KONTRAK BELAJAR
Sumber Strategi
Tujuan Hasil Yang diharapkan Waktu
Pembelajaran Pembelajaran
Pada Akhir Praktik 1. Standar Untuk mencapai Dalam PBK saya akan Untuk menjaga agar
Stae Keperawatan Diagnosis tujuan tersebut menunjukkan saya dapat mencapai
Gerontik, saya Keperawata saya akan : kemampuan dalam tujuan saya
mampumemberikan n Indonesia, 1. Melakukan mengelola Lansia yang merencanakan waktu
Asuhan Edisi I, Studi mengalami g angguan sebagia berikut
keperawatan pada Jakarta : pustaka sistem kerdio vaskuler Hari Ke 1 :
lansi dengan PPNI 2. Merawat dengan penyakit 1. Membuat
gangguan sitem 2. Standar lansia yang hipertensi Kontrak Belajar
kardio vaskuler Luaran mengalami 1. Mempresentasikan 2. Melakukan Pre
dengan penyakit Keperawata gangguan hasil laporan dan Post
hipertensi n Indonesia, sistem kepada Converence
Edisi I, kardio pembimbing 3. Membuat
Jakarta : vaskuler 2. Tersusunnya Laporan
PPNI dengan laporan kasus Pendahuluan
3. Standar penyakit 3. Pengesahan
Luaran hipertensi pembimbing untuk Hari Ke 2 :
Keperawata mencapai 1. Melakukan
n Indonesia, kompetensi. Pengkajian pada
Edisi I, 4. Mengumpulkan Lansia Kelolaan
Jakarta : data riwayat
PPNI kesehatan Hari Ke 3:
4. 5. Melakukan 1. Menyusuun
Pemeriksaan Fisik Rencana
pada Lansia yang Tindakan
mengalami Keperawatan
Gangguan sistem 2. Melakukan
kardi vaskuler Responsi Laporan
pendahuluan
Hari Ke 4:
1. Melakukan
Implemtasi dan
Evaluasi
2. Membuat Video
Intervensi yang
telah di
rencanakan pada
lansia kelolaan
3. Mengajarkan
Senam Lansia
pada Lansia
kelolaan
4. Mencari Video
Simulasi TAK
melalui media
Internet dan di
LAPORAN PENDAHULUAN PADA TN “R” DENGAN HIPERTENSI
DI DESA PILOMONU KECAMATAN MOOTILANGO
KABUPATEN GORONTALO
DISUSUN OLEH :
INDRA SULEMAN
NIM :C03119027
MENGETAHUI:
1. TGL
TANGGAL PENGUMPULAN 2. TEPAT WAKTU
3. TERLAMBAT
2. Etiologi
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi dua :
1. Hipertensi Esensial
Yaitu hipertensi yang belum diketahui penyebabnya dan meliputi 90 % dari
seluruh penderita hipertensi, faktor-faktor yang mempengaruhi antara lain
a. Genetik
Peran faktor genetik terhadap hipertensi esensial dibuktikan bahwa kejadian
hipertensi lebih banyak dijumpai pada penderita kembar monozigot dari pada
heterozigot, apabila salah satu diantara menderita hipertensi. Pada 70 % kasus
hipertensi esensial didapatkan riwayat hipertensi esensial.
b. Usia
Insiden hipertensi makin meningkat dengan meningkatnya usia. Hipertensi pada
yang berusia kurang dari 35 tahun dengan jelas menaikkan insiden penyakit
arteri koroner dan kematian prematur.
c. Obesitas
Adanya penumpukan lemak terutama pada pembuluh darah mengakibatkan
penurunan tahanan perifer sehingga meningkatkan aktivitas saraf simpatik
yang mengakibatkan peningkatan vasokontriksi dan penurunan vasodilatasi
dimana hal tersebut dapat merangsang medula adrenal untuk mensekresi
epinerpin dan norepineprin yang dapat menyebabkan hipertensi.
d. Hiperkolesterol
Lemak pada berbagai proses akan menyebabkan pembentukan plaque pada
pembuluh darah. Pengembangan ini menyebabkan penyempitan dan
pengerasan yang disebut aterosklerosis.
e. Asupan Natrium meningkat (keseimbangan natrium)
Kerusakan ekskresi natrium ginjal merupakan perubahan pertama yang ditemukan
pada proses terjadinya HT. Retensi Na+ diikuti dengan ekspansi volume darah
dan kemudian peningkatan output jantung. Autoregulasi perifer meningkatkan
resistensi pembuluh darah perifer dan berakhir dengan HT.
f. Rokok
Asap rokok mengandung nikotin yang memacu pengeluaran adrenalin yang
merangsang denyutan jantung dan tekanan darah. Selain itu asap rokok
mengandung karbon monoksida yang memiliki kemampuan lebih kuat dari
pada Hb dalam menarik oksigen. Sehingga jaringan kekurangan oksigen
termasuk ke jantung.
g. Alkohol
Penggunaan alkohol atau etanol jangka panjang dapat menyebabkan peningkatan
lipogenesis (terjadi hiperlipidemia) sintesis kolesterol dari asetil ko enzim A,
perubahan seklerosis dan fibrosis dalam arteri kecil.
h. Obat-obatan tertentu atau pil anti hamil
Pil anti hamil mengandung hormon estrogen yang juga bersifat retensi garam dan
air, serta dapat menaikkan kolesterol darah dan gula darah.
i. Stres psikologis
Stres dapat memicu pengeluaran hormon adrenalin dan katekolamin yang tinggi,
yang bersifat memperberat kerjaya arteri koroner sehingga suplay darah ke otot
jantung terganggu.
Stres dapat mengaktifkan saraf simpatis yang dapat meningkatkan tekanan darah
secara intermiten.
2. Hipertensi sekunder
Disebabkan oleh penyakit tertentu, misalnya :
a. Penyakit ginjal
Kerusakan pada ginjal menyebabkan renin oleh sel-sel juxtaglomerular keluar,
mengakibatkan pengeluaran angiostensin II yang berpengaruh terhadap sekresi
aldosteron yang dapat meretensi Na dan air.
b. Diabetes Mellitus
Disebabkan oleh kadar gula yang tinggi dalam waktu yang sama mengakibatkan
gula darah pekat dan terjadi pengendapan yang menimbulkan arterosklerosis
meningkatkan tekanan darah.
3. Manifestasi klinis
Pada tahap awal perkembangan hipertensi, tidak ada manifestasi yang di catat
oleh klien atau praktisi kesehatan. Pada akhirnya tekana darah akan naik, dan jika
keadaan ini tidak terditeksi selama pemeriksaan rutin, klien akan tetap tidak sadar
bahwa tekanan darsahnya naik, jika keadaan ini dibiarkan tidak terdiagnosis,
tekanan darah akan terus naik, manifestasi klinis akan menjadi jelas dan klien
pada akhirnya akan datang kerumah sakit dengan mengeluhkan sakit kepala terus-
menerus, kelelahan, pusing, berdebar-debar, sesak, pandangan kabur, atau
penglihatan ganda, atau mimisan, sakit kepala, mudah lelah, palpasasi, mual.
(Joyce & Jane 2014& Haryani 2015).
4. Patofisiologis
Mekanisme yang mengontrol kontriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak
di pusat vasomotor, pada medulla di otak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras
saraf simpatif, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna
medulla spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat
vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui
system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion
melepaskan asetikolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke
pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan
konstruksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan
dapat mempengaruhi renspon pembuluh darahterhadap rangsang vasokonstriktor.
Individu dengan Hipertensi sangat sensitive terhadap noepinifrin, meskipun tidak
diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi. Pada saat bersamaan
dimana system saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respon
rangsangan emosi. Kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan
aktivits vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya,
yang dapat memperkuat respons vasokontriktor pembuluh darah. Vasokontriksi
yang mengakibatkan penurunan aliran darah keginjal, menyebabkan pelepasan
rennin. Rennin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah
menjadi angiotensin II, suatu vasokontriktor kuat, yang pada gilirnnya
merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adenal. Hormon ini menyebabkan
retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume
intravaskuler. Semua factor tersebut mencetuskan keadaan hipertensi. (Bruner &
Suddhart, 2001, hal. 898).
5. Patways
Umur Jenis Kelamin Gaya Hidup Obesitas
Hipertensi
Vasokontraksi
Gangguan Sirkulasi
Otak Pembuluh Darah
Resistensi Iskemik
pembuluh
darah otak Vaso Kontriksi
Intoleransi
aktivitas
6. Pemeriksaan diagnostik
Uji yang di gunakan dalam evaluasi hipertensi rutin termasuk jumlah sel darah
lengkap, urinealisis. Penentuan serum kalium dan kadar natrium. Kadar
glukosa darah saat puasa, kadar serum kolestrol, nitrogen urem darah, dan
kadar serum keratin elektrokardiogram, dan radiografidada. Tes ini
menyediakan informasi yang berguna dalam menentukan keparahan penyakit
vaskuler, luasnya kerusakan organ sasaran, dan kemungkinan penyebab
hipertensi. Klien dengan potensi hipertensi sekunder mungkin memerlukan uji
yang lebih luas (Joyce & Jane 2014).
7. Komplikasi
Komplikasi menurut Tambayong (2000) yang mungkin terjadi pada hipertensi
adalah sebagai berikut :
1. Payah jantung (gagal jantung)
2. Pendarahan otak (stroke)
3. Hipertensi maligna : kelainan retina, ginjal dan cerabrol
4. Hipertensi ensefalopati : komplikasi hipertensi maligma dengan gangguan
otak.
5. Infark miokardium
Dapat terjadi apabila arteri koroner yang arterosklerotik tidak dapat menyuplai
cukup oksigen kemiokardium atau apabila terbentuk trombus yang
menghambat aliran darah melalui pembuluh darah tersebut.
6. Gagal ginjal
Karena kerusakan progresif akibat tekanan tinggi pada kapiler-kapiler ginjal,
glomerulus. Dengan rusaknya glomerulus darah akan mengalir ke unit-unit
fungsional ginjal. Nefron terganggu dan dapat berlanjut menjadi hipoksia dan
kemataian. Dengan rusaknya membran glomerulus,proteinakan keluar melalui
urin sehingga tekanan osmotik koloid plasma berkurang,menyebabkan
edema,yang sering dijumpai pada hipertensi kronik.
8. Penatalaksanaan
Menurut Engram (1999), penatalaksanaanya antara lain :
1. Pengobatan hipertensi sekunder mendahulukan pengobatan kausal.
2. Pengobatan hipertensi esensial ditujukan untuk menurunkan tekanan darah
dengan obat hipertensi.
3. Pengobatan hipertensi adalah pengobatan jangka panjang bahkan seumur
hidup.
4. Pengobatan dengan menggunakan standar triple therapy (STT) terdiri dari:
a. Diuretik, misalnya : tiazid, furosemid, hidroklorotiazid.
b. Betablocker : metildopa, reserpin.
c. Vasodilator : dioksid, pranosin, hidralasin.
d. Angiotensin, Converting Enzyme Inhibitor.
5. Modifikasi gaya hidup, dengan :
a. Penurunan berat badan.
b. Pengurangan asupan alkohoL.
c. Aktivitas fisik teratur.
d. Pengurangan masukan natrium.
e. Penghentian rokok.
Hipertensi
Vasokontraksi
Gangguan Sirkulasi
Resistensi Iskemik
pembuluh
darah otak Vaso Kontriksi
Intoleransi
aktivitas
3. Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri akut berhubungan dengan spasme pembuluh darah serebral
2) Resiko Penurunan curah jantung di buktikan dengan perubahan
preload
3) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan di buktikan
dengan klien mengeluh lelah
4. Rencana Intervesi
No Diagnosa Keperawatan Tujuan (SLKI) Intervensi (SIKI)
(SDKI)
1 Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan Manajemen nyeri
dengan spasme tindakan 3x24 jam Observasi
pembuluh darah serebral diharapkan nyeri akut 1. Identifikasi lokasi,
Gejala dan tanda Mayor menurun dengan karakteristik, durasi,
Subjektif kriteria hasil : frekuensi, kualitas,
1. Mengeluh nyeri 1. Keluhan nyeri intensitas nyeri
Objektif menurun 2. Identifikasi skala nyeri
1. Tampak meringis 2. Meringis menurun 3. Identifikasi respon nyeri
2. Bersikap protektif (mis.
3. Sikap protektif non verbal
Waspada, posisi menurun 4. Identifikasi faktor yang
menghindari nyeri) 4. Gelisah menurun memperberat dan yang
3. Gelisah 5. Kesulitan tidur memperingan nyeri
4. Frekuensi nadi menurun 5. Identifikasi pengetahuan
meningkat 6. Frekuensi nadi dan keyakinan tentang
5. Sulit tidur membaik nyeri
7. Pola nafas 6. Monitor efek samping
Gejala dan tanda Minor membaik penggunaan analgetik
Subjektif 8. Tekanan darah Terapeutik
(tidak tersedia) membaik 7. Berikan teknik
Objektif 9. Pola tidur nonfarkologis untuk
1. Tekanan darah membaik mengurangi rasa nyeri
meningkat 8. Kontrol lingkungan yang
2. Pola nafas berubah memperberat rasa nyeri
3. Nafsu makan menurun 9. Fasilitasi istirahat dan tidur
4. Diaforesis 10. Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi
11. Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu nyeri
12. Jelaskan strategi pereda
nyeri
13. Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
14. Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
15. Ajarkan tehnik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
16. Kolaborasi pemberian
analgetik
2. Resiko penurunan curah Setelah dilakukan Perawatan jantung
jantung berhubungan tindakan 3x24 jam Observasi
dengan perubahan diharapkan 1. Identifiksi tanda dan gejala
afterload penurunan curah primer penurunan curah
jantung meningkat jantung
Gejala dan tanda mayor : dengna kriteria hasil : 2. Identifikasi tanda dan gejala
Subjektif 1. Kekuatan nadi sekunder penurunan curah
1. Palpitasi perifer meningkat jantung
2. lelah 2. Palpitasi menurun 3. Monitor tekanan darah
3. Dispnea 3. Bradikardia 4. Monitor intake dan output
4. Batuk menurun 5. Monitor saturasi oksigen
Objektif 4. Gambaran EKG 6. Monitor keluhan nyeri dada
1. Bradikardia / arimia menurun 7. Monitor EKG 2 sadapan
takipkardia 5. Lelah menurun 8. Monitor aritmia
2. Gambaran EKG 6. Edema menurun Teraputik
aritmia atau gangguan 7. Distensi vena 9. Posisikan pasien semifowler
konduksi jugularis menurun atau fowler dengan kaki ke
3. Edema 8. Dispnea menurun bawah atau posisi nyaman
4. Distensi vena 9. Tekanan darah 10. Berkan diet jantung yang
jugularis Berat badan sesuai
5. Tekanan darah membaik 11. Fasilitasi pasien dan
meningkat/menurun keluarga untuk
6. Capillary refill time memodifikasi gaya hidup
>3 detik sehat
12. Berikan oksigen untuk
mempertahankan saturasi
oksigen > 94%
Edukasi
13. Anjurkan beraktivitas fisik
secara toleransi
14. Anjurkan beraktivitas fisik
secara bertahap
15. Anjurkan berhenti merokok
16. Ajarkan pasien dan keluarga
mengukur intake dan output
harian
Kolaborasi
17. Kolaborasikan pemberian
antiaritmia
DISUSUN OLEH :
INDRA SULEMAN
NIM :C03119027
MENGETAHUI:
4. TGL
TANGGAL PENGUMPULAN 5. TEPAT WAKTU
6. TERLAMBAT
A. KarakteristikDemografi
1. Identitas diri klien
Nama Lengkap : Tn R
Tempat/Tanggal Lahir : Tontayuo, 07-09-1946
JenisKelamin : Laki-laki
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Suku Bangsa : Indonesia
Pendidikan Terakhir : SMA
Diagnosis Medis : Hipertensi
Alamat : Desa pilomonu Kec Mootilango Kab Gorontalo
3. Aktivitas rekreasi
Hobi : Berkebun
Bepergian/Wisata : Klien tidak pernah berpergian
Keanggotaan organisai : Klien tidak memiliki anggota organisasi
Lain –lain :
4. Riwayat keluarga
a. Saudara kandung
No Nama Keadaan saat ini Keterangan
1. TN A - Sudah meninggal
2. TN p - Sudah meninggal
3. Tn S - Sudah meninggal
4. Tn T Sehat Tidak tinggal serumah
5. Ny M - Sudah meninggal
6. Ny N - Sudah meninggak
7. Ny O - Sudah meninggal
8. Ny M - Sudah meninggal
9. Ny MD Sehat Tidak tinggal serumah
10. Ny H Sehat Tidak tinggal serumah
Keterangan :
Dari hasil pengkajian satatus mental pada Tn N di dapatkan hasil fungsi
intelektual utuh dengan jumlah nilai benar = 10 dan jumlah salah = 0
Interpretasi hasil :
Salah 0-3 : Fungsi intelektual utuh
Salah 4-5 : Kerusakan intelektual ringan
Salah 6-8 : Kerusakan intelektual sedang
Salah 9-10 : Kerusakan intelektual berat
Yang Mengkaji
Hipertensi
Resistensi
pembuluh
darah otak
Nyeri Kepala
Nyeri akut
IV. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN
NO Tanggal muncul Masalah Masalah
1. Nyeri Akut bd faktor fisiologis 29- April-2020
d.d gejala penyakit
Ds :
1. Klien mengeluh sakit kepala
2. Klien akan merasakan sakit
kepala jika terlalu banyak
berfikir
Do:
1. Keadaan umum (TTV) :
Komposmentis 140/80 mmHg
2. klien sulit untuk tidur
3. klien gelisa
2 Ansietas 29-04-2020
Ds:
1. merasa khawatir dengan
akibat dari kondisi yang
dihadapi
2. klien mengatakan kadang
mersa bingung
3. sulit untuk berkosentrasi
Do:
1. klien gelisah
2. Klien sulit tidur
D.0077 01- Mei -2020 07.00 1. Mengtifikasi lokasi, karakteristik, durasi, S : Klien mengatakan akan merasakan
frekuensi. nyeri jika penyakitnya kambuh, dan
Hasil : Klien sering mersakan gelisah karena dan akan mersakan sulit untuk tidur.
O : Keadaan klien saat ini baik,kesadaran
penyakitnya tak kunjung hilang
komposmentis, klien saat ini sering
2. Memonitor tanda-tanda ansietas
berkunjung ke keluarga agar tidak mudah
Hasil : klien saat ini terlihat baik-baik saja
stres, dan klien mulai melakukan tehnik
3. Memahami situasi yang membuat ansietas
relaksasi napas dalam setiap pagi.
Hasil: klien mengatakan situasi yang A : Masalah ansietas belum teratsi
membuat dia gelisah saat kepalanya mulai P : Pertahankan intervensi
sakit 1. Mengidentifikasi saat tingkat
4. Mendengarkan dengan penuh perhatian ansietas berubah
Hasil : Perawat mendengarkan klien dengan
baik (mis.kondisi.waktu.stresor)
5. Melatih tehnik relaksasi 2. Memonitor tanda-tanda ansietas
Hasil: klien sudah mulai melakukan tehnik 3. Memahami situasi yang membuat
relaksasi napas dalam ansietas
6. Mengkolaborasi perubahan obat ansietas, 4. Mendengarkan dengan penuh
jika purlu perhatian
5. Melatih tehnik relaksasi