Anda di halaman 1dari 36

KONSEP NILAI,

NORMA, ETIK DAN


MORAL
MAYA DWI YUSTINI
NILAI

Nilai atau value (bahasa Inggris) atau valere (bahasa Latin) berarti
berguna, mampu akan, berdaya, berlaku, kuat
Nilai pada hakikatnya suatu sifat atau kualitas yang melekat pada
suatu objek, namun bukan objek itu sendiri.
Nilai merupakan kualitas dari sesuatu yang bermanfaat bagi
kehidupan manusia, yang kemudian nilai dijadikan landasan, alasan
dan motivasi dalam bersikap dan berperilaku baik disadari maupuin
tidak disadari.
Nilai merupakan harga untuk manusia sebagai pribadi yang utuh,
misalnya kejujuran, kemanusiaan (Kamus Bahasa Indonesia, 2000).
Nilai akan lebih bermanfaat dalam menuntun sikap dan tingkah
laku manusia, maka harus lebih di kongkritkan lagi secara objektif,
sehingga memudahkannya dalam menjabarkannya dalam tingkah
laku, misalnya kepatuhan dalam norma hukum, norma agama,
norma adat istiadat dll.
Pemahaman tentang nilai tidak terlepas dari
pemahaman tentang bagaimana sesungguhnya nilai-nilai
itu terbentuk.
Schwartz (Schwartz dan Bilsky, 1987, Schwartz, 1992,
1994). berpandangan bahwa nilai merupakan representasi
kognitif dari tiga tipe persyaratan hidup manusia yang
universal

kebutuhan individu sebagai


organisme biologis,

persyaratan interaksi sosial yang


membutuhkan koordinasi
interpersonal

tuntutan institusi sosial untuk


mencapai kesejahteraan kelompok
dan kelangsungan hidup kelompok
Ciri – ciri Nilai

Bersifat abstrak yang ada


dalam kehidupan
manusia.

Memiliki sifat normative

Berfungsi sebagai daya


dorong atau motivator
dan manusia adalah
pendukung nilai
PENGERTIAN HIERARKHI NILAI.

Hierarkhi nilai sangat tergantung pada titik


tolak dan sudut pandang individu –masyarakat
terhadap sesuatu obyek.
Misalnya kalangan materialis memandang
bahwa nilai tertinggi adalah nilai meterial.
Max Scheler menyatakan bahwa nilai-nilai yang
ada tidak sama tingginya dan luhurnya
Menurutnya nilai-nilai hirarki dapat
dikelompokan dalam empat tingkatan
yaitu :

1. Nilai kenikmatan adalah 3. Nilai kejiwaan adalah


nilai-nilai yang berkaitan nilai-nilai yang berkaitan
dengan indra yang dengan kebenaran,
memunculkan rasa keindahan dan
senang, menderita atau pengetahuan murni,
tidak enak,
4. Nilai kerohanian yaitu
2. Nilai kehidupan yaitu tingkatan
nilai-nilai penting bagi modalitas nilai dari
kehidupan yakni : yang suci.
jasmani, kesehatan
serta kesejahteraan
umum,
Dalam pelaksanaanya, nilai-nilai dijabarkan dalam
wujud norma, ukuran dan kriteria sehingga merupakan
suatu keharusan anjuran atau larangan, tidak
dikehendaki atau tercela.
Oleh karena itu, nilai berperan sebagai pedoman yang
menentukan kehidupan setiap manusia. Nilai manusia
berada dalam hati nurani, kata hati dan pikiran sebagai
suatu keyakinan dan kepercayaan yang bersumber pada
berbagai sistem nilai.
Dari uraian mengenai macam – macam nilai diatas,
dapat dikemukakan pula bahwa yang mengandung nilai
itu bukan hanya sesuatu yang berwujud material saja,
akan tetapi juga sesuatu yang berwujud non material
atau immatrial
Hubungan nilai dan tingkah
laku
Di dalam kehidupan manusia, nilai
berperan sebagai standar yang
mengarahkan tingkah laku.
Nilai membimbing individu untuk
memasuki suatu situasi dan bagaimana
individu bertingkah laku dalam situasi
tersebut (Rokeach, 1973, Kahle dalam
Homer dan Kahle, 1988).
Nilai menjadi kriteria yang dipegang oleh
individu dalam memilih dan memutuskan
sesuatu (Williams dalam Homer dan Kahle,
1988).
Hubungan nilai dan tingkah
laku
Danandjaja (1985) mengemukakan bahwa
nilai memberi arah pada sikap, keyakinan
dan tingkah laku seseorang, serta
memberi pedoman untuk memilih tingkah
laku yang diinginkan pada setiap individu.
Karenanya nilai berpengaruh pada tingkah
laku sebagai dampak dari pembentukan
sikap dan keyakinan, sehingga dapat
dikatakan bahwa nilai merupakan faktor
penentu dalam berbagai tingkah laku
sosial (Rokeach, 1973, Danandjaja, 1985).
Hubungan nilai dan tingkah
laku
Nilai merupakan salah satu komponen
yang berperan dalam tingkah laku:
perubahan nilai dapat mengarahkan
terjadinya perubahan tingkah laku.
Hal ini telah dibuktikan dalam sejumlah
penelitian yang berhasil memodifikasi
tingkah laku dengan cara mengubah
sistem nilai (Grube dkk., 1994, Sweeting,
1990, Waller, 1994, Greenstein, 1976,
Grube, Greenstein, Rankin dan Kearney,
1977, Schwartz dan Inbar-Saban, 1988).
Hubungan nilai dan tingkah
laku
Perubahan nilai telah terbukti secara
signifikan menyebabkan perubahan pula
pada sikap dan tingkah laku memilih
pekerjaan, merokok, mencontek,
mengikuti aktivitas politik, pemilihan
teman, ikut serta dalam aktivitas
penegakan hak asasi manusia, membeli
mobil, hadir di majlis, memilih aktivitas di
waktu senggang, berhubungan dengan ras
lain, menggunakan media masa,
mengantisipasi penggunaan media, dan
orientasi politik (Homer dan Kahle, 1988).
NORMA

Pengertian Norma
Norma adalah aturan-aturan dan ketentuan-ketentuan
yang mengikat warga masyarakat atau kelompok
tertentu dan menjadi panduan, tatanan, pandangan dan
pengendali sikap dan tingkah laku manusia.
Oleh sebab itu, norma dalam perwujudannya dapat
berupa norma agama, norma filsafat, norma kesusilaan,
norma hukum, dan norma sosial.
Norma memiliki kekuatan untuk dapat dipatuhi, yang
dikenal dengan sanksi, misalnya:
a. Norma agama, dengan sanksinya dari Tuhan ,
b. Norma kesusilaan, dengan sanksinya rasa malu dan
menyesal terhadap diri sendiri,
c. Norma kesopanan, dengan sanksinya berupa mengucilkan
dalam pergaulan masyarakat,
d. Norma hukum, dengan sanksinya berupa penjara atau
kurungan atau denda yang dipaksakan oleh alat Negara
Fungsi Norma

Fungsi norma social dalam masyarakat secara umum


sebagai berikut :
Norma merupakan factor perilaku dalam kelompok
tertentu yang memungkinkan seseorang untuk
menentukan terlebih dahulu bagaimana tindakan akan
dinilai orang lain.
Norma merupakan aturan , pedoman, atau petunjuak
hidup dengan sanksi-sanksi untuk mendorong seseorang,
kelompok , dan masyarakat mencapai dan mewujudkan
nilai-nilai social.
Norma-norma merupakan aturan-aturan yang tumbuh
dan dan hidup dalam masyarakat sebagai unsur pengikat
dan pengendali manusia dalam hidup masyarakat.
Kajian Norma dan Kaidah

Istilah norma-norma atau kaidah, yaitu biasanya


suatu nilai yang mengatur dan memberikan
pedoman atau patokan tertentu bagi setiap orang
atau masyarakat untuk bersikap, dan berperilaku
sesuai dengan peraturan-peraturan yang telah
disepakati bersama.

Patokan atau pedoman tersebut sebagai norma


(norm) atau kaidah yang merupakan standar
yang harus ditaati atau dipatuhi (Soekanto:
1989: 7).
Kehidupan masyarakat terdapat berbagai
golongan dan aliran yang beraneka ragam,
masing-masing mempunyai kepentingan
sendiri, akan tetapi kepentingan bersama
itu mengharuskan adanya ketertiban dan
keamanan dalam kehidupan sehari-hari
dalam bentuk peraturan yang disepakati
bersama, yang mengatur tingkah laku
dalam masyarakat, yang disebut peraturan
hidup.
Untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan kehidupan
dengan aman, tertib dan damai tanpa gangguan
tersebut, maka diperlukan suatu tata (orde=ordnung),
dan tata itu diwujudkan dalam aturan main” yang
menjadi pedoman bagi segala pergaulan kehidupan
sehari-hari, sehingga kepentingan masing-masing
anggota masyarakat terpelihara dan terjamin.
Norma-norma tersebut terdiri dua
macam menurut isinya, yaitu:

a. Perintah, yang merupakan keharusan bagi seseorang untuk


berbuat sesuatu oleh karena akibatnya dipandang baik.
b. Larangan, yang merupakan keharusan bagi seseorang untuk
tidak berbuat sesuatu oleh karena akibatnya dipandang
tidak baik.Artinya norma adalah untuk memberikan
petunjuk kepada manusia bagaimana seseorang harus
bertindak dalam masyarakat serta perbuatan-perbuatan
mana yang harus dijalankannya, dan perbuatan-perbuatan
mana yang harus dihindari (Kansil, 1989: 81).
Norma-norma itu dapat dipertahankan melalui sanksi-
sanksi, yaitu berupa ancaman hukuman terhadap siapa
yang telah melanggarnya.
Tetapi dalam kehidupan masyarakat yang terikat oleh
peraturan hidup yang disebut norma, tanpa atau
dikenakan sanksi atas pelanggaran, bila seseorang
melanggar suatu norma, maka akan dikenakan sanksi
sesuai dengan tingkat dan sifatnya suatu pelanggaran
yang terjadi.
Aspek kehidupan antar pribadi (bermasyarakat) meliputi:
(1) kaidah atau norma-norma sopan-santun, tata krama dan
etiket dalam pergaulan sehari-hari dalam bermasyarakat
(pleasantliving together),
(2) kaidah-kaidah hukum yang tertuju kepada terciptanya
ketertiban, kedamaian dan keadilan dalam kehidupan
bersama atau bermasyarakat yang penuh dengan kepastian
atau ketenteraman (peaceful living together).
Kata “etik” ini bersumber pada kata dalam bahasa Ingeris : “ethic” yang
juga berasal dari bahasa Latin (Yunani kuno) “ethikos”.
“Etik” (ethic) adalah kata benda (nounce), sedangkan “etis” (ethical)
adalah kata sifat (ajective). Istilah “etik” lebih terkait dengan moral,
benar atau salah dan juga hukum. Definisi etik yang paling umum adalah
“prinsip-prinsip yang dipegang teguh” (“rules of conducts”) dalam
bekerja, melaksanakan tugas dan kewajiban. Oleh karena itu, semua
profesi yang terkait dengan pelayanan masyarakat dan dengan
kepentingan umum sudah memiliki apa yang disebut “kode etik profesi”.
Kode etik profesi mengatur tentang apa yang wajib atau harus dan yang
dilarang dilakukan oleh mereka yang menjalani profesi itu.
Sebagai contoh, seorang yang berprofesi dokter wajib mendahulukan
pertolongan untuk pasien yang terancam kehilangan nyawa karena
misalnya mengalami luka parah daripada urusan pribadinya sendiri atau
urusan pembayaran untuk jasanya. Pelanggaran terhadap kode etik profesi
umumnya sangat keras. Bisa berupa pencabutan ijin menjalankan
profesinya sampai hukuman penjara bila pelanggaran tersebut berupa
tindak pidana, misalnya menerima suap.
ETIKA

Kata “etika” sebenarnya juga mendekati “etik” tetapi


aturan dan konsekwensi tidak sekeras “etik”. Etika
lebih menjelaskan tentang “pantas” dan tidaknya suatu
tindakan atau sikap. “Hukuman” untuk pelanggarannya
pun tidak seberat pelanggaran terhadap etik. Mungkin
hanya bersifat cemoohan terbuka atau diam diam.
Etika adalah ilmu pengetahuan yang berhubungan
dengan upaya menentukan perbuatan-perbuatan yang
dilakukan oleh manusia untuk dikatakan baik atau
buruk, dengan kata lain aturan ataupun pola-pola dari
tingkah laku yang dihasilkan oleh akal manusia.
Karena adanya etika pergaulan dalam
masyarakat/bermasyarakat akan terlihat baik dan
buruknya.
Istilah etika, moral, norma dan nilai sering tidak
bisa dibedakan secara jelas, dan seiring mengacu
pada hukum yang berlaku secara umum di
masyarakat. Etika adalah sebuah
cabang filsafat yang membicarakan nilai dan
norma, moral yang menentukan perilaku manusia
dalam hidupnya. Etika mempunyai tiga arti :
Pertama, nilai-nilai atau norma-norma moral yang
menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu
kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.
Kedua, etika dalam arti kumpulan asas atau nilai
moral. Yang dimaksud disini adalah kode etik.
Ketiga, etika dalam arti ilmu tentang baik dan
buruk. Etika baru menjadi ilmu bila kemungkinan-
kemungkinan etis (asas-asas dan nilai-nilai yang
dianggap baik dan buruk)yang bisa diterima
masyarakat.
Etika dalam perkembangannya sangat mempengaruhi
kehidupan manusia. Etika memberi manusia orientasi
bagaimana ia menjalani hidupnya melalui rangkaian
tindakan sehari-hari.
Itu berarti etika membantu manusia untuk mengambil
sikap dan bertindak secara tepat dalam menjalani hidup
ini.
Etika pada akhirnya membantu kita untuk mengambil
keputusan tentang tindakan apa yang perlu kita lakukan
dan yangpelru kita pahami bersama bahwa etika ini
dapat diterapkan dalam segala aspek atau sisi
kehidupan kita, dengan demikian etika ini dapat dibagi
menjadi beberapa bagian sesuai dengan aspek atau sisi
kehidupan manusianya.
Komponen Etika

1. Kebebasan dan Tanggung Jawab.


Bebas mengutarakan pendapat harus bisa
mempertanggungjawabkan
2. Hak dan Kewajiban
Wajib menghormati hak orang lain
3. Baik dan buruk
Apabila secara etika apa yg kita lakukan baik maka
akan berdampak baik
4. Keutamaan dan kebahagiaan
Keutamaan etika berkaitan dg tindakan yg dikagumi
atau disanjung. Kebahagiaan hanya dimiliki manusia
yg berakal budi
ETIK (Prinsip – prinsip etik)
1. Otonomi (autonomy)
Otonomi adalah hak kemandirian dan kebebasan individu yang menuntut
pembedaan diri. Prinsip otomi adalah didasari pada keyakinan seseorang
bahwa dia mampu berpikir logis dan dapat membuat keputusan sendiri.
2. Berbuat baik (beneficience)
Berbuat baik dalam prinsip ini maksudnya individu tersebut melakukan sesuatu
yang baik. Dapat mencegah seseorang melakukan kesalahan. Terkadang,
prinsip ini dalam pelayanan kesehatan terjadi konflik dengan otonomi. Kenapa?
Karena saat kita sudah niat untuk melakukan suatu kebaikan tetapi terhalang
oleh otonomi (kemandirian kita), jika kita tidak memiliki pengetahuan atau
pedoman yang benar dalam melakukan sesuatu kita bisa mendapat
keburukan/kesalahan dalam perbuatan kita tersebut.
3. Keadilan (justice)
Keadilan adalah sesuatu yang ditempatkan sesuai dengan porsinya. Prinsip
keadilan dibutuhkan demi tercapainya kesamaan derajat dan keadilan
terhadap orang lain yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal, dan
kemanusiaan.
4. Tidak merugikan (non-maleficience)
Prinsip ini maksudnya dalam melakukan tindakan jangan menimbulkan
bahaya/cedera fisik ataupun psikologis pada pasien.
5. Kejujuran (veracity)
Prinsip kejujuran adalah penuh dengan kebenaran. Prinsip ini
diperlukan oleh pemberi pelayanan kesehatan untuk
menyampaikan kebenaran kepada pasien dengan keadaan
dirinya selama menjalani keperawatan tetapi informasi itu
harus akurat dan objektif. Terkadang, ada saatnya pembatasan
kejujuran untuk kepentingan pasien seperti jika kebenaran
akan kesalahan prognosis pasien demi pemulihannya.
6. Menepati Janji (fidelity)
Prinsip ini memiliki makna bahwa sebagai seorang perawat kita
harus menepati janji dan setia pada komitmen awal. Menepati
janji berhubungan juga dengan ketaatan, kesetiaan, dan
tanggung jawab perawat kepada pasien demi meningkatkan
kesehatan.
7. Kerahasiaan (confidentiality)
Prinsip ini maksudnya bahwa segala informasi yang menyangkut
dokumen catatan kesehatan pasien harus benar-benar dijaga
sungguh-sungguh (privasi). Kecuali, jika pasien mengizinkan
dengan bukti persetujuan.
8. Akuntabilitas (accountability)
Akuntabilitas dapat diartikan standar pasti bahwa tindakan
seorang yang pofesional harus dapat dinilai dalam situasi yang
tidak jelas atau tanpa terkecuali.
MORAL
Moral adalah pengetahuan atau wawasan yang
menyangkut budi pekerti manusia yang beradab.
Moral juga berarti ajaran yang baik, buruknya
perbuatan dan kelakukan.
Moralisasi yaitu uraian “pandangan dan ajaran” tentang
perbuatan serta kelakukan yang baik. Demoralisasi yaitu
kerusakan moral.
Moralitas (dari kata sifat Latin moralis) mempunyai arti
yang pada dasarnya sama dengan ‘moral’, hanya ada
nada lebih abstrak. Berbicara tentang moralitas suatu
perbuatan, artinya segi moral suatu perbuatan atau baik
buruknya perbuatan tersebut. Moralitas adalah sifat
moral atau keseluruhan asas dan nilai yang berkenaan
dengan baik dan buruk.
Istilah moral berasal dari bahasa latin mores yang berarti adat
kebiasaan atau cara hidup. (Gunarsa, 1986)
Moral pada dasarnya merupakan rangkaian nilai tentang
berbagai macam perilaku yang harus dipatuhi. (Shaffer, 1979)
Moral merupakan kaidah norma dan pranata yang mengatur
prilaku individu dalam hubunganya dengan masyarakat.
Moral merupakan tindakan manusia yang bercorak khusus yang
didasarkan kepada pengertiannya mengenai baik dan buruk.
Moral lah yang membedakan manusia denga makhluk Tuhan
yang lainya dan menempatkan pada posisi yang baik diatas
makhluk lain.
Moral merupakan realitas dari kepribadian pada
umumnya bukan hasil perkembangan semata, akan
tetapi adalah merupakan tindakan atau tingkah laku
seseorang.
Moral tidaklah bisa dipisahkan dari kehidupan
beragama. Di dalam agama Islam perkataan moral
identik dengan akhlak, di mana kata “akhlak” berasal
dari bahasa Arab
jama’ dari “khulqun” yang menurut bahasa berarti budi
pekerti.
Moral merupakan norma yang sifatnya kesadaran atau
keinsyafan terhadap suatu kewajiban melakukan
sesuatu atau suatu keharusan untuk meninggalkan
perbuatan – perbuatan tertentu yang dinilai masyarakat
melanggar norma – norma.
Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa suatu kewajiban
dan norma moral sekaligus menyangkut keharusan untuk
bersikap bersopan santun.
Baik sikap sopan santun maupun penilaian baik – buruk
terhadap sesuatu, keduanya sama – sama bisa membuat
manusia beruntung dan bisa juga merugi. Disini
terdapat kesadaran akan sesuatu perbuatan dengan
memadukan kekuatan nilai intelektualitas dengan nilai –
nilai moral.
Nilai – nilai intelektualitas merupakan sumber
pertimbangan terhadap sesuatu yang benar dan yang
salah, sedangkan nilai – nilai moral merupakan sumber
pertimbangan suasana hati tentang kebaikan dan
keburukan. Jika seseorang dapat membedakan dan
mampu memilih kesetangkupan antara yang baik dan
yang benar dengan yang buruk dan ditemukan.
Persamaan Etika dan Moral

1. Etika dan moral mengacu kepada ajaran atau gambaran tentang


perbuatan, tingkah laku, sifat dan perangai yang baik
2. Etika dan moral merupakan prinsip atau aturan hidup manusia
untuk menakar martabat dan harkat kemanusiaannya. Sebaliknya
semakin rendah kualitas etika, moral dan susila seseorang atau
sekelompok orang, maka semakin rendah pula kualitas
kemanusiaannya
3. Etika dan moral seseorang atau sekelompok orang bukan
merupakan faktor keturunan yang bersifat tetap, statis dan
konstan, tetapi merupakan potensi positif yang dimiliki setiap
orang. Untuk pengembangan potensi positip tersebut diperlukan
pendidikan, pembiasaan dan keteladanan, serta dukungan
lingkungan, mulai dari keluarga, sekolah dan masyarakat yang
secara terus menerus, berkesinambungan, dengan tingkat
konsistensi yang tinggi.
4. Persamaan ke tiga point tersebut di atas terletak pada fungsi dan
peran, yaitu menentukan hukum atau nilai dari suatu perbuatan
manusia untuk ditetapkan baik atau buruk.
Perbedaan Moral Dan Etika
1. Moral mengajarkan apa yang benar sedangkan etika melakukan yang benar.
2. Moral mengajarkan bagaimana seharusnya hidup sedangkan etika berbuat atau
bertindak sesuai dengan apa yang telah diajarkan dalam pendidikan moral.
3. Moral menyediakan “rel” kehidupan sedangkan etika berjalan dalam “rel”kehidupan.
4. Moral itu rambu-rambu kehidupan sedangkan etika mentaati rambu-rambu kehidupan.
5. Moral itu memberikan arah hidup yang harus ditepumpuh sedangkan etika berjalan
sesuai arah yang telah ditetapkan (menuju arah).
6. Moral itu seperti kompas dalam kehidupan sedangkan etika memperhatikan dan
mengikuti arah kompas dalam menjalani kehidupan.
7. Moral ibarat peta kehidupan sedangkan etika mengikuti peta kehidupan.
8. Moral itu pedoman kehidupan sedangkan etika mengiuti pedoman.
9. Moral tidak bisa dimanipulasi sedangkan etika bisa dimanipulasi
10. Moral itu aturan yang wajib ditaati oleh setiap orang sedangkan etika sering
berorientasi pada situasi dan kondisui, motif, tujuan, kepentingan, dan sebagainya.
11. Moral sumber acuannya adalah norma dan adat istiadat, sedangkan etika bersumber
pada akal manusia
12. Moral memandang tingkah laku manusia secara lokal atau khusus, sedangkan etika
berpandangan pada tingkah laku manusia secara umum

Anda mungkin juga menyukai