Anda di halaman 1dari 12

ARTIKEL

Tipikal Kendala Guru PAUD


dalam Mengajar pada Masa Pandemi Covid 19 dan Implikasinya

Abstrak
Pandemi covid 19 menjadikan semua jenjang pendidikan termasuk PAUD menghentikan
kegiatan pembelajaran secara tatap muka dan berganti dengan sistem daring. Hal ini menimbulkan
kekagetan budaya dan kendala dalam proses pembelajaran. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengungkap tipikal kendala mengajar guru PAUD saat pandemi covid 19 dan implikasinya pada
kegiatan pembelajaran berbasis konsep normal baru. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode survey. Data penelitian diperoleh secara online menggunakan media google form.
Sampel dalam penelitian ini adalah 645 guru yang berada di wilayah Jawa Barat. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kendala mengajar yang dialami guru PAUD pada masa pandemi covid 19
berada pada empat indikator yaitu kendala komunikasi, metode pembelajaran,materi dan biaya
serta penggunaan teknologi dengan kecenderungan prosentase yang tinggi berada pada kategori
sering dan kadang- kadang. Tentunya perlu solusi untuk mengatasi masalah ini supaya tidak
berdampak secara sistemik serta supaya guru PAUD lebih siap menerapkan kegiatan pembelajaran
berbasis konsep normal baru.
Kata Kunci: guru paud; covid 19; new normal.
Abstract
Pandemi covid 19 made all levels of education including Paud stopping learning activities face-to-
face and changing with online systems. This raises the shock of culture and obstacles in the learning
process. The aim of this research is to uncover the typical constraints of teaching PAUD's as a covid
19 pandemic and its implications on learning activities based on new normal concepts. The method
used in this research is the survey method. Research data is obtained online using google form
media. The samples in this study were 645 teachers in the West Java region. The results showed that
teaching constraints experienced by Paud teachers at the time of covid 19 pandemic were on four
indicators i.e. communication constraints, learning methods, materials and costs as well as the use
of technology with high tendency of percentage are in frequent and sometimes categories. It
certainly needs a solution to solve this problem so as not to have systemic impact and so PAUD
teachers better ready to implement a new normal concept-based learning activities.
Keywords: paud teachers; covid 19; new normal.
PENDAHULUAN 2020). Pembelajaran positif merupakan
Pandemi covid 19 yang terjadi di hampir realisasi dari aksi guru untuk unjuk
seluruh belahan dunia membawa dampak yang profesionalisme dengan berbasis kepada
cukup serius. Bukan hanya ekonomi, pengalaman dan praktek yang mereka lakukan
kesehatan dan juga keamanan yang terkena dan miliki, jika ini terkendala maka akan sulit
langsung dampaknya, kegiatan pendidikan diperoleh peningkatan mutu pembelajaran
juga terkena dampaknya langsung. Di seluruh apalagi jika unsur-unsur interaksi pedagogik
negara terdampak covid 19 tidak terkecuali di dalam pembelajaran ikut memudar (Gore et
Indonesia, semua jenjang pendidikan al., 2017), (Ronkainen, Kuusisto, & Tirri,
menghentikan kegiatan pembelajaran secara 2019). Apalagi pada kegiatan pembelajaran
tatap muka dan berganti dengan sistem daring anak usia dini di PAUD pembelajaran yang
atau belajar jarak jauh (Kementerian berkualitas akan sulit tercapai sebab
Pendidikan dan Kebudayaan Republik pembelajaran di PAUD menuntut guru untuk
Indonesia, 2020). Akibatnya terjadi perubahan lebih dekat baik secara psikologis juga secara
yang sangat tiba-tiba dan tidak sedikit fisik sebab adegan pembelajaran untuk anak
menimbulkan kekagetan budaya, baik pada usia dini lebih bersifat non formal, dilakukan
guru juga pada anak didik. melalui kegiatan dengan banyak aktivitas
bermain dan tidak memiliki target capaian
Kekagetan budaya ini salah satunya
prestasi yang bersifat akademik akan tetapi
berdampak kepada terganggunya sistem
optimalisasi perkembangansehingga guru
penyesuaian sosial dalam pembelajaran,
dapat menciptakan suasana pembelajaran yang
terganggunya motivasi berprestasi, dan
nyaman dan aman bagi anak (Maiza &
interaksi pembelajaran menjadi tidak optimal
Nurhafizah, 2019). Tidak dapat terbantahkan
(Agustin, 2011), (Ernofalina, 2017),
bahwa peran guru dalam pembelajaran
(Pramudiana & Setyorini, 2019). Padahal
memegang posisi yang sangat penting,
kegiatan pembelajaran yang kondusif adalah
strategis dan bahkan menjadi kunci untuk
kegiatan yang membentuk suasana interaksi
mencapai pembelajaran yang bermutu dan
yang menyenangkan, mendorong anak untuk
efektif.
mencoba, terjadi dialog tanpa batas, dan anak
didik mendapatkan kesempatan yang luas Terkait dengan perilaku mengajar yang
untuk mengekspresikan diri dalam melejitkan efektif ini adalah menyampaikan
potensi diri yang mereka miliki (Agustin, pembelajaran dengan terpusat pada anak,
Setiyadi, & Puspita, 2020). terjadi interaksi yang mendidik antara guru
dengan anak didik, tercipta suasana yang
Lebih jauh pembelajaran yang efektif
demokratis, terdapat variasi metode mengajar,
akan membekali anak dengan pengalaman-
gurunya profesional, ada bahan ajar yang
pengalaman menyenangkan dan bermakna
berguna dan sesuai dengan perkembangan
yang akan mengendap dalam pikiran anak
anak, lingkungan yang aman dan nyaman serta
sepanjang masa sebab belajar yang baik pada
ditunjang oleh sarana karena sifat dari
dasarnya adalah pembelajaran yang
pembelajaran efektif adalah yang menekan
memebrikan anak pengalaman yang
peserta didik secara aktif (Yusuf, 2017).
menantang, kreatif dan konstruktif yang
tujuan akhirnya adalah membantu anak untuk Untuk mewujudkan pembelajaran yang
dapat memecahkan masalah dimasa yang akan efektif maka guru sebagai tokoh utama dalam
datang (Daulae, 2014). Pembelajaran yang pembelajaran diwajibkan menjadi guru yang
kondusif tersebut menjadi sulit tercapai pada efektif pula, yaitu guru yang menggunakan
masa pandemi covid 19 ini sebab guru sebagai waktu mengajar secara maksimal,
aktor utama dalam pembelajaran kesulitan dan menyampakan materi dengan metode yang
mengalami banyak kendala untuk bervariasi, memantau proram dan kemajuan
menciptakan situasi pembelajaran yang melalui penilaian peserta didik, merancang
positif. Proses belajar mengajar tidak terlepas kesemparan belajar bagi peserta didik untuk
dari strategi, metode dan media yang menerapkan pengalaman belajar,bersedia
digunakan guru (Panjaitan, Yetti, & Nurani, mengulang materi ketika anak belum
memahaminya, menetapkan target belajar pembelajaran ditengah-tengah pandemi yang
untuk setiap anak (Setyosari, 2017). masih mewabah. Berdasarkan beberapa
Selain kesulitan untuk menciptakan argumen yang diapaparkan di atas maka
situasi pembelajaran yang efektif, dampak penelitian ini memfokuskan kajian tentang
covid 19 juga menciptakan komunikasi dalam tipikal kendala guru PAUD dalam mengajar
kegiatan pembelajaran anak tidak terjadi masa pendemi covid 19 dan implikasinya pada
secara utuh sebab antara guru dengan anak kesiapan pembelajaran era normal baru.
terjadi jarak, jika ada interaksi secara online Tujuan penelitian ini adalah untuk
juga guru dan anak tidak bisa menjalin mengungkap tipikal kendala mengajar guru
komunikasi pembelajaran secara optimal, PAUD saat pandemi covid 19 dan
padahal tatap muka dalam kegiatan implikasinya pada kegiatan pembelajaran
pembelajaran apalagi pada kegiatan berbasis konsep normal baru.
pembelajaran di PAUD memiliki nilai peran
yang sangat subtantif dalam membantu anak METODOLOGI
didik mencapai kesuksesan dalam belajar
Pendekatan yang digunakan dalam
(Duta, Panisoara, & Panisoara, 2015), (Khan,
penelitian adalah kuantiaitif dengan metode
Khan, Zia-Ul-Islam, & Khan, 2017). Dengan
yang digunakan adalah survey dengan
kegiatan bertatap muka akan membuka
mendeskripsikan secara kuantitatif
jendela pikiran yang lebih jernih, kendali diri
kecenderungan- kecenderungan perilaku dari
yang lebih terarah, dan kondisi emosi yang
suatu populasi dengan meneliti sampel
lebih stabil sehingga anak akan menjadi
populasi tersebut (Creswell, 2017). Dalam
pribadi yang sehat baik secara fisik, psikologis
penelitian ini perilaku-perilaku yang dimaksud
bahkan secara spiritual. Namun dalam hal ini
adalah terkait dengan tipikal kendala mengajar
juga guru harus mengenal, memahami dan
yang dialami guru PAUD saat masa pandemi
mampu menggunakan teknologi (Rohita,
covid 19.
2020) terutama aplikasi dalam pembelajaran
online untuk menyesuaikan dengan kebutuhan Data penelitian diperoleh secara online
masa covid 19. menggunakan media google form. Dalam
penelitian ini jumlah responden yang menjadi
Kegiatan pembelajaran yang menyajikan
sampel dalam penelitian ini adalah 645 guru
tatap muka antara guru-anak didik juga turut
yang terdiri dari 620 orang guru dengan jenis
membangkitkan motivasi belajar pada anak
kelamin perempuan dan 25 orang berjenis
yang lebih tinggi, mereduksi kecemasan dan
kelamin laki-laki yang berada di wilayah Jawa
stres serta dapat menimbulkan rasa percaya
Barat. Adapun sebarannya adalah 66,7 %
diri oleh karena itu berdasarkan hasil
guru mengajar pada Pendidikan Anak Usia
penelitian (Purwanto et al., 2020) dengan
Dini (PAUD), 22,5 % mengajar di Taman
adanya pembelajaran online anak-anak jadi
Kanak- kanak (TK) dan 11,8 % mengajar di
tidak bisa menyerap dengan baik materi yang
Raudhatul Athfal (RA).
disampaikan oleh guru, anak-anak tidak dapat
beerinteraksi dan bermain bersama teman- Instrumen yang digunakan dalam
temannya sehingga mereka mudah setress. penelitian ini adalah angket tentang kendala
Kendala-kendala yang dihadapi guru PAUD mengajar guru PAUD yang dibagi menjadi 4
dalam mengajar selama masa covid 19 perlu indikator yaitu dengan (1) indikator Kendala
mendapatkan tanggapan yang serius dan Komunikasi (dengan pernyataan nomer 1 sd 9),
ditindak lanjut dalam bentuk kajian ilmiah (2) indikator Kendala Metode Pembelajaran
supaya diperoleh data yang valid, realiabel (dengan pernyataan nomer 10-12), (3) indikator
dan dapat dipertanggungjawabkan. Apalagi Kendala Materi (dengan pernyataan nomer 13-
dalam jangka waktu dekat akan diterapkan era 16), dan (4) indikator Kendala Biaya &
normal baru dalam pembelajaran yang Penggunaan Teknologi (dengan pernyataan
menuntut kecermatan, penerapan prosedur nomer 17-20). Jumlah pernyataan yang diajukan
ketat dan juga kehati-hatian dalam dalam angket ini 20 pernyataan dengan alternatif
penerapannya sebab akan digelar kegiatan jawaban menggunakan skala likert (Sangat
Sering, Sering, Kadang-kadang, Pernah, Tidak
pernah). Pengolahan data menggunakan
sistem docs.google.com.documen yang secara
langsung menghasilkan deskripsi data
berdasarkan pernyataan-pernyataan yang
dijawab oleh responden.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil penelitian yang akan diuraikan
mencakup 4 indikator yaitu (1) indikator
Kendala Komunikasi (dengan pernyataan nomer
1 sd 9), (2) indikator Kendala Metode
Pembelajaran (dengan pernyataan nomer 10-12),
(3) indikator Kendala Materi (dengan pernyataan
nomer 13-16), dan (4) indikator Kendala
Biaya & Penggunaan Teknologi (dengan
pernyataan nomer 17-20). Hasil penelitian pada
indikator Kendala Komunikasi menunjukkan
hasil sebagaimana tertuang pada tabel 1 berikut
ini .
Tabel 1 Kendala Komunikasi

No Pernyataa Sangat Serin Kadang Pernah Tidak


n Sering g - Pernah
Kendala Komunikasi Kadang
1 Sulit untuk menemukan kesamaan 7,3% 34,5% 35,5 18,2% 6,2%
pemikiran dengan orang tua tentang %
tujuan belajar anak
(terkait target yang harus dicapai)
2 Banyak tuntutan dari orang tua yang 9,4% 32,6% 27,9 18,4% 11,7%
sebenarnya tidak menjadi kebutuhan %
anak
3 Orang tua tidak memberikan informasi 15,3 19,8% 42,2 19,5% 3,2%
yang sebenarnya terjadi tentang kegiatan % %
anak di
Rumah
4 Terjadi kesulitan berkoordinasi dengan 8,5% 22,8% 28,7 22,1% 17,9%
teman sejawat dalam membuat keputusan %
(salah satunya karena kendala
keterbatasan akses
internet)
5 Tidak menemukan kesepakatan 4,2% 17,8% 33,5 22,5% 22,8%
waktu dengan orang tua untuk %
mendiskusikan
tentang belajar anak di rumah
6 Orang tua sulit dihubungi (misalnya 9% 24,8% 32,9 21,8% 11,6%
via %
telepon atau WA)
7 Kesulitan berinteraksi secara langsung 14,8 35% 25,9 16,4% 7,9%
dengan anak melalui media online % %
8 Kesulitan berkomunikasi dengan orang 13,4 28,4% 18,8 23% 16,4%
tua dan anak karenatidak % %
memiliki alat
komunikasi (HP/Laptop)
9 Kesulitan membangkitkan semangat 6% 24,1% 39% 22,5% 8,8%
belajar
anak

Hasil penelitian terkait indikator Kendala Metode Pembelajaran menunjukkan hasil


sebagaimana tertuang pada tabel 2 berikut ini.

Tabel 2 Kendala Metode Pembelajaran

N Kendala Metode Pembelajaran Sangat Sering Kadang Pernah Tidak


o Sering - Pernah
Kadang
10 Bingung menentukan metode mengajar 6% 23,1% 34,9 30,4% 8%
yang %
Tepat
11 Kesulitan membuat perencanaan 4% 20,5% 34,1 28,7% 13,9
pembelajaran % %
12 Bingung menentukan media pembelajaran 4% 23,4% 34,4 30,8% 8%
yang %
relevan
Hasil penelitian terkait indikator Kendala Materi Pembelajaran menunjukkan hasil
sebagaimana tertuang pada tabel 3 berikut ini.

Tabel 3 Kendala Materi Pembelajaran

No Kendala Materi Pembelajaran Sangat Sering Kadang- Pernah Tidak


Sering Kadang Pernah
13 Bingung menentukan kegiatan/materi 6% 19,3% 36,4% 29,1% 12,8%
belajar yang tepat
14 Kesulitan mendeskripsikan penilaian 4% 24,9% 34,6% 25,8% 11,7%
perkembangan anak
15 Kesulitan memperoleh pedoman 7% 31,7% 25,7% 27,6% 9,4%
pembelajaran untuk PAUD
selama
pandemi Covid 19

Hasil penelitian terkait indikator Kendala Biaya dan Penggunaan Teknologi


menunjukkan hasil sebagaimana tertuang pada tabel 4 berikut ini.

Tabel 4 Kendala Biaya & Penggunaan


Teknologi

No Kendala Biaya & Penggunaan Sanga Sering Kadang- Pernah Tidak


Teknologi t Kadang Pernah
Sering
17 Kesulitan dalam menggunakan media 7,4% 33,7% 26% 21,4% 11.4%
untuk belajar secara online
18 Keterbatasan biaya untuk membeli 25,9% 33% 16,5% 16,8% 7,9%
kuota internet
19 Kesulitan untuk memiliki alat mengajar 14,2% 25% 18,4% 18,9% 23,5%
secara online (HP dan atau Laptop)
20 Terkendala jaringan/akses internet 24,8% 33,5% 21,7% 13,7% 7%

Corona melanda dunia, semua sektor a process that requires better learning
terhenti sejenak dan tidak dapat outcomes. Maka berikut hasil analisis hasil
menjalankan aktivitasnya secara normal, penelitian kendala guru anak usia dini
begitu pula dengan pembelajaran dan proses mengajar saat pandemi corona.
mengajar guru anak usia dini, semua guru Berdasarkan hasil penelitian terkait
dituntut mampu melakukan dan dengan indikator kendala komunikasi
menyampaikan pembelajaran jarak jauh tampak bahwa guru-guru PAUD selama
padahal hal tersebut merupakan sesuatu pandemi covid 19 mengalami kendala pada
yang baru dan bahkan belum pernah kategori sering dan kadang-kadang dengan
dilakukan maka timbullah berbagai prosentase yang tinggi hampir pada semua
permasalahan yang dihadapi guru anak usia pernyataan yang diajukan yaitu dari mulai
dini, hal ini disampaikan (Zaharah & sulit untuk menemukan kesamaan
Kirilova, 2020), Obstacles to implementing pemikiran dengan orang tua tentang tujuan
this E-Learning certainly exist, for example, belajar anak (terkait target yang harus
internet networks are not met, students are not dicapai), banyak tuntutan dari orang tua
used to, teachers, and even parents as a yang sebenarnya tidak menjadi kebutuhan
companion studying at home to do online anak, terjadi kesulitan berkoordinasi dengan
learning. This is certainly a normal thing teman sejawat dalam membuat keputusan
because it has not become a habit for students (salah satunya karena kendala keterbatasan
and teachers to implement KBM in the future, akses internet) sampai dengan kesulitan
membangkitkan semangat belajar anak lingkungan dan aktif mencari pengalaman-
bahkan pada pernyataan terkait dengan pengalaman baru (Nurihsan & Agustin,
kendala berupa Orang tua tidak memberikan 2011). Pendek kata, kendala komunikasi
informasi yang sebenarnya terjadi tentang dalam kegiatan pembelajaran anak usia dini
kegiatan anak di rumah, kesulitan pada masa pandemi covid 19 turut
berinteraksi secara langsung dengan anak mengganggu iklim belajar anak usia dini
melalui media online dan kesulitan dan itu akan turut berpengaruh pada area-
berkomunikasi dengan orang tua dan anak area perkembangan anak usia dini secara
karena tidak memiliki alat komunikasi keseluruhan. Hal ini dipengaruhi juga oleh
(HP/Laptop) berada pada prosentase sangat pola asuh orang tua, pendidikan orang tua
sering. dan lingkungan sekitar (Pramudyani, 2020),
Fakta ini selaras dengan penelitian (Agustin, Djoehaeni, & Dwi Puspita, 2020).
yang dilakukan oleh (Duta et al., 2015), Orang tua juga membantu guru untuk
(Awang & Daud, 2015) yang menandaskan mengerjakan tugas-tugas kegiatan
bahwa komunikasi merupakan variabel pengembangan di rumah (Kurniati, Nur
penting dalam interaksi pembelajaran dan Alfaeni, & Andriani, 2020). Komunikasi
berhubungan langsung dengan tujuan tidak terbangun dengan baik antara guru dan
pembelajaran supaya tercapai secara efektif. anakpun dikarenakan orang tua terutama
Jika komunikasi terhambat, maka kegiatan orang tua yang berada didaerah merasakan
pembelajaran juga akan terganggu sebab keberatan jika harus menambah pengeluaran
pembelajaran pada dasarnya merupakan untuk pembelian kuota internet
interaksi guru dengan anak didik yang harus pembelajaran, berdasarkan penelitian,
bersifat setara. Jika tidak terjadi kesetaraan, (Purwanto et al., 2020), kendala yang
maka akan ada satu pihak yang tidak dihadapi para orang tua adalah adanya
mendapatkan keuntungan. Ketidaksetaraan penambahan biaya pembelian kuota internet
tersebut diantaranya terkendala karena bertambah, teknologi online memerlukan
wabah covid 19 yang menyebabkan kualitas koneksi jaringan ke internetvdan kuota oleh
komunikasi dalam pembelajaran antara guru karena itu tingkat penggunaaan kuota
dengan anak di PAUD tidak tercapai secara internet akan bertambah dan akan
optimal. Keefektifan komunikasi yaitu menambah beban pengeluaran orang tua.
dimana seorang guru dapat menyampaiakan Terkait dengan kendala metode
pesan atau materinya kepada peserta didik, pembelajaran tampak bahwa guru PAUD
dan peserta didik dapat memahami materi mengalami kebingungan menentukan metode
yang disampikan sebagaimana pemahaman mengajar yang tepat pada masa pandemi
guru tersebut, sehingga pembelajaran covid 19, mereka juga terkendala dalam
bermakna dapat terbangun melalui membuat perencanaan pembelajaran dan
komunikasi guru dan peserta didik yang kebingungan menentukan media pembelajaran
baik (Wisman, 2017). yang tepat untuk belajar anak usia dini pada
Setidaknya ada tiga unsur yang perlu masa pandemi covid 19 ini. Pada ketiga
diperhatikan dalam suatu komunikasi pernyataan tersebut prosentase yang besar
pembelajaran yang efektif. Unsur pertama berada pada kategori sering dan kadang-
komunikator, dua isi pernyataan atau pesan kadang. Artinya guru-guru PAUD pada
dan tiga komunikan atau rekan komunikasi. masa pandemi covid 19 ini memang
Dalam kegiatan pembelajaran ketiga unsur mengalami kendala pada pemilihan dan
ini menjadi sesuatu yang penting apalagi penentuan metode pembelajaran untuk
pada kegiatan pembelajaran anak usia dini. anak. Padahal metode pembelajaran dalam
Interaksi pembelajaran seyoginya terjadi kegiatan belajar anak usia dini memegang
secara menyenangkan, bermakna, peranan yang sangat penting. lebih lanjut,
menginspirasi dan membantu anak seorang guru di PAUD harus mampu dan
membangun gagasan sebab anak sedang paham dalam menerapkan metode
pada pada masa yang senang mengekplorasi pembelajaran yang bervariasi sehingga guru
dapat merancang pembelajaran yang hal-hal sebagai berikut adanya kegiatan
menarik, menyenangkan, dan bermakna. bermain tanpa akhir, jam sekolah sangat
Hal tersebut diharapkan agar peserta didik singkat, ada waktu untuk anak tidur siang,
dapat memahami pembelajaran yang pembelajaran informal sepanjang waktu,
dilakukannya lebih baik dan berbekas lama adanya keterlibatan orang tua di sekolah,
diri anak didik. kebanyakan waktu dipakai untuk bergerak
Solehuddin, (2018) menegaskan dan belajar, pendokumentasian pengalaman
tentang perlunya penerapan metode anak dan apa yang mereka temukan tentang
pembelajaran anak usia dini yang dunia, jiwa dan alam mereka, program
seyogianya dilakukan guru PAUD yaitu bersifat terpusat pada anak, tidak ada alat
mendorong anak supaya aktif dalam berteknologi tinggi bahkan sebaliknya
melakukan kegiatan terutama bermain pengalaman multiinderawi ditekankan,
dalam situasi yang menyenangkan, terutama banyak waktu bermain tidak terstruktur, ada
melalui projek atau pusat belajar, kegiatan banyak peluang untuk kegiatan spontan,
pembelajaran dibangun berdasarkan bermanfaat dan menyenangkan, menghargai
pengalaman dan minat anak, mendorong integritas, keutuhan, dan kebijakan anak
terjadinya komunikasi saat belajar baik kecil dan memberikan kebebasan kepada
secara individual atau pun kelompok, guru anak untuk memilih kegiatannya sendiri.
mendorong anak untuk berani mengambil Hasil penelitian terkait kendala
resiko dan belajar dari kesalahan, materi pembelajaran menunjukkan bahwa
memperhatikan variasi dan dinamika guru PAUD saat pandemi covid 19 sebagian
perkembangan anak serta metode besar mengalami kendala dalam hal
pembelajaran yang dilakukan bersifat menentukan kegiatan/materi belajar yang
fleksibel. Bermain menjadi metode utama tepat, mendeskripsikan penilaian
pembelajaran anak usia dini. Pandemi covid perkembangan anak dan juga mengalami
19 salah satunya menyebabkan anak-anak kesulitan dalam memperoleh pedoman
kehilangan kesempatan bermain bersama pembelajaran untuk PAUD selama pandemi
dengan teman-temannya yang lain juga Covid 19. Pada pernyataan-pernyataan
gurunya di sekolah padahal bermain tersebut prosentasenya berada pada kategori
memegang peranan penting. Bagi anak, sering dan kadang-kadang. Kegiatan
bermain adalah suatu kegiatan yang serius, perencanaan pembelajaran tentunya bagian
namun mengasyikan. Melalui aktivitas yang sangat penting dalam kegiatan
bermain, berbagai pekerjaannya terwujud. pembelajaran anak usia dini. Apalagi
Bermain adalah aktivitas yang dipilih kegiatan pembelajaran di PAUD bersifat
sendiri oleh anak, karena menyenangkan, tematik dan terintegratif sehingga dituntut
bukan karena akan memperoleh hadiah atau kejelian, keseriusan dan juga kreativitas
pujian. Hal ini berdasarkan asumsi bahwa guru dalam melakukannya.
anak adalah pembangun teori yang aktif. Pembelajaran tematik merupakan
Bermain adalah salah satu alat utama yang adalah pembelajaran yang didasarkan atas
menjadi latihan untuk pertumbuhannya. ide-ide pokok tentang anak dan
Bermain adalah medium, di mana anak lingkungannya berdasarkan kebutuhan
mencobakan diri, bukan saja dalam mereka, yang mengintegrasikan bidang-
fantasinya tetapi juga benar nyata secara bidang pengembangan atau area kurikulum
aktif. Bila anak bermain secara bebas, yang mencakup berbagai bidang kajian
sesuai kemauan maupun sesuai ilmu. Menurut (Apriyanti, 2017) keutamaan
kecepatannya sendiri, maka ia melatih dari pembelajaran tematik adalah
kemampuannya. (Solehuddin, 2018). Maka pengalaman dan pengajaran sesuai dengan
(Armstrong, 2006) menggambarkan tentang perkembangan anak, menyenngkan,
pentingnya menerapkan metode bermakna dan mengasah keterampilan
pembelajaran yang sesuai dengan sosial anak. Memadukan ide-ide sentral/
perkembangan anak yang ditandai dengan ide-ide pokok tentang anak dan
lingkungannya melalui proses eksplorasi Pada sisi yang lain, kegiatan
yang dimulai dari hal-hal yang familier penilaian perkembangan anak dapat
menuju yang lebih jauh, dari hal kongkrit dijadikan sebagai salah satu cara membantu
menuju abstrak, dari yang mudah menuju pendidik dalam memantau proses,
yang sulit. Dalam proses inilah terjadi kemajuan, dan perbaikan pembelajaran anak
keaktifan yang bukan hanya melibatkan secara berkesinambungan sehingga dapat
anak, akan tetapi melibatkan guru dan anak. memberikan umpan balik bagi pendidik
Dalam konteks pembelajaran terpusat pada dalam menyempurnakan proses dan produk
anak dan juga terintegrasi anak berkembang pembelajaran. Penilaian perkembangan
secara holistik (menyeluruh) antara aspek PAUD mencakup seluruh aspek
perkembangan yang satu dengan aspek perkembangan anak. Aspek yang dinilai
perkembangan lainnya. Aspek pendidik mencakup semua program
perkembangan yang satu mempengaruhi pengembangan yang ada dalam kompetensi
dan dipengaruhi oleh aspek perkembangan dasar yakni kompetensi sikap religius, sikap
lainnya. sosial, pengetahuan dan keterampilan sesuai
Implikasinya: Kurikulum PAUD dan dengan usia dan tahapan perkembangan
SD harus mengintegrasikan seluruh aspek anak. Menurut Lina et al., (2019) penilaian
perkembangan anak yaitu kurikulum pada pembelajaran anak usia dinimelalui
terpadu. Pada masa pandemi covid 19 pengamatan dan interaksi anak dengan
tentunya guru PAUD akan mengalami temannya sehingga guru dapat mengenali
kendala untuk menerapkan prosedur baku kemampuan yang dimiliki anak dan guru
pembelajaran terpadu apalagi mereka juga dapat pula mengetahui cara
terkendala dalam menerapakan kegiatan mengembangkan kemampuan yang dimiliki
penilaian perkembangan anak. Penilaian anak.
perkembangan anak usia dini tentunya Dengan demikian, kegiatan penilaian
berbeda dengan penilaian pembelajaran perkembangan anak usia dini merupakan
pada jenjang yang berada di atasnya. kegiatan yang sangat penting dalam
Penilaian perkembangan anak usia dini serangkaian program pembelajaran secara
lebih menggunakan penilaian yang bersifat keseluruhan sehingga perlu ada panduan
alternatif, deskriptif dan menuntut guru dalam bentuk buku yang komprehensif tapi
untuk lebih banyak melakukan kegiatan praktis yang dapat dijadikan salah satu
observasi dan wawancara untuk acuan bagi pendidik dalam
melakukannya. Berbeda dengan penilaian menyelenggarakan kegiatan penilaian
mata pelajaran yang bersifat pencil and perkembangan anak sehingga dapat tercapai
paper test. Penilaian perkembangan menjadi perkembangan anak secara optimal dan
salah satu kegiatan yang memiliki peranan dapat membantu pendidik dalam mengatasi
penting dalam kegiatan pendidikan anak berbagai permasalahan anak dengan tepat
usia dini. Kegiatan penilaian perkembangan dan bermakna (Wahyudin & Agustin,
anak merupakan usaha mengumpulkan dan 2011).
menafsirkan berbagai informasi secara Guru PAUD juga terkendala dalam
sistematis, berkala, berkelanjutan, memperoleh pedoman pembelajaran jarak
menyeluruh tentang proses dan hasil dari jauh saat pandemi covid 19 yang berakibat
pertumbuhan serta perkembangan yang kegiatan mengajar dirasakan tidak mencapai
telah dicapai oleh anak didik melalui tujuan yang diharapkan secara optimal.
kegiatan pembelajaran. Artinya penilaian Padahal pedoman pembelajaran merupakan
perkembangan anak memberikan kontribusi rambu-rambu yang banyak membantu
kepada guru dalam mengidentifikasi selain kegiatan pembelajaran apalagi di PAUD
perkembangan juga permasalahan yang dimana kegiatan pembelajaran dituntut
dihadapi anak agar dapat dipertimbangkan untuk lebih interaktif, kreatif, bermakna dan
keputusan yang tepat pada proses menyenangkan (Agustin, 2018). Maka
selanjutnya. dalam pembelajaran di tengah pandemi
corona sebaiknya guru banyak melibatkan berkompetisi (Kasali, 2017), (Warsita,
orang tua dalam menyampaikan materi 2018). Hasil penelitian menunjukkan
maupun penggunaan metode pembalajaran realitas bahwa guru-guru PAUD turut
yang sesuai dengan perkembangan anak, terbebani secara finansial dengan kegiatan
sesuai dengan reserch Lewis et al., (2011), pembelajaran jarak jauh berbasis internet.
The five main teaching practices and Mereka juga tidak semuanya memiliki
strategies to engage parents are practicing perangkat yang dapat membantu
parent outreach, establishing relationships mempermudah pembelajaran jarak jauh
with the parents, creating a positive seperti laptop dan HP. Kondisi itupun
classroom climate, teaching to involve terjadi pada orang tua anak sehingga
parents, and making the community school pembelajaran secara jarak jauh terkendala
connection, melibatkan orang tua dalam secara biaya dan penggunaan teknologi.
pembelajaran anak sehingga iklim kondusif Padahal seorang guru diharapkan
dan pembelajaran bermakna dapat terwujud. memahami dan menfasilitasi aspek tugas
Hasil penelitian terkait dengan perkembangan peserta didiknya baik secara
kendala biaya dan penggunaan teknologi kognitif, afektif, psikomotor, sosial,
pada semua pernyataan menunjukkan emosional, dan spiritualnya sehingga dapat
prosentase yang tinggi pada kriteria sangat menerapkan pembelajaran yang holistik dan
sering dan sering yaitu pada pernyataan efektif.
kesulitan dalam menggunakan media untuk Kendala ini perlu solusi yang segera,
belajar secara online, keterbatasan biaya apalagi jika pemerintah benar-benar akan
untuk membeli kuota internet, kesulitan segera menerapkan kehidupan normal baru
untuk memiliki alat mengajar secara online yaitu bentuk trasformasi kehidupan baru
(HP dan atau Laptop), dan terkendala dengan perilaku baru pada saat pandemi
jaringan/akses internet. Padahal masih mewabah sampai benar-benar
pembelajaran yang berkualitas tercermin ditemukan vaksin yang akurat untuk
dari kemungkinan anak didik dapat dengan mengatasi covid 19. implikasinya dalam
mudah mengaskes bahan, media dan kegiatan pembelajaran di PAUD akan
lingkungan belajar secara bebas yang menuntut perlunya penyesuaian dalam
melibatkan berbagai aspek perkembangan berbagai hal termasuk prosedur- prosedur
mereka, dalam konteks anak usia dini pembelajaran di PAUD perlu edukasi,
melibatkan perkembangan fisik motorik, simulasi dan pelatihan yang memerlukan
kognitif, sosial, emosi, seni dan juga pemahaman yang utuh, sama dan simultan
moral/agama. Penggunaan media supaya mendapatkan hasil yang optimal.
pembelajaran berbasis teknologi pada Strategi pendidik anak usia dini era covid-
beberapa kajian juga turut berkontribusi 19 yaitu pelibatan orang tua pada stimulasi
terhadap hasil belajar anak sehingga dapat perkembangan anak usia dini. Guru PAUD
disimpulkan bahwa teknologi informasi di sekolah melakukan dua tugas pokok
selain menjadi alat juga menjadi fasilitator sebagai guru yaitu perencana dan penilai
efektivitas pembelajaran (Ismaniati, 2013), hasil perkembangan anak usia dini
(Harun, 2015). sementara pendidik PAUD di rumah (orang
Walaupun tidak dapat dipungkiri tua) berfungsi sebagai pelaksana
bahwa salah satu tuntutan pasca pandemi pembelajaran dengan memanfaatkan
covid 19 kegiatan pembelajaran akan strategi diskusi (percapakan/tanya jawab)
menekankan pada penerapan pembelajaran dan keteladanan (Hewi & Asnawati, 2020).
berbasis teknologi informasi sebagai bagian Pemerintah juga dituntut untuk
dari upaya melakukan penyesuaian dengan memperhatikan kecemasan guru dalam
lingkungan belajar. Itu yang disebut sebagai melaksanakan proses pembelajaran yang
masa distrupsi yang minimal menutut tigal disampaikan dari rumah karena ini
hal kesiapan untuk melakukan penyesuaian, merupakan hal yang tidak biasa dan bahkan
kesiapan untuk berubah dan kesiapan untuk menjhadi hal yang luar biasa bagi guru di
daerah untuk melakukan pengajaran dari
urmah terhadap anak didiknya, Further
studies should be conducted that focus on the
effectiveness of social media for
communication purposes amid the health
crisis and an in-depth investigation should be
made that examines the effects of the
pandemic to the emotional and mental well-
being of the Filipino teachers including the
population of the student community
(Talidong & Toquero, 2020). Karena guru
adalah garda terdepan dalam dunia
pendidikan.

SIMPULAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kendala mengajar yang dialami guru PAUD
pada masa pandemi covid 19 mencakup empat
indikator yaitu indikator yaitu (1) indikator
Kendala Komunikasi (2) indikator Kendala
Metode Pembelajaran (3) indikator Kendala
Materi dan (4) indikator Kendala Biaya &
Penggunaan Teknologi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pada semua indikator
mengalami kendala mengajar dengan
prosentatase yang tinggi pada kriteria sering
dan kadang-kadang bahkan pada indikator
Kendala Biaya & Penggunaan Teknologi
prosentase yang tinggi berada pada kriteria
sering dan sangat sering yaitu meliputi pada
pernyataan kesulitan dalam menggunakan
media untuk belajar secara online,
keterbatasan biaya untuk membeli kuota
internet, kesulitan untuk memiliki alat
mengajar secara online (HP dan atau Laptop),
dan terkendala jaringan/akses internet.
Pemerintah perlu menerapkan strategi yang
akurat dan matang pada saat penerapan
pembelajaran era normal baru dari mulai
persiapan, pelaksanaan sampai dengan
evaluasi jangan sampai anak-anak didik
menjadi korban tahap berikutnya dari
keganasan covid 19.
DAFTAR PUSTAKA
Agustin, M. (2011). Permasalahan belajar dan inovasi pembelajaran. Bandung: Refika
Aditama. Agustin, M. (2018). Mengajar yang Menyenangkan dan Bermakna Bagi
Anak. Bandung: CV
Edenia Ciptawira Mandiri.
Agustin, M., Djoehaeni, H., & Dwi Puspita, R. (2020). Observational Analysis of
Violence On Children and the Implications for Parenting Program Development.
Pacific Early Childhood Education Research Association,
14(2), 195–214.
https://doi.org/10.17206/apjrece.2020.14.2.195
Agustin, M., Setiyadi, R., & Puspita, R. D. (2020). Burnout Profile of Elementary School
Teacher Education Students (Estes): Factors and Implication of Guidance and
Counseling Services. PrimaryEdu - Journal of Primary Education, 4(1), 38.
https://doi.org/10.22460/pej.v4i1.1640
Apriyanti, H. (2017). Pemahaman Guru Pendidikan Anak Usia Dini Terhadap Perencanaan
Pembelajaran Tematik. Jurnal Obsesi  : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 1(2), 111.
https://doi.org/10.31004/obsesi.v1i2.22
Armstrong, M. (2006). A handbook of human resource management practice. Kogan
Page Publishers.
Awang, H., & Daud, Z. (2015). Improving a Communication Skill Through the Learning
Approach Towards the Environment of Engineering Classroom. Procedia - Social
and Behavioral Sciences, 195, 480–486. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2015.06.241
Creswell, J. W., & Creswell, J. D. (2017). Research design: Qualitative, quantitative, and
mixed methods approaches. Sage publications.
Daulae, T. H. (2014). Menciptakan Pembelajaran yang Efektif. Forum Pedagogik, 06(02), 134.
Duta, N., Panisoara, G., & Panisoara, I.-O. (2015). The Effective Communication in
Teaching. Diagnostic Study Regarding the Academic Learning Motivation to
Students. Procedia
- Social and Behavioral Sciences, 186, 1007–1012.
https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2015.04.064
Ernofalina, E. (2017). Culture Shocks Experienced by Indonesian Students Studying
Overseas. International Journal of Educational Best Practices, 1(2),
7(3). https://doi.org/10.15408/sjsbs.v7i3.15104

Anda mungkin juga menyukai