Anda di halaman 1dari 10

Habitus: Jurnal Pendidikan Sosiologi dan Antropologi

Vol. 4 No. 1 Tahun 2020 hal. 69-78


ISSN: 2597-9264

TINJAUAN SOSIOLOGIS TREND BERSEPEDA DI TENGAH


PANDEMI VIRUS CORONA
Oleh:
Sri Darsini1

Abstrak
Pandemi yang berkepanjangan memberikan andil dalam munculnya trend olahraga
bersepeda. Penelitian ini adalah deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk menjelaskan
tinjauan sosiologis terhadap Trend Bersepeda Di Tengah Pandemi Virus Corona. Teknik
pengumpulan data yang terdiri dari observasi, wawancara, dokumentasi kemudian dianalisis
dengan perspektif Teori Jean Paul Baudrillard tentang Nilai Tanda yang mana untuk tempat
penelitian di fokuskan di Desa Karangtengah, Weru, Sukoharjo. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa masyarakat menginginkan agar badannya sehat jauh dari paparan virus
corona dengan olahraga sepeda. Olahraga tersebut pada akhirnya menjadi trend di berbagai
kalangan masyarakat. Teori Jean Baudrillard tentang Nilai Tanda menjelaskan bahwa
masyarakat berperilaku konsumsi tidak hanya berdasarkan kebutuhan akan tetapi juga
terdapat sistem pangakuan sosial sehingga mengarahkan individu atas suatu barang. Perilaku
seperti ini dikembangkan oleh seseorang yang menggiring manusia lain untuk konsumsif.
Pada masyarakat konsumtif suatu barang menandai status sosial dan menggantikan segala
macam strata sosial yang ada.
Kata Kunci : Pandemi, Status Sosial, Trend Bersepeda

Abstract
The prolonged pandemic contributed to the emergence of the trend of cycling. This research
is a qualitative descriptive that aims to explain a sociological review of the Cycling Trend in
the Middle of the Corona Virus Pandemic. Data collection techniques consisting of
observation, interviews, documentation were then analyzed with the perspective of Jean Paul
Baudrillard's Theory of Sign Value which for the place of research was focused on
Karangtengah Village, Weru, Sukoharjo. The results show that people want their bodies to be
healthy away from exposure to the corona virus by cycling. The sport eventually became a
trend in various circles of society. Jean Baudrillard's Theory of Sign Value explains that
people's consumption behavior is not only based on need but also there is a social
recognition system that directs individuals towards an item. This kind of behavior is
developed by someone who leads other humans for consumption. In a consumptive society,
an item marks social status and replaces all kinds of existing social strata.

Keywords: Pandemic, Social Status, Cycling Trend

1
Guru Sosiologi di SMA Muhammadiyah 3 Watukelir, email: sridarsini90@gmail.com

69
1. PENDAHULUAN hari, sepanjang jalan kita temukan banyak
Corona merupakan virus yang orang bersepeda. Fenomena lain juga kita
menyerang sistem pernafasan manusia. temukan di beberapa toko sepeda mulai
Penyakit yang disebabkan virus ini disebut dibanjiri orderan dari berbagai merk
dengan Covid-19. Virus Corona dapat sepeda dari yang murah sampai dengan
menimbulkan gangguan ringan pada yang mahal. Dengan ini tentunya harga
pernafasan dan kematian. Mengingat sepedapun cenderung merangkak naik.
semakin bertambahnya kasus positif Aktivitas bersepeda sepertinya telah
penyakit Covid-19, maka pada 11 Maret mengubah pola fikir dan gaya hidup
2020 Word Health Organization (WHO) sebagian masyarakat. Hal ini terlihat,
memutuskan untuk memberlakukan dimana banyak orang yang pada era
Pandemi Global. Pandemi berasal dari kata sebelum pandemi jarang berolahraga
bahasa Yunani “pan” yang berarti seluruh, khususnya bersepeda, saat ini mulai
serta “demo”, yang berarti orang. Istilah berolahraga bersama sepedanya. Riset
pandemi diberlakukan karena cara yang pernah dilakukan oleh Hillun Vilayl
penularannya yang begitu cepat. Kalimat Napis (2014) menjelaskan keinginan untuk
ini tidak berdasar pada meningkatnya mempunyai sepeda dengan harga fantastis
korban wafat, akan tetapi masa demi prestise membuat seseorang
perkembangan serta penyebaran virus. melakukan pengorbanan yang besar untuk
Walaupun demikian, tidak berarti bahwa sebuah pengeluaran yang fungsinya tidak
virus corona selalu berujung pada begitu diperhatikan lagi. Konsumsi yang
kematian karena banyak kasus yang orang-orang lakukan bukan lagi karena
sembuh. (Faza, 2020). mereka membutuhkan akan tetapi karena
Masa pandemi di Indonesia keinginan. Perilaku konsumsi seperti ini
menyadarkan banyak orang tentang merupakan sebuah kebutuhan palsu.
pentingnya berolahraga agar kesehatan Seseorang membeli suatu barang yang
tetap terjaga. Salah satu olahraga yang sebenarnya tidak ia butuhkan. Pada
menjadi trend di tengah masa pandemi akhirnya, konsumsi menjadi sebuah
dan banyak dilakukan dari kalangan anak pernyataan diri atau pengekspresian
kecil, anak muda, orang tua adalah identitas diri. Selain itu, konsumsi bukan
bersepeda. Berdasarkan observasi peneliti hanya berfungsi untuk mengekspresikan
di Desa Karangtengah, Weru, Sukoharjo perbedaan, tetapi juga untuk membangun
terlihat jelas bahwa di pinggir-pinggir perbedaan antara dirinya dengan orang
jalan di saat pagi hari ataupun ketika sore lain.

70
Habitus: Jurnal Pendidikan Sosiologi dan Antropologi
Vol. 4 No. 1 Tahun 2020 hal. 69-78
ISSN: 2597-9264

Trend bersepeda bukan hanya Dari pengertian tersebut dapat


terjadi di jalan, hal ini juga terjadi di media disimpulkan bahwa trend bersepeda
sosial. Banyak kita jumpai masyarakat dari adalah suatu gerakan (kecenderungan)
berbagai usia menunjukkan aktivitas naik dilihat dari rata-rata perubahannya
olahraga bersepeda di akun media sosial sebagai kegiatan rekreasi atau olahraga.
pribadi masing-masing. Tetapi tidak semua Trend olahraga bersepeda pada
masyarakat hanya sekedar untuk masa sekarang ini menjamur di seluruh
mengikuti tren saja, ada juga masyarakat kalangan masyarakat di berbagai daerah
yang sudah sedari dulu bersepeda sebagai perkotaan maupun pedesaan di wilayah
hobi atau gaya hidup sehatnya. Indonesia. Trend ini masuk ke seluruh
usia mulai dari anak-anak, dewasa juga
2. TINJAUAN PUSTAKA lansia. Olahraga bersepeda saat ini
Trend Bersepeda digemari karena banyak masyarakat yang
Menurut Maryati (2010) beranggapan bahwa bersepeda
menyatakan trend merupakan Gerakan menjadikan penggunanya untuk tidak
naik atau turun dalam jangka panjang, berdekatan dengan orang lain sesuai
yang merupakan hasil rata – rata dengan peraturan pemerintah di masa
perubahan dari waktu ke waktu. Rerata pandemi.
perubahan dapat bertambah dapat juga Sejarah trend olahraga bersepeda
berkurang. Apabila rerata perubahan diprediksi berawal pada bulan maret
tersebut bertambah disebut dengan trend 2020. Hal ini terlihat dari gafik
positif atau suatu trend yang mempunyai meningkatnya pembelian sepeda di
kecenderungan naik. Sebaliknya, jika aplikasi penjualan online (Krisdamarjati,
rerata perubahan tersebut berkurang 2020). Tidak mengherankan apabila
disebut dengan trend negatif atau trend setelah ini banyak masyarakat yang mulai
yang mempunyai kecenderungan beraktivitas baik di ke tempat kerja atau
menurun. Bersepeda merupakan sebuah sekedar mengisi waktu libur
kegiatan rekreasi atau juga bisa disebut menggunakan sepeda. Trend bersepeda ini
dengan olahraga. Sepeda merupakan salah juga berdampak positif bagi para
satu bentuk transportasi darat. Sepeda pengusaha/penjual sepeda. Apabila
pertama kali diperkenalkan pada abad ke- biasanya penjualannya selama sebulan
19 Masehi. hanya dua atau tiga. Sejak menjadi trend

71
penjualannya menjadi meningkat pesat. harus melalui perawatan khusus. Sekitar 1
Penjualan dapat mencapai empat bahkan dari setiap 6 orang yang terpapar virus
lebih sepeda dalam kurun waktu satu COVID-19 sakit parah dan mengalami
bulan (Jannah, 2020). keluhan kesulitan bernapas sehingga
penanganannya harus menggunakan
Pandemi Virus Corona bantuan tabung oksigen.
WHO menyatakan bahwa virus Menurut WHO, virus corona
corona adalah keluarga besar dari virus menyebar dari orang satu ke yang lain
yang dapat menyebabkan penyakit pada melalui tetesan kecil dari hidung atau
hewan atau manusia. Virus tersebut pada mulut yang menyebar ketika seseorang
manusia diketahui menyebabkan infeksi batuk atau menghembuskan nafas dalam
pernafasan mulai dari flu ringan hingga ke kondisi orang tersebut tidak menggunakan
tahap penyakit yang lebih parah seperti masker. Tetesan tersebut kemudian jatuh
Middle East Respiratory Syndrome ke benda atau kain yang disentuh oleh
(MERS), dan Severe Acute Respiratory orang lain. Orang tersebut kemudian
Syndrme (SARS). menyentuh mata, hidung, atau mulut.
Gejala dari virus covid-19 yang Penularan Virus covid-19 dapat terjadi
paling mudah dipelajari adalah demam pada conth kasus yang demikian.
(baik demam sedang maupun tinggi), Kutipan dari Kamus Besar Bahasa
kelelahan, dan batuk kering (berbeda Indonesia (KBBI), pandemi merupakan
dengn influenza yang batunya wabah yang berjangkit
mengeluarka dahak). Sebagian dari pasien serempak/bebarengan di mana-mana atau
mungkin mengalami gejala seperti sakit meliputi wilayah yang luas. Artinya, virus
dan nyeri pada tulang, hidung tersumbat, Corona telah menyebar secara global
pilek, sakit tenggorokan atau bahkan hampir ke seluruh penjuru dunia.
diare. Gejala-gejala tersebut dirasakan WHO mendefinisikan pandemi
pasien dimulai dari yang bersifat ringan sebagai keadaan dimana ketika populasi
dan terjadi secara bertahap. Akan tetapi, di seluruh dunia akan terkena infeksi virus
ditemukan kasus beberapa orang yang ini dan berpotensi sebagian dari mereka
terinfeksi tidak menunjukkan gejala apa mengalami jatuh sakit dengan beberapa
pun ini yang dinamakan dengan Orang gejala yang telah diungkapkan
Tanpa Gejala (OTG). Riset menunjukkan sebelumnya. Center For Desease Control
bahwa kebanyakan orang (sekitar 80%) and Prevention (CDC) Amerika Serikat
sembuh dan pulih dari penyakit tanpa mencatat, pandemi merupakan epidemi

72
Habitus: Jurnal Pendidikan Sosiologi dan Antropologi
Vol. 4 No. 1 Tahun 2020 hal. 69-78
ISSN: 2597-9264

yang menyebar ke beberapa negeri Teori Nilai Tanda Jean Baudrillard


maupun geografi serta memberi dampak Jean Baudrillard mengatakan
terhadap warga dalam jumlah yang relatif konsumsi pada dewasa ini bukanlah
besar. Istilah pandemi dipelajari dalam konsumsi atas objek-objek material atau
dunia epidemiologi maupun ilmu yang segala sesuatu yang benar-benar nyata,
menekuni pola penyebaran suatu panyakit aka tetapi konsumsi lebih mengarah
baik pennyakit yang berdampak meluas kepada nilai-nilai; atau yang lebih familiar
maupun tidak. Mengutip dari kamus dikenal dengan konsumsi atas tanda
epidemologi wabah menjadi komponen (signs). Jean Baudrillard memulai
kecil dalam penyebaran sebuah penyakit. pernyataannya mengenai masyarakat
Lembaga tersebut memberikan pernyataan konsumer dengan analisanya akan nilai
bahwa wabah epidemi menunjukkan tanda. Nilai tanda dikenal sebagai
jangkauan penyebaran penyakit yang “ideologi” yang diadopsi oleh beberapa
meluas dan dibarengi penularannya yang masyarakat yang menjalankan perilaku
terjalin sangat cepat. Istilah Epidemi konsumtif. Dalam nilai-tanda, motif dari
dapat digantikan dengan endemi yang tindakan konsumsi bukanlah nilai
layaknya melanda suatu negeri , daerah, kegunaan suatu barang, akan tetapi lebih
maupun geografi. Epidemi tersebut kepada tujuan memperbanyak sistem
terjalin di satu kawasan terbatas maupun produksi dan manipulasi mengenai tanda-
negri. Pandemi dapat terjadi di seluruh tanda dari aktivitas konsumsi tersebut.
belahan dunia maupun beberapa wiayah. Baudrillard menyatakan dalam
(Zakiah, 2020). masyarakat konsumtif, objek-objek
Dari beberapa statement di atas dimiliki, diatur secara besar-besaran,
dapat disimpulkan bahwa Virus Corona dikonsumsi, dan diinvestasi melalui
merupakan virus menyerang sistem makna oleh subjek yang pda akhirnya
pernafasan. Virus tersebut dapat menular mengubah dan mendefinisikan ulang
melalui orang yang mengeluarkan tetesan objek- objek tersebut. Baudrillard
kecil dari hidung atau mulut pada saat mempercayi bahwa oran-orang yang
tidak memakai masker. Virus Corona cenderung konsumtif menentukan suatu
telah mejangkit di seluruh dunia. tatanan sosial dalam masyarakat.
Sehingga WHO menetapkan adanya Berdasarkan hal diungkapkan
pandemi global. Baudrillard diatas mengenai nilai tanda

73
bahwa dalam aktivitas bersepeda ini ada diperoleh dari berita media massa, foto
nilai atau simbol yang perlu dikaji lebih foto kegiatan maupun arsip lain yang
dalam. Kajian tersebut mengarah kepada berkaitan dengan trend sepeda ditengah
nilai yang terselip dalam trend bersepeda. pandemi virus corona.

3. METODE PENELITIAN HASIL DAN PEMBAHASAN


Dalam penelitian ini menggunakan Trend Bersepeda di Era Pandemi
pendekatan deskriptif kualitatif. Dimana Adanya covid-19 yang melanda
data yang dihasilkan adalah berupa berbagai wilayah bahkan sampai ke desa-
informasi maupun kata-kata yang desa, hal ini membuat masyarakat takut
disajikan dalam bentuk narasi deskripsi. apabila terpapar virus tersebut. Masyarakat
Penelitian ini menggunakan sumber data cenderung mematuhi anjuran pemerintah
berupa informasi, peristiwa atau aktivitas untuk di rumah saja. Bagi siswa diadakan
serta penggunaan dokumen dan foto-foto. pembelajaran daring dan sebagian yang
(1) Informan. Informan kunci terdiri dari bekerja diberlakukan sistem WFH (Work
para pesepeda. Sedangkan informan From Home). Hal tersebut ternyata
pendukung terdiri dari penjual sepeda. (2) menimbulkan permasalahan baru.
Aktivitas. Aktivitas dimaksud dalam Masyarakat mulai bosan ketika berlama-
penelitian ini aktivitas mengamati/ lama berada di dalam rumah. Tidak
mengobservasi lokasi bersepeda, dan toko banyak aktifitas yang bisa mereka
sepeda di Desa Karangtengah, Weru, kerjakan. Dengan adanya peraturan dari
Sukoharjo. (3) Dokumentasi. Dokumen Gugus Covid berkenaan dengan pemutus
disini adalah arsip berupa, foto-foto rantai virus adalah dengan pola hidup yang
aktivitas bersepeda, transaksi sepeda, dan sehat.
berbagai foto lain terkait fokus penelitian. Masyarakat di Desa Karangtengah,
Teknik/cara pengumpulan data Weru mulai berfikir bahwa untuk menjaga
yang dilakukan sebagai berikut: (1) dan meningkatkan daya tahan tubuh guna
Observasi. Dalam hal ini peneliti melawan virus corona adalah dengan
mengamati situasi, peristiwa atau aktivitas berolahraga. Akan tetapi dimasa-masa
para pesepeda. (2) Wawancara. pandemi seperti ini banyak sekali tempat
Wawancara dilakukan dengan pertanyaan olahraga yang tutup guna mengurangi
tidak terstruktur namun tetap mengarah cluster penyebaran covid-19. Pada
pada fokus masalah penelitian. (3) akhirnya masyarakat di Desa
Dokumentasi. Sumber dokumentasi Karangtengah, Weru menemukan salah

74
Habitus: Jurnal Pendidikan Sosiologi dan Antropologi
Vol. 4 No. 1 Tahun 2020 hal. 69-78
ISSN: 2597-9264

satu olahraga yang bisa di lakukan tanpa wajib. Masyarakat cenderung


harus di keramaian dan tetap menjaga mengagendakan satu atau dua kali dalam
jarak adalah olahraga sepeda. Bahkan satu minggu untuk bersepeda bersama-
bukan hanya di masyarakat Karangtengah sama dengan tujuan akhir berganti-ganti
saja, trend bersepeda ini sudah menjamur sesuai dengan kesepakatan.
ke berbagai daerah dari berbagai kalangan.
Masyarakat berkeinginan untuk dapat Konsumsi Nilai Tanda dalam Aktivitas
menerapkan pola hidup sehat. Bersepeda
Olahraga bersepeda menjadikan Jean Baudrillard mengatakan
jantung, pembuluh darah, sampai paru- konsumsi pada dewasa ini bukanlah
paru ikut berolahraga. Sehingga dapat konsumsi atas objek-objek material atau
meningkatkan fungsi dari organ-organ segala sesuatu yang benar-benar nyata,
tersebut. (Adinda : 2020). akan tetapi konsumsi lebih mengarah
Tren olahraga bersepeda banyak kepada nilai-nilai; atau yang lebih familiar
sekali kita temukan bahkan di kota-kota dikenal dengan konsumsi atas tanda
besar olahraga sepeda dilegalkan (signs). Jean Baudrillard memulai
kemudian ada peraturan dari pemerintah pernyataannya mengenai masyarakat
daerah setempat yang mengatur olahraga konsumer dengan analisanya akan nilai
ini, bahkan ada jalur khusus bagi para tanda. Nilai tanda dikenal sebagai
pesepeda. Hal ini menandakan masyarakat “ideologi” yang diadopsi oleh beberapa
sangat responsif sekali dengan adanya masyarakat yang menjalankan perilaku
olahraga baru di masa pandemi yang konsumtif. Dalam nilai-tanda, motif dari
menjadi trend di berbagai daerah dan tindakan konsumsi bukanlah nilai
berbagai kalangan masyarakat. Sepanjang kegunaan suatu barang, akan tetapi lebih
jalan banyak sekali kita menemukan kepada tujuan memperbanyak sistem
orang-orang bersepeda terlebih ketika libur produksi dan manipulasi mengenai tanda-
kerja. Dari berbagai kalangan usia tanda dari aktivitas konsumsi tersebut
berpartisipasi dalam olahraga ini dengan Konsumtif menjadi alasan utama dan hl
tujuan yang sama yaitu memperoleh badan yang menggerakkan realitas sosial,
yang sehat. Bahkan banyak ditemukan budaya, dan bahkan dunia politik (Kellner,
data di lapangan bahwa olahraga ini 1994).
dijadikan sebagai salah satu aktivitas

75
Era nilai-tanda mempunyai ciri order dari sepeda berbagai merk dan
khas yaitu transformasi dari mode of dengan harga yang fantastis pula. Bahkan
production ke mode of consumption. Nilai- terbentuk klub-klub para pecinta olahraga
tanda (sign-value) dan nilai-simbol sepeda yang di dalamnya terdapat status
(symbolic-value) telah menggantikan nilai- sosial yang sama. Kalangan atas
guna (use-value) dan nilai-tukar membentuk komunitas yang sepadan. Hal
(exchange-value) Marxian. Konsumtif ini bukan lagi didasari alasan rasional
mebuat seluruh segi kehidupan menjadi kesehatan akan tetapi jauh lebih kepada
sebuah objek yang menggolongkan dan penunjukkan status sosial.
membentuk arti dari kehidupan Perilaku konsumsi nilai tanda ini
masyarakat kapitalisme lanjut. merupakan ciri khas terpisahnya manusia
Teori Jean Baudrillard tentang dari umpan balik atau pandangan tentang
Nilai Tanda menjelaskan bahwa dirinya sendiri. Seseorang di dalam
masyarakat berperilaku konsumsi tidak masyarakat konsumerisme tidak berfikir
hanya berdasarkan kebutuhan akan tetapi rasional pada apa yang terbaik atau
juga terdapat sistem pangakuan sosial terburuk bagi kehidupannya. Masyarakat
sehingga mengarahkan individu atas suatu hanya memfikirkan tatanan penanda status
barang. Perilaku seperti ini dikembangkan sosial. Individu telah terserap dan terhapus
oleh seseorang yang menggiring manusia masuk ke dalam permainan tanda dan
lain untuk konsumsif. Pada masyarakat lembaga kode. Baudrillard menegaskan,
konsumtif suatu barang menandai status subjek konsumsi adalah susunan nila-tanda
sosial dan menggantikan segala macam (Baudrillard, 1998).
strata sosial yang ada. Dalam kajian konsumsi nilai tanda
Pemikiran Jean Baudrillard dalam menurut Jean Baudrillad bahwa tujuan
akivitas bersepeda dapat kita jumpai pada seseorang olahraga bersepeda bukan lagi
saat ini seseorang melakukan olah raga karena menginginkan badannya sehat,
sepeda bukan lagi dikarenakan tujuan akan tetapi lebih kepada agar
untuk hidup sehat akan tetapi jauh lebih menunjukkan status kelas sosial ekonomi
kepada ada nilai-nilai yang akan di mereka.
tunjukkan. Seseorang membeli sepeda Klasifikasi status kelas sosial ekonomi di
bukan lagi karena kebutuhan akan tetapi masyarakat antara lain sebagai berikut: 1)
dikarenakan sebuah prestise yang Status sosial ekonomi atas. Terdiri dari
menandai dirinya. Fenomena mengejutkan masyarakat yang sangat kaya/konglomerat.
terjadi dimana toko-toko sepeda di banjiri Dan menempati staus sosial atas. 2) Status

76
Habitus: Jurnal Pendidikan Sosiologi dan Antropologi
Vol. 4 No. 1 Tahun 2020 hal. 69-78
ISSN: 2597-9264

sosial ekonomi bawah. Merupakan Teori Jean Baudrillard tentang Nilai Tanda
masyarakat yang cenderng kurang dalam menjelaskan bahwa masyarakat
ukuran segi kepemilikan harta. Secara berperilaku konsumsi tidak hanya
otomatis akan menempati status sosial berdasarkan kebutuhan akan tetapi juga
bawah. (Coleman dan Cressey dalam terdapat sistem pangakuan sosial sehingga
Sumardi, 2004:76 ) mengarahkan individu atas suatu barang.
Perilaku seperti ini dikembangkan oleh
KESIMPULAN seseorang yang menggiring manusia lain
Trend olahraga bersepeda ditengah untuk konsumsif. Pada masyarakat
pandemi virus corona berawal dari konsumtif suatu barang menandai status
masyarakat yang mengalami permasalahan sosial dan menggantikan segala macam
kebosanan ketika semua aktivitas harus strata sosial yang ada. Dalam kajian
dikerjakan dari rumah dan masyarakat konsumsi nilai tanda menurut Jean
mulai menyadari bahwa mereka Baudrillad bahwa tujuan seseorang
membutuhkan olahraga agar terhidar dari olahraga bersepeda bukan lagi karena
paparan virus corona. menginginkan badannya sehat, akan tetapi
Olahraga alternatif yang pada akhirnya lebih kepada agar menunjukkan status
ditemukan adalah bersepeda. Bahkan sosial ekonomi mereka.
olahraga sepeda ini banyak ditemukan di
beberapa daerah dari berbagai kalangan
usia terlebih pada saat libur kerja tiba.

DAFTAR PUSTAKA
Baudrillard, Jean. (2006). Ekstasi Komunikasi (diterjemahkan oleh Jimmy Firdaus).
Jogjakarta: Kreasi Wacana.
Faza,K.(2020) WHO Resmi Nyatakan Covid-19 Sebagai Pandemik. Tersedia pada :
http://www.ayobndung.com/ead/2020/03/12/82325/who-resmi-nytakn-covid-sebagai-
pandemi (Diakses 29 Juli 2021)
https://www.cnbcindonesia.com/tech/20200316135138-37-145175/apa-itu-virus-corona-dan-
cirinya-menurut-situs-who (Diakses pada 29 Juli 2021)
Krisdamaryati,Y.A. (2020 Juni30). Menebak arah “Booming”sepeda setelah pandemi
Kompas.id. Diakses dari https://bebas.kompas.id/baca/riset/2020/06/30/menebak-rah-
booming-sepeda-setelah-pandemi. (Diakses 29 Juli 2021)

77
Lechte, John.(2001).50 Filsuf Kontemporer.Yogyakarta: Penerbit Kanisius
Lee, Martyn J. (2006). Budaya Konsumen Terlahir Kembali, Arah Baru Modernitas dalam
Kajian Modal Konsumsi dan Kebudayaan (diterjemahan oleh Nurhadi). Yogyakarta:
Kreasi Wacana
Maryati,Kun&Suryawati,Juju. (2012). Sosiologi Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta : Esis
Moeljono, Djokosantoso. (2006). Budaya Organisasi dalam Tantangan. Jakarta : Pt Elex
Media Komputindo
Napis, H. Vilay (2014). Budaya Bersepeda Sebagai gaya Hidup Masyarakat Kota. Karya
Ilmiah Tidak Diterbitkan. Depok : Universitas Indonesia.
Sugiyono. 2010. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta
Suyanto,B &Narwoko, D. (2004). Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan. Jakarta : Prenada.
Media, 2004
Suyanto,B &Narwoko, D. (2004). Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan. Jakarta : Prenada.
Media.

78

Anda mungkin juga menyukai