Anda di halaman 1dari 6

Perubahan Gaya Hidup Sehat Masyakarat Urban Surabaya Pasca Covid 19:

dari Tempat Kebugaran Menuju Home Workout


Oleh: Dawami Sabri Zein 121811433078

A. Latar Belakang
Masyarakat urban adalah kumpulan dari komunitas manusia yang
menjunjung tinggi ilmu pengetahuan dan teknologi. Pada umumnya masyarakat urban
berprofesi di sektor industri dan administrasi pemerintahan. Masyarakat ini terbentuk
karena fenomena urbanisasi. Urbanisasi adalah pergeseran masyarakat dari darah
perdesaan menuju ke perkotaaan, dikarenakan berbagai macam alasan yang pada
umumnya mengacu pada masalah perekonomian dimana mereka mengaharapkan
mendapatkan kesempatan kerja di perkotaan. Tentunya masayarakat yang pindah ke
daerah perkotaan mengadaptasikan diri merka sendiri pada lingkungan baru dimana
masyarakat memakai cara-cara apapun untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan baru
mereka. Keberadaan masyarakat ini memunculkan proses yang merujuk pada kota
tersebut semakin besar karena kedatangan arus urbanisasi karena banyaknya orang
membuat meningkatnya pemukiman dan lahan pekerjaan. Biasanya rentan usia
masyarakat urban di suatu kota mulai dari 20 hingga 50 tahun (Setijowati, 2010).
Dominasi rentan usia tersebut membuat masyarakat urban biasanya memiliki
produktivitas yang tinggi.
Selain memiliki produktivitas yang tinggi, Kehidupan masyarakat urban selalu
bersifat dinamis. Hal tersebut membuat masyarakat urban selalu terjebak dengan
padatnya aktivitas. Oleh karena itu, masyarakat urban membutuhkan fisik yang prima dan
kuat untuk menjalani aktivitas mereka.
Pandemi merupakan kondisi ketika suatu penyakit telah menyebar ke berbagai
negara secara masif dan mempengaruhi sejumlah besar orang. Biasanya pandemi
disebabkan oleh virus yang telah bermutasi. Virus-virus tersebut seringkali berasal dari
hewan, baik unggas maupun hewan liar. Seperti pandemi Flu Spanyol melalui virus
H1N1 berasal dari babi. Flu Burung melalui virus H5N1 dari ayam, burung, dan hewan
unggas lainnya. Flu babi dari virus H1N1 berasal dari babi, serta Flu MERS yang berasal
dari hewan unta. Sementara pandemi yang disebabkan oleh hewan liar mulai dari Wabah
Black Death (PES) disebabkan oleh virus dari tikus, pandemi HIV/Aids yang disebabkan
oleh simpanse, serta Pandemi SARS dan Ebola yang berasal dari kelelawar.
Sudah sejak dulu pandemi merupakan tantangan yang sangat berat bagi
keberlangsungan hidup manusia. Karena pandemi yang diakibatkan oleh virus telah
merenggut nyawa banyak orang di seluruh dunia. dikutip dari pernyataan Jubir Satgas
Covid 19 kepada CNN , Prof. Wiku Adisasmito menyatakan bahwa pandemi tercatat
dimulai ketika wabah pes atau biasa dikenal black death yang terjadi di Benua Eropa.
Wabah ini telah merenggut 30-50 juta nyawa selama 16 tahun. selanjutnya The Modern
Plague yang terjadi di Benua Asia pada tahun 1860-1903 telah merenggut 10 juta nyawa
selama 43 tahun. Flu Rusia (Russian Flu) yang mewabah pada tahun 1889-1890,
meskipun hanya setahun, namun angka kematian yang diakibatkan sangat tinggi.
Sebanyak kurang-lebih 1 juta nyawa melayang akibat paparan dari virus ini. Namun
pandemi paling mematikan diakibatkan oleh virus H1N1 atau biasa dikenal dengan Flu
Spanyol. Pandemi ini hanya mewabah selama setahun, namun dampak pandemi ini
menjadi yang paling mematikan. Tercatat hanya selama setahun pandemi ini
mengakibatkan 50-100 juta kematian di seluruh dunia.
Pada pertengahan abad ke-20 terjadi juga terjadi wabah yang dikenal dengan
Asian Flu tepat pada tahun 1956 hingga 1958. Wabah ini disebabkan oleh virus H2N2
yang menyebar di wilayah Asia Timur, Asia Tenggara, bahkan ke pesisir Amerika
Serikat. Selama dua tahun wabah ini mengakibatkan kematian sebanyak 2 juta orang.
Terakhir ialah Flu Hongkong pada tahun 1968-1969 dengan kematian mencapai 1 juta
orang.
Pada abad ke-21, tepatnya akhir tahun 2019, dunia telah digemparkan kembali
oleh wabah yang masih berjalan hingga sekarang. Wabah ini disebut Covid 19 yang
berasal dari coronavirus. Coronavirus merupakan keluarga besar virus yang
menyebabkan penyakit mulai dari gejala ringan sampai berat. Virus ini termasuk ke
golongan zoonosis yang ditularkan antara hewan dan manusia (Direktorat Jendral
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, 2020). Virus ini diduga berasal dari hewan liar
(kelelawar) yang bermula mewabah di Wuhan, Tiongkok sejak akhir tahun 2019. Pada
awalnya, gejala pasien yang terserang Covid 19 mulai dari gangguan pernapasan akut,
demam, batuk, dan sesak nafas. Namun, semakin lama gejala pasien Covid 19 mulai tidak
diprediksi karena semakin bervariasi. Seperti mulai dari anosmia (gangguan penciuman),
mata memerah, nyeri otot, muncul luka di kulit, hingga diare berkepanjangan.
Kondisi global ini membuat banyak negara memprioritaskan permasalahan
COVID 19 agar tidak menghancurkan negara mereka. penerapannya pun bervariasi,
mulai dari memperbanyak tes massal, melakukan karantina wilayah “lockdown”, hingga
“social distancing” dan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar). Banyak negara yang
mulai membatasi aktivitas masyarakatnya dan menggantinya menjadi WFH (Work From
Home). Perubahan konsep kerja WFH (Work From Home) ini mayoritas berlaku di
daerah perkotaan, tepatnya bagi masyarakat urban.
Selain upaya dari pemerintah, upaya pengendalian dan pencegahan wabah harus
juga dilakukan oleh per individu masyarakat, khususnya bagi masyarakat urban yang
lebih rentan terpapar virus Covid-19. Salah satu upaya yang dapat dilakukan ialah
menjaga kekebalan tubuh (imun tubuh). Sistem imun tubuh/kekebalan tubuh merupakan
kemampuan tubuh untuk melawan infeksi, meniadakan kerja toksin dan faktor virulen
lainnya yang bersifat antigenik dan imunogenik (Siswanto, 2013). Dengan memiliki imun
tubuh yang tinggi maka semakin rendah kemungkinannya terpapar virus Covid 19.
Namun jika sistem kekebalan tubuh/imun tubuh melemah, maka kemampuan untuk
melindungi dari virus semakin berkurang bahkan rentan. Sehingga resiko penularan virus
pun semakin memungkinkan dan virus tersebut dapat berkembang di dalam tubuh
penderita.
Untuk meningkatkan imun tubuh/kekebalan tubuh, salah satu caranya ialah
dengan rutin melakukan aktivitas fisik dalam bentuk berolahraga. Berolahraga bukan
hanya sekedar kegiatan yang berorientasi hanya pada fisik. Olahraga juga dapat melatih
sikap dan mental seseorang serta menambah kepercayaan diri seseorang (Mirham, 2016).
Hal ini juga menjadi nilai lebih dalam berolahraga karena pandemi meningkatkan
kesehatan mental seseorang.
Karena dalam masa pandemi, maka kegiatan olahraga lebih ditekankan untuk
dilaksanakan di rumah masing-masing. Aktivitas olahraga outdoor menjadi sangat
dibatasi guna pencegahan penyebaran virus Covid 19. Salah satu solusi dari pembatasan
aktivitas olahraga outdoor bukan berarti boleh melakukan olahraga indoor dengan
mengumpulkan kerumuman. Melainkan mengarah olahraga indoor di dalam rumah
masing-masing atau biasa dikenal dengan home workout / workout from home.
Home Workout merupakan aktivitas workout yang dilakukan di dalam rumah. Workout
yang dilakukan pun juga bervariasi mulai dari menggunakan peralatan dari tempat
kebugaran (sepeda statis, treadmill, rowing ergometers,dumbbell, barbell, kettlebell,dll),
melakukan yoga, bodyweight strength training, hingga dance-based workout seperti:
Zumba, Aerobik, dan jenis senam lainnya (Hamami, 2010).
Pandemi Covid 19 telah mengakibatkan banyak orang yang dipecat dan terancam
perekonomiannya. Kondisi tersebut rawan sekali berdampak pada fisik maupun psikis
seseorang. Untuk mengantisipasi adanya stres, depresi, dan rasa cemas meskipun kondisi
ekonomi sedang susah, maka home workout jenis bodyweight training dapat menjadi
solusinya. Bodyweight training merupakan olahraga dengan menggunakan tubuh sebagai
sarana melawan gaya gravitasi. Olahraga ini menjadi olahraga yang simpel dan sangat
cocok untuk dilakukan di rumah karena tidak menggunakan alat, sehingga tidak
memerlukan biaya yang besar. Contoh dari gerakan bodyweight training seperti: push-
ups, sit-ups, pull-ups, squat, lunges, box jumps, jump roping, burpess, dll.
Selain bodyweight training juga terdapat home workout yang tidak memerlukan
biaya besar. Seperti senam “dance-based workout” yang hanya membutuhkan irama lagu
sebagai sarana penunjang workout diikuti gerakan tubuh. Mulai dari Zumba, senam
aerobik, dance-cover, dan gerakan tarian/senam lainnya.

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja jenis home workout yang banyak digemari oleh masyarakat urban
Surabaya?
2. Bagaimana jenis home workout yang dilakukan bergantung pada kondisi
perekonomian masyarakat urban Surabaya?
3. Bagaimana aktivitas home workout berdampak pada produktivitas hidup
masyarakat urban Surabaya dalam menghadapi pandemi Covid-19?

C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui jenis-jenis home workout yang dilakukan masyarakat urban Surabaya


selama masa pandemi Covid-19.
2. Mengetahui bentuk home workout masyarakat urban Surabaya berdasarkan
kondisi finansial.

D. Manfaat Penelitian

Penulis mengharapkan manfaat penelitian ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
dan masyarakat, terutama untuk masyarakat urban. Sehingga, para pembaca dan
masyarakat urban dapat mengetahui jenis dan manfaat aktivitas home workout, serta
menerapkan aktivitas home workout ke dalam hidup guna menunjang produktivitas
hidup.

E. Metode Penelitian

Dalam melakukan penelitian tentang Perubahan Gaya Hidup Sehat Masyakarat


Urban Surabaya Pasca Covid 19: dari Tempat Kebugaran Menuju Home Workout,
peneliti menggunakan beberapa metode dalam menunjang penelitiannya. Beberapa
metode yang digunakan peneliti antara lain:

1. Metode Kuantitatif.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan maksud agar peneliti dapat
menjelaskan hubungan antar variable, menguji teori, dan melakukan generalisasi
fenomena yang akan diteliti.

2. Wawancara

Peneliti juga menggunakan teknik wawancara yang akan melibatkan beberapa


golongan dari masyarakat urban diantaranya: mahasiswa, pekerja kantor, dan penggiat
olahraga (gym dan street workout) yang terhalang rutinitas gym dan perkumpulan
komunitas street workout akibat adanya pandemi Covid-19.

F. Populasi dan Sampel


Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan populasi yang terdiri dari 4 faktor
yaitu: isi, satuan, cakupan, dan waktu. Penjelasan populasi yang diteliti sebagai berikut:
• Isi : Masyarakat urban.
• Satuan : Masyarakat urban yang melakukan aktivitas home workout.
• Cakupan : Surabaya
• Waktu : Selama masa Pandemi Covid-19

Sementara untuk sampel yang diteliti antara lain:


• Mahasiswa
• Pekerja kantor
• Penggiat gym
• Penggiat Street Workout

Anda mungkin juga menyukai