Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pemikiran-pemikiran tentang pendidikan telah dimulai
pada zaman Yunani Kuno, dan dengan adanya kontribusi di
berbagai bagian dunia lainnya, akhirnya membawa
perkembangan pesat di Eropa dan Amerika Serikat. Oleh
karena itu, baik aliran-aliran klasik maupun gerakan-gerakan
baru dalam pendidikan pada umumnya berasal dari kedua
kawasan itu. Pemikiran-pemikiran itu tersebar ke seluruh
dunia, termasuk Indonesia.

Salah satu dari berbagai aliran klasik pendidikan yakni


Aliran Empirisme. Aliran ini mengatakan bahwa
perkembangan anak tergantung pada lingkungan, sedangkan
pembawaan anak yang dibawa semenjak lahir tidak dianggap
penting. Aliran ini dikemukakan oleh beberapa pakar filsafat
diantaranya John Locke.

Dalam perkembangannya, aliran ini dipandang berat


sebelah sebab hanya mementingkan peranan pengalaman
yang diperoleh dari lingkungan. Walaupun begitu, pokok-
pokok dari Aliran Empirisme ini dapat dikembangkan
sehingga dapat diterapkan dalam dunia Pendidikan

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apakah pengertian Aliran Empirisme ?

2. Siapakah tokoh perintis Aliran Empirisme ?

1
3. Apa saja pokok-pokok dari Aliran Empirisme ?

4. Bagaimana penerapan Aliran Empirisme dalam dunia


pendidikan ?

C. TUJUAN
1. Menjelaskan pengertian Aliran Empirisme berserta tokoh-
tokoh perintisnya
2. Menjelaskan pokok-pokok dari Aliran Empirisme
3. Menjelaskan penerapan pokok-pokok Aliran Empirisme
dalam dunia pendidikan

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN ALIRAN EMPIRISME


Aliran Emperisme adalah istilah emperisme beraal dari bahasa
Yunani yang artinya Pengalaman. Aliran empirisme dipandang berat
sebelah sebab hanya mementingkan peranan pengalaman yang
diperoleh dari lingkungan. Sedangkan kemampuan dasar yang
dibawa anak sejak lahir dianggap tidak menentukan, menurut
kenyataan dalam kehidupan sehari-hari terdapat anak yang berhasil
karena berbakat, meskipun lingkungan sekitarnya tidak mendukung.
Keberhasilan ini disebabkan oleh adanya kemampuan yang berasal
dari dalam diri yang berupa kecerdasan atau kemauan keras, anak
berusaha mendapatkan lingkungan yang dapat mengembangkan
bakat atau kemampuan yang telah ada dalam dirinya. Meskipun
demikian, penganut aliran ini masih tampak pada pendapat-pendapat
yang memandang manusia sebagai makhluk yang pasif yang dapat
dimanipulasi, umpama melalui modifikasi tingkah laku.

B. Karya Tokoh
Aliran rasionalisme dalam ilmu alam tidak mau menerima
pengetahuan, yang ditetapkan terlebih dulu tanpa melalui
penginderaan. Jalan pemikiran deduktif dipandang sebagai kekangan
pikiran manusia. Jalan itu ditinggalkan dan diganti dengan jalan
pemikiran dan penyelidikan secara induktif; tidak ada pengetahuan
tanpa melalui penginderaan dan pengalaman. Buku ini berisi
falsafahnya atau pandangan hidupnya. Dalam buku itu ia berkata;
“Tak ada sesuatu dalam jiwa, yang sebelumnya tak ada dalam indra”.
Dengan kata lain: Tak ada sesuatu dalam jiwa, tanpa melalui indra.
Dasar pemikiran sebagai hasil penyelidikannya tersebut adalah

3
pandangan hidupnya, yang ia terapkan secara konsekuen dalam bidang
Pendidikan. Pengalaman (empiris) merupakan unsur utama dalam
kehidupan, watak dan semua pengetahuan. Ia menganjurkan
pendidikan dalam keluarga agar pendidikan dapat disesuaikan dengan
pribadi anak. Ia tidak menyetujui sarana pendidikan yang keras dan
menolak hukum badan. Ia menganggap bahwa dalam kedudukannya,
watak yang didasarkan atas pemikiran (intelek) adalah hal terpenting.

C. Pokok- pokok aliran emperisme


Berdasarkan pembahasan pada point A dan B, berikut ini
merupakan pokok-pokok aliran empirisme :

1. Pandangan bahwa semua ide atau gagasan merupakan abstraksi


yang dibentuk dengan menggabungkan apa yang dialami.

2. Pengalaman inderawi adalah satu-satunya sumber pengetahuan, dan


bukan akal atau rasio.

3. Semua yang kita ketahui pada akhirnya bergantung pada data


inderawi.

4. Semua pengetahuan turun secara langsung, atau di simpulkan secara


tidak langsung dari data inderawi (kecuali beberapa kebenaran
definisional logika dan matematika).

D. Tujuan pembelajaran

Langkah pertama proses belajar mengajar ialah tujuan. Tujuan


pembelajaran adalah sesuatu yang ingin dicapai siswa setelah
menyelesaikan suatu konsep pembelajaran umum telah ditulis dalam
garis –garis besar program pengajaran. Komponen tujuan
pembelajaran adalah suatu tahap kegiatan belajar mengajar yang turut
memecahkan problem pengajaran.

4
E. Murid

Murid adalah orang yang melaksanakan pembelajaran untuk


mencapai tujuan pembelajaran. Murid dalam suatu kelompok harus
memiliki karakteristik yang sama. Untuk penentuan karakteristik lazim
digunakan empat teknik penentuan karakteristik siswa,mengkaji
dokumen,tes,wawancara dan observasi.

F. Guru

Guru adalah orang yang menggerakkan suatu proses belajar .


Tanpa profesionalisme proses belajar mengajar tidak akan mencapai
hasil yang baik. Keberadaan guru yang professional mutlak menjaji
proses pengembangan system pembelajaran.

G. Pendekatan

Pendekatan berupa suatu pendapat tentang pengajaran bahasa yang


didasari falsafah tentang bahasa dan pengajaran bahasa,seperti
pendekatan komunikatif dan pendekatan alamiah.Teknik pembelajaran
digunakan untuk mengurutkan setiap langkah kegiatan.Teknik yang
dapat digunakan seperti pemberian, penjelesan, diskusi. Pendekatan
dan metode maupun teknik merupakan sub- system yang digunakan
dalam pembelajaran.

H. Media atau alat peraga

Penyampaian materi pembelajaran memerlukan media suatu


alat.Alat yang digunakan untuk pembelajaran disebut  media belajar
(alat peraga).Alat ini hanya digunakan hanya untuk membantu
memperjelas siswa kepada hal yang memang belum jelas.Media
membentuk warga belajar terhindar dari verbalisme karena sesuatu
yang dikatakan ditunjukkan dan bendanya atau tiruanya.

5
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Aliran empirisme merupakan aliran yang mementingkan stimulasi


eksternal dalam perkembangan manusia. Aliran ini mengatakan bahwa
perkembangan anak tergantung pada lingkungan, sedangkan pembawaan
anak yang dibawa semenjak lahir tidak dianggap penting. Tokoh utama
aliran ini adalah John Locke seorang filsuf dari Inggris. Teori aliran ini
mengatakan bahwa anak yang lahir ke dunia dapat diumpamakan seperti
kertas putih yang kosong dan yang belum ditulisi, atau lebih dikenal
dengan istilah “Tabularsa” (a blank sheet of paper). Menurut aliran ini
anak-anak yang lahir ke dunia tidak mempunyai bakat dan pembawaan
apa-apa seperti kertas putih yang polos. Oleh karena itu anak-anak dapat
dibentuk sesuai dengan keinginan orang dewasa yang memberikan warna
pendidikannya. Ajaran-ajaran pokok Aliran Empirisme diantaranya adalah
mengakui bahwa pengalaman sebagai satu-satunya sumber pengetahuan.
Penerapan Aliran Pendidikan dalam dunia pendidikan diantaranya Guru
sebagai orang yang menggerakkan suatu proses belajar. Tanpa
profesionalisme proses belajar mengajar tidak akan mencapai hasil yang
baik.

6
DAFTAR PUSTAKA

Dalyono, M. 2005. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

La Sulo, Sulo Lipu. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta

Pengantar Pendidikan. (2013, 17 November). Penerapan Aliran Empirisme


dalam Pembelajaran. Di peroleh 10 Mei 2014, dari
http://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/11/19/penerapan-aliran-empirisme-
dalam-pembelajaran-3/

Soedjono, AJ. 1978. Aliran Baru Dalam Pendidikan. Bandung: CV Ilmu

Anda mungkin juga menyukai