Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA BELI

SEPEDA DI MASA PANDEMI COVID-19

Nama
Studi Program, Fakultas, Universitas

E-mail:

ABSTRAK
Sejak munculnya pandemi COVID-19, banyak peraturan yang mendesak
masyarakat untuk tetap di rumah yang membatasi orang untuk melakukan hal-hal
biasa seperti pergi keluar, jalan-jalan, bergaul dengan banyak orang, berhubungan
dekat dengan orang lain, dan sebagainya. Ini telah mengubah cara hidup dan
persepsi orang-orang dalam menjalani hidup. Dibandingkan dengan data tahun
2019, terjadi peningkatan penggunaan sepeda di kota-kota tertentu pada tahun
2020. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor penyebab
terjadinya peningkatan tersebut pada saat pandemi. Untuk mengungkap
pertanyaan penelitian, penelitian ini menggunakan studi literatur atau tinjauan
pustaka sebagai metodologi penelitian. Tinjauan pustaka sistematis digunakan
untuk menganalisis hasil penelitian sebelumnya dan merangkum fenomena dalam
penelitian. Setelah menganalisis penelitiaan sebelumnya, temuan penelitian ini
menunjukkan ada lima faktor yang mempengaruhi masyarakat untuk
menggunakan sepeda dan meningkatkan penggunaan produk saat terjadi pandemi
COVID-19 yang terbagi menjadi dua faktor yaitu internal dan eksternal. Hasil
penelitian ini dapat bermanfaat bagi para peneliti sebagai kumpulan wawasan
untuk memahami mengapa terjadi tren peningkatan penggunaan sepeda selama
pandemi COVID-19. Penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan menambah
literatur terbaru untuk mendapatkan kajian yang lebih mendalam dan
komprehensif.

Kata-kata kunci: COVID-19, daya beli, sepeda, studi literatur,

A. PENDAHULUAN
Pandemi COVID-19 atau Penyakit Virus Corona yang ditemukan pada
tahun 2019 merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh jenis virus Corona
yang baru ditemukan (SARS-CoV-2) yang dapat dengan mudah ditularkan
melalui kontak orang ke orang dengan tetesan pernafasan (misalnya batuk, bersin,
dan lain-lain.) dari orang yang terinfeksi dan merupakan ancaman Kesehatan
secara global[ CITATION Das201 \l 1033 ] . Oleh karena itu, World Health
Organization (WHO) mengimbau masyarakat untuk tetap berada di rumah dan
melakukan social distance dengan jarak minimal 1 meter. Secara global,
semuanya telah berhenti secara mendadak. Pesawat dibatalkan, tempat kerja
ditutup, dan sekolah pun ditutup. Hal ini menyebabkan orang-orang tidak dapat
melakukan aktivitas-aktivitas biasa di luar rumah agar terhindar dari virus
COVID-19 tersebut.
Banyak cara penanganan yang dilakukan oleh negara-negara di dunia
dalam mengatasi penyabaran virus COVID-19, dimulai dari melakukan
pendekatan-pendekatan dan sosialisasi kepada masyarakat hingga menerbitkan
regulasi-regulasi. Salah satu regulasi yang dilakukan oleh beberapa negara adalah
lockdown di mana masyarakat dihimbau untuk tinggal di rumah dan membatasi
aktivitasnya di luar[ CITATION Das20 \l 1033 ]. Beberapa negara seperti China, lebih
khusus lagi di Provinsi Hubei tempat virus pertama kali terjadi, melarang
wisatawan atau orang pada umumnya untuk masuk dan keluar negara mereka saat
diberlakukannya lockdown[ CITATION Lau20 \l 1033 ]. Meski ada negara-negara
yang tidak melakukan lockdown atau setelah lockdown, masyarakat tetap
dihimbau untuk melakukan social distance. Social distancing sendiri adalah
himbaun di mana orang perlu menjauhkan diri dari orang lain, menghindari
tempat keramaian, bergaul dengan sekelompok orang sekaligus (misalnya
berkumpul dengan teman), dan lain sebagainya. [ CITATION Fon20 \l 1033 ].
Meskipun begitu, peraturan ini membatasi orang untuk melakukan hal-hal biasa di
luar rumah dan bepergian ke luar rumah, Hal ini dilakukan untuk mengurangi
angka penyebaran virus tersebut serta menjadikan situasi kembali normal (new
normal).
Akibat lockdown, pembatasan perjalanan, dan tindakan lain untuk
memitigasi penyebaran virus COVID-19 yang disebutkan di paragraf sebelumnya,
tentu berdampak pada gaya hidup masyarakat. Hampir semuanya dapat dilakukan
secara dalam jaringan (daring) dewasa ini; belajar secara daring, bekerja dari
rumah, pengiriman makanan secara daring, dan lain sebagainya. Hal ini tentu saja
memiliki dampak baik positif maupun negatif. Dampak negatif yang dapat terjadi
tentu saja masyarakat akan sedikit menghilangkan fungsi yang seharusnya mereka
lakukan, yakni sebagai makhluk sosial. Sedangkan dampak positif yang dapat
terjadi, dengan dilakukannya hal-hal tersebut seperti di atas secara daring, akan
membuat segalanya menjadi lebih efektif dan efisien serta dapat mendorong
terbukanya potensi lapangan pekerjaan baru dan meminimalisir terjadinya
kerusakan besar pada pendapatan ekonomi suatu negara. Masyarakat juga akan
dipaksa untuk disiplin dalam melindungi diri sendiri dan orang lain dari
terpaparnya virus COVID-19. Selain itu, hal ini mendorong orang untuk
menjalani hidup yang lebih sehat dari sebelumnya. Menariknya, ada banyak
penelitian yang menunjukkan bahwa orang semakin tertarik bersepeda akhir-akhir
ini terutama untuk perjalanan jarak dekat, menjauhi transportasi umum atau
keramaian, dan hidup lebih sehat[ CITATION Fis21 \l 1033 ]. Salah satu penelitian
yang dilakukan oleh Buehler dan Pucher[CITATION Bue21 \n \t \l 1033 ],
menemukan bahwa masyarakat yang tinggal di kota-kota Eropa, Amerika, dan
Australia lebih menyukai bersepeda yang dibuktikan dengan data Eco-Counter
dari tahun 2019 ke 2020 terutama menuju tempat-tempat yang tidak ramai dan
untuk menghindari kendaraan umum.
Dari penjelasan sebelumnya, maka pertanyaan-pertanyaan berikut akan
dijawab melalui penelitian ini: 1) Apa saja efek yang ditimbulkan oleh COVID-19
pandemi terhadap daya beli sepeda? 2) Bagaimana dan melalui apa
memengaruhinya?
Kelanjutan dari penelitian ini dirangkum sebagai berikut: Pertama, bab
metodologi penelitian di mana langkah-langkah analisis dalam penelitian ini
diuraikan. Yang kedua adalah bab hasil penelitian di mana hasil analisis disajikan
dan bab pembahasan di mana hubungan umum dieksplorasi antara faktor-faktor
daya beli sepeda serta menjawab pertanyaan penelitian lainnya. Terakhir adalah
bagian simpulan di mana ringkasan, rekomendasi untuk studi kelanjutan atau
masa depan, dan implikasi teoritis ditawarkan.

B. METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini merupakan studi tinjauan pustaka. Menggunakan tinjauan


pustaka sebagai metodologi penelitian sudah umum di kalangan peneliti. Tinjauan
pustaka atau literature review sendiri pada dasarnya merupakan metode
pengumpulan dan analisis literatur atau kajian sebelumnya dalam rangka
mengembangkan pengetahuan, memandu kebijakan serta praktik, memberikan
bukti kepada suatu efek, dan dapat memunculkan ide-ide baru [ CITATION Sny19 \l
1033 ]. Selanjutnya, pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
tinjauan pustaka sistematis di mana pengumpulan dan analisis penelitian
dilakukan untuk melihat konstan atau variasi hasil penelitian-penelitian serupa dan
memberikan rekomendasi untuk penelitian selanjutnya [ CITATION Ale09 \l 1033 ].
Kajian ini telah menggunakan beberapa literatur untuk mengungkap
dengan baik pertanyaan penelitian, merangkum dan menganalisis hasil penelitian
tersebut, dan terakhir memberikan rekomendasi berdasarkan analisis untuk
penelitian selanjutnya. Adapun Kriteria inklusi untuk penelitian sebelumnya yang
digunakan yaitu membahas faktor-faktor yang mempengaruhi ketarikan dan daya
beli sepeda selama masa pandemi COVID-19.

C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan literatur yang telah dianalisis, beberapa faktor daya beli


sepeda selama masa pandemi COVID-19 antara lain: 1) pemasaran dari mulut ke
mulut (Word of Mouth), 2) faktor psikologis, 3) citra merek sepeda, 4) kualitas
pelayanan, 5) promosi perusahaan sepeda.

Faktor pertama adalah pemasaran dari mulut ke mulut (Word of Mouth).


Menurut Astuti dan Hasbi [CITATION Ast20 \n \t \l 1033 ] , pemasaran mulut ke
mulut mempunyai pengaruh positif dalam peningkatan daya beli sepeda di kota
Medan selama masa pandemi COVID-19. Pemasaran dari mulut ke mulut (Word
of mouth) itu sendiri adalah pemasaran yang mengandalkan penyebaran informasi
dari satu pelanggan yang memiliki pengalaman positif akan suatu produk tersebut
ke pelanggan yang lain[ CITATION Hue17 \l 1033 ]. Hal ini lumrah dalam banyak
penelitian bahwa pemasaran dari mulut ke mulut berdampak baik dalam
keputusan beli seperti Basri, Ahmad, Anuar, dan Ismail [CITATION Bas16 \n \t \l
1033 ]. Daya beli sepeda selama masa pandemi ini dapat dijelaskan karena aturan
stay at home (dirumah saja) yang mendorong orang berkomunikasi melalui sosial
media seperti TikTok serta menyebarkan aktivitas-aktivitas menarik selama
pandemic COVID-19.
Faktor kedua adalah faktor psikologis. Selama pandemi dan pemberlakuan
aturan social distancing dan stay at home (dirumah saja) membatasi aktivitas dan
cara berkomunikasi seseorang dengan orang lain yang tentunya berdampak pada
psikologis seseorang seperti perubahan persepsi tentang cara hidup, motivasi
untuk melakukan sesuatu, perilaku, dan lain-lain. Sebuah studi oleh Karnowati
dan Handayani [CITATION Kar21 \n \t \l 1033 ] menemukan bahwa faktor
psikologis yang meliputi sikap, perilaku, persepsi, serta perasaan seseorang
berdampak positif terhadap keputusan masyarakat untuk membeli sepeda lipat di
masa pandemi COVID-19. Selain itu, niat masyarakat untuk menjauhi virus dan
peraturan pemerintah untuk tinggal di rumah saja serta dorongan untuk menjaga
jarak agar memitigasi penyebaran virus ini. Alasan-alasan yang disebutkan dapat
menjelaskan mengapa penggunaan sepeda serta penjualan sepeda meningkat
selama pandemi. Contohnya agar terhindar dari transportasi umum [ CITATION
Fis21 \l 1033 \m Bue21].

Faktor ketiga adalah citra merek oleh perusahaan sepeda tersebut.


Penelitian sebelumnya oleh Brosnan, Anggraini, dan Andika [CITATION Bro \n \t \l
1033 ], citra merek berpengaruh positif terhadap niat beli sepeda yang
menunjukkan bahwa semakin tinggi citra merek perusahaan sepeda, semakin
tinggi niat membeli sepeda di perusahaan tersebut. Ada banyak penelitian tentang
citra merek dan niat beli. Salah satunya adalah penelitian oleh Chiang dan Jang
[CITATION Chi07 \n \t \l 1033 ] yang menjelaskan bagaimana citra merek dapat
berpengaruh positif terhadap niat membeli melalui kepercayaan konsumen
terhadap merek dan produk itu sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa brand image
dapat dibangun dengan cara membuat konsumen mempercayai produk yang dijual
perusahaan. Oleh karena itu, memiliki citra yang baik dan cara yang baik untuk
menyampaikannya kepada pelanggan yang dipasarkan dapat meningkatkan
penjualan sepeda.

Faktor keempat adalah kualitas pelayanan oleh perusahaan. Kualitas


layanan yang ditawarkan perusahaan sangat menentukan niat pembelian. Ada
beberapa penelitian yang menjelaskan bagaimana kualitas layanan berfungsi
sebagai salah satu faktor untuk mempengaruhi masyarakat dalam membeli
produk. Salah satu contohnya adalah penelitian Dapas et al. [CITATION Dap19 \n \t
\l 1033 ] yang menjelaskan kualitas layanan oleh perusahaan Zalora
mendefinisikan niat orang untuk membeli yang akhirnya mengarah pada
keputusan untuk membeli. Dalam hal peningkatan penjualan sepeda pada masa
pandemi, penelitian Brosnan, Anggraini, dan Andika [CITATION Bro \n \t \l 1033 ]
menemukan bahwa kualitas pelayanan berpengaruh positif terhadap niat membeli
yang artinya semakin baik kualitas pelayanan suatu perusahaan maka semakin
besar peluangnya. harus memikat pelanggan untuk membeli produk. Selain itu,
penelitian tersebut mendukung hal tersebut dengan mengatakan bahwa kualitas
suatu pelayanan juga berpengaruh positif terhadap keputusan membeli sepeda.

Faktor kelima adalah promosi perusahaan sepeda. Pemasaran selalu


menjadi sumber utama peningkatan penjualan suatu produk. Salah satu poin
penting dalam marketing mix adalah promosi. Promosi itu sendiri mencakup
semua kegiatan perusahaan seperti periklanan dan promosi penjualan untuk
mempromosikan suatu produk tertentu seperti sepeda agar dikenal oleh calon
pembeli [ CITATION Phi18 \l 1033 ]. Menurut penelitian Brosnan, Anggraini, dan
Andika [CITATION Bro \n \t \l 1033 ] bahwa promosi berpengaruh positif terhadap
niat membeli di toko sepeda. Hal ini menunjukkan bahwa faktor internal seperti
promosi juga berperan dalam peningkatan penjualan sepeda di masa pandemi
COVID-19. Temuan yang sama juga ditemukan dan didukung oleh penelitian-
penelitian lain seperti Buchori and Harwani [CITATION Buc21 \n \t \l 1033 ] dalam
bidang asuransi.

D. SIMPULAN

Setelah menganalisis beberapa literatur atau penelitian sebelumnya, dapat


ditarik kesimpulan bahwa ada lima faktor termasuk internal dan eksternal yang
menyebabkan niat beli dan keputusan untuk memiliki sepeda selama pandemi
COVID-19 di mana orang-orang diharuskan hidup lebih sehat dan menghindari
kerumunan. Pertama, pemasaran dari mulut ke mulut (Word of Mouth) sebagai
faktor eksternal. Kedua, faktor psikologis sebagai faktor eksternal yang meliputi
perubahan persepsi, perilaku, dan lain sebagainya akibat pandemi COVID-19.
Ketiga, brand image atau citra merek perusahaan sepeda sebagai faktor internal.
Keempat adalah kualitas pelayanan perusahaan sepeda sebagai faktor internal.
Terakhir, upaya promosi yang dilakukan perusahaan agar sepeda semakin dikenal.

Penelitian ini dimaksudkan untuk meringkas dalam hal melihat berbagai


hasil penelitian sebelumnya yang termasuk dalam topik yang sama. Hasil
penelitian ini dapat digunakan bagi para peneliti sebagai kumpulan wawasan
untuk memahami mengapa terjadi tren peningkatan penggunaan sepeda selama
pandemi COVID-19. Selain itu, penelitian ini juga menyederhanakan peneliti lain
yang ingin mempelajari topik yang sama dengan memberikan tinjauan pustaka.

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan. Karena keterbatasan waktu


dan konteks penelitian yang kurang berkembang di kalangan penelitian, penelitian
ini menggunakan studi dan literatur sebelumnya dalam jumlah yang terbatas.
Memperbarui secara bertahap dan memasukkan hasil studi terbaru ke dalam
tinjauan pustaka di masa mendatang akan membuat studi yang lebih
komprehensif. Dengan lebih banyak perspektif dari hasil penelitian sebelumnya,
jawaban atas pertanyaan penelitian akan semakin mendalam dan mendetail.

REFERENSI
Astuti, R., & Hasbi, M. (2020). Pengaruh Gaya Hidup dan Word of Mouth
Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Pada Situasi COVID 19 di Kota
Medan. Seminar of Social Sciences Engineering & Humaniora, (pp. 127-
135). Medan.
Basri, N. A., Ahmad, R., Anuar, F. I., & Ismail, K. A. (2016). Effect of Word of
Mouth Communication on Consumer. Procedia - Social and Behavioral
Sciences, 222, 324-331.
Brosnan, R., Anggraini, N. P., & Andika, A. W. (2021). Pengaruh Citra Merek,
Kualitas Pelayanan, dan Promosi Terhadap Minat Beli Konsumen Pada
Toko Semadhi Bike Shop Blahkiuh di Masa Pandemi Corona (COVID-
19). Jurnal EMAS, 2(2), 109-118. Retrieved from http://e-
journal.unmas.ac.id/index.php/emas/article/view/1733
Buchori, A., & Harwani, Y. (2021). The Effect of Service Quality and Promotion
on Purchase Intention Mediated by Trust (Case Study: PT China Taiping
Insurance Indonesia). European Journal of Business and Management
Research, 6(2), 44-47. doi:10.24018/ejbmr.2021.6.2.764
Buehler, R., & Pucher, J. (2021). COVID-19 Impacts on Cycling, 2019–2020.
Transport Reviews, 1-8. doi:10.1080/01441647.2021.1914900
Chiang, C.-F., & Jang, S. S. (2007). The effects of perceived price and brand
image on value and purchase intention: Leisure travelers' attitudes toward
online hotel booking. Journal of Hospitality & Leisure Marketing, 15(3),
49-69.
Dapas, C. C., Sitorus, T., Purwanto, E., & Ihalauw, J. J. (2019). The Effect of
Service Quality and Website Quality of Zalora.com. Quality Management,
20(169), 87-92.
Das, A., Das, M., & Ghosh, S. (2020). Impact of nutritional status and anemia on
COVID-19: Is it a public health concern? Evidence from National Family
Health Survey-4 (2015–2016), India. Public Health.
doi:10.1016/j.puhe.2020.06.001
Das, M., Das, A., & Mandal, A. (2020). Examining the impact of lockdown (due
to COVID-19) on Domestic Violence (DV): An evidences from India.
Asian Journal of Psychiatry, 54. doi:10.1016/j.ajp.2020.102335
Doubleday, A., Choe, Y., Isaksen, T. B., Miles, S., & Errett, N. A. (2021). How
did outdoor biking and walking change during COVID-19?: A case study
of three U.S. cities. PLoS ONE, 16(1). doi:10.1371/journal.pone.0245514
Fischer, J., & Winters, M. (2021). COVID-19 street reallocation in mid-sized
Canadian cities: Socio-spatial equity patterns. Canadian Journal of Public
Health, 112(3), 376-390. Retrieved from
https://link.springer.com/article/10.17269/s41997-020-00467-3
Fong, M. W., Gao, H., Wong, J. Y., Xiao, J., Shiu, E. Y., Ryu, S., & Cowling, B.
J. (2020). Nonpharmaceutical Measures for Pandemic Influenza in
Nonhealthcare Settings—Social Distancing Measures. Emerging
Infectious Diseases, 26(5), 976-984. doi:10.3201/eid2605.190995
Huete-Alcocer, N. (2017). A literature review of word of mouth and electronic
word of mouth: Implications for consumer behavior. Frontiers in
psychology, 8, 1256. doi:10.3389/fpsyg.2017.01256
Karnowati, N. B., & Handayani, E. (2021). Emotional Branding Pembelian
Sepeda Lipat di Era COVID-19. Jurnal Manajemen dan Akuntansi, 16(1),
1-13.
Kotler, P., & Armstrong, G. (2018). Principles of Marketing. Harlow: Pearson
Education Limited.
Kurkcu, A., Gokasar, I., Kalan, O., Timurogullari, A., & Altin, B. (2021,
January). Insights into the Impact og COVID-19 on Bicycle Usage in
Colorado Counties. Retrieved from
https://ui.adsabs.harvard.edu/abs/2021arXiv210110130K/abstract
Lau, H., Khosrawipour, V., Kocbach, P., Mikolajczyk, A., Schubert, J., Bania, J.,
& Khosrawipour, T. (2020). The positive impact of lockdown in Wuhan
on containing the COVID-19 outbreak in China. Journal of Travel
Medicine, 27(3). doi:10.1093/jtm/taaa037
Liberati, A., Altman, D. G., Tetzlaff, J., Mulrow, C., Gøtzsche, P. C., Ioannidis, J.
P., . . . Moher, D. (2009). The PRISMA statement for reporting systematic
reviews and meta-analyses of studies that evaluate health care
interventions: explanation and elaboration. Journal of Clinical
Epidemiology, 62(10), 1-34. doi:10.1016/j.jclinepi.2009.06.006
Snyder, H. (2019). Literature Review as a Research Methodology: An overview
and guidelines. Journal of Business Research, 104, 333-339.
doi:10.1016/j.jbusres.2019.07.039
Tambrin, M., & Rozi, F. (2020). Pengaruh Merek dan Harga Sepeda Polygon
Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Literatur). Eco-Entrepreneur, 6(1),
43-48. Retrieved from https://journal.trunojoyo.ac.id/eco-
entrepreneur/article/view/8836

Anda mungkin juga menyukai