Anda di halaman 1dari 8

Resume BAB I Akuntansi Sektor Publik

Nama Kelompok I :
1. Risma Tri Amalia 190421528810
2. Sari 190421628805
3. Sevita Dwi Utami 190421628812

Organisasi Sektor Publik


1.1.1 Pengertian dan Karateristik Organisasi Sektor Publik
Pengertian
Kajian dalam organisasi sektor publik lebih ditempatkan pada wilayah diluar
pemerintahan dan didalam wilayah pemerintahan. Selain itu akuntansi sektor publik
juga diartikan sebagai suatu mekanisme akuntansi swasta yang dipraktekan dalam
organisasi publik. Dalam frase luas sektor publik diartikan sebagai metode
manajemen negara. Tapi dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan perbedaan
sudut pandang berbagai bidang membawa ilmu manajemen sektor publik tidak
mengarah pada sistem politik, hukum, sosiologi dan administrasi publik tetapi leboh
mengarah pada hak asasi dan organisasi yang pengolahan dananya berasal dari
masyarakat seperti : organisasi pemerintahan pusat, pemerintahan daerah, LSM,
parpol, yayasan dan tempat peribadatan,
Karateristik
Adanya organisasi sektor publik memiliki tujuan yaitu untuk mensejahterakan
masyarakat secara bertahap baik dalam kebutuhan dasar dan lainnya, dimana
kegiatannya dapat memberikan pelayanan publik seperti bidang pendidikan dan
kesehatan. Sumber pembiayaan organisasi berasal dari masyarakat yang berwujud
pajak dan retribusi, laba perusahaan, pinjaman pemerintah dan pendapatan lain yang
sah. Untuk pola pertanggung jawaban pada masyarakat melalui lembaga perwakilann
seperti DPR, DPD dan DPRD. Kultur organisasi bersifat formal, birokrasi dan
berjenjang. Pada penyusunan anggaran dilakukan bersama masyarakat dalam
perancangan program. Penurunan program publik dalam anggaran dipublikasikan
untuk dikritisi dan didiskusikan masyarakat dan disahkan oleh DPR, DPD dan DPRD.
Sedangkan dalam stakholder dapat dirinci sebagai masyarakat Indonesia, kreditor,
pegawai organisasi, lembaga dunia dan pemerintahan luar negeri.
Awal tahun 1990 pemerintahan menuju ke good governance dimana
pemerintahan berubah menjadi lebih akuntabilitas. Tapi sebenarnya historia
organisasi sektor publik telah dimulai ribuan tahun lalu yang terdapat dalam bukunya,
Vernon Kam (1989) keberadaan praktik akuntansi sektor publuk telah diilustrasikan.
Praktik sosial yang berasal dari interaksi antarmasyarakat membentuk kekuatan sosial
yang dapat diklasifikasikan dalam semangat kapitalisme, peristiwa politik dan
ekonomi, inovasi teknologi.
Praktik sistem pencatatan akuntansi telah terdapat sejak pada zaman Mesir
Kuno, masa Babilonia, Yunani, masa Roma, abad 13- 14 di benua Eropa, hingga awal
abad 15 mencapai Italia ke Inggris dan pada akhir abad 18 sampai terjadi
pengembangan prakik akuntansi sektor publik. Tapi di abad 19-20 praktik akuntansi
berkembang lambat karena adanya penekanan pajak dan pencataan belanja kerajaan
menggunakan sistem audit dan sampai tahun 1832 dibentuk komisi audit yang
melaporkan ke DPR.
1.1.3 Skala dan Ruang Lingkup Organisasi Sektor Publik
Sektor publik memiliki pengaruh besar dalam suatu negara contohnya di
Indonesia yang memiliki luas wilayah dan jumlah penduduk yang besar, untuk itu
tenaga kerja yang bergerak dibidang sektor publik sangatlah diharapkan. Lembaga
yang menampung memberikan manfaat bagi masyarakat luas seperti kepolisian,
pemerintahan dan kesehatan dimana dapat memberikan kesejahteraan bagi
masyarakat luas.
1.1.4 Aspek Filosofis Sektor Publik
Kontribusi sektor publik berkembang dengan masalah yang dihadapi, semakin
besar tenaga kerja yang diserap maka permasalahan yang harus dipecahkan semakin
logis. Kebijakan ini didasarkan pada pendekatan filosofi sektor publik seperti contract
culture, market concept dan individualisme. Pihahan tersebut menyebabkan perbedaan
kebijakan publik misalnya perubahan era orde baru ke era reformasi.
1.1.5 Peranan Sektor Publik dalam Ekonomi Masa ORBA
Lemahnya keadilan, demokrasi dan kepentingan masyarakat pada era 1990
membawa kondisi ekonomi pada titik terendah. Karena ketidakseimbangan kebutuhan
masyarakat dan pembangunan nasional maka sektor publik memberikan catatan
politik dan ekonomi yang mengemukakan, kondisi ekonomi berada pada Status Quo
(catatan perjalanan sektor publik di ORBA). Dampak empiris dari pemerintahan
ORBA dapat dilihat dari kesenjangan sosial yaitu adanya kapitalisme yang tinggi,
seperti jumlah rakyat miskin meningkat, harga utilitas semakain tinggi dan jumpah
siswa yang putus sekolah juga makin meningkat. Hal ini menunjukan infrastruktur di
Indonesia memiliki nilai rendah.
Peranan sektor publik di reformasi
Perubahan politik dan sistem multipartai memiliki perubahan baru dibanding
masa ORBA yang lebih mementingkam perana publik terutama pelaksanaan privitasi
dan deregulasi. Hal initerdapat kritik pada manajemen sektor publik seperti : sektor
swasta lebih efesiensi, kekuatan pasar dan persaingan mengarah pada peningkatan
kualitas dan lebih melindungi konsumen, perusahaan swasta dan pasar lebih baik
untuk memenuhi permintaan konsumen dan kondisi pasar dan terakhir meningkatkan
inovasi pelayanan masyarakat dengan melibatkan keluarga.
Peranan sektor Publik
Pelayanan masyarakat oleh sektor publik memainkan peranan penting dalam
ekonomi. Hal ini terlihat dari pemerintah pusat dan daerah yang berfokus pada
pengeluaran nasional dan mengupayakan sumber daya yang mampu dimaksimalkan
untuk sektor lain.
Pembangunan kembali sektor publik :
Perubahan politik ekonomi dari tahun ke tahun telah memunculkan kebutuhan
baru untuk membangun sektor publik, seperti : peningkatan investasi, demokrasi
negara , pembangunan ulang industri dan ekonomi dengan perencanaan sektor yang
lebih matang. Untuk itu diperlukan strategi yang terintergrasi agar pelaksanaan
restrukurisasi dan regenerasi pelayanan masnyarakat yang bergantung pada kondisi,
sebagai berikut : pekerja dan pemakai berpatisipasi penuh, kebijakan harus ditujukan
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, kebijakan harus mengarah pada komoditas
dan konsumen dari jasa yang sederajat, dan strategi bentuk kepemilikan dan
pengembangan digunakan untuk pengembangan keberlanjutan, seperti industri utilitas
dan melakukan perubahan hubungan sosial dengan mendirikan organisasi pelayanan
masyarakat.
1.1.6 Reformasi paradigma organisasi Sektor publik
Konsep sektoral ekonomi
Konsep sektoral ekonomi dimana fokus manajerial tidak tertuju pada penataan
organisasi sektor publik, namun lebih pada penataan arus program dan anggaran. Dari
konsep tersebut terciptalah konsep reinventing goverment dengan memperlakukan
pengolahan sektor publik sebagai suatu organisasi (Osborne & Gablez, 1992).
Organisasi sektor publik dapat dibedakan dalam alur operasionalnya, seperti contoh :
Departemen Kesehatan yang didanai oleh APBN dan Dinas Pendapatan Daerah yang
didanai oleh APBD.
Pelayanan sektor publik tidak selamanya dapat dihitung dalam nilai ekonomis.
Seperti pada pelayanan kesehatan yang harusnya dilakukan semua organisasi tanpa
meminta ongkos dimuka mengakibatkan mekanisme pasar tidak bisa ditetapkan.
Dalam bidang keuangan dana awal dipengaruhi atgas perubahan dan perbedaan
tujuan, seperti pada perusahaan dibidang utilitas yang lebih bergantung pada sumber
keuangan eksternal. Terkait adanya dana eksternal , pinjamam luar negeri ialah
inisiatif yang memungkinkan untuk menunjang makroekonomi oleh pemerintah pusat.
Misalnya dana pinjaman luar negeri untuk meningkatkan pelayanan kesehatan untuk
pembangunan infrastruktur fisik.
Konsep Reinventing Goverment
Dimana menurut Whitfield (1992) proses perubahan orientasi sebagai berikut :
1). Operasional komersial sektor publik harus dipisahkan, 2). Alur
pertanggungjawaban kepala dinas dan setara di pemerintahan tidaklah jelas, negitu
juga di departeman pusat, 3). Pengukuran prestasi unit pelaporan harus diperjelas.
Reinventing goverment memang konsep monumental, tapi jika tidak diikuti
perubahan lain maka tidak akan bisa mengatasi birokrasi.

Akuntansi Sektor Publik


1.2.1 Definisi Akuntansi Sektor Publik
Sebelum menjadi Akuntansi sektor publik, salah satu bidang akuntansi ini
mengalami beberapa perubahan paradigma. Berdasarkan buku-buku lama Eropa Barat,
akuntansi ini dinamakan sebagai akuntansi pemerintahan. Kemudian pendapat lain
menyebut sebagai akuntansi keuangan publik, hingga akhirnya mengalami perubahan
kembali menjadi akuntansi dana masyarakat. Masyarakat yang dimaksud merupakan
organisasi-organisasi yang ada di sektor publik dan kerja sama antara sektor publik dan
swasta. Akuntansi sektor publik berkaitan dengan teknik dan analisis yang digunakan
dalam mengelola dana masyarakat tersebut.
1.2.2 Akuntansi Sektor Publik versus Akuntansi Pemerintahan
Akuntansi sektor publik tidak sama dengan akuntansi pemerintahan.
Kemunculan akuntansi pemerintahan dapat dilihat melalui kebijakan fundamental pada
Kabinet Persatuan Nasional. Dua kebijakan besar yakni penggunaan double entry sytem
pada sistem penyusunan RAPBN/APBN dan pendekatan yang digunakan dalam
perencanaan anggaran di tahun anggaran 1999/2000 dengan mencampur dua
pendekatan, top down approach dan bottom up approach. Dengan pengetahuan yang
didapahami dalam akuntansi pemerintahan, menjadi pembuka bagi bidang akuntansi
sektor publik. Terdapat enam alasan dikembangkannya akuntansi sektor publik
diantaranya 1) ungkapan mengenai akuntansi sektor publik mulai disinggung dalam
dunia pendidikan pada tahun 1952; 2) organisasi akuntansi publik memiliki karakteritik
dan tanggung jawab yang berbeda-beda menurut Undang-undang; 3) terdapat banyak
variasi kegiatan yang dilakukan organisasi sektor publik; 4) organisasi sektor publik
berjalan bertentangan dengan mekanisme murni pasar; 5) keberhasilan penerapan
akuntansi sektor publik terletak pada kompentensi manajemen organisasi sektor publik;
6) pertanggungjawaban kompetensi umum oleh organisasi sektor publik kepada
DPR/DPRD.
Mekanisme pertanggungjawaban organisasi sektor publik pun beragam. Pada
pemerintahan daerah, kepala daerah bertindak sebagai operator yang memberikan
pelayanan publik yang sesuai tujuan atas standar yang telah ditentukan oleh DPRD.
Kemampuan kepala daerah juga diuji dalam menangani berbagai tekanan yang ada dari
sumber daya pusat dan daerah. Sumber daya yang dimaksud ialah departemen-
departemen pusat maupun daerah seperti partai politik, LSM, organisasi massa di
daerah dan lainnya. Tekanan yang diberikan berupa pengaruh atau arahan terbatas
dalam urusan daerah. Dari keenam alasan yang telah dipaparkan, terlihat jelas
perubahan ke arah akuntansi sektor publik sangat diperlukan.
1.2.3 Ruang Lingkup Akuntansi Sektor Publik
Diketahui penerapan Akuntansi Sektor Publik berhubungan dengan lembaga-lembaga
tinggi negara seperti DPR dan departemen-departemen yang berada dibawahnya seperti
pemerintah daerah, perguruan tinggi dan lembaga-lembaga nonprofit lainnya.
Akuntansi Sektor Publik memiliki ruang lingkup dengan beberapa kriteria yakni
organisasi sektor publik berorientasi pada masyarakat (organisasi yang dananya berasal
dari masyarakat) dan tidak adanya tujuan pemindahan organisasi sektor publik ke
swasta ketika berkegiatan dengan pasar. Cakupan akuntansi sektor publik diantaranya
akuntansi pemerintah pusat, akuntansi pemerintah daerah, akuntansi partai politik dan
LSM, akuntansi Yayasan, akuntansi Pendidikan dan Kesehatan dan akuntansi tempat
peribadatan.
1.2.4 Perkembangan Akuntansi Sektor Publik
Perkembangan ini diawali dengan perubahan paradigma yang terjadi dalam
kaitannya dengan memaknai dan penamaan akuntansi sektor publik. Hal ini juga tidak
lepas dari langkah pengembangan yang ada setelah pengajaran pertama kali di dunia
akademis tahun 1952. Di Indonesia, sejak akuntabilitas dan transparansi kinerja pada
pengelolaan sektor publik meningkat, pemerintahan mengarah ke dalam good
governance. Era ini merupakan era reformasi dengan pemerintahan yang
mengutamakan pemerintah yang bersih dalam rangka penyeimbangan pembangunan
nilai dan pembangunan fisik.
Kebutuhan akan transparansi kinerja juga berkaitan dengan peranan akuntansi.
Praktik due diligence dalam sektor publik yang dilakukan oleh akuntan asing di awal
reformasi menjadikan akuntansi bukan sebagai pertanggungjawaban dalam kinerjanya.
Selain itu, kepercayaan akan kredibilitas akuntan Indonesia turut dipertanyakan.
Pasalnya, etika profesi akuntan seperti kejujuran, profesionalisme perlu ditingkatkan
guna memenuhi tuntutan masyarakat dalam tujuan transparasi kinerja yang ingin
dicapai. Kinerja sektor publik pun menjadi fokus dalam memajukan pengembangan
sektor publik secara lebih maksimal.
1.2.5 Profesi sebagai Akuntan Sektor Publik
Pada tahun 1880, organisasi di Inggris dan Wales seperti Institute of Charterred
Accountants memulai profesi akuntansi. Munculnya organisasi ini didukung dengan
lembaga-lembaga akuntansi yang didirikan pemerintah kota praja. Tujuan pembentukan
lembaga-lembaga tersebut menekankan pada akuntansi perusahaan-perusahaan di kota
praja. Mereka menyebut akuntansi yang digunakan di perusahaan tersebut dengan
akuntansi sektor publik. Karena mengalami perluasan secara profesional dan nasional
bahkan global, sertifikasi pun diadakan untuk mencapai kompetensi yang lebih tinggi
sesuai peraturan pemerintah disana.
Berbeda dengan di Inggris, kepopuleran profesi akuntan sektor publik terbilang
masih di bawah profesi akuntan lainnya di Indonesia. Alasan yang mendasari hal ini
adalah adanya sistem dan prosedur yang tersentralisasi atas pelaporan keuangan yang
berkaitan dengan sistema pemerintahan Indonesia. Kondisi ini pun juga disebabkan
kurangnya upaya pengoptimalan kinerja kopartemen yang didirikan Ikatan Akuntan
Indonesia (IAI) sebagai wadah bagi akuntan sektor publik dan kolaborasi akademisi
atau kopartemen akuntan pendidik dalam mengembangkan ilmu akuntansi sektor
publik.
1.2.6 Perkembangan Terakhir Akuntansi Sektor Publik di Negara Lain
Mengawali perkembangan akuntansi sektor publik, Inggris menjadi negara
yang telah memulai perjalanan dalam menekuni perkembangan administrasi publik
pada tahun 1980-1998. Administrasi publik perlu dipahami dalam menunjang
pemerintahan yang baik. Pemerintahan Amerika pun mengikuti jejak Inggris dalam hal
administrasi publik di Amerika.
1.2.1 Titik Kritis dalam Praktik Akuntansi Sektor Publik
Menurut Penlebuy (1992) titik kritis di Indonesia terbagi menjadi 4 yaitu a)
kelayakan praktik pertanggungjawaban akuntansi organisasi sektor publik; b) prinsip
bruto yang menekankan seluruh penghasilan harus dilaporkan secara transparan dan
lengkap, tidak diperkenankan untuk melakukan pencatatan setelah adanya
pengurangan penghasilan; c) pertanggungjawaban akuntansi dari seluruh pengeluaran
dilakukan setiap periode atau periodical; d) terdapat pengeluaran yang termasuk
kedalam konsep by exception yakni pengeluaran yang dilakukan atas tujuan khusus
yang dalam penerapannya harus disetujui oleh DPR/DPRD atau komisaris.
Pada praktik pertanggungjawaban akuntansi juga hendaknya seimbang dengan
perencanaan dalam proses pengelolaan organisasi. Peranan keduanya sangat penting
sehingga pertanggungjawaban pengelolaan dana masyarakat jelas dan berjalan
dilandasi visi meningkatkan kesejahteraan masyarakat sebagi fokus utama dalam
sektor publik. Organisasi memerlukan pemerintah dalam mengendalikan laju
perekonomian dalam mengurus daerah atau kota. Namun, peran pemerintah daerah
atau kota di Indonesia masih rendah karena ketidakstabilan keadaan politik sosial dan
tingkat inflasi, pemerintah daerah atau kota belum bisa mengurus sendiri urusan di
daerah atau kota atau dengan kata lain bertumpu pada pemerintah pusat serta
bertopang pada pendapatan atas pungutan seperti pajak dan lainnya. Selain itu,
organisasi sektor publik tidak jarang terpengaruh oleh politik pemerintahan. Praktik
akuntansi yang dilakukan bahkan oleh lembaga independen seperti BPK sekalipun
masih terjangkau oleh politik. Dari hal tersebut terlihat bahwa standar yang
diberlakukan untuk sektor publik dan sektor swasta sangat berbeda sehingga
keselarasan standar dalam sektor publik dan sektor privat (swasta) juga patut
disamakan.

1.3 Sistematika Penyusunan Buku Akuntansi Sektor Publik


Akuntansi pada sector public merupakan integrasi teori dan praktik dari berbagai
aspek utama akuntansi. Ciri-ciri organisasi dan proses pertanggungjawaban sector public
dipengaruhi oleh perkembangan ilmu sosial, ekonomi, dan politik. Sistematika
penyusunan buku akuntansi sector public terdiri dari introduksi dan overview, regulasi
keuangan sector public, komparasi akuntansi sector public dengan akuntansi bisnis,
kerangka konseptual akuntansi sector public, pengarangan sector publik, siklus akuntansi
keuangan sector public, laporan keuangan sector public dan elemennya, pengukuran
kinerja, pelaporan kinerja, otonomi daerah, dan pemilihan langsung kepala desa. Tujuan
dari sistematika buku akuntansi sector public adalah memahami konsep public di
Indonesia dalam membantu terciptanya proses pertanggungjawaban public, memahami
konsep organisasi sector public dan peran akuntansi dalam membantu organisasi sector
public, memahami proses perencanaan dan pengendalian akuntansi dalam
pertanggungjawaban public dan eksesnya di unit organisasi sector public.

Article
REINVENTING GOVERNMENT DAN PEMBERDAYAAN APARATUR
PEMERINTAH DAERAH
Tujuan pemberian otonomi daerah adalah agar pemerintah daerah di seluruh wilayah
NKRI mampu mengurus rumah tangganya sendiri. Reinventing government merupakan suatu
konsep dimana pemerintahan dapat diwirausahakan sehingga dapat memenuhi kebutuhan
birokrasi. Tujuan reinventing government adalah untuk dapat menumbuhkan sikap dan
perilaku birokrat yang inovatif, adaptif terkontrol oleh birokrasi sehingga bermartabat dan
berorientasi kepada masyarakat. Reinventing government merupakan cara birokrasi
mengubah sistem atau pengaturan agar pelaksanaan pemeritahan dapat berjalan secara
akuntabilitas, resposif, inovatif, professional, dan entrepreneur. Entrepreneur dimaksudkan
agar pemerintah daerah yang telah diberikan otonomi memiliki semangat kewirausahaan
untuk lebih inovatif dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dan dapat menjawab
tuntutan masyarakat di era globalisasi. Osborne dan Gaebler (1992) dalam buku mereka yang
berjudul Reinventing Government: How the enterpreneurial spirit is transforming the public
sector mengemukakan sepuluh cara untuk membentuk birokrasi-wirausaha, yaitu:
pemerintahan Katalis: mengarahkan dari pada mengayuh. Pemerintah sebagai pembuat
kebijakan-kebijakan strategis yang bersifat mengarahkan daripada dalam teknis pelayanan
(pengayuh), pemerintahan milik masyarakat: Memberi wewenang daripada melayani,
pemerintahan yang kompetitif: menyuntikkan persaingan ke dalam pemberian pelayanan,
pemerintahan yang digerakkan oleh misi: mengubah organisasi yang digerakkan oleh
peraturan, pemerintahan yang berorientasi hasil: membiayai hasil, bukan masukan,
pemerintahan berorientasi pelanggan: memenuhi kebutuhan pelanggan, bukan birokrasi,
pemerintahan wirausaha: menghasilkan daripada membelanjakan, pemerintahan antisipatif:
mencegah daripada mengobati, pemerintahan desentralisasi : dari hierarki menuju partisipasi
dan tim kerja, pemerintahan berorientasi pasar : mendongkrak perubahan melalui pasar.
Aparatur merupakan pegawai pemerintah yang memiliki tugas dan fungsinya masing-masing
pada suatu organisasi pemerintahan dalam rangka kegiatan penyelenggaraan negara. Sistem
karier yang diterapkan bagi aparatur pemerintah daerah berdasarkan kompetensi, keahlian,
keterampilan dan prestasi kerja yang dimiliki. Kinerja aparatur merupakan hasil kerja yang
dicapai seorang pegawai pemerintah dalam melaksanakan tugas/ pekerjaannya pada
pelayanan publik ataupun tugas organisasi pemerintahan. Pada penelitian ini menggunakan
metode kualitatif. Entrepreneur pada proses pemerintahan adalah jiwa wirausaha yang
memunculkan kreativitas dan inovasi para aparaturnya sehingga akan lebih menghasilkan
(produktivitas) dalam hal pelayanan kepada masyarakat. Oleh karena itu sangat baik apabila
pemerintah daerah menggunakan sepuluh prinsip reinventing government untuk lebih
memberdayakan aparaturnya. Dengan kesepuluh prinsip reinventing government diharapkan
aparatur pemerintah daerah dapat: responsif terhadap kebutuhan masyarakat sehingga dapat
menciptakan hubungan yang harmonis antara birokrasi dengan masyarakat, memberdayakan
masyarakat di dalam pembangunan pemerintah daerah, antisipatif sehingga meminimalisir
timbulnya masalah yang lebih kompleks dan meluas baik dalam proses pemerintahan maupun
dalam hal kemasyarakatan, kreatif dan inovatif sehingga dapat meningkatkan partisipasi
masyarakat dalam pemerintahan dan pembangunan, mau terus berubah ke arah yang lebih
baik dan senantiasa meningkatkan kualitas kinerjanya sehingga memberikan manfaat positif
bagi organisasinya, berjiwa tangguh dan pantang menyerah sehingga dapat meningkatkan
produktivitas organisasi pemerintahan daerah, menjadi birokrasi yang visioner, berorientasi
pada pencapaian tujuan organisasi, jujur, bersih, dan bebas KKN, kompetitif dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat, berorientasi pasar dalam pelaksanaan proses
pemerintahan. Pada dasarnya penggunaan prinsip reinventing government diperlukan dalam
mewujudkan suatu pemerintahan yang baik (good gevernance) yang menurut UNDP dalam
Abidarin Rosidi (2013) karakteristiknya meliputi: partisipasi masyarakat, tegaknya supremasi
hukum, transparansi, daya tanggap, berorientasi pada kepentingan public, kesetaraan (equity),
efektivitas dan efisiensi proses-proses pemerintahan dan lembaga-lembaga, akuntabilitas
(pertanggungjawaban terhadap publik). Terdapat lima strategi yang dapat digunakan untuk
mendorong peningkatan kemampuan birokrasi agar efektif dan efisien, dapat beradaptasi, dan
berkapasitas untuk memperbarui sistem dan organisasi publik menurut Osborne dan Plastrik
(1997):
1. Strategi inti (the core strategy). Sebuah sistem dan organisasi publik. Tujuan yang
jelas pada suatu organisasi akan menghasilkan kinerja yang tinggi dari para
anggotanya.
2. Strategi konsekuensi (the consequences strategy). Organisasi publik memberikan
insentif kepada para pegawainya untuk mematuhi dan melaksanakan peraturan-
peraturan yang berlaku.
3. Strategi pelanggan (the customers strategy). Inti dari strategi ini adalah
pertanggungjawaban (accountability). Birokrasi diharapkan bertanggungjawab kepada
masyarakat sebagai pelanggan.
4. Strategi kontrol (the control strategy). Strategi ini menentukan letak di
manakekuasaan pengambilan keputusan diberikan. Pada sistem birokrasi lama,
wewenang untuk mengambil keputusan ada pada pimpinan organisasi.
5. Strategi budaya (the culture strategy). Strategi ini menentukan budaya organisasi
pemerintah yang meliputi: nilai, norma, tingkah laku, dan harapan-harapan aparatur/
pegawai.

Anda mungkin juga menyukai