COVER
Oleh Kelompok I :
AKMARINA (P1337420921228)
ALMI RINALDI
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Presfektif keperawatan Anak Pada Era New Normal”. Penulisan makalah ini bertujuan
untuk memenuhi salah satu tugas dari Mata Kuliah Keperawatan Anak.
Makalah ini ditulis berdasarkan berbagai sumber yang berkaitan dengan materi yang
ingin disampaikan. Tak lupa kami sampaikan terima kasih kepada pengajar mata kuliah
Keperawatan Anak atas bimbingan dan arahan dalam penulisan makalah ini, dan juga kepada
rekan-rekan mahasiswa yang telah memberikan masukan dan pandangan, sehingga dapat
terselesaikannya makalah ini.
Kami berharap makalah ini dapat menambah wawasan mengenai Keperawatan Anak
terutama mengenai materi. Sehingga saat pemilihan atau penempatan kata untuk memahami
makna suatu kata, juga dapat meminimalisir kesalah pahaman yang akan terjadi yang
dikarenakan penempatan kata yang digunakan. Kami berharap para pembaca untuk dapat
memberikan pandangan dan wawasan agar makalah ini menjadi lebih baik.
Kelompok 1
ii
DAFTAR ISI
COVER......................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG....................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH................................................................................................1
C. TUJUAN.........................................................................................................................1
BAB II.......................................................................................................................................2
A. PERSPEKTIF KEPERAWATAN ANAK......................................................................2
B. Evolusi Pelayanan Kesehatan Anak Di Indonesia..........................................................4
C. Pengaruh Budaya, Agama dan Kepercayaan Terhadap Kesehatan Anak.......................6
D. Keperawatan Pediatrik....................................................................................................7
E. Peran Perawat Pediatrik..................................................................................................9
BAB III PEMBAHASAN......................................................................................................17
A. PERAN PERAWAT DALAM KEPERAWATAN ANAK..........................................18
BAB IV PENUTUP................................................................................................................20
A. KESIMPULAN.............................................................................................................20
B. SARAN.........................................................................................................................20
DAFTAR PUTAKA...............................................................................................................21
iii
iv
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Anak dipandang sebagai individu yang unik, yang punya potensi untuk tumbuh
dan berkembang ( Supartini, Yupi ). Anak bukanlah miniature orang dewasa, melainkan
individu yang sedang berada dalam proses tumbuh kembang dan mempunyai
kebutuhan yang spesifik. Sepanjang rentang sehat-sakit, anak membutuhkan bantuan
perawat baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga tumbuh kembangnya
dapat terus berjalan. Orangtua diyakini sebagai orang yang paling tepat dan paling baik
dalam memberikan perawatan pada anak, baik dalam keadaan sehat maupun sakit.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka penulis dapat merumuskan suatu
permasalahan dalam makalah ini antara lain sebagai berikut :
C. TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka penulis dapat memahami tujuan dari
penyusunan makalah ini adalah :
1
BAB II
1. Mortalitas Bayi
Angka mortalitas bayi merupakan jumlah kematian per 1000 kelahiran hidup
selama tahun pertama kehidupan, yang kemudian dibagi menjadi mortalitan
neonatal (usia <28 hari) dan mortalitas pascanatal (usia 28 hari-11 bulan)
Proporsi penyakit penyebab kematian bayi (Depkes, 2004): :
c) Diare : 13,9 %
e) Tetanus : 3,68%
Faktor – faktor yang meningkatkan resiko mortalitas bayi meliputi ras klit hitam,
gender laki – laki, gestasi pendek atau panjang, urutan kelahiran, usia maternal
dang tingkat pendidikan ibu. Adapun 4 penyebab utama dari terjadinya mortalitas
pada bayi yaitu anomali kongenital, gangguan yang berhubunngan dengan gestasi
pendek, BBlR yang tidak khas dan sindrom distress pernapasan.
Angka mortalitas bayi dan anak berguna untuk memantau dan mengevaluasi
keberhasilan program di bidang kesehatan, sebagai pengukur situasi demografi,
sebagai masukan dalam perhitungan proyeksi penduduk, dan untuk
mengidentifikasi kelompok penduduk yang mempunyai resiko kematian tinggi.
(Robby As,2007)
2
malaria dan cacar, Pembangunan baik ekonomi, sosial dan lainnya makin
digalakkan ( Hugo dan kawan-kawan, 1987 ).
2. Mortalitas anak-anak
Mortalitas yang terjadi pada anak di atas usia 1 tahun , penyebab yang tersering
adalah cedera yang tidak di sengaja. Penyebab kematian pada anak :
b) Penyakit infeksi
c) Kondisi perinatal
Untuk anak berusia lebih dari 1 tahun, angka kematiannya lebih kecil dari angka
kematian bayi. Anal berusia 5 sampai 14 tahun mempunyai angka kematian paling
rendah. Namun peningkatan terjadi selama masa remaja akhir terutama karena
cedera, pembunuhan, dan bunuh diri.
3. Morbiditas
Cedera : 15 %,
3
cedera. Peningkatan angka morbiditas desebabkan karena terbatasnya akses
kesehatan, kemiskinan, derajat ketidakmampuan, dan pendidikan orang tua.
Secara umum AKB di Indonesia sejak awal abad ke-20 cenderung menurun diawali
masuknya industrialisasi dari Eropa ke Indonesia ( Hugo dan kawan – kawan, 1987 ).
Era globalisasi dan era informasi yang akhir-akhir ini mulai masuk ke Indonesia
telah membuat tuntutan-tuntutan baru di segala sektor dalam Negara kita. Tidak
terkecuali dalam sektor pelayanan kesehatan, era globalisasi dan informasi seakan telah
membuat standar baru yang harus dipenuhi oleh seluruh pemain di sektor ini. Hal
tersebut telah membuat dunia keperawatan di Indonesia menjadi tertantang untuk
4
terus mengembangkan kualitas pelayanan keperawatan yang berbasis teknologi
informasi. Namun memang kita tidak bisa mnutup mata akan hambatan-hambatan yang
dihadapi oleh keperawatan di Indonesia, diantaranya adalah keterbatasan SDM yang
menguasai bidang keperawatan dan teknologi informasi sevara terpadu, masih
minimnya infrastruktur untuk menerapkan sistem informasi di dunia pelayanan, dan
masih rendahnya minat para perawat di bidang teknologi informasi keperawatan.
Contoh nyata yang dapat kita lihat di dunia keperawatan Indonesia yang telah
menerapkan sistem informasi yang berbasis komputer adalah terobosan yang diciptakan
oleh kawan-kawan perawat di RSUD Banyumas. Sebelum menerapkan sistem ini hal
pertama yang dilakukan adalah membakukan klasifikasi diagnosis keperawatan yang
selama ini dirasa masih rancu, hal ini dilakukan untuk menghilangkan ambiguitas
5
dokumentasi serta memberikan manfaat lebih lanjut terhadap sistem kompensasi,
penjadwalan, evaluasi efektifitas intervensi sampai kepada upaya identifikasi error
dalam manajemen keperawatan. Sistem ini mempermudah perawat memonitor klien
dan segera dapat memasukkan data terkini dan intervensi apa yang telah dilakukan ke
dalam komputer yang sudah tersedia di setiap bangsal sehingga akan mengurangi
kesalahan dalam dokumentasi dan evaluasi hasil tindakan keperawatan yang sudah
dilakukan.
6
masuknya anak ke rumah sakit merupakan masalah keluarga, anak di lepaskan
tanpa campur tangan keluarga di rumah sakit.
5. Kebiasaan makan
c. Keyakinan religious
D. Keperawatan Pediatrik
Pediatrik berkenaan dengan kesehatan bayi, anak remaja, , pertumbuhan dan
perkembagannya dan kesempatannya untuk mencapai potensi penuh sebagai orang
dewasa.Lebih dari seabad yang lalu ilmu pediactrik muncul sebagai kekhususan dalam
menanggapi meningkatan kasadaran bahwa problem kesehatan anak berbeda dengan
orang dewasa dan bahwa respon anak terhadap sakit dan stres berdeda beda sesuai
dengan umur
a. Filosofi Asuhan
7
Keluarga sebagai suatu kehidupan yang konstan dan individu mendukung,
menghargai dan meningkatkan kekuatan dan kompetensi dalam memberikan
asuhan terhadap anak (Johson, 1989). System pelayanan dan personel harus
juga mendukung, menghargai, mendorong dan meningkatkan kekuatan dan
kompetensi keluarga melalui pemberdayaan pendekatan dan pemberian bantuan
efektif (Duns dan Trivette, 1996).
2. rasa kendali
8
Contoh pemberian asuhan atraumatik meliputi:
Diterapkan dalam berkomunikasi dengan anak dan keluarga, bersifat empati dan
professional dengan memisahkan peran perawat dari keluarga tanpa mengganggu
kenyamanan anak dan keluarga
b. Family advocacy/caring
d. Health education
9
e. Support/counseling
g. Coordination/Collaboration
h. Peran restorative
i. Research
Menggunakan perencanaan & metode yang tepat untuk perawatan anak. Perawat
melibatkan penyediaan layanan yang baru, peningkatan kualitas pelayanan
kesehatan
10
k. Trend masa depan
A. Tahap Perkembangan
b. Masa bayi : lahir hingga 1 tahun. Masa bayi merupakan masa perkeembangan
kognitif , motorik dan social yang cepat.Bersama pemberi asuhan (orang tua ) ,
bayi membentuk dasar rasa percaya pada dunia dan dasar hubungan
interpersonal di masa yang akan datang.
c. Masa kanak-kanak awal : 1 sampai 6 tahun. Periode ini mulai dari anak mampu
bergerak sendiri , berdiri sampai sang anak masuk sekolah , dicirikan dengan
aktivitas yang tinggi dan penemuan-penemuan.
11
keluarga dan teralihkan pada interaksinya dengan social baik itu teman sebaya
maupun lingkungannya.
e. Masa kanak-kanak akhir 11-19 tahun: periode transisi sampai dengan ambang
batas masa dewasa.
Pola tumbuh kembang bersifat jelas , dapat diprediksi , kontiniu , dan progresif.Pola ini
bersifat mendasar terhadap semua individi tetapi unik dalam hal cara dan waktu
pencapaiannya.
Kecendrungan arah
C. Perbedaan Individual
12
Setiap anak tumbuh dengan keunikan dan caranya sendiri. Terdapat varisi yang besar
dalan hal usia pencapaian tahap perkembangan. Urutannya dapat diprediksi , namun
tidak dengan waktunya. Gender merupakan factor yang berpengaruh karena anak
perempuan tampaknya lebih cepat dalam hal pertumbuhan fisiologis di segala usia.
A. Proporsi eksterna
Variasi laju pertumbuhan organ jarinagn dan system organ yang berbeda
menghasilkan perubahan yang signifikan pada proporsi tubuh pada anak-anak.
Kecenderungan perkembangan sefalokaudal paling nyata terlihat pada
pertumbuhan tubuh total. Selama perkembangan janin kepala merupakan bagian
tubuh yang paling cepat , dan pada usia gestasi 2 bulan kepala mencapai 50%
dari total panjang badan. Selama masa bayi , pertumbuhan batang mendominasi ,
tungkai merupakan bagian yang tumbuh paling cepat selama masa kanak-kanak.
Gambaran paling menonjol dari masa kanak-kanak dan remaja dan pertumbuhan
fisik. Selama perkembangan berbagai jaringan di dalam tubuh mengalami
perubahan pertumbuhan , komposisi , dan struktur.Pertumbuhan linear atau
tinggi badan , hamper seluruhnay terjadi akibat pertumbuhan tualng rangka dan
dianggap sebagai pengukuran pertumbuhan umum yang stabil.
Pengukuran yang paling akurat dari perkembangan umum adalah tulag rangka
atau usia tulang , pemeriksaan radio logis untuk menentuakn maturasi tulang.
Usia tulang rangka tampaknya lebih berhubungan erat dengan pengukuaran
maturitas fisiologis lainnya ( seperti awitan menarke ) daripada usia kronologis
atau tinggi badan. Usia tulang ini ditentukan dengan membandingkan mineralisasi
pusat osifikasi pusat tulang dan bentuk bentuk tulang yang terkait usia.pusat
osifikasi pertama kali muncul pada usia embrio dua bulan.
D. Maturasi neurogik
Berbeda dengan dengan jarinagn tubuh lainnya , yang tumbuh dengan cepat
setelah kelahiran , sistim saraf tumbuh secara proporsional lebih cepat sebelum
13
kelahiran. Pertumbuhannya terjadi secara cepat pada masa bayi sampai masa
kanak-kanak awal dan melambat pada masa kanak-kanak akhir dan remaja.
perkembangan neurologic terkadang digunakan sebagai indikator usia maturasi
pada minggu-minggu awal kehidupan.
E. Jaringan limfoid
Jaringan limpoid yang terdapat dalam nodus limfe , timus , limpa , konsil ,
adenoid , dan limfosit darah mengalami pola pertumbuhan yang tidak sama
dengan pola pertumbuhan jaringan lainnya. Jaringan limfoid berukuraan kecil,
tetapi telah berkembang dengan baik pada saat lahir. Jaringan ini mencapai
ukuran dewasa dengan cepat pada usia 6 bulan. Pada usia 10-12 bulan, jaringan
ini mencapai perkembangan maksimal yang kira-kira dua kali ukuran dewasa.
Pada masa remaja, terjadi penurunan yang cepat.
G. Perubahan Fisiologis
a. Metabolisme
b. Suhu
14
Suhu tubuh mencerminkan metabolisme , menunjukkan penurunan yang
sama dari masa bayi smapi maturasi . Termoregulasi merupakan suatu
respon bayi yang paling penting dalam masa transisi dari kehidupan intrauteri
ke ekstrauteri.
Bayi baru lahir, tidur selama waktu yang tidak digunakan dan aspek-aspek
lain dalam perawatannya.. selama akhir tahun pertama, sebagian anak tidur
sepanjang malam disertai tidur 1-2 kali siang harinya. Usia 3 tahun anak-anak
tidak lagi tidur siang, usia 4-10 tahun waktu tidur menurun dan meningkat
pada priode pubertas.
d. Temperamen
15
4. Kemampuan adaptasi
16
BAB III PEMBAHASAN
Hal ini bisa terjadi karena kurangnya asupan gizi maupun kurangnya peran dari
keluarga untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangannya. Bantuan yang harus
diberikan bagi anak-anak yang mengalami keterlambatan perkembangan merupakan
17
satu “proses belajar“, dimana kita harus mengetahui tahapan-tahapan yang harus
dilalui anak sesuai dengan pada saat perkembangan itu mulai berhenti atau mengalami
gangguan.
c. Pendidik
d. Konseling
18
Tugas utama perawat adalah mengidentifikasi perubahan pola interaksi
klien terhadap keadaan sehat sakitnya. Adanya perubahan pola interaksi ini
merupakan dasar dalam perencanaan tindakan keperawatan. Konseling diberikan
kepada individu, keluarga dalam mengintegrasikan pengalaman kesehatan
dengan pengalaman masa lalu. Pemecahan masalah difokuskan pada; masalah
keperawatan, mengubah perilaku hidup sehat (perubahan pola interaksi).
e. Kolaborasi
Dalam hal ini perawat bersama klien, keluarga, team kesehatan lain
berupaya mengidentfikasi pelayanan kesehatan yang diperlukan termasuk tukar
pendapat terhadap pelayanan yang diperlukan klien, pemberian dukungan,
paduan keahlian dan ketrampilan dari berbagai professional pemberi palayanan
kesehatan. Sebagai contoh, perawat berkolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan diet yang tepat pada anak dengan nefrotik syndrome. Perawat
berkolaborasi dengan dokter untuk menentukan dosis yang tepat untuk
memberikan Antibiotik pada anak yang menderita infeksi
f. Peneliti
19
BAB IV PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kesehatan merupakan fenomena kompleks yang didefenisikan sebagai suatu keadaan
kesejahteraaan fisik, mental dan social yang komplet dan bukan semata-mata terbebas
dari penyakit.( WHO ). Indikator yang perlu diperhatikan adalah mortalitas dan
morbiditas.
Era globalisasi dan era informasi yang akhir-akhir ini mulai masuk ke Indonesia telah
membuat membuat dunia keperawatan di Indonesia menjadi tertantang untuk terus
mengembangkan kualitas pelayanan keperawatan yang berbasis teknologi informasi.
Keyakinan keluarga tentang kesehatan, pola didik dan pola asuh terhadap anak juga
dipengaruhi oleh nilai budaya, agama dan moral yang dianutnya.
Tumbuh kembang yang terjadi pada anak dimulai dari sejak anak lahir sampai ia
menua. Prosesnya ada beberapa macam dilihat dari beberapa segmen. Mulai dari
perkembangan fisik sampai pada perkembangan kepribadian dan mental anak. Ada
beberapa para ahli yang mengungkapkan teorinya tentang tumbuh kembang. Dan
semua itu terjadi tidak dengan instant atau sendirinya melainkan ada factor-faktor yang
mempengaruhinya.
B. SARAN
Perlu dilakukan penyuluhan pentingnya pencegahan kesakitan maupun kematian bayi
oleh tenaga kesehatan. Sehingga angka mortalitas maupun morbiditas anak dapat
dikurangi. Selain itu, agar tidak ada keterlambatan penanggulangan masalah
pertumbuhan dan perkembangan anak, maka perlu dilakukan pendeteksian secara dini
dengan melihat perkembangan anak apakah sesuai dengan umurnya.
20
DAFTAR PUTAKA
Anonym. (2006). Peningkatan Keadaan Kesehatan Indonesia. Diakses pada tanggal 18 Mei
2011 dari http://siteresources.worldbank.org/
Hidayat, A Aziz Almull. (2005). “Pengatar Ilmu keperawatan Anak jilid 1”. Jakarta: Salemba
Supartini,Yeni. (2004). “Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak 1”. Jakarta: EGC
Wong, L Donna dkk. (2002). Buku ajar keperawatan pediatric edisi 6. Jakarta: EGC
Wong, L Donna dkk. (2002). Buku ajar keperawatan pediatric edisi 4. Jakarta: EGC
AKMARINA (P1337420921228)
21