atau dilakukan banding
6. Pengesahan penandatanganan sampul Buku Uji Berkala Kepala Dinas Perhubungan
setempat
7. Penandatanganan kolom lulus buku uji, pemasangan plat uji dan penempelan stiker
uji
8. Penyerahan Buku Uji Berkala
DOKUMENTASI DAN DATA
1. DATA KECELAKAAN
Contoh
Jakarta, …………/………/20..
1. DATA KENDARAAN
Contoh
Data Kendaraan
No Nomor Kendaraan Jenis Kendaraan Trayek
1.
2.
3.
Jakarta, …………/………/20..
1. DATA MEKANIK
Contoh
Data Mekanik
No Nama Mekanik Tempat, Tanggal Lahir Alamat Sertifikat
1.
2.
3.
Jakarta, …………/………/20..
Jakarta, …………/………/20..
Jakarta, …………/………/20..
1. DATA PENGEMUDI
Contoh
Data Pengemudi
No Nama Pengemudi Tempat, Tanggal Lahir Alamat Jenis SIM
1.
2.
3.
Jakarta, …………/………/20..
Jakarta, …………/………/20..
Jakarta, …………/………/20..
Pelatihan merupakan unsur penting dalam mendukung Sistem Manajemen Keselamatan untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta kompetensi pekerja khususnya pengemudi
untuk menjalankan tugas dengan aman dan selamat. Dalam elemen ini perusahaan
menjelaskan pelaksanaan dan program- program terkait penyelenggaraan pelatihan bagi
pengemudi dan mekanik beserta kompetensinya.
pelatihan dan kompetensi bagi karyawan khususnya pengemudi, awak kendaraan bermotor,
dan mekanik untuk mendukung keselamatan dalam penyelenggaraan angkutan (prosedur
terlampir). Pelatihan bagi awak kendaraan bermotor dan mekanik diidentifikasi berdasarkan
matriks analisis kebutuhan pelatihan (matriks terlampir) untuk memastikan bahwa awak
kendaraan bermotor dan mekanik memiliki pengetahuan, keterampilan dan pengalaman dalam
menjalankan tugasnya.
Semua personel Perusahaan Angkutan Umum PT .... yaitu awak kendaraan bermotor dan
mekanik sudah mempunyai kompetensi yang sesuai dengan posisi mereka masing-masing.
Total personel yang sudah mempunyai kompetensi berjumlah... orang dengan rincian paling
sedikit:
1. Pengemudi ....orang.
3. Kondektur.... orang.
5. Mekanik....orang.
Nama
Tanda Tangan
Jabatan
Tanggal
Daftar Isi
1. Tujuan
1. Mengevaluasi kompetensi sumber daya manusia di perusahaan dalam mengelola
Sistem Manajemen Keselamatan (SMK).
2. Mengidentifikasi dan menganalisa kebutuhan pelatihan dan mengevaluasi hasil
pelatihan.
3. Mengevaluasi peningkatan kesadaran terhadap SMK.
2. Ruang Lingkup
Prosedur mencakup pengelolaan kompetensi, pelatihan dan kesadaran bagi seluruh karyawan
pada masing-masing fungsi dan tingkatan manajemen dalam mengelola SMK di Perusahaan.
3. Referensi
1. UU LLAJ No. 22 Tahun 2009
2. PP No. 37 Tahun 2017 tentang Keselamatan LLAJ
3. Peraturan Menteri No. 85 Tahun 2018 tentang Sistem Manajemen Keselamatan
Perusahaan Angkutan Umum
4. Definisi
1. Kompetensi adalah kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek
pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang
ditetapkan.
2. Pelatihan atau training adalah peningkatan ketrampilan melalui pelatihan yang
dibuktikan dengan sertifikat pelatihan atau bukti dokumen lainnya.
3. Kesadaran adalah kepedulian terhadap risiko keselamatan dan kesehatan kerja untuk
mencegah kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
6. Prosedur
1. Manajer Keselamatan/Petugas Keselamatan mengidentifikasi standar kompetensi
karyawan dalam mengelola Sistem Manajemen Keselamatan dan yang mempengaruhi
risiko signifikan yang tertuang dalam job desc:
2. Manajer Keselamatan/Petugas Keselamatan menetapkan standar training karyawan
pada masing-masing fungsi dan tingkatan manajemen sesuai hasil identifikasi tersebut
dan dibuat dalam bentuk Formulir Matriks Training SMK dan diberikan ke Wakil
Manajemen untuk disetujui.
3. Manajer Keselamatan/Petugas Keselamatan menganalisa Matriks Training SMK terkait
penyelenggarannya.
4. Manajer Keselamatan/Petugas Keselamatan memberikan informasi penyelenggaraan
training tahunan kepada seluruh Kepala Bagian.
5. Karyawan dapat mengajukan permintaan pelatihan sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan Manajer Keselamatan/Petugas Keselamatan.
6. Manajer Keselamatan/Petugas Keselamatan mengawasi pelaksanaan efektifitas
pelatihan terhadap peningkatan kompetensi kinerja operasional dan manajemen
karyawan yang diselenggarakan oleh masing-masing Kepala Bagian yang bersangkutan
maksimal setelah 6 bulan pelaksanaan pelatihan dengan cara mengisi Formulir Evaluasi
Pelatihan. Jika hasil evaluasi hasil training tidak menunjukkan kinerja personil dalam
pekerjaannya maka Manajer Keselamatan/Petugas Keselamatan merekomendasikan
dilakukannya training ulang sesuai dengan Program Training selanjutnya atau dilakukan
coaching kembali oleh personil yang kompeten.
7. Manajer Keselamatan/Petugas Keselamatan mengawasi dan mengevaluasi
pelaksanaan Program Training terkait SMK yang telah ditetapkan.
8. Manajer Keselamatan/Petugas Keselamatan mengkaji secara berkala peluang
peningkatan berkelanjutan terhadap pengelolaan sumber daya manusia sesuai
perkembangan proses manajemen perusahan.
9. Seluruh rekaman pelaksanaan pelatihan terkait Keselamatan didokumentasikan oleh
Manajer Keselamatan/Petugas Keselamatan.
7. Dokumen Terkait
1. Formulir Matriks Pelatihan.
2. Formulir Evaluasi Pelatihan.
MATRIK KEBUTUHAN TRAINING SMK PERUSAHAAN ANGKUTAN UMUM PT ….. - TAHUN
ASS. MANAGER
INVESTIGATOR
MAINTENAN
KECELAKAN
DIREKTUR
INTERNAL
MANAJER
MANAJER
MANAJER
AUDITOR
GENERAL
SENIOR
DRIVER
STAFF
ERT
No. KATEGORI JUDUL TRAINING KETERANGAN
3 TANGGAP DARURAT - -
KEBUTUHAN
4
TRAINING PENANGANAN DAN ANTISIPASI
- -
KEBAKARAN
Optional
Mandatory
- N/A
Jakarta, ………./…………/20…
Disusun Oleh Diperiksa Oleh Disahkan Oleh
Nama :
Waktu Pelaksanaan :
Pelaksana :
Tempat :
6 Apakah petugas pelaksana dapat lebih mudah memahami akan tugasnya Ya / Tidak
Apakah petugas pelaksana ada kemampuan dalam mencari jalan keluar atas Ya / Tidak
7
masalah yang dihadapi
Apakah petugas pelaksana ada peningkatan dalam ketaatan terhadap prosedur Ya / Tidak
8
kerja yang berlaku
Yakinkah anda bahwa dengan adanya pengembangan kompetensi dapat
9 Ya / Tidak
meningkatkan produktifitas kerja
Tindak Lanjut:
Penilai,
Direktur Utama
PERUSAHAAN ANGKUTAN UMUM PT …. No. Dokumen :
LOGO PERUSAHAAN Tanggal Terbit :
MATRIKS TRAINING SMK
Nama Pelatihan
TATA USAHA
1 Manajer Keuangan M M M M M M M
2 AsMan Keuangan M M M M M M M
3 AsMan SDM M M M M M M M
4 AsMan Umum M M M M M M M
5 Staf Adm Keuangan M M M
6 Staf Adm Umum M M M
7 Staf SDM M M M
8 Staf Pelayanan Umum M M M
9 Kasir Keuangan M M M
10 Satpam M M M
TEKNIK M
1 Manajer Teknik M M M M M M M M
2 AsMan Perbaikan M M M M M M M
AsMan Perencanaan &
3 M M M M M M M
Rekayasa Teknik
4 AsMan Perawatan M M M M M M M
5 Koordinator Perawatan M M M
6 Koordinator Perbaikan M M M
7 Koordinator Perbengkelan M M M
8 Staf Adm Teknik M M M
9 Staf Gudang M M M
10 Staf Perawatan M M M
11 Pelaksana Teknik M M M
USAHA M
1 Manajer Usaha M M M M M M M M
AsMan Perencanaan &
2 M M M M M M M
Pelayanan Jasa
AsMan Pengendali Operasi
3 M M M M M M M
Jasa
AsMan Pemasaran &
4 M M M M M M M
Pengembangan Usaha
5 Staf Adm Kendaraan M M M
6 Staf Order M M M
7 PAK M M M
8 Timer M M M
9 Counter M M M
10 Pengemudi M M M M
Tanggal,
Dibuat oleh, Diperiksa Oleh, Disetujui oleh,
Perusahaan Angkutan Umum PT ... memberikan gambaran dan penjelasan terkait dengan
pembuatan prosedur untuk mengidentifikasi potensi dan respon terhadap situasi darurat dan
untuk untuk mencegah dan menghadapi apabila terjadi situasi darurat.
Perusahaan harus mempersiapkan diri untuk menghadapi setiap keadaan darurat seperti
kecelakaan lalu lintas, kebakaran, dan lainnya untuk menghindarkan kerugian, kerusakan dan
korban yang lebih besar.
1. Dokumen tertulis yang jelas dan mudah dibaca dalam bentuk selebaran yang diletakkan pada
setiap tempat duduk penumpang;
2. Dokumen tertulis yang jelas dan mudah dibaca dalam bentuk selebaran terkait kemananan dan
keselamatan awak kendaraan bermotor dan barang;
3. Instruksi lisan bagi penumpang sebelum kendaraan bermotorberangkat (khusus bagi angkutan
orang) meliputi letak fasilitas tanggap darurat, fungsi fasilitas tanggap darurat, dan cara
penggunaan fasilitas tanggap darurat.
Pertolongan Pertama Pada Korban Kecelakaan (P3K) pada dasarnya merupakan upaya
memberikan perawatan kepada korban kecelakaan sesegera mungkin. Upaya pertolongan ini
merupakan kunci utamanya adalah memberikan ketenangan kepada korban selama “waktu
emas” (yaitu satu jam pertama sesudah kecelakaan). Pengemudi, penumpang, atau
masyarakat umum di sekitar kejadian dapat mengambil tindakan sederhana yang dapatdiambil
untuk menyelamatkan nyawa seseorang.
LOGO PERUSAHAAN
PERUSAHAAN ANGKUTAN UMUM PO ….
Nama
Tanda Tangan
Jabatan
Tanggal
LOGO PERUSAHAAN ANGKUTAN No. Dokumen :
PERUSAHAAN Tanggal Berlaku :
UMUM PO ….
Daftar Isi
1. Tujuan
Prosedur ini memberikan panduan kepada seluruh karyawan di kantor dan tamu
perusahaan ketika menghadapi kondisi gawat darurat.
2. Ruang Lingkup
Prosedur ini diaplikasikan untuk semua aktivitas, fasilitas dan karyawan perusahaan.
Cakupan kondisi gawat darurat dalam prosedur ini mencakup:
2.1. Penanganan kondisi gawat darurat – Kebakaran
2.2. Penanganan kondisi gawat darurat – Kecelakaan di jalan
2.3. Penanganan kondisi gawat darurat – Tindakan Kriminal
3. Referensi
3.1. Undang-undang No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
3.2. Undang-undang No. 22 Tahun 2009 tentang LLAJ
3.3. Peraturan Pemerintah No. 37 Tahun 2017 tentang Keselamatan LLAJ
3.4. Peraturan Menteri No. 85 Tahun 2018 tentang Sistem Manajemen Keselamatan
Perusahaan Angkutan Umum
4. Definisi
4.1. Keadaan darurat (emergency) adalah kondisi yang dapat membahayakan
karyawan, masyarakat sekitar dan lingkungan hidup dimana situasi tersebut tidak
dapat diatasi dengan prosedur normal dan atau oleh karyawan yang ada.
4.2. Evakuasi adalah pemindahan seluruh personil dari area kondisi gawat darurat
menuju ke area yang lebih aman/ tempat berkumpul (Assembly point).
4.3. Instalasi Penanganan Kondisi Gawat Darurat adalah infrastruktur penanganan
kondisi gawat darurat (Alat Pemadam Api Ringan (APAR),hidran gedung, alarm, alat
detektor asap/ api) yang terdapat di dalam gedung.
4.4. Tempat berkumpul (Assembly point)adalah lokasi berkumpul semua karyawan
dan tamu setelah melakukan evaluasi dari gedung.
LOGO PERUSAHAAN ANGKUTAN No. Dokumen :
PERUSAHAAN Tanggal Berlaku :
UMUM PO ….
6. Prosedur
6.1. Penanganan Kondisi Gawat Darurat – Kebakaran
6.1.1. Kebakaran Kecil
Skala kebakaran yang bersifat kecil, misalnya kebakaran kertas atau
dokumen dapat langsung dipadamkan dengan APAR oleh petugas yang
kompeten.
6.1.2. Kebakaran Besar
Jika kebakaran yang terjadi dalam skala besar (contoh kebakaran plafon)
yang tidak dapat dipadamkan hanya dengan APAR.
Jika terjadi kebakaran dalam skala besar, maka segera bunyikan alarm
kebakaran di fire hydrant terdekat dengan cara memecahkan kaca dan
menekan alarm.
Segera mungkin melaporkan kondisi tersebut kepada Koordinator
Emergencyperusahaan.
Setelah melapor kepada Koordinator Emergency, ikuti instruksi
Koordinator Emergencyatau lakukan prosedur berikut:
a. Hubungi nomor gawat darurat, sebutkan nama anda, lokasi dan
nomor telepon Anda.
b. Segera ambil barang-barang berharga pribadi (HP, kartu akses
kantor, dompet) dan tinggalkan pekerjaan yang sedang dilakukan.
karyawan menyadari dan memahami apa yang harus dilakukan. Hasil simulasi
kesiapsiagaan tanggap darurat tersebut harus dicatat dan dievaluasi dalam formulir
Evaluasi Simulasi Keadaan Darurat.
6.9. Perbaikan
6.9.1. Perbaikan Fasilitas dilakukan jika investigasi selesai dilaksanakan dan bukti-
bukti penyelidikan telah didapatkan.
6.9.2. Perbaikan fasilitas dilakukan berkoordinasi dengan Departemen terkait.
7. Dokumen Terkait
7.1. Formulir Evaluasi Simulasi Keadaan Darurat
7.2. Daftar Telepon Penting Perusahaan
STRUKTUR TIM TANGGAP DARURAT
PERUSAHAAN ANGKUTAN UMUM PO ….
Penanggung
Jawab Utama
General Manager
Jumlah
No. Komposisi Tim Nama Jabatan
Personil
1 Penanggung Jawab
Investigator
2
Kecelakaan
Koordinator
3
Kecelakaan
Koordinator
4 Kecelakaan
Koordinator
5
Bencana Alam
6 P3K
Jakarta, …………/………/20..
Tanggal/ Date:
Lampirkan daftar hadir peserta dan tamu yang ikut serta dalam kegiatan simulasi/
Attach to this form a list of all staff who participated in the drill, and any visitors participating
Evaluasi/ Evaluation :
Pemutahiran dd/mm/yyyy
Tanggal, Tanggal,
Dibuat oleh, Disetujui oleh,
(...........................) (...........................)
Rekomendasi/ Recommendation:
Catatan/ Notes:
Dokumentasi/ Documentation
Dokumentasi/ Documentation
1 P3K
Ban serep
2
3 Tool Set
4 Dongkrak
6 Segitiga Pengaman
8 dll
Dilaporkan Oleh: Nama/Tanda
tangan
ELEMEN 8
PELAPORAN KECELAKAAN INTERNAL
ELEMEN 8
PELAPORAN KECELAKAAN
Setiap kejadian harus diselidiki untuk mengetahui faktor penyebab sehingga dapat dilakukan
langkah dan upaya perbaikan sehingga tidak terulang kembali.Setiap Perusahaan Angkutan
Umum harus melakukan penelitian dan pelaporan jika terjadi kecelakaan yang melibatkan
perusahaannya. Pelaporan kecelakaan berguna untuk mengetahui faktor-faktor penyebab
kecelakaan yang dan digunakan untuk mengidentifikasi bahaya dan risiko.
Perusahaan mempunyai suatu sistem pelaporan, penyelidikan, analisa, dan tindak lanjut
insiden untuk mencari akar penyebab (root causes) dan mengembangkan sistem pencatatan dan
pelaporan kejadian ke instansi berwenang.
Nama
Tanda Tangan
Jabatan
Tanggal
Daftar Isi
Daftar Isi......................................................................................................................... 111
1. Tujuan ..................................................................................................................... 112
2. Ruang Lingkup ........................................................................................................ 112
3. Referensi ................................................................................................................ 112
4. Definisi .................................................................................................................... 112
5. Tugas dan Tanggung Jawab ................................................................................... 113
6. Prosedur ................................................................................................................. 113
7. Dokumen Terkait ..................................................................................................... 116
LOGO No. Dokumen :
PERUSAHAAN ANGKUTAN UMUM PO …
PERUSAHAAN Tanggal Berlaku :
PROSEDUR PENGUKURAN KINERJA
1. Tujuan
1. Untuk menetapkan suatu standar sistem pelaporan dan penyelidikan Kecelakaan dan
sakit akibat kerja di seluruh lingkungan perusahaan.
2. Untuk memastikan Kecelakaan dan sakit akibat kerja yang terjadi diselidiki secara benar
dan tindakan perbaikan yang sesuai dilaksanakan.
3. Untuk memastikan agar laporan senantiasa tersedia sebagai informasi yang dapat
dianalisis dalam usaha untuk mengidentifikasi hal-hal yang sama agar tidak terulang.
4. Memberikan pedoman untuk menentukan persyaratan tim investigasi dalam proses
penyelidikan Kecelakaan.
2. Ruang Lingkup
Prosedur ini berlaku untuk Kecelakaan yang dialami oleh awak kendaran angkutan
umum pada saat operasional.
3. Referensi
1. Undang-undang No. 22 Tahun 2009 tentang LLAJ
2. Peraturan Pemerintah No. 37 Tahun 2017 tentang Keselamatan LLAJ
3. Peraturan Menteri No. 85 Tahun 2018 tentang Sistem Manajemen Keselamatan
Perusahaan Angkutan Umum
4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor:
PER.03/MEN/1998.
4. Definisi
6. Prosedur
1. Pelaporan Kecelakaan
1. Ketika mengetahui adanya Kecelakaan, Awak kendaraan pertama-tama
harus memastikan keselamatan dirinya sendiri kemudian memastikan
keselamatan penumpang lainnya.
2. Meminimalkan risiko dari kemungkinan terjadinya kecelakaan
selanjutnya, misalnya dengan cara mematikan mesin kendaraan dan
memberitahu personil lain di sekitarnya serta membuat kondisi menjadi
lebih aman dsb.
3. Pelaporan kepada atasan langsung dilakukan secepatnya dengan cara
lisan terlebih dahulu, agar kejadian dapat ditangani dengan segera.
4. Atasan langsung wajib mengambil tindakan lanjutan untuk
meminimalisasi dan mencegah dampak lain yang mungkin terjadi.
5. Pelaporan kejadian kecelakaan tersebut, dilaporkan secara tertulis
dengan menggunakan Formulir Laporan Kecelakaan dan disampaikan
kepada Direktur Utama/Pimpinan Perusahaan.
2. Pembentukan Tim Investigasi Kecelakaan
Unit Manajemen Keselamatan (Petugas Keselamatan) dibantu unit
lain/manager lain akan membentuk tim penyelidikan Kecelakaan dengan
mempertimbangkan dari klasifikasi Kecelakaan yang terjadi, berikut kualifikasi
tim penyelidikan Kecelakaan:
Klasifikasi
No Tim Investigasi Kecelakaan
Kecelakaan
• Manager Keselamatan/Petugas
Keselamatan
1 Fatality/Kematian • Direktur Utama
• Manager Operasional,Teknik, dll
• Pihak ketiga terkait (Polisi dll)
• Manager Keselamatan/Petugas
2 Major Injury/Luka Berat Keselamatan
• Instansi Terkait
Minor Injury/Luka • Manager Keselamatan/Petugas
3
Ringan Keselamatan
Tabel 1. Tim Investigasi Kecelakaan
7. Dokumen Terkait
1. Formulir Pelaporan Kecelakaan
2. Formulir Investigasi Kecelakaan
LOGO No. Dokumen :
PERUSAHAAN ANGKUTAN UMUM PO …
PERUSAHAAN Tanggal Berlaku :
PROSEDUR PENGUKURAN KINERJA
1 Tanggal/Jam kejadian
2 Lokasi Kecelakaan
3 Kronologis Kecelakaan
8 Rekomendasi Pencegahan
Tanggal Jam
Nama
Umur
Korban
Jenis Kelamin
Bagian
Lokasi Kecelakaan
Kronologis Kejadian
Kerugian Materi
Penyebab Kejadian
Langkah Pencegahan
Dilaporkan Oleh: Nama/Tanda tangan
ELEMEN 9
MONITORING DAN EVALUASI
ELEMEN 9
MONITORING DAN EVALUASI
Setiap aktivitas operasional yang mengandung risiko kecelakaan harus dikendalikan dengan baik.
Perusahaan menetapkan prosedur monitoring dan evaluasi untuk mengendalikan bahaya dan
risiko. Setiap Perusahaan Angkutan Umum harus melakukan monitorig dan evaluasi terhadap
Sistem Manajemen Keselamatan. Monitoring dan evaluasi dilakukan secara berkala untuk
memastikan bahwa manajemen keselamatan sudah diterapkan sesuai dengan prosedur atau
ketentuan yang berlaku. Monitoring dan evaluasi dapat dilakukan melalui audit internal
perusahaan (prosedur monitoring dan evaluasi dan formulir audit internal perusahaan
terlampir).
Perbaikan dan Pencegahan
LOGO PERUSAHAAN
Nama
Tanda Tangan
Jabatan
Tanggal
Daftar Isi
Daftar Isi .................................................................................................................................. 122
1. Tujuan .............................................................................................................................. 123
2. Ruang Lingkup ................................................................................................................. 123
3. Referensi .......................................................................................................................... 123
4. Definisi ............................................................................................................................. 123
5. Tugas dan Tanggung Jawab ............................................................................................ 123
6. Prosedur .......................................................................................................................... 125
7. Dokumen Terkait .............................................................................................................. 126
LOGO PERUSAHAAN ANGKUTAN No. Dokumen
PERUSAHAAN Tanggal Berlaku
UMUM PO …
PROSEDUR MONITORING DAN
EVALUASI MELALUI AUDIT INTERNAL
1. Tujuan
1. Prosedur ini dibuat untuk menguji dan menilai kesesuaian penerapan dan keefektifan Sistem
Manajemen Keselamatan (SMK).
2. Memberikan pedoman dalam melaksanakan Audit Internal yang berkaitan dengan perencanaan,
pelaksanaan dan tanggung jawab, agar terlaksana dengan efektif.
2. Ruang Lingkup
Prosedur ini mengatur tata cara audit internal di Perusahaan dengan melakukan pemeriksaan
sistem dalam periode tertentu baik sebagian maupun keseluruhan untuk mengetahui apakah
sistem yang ada memadai dan dilaksanakan sesuai dengan persyaratan Sistem Manajemen
Keselamatan (SMK).
3. Referensi
1. Undang-undang No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
2. Undang-undang No. 22 Tahun 2009 tentang LLAJ
3. Peraturan Pemerintah No. 37 Tahun 2017 tentang Keselamatan LLAJ
4. Peraturan Menteri No. 85 Tahun 2018 tentang Sistem Manajemen Keselamatan Perusahaan
Angkutan Umum
4. Definisi
1. Audit Internal SMK adalah audit SMK yang dilakukan oleh perusahaan sendiri dalam rangka
pembuktian efektifitas penerapan SMK dan pemenuhan standar nasional atau internasional atau
tujuan-tujuan lainnya.
2. Auditee adalah pihak-pihak yang diaudit.
3. Auditor internal adalah orang yang berkompeten untuk melakukan audit internal.
4. Ketidaksesuaian adalah tidak terpenuhinya suatu persyaratan.
7. Dokumen Terkait
1. Form Daftar Laporan Ketidaksesuaian
2. Form Laporan Audit Internal
3. Formulir Permintaan Tindakan Perbaikan dan Pencegahan
4. Formulir Jadwal Audit Internal
5. Prosedur Ketidaksesuaian, Tindakan Perbaikan dan Pencegahan
6. Prosedur Monitoring dan Evaluasi Audit Internal
LOGO PERUSAHAAN
NOMOR DOKUMEN :
TANGGAL BERLAKU :
Nama
Tanda Tangan
Jabatan
Tanggal
Daftar Isi
Daftar Isi .................................................................................................................................. 128
1. Tujuan .............................................................................................................................. 129
2. Ruang Lingkup ................................................................................................................. 129
3. Referensi .......................................................................................................................... 129
4. Definisi ............................................................................................................................. 129
5. Tugas dan Tanggung Jawab ............................................................................................ 130
6. Prosedur .......................................................................................................................... 130
7. Dokumen Terkait .............................................................................................................. 132
Logo PERUSAHAAN ANGKUTAN No. Dokumen : No. Dokumen
Perusahaan Tanggal Berlaku : Tanggal Berlaku
UMUM PO …
PROSEDUR KETIDAKSESUAIAN,
TINDAKAN PERBAIKAN DAN TINDAKAN
PENCEGAHAN
1. Tujuan
1. Memastikan teridentifikasinya potensi terjadinya ketidaksesuaian dalam Sistem Manajemen
Keselamatan (SMK).
2. Memastikan ketidaksesuaian dan potensi ketidaksesuaian ditindaklanjuti dengan tindakan
perbaikan dan pencegahan yang efektif.
3. Memastikan ketidaksesuaian tidak terulang kembali.
2. Ruang Lingkup
Tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan mencakup semua aktivitas dalam pelaksanaan
evaluasi koreksi, tindak lanjut dalam tindakan perbaikan dan pencegahan dalam SMK di
perusahaan.
3. Referensi
1. Undang-undang No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
2. Undang-undang No. 22 Tahun 2009 tentang LLAJ
3. Peraturan Pemerintah No. 37 Tahun 2017 tentang Keselamatan LLAJ
4. Peraturan Menteri No. 85 Tahun 2018 tentang Sistem Manajemen Keselamatan Perusahaan
Angkutan Umum
4. Definisi
1. Ketidaksesuaian adalah penyimpangan terhadap suatu persyaratan.
2. Tindakan perbaikan adalah tindakan untuk menghilangkan penyebab ketidaksesuaian yang
terdeteksi atau situasi yang tidak diinginkan lainnya.
3. Tindakan pencegahan adalah tindakan untuk menghilangkan penyebab potensi
ketidaksesuaian atau potensi situasi yang tidak diinginkan lainnya.
4. Observasi adalah usulan tindakan perbaikan perbaikan dan pencegahan atau hal-hal yang
masih perlu pengkajian dan berpeluang menjadi temuan ketidaksesuaian dari pengamatan di
lapangan, dll.
5. Sistem Manajemen Keselamatan Perusahaan Angkutan Umum adalah bagian dari
manajemen perusahaan yang berupa suatu tata kelola keselamatan yang dilakukan oleh
perusahaan angkutan umum secara komprehensif dan terkoordinasi dalam rangka mewujudkan
keselamatan dan mengelola risiko kecelakaan.
6. Initiator adalah personil yang menerbitkan laporan ketidaksesuaian.
5. Tugas dan Tanggung Jawab
1. Direktur Utama/Pimpinan Perusahaan
1. Memantau pelaksanaan pengelolaan ketidaksesuaian, tindakan perbaikan dan
pencegahan.
2. Bertanggungjawab terhadap perubahan yang ada didalam prosedur ini dan
ketermutakhiran informasinya.
2. Penanggungjawab Ketidaksesuaian
1. Menerima laporan ketidaksesuaian/ potensi ketidaksesuaian.
2. Melakukan investigasi penyebab ketidaksesuaian/ potensi ketidaksesuaian.
3. Menentukan rencana tindakan perbaikan/ pencegahan.
4. Mengkomunikasikan hasil tindakan perbaikan/ pencegahan kepada pihak terkait.
5. Menunjuk PIC untuk melakukan tindakan perbaikan dan pencegahan.
3. Seluruh Karyawan/Awak Kendaraan
1. Berpartisipasi melakukan identifikasi potensi dan kondisi ketidaksesuaian meliputi
penyimpangan terhadap kebijakan, peraturan-perundangan, persyaratan, ketentuan dan
standar yang berlaku.
2. Berpartisipasi melaporkan segala ketidaksesuaian yang terkait dengan permasalahan
keselamatan.
6. Prosedur
1. Identifikasi Ketidaksesuaian
Setiap karyawan/awak kendaraan melakukan identifikasi potensi dan kondisi
ketidaksesuaian yang meliputi penyimpangan terhadap kebijakan, persyaratan,
ketentuan-ketentuan dan standar yang berlaku, termasuk:
1. Ketidaksesuaian terhadap kebijakan, peraturan perundangan dan persyaratan lain.
2. Ketidaksesuaian terhadap tujuan, sasaran dan program.
3. Ketidaksesuaian terhadap manual SMK, prosedur, instruksi kerja dan dokumen
pendukung lainnya.
4. Ketidaksesuaian dari hasil pemantauan dan pengukuran kinerja keselamatan.
5. Hasil tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan internal audit dan eksternal audit.
6. Keluhan pegawai dan pihak-pihak luar yang berkepentingan, mengenai kondisi kerja dan
lainnya yang berisiko terhadap pekerjaan dan lingkungan kerja.
7. Ketidaksesuaian program manajemen keselamatan yang melewati dari target yang
ditetapkan.
8. Hasil investigasi seluruh kecelakaan.
9. Penerbitan Permintaan Tindakan Perbaikan dan Tindakan Pencegahan
10. Perusahaan telah menetapkan penanggungjawab yang mengelola laporan
ketidaksesuaian apabila terjadi ketidaksesuaian/ potensi ketidaksesuaian terhadap
Sistem Management Keselamatan untuk ruang lingkup sebagai berikut:
No Jenis Ketidaksesuaian Penanggung Jawab
1 Keluhan pelanggan terkait Operasional
dengan operasional
Kendaraan
2 Ketidaksesuaian terkait teknik Teknik
kendaraan
3 Ketidaksesuaian terkait SDM
penyediaan barang/jasa
4 Ketidaksesuaian hasil audit Unit Manajemen
Sistem Manajemen Keselamatan/Petugas
Keselamatan Keselamatan
11. Ketidaksesuaian dilaporkan oleh initiator dengan mengisi Formulir Permintaan Tindakan
Perbaikan dan Pencegahan atau mengirim email kepada penanggungjawab apabila
terjadi ketidaksesuaian.
.
2. Penentuan Rencana dan Pelaksana Tindakan Perbaikan dan Pencegahan
1. Penganggungjawab yang terkait dengan ketidaksesuaian/ potensi ketidaksesuaian
tersebut melakukan investigasi/ penyelidikan untuk mengetahui penyebab
ketidaksesuaian dengan melakukan koordinasi dan kerjasama dengan unit/bagian
terkait.
2. Ketidaksesuaian yang dilaporkan dan ternyata sudah pernah terjadi sebelumnya, harus
dievaluasi apakah tindakan perbaikan yang dilakukan sebelumnya sudah efektif dan
penyebab ketidaksesuaian sudah dihilangkan serta menentukan apakah
ketidaksesuaian/ potensi ketidaksesuaian tersebut (sejenis) bisa terjadi di area lain.
6.2.1. Penanggungjawab yang terkait harus menentukan:
• Rekomendasi tindakan perbaikan untuk menghilangkan penyebab
ketidaksesuaian.
• Rekomendasi tindakan pencegahan untuk menghilangkan potensi
ketidaksesuaian.
3. Penanggungjawab yang terkait menentukan rencana tindakan perbaikan/ pencegahan
dengan melakukan koordinasi dan kerjasama dengan unit/bagian lain terkait,
menentukan PIC tindakan perbaikan/ pencegahan serta menentukan batas waktu
pelaksanaan.
3. Pelaksanaan Tindakan Perbaikan dan Tindakan Pencegahan
1. Pelaksanaan tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan dilakukan sesuai dengan
rencana dan batas waktu yang telah ditentukan.
2. PIC melaporkan hasil tindakan perbaikan/ pencegahan yang telah selesai dilaksanakan
kepada penanggungjawab.
3. Apabila tindakan perbaikan/ pencegahan belum selesai dilakukan dan telah melewati
target waktu yang ditetapkan, maka perlu diterbitkan laporan ketidaksesuaian lagi.
4. Penutupan Tindakan Perbaikan dan Tindakan Pencegahan
1. Laporan ketidaksesuaian yang telah dinyatakan efektif perbaikan dan pencegahannya,
maka dilakukan closing oleh Direktur Utama/Pimpinan Perusahaan.
2. Unit Manajemen Keselamatan/Petugas Keselamatan memberikan laporan status
tindakan perbaikan/ pencegahan terhadap ketidaksesuaian/ potensi ketidaksesuaian
setiap tahun kepada Pimpinan Perusahaan dalam rapat tinjauan manajemen.
7. Dokumen Terkait
1. Formulir Daftar Laporan Ketidaksesuaian
2. Formulir Permintaan Tindakan Perbaikan dan Pencegahan
JADWAL AUDIT INTERNAL
PERUSAHAAN ANGKUTAN UMUM PO … No. Dokumen :
LOGO PERUSAHAAN Tanggal Terbit :
JADWAL AUDIT INTERNAL
No. Hari/ Tanggal Area/ Bagian/ Proses Yang diaudit Auditor Auditee Tempat/Lokasi
Tanggal, Tanggal,
Dibuat oleh, Disetujui oleh,
(NAMA) (NAMA)
JABATAN JABATAN
PERMINTAAN TINDAKAN PERBAIKAN DAN TINDAKAN PENCEGAHAN
PERUSAHAAN ANGKUTAN UMUM PO … No. Dokumen :
LOGO PERUSAHAAN Tanggal Berlaku :
PERMINTAAN TINDAKAN PERBAIKAN DAN TINDAKAN PENCEGAHAN
Nomor Ketidaksesuaian :
Tanggal :
URAIAN KETIDAKSESUAIAN
Deskripsi Ketidaksesuaian yang ditemukan:
Referensi:
- Undang-undang No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
- Peraturan Menteri No. 85 Tahun 2018 tentang Sistem Manajemen Keselamatan Perusahaan Angkutan Umum
- Lainnya
Periode :
Tanggal Implementasi :
Tim Auditor
- Ketua :
- Anggota : 1.
2.
3.
4.
5.
Metode Audit : 1.
2.
3.
Kriteria Audit : 1.
2.
3.
4.
Summary :
Tarahan,
Prepared by Approved by
Pemutahiran dd/mm/yyyy
Tanggal, Tanggal,
Dibuat oleh, Disetujui oleh,
NAMA NAMA
JABATAN JABATAN
ELEMEN 10
PENGUKURAN KINERJA
ELEMEN 10
PENGUKURAN KINERJA
1. Rasio antara jumlah kejadian kecelakaan dengan kendaraan bermotor kilometer; dan
Nama
Tanda Tangan
Jabatan
Tanggal
Daftar Isi
Daftar Isi.................................................................................................................................. 140
1. Tujuan .............................................................................................................................. 141
2. Ruang Lingkup ................................................................................................................. 141
3. Referensi ......................................................................................................................... 141
4. Definisi ............................................................................................................................. 141
5. Tugas dan Tanggung Jawab ............................................................................................ 142
6. Prosedur .......................................................................................................................... 143
7. Dokumen Terkait .............................................................................................................. 144
LOGO PERUSAHAAN ANGKUTAN No. Dokumen : No. Dokumen
PERUSAHAAN Tanggal Berlaku : Tanggal Berlaku
UMUM PO …
1. Tujuan
1. Tujuan dari pengukuran kinerja ini untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan
pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan dalam Perusahaan Angkutan Umum.
2. Untuk mengetahui pemenuhan pelaksanaan seluruh elemen Sistem Manajemen
Keselamatan.
3. Untuk terus-menerus memperbaiki keefektifan SMK di Perusahaan Angkutan Umum.
2. Ruang Lingkup
Prosedur ini berlaku pada Sistem Manajemen Keselamatan dalam hal pengukuran,
pemantauan dan analisis kinerja untuk mencegah terjadinya ketidaksesuaian dan tidak
tercapainya kebijakan dan sasaran Sistem Manajemen Keselamatan Perusahaan Angkutan
Umum. Adapun yang akan diukur, dipantau dan dianalisis dalam prosedur ini adalah sebagai
berikut, namun tidak terbatas pada:
1. Kepuasan pelanggan
2. Kesesuaian pada persyaratan pelayanan kepada pelanggan
3. Pemantauan Pencapaian Tujuan, Sasaran dan Program Keselamatan Angkutan
4. Kinerja Keselamatan Angkutan Umum
5. Pemantauan/ evaluasi pematuhan terhadap peraturan perundangan dan persyaratan
lain
6. Dll.
3. Referensi
1. Undang-undang No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
2. Undang-undang No. 22 Tahun 2009 tentang LLAJ
3. Peraturan Pemerintah No. 37 Tahun 2017 tentang Keselamatan LLAJ
4. Peraturan Menteri No. 85 Tahun 2018 tentang Sistem Manajemen Keselamatan
Perusahaan Angkutan Umum
4. Definisi
1. Pemantauan dan Pengukuran kinerja Manajemen Keselamatan adalah metoda
analisa kuantitaf maupun kualitatif yang dilakukan untuk mengukur besarnya kinerja
Manajemen Keselamatan.
2. Kinerja adalah tingkat keberhasilan suatu rencana terhadap parameter standar yang
ditetapkan dalam mencapai sasaran.
3. Severity Index(SI) adalah Idex Keparahn atau ratio Antara korban kecelakaan dengan
kejadian kecelakaan.
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑜𝑟𝑏𝑎𝑛 𝑀𝑒𝑛𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎𝑙
𝑆𝐼 = −
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑒𝑐𝑒𝑙𝑎𝑘𝑎𝑎𝑛
4. Accident Rate (AR) adalah Ratio Antara Jumlah Kejadian Kecelakaan dengan
Kendaraan KM degan rumus.
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑐𝑒𝑙𝑎𝑘𝑎𝑎𝑛 × 100.000
𝐴𝑅 =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑀 𝑇𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ
7. Dokumen Terkait
1. Formulir Kinerja Keselamatan
2. Formulir Statistik Kecelakaan
LOGO PERUSAHAAN ANGKUTAN No. Dokumen : No. Dokumen
PERUSAHAAN Tanggal Berlaku : Tanggal Berlaku
UMUM PO …
PENGUKURAN KINERJA ACCIDENT
RATE (AR) PENGUKURAN KINERJA
1 Januari 1 1 1 3 3 9
100,000
2 Februari 0 0 0 0 0 0
100,000
3 Maret 0 3 0 3 2 5
130,000
4 April 0 0 0 0 0 0
100,000
5 Mei 0 0 0 0 0 0
100,000
6 Juni` 0 0 4 4 3 11
120,000
7 Juli 0 0 0 0 0 0
110,000
8 Agustus 0 0 0 0 0 0
130,000
9 September 0 0 1 1 1 1
100,000
10 Oktober 0 0 0 0 0 0
150,000
11 November 0 0 0 0 0 0
125,000
12 Desember 0 0 3 3 3 7
110,000
Total 1 4 9 14 12 34
1,375,000
Rata-rata 1.03
SD AR 1,41
X’ AR
ARrat
Dari hasil penghitungan accident rate (AR) dan diagram kontrol terhadap accident rate, maka kinerja
keselamatan perusahaan …. dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Untuk bulan Januari, Juni dan Desember Perusahaan ….. mempunyai kinerja keselamatan sangat
buruk karena nilai angka kecelakaan diatas garis X’ batas atas, yang berarti bawa kecelakaan di
bulan tersebut diatas rata-rata kecelakaan dalam satu tahun.
2. Untuk bulan Maret dan September Perusahaan …. mempunyai kinerja keselamatan buruk karena
nilai AR lebih besar dari ARrat (rata-rata angka kecelakaan per 100.000 kend-km) namun masih
dibawah X batas atas, yang berarti kecelakaan masih diatas rata-rata atau sama dengan rata-rata.
3. Untuk bulan lainnya kinerja keselamatan mempunyai kinerja yang baik karena dibawah nilai rata-
rata angka kecelakaan armada dalam satu tahun.
Cara menghitung angka pada table diatas:
Langkah 1 :
Masukan data Jumlah Kendaraan Km Perjalanan, Jumlah Korban Meninggal Dunia dan Jumah
kejadian kecelakaan lalu lintas Perbulan, dengan definisi kecelakaan ringan, sedang dan berat sebagai
berikut:
Kecelakaan Ringan : Kecelakaan Lalu lintas yang tidak mengakibatkan kerugian atau cedera dan
tidak mengakibatkan operasi bus terganggu
Kecelakaan Sedang : Kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan cedera ringan, kerusakan
sedang dan operasi bus terganggu lebih maksimal 3 hari
Kecelakaan Berat : Kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan korban jiwa, kerusakan berat
kendaraan dan mengakibatkan gangguan operasi bus lebih dari 3 hari
Langkah 2 :
Hitung AR dengan rumus :
Accident Rate (AR) adalah ratio antara Jumlah Kejadian Kecelakaan per 100.000 Kendaraan KM dengan rumus
:
Langkah 3 :
Hitung standar deviasi AR (SD AR) dengan rumus :
(𝑛 𝑥 ∑𝐴𝑅 2 )−(∑𝐴𝑅)2
𝑆𝐷 𝐴𝑅 = √ dan
𝑛 (𝑛−1)
Keterangan :
ARrat = rata-rata AR
∑AR = jumlah AR
∑𝐴𝑅2 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐴𝑅2
n = jumlah bulan atau tahun (untuk kasus contoh table diatas, perhitungan
menggunakan jumlah bulan)
X’ = angka batas atas
Langkah 4 :
Hitung angka batas atas untuk AR (X’ AR) dengan rumus :
X’ = ARrat + SD AR
Langkah 5 :
Buat Grafik AR
X’ AR
ARrat
Langkah 6 :
Analisis Kinerja Keselamatan Perusahaan :
Kinerja keselamatan perusahaan dapat diketahui berdasarkan perhitungan AR dan SI dengan
memperhatikan kriteria seperti dibawah ini.
Kriteria berdasarkan Accident Rate (AR) :
1. Jika AR > X’ AR maka kinerja keselamatan perusahaan tersebut bulan (..)sangat buruk
2. Jika AR > ARrat < X’ AR maka kinerja keselamatan perusahaan tersebut bulan (..)buruk
3. Jika AR < ARrat > 0, maka kinerja keselamatan perusahaan tersebut bulan (..) baik
4. Jika AR = 0 maka kinerja keselamatan perusahaan tersebut bulan (..)sangat baik.
LOGO PERUSAHAAN ANGKUTAN No. Dokumen : No. Dokumen
PERUSAHAAN Tanggal Berlaku : Tanggal Berlaku
UMUM PO …
PENGUKURAN KINERJA ACCIDENT
RATE (AR) PENGUKURAN KINERJA
SD SI 0.91
SIrat = 0.58
SD SI = 0.91
Angka batas atas X’ SI = SIrat + SD SI = 1.49
X’ SI
SIrat
Dari hasil penghitungan indek keparahan (Severity Index) dan diagram kontrol terhadap indeks
keparahan, maka kinerja keselamatan perusahaan X dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Untuk bulan September dan Desember Perusahaan …. mempunyai kinerja keselamatan sangat
buruk karena nilai angka kecelakaan diatas garis X batas atas, yang berarti bawa indeks
keparahan di bulan tersebut diatas rata-rata indeks keparahan dalam satu tahun.
2. Untuk bulan Januari dan Juni Perusahaan …. mempunyai kinerja keselamatan buruk karena nilai
AR lebih besar dari SIrat (rata-rata angka kecelakaan) namun masih dibawah X Batas atas (X’ SI),
yang berarti indeks keparahan masih diatas rata-rata atau sama dengan rata-rata.
3. Untuk bulan lainnya kinerja keselamatan mempunyai kinerja yang baik karena dibawah nilai rata-
rata indeks keparahan dalam satu tahun.
Cara menghitung angka pada table diatas:
Langkah 1 :
Masukan data Jumlah Korban Meninggal Dunia dan Jumah kejadian kecelakaan lalu lintas Perbulan,
dengan definisi kecelakaan ringan, sedang dan berat sebagai berikut:
Kecelakaan Ringan : Kecelakaan Lalu lintas yang tidak mengakibatkan kerugian atau cedera dan
tidak mengakibatkan operasi bus terganggu
Kecelakaan Sedang : Kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan cedera ringan, kerusakan
sedang dan operasi bus terganggu lebih maksimal 3 hari
Kecelakaan Berat : Kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan korban jiwa, kerusakan berat
kendaraan dan mengakibatkan gangguan operasi bus lebih dari 3 hari
Langkah 2 :
Hitung SI perbulan dengan rumus :
Indeks Keparahan (Severity Index) (SI) adalah Ratio antara Korban Kecelakaan dengan Kejadian Kecelakan,
dengan rumus:
Langkah 3 :
Hitung rata-rata SI dengan rumus :
SIrat = Jumlah SI/Jumlah Bulan
(𝑛 𝑥 ∑𝑆𝐼 2 )−(∑𝑆𝐼)2
𝑆𝐷 𝑆𝐼 = √ 𝑛 (𝑛−1)
Keterangan :
∑SI = jumlah SI
∑𝑆𝐼 2 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝐼 2
n = jumlah bulan atau tahun (untuk kasus contoh table diatas, perhitungan
menggunakan jumlah bulan)
Langkah 4 :
Hitung Angka Batas Atas untuk SI (X’ SI) dengan rumus :
X’ = SIrat + SD SI
Langkah 5 :
Buat Grafik SI
Grafik Batas Atas SI
X’ SI
SIrat
Langkah 6 :
Kriteria berdasarkan Severity Indeks (SI) :
1. Jika SI > X’ SI maka kinerja keselamatan perusahaan tersebut bulan (..)sangat buruk
2. Jika SI > SIrat < X’ SI maka kinerja keselamatan perusahaan tersebut bulan (..)buruk
3. Jika SI < SIrat > 0 , maka kinerja keselamatan perusahaan tersebut bulan (..) baik
4. Jika SI = 0 maka kinerja keselamatan perusahaan tersebut bulan (..)sangat baik