Anda di halaman 1dari 21

COSTING

BY PRODUCT AND
JOINT PRODUCT
Taty Sariwulan, S.E., M.Si., Ak., CA.
COSTING BY PRODUCT AND JOINT PRODUCT
Istilah ini digunakan apabila perusahaan memproduksi lebih dari satu
produk yang menggunakan biaya yang sama untuk memproduksi
produknya.
Pengolahan bahan baku dalam proses produksi dapat menghasilkan
dua jenis produk atau lebih, berupa produk utama dan produk
sampingan.

Misalnya produk sampingan kelapa sawit berupa Palm Oil Mills


Effluent (POME), Palm Kernel Meal (PKM) dan cangkang sawit.

Produk sampingan perusahaan penggilingan padi adalah menir,


bekatul, dan dedak.

Produk sampingan ayam pedaging berupa pupuk berasal dari titik-


titik ayam.
PRODUK SAMPINGAN
(BY PRODUCT)
PRODUK SAMPINGAN (BY PRODUCT)

Pada umumnya digunakan untuk satu atau beberapa produk


yang jumlah totalnya lebih kecil, yang diproduksi secara
bersamaan dengan produk yang nilainya lebih besar yang
dinamakan “main product” (produk utama) yang diproduksi lebih
banyak dibandingkan dengan by product

Untuk memisahkan produk utama dengan produk sampingan,


didasarkan pada :
- Tujuan dari perusahaan untuk memproduksi produk yang
mana?
- Susunan instalasi pabriknya.
- Nilai produknya.
PRODUK BERSAMA
(JOINT PRODUCT)
PRODUK BERSAMA (JOINT PRODUCT)

Adalah dua atau lebih produk yang diproduksi secara serentak dengan
serangkaian proses atau proses gabungan.

Jumlah dan harga jual masing-masing produk relatif sama, sehingga tidak
ada produk utama dan produk sampingan karena nilai jualnya sama.

Pabrik penyulingan minyak mentah (crude oil) menghasikan minyak siap


dikonsumsi berupa minyak gasolin, karosine, minyak diesel (solar),
minyak bakar, minyak tanah, dll.

By product dapat merupakan tambahan nilai/penghasilan suatu


perusahaan.
JOINT PRODUCTION
COST
(BIAYA PRODUKSI
BERSAMA)
JOINT PRODUCTion COSTS (BIAYA PRODUKSI BERSAMA)

PENGERTIAN JOINT COST (BIAYA PRODUKSI BERSAMA)


1. Biaya yang terjadi dari suatu proses yang bersamaan / dari suatu
produksi yang diproses dalam suatu proses yang sama.
2. Biaya yang timbul dari suatu proses produksi yang secara teknis
tidak dapat dihindarkan akan menghasilkan lebih dari satu
macam produk.
3. Biaya yang timbul sejak bahan baku masuk, sampai produk
tersebut dapat dipisahkan identitasnya.
JOINT PRODUCTion COSTS (BIAYA PRODUKSI BERSAMA)

Biaya produksi bersama terdiri dari biaya bahan baku, biaya


tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik.
Jadi biaya produksi bersama dikeluarkan sampai dengan “split
off point” (titik pemisah dimana produk tersebut dapat
dipisahkan identitasnya)
Biaya yang dikeluarkan setelah split off point dinamakan biaya
khusus / tambahan atau separable cost.
01 02
MARKET VALUE THE AVERAGE UNIT
METODE METHOD/SALES COSTS METHOD
PENGALOKASIAN VALUE METHOD
JOINT PRODUCTION
COST
03 04
THE WEIGHTED THE QUANTITATIVE
AVERAGE OR PHYSICAL UNIT
METHOD METHOD
ILUSTRASI KASUS
ILUSTRASI KASUS
Suatu perusahaan menghasilkan empat jenis produk, yaitu
produk A, B, C, dan D, dan mengeluarkan biaya bersama
sebesar Rp 12.000.000,00. Jumlah dan harga jual masing-
masing produk adalah sebagai berikut :
Jumlah Harga Jual/
Produk
Produk Unit
A 20.000 unit Rp 25,00
B 15.000 unit Rp 300,00
C 10.000 unit Rp 350,00
D 15.000 unit Rp 500,00
01. MARKET VALUE/SALES VALUE METHOD
Metode ini banyak digunakan untuk mengalokasikan biaya bersama
pada produk bersama.

Dasar pikiran metode nilai jual relatif adalah harga jual suatu produk
merupakan perwujudan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam
mengolah produk tersebut.

Jika salah satu produk terjual lebih tinggi daripada produk yang lain,
hal ini karena biaya yang dikeluarkan untuk produk tersebut lebih
banyak bila dibandingkan dengan produk yang lain.

Oleh karena itu, menurut metode nilai jual relatif adalah cara yang
logis untuk mengalokasikan biaya bersama adalah berdasarkan pada
nilai jual relatif masing-masing produk bersama yang dihasilkan.
01. MARKET VALUE/SALES VALUE METHOD
a. Joint product dijual pada split off point

Jml Produk Harga Jual Nilai Pasar Alokasi JC B Prod/Unit Laba/Unit


20.000 25 500.000 375.000 18,75 6,25
15.000 300 4.500.000 3.375.000 225,00 75,00
10.000 350 3.500.000 2.625.000 262,50 87,50
15.000 500 7.500.000 5.625.000 375,00 125,00
16.000.000 12.000.000
01. MARKET VALUE/SALES VALUE METHOD
b. Joint product dijual setelah diproses lebih lanjut
Diasumsikan produk-produk tersebut diproses lebih lanjut, dengan data harga jual dan
biaya tambahan sebagai berikut:
Jenis Produk Jml Produk Harga Jual B Tambahan
A 20.000 50 200,000
B 15.000 500 1,000,000
C 10.000 450 1,000,000
D 15.000 800 2,800,000
Nilai Pasar B Prod
Jenis Jml Harga Nilai Pasar B Tambahan Alokasi JC B Produksi
Hipotetis per unit
Produk Produk Jual (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
(Rp) (Rp)
A 20.000 50 1.000.000 200.000 800.000 480.000 680.000 34,00
B 15.000 500 7.500.000 1.000.000 6.500.000 3.900.000 4.900.000 326,67
C 10.000 450 4.500.000 1.000.000 3.500.000 2.100.000 3.100.000 310,00
D 15.000 800 12.000.000 2.800.000 9.200.000 5.520.000 8.320.000 554,67
25.000.000 20.000.000
02. THE AVERAGE UNIT COST METHOD
Metode rata-rata biaya persatuan hanya dapat digunakan bila
produk bersama yang dihasilkan diukur dalam satuan yang sama.

Pada umumnya metode ini digunakan oleh perusahaan yang


menghasilkan beberapa macam produk yang sama dari satu proses
bersama tapi mutunya berlainan.

Dalam metode ini, harga pokok masing-masing produk dihitung


sesuai dengan proporsi kuantitas yang diproduksi.

Jalan pikiran yang mendasari pemakaian metode ini adalah karena


semua produk dihasilkan dari proses yang sama, maka tidak
mungkin biaya untuk memproduksi satu satuan produk berbeda
satu sama lain.
02. THE AVERAGE UNIT COST METHOD

𝑩𝒊𝒂𝒚𝒂 𝑩𝒆𝒓𝒔𝒂𝒎𝒂
Biaya Rata-rata Per Unit =
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑼𝒏𝒊𝒕

𝑹𝒑 𝟏𝟐.𝟎𝟎𝟎.𝟎𝟎𝟎
= 𝟔𝟎.𝟎𝟎𝟎
= 𝑹𝒑 𝟐𝟎𝟎

Biaya Rata2
Jenis Produk Jml Produk Alokasi JC
Per Unit
A 20.000 200 4.000.000
B 15.000 200 3.000.000
C 10.000 200 2.000.000
D 15.000 200 3.000.000
60.000 12.000.000
03. THE WEIGHTED AVERAGE METHOD
Jika dalam metode rata-rata biaya per satuan dasar yang dipakai
dalam mengalokasikan biaya bersama adalah kuantitas produksi.

Maka dalam metode rata-rata tertimbang, kuantitas produksi ini


dikalikan dulu dengan angka penimbang dan hasil kalinya baru
digunakan sebagai dasar alokasi.

Penentuan angka penimbang untuk tiap-tiap produk didasarkan


pada:
• jumlah bahan yang dipakai
• sulitnya pembuatan produk
• waktu yang dikonsumsi
• pembedaan jenis tenaga kerja yang dipakai untuk tiap jenis produk
yang dihasilkan.
03. THE WEIGHTED AVERAGE METHOD

Jenis Jumlah Unit Rata2 Biaya Per


Bobot Alokasi JC
Produk Produk Tertimbang Unit
A 20.000 3,00 60.000 20 1.200.000
B 15.000 12,00 180.000 20 3.600.000
C 10.000 13,50 135.000 20 2.700.000
D 15.000 15,00 225.000 20 4.500.000
600.000 20 12.000.000

Biaya Per Unit Rata2 Tertimbang:


𝑩𝒊𝒂𝒚𝒂 𝑩𝒆𝒓𝒔𝒂𝒎𝒂 𝑹𝒑 𝟏𝟐.𝟎𝟎𝟎.𝟎𝟎𝟎
= = 𝟔𝟎𝟎.𝟎𝟎𝟎 𝒖𝒏𝒊𝒕
= 𝑹𝒑 𝟐𝟎
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑼𝒏𝒊𝒕 𝑹𝒂𝒕𝒂𝟐 𝑻𝒆𝒓𝒕𝒊𝒎𝒃𝒂𝒏𝒈
04. THE QUANTITATIVE OR PHYSICAL UNIT METHOD
Metode satuan fisik mencoba menentukan harga pokok produk
bersama sesuai dengan manfaat yang ditentukan oleh masing-masing
produk akhir.

Dalam metode satuan fisik biaya bersama dialokasikan pada produk


atas dasar koefesien fisik, yaitu kuantitas bahan baku yang terdapat
dalam masing-masing produk.

Koefesien fisik ini dinyatakan dalam satuan berat, volume atau ukuran
yang lain.

Dengan demikian, metode ini menghendaki produk bersama yang


dihasilkan harus dapat diukur dengan satuan ukuran pokok yang sama.
Jika produk bersama mempunyai satuan ukuran yang berbeda, harus
ditentukan koefesien ekuivalensi yang digunakan untuk mengubah
berbagai satuan tersebut menjadi satuan ukuran yang sama.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai