Anda di halaman 1dari 37

PRORAM PROFESI NERS FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO

KONTRAK BELAJAR

Nama Mahasiswa : Indra Suleman


NIM : C03119027
Ruang :
Hari / Tanggal : Rabu, 29 April 2020

Sumber Strategi
Tujuan Hasil Yang diharapkan Waktu
Pembelajaran Pembelajaran
Pada Akhir Praktik 1. Standar Untuk mencapai Dalam PBK saya akan Untuk menjaga agar
Stae Keperawatan Diagnosis tujuan tersebut menunjukkan saya dapat mencapai
Gerontik, saya Keperawata saya akan : kemampuan dalam tujuan saya
mampumemberikan n Indonesia, 1. Melakukan mengelola Lansia yang merencanakan waktu
Asuhan Edisi I, Studi mengalami g angguan sebagia berikut
keperawatan pada Jakarta : pustaka sistem kerdio vaskuler Hari Ke 1 :
lansi dengan PPNI 2. Merawat dengan penyakit 1. Membuat
gangguan sitem 2. Standar lansia yang hipertensi Kontrak Belajar
kardio vaskuler Luaran mengalami 1. Mempresentasikan 2. Melakukan Pre
dengan penyakit Keperawata gangguan hasil laporan dan Post
hipertensi n Indonesia, sistem kepada Converence
Edisi I, kardio pembimbing 3. Membuat
Jakarta : vaskuler 2. Tersusunnya Laporan
PPNI dengan laporan kasus Pendahuluan
3. Standar penyakit 3. Pengesahan
Luaran hipertensi pembimbing untuk Hari Ke 2 :
Keperawata mencapai 1. Melakukan
n Indonesia, kompetensi. Pengkajian pada
Edisi I, 4. Mengumpulkan Lansia Kelolaan
Jakarta : data riwayat
PPNI kesehatan Hari Ke 3:
4. 5. Melakukan 1. Menyusuun
Pemeriksaan Fisik Rencana
pada Lansia yang Tindakan
mengalami Keperawatan
Gangguan sistem 2. Melakukan
kardi vaskuler Responsi Laporan
pendahuluan

Hari Ke 4:
1. Melakukan
Implemtasi dan
Evaluasi
2. Membuat Video
Intervensi yang
telah di
rencanakan pada
lansia kelolaan
3. Mengajarkan
Senam Lansia
pada Lansia
kelolaan
4. Mencari Video
Simulasi TAK
melalui media
Internet dan di
LAPORAN PENDAHULUAN PADA TN “R” DENGAN HIPERTENSI
DI DESA PILOMONU KECAMATAN MOOTILANGO
KABUPATEN GORONTALO

DISUSUN OLEH :

INDRA SULEMAN
NIM :C03119027

MENGETAHUI:

PRESEPTOR KLINIK TTD

PRESEPTOR AKADEMIK TTD

1. TGL
TANGGAL PENGUMPULAN 2. TEPAT WAKTU
3. TERLAMBAT

SARAN PRESEPTOR KLINIK


AKADEMIK

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO
2020LAPORAN PENDAHULUAN PADA Tn N
DENGAN HIPERTENSI DI DESA PILOMONU
KEC MOOTILANGO KAB GORONTALO

A. Konsep Dasar Medis


1. Definisi dan klasifikasi
Hipertensi adalah tekanan sistolik lebih tinggi dari 140 mmHg menetap atau
tekanandiastolic > 90 mmHg. Diagnosis dipastikan dengan mengukur rata-rata
dua atau lebih pengukiran tekanan darah pada waktu yang terpisah
Hipertensi adalah tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya diatas
140mmHg dan tekanan diastolnya diatas 90 mmHg 
Hipertensi adalah peningkatan sistole, yang tingginya tergantung umur
individu yangterkena. Tekanan darah berfluktuasi dalam batas-batas tertentu,
tergantung posisitubuh, umur dan tingkat stress yang dialami
Klasifikasi Stadium hipertensi Menurut Sjaifoellah Noer, (2001) terdiri dari:
a. Stadium 1 (ringan)
Tekanan sistolik antara 140 – 159 mmHg. Tekanan diastolik antara 90-99 mmHg.
b. Stadium 2 (sedang)
Tekanan sistolik antara 160 – 179 mmHg. Tekanan diastolik antara 100 – 109
mmHg.
c. Stadium 3 (berat)
Tekanan sistolik antara 180 – 209 mmHg. Tekanan diastolik antara 110 – 119
mmHg.
d. Stadium 4 (sangat berat)
Tekanan sistolik lebih atau sama dengan 210 mmHg. Tekanan diastolik
antara > 120 mmHg.
Klasifikasi ini tidak untuk seseorang yang memakai obat antihipertensi dan tidak
sedang sakit akut. Apabila tekanan sistolik dan diastolik terdapat pada kategori
yang berbeda. Maka harus dipilih kategori yang tinggi untuk mengklasifikasi
status tekanan darah seseorang.

2. Etiologi
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi dua :
1. Hipertensi Esensial
Yaitu hipertensi yang belum diketahui penyebabnya dan meliputi 90 % dari
seluruh penderita hipertensi, faktor-faktor yang mempengaruhi antara lain
a. Genetik
Peran faktor genetik terhadap hipertensi esensial dibuktikan bahwa kejadian
hipertensi lebih banyak dijumpai pada penderita kembar monozigot dari pada
heterozigot, apabila salah satu diantara menderita hipertensi. Pada 70 % kasus
hipertensi esensial didapatkan riwayat hipertensi esensial.
b. Usia
Insiden hipertensi makin meningkat dengan meningkatnya usia. Hipertensi pada
yang berusia kurang dari 35 tahun dengan jelas menaikkan insiden penyakit
arteri koroner dan kematian prematur.
c. Obesitas
Adanya penumpukan lemak terutama pada pembuluh darah mengakibatkan
penurunan tahanan perifer sehingga meningkatkan aktivitas saraf simpatik
yang mengakibatkan peningkatan vasokontriksi dan penurunan vasodilatasi
dimana hal tersebut dapat merangsang medula adrenal untuk mensekresi
epinerpin dan norepineprin yang dapat menyebabkan hipertensi.
d. Hiperkolesterol
Lemak pada berbagai proses akan menyebabkan pembentukan plaque pada
pembuluh darah. Pengembangan ini menyebabkan penyempitan dan
pengerasan yang disebut aterosklerosis.
e. Asupan Natrium meningkat (keseimbangan natrium)
Kerusakan ekskresi natrium ginjal merupakan perubahan pertama yang ditemukan
pada proses terjadinya HT. Retensi Na+ diikuti dengan ekspansi volume darah
dan kemudian peningkatan output jantung. Autoregulasi perifer meningkatkan
resistensi pembuluh darah perifer dan berakhir dengan HT.

f. Rokok
Asap rokok mengandung nikotin yang memacu pengeluaran adrenalin yang
merangsang denyutan jantung dan tekanan darah. Selain itu asap rokok
mengandung karbon monoksida yang memiliki kemampuan lebih kuat dari
pada Hb dalam menarik oksigen. Sehingga jaringan kekurangan oksigen
termasuk ke jantung.
g. Alkohol
Penggunaan alkohol atau etanol jangka panjang dapat menyebabkan peningkatan
lipogenesis (terjadi hiperlipidemia) sintesis kolesterol dari asetil ko enzim A,
perubahan seklerosis dan fibrosis dalam arteri kecil.
h. Obat-obatan tertentu atau pil anti hamil
Pil anti hamil mengandung hormon estrogen yang juga bersifat retensi garam dan
air, serta dapat menaikkan kolesterol darah dan gula darah.
i. Stres psikologis
Stres dapat memicu pengeluaran hormon adrenalin dan katekolamin yang tinggi,
yang bersifat memperberat kerjaya arteri koroner sehingga suplay darah ke otot
jantung terganggu.
Stres dapat mengaktifkan saraf simpatis yang dapat meningkatkan tekanan darah
secara intermiten.
2. Hipertensi sekunder
Disebabkan oleh penyakit tertentu, misalnya :
a. Penyakit ginjal
Kerusakan pada ginjal menyebabkan renin oleh sel-sel juxtaglomerular keluar,
mengakibatkan pengeluaran angiostensin II yang berpengaruh terhadap sekresi
aldosteron yang dapat meretensi Na dan air.
b. Diabetes Mellitus
Disebabkan oleh kadar gula yang tinggi dalam waktu yang sama mengakibatkan
gula darah pekat dan terjadi pengendapan yang menimbulkan arterosklerosis
meningkatkan tekanan darah.

3. Manifestasi klinis
Pada tahap awal perkembangan hipertensi, tidak ada manifestasi yang di catat
oleh klien atau praktisi kesehatan. Pada akhirnya tekana darah akan naik, dan jika
keadaan ini tidak terditeksi selama pemeriksaan rutin, klien akan tetap tidak sadar
bahwa tekanan darsahnya naik, jika keadaan ini dibiarkan tidak terdiagnosis,
tekanan darah akan terus naik, manifestasi klinis akan menjadi jelas dan klien
pada akhirnya akan datang kerumah sakit dengan mengeluhkan sakit kepala terus-
menerus, kelelahan, pusing, berdebar-debar, sesak, pandangan kabur, atau
penglihatan ganda, atau mimisan, sakit kepala, mudah lelah, palpasasi, mual.
(Joyce & Jane 2014& Haryani 2015).
4. Patofisiologis
Mekanisme yang mengontrol kontriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak
di pusat vasomotor, pada medulla di otak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras
saraf simpatif, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna
medulla spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat
vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui
system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion
melepaskan asetikolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke
pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan
konstruksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan
dapat mempengaruhi renspon pembuluh darahterhadap rangsang vasokonstriktor.
Individu dengan Hipertensi sangat sensitive terhadap noepinifrin, meskipun tidak
diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi. Pada saat bersamaan
dimana system saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respon
rangsangan emosi. Kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan
aktivits vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya,
yang dapat memperkuat respons vasokontriktor pembuluh darah. Vasokontriksi
yang mengakibatkan penurunan aliran darah keginjal, menyebabkan pelepasan
rennin. Rennin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah
menjadi angiotensin II, suatu vasokontriktor kuat, yang pada gilirnnya
merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adenal. Hormon ini menyebabkan
retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume
intravaskuler. Semua factor tersebut mencetuskan keadaan hipertensi. (Bruner &
Suddhart, 2001, hal. 898).
5. Patways
Umur Jenis Kelamin Gaya Hidup Obesitas

Hipertensi

Kerusakan vaskuler pembulu darah

Perubahan setruktur pembuluh darah

Penyumbatan pembuluh darah

Vasokontraksi

Gangguan Sirkulasi

  
     Otak Pembuluh Darah

Resistensi Iskemik
pembuluh
darah otak Vaso Kontriksi

Nyeri Kepala Afterload meningkat

Nyeri akut Resiko


Penurunan
Curah
Jantung Fatique

        
Intoleransi
aktivitas
6. Pemeriksaan diagnostik
Uji yang di gunakan dalam evaluasi hipertensi rutin termasuk jumlah sel darah
lengkap, urinealisis. Penentuan serum kalium dan kadar natrium. Kadar
glukosa darah saat puasa, kadar serum kolestrol, nitrogen urem darah, dan
kadar serum keratin elektrokardiogram, dan radiografidada. Tes ini
menyediakan informasi yang berguna dalam menentukan keparahan penyakit
vaskuler, luasnya kerusakan organ sasaran, dan kemungkinan penyebab
hipertensi. Klien dengan potensi hipertensi sekunder mungkin memerlukan uji
yang lebih luas (Joyce & Jane 2014).
7. Komplikasi
Komplikasi menurut Tambayong (2000) yang mungkin terjadi pada hipertensi
adalah sebagai berikut :
1. Payah jantung (gagal jantung)
2. Pendarahan otak (stroke)
3. Hipertensi maligna : kelainan retina, ginjal dan cerabrol
4. Hipertensi ensefalopati : komplikasi hipertensi maligma dengan gangguan
otak.
5. Infark miokardium
Dapat terjadi apabila arteri koroner yang arterosklerotik tidak dapat menyuplai
cukup oksigen kemiokardium atau apabila terbentuk trombus yang
menghambat aliran darah melalui pembuluh darah tersebut.

6. Gagal ginjal
Karena kerusakan progresif akibat tekanan tinggi pada kapiler-kapiler ginjal,
glomerulus. Dengan rusaknya glomerulus darah akan mengalir ke unit-unit
fungsional ginjal. Nefron terganggu dan dapat berlanjut menjadi hipoksia dan
kemataian. Dengan rusaknya membran glomerulus,proteinakan keluar melalui
urin sehingga tekanan osmotik koloid plasma berkurang,menyebabkan
edema,yang sering dijumpai pada hipertensi kronik.
8. Penatalaksanaan
Menurut Engram (1999), penatalaksanaanya antara lain :
1. Pengobatan hipertensi sekunder mendahulukan pengobatan kausal.
2. Pengobatan hipertensi esensial ditujukan untuk menurunkan tekanan darah
dengan obat hipertensi.
3. Pengobatan hipertensi adalah pengobatan jangka panjang bahkan seumur
hidup.
4. Pengobatan dengan menggunakan standar triple therapy (STT) terdiri dari:
a. Diuretik, misalnya : tiazid, furosemid, hidroklorotiazid.
b.  Betablocker : metildopa, reserpin.
c. Vasodilator : dioksid, pranosin, hidralasin.
d. Angiotensin, Converting Enzyme Inhibitor.
5. Modifikasi gaya hidup, dengan :
a. Penurunan berat badan.
b. Pengurangan asupan alkohoL.
c. Aktivitas fisik teratur.
d. Pengurangan masukan natrium.
e. Penghentian rokok.

B. Konsep dasar keperawatan


1. Pengkajian
1) Data biografi : nama, alamat, umur, tanggal MRS, diagnose medis,
penanggung jawab, catatan kedatangan
2) Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama: biasanya pasien datang ke RS dengan kepala terasa
pusing dan bagian kuduk terasa berat, tidak bisa tidur.
b. Riwayat kesehatan sekarang: biasanya pada saat dilakukan pengkajian
pasien masih mengeluh kepala terasa sakit dan berat, penglihatan
berkunang-kunang, tidak bisa tidur
c. Riwayat kesehatan dahulu: biasanya penyakit hipertensi ini adalah
penyakit yang menahun yang sudah lama dialami oleh pasien, dan
biasanya pasien mengkonsumsi obat rutin seperti captopril.
d. Riwayat kesehatan keluarga: biasanya penyakit hipertensi ini adalah
penyakit keturunan
3) Data dasar pengkajian
a. Aktifitas / istirahat
Gejala: kelemahan, letih, napas pendek, gaya hidup monoton
Tanda: frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipnea
b. Sirkulasi
Gejala: riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner,
penyakit serebrovaskular
Tanda: kenaikan tekanan darah, hipotensi postural, takhikardi, perubahan
warna kulit, suhu dingin
c. Integritas ego
Gejala: riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria, faktor
stress multiple.
Tanda: letupan suasana hati, gelisah, penyempitan continue perhatian,
tangisan yang meledak, otot muka tegang, pernafasan menghela,
peningkatan pola bicara
d. Eliminasi
Gejala: gangguan ginjal saat ini atau yang lalu
e. Makanan / cairan
Gejala: makanan yang disukai dapat mencakup makanan tinggi garam,
lemak dan kolestrol.
Tanda: BB normal atau obesitas, adanya edema
f. Neurosensori
Gejala: keluhan pusing/pening, sakit kepala, berdenyut sakit kepala,
berdenyut, gangguan penglihatan, episode epistaksis
Tanda: perubahan orientasi, penurunan kekuatan genggam, perubahan
retinal optic
g. Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala: angina, nyeri hilang timbul pada tungkai, sakit kepala oxipital berat,
nyeri abdomen
h. Pernafasan
Gejala: dispnea yang berkaiatan dengan aktifitas, takipnea, ortopnea,
dispneanoctural proksimal, batuk dengan atau tanpa sputum, riwayat
merokok
Tanda: distress respirasi/pengguanaan otot aksesoris pernafasan, bunyi
nafas tambahan, sianosis i.
i. Keamanan
Gejala: gangguan koordinasi, cara jalan
Tanda: episode parestesia unilateral transien, hipotensi postural
j. Pembelajaran/penyuluhan
Gejala: faktor resiko keluarga; hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung,
DM, penyakit ginjal, faktor resiko etnik, pengguaan pil kb atau
hormone.
2. Penyimpangan KDM
Umur Jenis Kelamin Gaya Hidup Obesitas

Hipertensi

Kerusakan vaskuler pembulu darah

Perubahan setruktur pembuluh darah

Penyumbatan pembuluh darah

Vasokontraksi

Gangguan Sirkulasi

       Otak Pembuluh Darah

Resistensi Iskemik
pembuluh
darah otak Vaso Kontriksi

Nyeri Kepala Afterload meningkat

Nyeri akut Resiko


       Penurunan
     Curah    
Jantung
Fatique

Intoleransi
aktivitas
3. Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri akut berhubungan dengan spasme pembuluh darah serebral
2) Resiko Penurunan curah jantung di buktikan dengan perubahan
preload
3) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan di buktikan
dengan klien mengeluh lelah
4. Rencana Intervesi
No Diagnosa Keperawatan Tujuan (SLKI) Intervensi (SIKI)
(SDKI)
1 Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan Manajemen nyeri
dengan spasme tindakan 3x24 jam Observasi
pembuluh darah serebral diharapkan nyeri akut 1. Identifikasi lokasi,
Gejala dan tanda Mayor menurun dengan karakteristik, durasi,
Subjektif kriteria hasil : frekuensi, kualitas,
1. Mengeluh nyeri 1. Keluhan nyeri intensitas nyeri
Objektif menurun 2. Identifikasi skala nyeri
1. Tampak meringis 2. Meringis menurun 3. Identifikasi respon nyeri
2. Bersikap protektif (mis.
3. Sikap protektif non verbal
Waspada, posisi menurun 4. Identifikasi faktor yang
menghindari nyeri) 4. Gelisah menurun memperberat dan yang
3. Gelisah 5. Kesulitan tidur memperingan nyeri
4. Frekuensi nadi menurun 5. Identifikasi pengetahuan
meningkat 6. Frekuensi nadi dan keyakinan tentang
5. Sulit tidur membaik nyeri
7. Pola nafas 6. Monitor efek samping
Gejala dan tanda Minor membaik penggunaan analgetik
Subjektif 8. Tekanan darah Terapeutik
(tidak tersedia) membaik 7. Berikan teknik
Objektif 9. Pola tidur nonfarkologis untuk
1. Tekanan darah membaik mengurangi rasa nyeri
meningkat 8. Kontrol lingkungan yang
2. Pola nafas berubah memperberat rasa nyeri
3. Nafsu makan menurun 9. Fasilitasi istirahat dan tidur
4. Diaforesis 10. Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi
11. Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu nyeri
12. Jelaskan strategi pereda
nyeri
13. Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
14. Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
15. Ajarkan tehnik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
16. Kolaborasi pemberian
analgetik
2. Resiko penurunan curah Setelah dilakukan Perawatan jantung
jantung berhubungan tindakan 3x24 jam Observasi
dengan perubahan diharapkan 1. Identifiksi tanda dan gejala
afterload penurunan curah primer penurunan curah
jantung meningkat jantung
Gejala dan tanda mayor : dengna kriteria hasil : 2. Identifikasi tanda dan gejala
Subjektif 1. Kekuatan nadi sekunder penurunan curah
1. Palpitasi perifer meningkat jantung
2. lelah 2. Palpitasi menurun 3. Monitor tekanan darah
3. Dispnea 3. Bradikardia 4. Monitor intake dan output
4. Batuk menurun 5. Monitor saturasi oksigen
Objektif 4. Gambaran EKG 6. Monitor keluhan nyeri dada
1. Bradikardia / arimia menurun 7. Monitor EKG 2 sadapan
takipkardia 5. Lelah menurun 8. Monitor aritmia
2. Gambaran EKG 6. Edema menurun Teraputik
aritmia atau gangguan 7. Distensi vena 9. Posisikan pasien semifowler
konduksi jugularis menurun atau fowler dengan kaki ke
3. Edema 8. Dispnea menurun bawah atau posisi nyaman
4. Distensi vena 9. Tekanan darah 10. Berkan diet jantung yang
jugularis Berat badan sesuai
5. Tekanan darah membaik 11. Fasilitasi pasien dan
meningkat/menurun keluarga untuk
6. Capillary refill time memodifikasi gaya hidup
>3 detik sehat
12. Berikan oksigen untuk
mempertahankan saturasi
oksigen > 94%
Edukasi
13. Anjurkan beraktivitas fisik
secara toleransi
14. Anjurkan beraktivitas fisik
secara bertahap
15. Anjurkan berhenti merokok
16. Ajarkan pasien dan keluarga
mengukur intake dan output
harian
Kolaborasi
17. Kolaborasikan pemberian
antiaritmia

3 Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan Manajemen Energi


berhubungan dengan tindakan keperawatan Observasi
kelemahan selama 3x24 jam 1. Identifikasi gangguan
Gejala Tanda Mayor dan diharapkan toleransi fungsi tubuh yang
Minor aktivitas meningkat mengakibatkan kelelahan
Subjektif : dengankriteria hasil : 2. Monitor kelelahan fisik &
1. Mengeluh lelah 1. Kemudahan emosional
2. Dispnea saat/setelah melakukan 3. Monitor pola dan jam
aktivitas aktivitas sehari- tidur
3. Merasa tidak nyaman hari meningkat 4. Monitor lokasi dan
setelah beraktivitas 2. Kekuatan tubuh kettidaknyamanan selama
4. Merasa lelah bagian atas melakukan aktivitas
Objektif : meningkat Terapeutik
1. frekuensi jantung 3. Kekuatan tubuh 5. Sediakan lingkungan
meningkat >20% dari bagian bawah yang nyaman dan rendah
kondisi istrirahat meningkat stimulus (mis. cahaya,
2. tekanan darah berubah 4. Keluhan lelah suara, suara, kunjungan)
>20% dari kondisi menurun 6. Lakukan latihan rentang
istrahat 5. Dispnea saat gerak pasif dan /aktif
3. Gambaran EKG beraktivitas 7. Berikan aktivitas distraksi
menunjukan aritmia menurun yang menengkan
saat/setelah aktivitas 6. Dispnea setelah 8. Fasilitasi duduk di di sisi
beraktivitas tempat tidur , jika tidak
menurun dapat berpindah atau
7. Perasaan lemah berjalan
menurun Edukasi
8. Frekuensi nadi 9. Anjurkan tirah baring
membaik 10. Anjurkan melakukan
9. Tekanan darah aktivitas secara bertahap
membaik 11. Anjurkan menghubungi
10. Saturasi oksigen perawat jika tanda dan
membaik gejala kelelahan tidak
11. Frekuensi nafas berkurang
membaik 12. Ajarkan strategi koping
untuk mengurangi
kelelahan
Kolaborasi
13. Kolaborasi dengan ahli
gizi tentang cara
meningkatkan asupan
makanan.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN “R” DENGAN HIPERTENSI
DI DESA PILOMONU KECAMATAN MOOTILANGO
KABUPATEN GORONTALO

DISUSUN OLEH :

INDRA SULEMAN
NIM :C03119027

MENGETAHUI:

PRESEPTOR KLINIK TTD

PRESEPTOR AKADEMIK TTD

4. TGL
TANGGAL PENGUMPULAN 5. TEPAT WAKTU
6. TERLAMBAT

SARAN PRESEPTOR KLINIK


AKADEMIK

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO
2020
Lampiran 03
FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN LANJUT USIA
PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO

A. KarakteristikDemografi
1. Identitas diri klien
Nama Lengkap : Tn R
Tempat/Tanggal Lahir : Tontayuo, 07-09-1946
JenisKelamin : Laki-laki
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Suku Bangsa : Indonesia
Pendidikan Terakhir : SMA
Diagnosis Medis : Hipertensi
Alamat : Desa pilomonu Kec Mootilango Kab Gorontalo

2. Keluarga atau orang lain yang penting/dekat yang dapat dihubungi


Nama : Ny H
Alamat : Desa Pilomonu Kec Mootilango Kab Gorontalo
No.Telepon :-
Hubungan dengan Klien : Anak

3. Aktivitas rekreasi
Hobi : Berkebun
Bepergian/Wisata : Klien tidak pernah berpergian
Keanggotaan organisai : Klien tidak memiliki anggota organisasi
Lain –lain :
4. Riwayat keluarga
a. Saudara kandung
No Nama Keadaan saat ini Keterangan
1. TN A - Sudah meninggal
2. TN p - Sudah meninggal
3. Tn S - Sudah meninggal
4. Tn T Sehat Tidak tinggal serumah
5. Ny M - Sudah meninggal
6. Ny N - Sudah meninggak
7. Ny O - Sudah meninggal
8. Ny M - Sudah meninggal
9. Ny MD Sehat Tidak tinggal serumah
10. Ny H Sehat Tidak tinggal serumah

b. Riwayat kematian dalam keluarga (1 tahun terakhir)


Nama : Ny A
Umur : 70 TAHUN
Penyebab kematian : Sakit
c. Kunjungan keluarga : Klien sering di kunjungi keluarga klien
B. Pola kebiasaan sehari –hari
1. Nutrisi
Frekuensi makan : 2X sehari
Nafsu makan : Baik
Jenis makanan : klien kadang makan nasi kadang makan
bubur
Kebiasaan sebelum makan : Cuci tangan
Makanan yang tidak disukai : Ikan
Alergi terhadap makanan : klien tidak memiliki alergi makanan
Pantangan makanan : Klien tidak bisa makan makanan yang
terlalu pedis dan terlalu banyak garam
Keluhan yang berhubungan dengan makan : Klien kadang akan sakit kepala
jika makan makanan yang
bergaram dan kadang akan
merasa tidak nyaman
2. Eliminasi
a. BAK
Frekuensi dan waktu : Klien BAK 3-4x sehari
Kebiasaan BAK pada malam hari : Kadang-kadang
Keluhan yang berhubungan dengan BAK : tidak ada
b. BAB
Frekuensi dan waktu : 1x sehari
Konsistensi : Lunak
Keluhan yang berhubungan dengan BAB : Tidak ada
Pengalaman memakai pencahar : Tidak ada
3. Personal Hygiene
a. Mandi
Frekuensi dan waktu mandi : 2x sehari
Pemakaian sabun (ya/tidak) : klien menggunakan sabun jika
mandi
b. Oral hygiene
Frekuensi dan waktu gosok gigi : 2x sehari
Menggunakan pasta gigi : ya klien menggunakan pasta gigi
c. Cuci rambut
Frekuensi : 2x sehari
Penggunaan shampo (ya/tidak) : ya klien mandi menggunakan
shampo
d. Kuku dan tangan
Frekuensi gunting kuku : klien menggunting kuku
Kebiasaan mencuci tangan pakai sabun : klien menggunkan sabun jika
mecuci tangan
4. Istirahat dan tidur
Lama tidur malam : 9 jam
Tidur siang : 3 jam
Keluhan yang berhubungan dengan tidur : klien kadang sulit tidur jika
tensi naik dan gelisa
5. Kebiasaan mengisi waktu luang
Olahraga : klien tidak pernah olahraga
Nonton TV : klien sering nonton TV
Berkebun /memasak : Klien berkebun
Lain –lain :
6. Kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan
Merokok (ya/tidak) : Klien tidak merokok
Minuman keras (ya/tidak) : Klien tidak minum-minuman keras
Ketergantungan terhadap obat : Klien sering mengonsumsi obat katopril
7. Uraian kronologis kegiatan sehari –hari
Jenis Kegiatan Lama waktu untuk setiap kegiatan
Sholat subuh 04.30-05.00
Sarapan pagi 06.00-06.30
Mandi 06.40 -07.00
Berkebun 07.05- 09.00
Mandi pulang berkebun 09.30
Nonton Tv 09.45-11.00
Makan siang 12.00
Sholat duhur 12.15-12.30
Tidur siang 13.00-15.30
Sholat ashar 16.00-16-20
Nonton Tv 16.40-17.30
Sholat magrib 18.00-18.20
Makan malam 19.20
Sholat isya 19.30
Tidur malam 20.00- 04.30
C. Status Kesehatan
1. Status kesehatan saat ini
a. Keluhan utama dalam satu tahun terakhir : Klien sering mengalami
sakit kepala dan tensi tinggi
b. Gaejala yang dirasakan : Pusing dan sakit kepala,sakit punggung
leher, dan merasa tidak nyaman. klien kadang merasa bingung, dan sulit
untuk berkosentrasi
c. Faktor pencetus : benyak berfikir
d. Timbulnya keluhan : mendadak
e. Waktu mulai timbulnya keluhan :
f. Upaya mengatasi
a) Pergi ke RS /klinik pengobatan/dokter praktik : Klien pergi
ke dokter praktik
b) Pergike bidan/perawat : Tidak
c) Mengkonsumsi obat –obatan sendiri : Tidak
d) Mengkonsumsi obat –obatan tradisional : Tidak
e) Lain–lain : Klien mengonsumsi obat pemberian dokter
2. Riwayat kesehatan masalalu
a. Penyakit yang pernah diderita : usus buntu
b. Riwayat alergi (obat, makanan, binatang, debu, dan lain –lain)
: Klien tidak memiliki riwayat alergi
c. Riwayat kecelakaan : Klien tidak pernah mengalami
kecelakaan
d. Riwayat dirawat di rumah sakit : Klien pernah di rawat di rumah
sakit
e. Riwayat pemakaian obat ; klien memiliki riwayat pengobatan
3. Pengkajian / pemeriksaan fisik (observasi, pengukuran, auskultasi, perkusi
dan palpasi)
Keadaan umum (TTV) : Komposmentis 140/80 mmHg
BB/TB : 69 kg / 167 cm
Rambut : Beruban
Mata : Simetris kiri dan kanan tidak ada nyeri tekan
Telinga : simetris kiri dan kanan tidak ada nyeri tekan, tidak
ada gangguan pendengaran
Mulut, gigi,dan bibir : Mulut simetris, gigi sudah tidak lengkap, bibir
simetris
Dada : Dada simetris kiri dan kanan
Abdomen : Simetris kiri dan kanan
Kulit : Berkeriput
Ekstremitas atas : Ekstermitas bagian atas klien simetris kiri dan
kanan
Ekstremitas bawah : Ektermitas bawah klien simetris kiri dan kanan
D. Lingkungan tempat tinggal
1. Kebersihan dankerapihan ruangan : Klien agak rapi
2. Penerangan : Rumah klien agak terang
3. Sirkulasi udara : Rumah Kien memiliki banyak
ventilasi dan 5 jendela
4. Keadaan kamar mandi dan wc : Agak bersih
5. Pembuangan air kotor : Ada pembuangan air kotor
6. Sumber air minum : Sumur bor
7. Pembuangansampah : Tempat sampah
8. Sumber pencemaran : Di pemukiman klien tidak terdaat sumber
pencemaran
9. Resiko Injuri : Tidak ada
E. Psikologis
1. Pengenalan masalah-masalah utama : Tidak ada
2. Sikap terhadap proses penuaan :Sikap klien terhadap proses penuaan
klien menerima bahw dirinya semakin tua dansemakin bertambah usia
3. Perasaan dibutuhkan :Klien mengatakan yag dibutuhkan
klien saat ini yaitu kasih sayang dari keluarga
4. Koping stressor : Klien mengatakan jika klien terlalu
banyak berfikir klien merasakan sakit kepala
5. Penyesuaian diri : Penyesuaian diri klien terhadap
dirinya saat ini baik
6. Kegagalan : Tidak ada
7. Harapan saat ini dan yang akan datang : Harapan klien saat ini klien bisa
bersama dengan keuarga terus dan penyakitnya ini akan hilang
8. Tingkat ketergantungan : Klien mandiri dan kadang tidak
bergantung pada orang lain
9. Focus diri : Tidak ada
10. Perhatian : Tidak ada
11. Rasa Kasih Sayang : Klien memiliki rasa kasih saya pada
anak dan cucu-cucunya
12. Fungsi kognitif
a. Daya ingat : Klien masih mampu mengingat masa lalu
b. Proses pikir : Proses berfikir klien saat ini baik dan
mampu mengihitung dari angka 1- 100
c. Alam perasaan : Alam perasaan kliensaat ini baik tidak ada
gangguan mental
d. Orientasi : Orientasi klien baik, baik itu dengan
anakcucu maupun tentangga
e. Kemampuan dalam penyelesaian masalah : Klien kadang
bercerita kepada anak- anaknya
F. Sosial Ekonomi
a. Sumber keuangan : Sumber keuangan klien dari hasil bertani
b. Kesibukan dalam mengisi waktu : Berkebun
c. Teman tinggal : Klien sudah tidak memiliki istri
d. Kegiatan organisasi : Klien tidak melakukan kegiata
organisasi
e. Pandangan terhadap lingkungannya : Padangan klien terhadap
lingkungan baik
f. Hubungan dengan orang lain di luar rumah : Hubungan klien dengan
orang lain baik
g. Yang biasa mengunjungi : Anak dan cucu kadang klien sendri yang
berkunjung
h. Penyaluran hobi/keinginan sesuai fasilitas yang ada :Tidak ada
G. Spiritual
1. Kegiatan ibadah : Klien sering sholat 5 waktu
2. Kegiatan keagamaan : Klien sering mengaji
3. Cara lanjut usia menyelesaikan masalah : Bicara dengan orang lain
4. Penampilan lansia : Penampilan klien saat ini baik
H. Pengkajian Fungsional Klien (KATZ Indeks)
Termasuk / kategori yang manakah klien :
a. Mandiri dalam makan, kontinensia (BAK / BAB), menggunakan pakaian,
pergi ke toilet, berpindah dan mandi.
b. Mandiri semuanya kecuali salah satu saja dari fungsi diatas
c. Mandiri, kecuali mandi dan satu lagi fungsi yang lain.
d. Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, dan satu fungsi yang lain.
e. Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, ke toilet dan satu fungsi yang lain.
f. Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, ke toilet, berpindah dan satu fungsi
yang lain.
g. Ketergantungan untuk semua fungsi.
h. Lain-lain:
Keterangan :
Dari hasil pengkajian fungsi klien termasuk dalam kategori A dimana klien
Mandiri dalam makan, kontinensia (BAK / BAB), menggunakan pakaian, pergi ke
toilet, berpindah dan mandi.

I. Pengkajian Status Mental Gerontik


Identifikasi tingkat kerusakan intelektual dengan menggunakan Short
Portable Mental Status Quesioner (SPMSQ)
instruksi :
Ajukan pertanyaan 1-10 pada daftar dan catat semua jawaban : catat jumlah
kesalahan total berdasarkan 10 pertanyaan

BENAR SALAH NO PERTANYAAN


 01 Tanggal berapa hari ini?
 02 Hari apa sekarang?
 03 Apa nama tempat ini?
 04 Dimana alamat anda?
 05 Berapa umur anda?
 06 Kapan anda lahir? (minimal tahun
lahir)
 07 Siapa presiden Indonesia sekarang?
 08 Siapa presiden indonesia sebelumnya?
 09 Siapa nama ibu anda?
 10 Kurangi 3 dari 20 dan tetap
pengurangan 3 dari setiap angka baru,
semua secara menurun
Jumlah : 10 Jumlah : 0

Keterangan :
Dari hasil pengkajian satatus mental pada Tn N di dapatkan hasil fungsi
intelektual utuh dengan jumlah nilai benar = 10 dan jumlah salah = 0

Interpretasi hasil :
Salah 0-3 : Fungsi intelektual utuh
Salah 4-5 : Kerusakan intelektual ringan
Salah 6-8 : Kerusakan intelektual sedang
Salah 9-10 : Kerusakan intelektual berat
Yang Mengkaji

Indra Suleman S.Kep


N I M : C03 119 027
I. IDENTIFIKASIDATA
1. Keluhan (DataSubjektif)
1. Klien mengeluh sakit kepala
2. Klien tidak bisa makan makanan yang bergaram
3. Kien tidak bisa makanan yang pedis
4. Klien mengeluh tidak nyaman
5. klien sering menonsumsi obat katopril
6. Klien akan merasakan sakit kepala jika terlalu banyak berfikir
7. klien mengatakan kadang mersa bingung dan sulit untuk berkosentrasi
2. Data objektif
1. Keadaan umum (TTV) : Komposmentis 140/80 mmHg
2. BB/TB : 69 kg / 167 cm
3. klien sulit untuk tidur
4. klien gelisa

II. KLASIFIKASI / PENGELOMPOKKAN DATA BERDASARKAN


GANGGUAN KEBUTUHAN
1. Nyeri Akut b.d Faktor fisiologis d.d gejala penyakit
2. Ansietas

III. ANALISA DATA BERDASARKAN PATOFISIOLOGI DAN


PENYIMPANGANKDM
Penyakit (Diagnsa Medis) Klien : Hipertensi
Respon utama : Nyrei
Penyimpangan KDM : (Bagan Sistematis)
Umur

Hipertensi

Kerusakan vaskuler pembulu darah


peubahan
Perubahan setruktur pembuluh darah status
kesehatan
Penyumbatan pembuluh darah

Vasokontraksi kurang terpapar


informasi
Gangguan Sirkulasi

        Otak Ansietas

Resistensi
pembuluh
darah otak

Nyeri Kepala

Nyeri akut
    

   
IV. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN
NO Tanggal muncul Masalah Masalah
1. Nyeri Akut bd faktor fisiologis 29- April-2020
d.d gejala penyakit
Ds :
1. Klien mengeluh sakit kepala
2. Klien akan merasakan sakit
kepala jika terlalu banyak
berfikir
Do:
1. Keadaan umum (TTV) :
Komposmentis 140/80 mmHg
2. klien sulit untuk tidur
3. klien gelisa
2 Ansietas 29-04-2020
Ds:
1. merasa khawatir dengan
akibat dari kondisi yang
dihadapi
2. klien mengatakan kadang
mersa bingung
3. sulit untuk berkosentrasi
Do:
1. klien gelisah
2. Klien sulit tidur

V. RUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Nyeri Akut bd faktor fisiologis d.d gejala penyakit
Ds :
1. Klien mengeluh sakit kepala
2. Klien akan merasakan sakit kepala jika terlalu banyak berfikir
Do:
1. Keadaan umum (TTV) : Komposmentis 140/80 mmHg
2. klien sulit untuk tidur
3. klien gelisa
2. Ansietas b.d Kurang terpapar informasi
Ds:
1. merasa khawatir dengan akibat dari kondisi yang dihadapi
Do:
1. klien gelisah
2. Klien sulit tidur
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Insial Klien: Tn R
Diagnosa Keperawatan Rencana Tindakan Keperawatan
No
Luaran Keperawatan Intervensi Nic
1 Nyeri Akut bd faktor fisiologis d.d L.08066 I.08238
gejala penyakit Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Observasi
Ds : 1x24 jam tingkat nyeri menurun dengan kriteria 1. Identifikasi lokasi, karakteristik,
hasil ;
1. Klien mengeluh sakit kepala durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
1. Keluhan nyeri menurun
2. Klien akan merasakan sakit nyeri
2. gelisah menurun
kepala jika terlalu banyak Terapeutik
3. kesulitan tidur menurun
berfikir 1. Berikan teknik nonfarmakologis
4. tekanan darah membaik
Do: untuk mengurangi rasa nyeri ( mis.
1. Keadaan umum (TTV) : teknik relaksasi napas dalam, dan
Komposmentis 140/80 mmHg terapi musik)
2. klien sulit untuk tidur Edukasi
3. klien gelisa 1. Jelaskan Strategi meredakan nyeri
2. Anjurkan memonitor nyeri secara
mandiri
Kolaborasi
1. Kolaboirasi Pemberian analgetik,
Jika perlu
2 Ansietas b.d Kurang terpapar L.090903 I.09314
informasi Setelah di lakukan tidankan keperawatan selama Obsrvasi
Ds: 1x24 jam tingkat ansietas menurun dengan 1. Identifikasi saat tingkat ansietas
kriteria hasil :
1. merasa khawatir dengan akibat berubah (mis.kondisi.waktu.stresor)
1. Perilaku gelisah menurun
dari kondisi yang dihadapi 2. monitor tanda-tanda ansietas
2. pola tidur membaik
Do: terapeutik
1. klien gelisah 1. pahami situasi yang membuat
2. Klien sulit tidur ansietas
2. dengarkan dengan penuh perhatian
edukasi
1. latih tehnik relaksasi
kolaborasi
1. kolaborasi perubahan obat ansietas,
jika purlu
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI TINDAKAN KEPERAWATAN
Inisial pasien : Tn.R

No Dx Tanggal Jam Implementasi Jam Evaluasi

D.0077 01- Mei -2020 07.00 1. Mengtifikasi lokasi, karakteristik, durasi, S : Klien mengatakan akan merasakan
frekuensi. nyeri jika penyakitnya kambuh, dan

Hasil : Klien merasakan nyeri di bagian merasakan nyeri di bagian kepala,


O: Keadaan klien saat ini baik, kesadaran
kepala,lama nyeri 1-2 menit
kompos mentis, tekanan darah 130/80
2. Memberikan teknik nonfarmakologis
mmHg
untuk mengurangi rasa nyeri ( mis.
A : Masalah nyeri akut belumteratasi
teknik relaksasi napas dalam, dan terapi
P : Lanjutkan Intervensi
musik)
1. Mengtifikasi lokasi, karakteristik,
Hasil : Perawat telah mengajarkan teknik
durasi, frekuensi.
nonfarmakologi berupa relaksasi napas
2. Menganjurkan memonitor nyeri
dalam
secara mandiri
3. Menjelaskan Strategi meredakan nyeri
3. Mengkolaboirasi Pemberian
Hasil : Klien terlihat sudah paham tentang
analgetik, Jika perlu
strategi meredakan rasa nyeri
4. Menganjurkan memonitor nyeri secara
mandiri
Hasil : Klien belum terlalu mengetahui dan
akan melakukan seperti yang di ajarakan
perawat
5. Mengkolaboirasi Pemberian analgetik,
Jika perlu
Hasil : perawat menganjurkan klien untuk
berobat ke klinik terdekat
d.0080 1. Mengidentifikasi saat tingkat ansietas S : Klien mengatakan klien akan merasa
berubah (mis.kondisi.waktu.stresor) gelisa jika mulai merasakan penyakitnya

Hasil : Klien sering mersakan gelisah karena dan akan mersakan sulit untuk tidur.
O : Keadaan klien saat ini baik,kesadaran
penyakitnya tak kunjung hilang
komposmentis, klien saat ini sering
2. Memonitor tanda-tanda ansietas
berkunjung ke keluarga agar tidak mudah
Hasil : klien saat ini terlihat baik-baik saja
stres, dan klien mulai melakukan tehnik
3. Memahami situasi yang membuat ansietas
relaksasi napas dalam setiap pagi.
Hasil: klien mengatakan situasi yang A : Masalah ansietas belum teratsi
membuat dia gelisah saat kepalanya mulai P : Pertahankan intervensi
sakit 1. Mengidentifikasi saat tingkat
4. Mendengarkan dengan penuh perhatian ansietas berubah
Hasil : Perawat mendengarkan klien dengan
baik (mis.kondisi.waktu.stresor)
5. Melatih tehnik relaksasi 2. Memonitor tanda-tanda ansietas
Hasil: klien sudah mulai melakukan tehnik 3. Memahami situasi yang membuat
relaksasi napas dalam ansietas
6. Mengkolaborasi perubahan obat ansietas, 4. Mendengarkan dengan penuh
jika purlu perhatian
5. Melatih tehnik relaksasi

Anda mungkin juga menyukai