Anda di halaman 1dari 26

ANALISIS KADAR VITAMIN C (ASAM ASKORBAT) PADA

SEDIAAN STERIL INJEKSI

LABORATORIUM KIMIA FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS SEDIAAN FARMASI


“ANALISIS KADAR VITAMIN C (ASAM ASKORBAT) PADA SEDIAAN STERIL
INJEKSI”

OLEH :

NAMA : AINUN FADHILAH SALIM

STAMBUK : 15020190159

KELAS : C7C8

KELOMPOK : III (TIGA)

ASISTEN : ARIANI MIFTAHUL JANNAH

LABORATORIUM KIMIA FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2021
ANALISIS KADAR VITAMIN C (ASAM ASKORBAT) PADA SEDIAAN
STERIL INJEKSI

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kimia analitik merupakan disiplin ilmu yang merupakan tulang
punggung ilmu kimia dan tidak dapat diberikan dalam suatu betuk bahan
studi yang saling terpisahkan dari ilmu kimia karena akan menurunkan
kemampuan analisis seorang peneliti.
Vitamin C atau asam askorbat merupakan vitamin yang terlarut dalam
air. Vitamin C bekerja sebagai suatu koensim dan pada keadaan tertentu
merupakan reduktor dan antioksidan. Vitamin ini dapat secara langsung
atau tidak langsung memberikan electron keenzim yang membutuhkan
ion-ion logam tereduksi dan bekerja sebagai kofaktor untuk prolil dan lisis
hidroksilase dalam biosintesis kolagen. Zat ini berbentuk Kristal dan
bubuk putih kekuningan stabil pada keadaan kering. Vitamin tidak dapat
diproduksi dalam tubuh dengan sendirinya melainkan didapatkan dalam
bahan pangan seperti buah dan sayuran. Vitamin C sangat mudah rusak
sehingga jumlah vitamin C dalam tubuh jauh lebih sedikit sehingga
dibutuhkan cara penggunaan dan penanganan vitamin secara benar.
Vitamin C disebut juga dengan asam askorbat sebagai inti-sariawan.
Asam askorbat berupa Kristal putih yang mudah teroksidasi oleh udara
sehingga warna menjadi coklat. Vitamin tidak dapat dibuat oleh tubuh
manusia dalam jumlah yang cukup, oleh karena itu harus diperoleh dari
bahan pangan yang dikonsumsi. Kebutuhan tubuh akan vitamin C
kurang kebih dari 30 mg setiap hari. Vitamin C atau asam askorbat
bersifat sensitive terhadap pengaruh luar, seperti suhu, oksigen, katalis
dan lain – lain yang menyebabkan kerusakan.

AINUN FADHILAH SALIM ARIANI MIFTAHUL JANNAH


15020190159
ANALISIS KADAR VITAMIN C (ASAM ASKORBAT) PADA SEDIAAN
STERIL INJEKSI

Dalam mengolah bahan pangan dengan benar alangkah baiknya


mengetahui kadar vitamin terutaman vitamin C dalam bahan pangan
tersebut. Oleh karena itu perlu dilakukan analisis kadar vitamin C yang
lebih mendalam untuk mengetahui kandungan vitamin C dalam pangan
tersebut dalam menganalisis dibutuhkan metode.
Status Vitamin C seseorang sangat tergantung dari usia, jenis
kelamin, asupan vitamin C harian, kemampuan absorbsi dan eksresi
serta adanya penyakit tertentu.
HPLC (High Performance Liquid Chromatography) atau KCKT adalah
metode pemisahan komponen analit berdasarkan kepolarnnya. Setiap
campuran yang keluar akan terdeteksi dengan detector dan direkam
dalam bentuk kromatogram, sedangkan luas peak menyatakan
konsentrasi komponen dalam campuran.

1.2 Maksud Praktikum

Mampu menjelaskan tentang analisis kadar Asam Aksorbat (Vitamin


C) pada sediaan steril secara HPLC/KCLT (Kromatografi Cair Kinerja
Tinggi)
1.3 Tujuan Praktikum

Untuk mengetahui dan memahami tentang Analisis kadar Asam


Aksorbat (Vitamin C) pada sediaan steril secara HPLC/KCLT
(Kromatografi Cair Kinerja Tinggi).

AINUN FADHILAH SALIM ARIANI MIFTAHUL JANNAH


15020190159
ANALISIS KADAR VITAMIN C (ASAM ASKORBAT) PADA SEDIAAN
STERIL INJEKSI

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Umum

Kimia analtik bisa dibagi menjadi bidang-bidang yang disebut


analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif berkaitan
dengan identifikasi zat – zat kimia : mengenali unsur atau senyawa apa
yang ada dalam suatu sampel. Sedangkan analisis kuantitatif berkaitan
dengan penetapan berapa banyak suatu zat tertentu yang terkandung
dalam suatu sampel. Zat yang ditetapkan tersebuy, yang seringkali
dinyatakan sebagai konsituen atau analit, menyusun entah kecil atau
sebagian besar sampel yang dianalisis.

Penetapan kadar bertujuan untuk menentukan kadar analit dalam


sampel. Dalam hal ini penetapan kadar menunjukkan komponen utama
yang terkandung dalam bahan aktif.

Vitamin C atau secara kimiawi disebut asam askorbat adalah bahan


yang kuat kemampuan reduksinya dan bertindak sebagai antioksidan
dalam berbagai reaksi kimia dalam tubuh. Asam askorbat juga membantu
penyerapan kalsium, dengan kalsium berada dalam benruk larutan.
(Muaris H, 2006).

Injeksi Asam Askorbat adalah larutan steril asam askorbat dalam air
untuk injeksi, yang dibuat dengan penambahan natrium hidroksida,
natrium karbonat atau natrium bikarbonat; mengandung asam askorbat,
C6H8O6, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah
yang tertera pada etiket. (Ditjen POM, 2020 : 176).

Metode analisis Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) memiliki


prinsip kimia yang sama dengan metode KLT, hanya dengan metode ini

AINUN FADHILAH SALIM ARIANI MIFTAHUL JANNAH


15020190159
ANALISIS KADAR VITAMIN C (ASAM ASKORBAT) PADA SEDIAAN
STERIL INJEKSI

memiliki efisiensi (serta biaya) yang jauh lebih besar, waktu retensi,
seperti namanya, adalah waktu yang diperlukan sampel untuk terelusi
dari kolom KCKT. (Cairns D, 2008)

Prinsip KCKT adalah pemisahan komponen analit berdasarkan


kepolarannya, setiap campuran yang keluar akan terdeteksi dengan
detektor dan direkam dalam benuk kromatogram. Dimana jumlah peak
menyatakan jumlah komponen, sedangkan luas peak menyatakan
konsentrasi komponen dalam campuran. (Kusuma, dkk, 2016).

KCKT dapat dipandang sebagai pelengkap Kromatografi Gas.


Untuk zat-zat yang labil pada pemanasan atau tidak menguap, KCKT
adalah pilihan Utama. KCKT menawarkan beberapa keuntungan
dibanding dengan kromatografi cair klasik, antara lain : (Putra, 2004)

1. Cepat : waktu analisis umumnya kurang dari 1 jam. Untuk analisis


yang tidak rumit (uncoplicated), waktu analisis kurang dari 5 menit
bisa dicapai.

2. Resolusi : Kromatografi Cair mempunyai dua fase, dimana interkasi


selektif dapat terjadi. Kemampuan zat padat berinteraksi secara
selektif dengan fase diam dan fase gerak pada KCKT memberikan
parameter tambahan untuk mencapai pemisahan yang diinginkan.

3. Sensitivitas detektor : detektor absorbsi UV yang biasa digunakan


dalam KCKT dapat mendeteksi kadar dalam jumlah nanogram (9-10
gram) dari bermacam – macam zat. Detektor-detektor Fluoresensi
dan Elektrokimia dapat mendeteksi jumlah sampai picogram (10-12
gram), detektor-detektor seperti Spektrofotometer Massa, Indeks
Refraksi, Radiometri, dll, dapat juga digunakan dalam KCKT.

4. Kolom yang dapat digunakan kembali : berbeda dengan kolom

AINUN FADHILAH SALIM ARIANI MIFTAHUL JANNAH


15020190159
ANALISIS KADAR VITAMIN C (ASAM ASKORBAT) PADA SEDIAAN
STERIL INJEKSI

kromatografi klasik, kolom KCKT dapat digunakan kembali


(reusable).

5. Ideal untuk zat bermolekul besar dan berionik : zat – zat yang tidak
bisa dianalisis dengan KG karena volalitas rendh, biasanya
diderivatisasi untuk menganalisis psesies ionik. KCKT dengan tipe
ekslusi dan penukar ion ideal sekali untuk menganalisis zat-zat
tersebut.

6. Mudah rekoveri sampel : Umumnya setektor yang digunakan dalam


KCKT tidak menyebabkan destruktif (kerusakan) pada komponen
sampel tersebut dapat dengan mudah dikumpulkan setelah
melewati detektor.

Komponen-komponen penting dalam KCKT, yaitu : (Putra,


2004)

1. Pompa (Pump)

Pompa Reciprocating menghasilkan suatu aliran yang berdenyt


teratur (pulsating). Sedangkan Pompa Syringe memberikan aliran
yang tidak berdenyut, tetapi reservoirnya terbatas.

2. Injektor
Sampel yang akan dimasukkan kebagian ujung kolom, harus
dengan distribusi yang minimum dari material kolom.

3. Kolom (Column)

Kolom adalah jantung kromatografi, kolom umumnya dibuat dari


stainlesteel dan biasanya dioperasikan pada temperatur kamar.
Tetapi bisa juga digunakan temperatur lebih tinggi, terutama untuk
kromatografi penukar ion dan kromatografi ekslusi.

4. Detektor (detector)

AINUN FADHILAH SALIM ARIANI MIFTAHUL JANNAH


15020190159
ANALISIS KADAR VITAMIN C (ASAM ASKORBAT) PADA SEDIAAN
STERIL INJEKSI

Suatu detektor dibutuhkan untuk mendeteksi adanya komponen


sampel didalam kolom (analisis kualitatif) dan menghitung kadarnya
(analisis kuantitatif).

5. Elusi Gradien

Didefinisikan sebagai penambahan kekuatan fase gerak selama


analisis kromatografi berlangsung. Efek dari elusi Gradien adalah
mempersingkat waktu retensi dari senyawa-senyawa yang tertahan
kuat pada kolom.

6. Pengolahan Data (Data Handing)

Hasil dari pemisahan kromatograf biasanya ditampilkan dalam


bentuk kromatogram pada rekorder.

7. Fase gerak

Didalam kromatografi cair komposisi dari solven atau rasa gerak


adalah salah satu dari variabel yang mempengaruhi pemisahan.

2.2 Uraian Bahan


a. Aquadest (Ditjen POM, 2020. Hal : 69)
Nama Resmi : PURIFIED WATER
Nama Lain : Air murni
Rumus Molekul : H2O
Berat Molekul : 18,02 g/mol
Rumus Struktur : H-O-H
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau.
Penyimpanan : Jika dikemas, gunakan kemasan wadah non
reaktif yang dirancang untuk mencegah
masuknya mikroba.

AINUN FADHILAH SALIM ARIANI MIFTAHUL JANNAH


15020190159
ANALISIS KADAR VITAMIN C (ASAM ASKORBAT) PADA SEDIAAN
STERIL INJEKSI

Kegunaan : Pelarut

b. Asam Askorbat (Ditjen POM, 2020. Hal : 175)


Nama Resmi : ASCORBIC ACID
Nama Lain : Vitamin C
Rumus Molekul : C6H 8O6
Berat Molekul : 176,12 g/mol

Rumus Struktur :

Pemerian : Hablur atau serbuk putih atau agak kuning. Warna


menjadi gelap karena pengaruh cahaya. Dalam
keadaan kering, stabil di udara. Dalam larutan
cepat teroksidasi. Melebur pada suhu lebih
kurang 190o.
Kelarutan : Mudah larut dalam air; agak sukar larut dalam
etanol; tidak larut dalam kloroform, dalam eter
dan dalam benzen.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya.

c. Asam Fosfat / H3PO4 (Ditjen POM, 2020. hal : 182)


Nama Resmi : PHOSPHATE ACID
Nama Lain : Asam Fosfat
Rumus Molekul : H3PO 4
Berat Molekul : 98,00 g/mol

AINUN FADHILAH SALIM ARIANI MIFTAHUL JANNAH


15020190159
ANALISIS KADAR VITAMIN C (ASAM ASKORBAT) PADA SEDIAAN
STERIL INJEKSI

Rumus Struktur :

Pemerian : Cairan kental seperti sirup, tidak berwarna; tidak


berbau. Bobot jenis lebih kurang 1,71.
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air dan dengan etanol.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

d. Asam Klorida / HCl (Ditjen POM, 2014. Hal : 156)


Nama Resmi : HYDROCHLORIDE ACID
Nama Lain : Asam Klorida
Rumus Molekul : HCl
Berat Molekul : 36,46 g/mol
Rumus Struktur : H - Cl
Pemerian : Cairan tidak berwarna; berasap; bau merangsang.
Jika diencerkan dengan 2 bagian volume air,
asap hilang. Bobot jenis lebih kurang 1,18.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.

e. Kalium Fosfat Monobasa (Ditjen POM, 1979. Hal : 687)


Nama Resmi : KALIUM FOSFAT MONOBASA
Nama Lain : Kalium bifosfat, Kalium dihidrogen fosfat
Rumus Molekul : KH2PO4
Berat Molekul : 136,09 g/mol

AINUN FADHILAH SALIM ARIANI MIFTAHUL JANNAH


15020190159
ANALISIS KADAR VITAMIN C (ASAM ASKORBAT) PADA SEDIAAN
STERIL INJEKSI

Rumus Struktur :

Pemerian : Serbuk hablur; putih


Kelarutan : Mudah larut dalam air.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan : Murni Pereaksi

f. Metilen Blue / C16H18CIN3S (Ditjen POM, 2020. Hal : 1151)


Nama Resmi : METHYLTHIONINE CHLORIDE
Nama Lain : Biru metilen
Rumus Molekul : C16H18CIN3S
Berat Molekul : 319,86 g/mol
Rumus Struktur :

Pemerian : Hablur atau serbuk hablur hijau tua, berkilauan


seperti perunggu, tidak berbau atau praktis tidak
berbau. Stabil di udara; larutan dalam air dan
dalam etanol berwarna biru tua..
Kelarutan : Larut dalam air dan dalam kloroform; agak sukar
larut dalam etanol
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik. Simpan pada suhu
25º, masih diperbolehkan antara 15º dan 30º

AINUN FADHILAH SALIM ARIANI MIFTAHUL JANNAH


15020190159
ANALISIS KADAR VITAMIN C (ASAM ASKORBAT) PADA SEDIAAN
STERIL INJEKSI

g. Natrium Fosfat Dibasa / Na2HPO4 (Ditjen POM, 1979. Hal : 227)


Nama Resmi : NATRIUM FOSFAT DIBASA
Nama Lain : Dinatrium fosfat, Dinatrium hidrogen fosfat
Rumus Molekul : Na2HPO4
Berat Molekul : 142 g/mol
Rumus Struktur :

Pemerian : Hablur tidak berwarna; tidak berbau; rasa asin.


Dalam udara kering merapuh.
Kelarutan : Larut dalam 5 bagian air; sukar larut dalam etanol
(95 %) P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan : Murni pereaksi

2.3 Prosedur Kerja (Anonim, 2021)....………………………………………….


Preparasi Sampel
a. Identifikasi (FI V)
Pada sejumlah volume injeksi setara dengan 40 mg asam
askorbat, tambahkan 4 ml asam klorida 0,1 N kemudian 4 tetes biru
metilen LP, hangatkan hingga suhu 40°C, warna biru tua berubah
menjadi lebih muda atau hilang dalam waktu 3 menit.

 Waktu retensi puncak utama


Larutan uji sesuai dengan larutan baku yang diperoleh pada
penetapan kadar.

 Uji pH

AINUN FADHILAH SALIM ARIANI MIFTAHUL JANNAH


15020190159
ANALISIS KADAR VITAMIN C (ASAM ASKORBAT) PADA SEDIAAN
STERIL INJEKSI

Di pipet 3 mL larutan uji, kemudian diukur pH nya dengan


menggunakan pH meter/kertas pH

b. Penetapan kadar dengan HPLC (FI V)


 Pembuatan Fase gerak
Larutkan 15,6 g natrium fosfat dibasa P dan 12,2 g kalium fosfat
monobasa P dalam 2000 mL air, atur pH hingga 2,5 + 0,05 dengan
penambahan asam fosfat P.

 Pembuatan Larutan Baku Vitamin C (Asam Askorbat)


Ditimbang 5 mg asam askorbat dan dimasukkan ke dalam labu
ukur 10 mL, kemudian dicukupkan volumenya dengan
mengguanakn fase gerak sehingga diperoleh larutan stok dengan
konsentrasi 500 ppm. (catatan simpan dalam lemari pendingin dan
terlindung cahaya hingga saat digunakan. Larutan stabil selama 24
jam. Suntikkan dalam waktu 3 jam setelah diambil dari lemari
pendingin.)

 Pembuatan Larutan Uji (injeksi asam askorbat) 0,5 ppm


Sediaan injeksi vitamin C pada label mengandung asam
askorbat 1000 mg/5 mL di pipet sebanyak 25µg, kemudian
dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL dan dicukupkan volumenya
dengan mengguanakn fase gerak sehingga diperoleh konsentrasi
2,0 ppm (Catatan simpan dalam lemari pendingin dan terlindung
cahaya hingga saat digunakan. Larutan stabil selama 24 jam.
Suntikkan dalam waktu 3 jam setelah diambil dari lemari pendingin)

 Prosedur kerja pengukuran dengan KCKT (HPLC)


Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih
kurang 4 µL) larutan baku dan larutan uji ke dalam kromatograf,

AINUN FADHILAH SALIM ARIANI MIFTAHUL JANNAH


15020190159
ANALISIS KADAR VITAMIN C (ASAM ASKORBAT) PADA SEDIAAN
STERIL INJEKSI

rekam kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung jumlah


dalam mg asam askorbat dengan rumus :

Dimana :

C = kadar asam askprbat baku dalam mg per ml larutan


baku; D adalah faktor pengenceran

Ru = respons puncak larutan uji

Rs = respon punvak larutan baku.

AINUN FADHILAH SALIM ARIANI MIFTAHUL JANNAH


15020190159
ANALISIS KADAR VITAMIN C (ASAM ASKORBAT) PADA SEDIAAN
STERIL INJEKSI

BAB III

METODE KERJA

3.1. Alat Praktikum


Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu HPLC, labu
ukur, mikropipet, oven, pipet tetes, pH meter, sonikator, dan tabung
reaksi.
3.2. Bahan Praktikum
Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu HPLC, labu
ukur, mikropipet, oven, pipet tetes, pH meter, sonikator, dan tabung
reaksi.
3.3. Cara Kerja
1. Preparasi
a. Pembuatan Fase Gerak
Ditimbang 15,6 g natrium fosfat dibasa P, kemudian
dimasukkan ke dalam gelas kimia. Ditimbang pula 12,2 g kalium
fosfat monobasa P, dan dimasukkan ke dalam gelas kimia.
Dilarutkan dalam 2000 ml air, homogenkan. Ditambahkan asam
fosfat P, homogenkan. Diatur pH hingga 2,5+0,05.
b. Pembuatan Larutan Baku Vitamin C (Asam Askorbat)
Ditimbang 5 mg asam askorbat, dimasukkan ke dalam labu
ukur 10 ml. Dicukupkan volumenya dengan fase gerak sehingga
diperoleh larutan stok dengan konsentrasi 500 ppm. Disimpan
dalam lemari pendingin dan terlindung cahaya hingga saat
digunakan. Larutan stabil selama 24 jam. Suntikkan dalam waktu
3 jam setelah diambil dari lemari pendingin.
c. Pembuatan Larutan Uji (Injeksi Asam Askorbat) 0,5 ppm

AINUN FADHILAH SALIM ARIANI MIFTAHUL JANNAH


15020190159
ANALISIS KADAR VITAMIN C (ASAM ASKORBAT) PADA SEDIAAN
STERIL INJEKSI

Dipipet 0,125 L sediaan injeksi asam askorbat (1000 mg/5


ml), kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 10 ml. Dicukupkan
volumenya dengan fase gerak sehingga diperoleh konsentrasi
awal larutan uji 2,5 ppm. Dari larutan 2,5 ppm dipipet sebanyak
2000 L, dimasukkan ke dalam labu ukur 10 ml yang kedua.
Dicukupkan volumenya dengan fase gerak sehingga diperoleh
konsentrasi akhir larutan uji 0,5 ppm. Disimpan dalam lemari
pendingin dan terlindung cahaya hingga saat digunakan. Larutan
stabil selama 24 jam. Suntikkan dalam waktu 3 jam setelah
diambil dari lemari pendingin.
2. Identifikasi
a. Uji Warna
Pada sejumlah volume injeksi setara dengan 40 mg asam
askorbat, ditambahkan 4 ml asam klorida 0,1N kemudian 4 tetes
biru metilen LP, dihangatkan hingga suhu 40oC. Warna biru tua
berubah menjadi lebih muda atau hilang dalam waktu 3 menit.
b. Waktu Retensi Puncak Utama
Larutan uji sesuai dengan Larutan baku yang diperoleh pada
Penetapan kadar.
c. Uji pH
Dipipet 3 ml Larutan uji, kemudian diukur pH nya dengan
menggunakan pH meter/kertas pH.
3. Penetapan Kadar Dengan HPLC
Disuntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang
4 μl) Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam
kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung jumlah dalam
mg asam askorbat.

AINUN FADHILAH SALIM ARIANI MIFTAHUL JANNAH


15020190159
ANALISIS KADAR VITAMIN C (ASAM ASKORBAT) PADA SEDIAAN
STERIL INJEKSI

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL

PENILAIAN HASIL
Sampel Injeksi Vitamin C
a. kekuatan sediaan 1000 mg/5 ml
b. alat yang digunakan HPLC, tabung reaksi,
mikropipet, pipet tetes, labu
ukur, oven, sonikator, PH
Meter
c. pereaksi yang digunakan Metilen blue, HCl, Kalium
Fosfat monobasa, Natrium
Fosfat dibasa, asam Fosfat P
IDENTIFIKASI
a. larutan + HCl 0,1 + MB Warna biru tua berubah
menjadi lebih muda atau hilang
dalam waktu 3 menit.
b. waktu retensi
c. pH 2,4 – 2,8
PENETAPAN KADAR DENGAN HPLC
a. C = kadar asam askorbat baku dalam mg 0,5 mg/L
per ml larutan baku
b. D = factor pengenceran 400
c. ru = respon puncak larutan uji 530,55
d. rs = respon puncak larutan baku 542,77

AINUN FADHILAH SALIM ARIANI MIFTAHUL JANNAH


15020190159
ANALISIS KADAR VITAMIN C (ASAM ASKORBAT) PADA SEDIAAN
STERIL INJEKSI

4.2 PEMBAHASAN
High Performance Liquid Chromatography atau HPLC atau biasa
juga disebut dengan KCKT (Kromatografi Cair Kinerja Tinggi)
dikembangkan pada akhir tahun 1960-an dan awal tahun 1970-an.
Kegunaan umum HPLC adalah untuk pemisahan sejumlah senyawa
organik, anorganik, maupun senyawa bologis; analisis ketidakmurniaan;
analisis senyawa-senyawa tidak menguap (non-volatil); penentuan
molekul-molekul netral, ionik, maupun zwitter ion; isolasi dan pemurnian
senyawa; pemisahan senyawa-senyawa yang strukturnya hampir sama;
pemisahan senyawa-senyawa dalam jumlah sekelumit, dalam jumlah
banyak, dan dalam skala proses industri
Pada HPLC sistem kromatografi yang digunakan adalah cair-
padat, fase bergerak (mobile phase) berupa cairan yaitu pelarut dan fase
diam (stationer phase) berupa padatan yaitu adsorban yang terdapat
dalam kolom analitik
Prinsip kerja HPLC adalah pemisahan komponen analit
berdasarkan kepolarannya, setiap campuran yang keluar akan terdeteksi
dengan detektor dan direkam dalam bentuk kromatogram. Dimana jumlah
peak menyatakan jumlah komponen, sedangkan luas peak menyatakan
konsentrasi komponen dalam campuran
Pada percobaan ini dilakukan analisis kadar sediaan steril injeksi
vitamin C dengan menggunakan metode HPLC. Dimana dilakukan
terlebih dahulu pembuatan fase gerak dengan cara melarutkan natrium
fosfat dibasa dan kalium fosfat monobasa menggunakan air lalu diatur
pH nya hingga 2,4 dengan penambahan asam fosfat. Setelah itu dibuat
larutan baku vitamin C konsentrasi 500 ppm. Selanjutnya dibuat larutan
uji konsentrasi 0,5 ppm dari sediaan injeksi vitamin C yang mengandung
asam askorbat 1000 mg/5 ml. Dimana larutan baku dan larutan uji ini

AINUN FADHILAH SALIM ARIANI MIFTAHUL JANNAH


15020190159
ANALISIS KADAR VITAMIN C (ASAM ASKORBAT) PADA SEDIAAN
STERIL INJEKSI

harus disimpan dalam lemari pendingin dan terlindung dari cahaya ketika
digunakan karena vitamin C atau asam askorbat ini dilihat dari
stabilitasnya yang rentan teroksidasi. Namun larutan ini hanya dapat
stabil selama 24 jam dan boleh disuntikkan dalam waktu 3 jam setelah
diambil dari lemari pendingin. Disuntikkan secara terpisah yaitu larutan
baku dan larutan uji ke dalam injektor lalu akan terekam oleh detektor
dalam bentuk kromatogram. Setelah itu diukur respon puncak dari kedua
larutan. Maka diperoleh hasil yaitu respon puncak larutan uji sebesar
530,55 dan respon puncak larutan baku sebesar 542,77. Dari hasil
tersebut kemudian dimasukkan ke dalam rumus untuk menghitung
jumlah asam askorbat. Dan diperoleh hasil perhitungan yaitu 355,4 %

AINUN FADHILAH SALIM ARIANI MIFTAHUL JANNAH


15020190159
ANALISIS KADAR VITAMIN C (ASAM ASKORBAT) PADA SEDIAAN
STERIL INJEKSI

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan analisis sediaan steril injeksi vitamin C
(asam askorbat) menggunakan metode HPLC, diperoleh hasil yaitu
respon puncak larutan uji sebesar 530,55 dan respon puncak larutan
baku sebesar 542,77 Dari hasil tersebut diperoleh jumlah asam askorbat
yaitu 355,4 % Hasil tersebut memenuhi persyaratan, dimana menurutk
farmakope indonesia edisi VI asam askorbat tidak kurang dari 90,0% dan
tidak lebih dari 110,0 %

5.2 Saran
Sebaiknya durasi pada video simulasi percobaan tidak terlalu lama
atau disela-sela video asisten menambahkan penjelasan agar praktikan
tidak terlalu jenuh dan lebih mudah dalam memahami.

AINUN FADHILAH SALIM ARIANI MIFTAHUL JANNAH


15020190159
ANALISIS KADAR VITAMIN C (ASAM ASKORBAT) PADA SEDIAAN
STERIL INJEKSI

DAFTAR PUSTAKA

Anonim., 2021.“Penuntun Praktikum Analisis Sediaan Farmasi”, Universitas


Muslim Indonesia, Makassar.

Cairns D. 2008. Intisari Kimia Farmasi Edisi 2. Jakarta : Penerbit Buku


Kedoketeran EGC.

Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesi Edisi III. Jakarta : Departemen


Kesehatan RI.

Ditjen POM. 2014. Farmakope Indonesi Edisi III. Jakarta : Departemen


Kesehatan RI.

Ditjen POM. 2020. Farmakope Indonesi Edisi VI. Jakarta : Departemen


Kesehatan RI.

Kusuma, A.S.W., & Metantryana R. 2016. Penggunaan Instrumwn High-


Performance Liquid Chromatography Sebagai Metode Penentuan
Kadar Kapsaisisn Pada Bumbu Masak Kemasan “Bumbu Marinade
Ayam Special” Merek Sasa. Farmaka. 14(2). 41-46.

Muaris, Hindah. 2006. Minuman dan Dessert untuk Anak. Jakarta : PT.
Gramedia Pustaka Utama.

Putra, E.D.L. 2004. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi dalam bidang Farmasi.
Sumatera Utara. USU Digital Library.

AINUN FADHILAH SALIM ARIANI MIFTAHUL JANNAH


15020190159
ANALISIS KADAR VITAMIN C (ASAM ASKORBAT) PADA SEDIAAN
STERIL INJEKSI

LAMPIRAN

1. Skema Kerja
1. Preparasi
a. Pembuatan Fase Gerak
Ditimbang 15,6 g natrium fosfat dibasa P, kemudian dimasukkan
ke dalam gelas kimia

Ditimbang pula 12,2 g kalium fosfat monobasa P, dan
dimasukkan kedalam gelas kimia

Dilarutkan dalam 2000 ml air, homogenkan

Ditambahkan asam fosfat P, homogenkan

Diatur pH hingga 2,5+0,05.
b. Pembuatan Larutan Baku Vitamin C (Asam Askorbat)
Ditimbang 5 mg asam askorbat, dimasukkan ke dalam labu
ukur 10 ml

Dicukupkan volumenya dengan fase gerak sehingga
diperoleh larutan stok dengan konsentrasi 500 ppm

Disimpan dalam lemari pendingin dan terlindung cahaya hingga
saat digunakan. Larutan stabil selama 24 jam

Suntikkan dalam waktu 3 jam setelah diambil dari lemari
pendingin.

AINUN FADHILAH SALIM ARIANI MIFTAHUL JANNAH


15020190159
ANALISIS KADAR VITAMIN C (ASAM ASKORBAT) PADA SEDIAAN
STERIL INJEKSI

c. Pembuatan Larutan Uji (Injeksi Asam Askorbat) 0,5 ppm


Dipipet 0,125 mikroliter sediaan injeksi asam askorbat (1000
mg/5 ml), kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur
10 ml

Dicukupkan volumenya dengan fase gerak sehingga
diperoleh konsentrasi awal larutan uji 2,5 ppm

Dari larutan 2,5 ppm dipipet sebanyak 2000 mikroliter,
dimasukkan kedalam labu ukur 10 ml yang kedua

Dicukupkan volumenya denganfase gerak sehingga diperoleh
konsentrasi akhir larutan uji 0,5 ppm

Disimpan dalam lemari pendingin dan terlindung cahaya
hingga saat digunakan. Larutan stabil selama 24 jam

Suntikkan dalam waktu 3 jam setelah diambil dari lemari
pendingin.
2. Penetapan Kadar Dengan HPLC
Disuntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang
4 μl) Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf

Direkam kromatogram dan ukur respons puncak utama

AINUN FADHILAH SALIM ARIANI MIFTAHUL JANNAH


15020190159
ANALISIS KADAR VITAMIN C (ASAM ASKORBAT) PADA SEDIAAN
STERIL INJEKSI

Dihitung jumlah dalam mg asam askorbat.

1. Identifikasi
a. Uji Warna
Pada sejumlah volume injeksi setara dengan 40 mg asam
askorbat

Ditambahkan 4 ml asam klorida 0,1N kemudian 4 tetes biru
metilen LP

Dihangatkan hingga suhu 40oC. Warna biru tua berubah
menjadi lebih muda atau hilang dalam waktu 3 menit.
b. Waktu Retensi Puncak Utama
Larutan uji sesuai dengan Larutan baku yang diperoleh pada
Penetapan kadar.
c. Uji pH
Dipipet 3 ml Larutan uji

kemudian diukur pH nya dengan menggunakan pH
meter/kertas pH.

AINUN FADHILAH SALIM ARIANI MIFTAHUL JANNAH


15020190159
ANALISIS KADAR VITAMIN C (ASAM ASKORBAT) PADA SEDIAAN
STERIL INJEKSI

LEMBAR KERJA

ANALISIS KADAR VITAMIN C (ASAM ASKORBAT) PADA SEDIAAN


STERIL INJEKSI

Nama : AINUN FADHILAH SALIM

Stambuk : 15020190159

Kelas/KLP : C7C8/3

Asisten : ARIANI MIFTAHUL JANNAH

PENILAIAN HASIL
Sampel Injeksi Vitamin C
a. kekuatan sediaan 1000 mg/5 ml
b. alat yang digunakan HPLC, tabung reaksi,
mikropipet, pipet tetes, labu
ukur, oven, sonikator, PH
Meter
c. pereaksi yang digunakan Metilen blue, HCl, Kalium
Fosfat monobasa, Natrium
Fosfat dibasa, asam Fosfat P
IDENTIFIKASI
a. larutan + HCl 0,1 + MB Warna biru tua berubah
menjadi lebih muda atau hilang
dalam waktu 3 menit.
b. waktu retensi
c. pH 2,4 – 2,8
PENETAPAN KADAR DENGAN HPLC
a. C = kadar asam askorbat baku dalam mg 0,5 mg/L

AINUN FADHILAH SALIM ARIANI MIFTAHUL JANNAH


15020190159
ANALISIS KADAR VITAMIN C (ASAM ASKORBAT) PADA SEDIAAN
STERIL INJEKSI

per ml larutan baku


b. D = factor pengenceran 400
c. ru = respon puncak larutan uji 530,55
d. rs = respon puncak larutan bak 542,77

Perhitungan :

Dik :

C = 0,5 mg/L

D = 400

ru = 530,55

rs = 542,77

bs = 55

Dit : hitung jumlah dalam mg asam askorbat

Penyelesaian:

Faktor pengenceran (D)= Konsentrasi awal / Konsentrasi akhir

= 200.000 ppm/ 500 ppm

Jumlah asam askorbat =CD ( 𝑟𝑢


𝑟𝑠
)
530,55
= 0,5 mg/L x 400 ( )
542,77

= 200 mg/Ml (0, 9777)

= 195,4 mg/L

%kadar = kadar/berat sampel x 100

AINUN FADHILAH SALIM ARIANI MIFTAHUL JANNAH


15020190159
ANALISIS KADAR VITAMIN C (ASAM ASKORBAT) PADA SEDIAAN
STERIL INJEKSI

=195,49/55x100

=3,554 x 100

=355,4 %

Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, didapatkan kadar asam


askorbat pada sediaan injeksi vitamin C yaitu 355,4 %. Hasil yang di
dapatkan tidak memenuhi syarat dimana syarat yang tertera pada FI VI, 2020
yaitu injeksi asam askorbat adalah larutan steril asam askorbat dalam air
untuk injeksi yang dibuat dengan penambahan natrium hidroksida natrium
karbonat atau natrium bikarbonat, mengandung asam askorbat C6H8O6
tidak kurang dari 90,0 % dan tidak lebih dari 110, 0 % yang tertera pada
etiket (FI VI, 2020 :176)

AINUN FADHILAH SALIM ARIANI MIFTAHUL JANNAH


15020190159

Anda mungkin juga menyukai