Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH MANAJEMEN KEPERAWATAN

“SUPERVISI DALAM MANAJEMEN KEPERAWATAN”

GUSTIAWAN
21806077

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAKASSAR
MAKASSAR
2022
1. KEPATUHAN IDENTIFIKASI PASIEN (KIP)

 Judul Indikator Kepatuhan Identifikasi Pasien


Dasar pemikiran Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun

2017 tentang Keselamatan Pasien


Dimensi Mutu 1. Keselamatan
1. Fokus kepada pasien
 Tujuan Terlaksananya proses identifikasi pasien agar
keselamatan pasien terjamin.
Definisi  Identifikasi pasien secara benar adalah proses
Operasional pengecekan identitas pasien menggunakan
minimal 2 identitas dari 3 identitas yang
tercantum pada gelang, label atau bentuk
identitas lainnya sebelum memberikan
pelayanan sesuai dengan regulasi yang berlaku
di Puskesmas.
 Identifikasi pasien secara benar sebelum
pemberian pengobatan adalah proses
identifikasi pasien oleh petugas yang dilakukan
secara aktif dengan menanyakan minimal 2
Identitas pasien
 Peluang adalah indikasi dilakukan Identifikasi
pasien secara benar pada saat :
 pemberian pengobatan : pemberian obat,
pemberian cairan intravena, nutrisi.
 prosedur tindakan : tindakan bedah minor /
tindakan invasif sesuai kebijakan yang di
tetapkan Puskesmas.
 pemeriksaan diagnostik : pengambilan
sampel, darah, dll
 kondisi khusus : pasien koma, bayi baru
lahir yang belum diberi nama, pasien tidak
sadar tanpa Identifikasi sesuai kebijakan
Puskesmas.
 Tipe Indikator Proses
Satuan Presentase
Pengukuran
Numerator  Jumlah proses identifikasi pasien secara benar
(pembilang)
Denumerator  Jumlah total peluang yang di observasi
(penyebut)
 Target 100%
Pencapaian
Kriteria:
- Inklusi Semua Pasien Rawat Inap
- Eksklusi
Formula  Jumlah proses identifikasi pasien secara benar x 100%
 Jumlah total peluang yang di observasi

Sumber data Hasil Data observasi


Besar Sampel ......................... ........... ..
2. Fokus kepada pasien
 Tujuan Terlaksananya proses identifikasi pasien agar
keselamatan pasien terjamin.
Definisi  Identifikasi pasien secara benar adalah proses
Operasional pengecekan identitas pasien menggunakan
minimal 2 identitas dari 3 identitas yang
tercantum pada gelang, label atau bentuk
identitas lainnya sebelum memberikan
pelayanan sesuai dengan regulasi yang berlaku
di Puskesmas.
 Identifikasi pasien secara benar sebelum
pemberian pengobatan adalah proses
identifikasi pasien oleh petugas yang dilakukan
secara aktif dengan menanyakan minimal 2
Identitas pasien
 Peluang adalah indikasi dilakukan Identifikasi
pasien secara benar pada saat :
 pemberian pengobatan : pemberian obat,
pemberian cairan intravena, nutrisi.
 prosedur tindakan : tindakan bedah minor /
tindakan invasif sesuai kebijakan yang di
tetapkan Puskesmas.
 pemeriksaan diagnostik : pengambilan
sampel, darah, dll
 kondisi khusus : pasien koma, bayi baru
lahir yang belum diberi nama, pasien tidak
sadar tanpa Identifikasi sesuai kebijakan
Puskesmas.
 Tipe Indikator Proses
Satuan Presentase
Pengukuran
Numerator  Jumlah proses identifikasi pasien secara benar
(pembilang)
Denumerator  Jumlah total peluang yang di observasi
(penyebut)
 Target 100%
Pencapaian
Kriteria:
- Inklusi Semua Pasien Rawat Inap
- Eksklusi
Formula  Jumlah proses identifikasi pasien secara benar x 100%
 Jumlah total peluang yang di observasi

Sumber data Hasil Data observasi


Besar Sampel ......................... ...........
...
Frekuensi Harian
pengumpulan data
Periode Pelaporan
Data
Bulanan

Periode Analisa  Triwulan


Data
Penyajian DataRetrospektif atau Concurrent 

Insrumen Formulir Observasi KIP


Pengambilan Data Penanggung
 Jawab Unit Pendaftaran

2. RERATA WAKTU TANGGAP PELAYANAN UGD

 Judul Indikator Rerata Waktu Tanggap Pelayanan Gawat darurat ≤


5 menit
Dasar Pemikiran PERMENKESNo. 43tahun2019tentang
Puskesmas
Dimensi Mutu 1. Keselamatan

2.Fokus kepada pasien

3. Tepat waktu

4. Effective
5. Efficient

 Tujuan Terselenggaranya pelayanan kegawatdaruratan


yang cepat dan tepat sehingga mampu
mengoptimalkan upaya menyelamatkan pasien
gawat darurat.
Definisi
Emergency Response Time (waktu tanggap) adalah

Operasional waktu yang dibutuhkan sejak pasien tiba di


UGD, di triage, sampai mendapat pelayanan
dokter UGD.
 Triage adalah proses pemilahan pasien
berdasarkan tingkat kegawatdaruratannya
Standar waktu tanggap UGD adalah ≤ 5 menit.
Tipe Indikator Proses
Satuan Pengukuran Menit
Numerator Jumlah kumulatif waktu yang dibutuhkan sejak
(pembilang) pasien tiba di UGD, di triage sampai mendapat
pelayanan dokter UGD.
Denominator  Jumlah pasien UGD yang di survey
(penyebut)
 Target ≤ 5 menit
Pencapaian
Kriteria:
 - Inklusi Pasie
 - Eksklusi
n

UGD
Situasi bencana (disaster) , tidak gawat dan
tidak
darurat (False emergency)
Formula Jumlah kumulatif waktu yang dibutuhkan sejak
pasien tiba di UGD, di triage sampai mendapat
pelayanan dokter UGD (menit)
Sumber Data RJuekmalmah mpaeds iekn U UGD :y
Fanogrgm dui lsiur rTvreiya ge dan Formulir
Asesmen medis UGD

Besar Sampel Populasi


Sampel : Metode : Ketersediaan /

Convinience Besar sampel>= 640= 128


sampel
320 – 639 = 20% dari total
populasi 64 – 319
Data Concurent
Instrumen Formulir WTGD UGD
Pengambilan Data Unit Gawat Darurat
Penanggung
3. RERARTA WAKTU TUNGGU RAWAT JALAN (RWTRJ)
 Judul Indikator Waktu Tunggu Rawat Jalan
Dasar Pemikiran PERMENKESNo. 43 Tahun2019tentang
Puskesmas
Dimensi Mutu 1. Keselamatan
Fokus kepada pasien
Efective

4. Efficient
5. Integrated
6. Adil
7. Tepat waktu
 Tujuan Tersedianya pelayanan dokter di rawat jalan yang
mudah dan cepat diakses oleh pasien pada hari
kerja
Definisi  Waktu tunggu rawat jalan adalah waktu yang
Operasional dibutuhkan mulai saat pasien kontak dengan
petugas pendaftaran sampai mendapat
pelayanan dokter.
 Kontak dengan petugas pendaftaran adalah
proses saat petugas pendaftaran menanyakan
dan mencatat / menginput data pasien.
Pelayanan dokter adalah proses saat pasien
kontak dengan dokter.
 Tipe Indikator Proses
Satuan Menit

PNeunmguer  Jumlah kumulatif waktu tunggu pasien rawat jalan


kautroarn
(Pembilang)  Jumlah pasien rawat jalan yang disurvei
Denumerator
(Penyebut) ≤ 60 menit
 Target
Pencapaian Pasien yang berobat di Rawat Jalan
Kriteria: Pasien medical check up / pasien tidak datang saat
- Inklusi dipanggil
- Eksklusi
Formula  Jumlah kumulatif waktu tunggu pasien rawat jalan (menit)
 Jumlah pasien rawat jalan yang disurvei
Desain Retrospektif 
Pengumpulan
Data

Sumber Data  Catatan Pendaftaran Pasien Rawat jalan


 Rekam medik Pasien Rawat jalan

Besar sampal Populasi


Sampel : Metode : Ketersediaan /
Convinience Besar sampel>= 640 = 128
sampel
320 – 639 = 20% dari total
populasi
64 – 319 = 64 Sampel
  < 64 = 100 % populasi
Frekuensi Harian
pengumpulan
data
Periode Pelaporan Bulanan
Data
Periode Analisis  Triwulan
Data
Penyajian Data   Run chart Control chart
Instrumen Formulir WTRJ (Waktu tunggu Rawat jalan)
Pengambilan Data
Penanggung Unit Rawat Jala
 Jawab

4. KEPATUHAN WAKTU VISITE DOKTER/ DPJP (KWV)

 Judul Indikator Kepatuhan waktu Visite  DPJP


Dasar Pemikiran - Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004
tentang Praktik Kedokteran
- Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009
tentang Pelayanan Publik
-
PERMENKES No.43 Tahun 2019 tentang
Puskesmas
Dimensi Mutu 1. Keselamatan
2. Fokus kepada pasien
3. Integrated
4. Tepat waktu
 Tujuan Tergambarnya kepatuhan dokter terhadap
ketepatan waktu melakukan visitasi kepada
pasien rawat inap.
Definisi Waktu visite   Dokter adalah waktu kunjungan
Operasional DPJP untuk melihat perkembangan pasien yang
menjadi tanggung jawabnya setiap hari termasuk
hari libur.
Standar waktu visite DPJP : visite pasien < jam
14:00.
 Tipe Indikator Proses
Satuan Persentase
pengukuran
Numerator Jumlah visite Dokter sebelum jam 14:00
Denumerator Jumlah visite Dokter yang harus divisite pada
hari tersebut
 Target Pencapaian ≥ 80%
Kriteria: Pasien Rawat Inap
- Inklusi  Pasien yang baru masuk rawat inap hari itu
- Eksklusi  Pasien konsul
Formula  Jumlah visite Dokter sebelum jam 14:00 x 100%
 Jumlah visite Dokter Spesialis yang
harus divisit pada hari tersebut
Desain Retrospektif 
Pengumpulan Data
Sumber Data Laporan visite  rawat inap dalam rekam medik

Besar Sampel Populasi


Sampel : Metode : Ketersediaan / Convinience
Besar sampel >= 640 = 128 sampel
320 – 639 = 20% dari total
populasi
64 – 319 = 64 Sampel
< 64 = 100 % populasi
Frekuensi Harian
Pengumpulan Data
Periode Pelaporan Bulanan
Data
Periode Analisis  Triwulan
Data
Penyajian Data  Run chart  Control chart 
Instrumen Formulir KWV DPJP
Pengambilan Data Penanggung Jawab
Unit Rawat Inap

5. PELAPORAN HASIL KRITIS LABORATORIUM < 30 MENIT


(PHKL)

 Judul Indikator Pelaporan hasil Kritis Laboratorium < 30 menit


Dasar Pemikiran PERMENKES No.37 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Laboratorium Puskesm
PERMENKES No.11 Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien
PERMENKES No. 43 Tahun 2019 tentang Puskesmas.
Keselamatan
Fokus kepada pasien
Dimensi Mutu
3. Tepat waktu
4. Integrated
 Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan
laboratorium
Definisi  Hasil kritis adalah hasil pemeriksaan
Operasional  yang termasuk kategori kritis sesuai
kebijakan Puskesmas dan memerlukan
penatalaksanaan segera.
 Waktu lapor hasil kritis laboratorium
adalah waktu yang dibutuhkan sejak hasil
pemeriksaan keluar dan telah dibaca
oleh dokter / analis yang diberi
kewenangan hingga petugas melaporkan
hasilnya kepada dokter yang meminta
pemeriksaan.
 Standar Waktu lapor hasil kritis
laboratorium adalah waktu pelaporan <
30 menit.
 Tipe Indikator Proses
Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator  Jumlah hasil kritis laboratorium yang
(Pembilang) dilaporkan < 30 menit
Denomirator  Jumlah hasil kritis laboratorium yang survey
(Penyebut)
 Target Pencapaian 100%
Kriteria: Semua hasil pemeriksaan laboratorium yang
- Inklusi kritis.
- Eksklusi Semua hasil pemeriksaan laboratorium yang
tidak kritis

Formula  Jumlah hasil kritis laboratorium yang


dilaporkan < 30 menit x
100%
 Jumlah hasil kritis laboratorium yang survey  
Desain Concurent
Pengumpulan Data
Sumber Data    Catatan data Laporan Hasil Tes kritis
Laboratorium
 Rekam medik
Besar Sampel Populasi
  Sampel : Metode : Ketersediaan / Convinience

Besar sampel >= 640 = 128 sampel


320 – 639 = 20% dari total
populasi
  64 – 319 = 64 Sampel
< 64= 100 % populasi
Frekuensi Harian
Pengumpulan Data PeriodePelaporan
Data Bulanan

Periode analisis  Triwulan


data
Penyajian Data   Run chart  Control chart 
Instrumen Formulir PHKL 
Pengambilan Data Penanggung Jawab
Unit Laboratorium

5. KEPATUHAN PENGGUNAAN FORMULARIUM PUSKESMAS

 Judul Indikator Kepatuhan Penggunaan Formularium


Puskesmas 1.
Dasar Pemikiran tentang PERMENKES No. 26 Tahun 2020
Penyelenggaraan Pelayanan
Kefarmasian di Puskesmas.
2. Keputusan MenteriKesehatan
Nomor HK.02.02/ MENKES/137/2016
tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor HK.02.02/MENKES/ 523/2015 tentang Formularium Nasional.
Dimensi Mutu1.Efisiensi
2.Efektifitas
 Tujuan Terwujudnya efisiensi pelayanan obat kepada
pasien berdasarkan daftar yang ditetapkan
dalam Formularium Puskesmas.
Definisi  Formularium Nasional adalah daftar obat
Operasional  yang disusun berdasarkan bukti ilmiah
muktahir oleh komite nasional penyusunan

Formularium Nasional.
 Formularium Puskesmas adalah daftar
obat yang disusun Puskesmas berdasarkan
kebutuhan Puskesmas sebagai Fasilitas
Kesehatan Pelayanan Primer, yang jenis
obat- obatannya diambil dari daftar
Formularium Nasional.
 Kepatuhan Penggunaan Formularium
Puskesmas adalah Peresepan obat oleh DPJP
kepada pasien sesuai daftar obat di
Formularium Puskesmas.
 Tipe Indikator Proses
Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator  Jumlah R/ yang sesuai dengan Formularium
(pembilang) Puskesmas.
Denominator  Jumlah R/ yang disurvei
(penyebut)
 Target Pencapaian ≥ 80%
Kriteria: Resep yang dilayani di Puskesmas.
- Inklusi - Obat yang diresepkan diluar
- Eksklusi Formularium Puskesmas tetapi
dibutuhkan pasien dan telah mendapatkan
persetujuan Kepala
Puskesmas.
Formula Jumlah R/ yang sesuai dengan
Formularium Puskesmas x 100%
 Jumlah R/ yang disurvei
Desain Concurent
Pengumpulan Data
Sumber data Lembar resep di Unit
Farmasi Besar Sampel Populasi
  Sampel : Metode : Ketersediaan / Convinience 

Besar sampel >= 640 = 128 sampel


320 – 639 = 20% dari total
populasi
64 – 319 = 64 Sampel
  < 64 = 100 % populasi
 

Frekuensi Harian
pengumpulan data Periode pelaporan data
Periode analisis Data Bulanan
Penyajian Data Instrumen Pengambilan Data
Penanggung Jawab  Triwulan

Run chart  Control chart 


Formulir KPFP

Unit Farmasi

6. KEPATUHAN KEBERSIHAN TANGAN (KKT)

 Judul Indikator Kepatuhan Kebersihan Tangan


Dasar pemikiran 1. PERMENKES No. 11 Tahun 2017
tentang Keselamatan Pasien.
2. PERMENKES No. 27 Tahun 2017
tentang Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi (PPI).
Dimensi Mutu 1. Keselamatan
2. Fokus kepada pasien
 Tujuan Terwujudnya layanan kesehatan yang
berorientasi pada standar keselamatan pasien
untuk mengurangi risiko infeksi yang terkait
dengan kebersihan tangan.
Definisi Kebersihan tangan (hand hygiene)  adalah
Operasional segala usaha yang dilakukan untuk
membersihkan
kotoran yang secara kasat mata terlihat dan
pengangkatan mikroorganisme yang tinggal
sementara di tangan dengan menggunakan
sabun dan air mengalir (hand wash)  atau
dengan cairan berbasis alkohol (handrub )
dalam 6 langkah (WHO,2009). Audit
kebersihan tangan

adalah prosedur
melakukan penilaian
kebersihan tangankepatuhan petugas
sesuai 5 indikasi
dari WHO yaitu sebelum kontak dengan pasien,
setelah kontak dengan pasien, sebelum
melakukan tindakan invasif dan aseptik, setelah
kontak dengan cairan tubuh, dan setelah kontak
dengan lingkungan dgn menjalankan 6 tahap
teknik melakukan kebersihan tangan.
Indikasi kebersihan tangan:
1. Sebelum kontak dengan pasien, yaitu
sebelum masuk ruangan perawatan pasien.
2. Sesudah Kontak dengan pasien meliputi
menyentuh tubuh pasien, baju atau pakaian.
3. Sebelum melakukan Prosedur aseptik
contoh: tindakan transfusi, perawatan luka,
pemasangan kateter urin, suctioning ,
perawatan daerah tindakan invasif.
4. Setelah bersentuhan dengan cairan
tubuh pasien seperti muntah, darah, nanah,
urin, feces, produksi drain, dan lain-lain.
5. Setelah menyentuh lingkungan meliputi:
menyentuh tempat tidur pasien, linen yang
terpasang di tempat tidur, alat-alat di sekitar

pasien kertas/lembar
pasien, atau peralatan untuk
lain yang digunakan
menulis yang
ada di sekitar pasien. Petugas yang dinilai
adalah semua petugas yang bertugas di
ruangan (dokter, perawat, peserta didik,
pekarya, cleaning service) .Total kebersihan
tangan adalah jumlah kebersihan tangan
 yang dilakukan (Hand rub   (HR) dan
Handwash (HW)Peluang kebersihan tangan
adalah Indikasi cuci tangan sesuai lima
kondisi ( five moments)  yang diwajibkan cuci
tangan Sessi adalah Lama waktu untuk
observasi yang dihitung sejak mulai sampai
selesai
 Tipe Indikator Proses
Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator  Total kebersihan tangan yang dilakukan
(pembilang)
Denominator Peluang kebersihan tangan

( p e n y e b u t )
  T a r g e t P e n capaian ≥ 85%
Kriteria: Semua peluang kebersihan tangan
- Inklusi
- Eksklusi
Formula Total kebersihan tangan yang dilakukan x 100%
  Peluang kebersihan tangan

Desain Concurrent
Pengumpulan Data
Sumber data Catatan data dan observasi kebersihan tangan
Besar Sampel Sampel : Metode : Ketersediaan
/ Convinience 
Besar sampel : 200 peluang dalam 1 periode
dibagi dalam beberapa lokasi.

Frekuensi Bulanan
pengumpulan data
Periode pelaporan Bulanan
data
Periode analisis  Triwulan
Data
Penyajian Data   Run chart  Control chart 
Instrumen Formulir KKT 
Pengambilan Data
Penanggung Jawab Tim PPI Puskesmas
9. KEPATUHAN TERHADAP CLINICAL PATHWAY ( KTCP)
 Judul Indikator Kepatuhan Terhadap Clinical Pathway 

Dasar pemikiran - Peraturan Menteri Kesehatan Nomor


1438/MENKES/PER/IX/2010 tentang

Standar Pelayanan Kedokteran


- Standar Akreditasi Rumah Sakit
Dimensi Mutu 1. Efisiensi
2. Efektifitas
3. Keselamatan
4. Kesinambungan
 Tujuan Terselenggaranya standarisasi proses asuhan
klinis di rumah sakit sehingga dapat
memberikan jaminan kepada pasien untuk
memperoleh pelayanan klinis berdasarkan pada
nilai ilmiah sesuai kebutuhan medis/klinis

Definisi pasien.
Clinical Pathway adalah suatu konsep
Operasional perencanaan pelayanan terpadu / terintegrasi
 yang merangkum setiap langkah yang diberikan
pada pasien, yang berdasarkan standar
pelayanan medis, standar pelayanan
keperawatan & standar pelayanan PPA lainnya
 yang berbasis bukti dengan hasil terukur, pada
 jangka waktu tertentu selama pasien di rawat di
Rumah Sakit.
Kepatuhan terhadap clinical pathway adalah
proses pelayanan secara terintegrasi yang
diberikan kepada pasien oleh DPJP, Perawat,
Farmasi, Gizi yang sesuai dengan clinical 
 pathway   yang ditetapkan Rumah Sakit.
Varian adalah perbedaan pelayanan yang
diberikan dengan clinical pathway yang
ditetapkan rumah sakit meliputi komponen :
Pemberian Terapi, Pemeriksaan penunjang
(Laboratorium dan Radiologi) dan Lama hari

rawat
Proses(LOS),
 Tipe Indikator

Ukuran Indikator Persentase

Numerator  Jumlah proses pelayanan yang sesuai dengan


(pembilang) clinical pathway 
Denominator  Jumlah clinical pathway yang disurvey
(penyebut)
 Target Pencapaian 80%
Kriteria: Pasien yang menderita penyakit sesuai CP yang
- Inklusi diukur
- Eksklusi Pasien yang pulang atas permintaan sendiri
selama perawatan.
Pasien yang meninggal
Formula Jumlah proses pelayanan yang sesuai dengan
clinical pathway x 100% 
 Jumlah clinical pathway yang
disurvey Sumber data Rekam medis pasien
Frekuensi Bulanan
pengumpulan data
Pelaporan data Bulanan
Periode analisa Triwulan
Metode Retrospektif
Pengumpulan Data
Sampel  Populasi
Sampel : Metode : Ketersediaan / Convinience 
Besar sampel >= 640 = 128 sampel
320 – 639 = 20% dari total
  populasi
64 – 319 = 64 Sampel
< 64 = 100 % populasi
Rencana Analisis Run chart  Control chart 
Data
Instrumen Formulir Clinical Pathway 
Pengambilan Data
Penanggung Jawab Bidang Pelayanan Medik & Sub Komite
Peningkatan Mutu Komite Medik
Rencana A. Bulanan
Komunikasi 1. Laporan Kepala Bidang / Bagian /
Data Instalasi / Unit / Komite / Tim ke
Komite /
 Tim Mutu
2. Laporan Komite / Tim Mutu ke Direktur

3. Kementerian
Laporan Direktur ke
Kesehatan
B. Triwulan
1. Laporan Direktur ke Dewan Pengawas
(termasuk Feed back  dari Dewan
Pengawas)
2. Koordinasi & Integrasi (Rapat /Morning
Report /Focus Group Discussion ) dengan
Bidang / Bagian / Instalasi / Unit /
Komite
/ Tim
3. Feed back  (Laporan / Story Board ) Komite
/ Tim Mutu ke Bidang / Bagian / Instalasi
/ Unit / Komite / Tim

10. KEPATUHAN UPAYA PENCEGAHAN PASIEN RISIKO JATUH


(KUPRJ)
 Judul Indikator Kepatuhan Upaya Pencegahan Risiko Cedera
Akibat Pasien Jatuh pada pasien Rawat Inap
Dasar pemikiran Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun
2017 tentang Keselamatan Pasien.
Dimensi Mutu 1. Keselamatan
2. Fokus kepada pasien

 Tujuan Terselenggaranya pelayanan keperawatan yang


aman dan efektif bagi pasien dalam upaya
mencapai pemenuhan sasaran keselamatan
pasien.
Definisi Upaya pencegahan risiko jatuh meliputi :
Operasional 1. Asesmen awal risiko jatuh Rawat inap
2. Assesment Ulang risiko jatuh
3. Intervensi pencegahan risiko jatuh
Kepatuhan upaya pencegahan risiko pasien
 jatuh adalah pelaksanaan ketiga upaya
pencegahan jatuh pada pasien yang berisiko
 jatuh sesuai dengan standar yang ditetapkan

rumah
Prosessakit.
 Tipe Indikator
Ukuran Indikator Persentase
Numerator  Jumlah pasien berisiko jatuh yang
(pembilang) mendapatkan ketiga upaya pencegahan risiko
 jatuh
Denominator  Jumlah pasien rawat inap berisiko jatuh yang
(penyebut) disurvei

 Target Pencapaian 100%


Kriteria: Pasien Rawat inap
- Inklusi • Pasien baru rawat inap
- Eksklusi • Pasien yang tidak dapat dilakukan
asesmen ulang maupun edukasi seperti pasien
meninggal, pasien gangguan jiwa yang sudah
melewati fase akut, dan pasien menolak
intervensi
Formula Jumlah pasien berisiko jatuh yang
mendapatkan ketiga upaya pencegahan risiko
 jatuh x 100%
 Jumlah pasien rawat inap yang berisiko jatuh
 yang di survei
Sumber data Rekam Medis
pasien
Frekuensi Bulanan
pengumpulan data
Periode pelaporan Bulanan
data

Periode analisis Triwulan


Metode Retrospektif 
Pengumpulan Data
Sampel  Populasi
Sampel : Metode : Ketersediaan / Convinience 
Besar sampel >= 640 = 128 sampel
320 – 639 = 20% dari total
  populasi
64 – 319 = 64
Sampel
< 64 = 100 % populasi
Rencana Analisis Run chart Control Chart 
Data
Instrumen Formulir KUPRC
Pengambilan Data
Penanggung Jawab Kepala Bidang Keperawatan dan Ketua Sub
Komite Keselamatan pasien
Rencana A. Bulanan
Komunikasi 1. Laporan Kepala Bidang / Bagian /
Data
Instalasi / Unit / Komite / Tim ke
Komite / Tim Mutu
Laporan Komite / Tim Mutu ke Direktur
Laporan Direktur ke Kementerian Kesehatan
B.Triwulan

1. ( Laporan Direktur ke Dewan Pengawas


termasuk Feed back  dari Dewan
Pengawas)
Koordinasi & Integrasi (Rapat / Morning Report / Focus Group Discussion ) d
Feed back  (Laporan/Story Board ) Komite /
 Tim Mutu ke Bidang / Bagian / Instalasi / Unit / Komite / Tim

11. KEPUASAN PASIEN DAN KELUARGA (KPK)


 Judul Indikator Kepuasan Pasien dan Keluarga
Dasar pemikiran    -
Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit
- Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2014 tentang Pelayanan Publik
KeputusanMenteriPendayagunaan Aparatur

PNedgoamraa nN oUmmour mK EPPe/n2y5u/sMun.PaAnN I/n2d/e2k0s0 4K e


Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah
KeputusanMenteri
-

KesehatanNomor
129/Menkes/SK/II/2008 tentangStandar
Pelayanan Minimal Rumah Sakit
Dimensi Mutu1.Fokus kepada pasien
2.Kesinambungan
 Tujuan 
 Terwujudnya pemantauan dan pengukuran
tingkat kepuasan pasien dan keluarga sebagai
dasarupaya-upayapeningkatanmutudan keselamatan pasien.
 Terselenggaranya pelayanan di semua unit yang mampu memberikan kepuasan p
Definisi Operasional    - Kepuasan adalah pernyataan tentang persepsi
pelanggan terhadap jasa pelayanan kesehatan
 yang diberikan oleh rumah sakit.Kepuasan
pelanggan dapat dicapai apabila pelayanan yang
diberikan sesuai atau melampaui harapan
pelanggan. Hal ini dapat diketahui dengan

melakukan survei kepuasan


mengetahui tingkat kepuasanpelanggan
pelanggandengan
untuk

mengacu pada kepuasan pelanggan berdasarkan


Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM).
- Pemantauan dan pengukuran kepuasan pasien
dan keluarga adalah kegiatan untuk mengukur
tingkat kesenjangan pelayanan rumah sakit yang
diberikan dengan harapan pasien dan keluarga
di rawat jalan, rawat inap dan gawat darurat.
- Pelayanan yang diukur berdasarkan persepsi dan
pengalaman pasien terhadap:
1. Fasilitas : sarana, prasarana, alat
2. SDM : perawat, dokter, petugas lain
3. Farmasi : kecepatan, sikap petugas,
penjelasan penggunaan obat
4.
Servis   pendaftaran, ruang tunggu dan
pelayanan: kecepatan, kemudahan,
kenyamanan
U1 – U9 Unsur peelayanan (9 unsur)
 Jumlah Nilai  Total Nilai masing-masing Unsur
per Unsur
NRR per Unsur  Total Nilai masing-masing
(Nilai Rata-rata Unsur dibagi Jumlah Kuesioner
per Unsur) yang terisi
Bobot NRR  Jumlah Bobot (1) dibagi jumlah
tertimbang unsur pelayanan (9) = 1 / 9 =
0,11
NRR NRR per unsur x 0,11
 Tertimbang
Unsur
 Tipe Indikator Outcome 
Ukuran Indikator Persentase
 Target Pencapaian Nilai Interval Konversi > 76,61 (B = Baik)
Kriteria: Semua pasien, keluarga, pengunjung
- Inklusi

- E k s k u si
F o r m u l a IKM Total NRR Tertimbang Unsur x Nilai Konversi
(Indeks Kepuasan Interval terkecil (25)
Masvarakat)
Sumber data Kuesioner kepuasan
Bulanan
Periode Pelaporan Bulanan
data
Periode analisis Bulanan
Metode Survei
Pengumpulan Data
Sampel Tabel Kreji Morgan (terlampir)
Rencana Analisis Njim cliart Control cliart
Data
Instrumen Kuesioner kepuasan pasien
Pengambilan Data
Penanggung Jawab Kepala Bagian Humas
Rencana Komunikasi A. Bulanan
Data 1. Laporan Kepala Bidang / Bagian / Instalasi /
Unit / Komite / Tim ke Komite / Tim Mutu
2. Laporan Komite / Tim Mutu ke Direktur
3. Laporan Direktur ke Kementerian Kesehatan
B. Triwulan
1. Laporan Direktur ke Dewan Pengawas
(termasuk Feed brick dari Dewan Pengawas)
2. Koordinasi 8s Integrasi (Rapat /Morninp Report
/ FoCits GrOup DiSCuSSiOn) dengan Bidang /
Bagian / Instalasi / Unit / Komite / Tim
3. Feed back (Laporan / Story Board Komite /
Tim Mutu ke Bidang / Bagian / Instalasi /
Unit / Komite / Tim
12. KECEPATAN WAKTU TANGGAP KOMPLAIN (KWTK)
 Judul Indikator Kecepatan waktu tanggap Komplain
Dasar pemikiran Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit
Dimensi Mutu 1. Fokus kepada pasien
2. Kesinambungan
 Tujuan Terselenggaranya pelayanan di semua unit yang
mampu memberikan kepuasan pelanggan.
Definisi waktu Rumah sakit dalam menanggapi
Operasional komplain tertulis, lisan atau melalui media masa
 melalui tahapan identfikasi, penetapan
ecepata grading
n risiko, analisa hingga tindak lanjutnya.
waktu  Grading risiko Komplain dan standar
tangga waktu tanggap Komplain :
p o Grading Merah (Ekstrim) ditanggapi dan
kompla ditindaklanjuti maksimal 1 x 24 jam. Kriteria :
in cenderung berhubungan dengan
adalah polisi, pengadilan, kematian, mengancam
rentang sistem / kelangsungan organisasi,
poptensi kerugian material, dan lain-lain.
o
Grading Kuning
ditindaklanjuti (Tinggi)
maksimal 3 hari.ditanggapi
Kriteria : dan
cenderung berhubungan dengan pemberitaan
media, potensi kerugian in material, dan lain-
lain.
o Grading Hijau (rendah) ditanggapi dan
ditindaklanjuti maksimal 7 hari. Kriteria :
tidak menimbulkan kerugian berarti baik
material maupun immaterial
 TipeIndikator Proses

Ukuran Indikator Persentase

Numerator  Jumlah komplain yang ditanggapi dan


(pembilang) ditindaklanjuti sesuai waktu yang ditetapkan
Denominator  Jumlah komplain yang disurvei
(penyebut)
 Target Pencapaian > 75%

Kriteria: Semua komplain (lisan, tertulis, media massa)


- Inklusi
- Eksklusi
Formula Jumlah komplain yang ditanggapi dan
ditindaklanjuti sesuai waktu yang ditetapkan x 100%
 Jumlah komplain yang disurvei
Sumber data Data Komplain
Frekuensi Bulanan
pengumpulan data
Periode Pelaporan Bulanan
data

Periode analisis Triwulan


Metode Retrospektif
Pengumpulan Data
Sampel  Populasi
Sampel : Metode : Ketersediaan / Convinience
Besar sampel >= 640 = 128 sampel
320 – 639 = 20% dari total
  populasi
64 – 319 = 64 Sampel
< 64 = 100 % populasi
Rencana Analisis Run chart  Control chart 
Data
Instrumen  Formulir Komplain
Pengambilan Data  Formulir analisa dan laporan tindak lanjut
komplain
Penanggung Jawab Kepala Bagian Humas / Unit Pengaduan /
Bagian
 yang menangani Komplain
Rencana A. Bulanan
Komunikasi 1. Laporan Kepala Bidang / Bagian /
Data Instalasi / Unit / Komite / Tim ke Komite
/ Tim Mutu
2. Laporan Komite / Tim Mutu ke Direktur
3. Laporan Direktur ke Kementerian Kesehatan
B. Triwulan
1. Laporan Direktur ke Dewan Pengawas
(termasuk Feed back  dari Dewan Pengawas)
2. Koordinasi & Integrasi (Rapat / Morning
Report 
/ Focus Group Discussion ) dengan
Bidang / Bagian / Instalasi / Unit /
Komite / Tim
3. Feed back  (Laporan/Story Board )
Komite/Tim Mutu ke Bidang / Bagian /
Instalasi / Unit / Komite / Tim

Anda mungkin juga menyukai