Peran Komunitas Pencinta Lingkungan Komunitas Zero Waste Indonesia Terhadap Perilaku Masyarakat Pasca Pandemi Covid
Peran Komunitas Pencinta Lingkungan Komunitas Zero Waste Indonesia Terhadap Perilaku Masyarakat Pasca Pandemi Covid
PANDEMI COVID-19.
Oleh:
Abstrak
merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus SARSCoV-2 dan mampu
menyebar dengan cepat pada manusia. Kemunculan wabah tersebut berdampak pada
terjadi juga terdapat pada sektor linkungan. Dimana pembahasan kali ini mengerucut
Covid-19 (era new normal). Pengelolaan secara Zero Waste Indonesia merupakan
layak jual.
PENDAHULUAN
di provinsi Hubei di Cina, dan merenggut banyak nyawa manusia (Li, 2020; Xu,
Gutierrez, & Mekaru, 2020 ). Di Januari 2020, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
Dunia). Pada Februari 2020, WHO memilih nama resmi,COVID-19 (singkatan dari
Coronavirus Disease 2019), untuk penyakit menular yang disebabkan oleh novel
saluran pernafasan dan infeksi yang dapat berakibat fatal dalam beberapa kasus
sepertidi SARS, MERS, dan COVID-19. Beberapa jenis virus corona dapat
menyerang hewan, dan terkadang, pada kesempatan yang jarang, virus corona
melonjakdari spesies hewan menjadi populasi manusia. Virus corona baru mungkin
menyebar. Sebuah studi baru-baru ini menunjukkan bahwa begitu wabah virus korona
dimulai, dibutuhkan waktu kurang dari empat minggu untuk membebani sistem
penularan wabah virus corona yang meluas, masyarakat diimbau bahkan dipaksa
untuk tinggal di rumah. Sekolah, bekerja bahkan beribadah pun dianjurkan untuk
dilakukan di rumah saja. Hampir semua negara mengimbau warganya untuk tidak
beraktivitas di luar rumah jika tidak ada kepentingan yang mendesak. Terkecuali,
memang bagi mereka yang harus keluar dan kegiatannya tidak bisa dilakukan dari
rumah.
Perubahan tersebut tentu juga berdampak luas di banyak sektor. Pasalnya
berubahnya aktivitas masyarakat tersebut membuat dunia usaha sepi, seperti bidang
pariwisata, transportasi online, penjuaan retail dan masih banyak lagi. Berjalannya
waktu, tinggal di rumah dinilai tidak bisa selamanya diterapkan untuk menjaga
masih terus mengancam. Korban jiwa akibat virus corona pun terus bertambah. Di
Era new normal berarti peralihan kebiasaan baru dari kebiasaan lama. Banyak
hal berpengaruh atas new normal ini di lingkungan masyarakat pada bidang
lingkungan. Salah satu hal yang dapat dilihat adalah berkurangnya asap kendaraan,
dimana masyarakat memiliki kebiasaan baru tidak keluar rumah jika itu bukan hal
perhatian masyarakat terhadap lingkungan di masa pasca pandemic covid 19. Pada
kesempatan kali ini komunitas pencinta linkungan yang akan dijelaskankan adalah
TINJAUAN PUSTAKA
1. Zero Waste
Kita hidup di society dengan barang-barang yang sekali pakai dan seakan-akan
kita terpisah dari sampah kita. Marketing dan pasar pun mendorong bahwa manusia
perlu terus-menerus membutuhkan banyak barang untuk menjadi bahagia. Tanpa kita
sadari, tempat pembuangan sampah mulai meluap, lautan tercemar, dan landfill
ditinggalkan dengan miliaran ton sampah yang tidak dapat terurai selama ratusan
tahun dan tidak dapat didaur ulang. Kita telah mencapai titik di mana gerakan zero
Saat orang pertama kali mendengar ‘zero waste’, reaksi yang paling sering
terdengar adalah “mana mungkin, nggak akan bisa hidup tanpa membuat sampah”.
Dan memang benar, di society kita memang tidak mudah untuk tidak membuat
itu sayur dan buah. Kita semua adalah bagian dari aliran limbah ekonomi. Banyak
miskonsepsi yang terjadi mengenai zero waste lifestyle yang membuat orang yang
Zero waste adalah filosofi yang dijadikan sebagai gaya hidup demi mendorong
siklus hidup sumber daya sehingga produk-produk bisa digunakan kembali. Zero
waste juga soal menjauhi single use plastic atau plastik yang hanya digunakan sekali.
Tujuannya adalah agar sampah tidak dikirim ke landfill. Jadi zerowaste itu tidak
hanya mengenai recycle atau mendaur ulang. Ini miskonsepsi yang umumnya terjadi.
Padahal sebenernya zero waste itu dimulai dari Refuse, Reduce, and Reuse. Saat
benar-benar sudah tidak memungkinkan untuk 3 hal tadi, baru dilakukan Recycle dan
Rot.
Intinya zero waste menantang kita semua untuk mengevaluasi gaya hidup kita
dan melihat bagaimana sesuatu yang kita konsumsi bisa berdampak negatif terhadap
lingkungan. Kenyamanan yang berbentuk dengan produk murah, material yang tidak
bisa didaur ulang merusak kesehatan planet kita dan berkembangnya manusia dan
spesies hewan di seluruh dunia. Bea Johnson dari Zero Waste Home
hidup tanpa limbah sehingga dapat menciptakan lebih sedikit limbah dan
Tidak ada kata sempurna dari zero waste lifestlye dan ketidaksempurnaan ini
jangan dijadikan alasan untuk tidak memulainya. Jangan juga saling menjudge satu
sama lain saat mereka mengklaim berhidup zero waste tapi masih menggunakan
plastik, mungkin mereka sedang mencoba. Zero waste bukanlah tujuan, tapi proses.
Pada akhirnya, gaya hidup sampah zero waste dimulai dengan keinginan untuk
mengubah kebiasaan konsumsi dan berinvestasi di masyarakat demi masa bumi dan
2. Perilaku Masyarakat
Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai
bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara, menangis, tertawa
bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari uraian ini dapat
disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia adalah semua kegiatan atau
aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh
sehingga teori oleh Skiner ini disebut teori “S-O-R” (stimulus – organisme –
respons). Selanjutnya teori ini menjelaskan adanya dua jenis respons, yaitu :
relatif tetap.
Respon yang timbul dan berkembang kemudian diikuti oleh stimulus atau
yaitu :
Perilaku tertutup terjadi bila respons terhadap stimulus tersebut masih belum
dapat diamati orang lain (dari luar) secara jelas. Respons seseorang masih
Perilaku terbuka ini terjadi bila respons terhadap stimulus tersebut sudah
berupa tindakan atau praktik ini dapat diamati orang lain dari luar atau
“observable behavior”
3. Perubahan Linkungan Pasca Pandemi Covid 19
Semasa pandemi Cpvid-19 ini kita dikejutkan oleh sejumlah perubahan yang
dialami bumi, terutama isu polusi udara dan air bersih. Udara kian bersih, air juga
makin jernih. Sebelumnya, isu polusi ini menjadi "pandemi" lain di berbagai belahan
dunia, karena tidak kunjung bisa diselesaikan. WHO menyatakan 7 juta orang mati
selama beberapa dekade. Manusia membakar bahan bakar fosil, seperti minyak, batu
bara, dan gas. Semua itu melepaskan karbon dioksida (CO2), metana, dan gas lainnya
ke atmosfer dan lautan. Akibatnya terjadi gas rumah kaca yang paling bertanggung
Sebelum era industri pada akhir abad ke-18, jumlah karbondioksida di atmosfer
mencapai sekitar 300 bagian per juta. Artinya, ada 300 kandungan CO2 untuk setiap
satu juta molekul gas di atmosfer. Angka ini meningkat hingga 414,1 bagian per juta,
bahkan mencapai hampir 500 bagian per juta bagian karbon dioksida ekuivalen
(CO2e). Artinya polusi tidak hanya mengancam kesehatan manusia namun juga
penurunan tingkat polusi yang cukup signifikan. Udara di kota-kota di China lebih
bersih dan segar. Di Madrid dan Barcelona dilaporkan polusi udaranya bahkan
berkurang 50%.
Penyebabnya jelas, berkurangnya aktivitas industri secara drastis. Pabrik-pabrik
turun drastis dan air kembali jernih. Alasan yang paling mendasar atas terjadinya
Sejatinya, manusia memiliki dorongan untuk berbuat baik atau buruk. Dalam
bukunya Freakonomics, Levitt dan Dubner menyebut dorongan ini sebagai insentif
yang dibagi dalam insentif ekonomi, sosial, dan moral. Kita sudah terbiasa hidup
insentif terhadap perilaku ini juga diterapkan dalam mengubah respons manusia
sebagai bentuk insentif terhadap pengendalian emisi karbon. Perubahan perilaku juga
lifestyle). Insentif yang digunakan misalnya membuat malu mereka yang belum
Seperti kata Peter Senge dkk (2008), menjaga keberlanjutan lingkungan bukan
mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa dan kejadian yang terjadi pada saat sekarang
dimana peneliti berusaha memotret peristiwa dan kejadian yang menjadi pusat
klasifikasi dan analisis atau pengolahan data, membuat kesimpulan dan laporan
dengan tujuan utama untuk membuat penggambaran tentang suatu keadaan secara
pada seseorang atau sekumpulan orang untuk mendapatkan jawaban atau tanggapan
dan informasi yang diperlukan oleh peneliti (Mardalis: 2008: 66) Penelitian ini
denan bentuk pertanyaan pilihan berganda (multiple choice questions) dan pertanyaan
Untuk melihat sejauh mana kaum muda mempraktikkan gaya hidup Zero Waste.
Maka, Aliansi Zero Waste Indonesia melakukan polling sederhana tentang Perilaku
Tanpa Sampah pada remaja usia 20-25 tahun. Jajak pendapat tersebut diikuti oleh 22
responden yang berdomisili di Jakarta. Ada tiga pertanyaan yang penulis ajukan
hidup Zero Waste. Ada 63 persen responden yang menerapkannya kurang dari
setahun dan ada 23 persen responden yang sudah menerapkan gaya hidup Zero Waste
masih dalam kategori langka. Sementara itu, 9 persen responden menyatakan tidak
pernah menggunakan barang ramah lingkungan. Jenis produk ramah lingkungan yang
digunakan antara lain sedotan pakai ulang, sikat gigi bambu, pembalut menstruasi
bulk store dan 32 persen dengan intensitas yang jarang atau sesekali. Sedangkan 64
persen responden menyatakan tidak pernah membeli di bulk store. Jumlah bulk store
yang terbatas, harga yang belum kompetitif dan kekhawatiran kerepotan menjadi
menyediakan diskusi seputar isu lingkungan secara daring melalui webinar (seminar
online). Webinar menjadi media bagi khalayak umum untuk memahami isu
Informasi-informasi webinar ini bisa diperoleh melalui akun sosial media lembaga
Jika kita terpaksa menggunakan produk sekali pakai, sebisa mungkin kita bisa
menggunakan barang tersebut agar tidak berubah menjadi sampah dan berakhir di
tempat pembuangan sampah, insinerator atau bahkan sungai dan laut. Kita tentunya
tidak ingin di masa depan akan ada lebih banyak plastik di lautan daripada ikan. Kami
tidak mengharapkan hal seperti itu terjadi dan berdampak lebih buruk pada generasi
mendatang.
Lebih lanjut komunitas pencinta linkungan Zero Waste Indonesia membuat beberapa
campaign untuk mengubah perilaku masyarakat pasca pandemic Covid 19. Adapun
beberapa kampanye yang dilakukan oleh komunitas pencinta linkungan Zero Waste
Jejak karbon merupakan total emisi gas rumah kaca yang dihasilkan oleh
individu yang dinyatakan dalam karbon dioksida ekuivalen. Besaran jejak karbon
pribadi dapat dihitung melalui fitur carbon footprint yang dapat diakses melalui
internet.
Salah satu sumber jejak karbon yang cukup besar berasal dari transportasi.
Kendaraan berbahan bakar fosil tampaknya masih menjadi pilihan utama transportasi
bagi masyarakat umum. Namun telah terjadi fenomena unik sejak pandemi beberapa
bulan ini.
Saat ini sepeda menjadi tren transportasi di beberapa negara termasuk Indonesia.
setelah berbulan-bulan bekerja dari rumah. Semangat bersepeda ini tentunya perlu
dijaga dan dijadikan gaya hidup baru dalam situasi new normal ini. Selain itu, perlu
dukungan pemerintah untuk menjadikan sepeda sebagai gaya hidup baru, contohnya
Lebaran tahun 2021 dijadikan ajang komunitas Zero Waste Indonesia sebagai
pandemi Covid 19 beberapa hal yang dikampanye kan selaras dengan kebiasaan era
a. Habiskan makananmu
menjadi 15-20% dari hari biasa (Statistics by Solid Waste and Public
TPA dapat memicu lepasnya gas metana dan bencana ledakan sampah. Lalu
jejak karbon yang dihasilkan dari food waste sebesar 3,3 miliar ton CO2.
b. Shalat ied membawa alas sendiri
Bila shalat ied di masjid, membawa sendiri tikar atau karpet sebagai alas tidak
memakai koran untuk mengurangi sampah maupun alas dari masjid untuk
mengurangi kontak fisik, salam temple yang biasanya dilakukan secara fisik
dapat di ubah melalui dompet virtual atau transfer bank. Selain untuk
mengurangi kontak fisik maka sampah yang diciptakan dari amplop tunjangan
hari rberkurang.
ekonomi individu atau keluarga, pembelian baju lebaran dirasa konsumtif dan
akan membuat penambahan sampah pakaian seakin banyak. Oleh karena itu
Trend baru di tahun 2021 adalah mengirim hampers ke kolega atau teman,
dimana hampers sendiri akan membuat kategori baru dalam sampah itu sendiri.
Dimana barang atau alat untuk mempercantik hampers jika tidak digunakan ulang
akan menyebabkan tumpukan sampah. Berikut contoh pengelolaan ulang dari sisa
sampah hampers:
d. Lakban/residu, ecobrick
g. Botol kaca, dapat digunakan ulang atau ditaruh di bank sampah untuk di
kelola ulang.
Agar hamper lebaran dapat mengurangi penumpukan sampah atau bersifat ramah
Bubble wrap, biasanya digunakan agar barang yang kita kirim bisa lebih aman
dan tidak mudah pecah. Namun ada beberapa alternative yang dapat
digunakan seperti potongan kertas daur ulang, sabut kelapa atau bubble wrap
kertas.
lingkungan
Instagram di Indonesia mencapai 62 juta orang dengan dominasi usia muda antara 18-
34 tahun. Ini adalah kesempatan kami untuk mengkampanyekan gaya hidup Zero
Waste di kalangan anak muda, khususnya melalui saluran media sosial. Belum lagi
platform media sosial seperti Tiktok yang saat ini digandrungi oleh Generasi Z.
Praktik baik gaya hidup zero waste yang selama ini sebagian diterapkan oleh anak
Selain dari itu melalui platform webnya komunitas pencinta lingkungan Zero
waste Indonesia melakukan beberapa fitur yang dapat memberi insight kepada
Gaya hidup zero waste tidak sebatas mengurangi sampah plastik saja. Di sini kita
Fitur berbelanja online untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang ingin lebih
memulai hidup cinta lingkungan akan tetapi sulit menemukan took yang selaras
dengan tujuan.
3. Carbon Calculator
Carbon Calculator digunakan untuk menghitung berapa besar emisi karbon yang
lingkungan kita melalui pengurangan dan penggantian jejak karbon kita. Sebagai
langkah pertama, temukan jejak karbon kamu dari beberapa aktivitas harian
Zero Waste Forum adalah sebuah wadah untuk bertemunya sobat ZWID dalam
komunitas. Tempat ini merupakan lingkungan yang ramah untuk tanya jawab dan
Sebagai salah satu dari banyaknya bentuk untuk melakukan kampanye kepada
masyarakat, pada beberapa terakhir ini banyak dilakukan webinar lewat aplikasi
terkait, untuk menambah wawasan masyarakat di tengah era new normal atau di
rumah saja.
Menerapkan gaya hidup zero waste merupakan wujud dukungan dan apresiasi
kita terhadap alam yang telah banyak memberikan kebaikan. Dari gaya hidup
individu, gerakan komunal hingga mendorong perubahan kebijakan. Kita harus
percaya akan masa depan generasi muda masa depan yang ramah lingkungan, bebas
KESIMPULAN
Untuk melihat sejauh mana kaum muda mempraktikkan gaya hidup Zero Waste.
Maka, Aliansi Zero Waste Indonesia melakukan polling sederhana tentang Perilaku
Tanpa Sampah pada remaja usia 20-25 tahun. Jajak pendapat tersebut diikuti oleh 22
hidup Zero Waste. Ada 63 persen responden yang menerapkannya kurang dari
setahun dan ada 23 persen responden yang sudah menerapkan gaya hidup Zero Waste
masih dalam kategori langka. Sementara itu, 9 persen responden menyatakan tidak
menyatakan sering berbelanja di bulk store dan 32 persen dengan intensitas yang
tetapi penerapan hidup zero wate meningkat ketika kita mengalami pandemic covid
19 dan pasca pandemic covid 19. Masyarakat nampahnya sudah mulai sadar bahwa
Beberapa kampanye yang dilakukan oleh komunitas pencinta linkungan Zero Waste
a. Habiskan makananmu
melakukan beberapa fitur yang dapat memberi insight kepada masyarakat mengenai
sebagai berikut:
DAFTAR PUSTAKA
Alberto Gandolfi, Michele Della Vigna, Zoe Stavrinou. 2020. Carbonomics The
perception. Sustainability: Science, Practice and Policy. VOL. 17, NO. 1, 1–14.
Christa Kok, Ellis Adjei Adams, Yenupini Joyce Adams. 2021. Water, sanitation, and
hygiene (WASH) insecurity will exacerbate the toll of COVID-19 on women and
Behavior: The Role of Public Perception in Infrastructure and the Social Factors for
RESEARCH.
Esam Elsarrag, Yousef Alhorr. 2013. Green building pratices. International Journal of
Smart Health.
Volume 2.
Wim E. Crusio. 2020. Behavioral and Brain Functions at 15. Behavioral and Brain
Functions.
Zeli Tan, L Ruby Leung, Hong-Yi Li, Teklu Tesfa, Qing Zhu, Xiaojuan Yang, Ying
Liu, Maoyi Huang. 2021. Increased extreme rains intensify erosional nitrogen and
Research Letters.