Anda di halaman 1dari 25

“PRESPEKTIF KEPERAWATAN ANAK PADA ERA NEW NORMAL”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Anak

COVER

Oleh Kelompok I :

AGUS RIYANDA (P1337420921236)

AKMARINA (P1337420921228)

ALMI RINALDI

AYU WAHYUNI (P1337420921250)

LIA OKTARIA (P1337420921206)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI PROFESI NERS
TAHUN 2022

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Presfektif keperawatan Anak Pada Era New Normal”. Penulisan makalah ini bertujuan
untuk memenuhi salah satu tugas dari Mata Kuliah Keperawatan Anak.
Makalah ini ditulis berdasarkan berbagai sumber yang berkaitan dengan materi yang
ingin disampaikan. Tak lupa kami sampaikan terima kasih kepada pengajar mata kuliah
Keperawatan Anak atas bimbingan dan arahan dalam penulisan makalah ini, dan juga kepada
rekan-rekan mahasiswa yang telah memberikan masukan dan pandangan, sehingga dapat
terselesaikannya makalah ini.
Kami berharap makalah ini dapat menambah wawasan mengenai Keperawatan Anak
terutama mengenai materi. Sehingga saat pemilihan atau penempatan kata untuk memahami
makna suatu kata, juga dapat meminimalisir kesalah pahaman yang akan terjadi yang
dikarenakan penempatan kata yang digunakan. Kami berharap para pembaca untuk dapat
memberikan pandangan dan wawasan agar makalah ini menjadi lebih baik.

Semarang, 14 Februari 2022

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI

COVER......................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG....................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH................................................................................................1
C. TUJUAN.........................................................................................................................1
BAB II.......................................................................................................................................2
A. PERSPEKTIF KEPERAWATAN ANAK......................................................................2
B. Evolusi Pelayanan Kesehatan Anak Di Indonesia..........................................................4
C. Pengaruh Budaya, Agama dan Kepercayaan Terhadap Kesehatan Anak.......................6
D. Keperawatan Pediatrik....................................................................................................7
E. Peran Perawat Pediatrik..................................................................................................9
BAB III PEMBAHASAN......................................................................................................17
A. PERAN PERAWAT DALAM KEPERAWATAN ANAK..........................................18
BAB IV PENUTUP................................................................................................................20
A. KESIMPULAN.............................................................................................................20
B. SARAN.........................................................................................................................20
DAFTAR PUTAKA...............................................................................................................21

iii
iv
BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Anak dipandang sebagai individu yang unik, yang punya potensi untuk tumbuh
dan berkembang ( Supartini, Yupi ). Anak bukanlah miniature orang dewasa, melainkan
individu yang sedang berada dalam proses tumbuh kembang dan mempunyai
kebutuhan yang spesifik. Sepanjang rentang sehat-sakit, anak membutuhkan bantuan
perawat baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga tumbuh kembangnya
dapat terus berjalan. Orangtua diyakini sebagai orang yang paling tepat dan paling baik
dalam memberikan perawatan pada anak, baik dalam keadaan sehat maupun sakit.

Proses tumbuh kembang merupakan proses yang berkesinambungan mulai dari


konsepsi sampai dewasa yang mengikuti pola tertentu yang khas untuk setiap anak.
Dimana terjadi proses interaksi terus menerus serta rumit antara faktor genetika dan
faktor lingkungan, baik lingkungan sebelum anak dilahirkan maupun lingkungan setelah
dilahirkan. Setiap orang tua ingin menjadikan anaknya mempunyai taraf kesehatan
yang baik, namun banyak faktor yang mempengaruhi terciptanya keinginan tersebut
salah satunya adalah tumbuh kembang sang anak itu sendiri.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka penulis dapat merumuskan suatu
permasalahan dalam makalah ini antara lain sebagai berikut :

A. Apa saja factor yang mempengaruhi perspektif keperawatan anak?

B. Apa saja factor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak?

C. TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka penulis dapat memahami tujuan dari
penyusunan makalah ini adalah :

A. Untuk mengetahui factor yang mempengaruhi perspektif keperawatan anak?

B. Untuk mengetahui factor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan


anak?

1
BAB II

A. PERSPEKTIF KEPERAWATAN ANAK


a. Mortalitas dan Morbiditas Pada Bayi dan Anak-Anak

1. Mortalitas Bayi

Angka mortalitas bayi merupakan jumlah kematian per 1000 kelahiran hidup
selama tahun pertama kehidupan, yang kemudian dibagi menjadi mortalitan
neonatal (usia <28 hari) dan mortalitas pascanatal (usia 28 hari-11 bulan)
Proporsi penyakit penyebab kematian bayi (Depkes, 2004): :

a) Penyakit system pernafasan : 29,5 %

b) Gangguan perinatal : 29,3 %

c) Diare : 13,9 %

d) Penyakit sistem syaraf : 5,5 %

e) Tetanus : 3,68%

f) Infeksi dan parasit lain : 3,5 %

Faktor – faktor yang meningkatkan resiko mortalitas bayi meliputi ras klit hitam,
gender laki – laki, gestasi pendek atau panjang, urutan kelahiran, usia maternal
dang tingkat pendidikan ibu. Adapun 4 penyebab utama dari terjadinya mortalitas
pada bayi yaitu anomali kongenital, gangguan yang berhubunngan dengan gestasi
pendek, BBlR yang tidak khas dan sindrom distress pernapasan.

Angka mortalitas bayi dan anak berguna untuk memantau dan mengevaluasi
keberhasilan program di bidang kesehatan, sebagai pengukur situasi demografi,
sebagai masukan dalam perhitungan proyeksi penduduk, dan untuk
mengidentifikasi kelompok penduduk yang mempunyai resiko kematian tinggi.
(Robby As,2007)

Di indonesia kesadaran masyarakat terhadap kesehatan mulai meningkat,


ijalankannya program-program kesehatan masyarakat seperti pembasmian

2
malaria dan cacar, Pembangunan baik ekonomi, sosial dan lainnya makin
digalakkan ( Hugo dan kawan-kawan, 1987 ).

2. Mortalitas anak-anak

Mortalitas yang terjadi pada anak di atas usia 1 tahun , penyebab yang tersering
adalah cedera yang tidak di sengaja. Penyebab kematian pada anak :

a) Kekerasan pada anak

b) Penyakit infeksi

c) Kondisi perinatal

d) Cedera seperti tenggelam, kecelakaan, luka bakar, asfiksiamekanis,


keracunan.

Untuk anak berusia lebih dari 1 tahun, angka kematiannya lebih kecil dari angka
kematian bayi. Anal berusia 5 sampai 14 tahun mempunyai angka kematian paling
rendah. Namun peningkatan terjadi selama masa remaja akhir terutama karena
cedera, pembunuhan, dan bunuh diri.

3. Morbiditas

Tidak seperti mortalitas, morbiditas sangat sulit didefenisikan dan mungkin


menunjukkan penyakit akut, penyakit kronik, atau ketidakmampuan. Sumber data
umum mencakup alas an datang kedokter, diagnosis saat masuk rumah sakit,
atau wawancara di rumah tangga. Tidak seperti mortalitas yang direvisi setiap
tahun, morbiditas jarang direvisi dan tidak selalu mewakili popilasi umum.

a) Morbiditas anak-anak Banyak disebabkan oleh  penyakit akut :

 Penyakit pernapasan : 50%

 Infeksi dan penyakit parasit : 11%)

 Cedera                               : 15 %,  

Ketidakmampuan yang dapat diukur dengan aktivitas dalam derajat tertentu,


misalnya hari tidak datang kesekolah dan hari berbaring ditempat tidur. Tipe
penyakit yang didapat anak bervariasi sesuai usia seperti ispa, pnemunia dan

3
cedera.  Peningkatan angka morbiditas desebabkan karena terbatasnya akses
kesehatan, kemiskinan, derajat ketidakmampuan, dan pendidikan orang tua.

b. Morbiditas baru/penyakit sosial pediatric

Merupakan masalah psikolososial pada anak seperti sossioekonomi yang rendah,


keluarga orang tua tunggal, keluhan gangguan fisik kronik, keterampilan
membaca yang kurang.

B. Evolusi Pelayanan Kesehatan Anak Di Indonesia


Angka kematian Bayi dan Anak, khususnya bayi merupakan indikator yang
penting untuk mencerminkan keadaan derajat kesehatan di suatu masyarakat, karena
bayi yang baru lahir sangat sensitif terhadap keadaan lingkungan tempat tinggal orang
tua si bayi tinggal dan sangat erat kaitannya dengan status sosial – ekonomi orang tua
si bayi.Pengaruh budaya, agama dan kepercayaan terhadap kesehatan anak.

Secara umum AKB di Indonesia sejak awal abad ke-20 cenderung menurun diawali
masuknya industrialisasi dari Eropa ke Indonesia ( Hugo dan kawan – kawan, 1987 ).

Berdasarkan pengamatan Cho dan peneliti lainnya ( 1980 ) turunnya angka


kematian pada dekade 1930-an ini lebih lambat dibandingkan dengan tahun
sebelumnya karena adanya depresi ekonomi. Kesejahteraan masyarakat nampaknya
sudah mulai membaik pada tahun 1950-an dengan dijalankannya program-program
kesehatan masyarakat seperti pembasmian malaria dan cacar ( Hugo dan kawan-
kawan, 1987 ). Perbaikan gizi keluarga dan masyarakat , serta pembangunan kesehatan
mempunyai andil yang cukup memadai dalam menurunkan AKB. Demikian juga halnya
dengan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan mulai meningkat, sejalan dengan
meningkatnya tingkat pendapatan masyarakat. Khususnya Pembangunan baik ekonomi,
sosial dan lainnya makin digalakkan, sehingga pendapatan masyarakat dan kesadaran
akan kesehatan makin meningkat.

Era globalisasi dan era informasi yang akhir-akhir ini mulai masuk ke Indonesia
telah membuat tuntutan-tuntutan baru di segala sektor dalam Negara kita. Tidak
terkecuali dalam sektor pelayanan kesehatan, era globalisasi dan informasi seakan telah
membuat standar baru yang harus dipenuhi oleh seluruh pemain di sektor ini. Hal
tersebut telah membuat dunia keperawatan di Indonesia menjadi tertantang untuk
4
terus mengembangkan kualitas pelayanan keperawatan yang berbasis teknologi
informasi. Namun memang kita tidak bisa mnutup mata akan hambatan-hambatan yang
dihadapi oleh keperawatan di Indonesia, diantaranya adalah keterbatasan SDM yang
menguasai bidang keperawatan dan teknologi informasi sevara terpadu, masih
minimnya infrastruktur untuk menerapkan sistem informasi di dunia pelayanan, dan
masih rendahnya minat para perawat di bidang teknologi informasi keperawatan.

Kualitas atau mutu pelayanan keperawatan di rumah sakit bergantung kepada


kecepatan, kemudahan, dan ketepatan dalam melakukan tindakan keperawatan yang
berarti juga pelayanan keperawatan bergantung kepada efisiensi dan efektifitas
struktural yang ada dalam keseluruhan sistem suatu rumah sakit. Pelayanan rumah
sakit setidaknya terbagi menjadi dua bagian besar yaitu pelayanan medis dan
pelayanan yang bersifat non-medis, sebagai contoh pelayanan medis dapat terdiri dari
pemberian obat, pemberian makanan, asuhan keperawatan, diagnosa medis, dan lain-
lain. Ada pun pelayanan yang bersifat non medis seperti proses penerimaan, proses
pembayaran, sampai proses administrasi yang terkait dengan klien yang dirawat
merupakan bentuk pelayanan yang tidak kalah pentingnya.

Pelayanan yang bersifat medis khususnya di pelayanan keperawatan mengalami


perkembangan teknologi informasi yang sangat membantu dalam proses keperawatan
dimulai dari pemasukan data secara digital ke dalam komputer yang dapat
memudahkan pengkajian selanjutnya, intervensi apa yang sesuai dengan diagnosis yan
sudah ditegakkan sebelumnya, hingga hasil keluaran apa yang diharapkan oleh perawat
setelah klien menerima asuhan keperawatan, dan semua proses tersebut tentunya
harus sesuai dengan NANDA, NIC, dan NOC yang sebelumnya telah dimasukkan ke
dalam database program aplikasi yang digunakan. Namun ada hal yang perlu kembali
dipahami oleh semua tenaga kesehatan yang menggunakan teknologi informasi yaitu
semua teknologi yang berkembang dengan pesat ini hanyalah sebuah alat bantu yang
tidak ada gunanya tanpa intelektualitas dari penggunanya dalam hal ini adalah perawat
dengan segala pengetahuannya tentang ilmu keperawatan.

Contoh nyata yang dapat kita lihat di dunia keperawatan Indonesia yang telah
menerapkan sistem informasi yang berbasis komputer adalah terobosan yang diciptakan
oleh kawan-kawan perawat di RSUD Banyumas. Sebelum menerapkan sistem ini hal
pertama yang dilakukan adalah membakukan klasifikasi diagnosis keperawatan yang
selama ini dirasa masih rancu, hal ini dilakukan untuk menghilangkan ambiguitas
5
dokumentasi serta memberikan manfaat lebih lanjut terhadap sistem kompensasi,
penjadwalan, evaluasi efektifitas intervensi sampai kepada upaya identifikasi error
dalam manajemen keperawatan. Sistem ini mempermudah perawat memonitor klien
dan segera dapat memasukkan data terkini dan intervensi apa yang telah dilakukan ke
dalam komputer yang sudah tersedia di setiap bangsal sehingga akan mengurangi
kesalahan dalam dokumentasi dan evaluasi hasil tindakan keperawatan yang sudah
dilakukan.

C. Pengaruh Budaya, Agama dan Kepercayaan Terhadap Kesehatan Anak


Keyakinan keluarga tentang kesehatan, pola didik dan pola asuh terhadap anak
juga dipengaruhi oleh nilai budaya, agama dan moral yang dianutnya. Ini akan
mempengaruhi kesehatan anak bahkan dimulai sejak ia masih di dalam kandungan
ibunya. Setiap keluarga memiliki pandangan yang berbeda dalam membesarkan
anaknya, seperti  yang memiliki perbedaan budaya antara keluarga dengan budaya
minang dan keluarga berbudaya batak. Hal-hal yang ditanamkan terhadap anak-anak
mereka berbeda sehingga pola hidup dan kesehatan anaknya juga berbeda misalnya
dalam kesehatan emosional.

a. Adat dan tradisi

1. Pemahaman berbagai keyakinan mengenai penyebab penyakitdan sakit, serta


praktik kesehatan tradisional. Makin banyak perawat mengetahui tentang nilai
keyakinan, dan adat kelompok etnis lain maka makin baik mereka memenuhi
kebutuhan keluarga dan anak.

2. Relativitas budaya merupakan konsep suatu perilaku harus dinilai terlebih


dahulu dalam konteks budya asal terjadinya perilaku tersebut. Beberapa
budaya mengganggap gender anak dapat mempengaruhi persepsi suatu
keluaraga tentang implikasi  penyakit. Pengertian penyakit atau tanda dan
gejala suatu penyakit juga dipengaruhi oleh budaya, beberapa budaya
misalnya mengganggap diare sebagai pembersihan tubuh.

3. Hubungan dengan pemberi perawatan kesehatan , dalam banyak kelompok


budaya ibu memegang peranan penting  dalam kesehatan sementara
kelompok lain orang tua sama – sama terlibat. Pendekatan terhadap anak juga
dapat di pengaruhi oleh budaya, misanya sebagain keompok merasa bahwa

6
masuknya anak ke rumah sakit merupakan masalah keluarga, anak di lepaskan
tanpa campur tangan keluarga di rumah sakit.

4. Komunikasi , merupakan suatu distress kelompok karena komunikasi adalah hal


terpenting dalam pelayanan keperawatan. Kontak mata juga dapat dipandang
berbeda dalam beberapa budaya.

5. Kebiasaan makan

6. Keyakinan dan prkatik kesehatan merupakan bagian integral  dari warisan


budaya kesehatan keluarga. Contohnya kekuatan alam, kekuatan supranatural,
ketidakseimbangan kekuatan.

7. Praktik keseahtan merupakan altrnatif bagi mereka ketika penyembuhan di


rumah sakit tidak berhasil.

8. Mitos yang dikaitkan dengan pengaruh pranatal.

c. Keyakinan religious

Dimensi religius merupakan pengaruh terpenting dalam kehidupan individu dan


memberikan makna terhadap kehidupan serta memberikan sumber cinta. Asuhan
keperawatan holistik ditingkatkan melalui integrasi  asuhan spiritual dan psikososial.
Diantara banyak kematian dan penyakit diyakini sebagai dosa bagi sebagian
keperrcayaan dan menganggap bahwa tenaga kesehatan tidak akan mampu
melindungi mereka yang di hukum tuhan.

D. Keperawatan Pediatrik
Pediatrik berkenaan dengan kesehatan bayi, anak remaja, , pertumbuhan dan
perkembagannya dan kesempatannya untuk mencapai potensi penuh sebagai orang
dewasa.Lebih dari seabad yang lalu ilmu pediactrik muncul sebagai kekhususan dalam
menanggapi meningkatan kasadaran bahwa problem kesehatan anak berbeda dengan
orang dewasa dan bahwa respon anak terhadap sakit dan stres berdeda beda sesuai
dengan umur

a. Filosofi Asuhan

1. Asuhan berpusat Pada Keluarga (Family Centered Care)

7
Keluarga sebagai suatu kehidupan yang konstan dan individu mendukung,
menghargai dan meningkatkan kekuatan dan kompetensi dalam memberikan
asuhan terhadap anak (Johson, 1989). System pelayanan dan personel harus
juga mendukung, menghargai, mendorong dan meningkatkan kekuatan dan
kompetensi keluarga melalui pemberdayaan pendekatan dan pemberian bantuan
efektif (Duns dan Trivette, 1996).

Dua konsep dasar dalam asuhan berpusat kemuarga yaitu:

 Memampukan, dengan menciptakan kesempatan dan cara bagi anggota


keluarga untuk menunjukkan kemampuan dan kompetensi terbaru mereka
dan untuk mendapatkan kemampuan dan kompetensi yang baru yang
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan anak-anak dan keluarga.

 Pemberdayaan, menggambarkan interaksi profesional dengan keluarga dalam


cara tertentu sehingga mempertahankan atau mendapat kontrol atas
kehidupan mereka sendiri dan membuat perubahan positif yang dihasilkan
dari perilaku membantu yang mengembangkan kekuatan, kemampuan, dan
tindakan mereka sendiri (Duns dan Trivette, 1996).

Sebagai seorang perawat, kita harus mampu memfasilitasi keluarga dalam


pemberian tindakan keperawatan langsung, pemberian pendidikan kesehatan
pada anak, memperhatikan bagaimana kehidupan social, budaya dan ekonomi
keluarga sehingga dapat membantu mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan
dari keluarga tersebut dalam memberikan pelayanan keperawatan. Perawat
juga melibatkan keluarga dalam hal ini yaitu dengan cara mengajak kerjasama/
melibatkan dan mengajarkan pada keluarga tentang perawatan anak ketika
sehat maupun sakit.

b. Asuhan Atraumatik (Atraumatic care)

Tujuan utama :  “DO NO HARM” atau pertama, jangan melukai yaitu :

1. Mencegah/mengurangi anak berpisah dari orang tua

2. rasa kendali

3. Mencegah/mengurangi trauma fisik dan nyeri

8
Contoh pemberian asuhan atraumatik meliputi:

1. Pengembangan hubungan orang tua-anak selama dirawat dirumah sakit

2. Menyiapkan anak sebelum pelaksanaan terapi dan prosedur yang tidak


dikenalinya

3. Mengendalikan perasaan sakit

4. Memberikan privasi pada anak

5. Memberikan aktivitas bermain untuk mengungkapkan ketakutan dan


permusuhan

6. Menyediakan pilihan untuk anak-anak

7. Menghormati berbedaan budaya

E. Peran Perawat Pediatrik


a. Hubungan terapeutik

Diterapkan dalam berkomunikasi dengan anak dan keluarga, bersifat empati dan
professional dengan memisahkan peran perawat dari keluarga tanpa mengganggu
kenyamanan anak dan keluarga

b. Family advocacy/caring

Advokasi meliputi jaminan bahwa keluarga akan mengetahui yankes yang


tersedia, diinformasikn tentang prosedur dan pengobatannya secara benar. Caring
berarti memberikan yankes secara langsung pada anak. 

c. Disease prevention/Health promotion

Melakukan dan mengajarkan keluarga tentang bagaimana cara mencegah


penyakit baik dari luar maupun dari dalam tubuh.

d. Health education

Memberikan pendidikan kesehatan yang bertujuan membantu orangtua dan anak


memahami suatu pengobatan medis,  mengevaluasi pengetahuan anak tentang
kesehatan mereka, memberi pedoman antisipasi

9
e. Support/counseling

Memberikan perhatian pada kebutuhan emosi melalui dukungan dan konseling.


Dukungan diberikan dengan mendengar, menyentuh dan kehadiran fisik untuk
memudahkan komunikasi nonverbal. Sedangkan, konseling dalam bentuk
pertukaran pendapat, melibatkan dukungan, penyuluhan teknik untuk membantu
keluarga mengatasi stress dan mendorong ekspresi perasaan dan pikiran. Yang
membantu keluarga mengatasi stress dan memampukan untuk mendapatkan
tingkat fungsi yang lebih tinggi.

f. Pengambil keputusan etis

Prinsipnya, tindakan yang ditentukan adalah yang paling menguntungkan klien,


dan sedikit bahayanya terhadap segala aspek yang berhubungan denagn
pelaksanaan asuhan keperawatan. Seperti dalam kerangka kerja mesyarakat,
standar praktik professional, hukum, aturan lembaga, tradisi religius, sistem nilai
keluarga dan nilai pribadi perawat.

g. Coordination/Collaboration

Bekerjasama dengan spesialis / profesi lain dalam mengatasi kesehatan anak.

h. Peran restorative

Keterlibatan perawat secara langsung dalam aktivitas pemberi asuhan yang


dilakukan atas daar konsep teori yang berfokus pada pengkajian dan evaluasi
status yang berkesinambungan. Perawat punya tanggung jawab dan tanggung
gugat terhadap tindakannya.

i. Research

Melakukan praktik berasarkan penelitian, menerapkan metode inovatif dalam


memberikan intervensi pada anak, melakukannya berdasarkan penelitian dan
sesuai rasional.

j. Health care planning

Menggunakan perencanaan & metode yang tepat untuk perawatan anak. Perawat
melibatkan penyediaan layanan yang baru, peningkatan kualitas pelayanan
kesehatan
10
k. Trend masa depan

Ada beberapa hal yang dituntut :

1. Pengobatan penyakit (kuratif) menjadi promosi kesehatan (promotif)

2. Filosofi asuhan berpusat pada keluarga bukan pilihan melainkan kewajiban

3. Perawat dituntut meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan, komputer,


membuktikan keunikan peran mereka dan dituntut lebih mandiri dan
melebihi lingkungan asuhan terdahulu.

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK

A. Tahap Perkembangan

Kebanyakan para ahli menggolongkan pertumbuhan dan perilaku anak kedalam


berbagai tahap usia atau istilah yang menggambarkan kelompok usia, namun dalam
kenyataannya tahap-tahap tersebut bersifat semena karena tidak mempertimbangkan
keunikan dan perbedaan individu sehingga tidak dapat diterapkan ke semua
anak.Adapun urutan periode dan subperiode usia perkembangan menurut Wong yaitu:

a. Periode prenatal : konsepsi sampai dengan lahir. Cepat lajunya pertumbuhan


tergantung yang bersifat total membuat periode ini menjadi periode yang
terpenting dalam proses perkembangan.

b. Masa bayi : lahir hingga 1 tahun. Masa bayi merupakan masa perkeembangan
kognitif , motorik dan social yang cepat.Bersama pemberi asuhan (orang tua ) ,
bayi membentuk dasar rasa percaya pada dunia dan dasar hubungan
interpersonal di masa yang akan datang.

c. Masa kanak-kanak awal : 1 sampai 6 tahun. Periode ini mulai dari anak mampu
bergerak sendiri , berdiri sampai sang anak masuk sekolah , dicirikan dengan
aktivitas yang tinggi dan penemuan-penemuan.

d. Masa kanak-kanak pertengahan : 6 sampai 11 atau 12 tahun (usia


sekolah).Dimana periode ini , si anak diminta untuk lebih sedikit menjauh dari

11
keluarga dan teralihkan pada interaksinya dengan social baik itu teman sebaya
maupun lingkungannya.

e. Masa kanak-kanak akhir 11-19 tahun: periode transisi sampai dengan ambang
batas masa dewasa.

B. Pola Tumbuh Kembang

Pola tumbuh kembang  bersifat jelas , dapat diprediksi , kontiniu , dan progresif.Pola ini
bersifat mendasar terhadap semua individi tetapi unik dalam hal cara dan waktu
pencapaiannya.

Kecendrungan arah

a. Sefalokaudal atau kepala-ke-kaki , ujung dari organism berekembang lebih dahulu


, sangat besar dan kompleks , sedangkan ujung bawah lebih kecil dan sederhana
dan terbentuk dikahir periode.

b. Proksimimodistal atau dekat ke jauh , konsep dari tengah ke perifer.

c. Differensiasi , perkembangan dari tahap operasional sederhana ke aktifitas dan


fungsi yang lebih kompleks.

Kecenderungan Urutan , Pada semua dimensi tumbuh-kembang terdapat urutan yang


jelas dan dapat diperkirakan , yang biasanya dialami oleh setiap anak.

Laju perkembangan , tidak sama dengan perkembangan dimana terdapat periode


akselerasi dan deselerasi pertumbuhan baik dalam pertumbuhan total maupun
pertumbuhan subsistem.

Periode Sensitif. Terdapat batasan waktu selama proses pertumbuhan ketika organism


berintekrasi dengan lingkungan tertentu dengan cara yang spesifik. Periode yang
disebut periode kritis , seneitif , rentan dan optimal  adalah periode dalam kehidupan
organism ketika organism tersebut rentan terhadap pengaruh positif atau negative.

C. Perbedaan Individual

12
Setiap anak tumbuh dengan keunikan dan caranya sendiri. Terdapat varisi yang besar
dalan hal usia pencapaian tahap perkembangan. Urutannya dapat diprediksi , namun
tidak dengan waktunya. Gender merupakan factor yang berpengaruh karena anak
perempuan tampaknya lebih cepat dalam hal pertumbuhan fisiologis di segala usia.

D. Pertumbuhan Biologis dan Perkembangan Fisik

A. Proporsi eksterna

Variasi laju pertumbuhan organ jarinagn dan system organ yang berbeda
menghasilkan perubahan yang signifikan pada proporsi tubuh pada anak-anak.
Kecenderungan perkembangan sefalokaudal paling nyata terlihat pada
pertumbuhan tubuh total. Selama perkembangan janin kepala merupakan bagian
tubuh yang paling cepat , dan pada usia gestasi 2 bulan kepala mencapai 50%
dari total panjang badan. Selama masa bayi , pertumbuhan batang mendominasi ,
tungkai merupakan bagian yang tumbuh paling cepat selama masa kanak-kanak.

B. Determinasi Biologis dari pertumbuhan dan Perkembangan

Gambaran paling menonjol dari masa kanak-kanak dan remaja dan pertumbuhan
fisik. Selama perkembangan berbagai jaringan di dalam tubuh mengalami
perubahan pertumbuhan , komposisi , dan struktur.Pertumbuhan linear atau
tinggi badan , hamper seluruhnay terjadi akibat pertumbuhan tualng rangka dan
dianggap sebagai pengukuran pertumbuhan umum yang stabil.

C. Perkembangan dan maturasi tulang rangka

Pengukuran yang paling akurat dari perkembangan umum adalah tulag rangka
atau usia tulang , pemeriksaan radio logis untuk menentuakn maturasi tulang.
Usia tulang rangka tampaknya lebih berhubungan erat dengan pengukuaran
maturitas fisiologis lainnya ( seperti awitan menarke ) daripada usia kronologis
atau tinggi badan. Usia tulang ini ditentukan dengan membandingkan mineralisasi
pusat osifikasi pusat tulang dan bentuk bentuk tulang yang terkait usia.pusat
osifikasi pertama kali muncul pada usia embrio dua bulan.

D. Maturasi neurogik

Berbeda dengan dengan jarinagn tubuh lainnya , yang tumbuh dengan cepat
setelah kelahiran , sistim saraf tumbuh secara proporsional lebih cepat sebelum
13
kelahiran. Pertumbuhannya terjadi secara cepat pada masa bayi sampai masa
kanak-kanak awal dan melambat pada masa kanak-kanak akhir dan remaja.
perkembangan neurologic terkadang digunakan sebagai indikator usia maturasi
pada minggu-minggu awal kehidupan.

E. Jaringan limfoid

Jaringan limpoid yang terdapat dalam nodus limfe , timus , limpa , konsil ,
adenoid , dan limfosit darah mengalami pola pertumbuhan yang tidak sama
dengan pola pertumbuhan jaringan lainnya. Jaringan limfoid berukuraan kecil,
tetapi telah berkembang dengan baik pada saat lahir. Jaringan ini mencapai
ukuran dewasa dengan cepat pada usia 6 bulan. Pada usia 10-12 bulan, jaringan
ini mencapai perkembangan maksimal  yang kira-kira dua kali ukuran dewasa.
Pada  masa remaja, terjadi penurunan yang cepat.

F. Perkembangan system organ

Semua jariangan dan sistim organ mengalami perubahan selama perkembangan.


Berapa diantaranya berkembang sangat mencolok , sedangkan yang lain lebih
samar.  Perubahan tersebut berpengaruh pada pengkajian dan perawatan.

G. Perubahan Fisiologis

a. Metabolisme

Laju metabolism ketika tubuh sedang istirahat (laju metabolic basal atau


basal metabolic rate (BMR) menunjukkan perubahan yang jelas selama masa
kanak-kanak Tertinggi pada bayi baru lahir , BMR sangat berkaitan dengan
proporsi area permukaan tubuh terhadap ,masa tubuh , yang terus berubah
seiring dengan bertambahnya ukuran  tubuh , proporsi sedikit lebih tinggi
pada anak laki-laki semua usia dan meningkat selama masa pubertas
melampaui BMR anak perempuan.

Laju metabolism menentukan kebutuhan kalori anak. Kebutuhan enargi basal


pada bayi adadlah sekitar 108 kkal/ kg berat badan dan menurun menjadi 40
sampai 45 kkal/ kg saat maturasi .

b. Suhu

14
Suhu tubuh mencerminkan metabolisme , menunjukkan penurunan yang
sama dari masa bayi smapi maturasi . Termoregulasi merupakan suatu
respon bayi yang paling penting dalam masa transisi dari kehidupan intrauteri
ke ekstrauteri.

Pada neonates yang sehat, hipotermi dapat menyebabkan konsekuensi


metabolic negative seperti hipoglikemi. Bayi dan anak kecil rentan terhadap
fluktuasi suhu, beespon terhadap perubahan suhu lingkungan, kerena
menangis, marah,emosi, aktifitas fisik,  maupun karena infeksi.

c. Tidur dan Istirahat

Tidur merupakan fungsi proteksi yang dimiliki semua organisme ,


memungkinkan terjadinya perbaikan dan pemulihan jarinagn setelah aktivitas.
Seperti pada aspek –aspek perkembangan ,pada setiap anak jumlah dan
distribusi tidur berbagai usia sangat beragam.Saat anak matang , terdapat
perubahan total waktu yang mereka gunakan untuk tidur dan jumlah waktu
yang mereka gunakan untuk tidur nyenyak.

Bayi baru lahir, tidur selama waktu yang tidak digunakan dan aspek-aspek
lain dalam perawatannya.. selama akhir tahun pertama, sebagian anak tidur
sepanjang malam disertai tidur 1-2 kali siang harinya. Usia 3 tahun anak-anak
tidak lagi tidur siang,  usia 4-10 tahun waktu tidur menurun dan meningkat
pada priode pubertas.

d. Temperamen

Temperamen didifinisikan sebagai “cara berfikir, berperilaku atau bereaksi


yang menjadi cirri-ciri individu “ dan merujuk  pada cara sesorang menjalani
kehidupannya.

Ada 9 ciri/atribyt temperamen:

1. Aktifitas : gerakan fisik seperti makan, tidur, madi, berpakain dan


bermain

2. Ritrisitas : keteraturan fungsi fisiologis seperti lapar, tidur, eliminasi

3. Pendekatan(+)  atau menarik diri (-) : terhadap stimulus baru

15
4. Kemampuan adaptasi

5. Ambang renposivitas : batas kekuatan stimulus untuk memunculkan


reaksi

6. Intensitas reaksi : tingkat energy reaksi

7. Mood : jumlah perilaku menyenangkan dantidak menyenangkan

8. Distraksibilitas : mudah mengalihkan perhatian anak dengan stimulus


eksternal

9. Rentang perhatian dan Persistensi :ketekunan dan kontinuitas aktivitas


tampa peduli hambatan

Pola atribut temperamen :

1. The easy child\

Anak-anak yang santabertemperamen mudah , memiliki kebiasaan yang


teratur dan dapat diprediksi , dan memiliki pendekatan yang positif
terhadap stimulus baru. Mereka terbuka dan dapat beradaptasi terhadap
perubahan dan menunjukkan intensitas mood yang ringan sampai
sedang yang bisanya bersifat positif.  

2. The difficult child

Anak-anak yang bertemperamen sulit biasanya sangat aktif , peka


rangsangan dan mempunyai kebiasaan yang tidak teratur.Respons
menarik diri yang negative merupakan cirri khas dari anak-anak ini.
Mereka lebih membutuhkan lingkungan yang lebih terstruktur.

3. The slow-to-warm-up child

Bereaksi sangat negative dan dengan intensitas ringan terhadap stimulus


baru , dan kecuali jika ditekan , lambat beradaptasi terhadap kontak
berulang.

16
BAB III PEMBAHASAN

Di Indonesia, Ibu-ibu dan anak-anak menghadapi situasi kesehatan yang


menyedihkan. Angka Kematian Ibu di Indonesia merupakan salah satu yang tertinggi di
Asia Tenggara. Kebanyakan dari kematian ini dapat dicegah dengan mendapatkan
pelayanan pemeriksaan kesehatan di awal kehamilan, melakukan pengecekan rutin
selama kehamilan, memperoleh bantuan dari tenaga kesehatan terlatih dalam proses
kelahiran, dan dapat menjangkau pelayanan kebidanan gawat-darurat jika diperlukan.

Indonesia telah berhasil mengurangi rata-rata angka kematian anak-anak di


bawah usia lima tahun sampai dua pertiganya dibandingkan dari tahun 1990. Tapi saat
ini masih banyak anak-anak Indonesia yang meninggal di tahun pertama kehidupan
mereka. Hal ini sering disebabkan oleh perawatan yang buruk pada masa kehamilan,
persalinan dan setelah kelahiran. Yang mengenaskan, penyebab utama kematian di
kalangan anak-anak balita ini, yaitu pneumonia, diare dan gizi buruk, sebenarnya dapat
dicegah dan diobati.

Di indonesia terus berusaha mengembangkan kualitas pelayanan keperawatan


yang berbasis teknologi informasi. Namun karena keterbatasan SDM yang menguasai
bidang keperawatan dan teknologi informasi secara terpadu, masih minimnya
infrastruktur untuk menerapkan sistem informasi di dunia pelayanan, dan masih
rendahnya minat para perawat di bidang teknologi informasi keperawatan membuat
pengembangan teknologi tersebut belum maksimal.

Berbicara masalah perkembangan seorang anak, tiap anak memiliki fase-fase


dan tugas perkembangan yang berlangsung seiring dengan kegiatan belajar. Dalam
fase-fase perkembangan tersebut, kita dikenalkan juga dengan masa peka, dimana
perkembangan fungsi jasmani ataupun rohani seorang anak, berkembang dengan cepat
jika mendapat latihan yang baik dan kontinu. Namun, banyak juga anak-anak di
Indonesia yang mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Misalnya pola
geraknya terganggu, perilaku  (psikis) terhambat, visual-motoriknya terganggu, proses
auditorinya terganggu,sehingga pemahaman bahasa terhambat.

Hal ini bisa terjadi karena kurangnya asupan gizi maupun kurangnya peran dari
keluarga untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangannya. Bantuan yang harus
diberikan bagi anak-anak yang mengalami keterlambatan perkembangan merupakan

17
satu “proses belajar“, dimana kita harus mengetahui tahapan-tahapan yang harus
dilalui anak sesuai dengan pada saat perkembangan itu mulai berhenti atau mengalami
gangguan.

A. PERAN PERAWAT DALAM KEPERAWATAN ANAK


a. Pemberi perawatan

Merupakan peran utama perawat yaitu memberikan pelayanan


keperawatan kepada individu, keluarga,kelompok atau masyarakat sesuai
dengan  masalah yang terjadi mulai dari masalah yang bersifat sederhana sampai
yang kompleks. Contoh peran perawat sebagai pemberi perawatan adalah peran
ketika perawat memenuhi kebutuhan dasar seperti memberi makan, membantu
pasien melakukan ambulasi dini.

b. Sebagai Advocat keluarga

Sebagai client advocate, perawat bertanggung jawab untuk memebantu


klien dan keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi
pelayanan daninfo rmasi  yang diperlukan untuk mengambil persetujuan (inform
concent) atas tindakan keperawatan yang diberikan kepadanya. Peran perawat
sebagai advocate keluarga dapt ditunjukkan dengan memberikan penjelasan
tentang prosedur operasi yang akan di lakukan sebelum  pasien melakukan
operasi.

c. Pendidik

Perawat bertanggung jawab dalam hal pendidikan dan pengajaran ilmu


keperawatan kepada klien, tenaga keperawatan maupun tenaga kesehatan lainya.
Salah satu aspek yang perlu diperhatikan dalam keperawatan adalah aspek
pendidikan, karena perubahan tingkah laku merupakan salah satu sasaran dari
pelayanan keperawatan. Perawat harus bisa berperan sebagai pendidik bagi
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Memberi penyuluhan kesehatan
tentang penanganan diare merupakan salah satu contoh peran perawat sebagai
pendidik ( health educator )

d. Konseling

18
Tugas utama perawat adalah mengidentifikasi perubahan pola interaksi
klien terhadap keadaan sehat sakitnya. Adanya perubahan pola interaksi ini
merupakan dasar dalam perencanaan tindakan keperawatan. Konseling diberikan
kepada individu,  keluarga dalam mengintegrasikan pengalaman kesehatan
dengan pengalaman masa lalu. Pemecahan masalah difokuskan pada; masalah
keperawatan, mengubah perilaku hidup sehat (perubahan pola interaksi).

e. Kolaborasi

Dalam hal ini perawat bersama klien, keluarga, team kesehatan lain
berupaya mengidentfikasi pelayanan kesehatan yang diperlukan termasuk tukar
pendapat terhadap pelayanan yang diperlukan klien, pemberian dukungan,
paduan keahlian dan ketrampilan dari berbagai professional pemberi palayanan
kesehatan. Sebagai contoh, perawat berkolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan diet yang tepat pada anak dengan nefrotik syndrome. Perawat
berkolaborasi dengan dokter untuk menentukan dosis yang tepat untuk
memberikan Antibiotik pada anak yang menderita infeksi

f. Peneliti

Seorang perawat diharapkan dapat menjadi pembaharu (innovator) dalam


ilmu keperawatan karena ia memiliki kreativitas, inisiatif, cepat tanggap terhadap
rangsangan dari lingkunganya. Kegiatan ini dapat diperoleh diperoleh melalui
penelitian. Penelitian, pada hakekatnya adalah melakukan evalusai, mengukur
kemampuan, menilai, dan mempertimbangkan sejauh mana efektifitas tindakan
yang telah diberikan.  Dengan hasil penelitian, perawat dapat mengerakan orang
lain untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan kebutuhan, perkembangan dan
aspirasi individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Oleh karena itu perawat
dituntut untuk selalu mengikuti perkembangan memanfaatkan media massa atau
media informasi lain dari berbagai sumber. Selain itu perawat perlu melakukan
penelitian dalam rangka mengembagkan ilmu keperawatan dan meningkatkan
praktek profesi keperawatan.

19
BAB IV PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kesehatan merupakan fenomena kompleks yang didefenisikan sebagai suatu keadaan
kesejahteraaan fisik, mental dan social yang komplet dan bukan semata-mata terbebas
dari penyakit.( WHO ). Indikator yang perlu diperhatikan adalah mortalitas dan
morbiditas.

Era globalisasi dan era informasi yang akhir-akhir ini mulai masuk ke Indonesia telah
membuat membuat dunia keperawatan di Indonesia menjadi tertantang untuk terus
mengembangkan kualitas pelayanan keperawatan yang berbasis teknologi informasi.
Keyakinan keluarga tentang kesehatan, pola didik dan pola asuh terhadap anak juga
dipengaruhi oleh nilai budaya, agama dan moral yang dianutnya.

Tumbuh kembang yang terjadi pada anak dimulai dari sejak anak lahir sampai ia
menua. Prosesnya ada beberapa macam dilihat dari beberapa segmen. Mulai dari
perkembangan fisik sampai pada perkembangan kepribadian dan mental anak. Ada
beberapa para ahli yang mengungkapkan teorinya tentang tumbuh kembang. Dan
semua itu terjadi tidak dengan instant atau sendirinya melainkan ada factor-faktor yang
mempengaruhinya.

B. SARAN
Perlu dilakukan penyuluhan pentingnya pencegahan kesakitan maupun kematian bayi
oleh tenaga kesehatan. Sehingga angka mortalitas maupun morbiditas anak dapat
dikurangi. Selain itu, agar tidak ada keterlambatan penanggulangan masalah
pertumbuhan dan perkembangan anak, maka perlu dilakukan pendeteksian secara dini
dengan melihat perkembangan anak apakah sesuai dengan umurnya.

20
DAFTAR PUTAKA
 

Anonym. (2006). Peningkatan Keadaan Kesehatan Indonesia. Diakses pada tanggal 18 Mei
2011 dari http://siteresources.worldbank.org/

Anonym. (2010). Kesehatan. Diakses pada tanggal 18 Mei 2011 dari

Hidayat, A Aziz Almull. (2005). “Pengatar Ilmu keperawatan Anak jilid 1”. Jakarta: Salemba

Nelson, Waldo E. (2000). “Ilmu Kesehatan Anak volume 1”. Jakarta: EGC

Supartini,Yeni. (2004). “Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak 1”. Jakarta: EGC

Wong, L Donna dkk. (2002). Buku ajar keperawatan pediatric edisi 6. Jakarta: EGC

Wong, L Donna dkk. (2002). Buku ajar keperawatan pediatric edisi 4. Jakarta: EGC 

Wong, Donna L. (2008). “Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik”. Jakarta: EGC

AGUS RIYANDA (P1337420921236)

AKMARINA (P1337420921228)

ALMI RINALDI (P1337420921)

AYU WAHYUNI (P1337420921250)

LIA OKTARIA (P1337420921206)

21

Anda mungkin juga menyukai