Anda di halaman 1dari 12

TUGAS

AVIATION BUSINESS

LICENSING/CERTIFICATION PROCESS FOR


ESTABLISHING MRO

Oleh :
NURUL SYAFIRA HATTA NIM : 23621027
FIKRI NIM : 23621030
DEDY BRIAN ERICSON NIM : 23621038

MAGISTER TEKNIK DIRGANTARA

FAKULTAS TEKNIK MESIN DAN DIRGANTARA

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG


1. Dasar Hukum
a. Undang Undang No 11 Tahun 2020 tentang Undang-undang (UU) tentang Cipta
Kerja Pasal 58;
b. Undang Undang No 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan Pasal 47 ayat (1) b , (2)
dan Pasal 51;
c. Peraturan Menteri Perhubungan PM 57 Tahun 2017 tentang Peraturan
Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 145 Amanddemen 3 Tentang Organisasi
Perusahaan Perawatan Pesawat Udara (CASR 145);
d. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor KP 262 Tahun 2021
tentang Perubahan Atas Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor
Kp 576 Tahun 2015 Tentang Petunjuk Teknis Bagian 8900-2.11 (Staff
Instruction 8900-2.11) Tentang Prosedur Sertifikasi, Perpanjangan, Perubahan
Untuk Organisasi Perusahaan Perawatan Pesawat Udara Dalam Negeri
(Certification Or Renewal Or Amendment Of Casr Part 145 For Domestic
Approved Maintenanceorganization (AMO)). (SI 8900-2.11 – Sertifikasi AMO
Domestik)
e. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor KP 236 Tahun 2017
tentang Petunjuk Teknis Bagian 8900-2.13 (Staff Instruction 8900-2.13) Prosedur
Sertifikasi Dan Pengakuan Organisasi Perawatan Pesawat Udara Di Luar Negeri
(Certification or Recognition For Foreign Approved Maintenance Organization
(AMO)). (SI 8900-2.13 – Sertifikasi AMO Foreign)
f. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor KP 156 Tahun 2018
tentang Petunjuk Teknis Bagian 8900-3.10 (Staff Instruction 8900-3.10) Tata
Organisasi dan Administrasi Bagi Pemegang Sertifikat Organisasi Perawatan
Pesawat Udara (Organization Management And Administration For Approved
Maintainance Organization (AMO) Holder). (SI 8900-3.10 Organisasi AMO).
g. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor KP 264 Tahun 2021
tentang Petunjuk Teknis Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 8900-
6.9(Staff Instruction 8900- 6.9) Tentang Prosedur Audit Dan Surveilans Terhadap
Pemegang Sertifikat Organisasi Perawatan Pesawat Udara (Auditing And
Surveillance Procedures For Approved Maintenance Organizations Holders). (SI
8900-6.9 – Pengawasan AMO)
2. Sertifikasi
a. Diagram Peraturan

Gambar 1 Diagram Dasar Hukum Sertifikasi AMO

Berdasaran Gambar 1 dapat dilihat bahwa Sertifikasi AMO telah diatur oleh
Undang Undang No 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan yang direvisi oleh Undang
Undang No 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja. Pasal terkait AMO yang tercantum di
kedua peraturan tersebut kemudian didetailkan melalui Peraturan Menteri Perhubungan
No 57 Tahun 2007. Kemudian, detail pelaksanaan teknis dijabarkan melalui Peraturan
Dirjen Perhubungan Udara diantaranya :
1) KP 262 Tahun 2021 - SI 8900-2.11 (Sertifikasi AMO Domestik);
2) KP 236 Tahun 2017 - SI 8900-2.13 (Sertifikasi AMO Foreign); dan
3) KP 156 Tahun 2018 - SI 8900-3.10 (Organisasi AMO).
Ketiga Peraturan diatas, dilakukan pengawasan dengan mengacu kepada Peraturan
Dirjen Perhubungan Udara No KP 264 Tahun 2021 - SI 8900-6.9 (Pengawasan AMO).
b. Proses Sertifikasi
1) Sertifikasi AMO Domestik
Proses sertifikasi AMO Domestik terjadi interaksi antara pemohon dengan
Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKPPU) dimulai dari
penyelidikan hingga penerbitan/penolakan sertifikasi AMO. Proses ini bertujuan
untuk memastikan bahwa program, sistem, dan metode telah dipenuhi ketentuannya
dapat ditinjau, dievaluasi, diuji dan diintegrasikan secara menyeluruh oleh pemohon
sertifikasi AMO.
a) Proses sertifikasi terdiri dari lima fase yaitu :
- Preapplication phase,
Penilaian awal terhadap persyaratan untuk pengajuan sertifikasi, dimana
pihak DKPPU akan menentukan apakah pemohon yang diusulkan memenuhi
syarat atau tidak untuk mengajukan sertifikasi. Selama penilaian awal ini
DKPPU mengadakan rapat dengan pemohon mengenai evaluasi persyaratan
yang telah ditetapkan. Direktur DKPPU kemudian menugaskan tim inspektur
untuk mengatur pertemuan pra-aplikasi yang menddiskusikan terkait proses
sertifikasi, persyaratan peraturan, aplikasi formal dan lampiran.
- Formal application phase,
Memastikan semua dokumen sudah diterima dan lengkap untuk dievaluasi
mengenai keputusan akan melanjutkan proses sertifikasi atau tidak melalui
rapat atau korespondensi.
- Document compliance phase,
Meninjau semua dokumen yang diserahkan apakah telah sesuai dengan
aturan yang berlaku agar bisa lanjut ke fase sertifikasi selanjutnya.
- Demonstration and inspection phase,
Selama fase demonstrasi dan inspeksi, tim inspektur DKPPU harus
memverifikasi bahwa AMO memenuhi persyaratan CASR part 145.51(b).
- Certification phase.
Pemohon yang telah memenuhi semua persyaratan, maka inspektur DKPPU
akan menyiapkan formulir DAAO 145-2 (Certificate of Approval) dan
OpSpecs yang menunjukkan batasan yang harus dipatuhi oleh pemohon.
Formulir DAAO 145-2 ditandatangani oleh Direktur Jenderal Perhubungan
Udara, dan OpSpecs ditandatangani oleh Direktur DKPPU atas nama
Direktur Jenderal Perhubungan Udara.
b) Pembaruan AMO Domestik
Proses pembaruan AMO Domestik terdiri dari:
- Formal application phase,
- Document compliance phase,
- Demonstration and inspection phase
- Certification phase
c) Perubahan AMO Domestik
Proses perubahan (amandemen) AMO Domestik terdiri dari:
- Formal application phase,
- Document compliance phase,
- Demonstration and inspection phase
- Certification phase
d) Evaluasi dan Persetujuan AMO dan QC Manual
DKPPU Mengevaluasi, menyetujui, atau menolak semua pengiriman atau
revisi asli CASR 145, AMO Manual dan/atau Quality Control Manual
(QCM).

2) Sertifikasi AMO Foreign


Sertifikasi AMO Luar Negeri diatur berdasarkan xxx.
a) Proses Sertifikasi
Prosedur sertifikasi AMO Luar Negeri adalah sebagai berikut:
- Review Informasi yang Berlaku
Pada tahapan ini, sebelum melakukan inspeksi Inspektur harus dengan hati
hati mereview CASR Part 43 dan 145, AMO Manual / QCM, OpSpecs, dan
file DAAO.
- Mereview Persetujuan Sertifikat AMO
Pada tahapan ini dilakukan review terkait ketersediaan waktu untuk
inspeksi, kesesuaian antara maintenance, personel, dan fasilitas, dan
keberlakuannya 2 (dua) tahun.
- Analisis Temuan
- Melakukan Debriefing

Proses sertifikasi merupakan interaksi antara pemohon dan DAAO, dari


penyelidikan hingga penerbitan/penolakan sertifikat. Penanggungjawab
sertifikasi AMO berada pada Subdit Standardisasi.

Gambar 2 Tahapan Sertifikasi Foreign AMO

Tahapan sertifikasi terdiri dari 4 (empat) fase, diantaranya :


- Formal application phase
Dimulai ketika tim menerima aplikasi dan lempiran. Tim dan pemohon
akan menyelesaikan pertanyaan terkait operasi yang diusulkan, aplikasi
formal, dan lampiran. Anggota tim sertifikasi dan key management dari
organisasi pemohon harus menghadiri pertemuan / meeting tersebut.
Beberapa isian diantaranya nama repair station dan lokasinya. Tahapan
pada fase ini diantaranya :
 Menerima Formal Application
 Mengevaluasi Application
 Melakukan Pertemuan / Meeting Terkait Application
- Document compliance phase
Pada fase ini Inspektur DAAO meninjau aplikasi untuk persetujuan dan
penolakan. Inpektur meninjau dokumen AMO dan lampirannya untuk
memastikan kesesuaian dengan peraturan yang berlaku dan praktiknya.
Beberapa dokumen yang harus diperiksa :
 DAAO 145-1 yang telah sesuai
 Letter of intent dari calon pelanggan Indonesia untuk menggunakan
layanan dari pemohon AMO
 Manual requirement
 Training program
 Dokumentasi initial dan recurrent training dari setiap pekerja
berdasarkan format yang diterima DGCA
 Statement of compliance pada setiap bagian CASR 145
 Jika berlaku, surat sertifikasi karyawan hazmat telah dilatih dengan
standar hazmat ICAO
 Daftar personil yang terlibat dalam maintenance
 Local Civil Aviation Authority Certificate of Approval
 Safety Management System Manual
- Demonstration and Inspection phase
Pada fase ini Inspektur memastikan bahwa prosedur yang diusulkan
pemohon telah sesuai dan fasilitas dan peralatan memenuhi persyaratan
yang berlaku. Inspektur menentukan apakah demostrasi diperlukan atau
tidak pada fase sertifikasi. Beberapa tahapan pada fase ini diantaranya :
 Koordinasi dan menjadwalkan inspeksi
Koordinasi antara Inspektur DAAO dengan pemohon. Prosedur
inspeksi AMO mengacu kepada SI 8900-6.9. Tim harus
memverifikasi manual diantaranya AMO dan QCM. Pada initial
AMO Certification, DAAO harus mengunjungi setiap line stations.
 Melakukan housing and facility inspection
 Mengevaluasi Organisasi
 Additional Item
 Analisis deficiency
- Certificate Issuance
Fase ini dilakukan ketika pemohon telah memenuhi persyaratan CASR 145
dan telah membayar biaya yang dikenakan dalam proses sertifikasi. Tim
sertifikasi akan mengeluarkan sertifikat OpSpecs dengan rating yang sesuai.
Beberapa tahapan pada fase ini :
 Menyiapkan dokumen
 Menyiapkan Certificate of Approval and Operations Specifications
 Menyiapkan laporan sertifikasi
- Certificate Duration
Sertifikat untuk repair station yang berlokasi di luar negara Republik
Indonesia memiliki jangka waktu yang terbatas. Initial Certification
memiliki batasan 24 bulan sejak tanggal sertifikat diterbitkan

b) Pembaruan Sertifikat (Renewal)


Tahapan renewal adalah sebagai berikut :
 Formal application phase,
 Document compliance phase,
 Demonstration and inspection phase
 Certification phase.
c) Amandemen
Tahapan amandemen adalah sebagai berikut :
 Formal application phase,
 Document compliance phase,
 Demonstration and inspection phase, and
 Certification phase.
d) Pengakuan AMO Luar Negeri
3. Deskripsi Peraturan
a. Undang Undang No 1 Tahun 2009
Undang Undang No 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan Pasal 47 berbunyi
perawatan pesawat udara, mesin pesawat udara, balingbaling pesawat terbang dan
komponennya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 hanya dapat dilakukan oleh: (b)
badan hukum organisasi perawatan pesawat udara yang telah memiliki sertifikat
organisasi perawatan pesawat udara (approved maintenance org anization). Dan
ayat 2 berbunyi Sertifikat organisasi perawatan pesawat udara sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf b dan lisensi ahli perawatan pesawat udara sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf c diberikan setelah lulus pemeriksaan dan pengujian.

b. Peraturan Menteri Perhubungan PM 57 Tahun 2017


Pada CASR 145 yang merupakan lampiran Peraturan Menteri Perhubungan Nomor
PM 57 Tahun 2017, dijelaskan terkait aturan pelaksanaan AMO (Approved Maintenance
Organization) yang disetujui sebagai aturan pelaksanaan yang disyaratkan oleh Pasal 51
Undang-Undang Penerbangan Nomor 1 Tahun 2009. Peraturan ini menjelaskan sertifikat
AMO harus diperiksa oleh Ditjen Perhubungan Udara. Beberapa ketentuan yang diatur
dalam peraturan ini diantaranya :
1) Permohonan Sertifikat
Beberapa yang harus dipenuhi antara lain :
- AMO Manual yang disetujui oleh DGCA berdasarkan persyaratan yang ada di
145.207
- Quality Control Manual yang disetujui oleh DGCA berdasarkan persyaratan
yang ada di 145.211(c)
- Bagan organisasi AMO dan nama serta jabatan pengurus
- Deskripsi housing & facilities termasuk didalamnya alamat fisik berdasarkan
bagian 145.103
- Daftar fungsi pemeliharaan yang akan dilakukan AMO yang akan diberikan
approval oleh DGCA
- Training program yang disetujui oleh DGCA
- Safety Management System Manual yang diterima oleh DGCA
- Peralatan, personel, data teknis, dan perumahan dan fasilitas yang diperlukan
untuk sertifikasi
2) Penerbitan Sertifikat
3) Durasi dan Perpanjangan Sertifikat
Beberapa hal yang diatur diantaranya :
- AMO yang berada di Negara Republik Indonesia dan yang diluar tidak lebih
dari 2 (dua) tahun dari sejak tanggal diterbitkan
- DGCA dapat mengeluarkan perpanjangan sementara hingga 90 hari kare
keadaan yang tidak biasa
- AMO yang bersertifikat jika ingin melakukan perpanjangan, harus bersurat
selambat – lambatnya 30 hari sebelum sertifikat AMO habis masa beralakunya.
4) Perubahan atau pemindahan sertifikat
Perubahan sertifikat diperlukan jika :
- Perubahan lokasi AMO
- Permintaan penambahan atau perubahan rating
- Pengalihan asset AMO
5) Rating
Rating yang dikeluarkan berdasarkan CASR 145 diantaranya :
a) Airframe Ratings
b) Powerplant Ratings
c) Propeller Ratings
d) Radio Ratings
e) Instrument Ratings
f) Accesroy Ratings
6) Limited Ratings
DGCA dapat memberikan limiterd ratings bagi :
a) Airframes of a particular make and model
b) Powerplants of a particular make and model
c) Propellers of a particular make and model
d) Instruments of a particular make and model
e) Radio equipment of a particular make and model
f) Accessories of a particular make and model
g) Landing gear components
h) Floats, by make
i) Nondestructive inspection, testing, and processing
j) Emergency equipment
k) Rotor blades, by make and model
l) Aircraft fabric work
7) Persyaratan Housing and Facilities
Setiap certificated AMO harus menyediakan :
- Housing untuk facilities, equipment, materials, dan personel yang sesuai dengan
ratingnya
- Fasilitas untuk pelaksanaan maintenance, preventive maintenance, ataupun
alteration ataupun pelayanan khusus lainnya
8) Perubahan lokasi, housing, ataupun fasilitas
AMO bersertifikat tidak dapat mengubah lokasi perumahannya tanpa persetujuan
tertulis dari DGCA.
9) Satelitte AMO
AMO bersertifikat dibawah control managerial dari AMO bersertifikat lainnya dapat
beroperasi sebagai satellite AMO dengan sertifikatnya sendiri yang diterbitkan oleh
DGCA.
10) Persyaratan Equipment, Materials, Data And Aeronautical Product
AMO bersertifikasi harus memaintain dokumen dan data yang diperlukan untuk
melaksanakan maintenance, preventive maintenance, dan perubahan dibawah AMO
manual. Beberapa data yang relevant antara lain :
- Airworthiness directives
- Instructions for continued airworthiness
- Maintenance manuals
- Overhaul manuals
- Standard practice manuals
- Service bulletins
- Dan datal lainnya yang disetujui oleh DGCA
11) Personel
Pengaturan terkait persyaratan personel, manager, inspection personel, auditor, dan
sebagainya serta persyratan training pada setiap personel.
c. KP 156 Tahun 2018 (SI 8900-3.10)
Peraturan ini mengatur terkait organisasi AMO yang disetujui oleh DGCA.
Beberapa jabatan yang diminta dalam peraturan ini beserta pesyratannya antara lain :
- Accountable Manager
- Manager / Supervisory
- Certifying Personnel
- Inspection Personnel
- Auditor
- Quality Assurance System
- Safety Manager
- Records Of Management, Supervisory, Inspection, And Certifying Personnel
Beberapa hal yang juga diatur dalam KP 156 Tahun 2018 yaitu production planning,
duty time limitation, dan human performance.

d. KP 264 Tahun 2021 (SI 8900-6.9)


SI ini mengatur terkait petunjuk teknis Prosedur Audit dan Surveilans untuk
Pemegang Organisasi Perawatan Pesawat Udara (AMO). Hal ini bertujuan untuk
memastikan kesesuaian dengan peraturan dan standar penerbangan yang secara
kolektif menetapkan tingkat keselamatan penerbangan. Berdasarkan SI 8900-6.9,
audit dibagi berdasarkan beberapa jenis, diantaranya :
1) Sertifikasi Awal
Merupakan audit yang dilakukan untuk penerbitan Approved Maintenance
Organization (AMO) mengacu kepada Petunjuk Teknis (SI) 8900-2.11.
2) Amandemen/Audit Persetujuan Tambahan
Audit amandemen/persetujuan tambahan yang dilakukan untuk pemberian
amandemen/persetujuan tambahan yang mengacu kepada Petunjuk Teknis (SI)
8900-2.11.
3) Kesesuaian Rutin dan Audit Surveilans Rutin
Hal ini bertujuan untuk pembaruan AMO yang mana dilakukan dengan
pengajuan surat oleh AMO holder 90 hari sebelum masa berlaku sertifikat habis.
4) Audit Tujuan Khusus
Merupakan audit yang dilakukan diluar 3 kegiatan lainnya. audit dengan tujuan
khusus dapat diadakan dengan sedikit atau tanpa pemberitahuan dan fokus pada
area khusus yang menjadi perhatian yang timbul dari masalah keselamatan.
Pelaksana audit ini adalah Sub Direktorat Kelaikudaraan bertanggung jawab atas
sertifikasi dan pembaharuan.
Peraturan ini juga mengatur mengenai Surveilans. Surveilans merupakan audit
berkelanjutan yang rutin dilakukan oleh PAI. Tujuan surveilans adalah untuk
melakukan audit untuk memastikan kepatuhan yang berkelanjutan terhadap CASR,
standar, manual persetujuan, dokumen teknis dan operasional yang disetujui. Hasil
Surveilans dapat menunjukkan perlunya Audit tujuan khusus untuk semua atau
sebagian organisasi.

e. 262 Tahun 2021 (SI 8900-2.11)


SI ini mengatur detail AMO Domestik

f. KP 236 Tahun 2017 (SI 8900-2.13)


SI ini mengatur detail AMO Foreign.

Anda mungkin juga menyukai