FAKULTAS FARMASI
OLEH :
STAMBUK : 15020190159
KELAS : C7C8
FAKULTAS FARMASI
MAKASSAR
2021
ANALISIS KADAR VITAMIN C (ASAM ASKORBAT) PADA SEDIAAN
STERIL INJEKSI
BAB 1
PENDAHULUAN
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Injeksi Asam Askorbat adalah larutan steril asam askorbat dalam air
untuk injeksi, yang dibuat dengan penambahan natrium hidroksida,
natrium karbonat atau natrium bikarbonat; mengandung asam askorbat,
C6H8O6, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah
yang tertera pada etiket. (Ditjen POM, 2020 : 176).
memiliki efisiensi (serta biaya) yang jauh lebih besar, waktu retensi,
seperti namanya, adalah waktu yang diperlukan sampel untuk terelusi
dari kolom KCKT. (Cairns D, 2008)
5. Ideal untuk zat bermolekul besar dan berionik : zat – zat yang tidak
bisa dianalisis dengan KG karena volalitas rendh, biasanya
diderivatisasi untuk menganalisis psesies ionik. KCKT dengan tipe
ekslusi dan penukar ion ideal sekali untuk menganalisis zat-zat
tersebut.
1. Pompa (Pump)
2. Injektor
Sampel yang akan dimasukkan kebagian ujung kolom, harus
dengan distribusi yang minimum dari material kolom.
3. Kolom (Column)
4. Detektor (detector)
5. Elusi Gradien
7. Fase gerak
Kegunaan : Pelarut
Rumus Struktur :
Rumus Struktur :
Rumus Struktur :
Uji pH
Dimana :
BAB III
METODE KERJA
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL
PENILAIAN HASIL
Sampel Injeksi Vitamin C
a. kekuatan sediaan 1000 mg/5 ml
b. alat yang digunakan HPLC, tabung reaksi,
mikropipet, pipet tetes, labu
ukur, oven, sonikator, PH
Meter
c. pereaksi yang digunakan Metilen blue, HCl, Kalium
Fosfat monobasa, Natrium
Fosfat dibasa, asam Fosfat P
IDENTIFIKASI
a. larutan + HCl 0,1 + MB Warna biru tua berubah
menjadi lebih muda atau hilang
dalam waktu 3 menit.
b. waktu retensi
c. pH 2,4 – 2,8
PENETAPAN KADAR DENGAN HPLC
a. C = kadar asam askorbat baku dalam mg 0,5 mg/L
per ml larutan baku
b. D = factor pengenceran 400
c. ru = respon puncak larutan uji 530,55
d. rs = respon puncak larutan baku 542,77
4.2 PEMBAHASAN
High Performance Liquid Chromatography atau HPLC atau biasa
juga disebut dengan KCKT (Kromatografi Cair Kinerja Tinggi)
dikembangkan pada akhir tahun 1960-an dan awal tahun 1970-an.
Kegunaan umum HPLC adalah untuk pemisahan sejumlah senyawa
organik, anorganik, maupun senyawa bologis; analisis ketidakmurniaan;
analisis senyawa-senyawa tidak menguap (non-volatil); penentuan
molekul-molekul netral, ionik, maupun zwitter ion; isolasi dan pemurnian
senyawa; pemisahan senyawa-senyawa yang strukturnya hampir sama;
pemisahan senyawa-senyawa dalam jumlah sekelumit, dalam jumlah
banyak, dan dalam skala proses industri
Pada HPLC sistem kromatografi yang digunakan adalah cair-
padat, fase bergerak (mobile phase) berupa cairan yaitu pelarut dan fase
diam (stationer phase) berupa padatan yaitu adsorban yang terdapat
dalam kolom analitik
Prinsip kerja HPLC adalah pemisahan komponen analit
berdasarkan kepolarannya, setiap campuran yang keluar akan terdeteksi
dengan detektor dan direkam dalam bentuk kromatogram. Dimana jumlah
peak menyatakan jumlah komponen, sedangkan luas peak menyatakan
konsentrasi komponen dalam campuran
Pada percobaan ini dilakukan analisis kadar sediaan steril injeksi
vitamin C dengan menggunakan metode HPLC. Dimana dilakukan
terlebih dahulu pembuatan fase gerak dengan cara melarutkan natrium
fosfat dibasa dan kalium fosfat monobasa menggunakan air lalu diatur
pH nya hingga 2,4 dengan penambahan asam fosfat. Setelah itu dibuat
larutan baku vitamin C konsentrasi 500 ppm. Selanjutnya dibuat larutan
uji konsentrasi 0,5 ppm dari sediaan injeksi vitamin C yang mengandung
asam askorbat 1000 mg/5 ml. Dimana larutan baku dan larutan uji ini
harus disimpan dalam lemari pendingin dan terlindung dari cahaya ketika
digunakan karena vitamin C atau asam askorbat ini dilihat dari
stabilitasnya yang rentan teroksidasi. Namun larutan ini hanya dapat
stabil selama 24 jam dan boleh disuntikkan dalam waktu 3 jam setelah
diambil dari lemari pendingin. Disuntikkan secara terpisah yaitu larutan
baku dan larutan uji ke dalam injektor lalu akan terekam oleh detektor
dalam bentuk kromatogram. Setelah itu diukur respon puncak dari kedua
larutan. Maka diperoleh hasil yaitu respon puncak larutan uji sebesar
530,55 dan respon puncak larutan baku sebesar 542,77. Dari hasil
tersebut kemudian dimasukkan ke dalam rumus untuk menghitung
jumlah asam askorbat. Dan diperoleh hasil perhitungan yaitu 355,4 %
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan analisis sediaan steril injeksi vitamin C
(asam askorbat) menggunakan metode HPLC, diperoleh hasil yaitu
respon puncak larutan uji sebesar 530,55 dan respon puncak larutan
baku sebesar 542,77 Dari hasil tersebut diperoleh jumlah asam askorbat
yaitu 355,4 % Hasil tersebut memenuhi persyaratan, dimana menurutk
farmakope indonesia edisi VI asam askorbat tidak kurang dari 90,0% dan
tidak lebih dari 110,0 %
5.2 Saran
Sebaiknya durasi pada video simulasi percobaan tidak terlalu lama
atau disela-sela video asisten menambahkan penjelasan agar praktikan
tidak terlalu jenuh dan lebih mudah dalam memahami.
DAFTAR PUSTAKA
Muaris, Hindah. 2006. Minuman dan Dessert untuk Anak. Jakarta : PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Putra, E.D.L. 2004. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi dalam bidang Farmasi.
Sumatera Utara. USU Digital Library.
LAMPIRAN
1. Skema Kerja
1. Preparasi
a. Pembuatan Fase Gerak
Ditimbang 15,6 g natrium fosfat dibasa P, kemudian dimasukkan
ke dalam gelas kimia
Ditimbang pula 12,2 g kalium fosfat monobasa P, dan
dimasukkan kedalam gelas kimia
Dilarutkan dalam 2000 ml air, homogenkan
Ditambahkan asam fosfat P, homogenkan
Diatur pH hingga 2,5+0,05.
b. Pembuatan Larutan Baku Vitamin C (Asam Askorbat)
Ditimbang 5 mg asam askorbat, dimasukkan ke dalam labu
ukur 10 ml
Dicukupkan volumenya dengan fase gerak sehingga
diperoleh larutan stok dengan konsentrasi 500 ppm
Disimpan dalam lemari pendingin dan terlindung cahaya hingga
saat digunakan. Larutan stabil selama 24 jam
Suntikkan dalam waktu 3 jam setelah diambil dari lemari
pendingin.
1. Identifikasi
a. Uji Warna
Pada sejumlah volume injeksi setara dengan 40 mg asam
askorbat
Ditambahkan 4 ml asam klorida 0,1N kemudian 4 tetes biru
metilen LP
Dihangatkan hingga suhu 40oC. Warna biru tua berubah
menjadi lebih muda atau hilang dalam waktu 3 menit.
b. Waktu Retensi Puncak Utama
Larutan uji sesuai dengan Larutan baku yang diperoleh pada
Penetapan kadar.
c. Uji pH
Dipipet 3 ml Larutan uji
kemudian diukur pH nya dengan menggunakan pH
meter/kertas pH.
LEMBAR KERJA
Stambuk : 15020190159
Kelas/KLP : C7C8/3
PENILAIAN HASIL
Sampel Injeksi Vitamin C
a. kekuatan sediaan 1000 mg/5 ml
b. alat yang digunakan HPLC, tabung reaksi,
mikropipet, pipet tetes, labu
ukur, oven, sonikator, PH
Meter
c. pereaksi yang digunakan Metilen blue, HCl, Kalium
Fosfat monobasa, Natrium
Fosfat dibasa, asam Fosfat P
IDENTIFIKASI
a. larutan + HCl 0,1 + MB Warna biru tua berubah
menjadi lebih muda atau hilang
dalam waktu 3 menit.
b. waktu retensi
c. pH 2,4 – 2,8
PENETAPAN KADAR DENGAN HPLC
a. C = kadar asam askorbat baku dalam mg 0,5 mg/L
Perhitungan :
Dik :
C = 0,5 mg/L
D = 400
ru = 530,55
rs = 542,77
bs = 55
Penyelesaian:
= 195,4 mg/L
=195,49/55x100
=3,554 x 100
=355,4 %