Anda di halaman 1dari 28

HARGA POKOK BERSAMA DAN SAMPINGAN

Mata kuliah : Akuntansi Kos

Dosen Pengampu: Sondang Aida Silalahi, S.E., M.Si.

Disusun Oleh :

Kelompok 5

1. Hary Wahid Pratama (7213142001)

2. Hanima Rosaliya Ritonga (7211142007)

3. Rahulina Barus (7213142004)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI-UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah Yang Maha Esa, karena berkat Rahmat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas
pada mata kuliah Akuntansi Kos.

Penulis juga menyadari bahwa tugas ini masih banyak kekurangan oleh karena itu penulis
meminta maaf jika ada kesalahan dalam penulisan dan penulis juga mengharapkan kritik dan saran
yang membangun guna kesempurnaan tugas ini.

Kami mengucapkan terima kasih banyak kepada, Ibu Sondang Aida Silalahi, S.E., M.Si.
selaku dosen pengampu mata kuliah Akuntansi Kos yang telah memberikan tugas dan pengarahan
kepada kami, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini. Mudah-mudahan dengan adanya
pembuatan tugas ini dapat memberikan manfaat berupa ilmu pengetahuan yang baik bagi penulis
maupun bagi para pembaca.

Medan, 01 Mei 2023

KELOMPOK 5
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Proses produksi merupakan aktivitas utama yang dilakukan entitas manufaktur. Pada
praktiknya, proses produksi tidak hanya menghasilkan satu jenis produk baru. Contohnya pada
entitas minyak. Pengolahan minyak mentah akan menghasilkan beberapa produk minyak
(bergantung proses produksinya). Minyak mentah tersebut dapat diolah menjadi premium, oli,
minyak tanah, dan lainnya.Pada entitas manufaktur seperti ini akan timbul permasalahan dalam
pengalokasian biaya bersama pada produk- produk yang dihasilkan tersebut. Biaya bersama dapat
diproses berdasarkan sifat produksinya dengan metode harga pokok proses atau netode harga pokok
pesanan. Alokasi biaya bersama penting untuk menentukan harga pokok persediaan dan menentukan
laba entits.Selain biaya bersama, penting ia memperhatikan produk sampingan. Produk sampingan
dihasilkan dari proses Produksi bersama dan nilainya relatif kecil.

Melalui makalah ini akan diuraikan metode harga pokok bersama dan sampingan yang
sederhana, yaitu yang diterapkan dalam perusahaan yang mengolah produknya melalui satu
departemen produksi dan dalam perusahaan yang mengolah produknya melalui lebih dari satu
departemen produksi. Dan diuraikan pula pengaruh adanya produk yang hilang dalam proses
terhadap perhitungan harga pokok bersama dan sampingan dalam departemen yang bersangkutan

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang di maksud dengan harga pokok bersama dan sampingan ?


2. Apa yang di maksud akuntansi biaya bersama ?
3. Apa yang di maksud dengan produk sampingan ?
4. Bagaimana akuntansi produk sampingan ?
5. Bagaimana analisis harga pokok produk sampingan ?
C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian dari harga pokok bersama dan sampingan


2. Untuk mengatahui pengertian akuntansi biaya bersama
3. Untuk mengetahui pengertian dari produk sampingan
4. Dapat mengetahui akuntansi produk sampingan
5. Untuk mengetahui analisis harga pokok produk sampingan
BAB II PEMBAHASAN

A. Biaya Bersama (Joint Cost)

Biaya bersama memitikti dua definisi yang sedikit berbeda.Pertama,biaya bersama adalah biaya
overhead yang dikeluarkan entitas untuk beberapa departemen yang berbeda, sehingga biaya bersama harus
dialokasikan ke masing-masing departemen secara terpisah. Kedua,biaya bersama adalah biaya yang
dikeluarkan sejak bahan baku diolah sampai menjadi berbagai macam produk yang dapat dipisahkan
identitasnya. Biaya produk bersama terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya
overhead pabrik. Perbedaan kedua definisi biaya bersama tersebut sebagai berikut:

a) Biaya bersama merupakan biaya untuk memproduksi dua atau lebih produk yang diolah secara terpisah,
tetapi menggunakan fasilitas pabrik secara bersama. Biaya bersama disebut juga biaya bergabung. Biaya ini
dapat ditelusuri alirannya ke tiapproduk yang dihasilkan atas dasar penggunaan fasilitas pabrik. Biaya
bersama atau biaya bergabung tidak melibatkan biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja.

b) Biaya bersama merupakan biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi dua atau lebih produk yang diolah
bersamaan. Pengolahan ini menggunakan bahan baku, tenaga kerja, dan fasilitas pabrik yang sama, sehingga
tidak dapat ditelusuri jejak aliran biayanya ke masing-masing produk. Biaya bersama meliputi biaya bahan
baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik yang digunakan bersama-sama untuk menghasilkan
produk yang berbeda.
Biaya bersama dikeluarkan untuk mengolah bahan baku menjadi berbagai macam produk berupa produk
bersama (joint product), produk utama (main product) produk sampingan (by-product), dan produk sekutu(co-
product).Produk bersama (joint-product) adalah dua produk atau lebih yang diproduksi secara bersaman yang
memiliki nilai jual yang relatif sama, sehingga tidak ada pengelompokan produk yang dihasilkan menjadi produk
utama atau produk sampingan.
Produk Akuntansi Biaya product)adalah produk yang dihasilkan dalam proses produksi tetapi
mempunyai nilai atau kuantitas lebih besar dibandingkan dari pada produk utama yang dihasikan dar proses
produksi yang sama. produk sekutu(co-product) adalah dua produk atau lebih yang dihasilkan pada waktu
yangbersamaan, namun dengan proses pengolahan dan bahan baku yang utuh yang berbeda karena
berasaldaribahan baku kayu yang beda, meski proses penggergajian kayu tersebut dikerjakan secara
bersamaan.Penggilingan padi yang dapat menghasilkan beras dan dedak. Beras merupakan produk
utama,sedangkan dedak merupakan produk sampingan.Terdapat beberapa karakteristik dari produk bersama.

1. Mempunyai hubungan fisik yang sangat erat dalam proses produksinya dan penambahan kuantitas pada
salah satu unit produk, sehingga kuantitas produk lain akan juga bertambah.

2. Semua produk bersama memiliki nilai yang hampir sama.


berbagai jenis produk bersama dapat langsung dijual dan ada yang masih diperlukan proses produksi lebih
lanjut.
B. Akuntansi Biaya Bersama

Entitas manufaktur yang menghasilkan produk bersama akan menghadapi permasalahan dalam memasarkan
produk-produknya karena masing-masing produk hemiliki masalah pemasaran dan harga jual yang berbeda-
beda.Manajemen entitas.
Harga Pokok Bersama dan Sampingan perlu mengetahui kontribusi masing-masing produk tersebutpada
pendapatan entitas sehingga diperlukan penelusuran biaya-biaya yang dapat dibebankan kepada masing-
masing produk yang dihasilkan. Permasalahan yang timbul dalam proses penelusuran biaya-biaya bersama
adalah besarnya proporsi biaya bersama tersebut yang akan dibebankan ke masing-masing produk yang
dihasilkan.Biaya bersama dapat dialokasikan kepada tiap-tiap produk bersama dengan menggunakan salah
satu dari metode berikut:

A . Metode Harga Pasar/Nilai Harga Jual (Sales Value Method)

Metode ini mengalokasikan biaya bersama menurut nilai harga jual dari masing
-masing atau jenis produk. Dasar metode ini bahwa ada hubungan langsung yang erat antara harga pokok
dengan harga jual dari suatu produk. Harga jual suatu produk ditentukan oleh biaya produksinya.
Pengalokasian biaya bersama terhadap produk dapat terjadi adalah sebagai berikut.

• Harga Jual Sudah Diketahui Saat Split Off

Harga jual yang diketahui saat split off, biaya bersamanya dialokasikan ke masing-masing jenis produk
dengan cara membagi total nilai harga jual setiap produk dengan total nilai jual seluruh produk yang
diproduksi. Hasil tersebut merupakan rasio dari masing-masing jenis produk dan selanjutnya rasio tersebut
dikalikan dengan total biaya bersama atau dengan rumus:

Contoh

PT Pelangi memproduksi empatjenis produksecara bersama,yaitu AA,BB,CC, dan DD. Biaya bersama
sebesar Rp275.000.000,00. Data yang berhubungan dengan keempat produk tersebut sebagai berikut:

Jenis Jumlah Produk (Unit) Harga Jual Per unit (Rp)


Produk
7.00
AA 10.000 0
7.0
BB 12.000 00
7.5
CC 8.000 00
8.0
DD 11.000 00
(Unit) H
.
Harga Jual
unit(Rp)

10.000 Saat Titik


7.000
Pisah (Rp)

70.000.0
00

nis Produk
A 12.000 7.000 84.000.000

A 8.000 7.500 60.000.000

BB
8.00
11.000 88.000.000
CC 0

DD
Jumlah 302.000.000
B . Alokasi biaya bersama

Harga Jual
Jenis Proporsional Biaya Bersama Alokasi Biaya
Produk Saat Titik
(%) (Rp)
Pisah(Rp) Bersama(Rp)

(1) (2) (3) (4) (5)

2
AA 70.000.000 275.000.0 63.741.722
3 00
2
BB 84.000.000 275.000.0 76.490.066
8 00
2
CC 60.000.000 275.000.0 54.635.762
0 00
2
DD 88.000.000 275.000.0 80.132.450
9 00
Jumlah 302.000.000 100 275.000.000

Keterangan

Kolom 3=Harga jual saat titik pisah masing-masing produk (Kolom 2): Jumlah harga jual saat titik pisah
(Jumlah Kolom 2)

Kolom 5=Proporsional masing-masing produk (Kolom 3):Jumlah biaya bersama(Kolom 4)

Contoh : PT Sinar Indah memproduksi dua jenis produk bersama,yaitu A dan B. Data terkait
dengan produksi pada bulan Desember 2019 sebagai berikut:

BDP awal
10.000kg
Masuk proses
50.000kg
Produk selesai A
25.000kg
B
30.000kg

BDP akhir (BB 100%;BK 75%) 5.000 kg

Biaya yang melekat pada BDP awal adalah:

Bahan baku Tenaga Rp5.000.000


kerja Overhead Rp2.000.000
pabrik Rp1.000.000
Biaya yang terjadi adalah:
Bahan baku Akuntansi Biaya
Rp50.000.000
Tenaga kerja
Rp20.000.000
Rp10.000.000
Overhead pabrik
Berdasarkan data di atas,,disusun laporan harga pokok produksinya sebagai berikut:
PT Sinar Indah

Laporan Harga Pokok

Produksi

Bulan Desember 2019

Aliran Fisik
PDP Awal 10.0
00

Masuk proses 50.0


00
60.000
Produk jadi A
25.0
00
Produk jadi B 30.0
00
PDP Akhir 5.00
0
60.000
Pembebanan Biaya
60.000

Jumlah Biaya per kg

Elemen Biaya (
R (Rp)
p

Bahan baku 5.000.000 50.000.000 916,67

Tenaga kerja 2.000.000 20.000.000 374,47

Overhead pabrik 1.000.000 10.000.000 187,23

Jumlah 8.000.000 80.000.000 1.478,37


Unit Ekuivalen

BB 55.000+5.000(100%) =60.000
TK 55.000+5.000(75%) =58.750

Harga jual sebagai dasar alokasi biaya bersama:Rp75.000.000

Produk A=25.000 kg@ Rp3.000 Rp45.000.000

Produk B=30.000 kg@Rp1.500 Rp120.000.000

Alokasi biaya bersama: Rp50.818.92 7


Harga pokok A=Rp75.000.000:Rp120.000.000 xRp81.310.284 Rp30.491.35 6
Harga pokok B =Rp45.000.000:Rp120.000.000 xRp81.310.284
Rp81.310.284

1. Harga Jual Tidak Diketahui Saat Split Off

Hargajualtidak diketahuisaat pemisahan produk sehingga harus menentukan harga jual dugaan.
Kemungkinan produk tersebut setelah pemisahan masih diperlukan proses lebih lanjut, sehingga
diperlukan biaya
tambahan untuk proses lebih lanjut. Penentuan harga jual hipotesis adalah:

Harga jual dugaan = harga jual (setelah proses lebih lanjut)-biaya proses lebih lanjut

Contoh

PT Sinar Barokah memproduksi 4 buah jenis produk. Biaya yang terjadi dalam proses produksi
keempat produk tersebut merupakan biaya bersama. Jumlah biaya bersama sebesar
Rp4.500.000,00.

Berikut data produksi bulan April 2019:

Keterangan Jenis
Produk
A B C D

Julah unit diproduksi 10.000 100 100.000 900.000

Nilai harga jual per unit Rp100 Rp80 Rp100 Rp50

Biaya proses lebih lanjut Rp100.00 Rp120.00 Rp100.00 Rp110.000


0 0 0

Langkah-langkah perhitungan alokasi biaya bersama sebagai berikut:

1) Perhitungan harga jual dugaan

Biaya
Jenis Jumlah Produk Harga jual Harga jual Dugaan
Tambahan
Produk (Unit) (Rp) (Rp)
(Rp)
Dipindai den
A 10.000 100 100.000 900.000

B 20.000 80 120.000 1.480.000

C 30.000 100 100.000 2.900.000

D 40.000 50 110.000 1.890.000

Jumlah 7.170.000
2) Pengalokasian biaya bersama

Biaya
Harga Proporsional Harga
Jenis Bersam
Produk jual (%) Pokok Per
a
Dugaan(R unit(Rp)
(Rp〕
p)

A 900.000 13 4.500.000 564.853,56

B 1.480.000 21 4.500.000 928.870,29

C 2.900.000 40 4.500.000 1.820.083,68

D 1.890.000 26 4.500.000 1.186.192,47

Jumlah 7.170.000 100 4.500.000

3) Menghitung harga pokok per unit

Alokasi Biaya Biaya Produksi Harga Pokok


Jenis Produk
Bersama(Rp) Proses
(Unit) Per unit (Rp)
Lanjut(Rp)
A 564.853,56 100.00 10.000 66,49
0
B 928.870.29 120.00 20.000 52,44
0

1.820.083,6 100.00 6
C 30.000
8 0 4

110.00 40.000 3
D 1.186,192,4
7 0 2

Jumlah 4.500.000

B. Metode Unit Kuantitas (Quantitative Unit Method)

Metode satuan fisik mengalokasikan biaya bersama berdasarkan jumlah kuantitas fisik produk bersama yang
dihasilkan.Kuantitas fisik dinyatakan dalam satuan berat, volume, atau ukuran lain. Selain itu juga mengharuskan
semua produk bersama
diukur menggunakan satuan ukuran yang sama. Produk bersama yang memiliki satuan ukuran berbeda,
satuannya harus dikonversi sehingga semua produk bersama memiliki satuan ukuran yang sama.
Pengalokasian biaya bersama dengan cara:
Alokasi biaya bersama = (Kuantitas masing-masing produk : Jumlah kuantitas semua produk) x Jumlah
biaya bersama

Contoh 1

Berdasar contoh sebelumnya PT Sinar Barokah terdiri dari 4 produk, yaitu:

Produk
Keterangan
A B C D

Jumlah unit diproduksi 10.000 20.000 30.000 40.000

Biaya bersama

Rp4.500.000

Akuntansi Biava

Perhitungon alokasi biaya bersama sebagai berikut:

Pomis Proporsional Harga


Produk Alokasi
Biaya Pokok
() Blaya
Produk Be rsama Perunit(R
Bers
(unit) (Rp) ama p)
(1) (Rp (6)
(3) (4)
)
(2)
(5)
A 10.000 10 4.500.000 450.000 45

B 20.000 20 4,500.000 900.000 45


1.350.00
C 30.000 30 4,500.000 0 45
1.800.00
D 40.000 40 4,500.000 0 45
4.500.00
Jumlah 100.000 100 0

Keterangan:
Kolom 3 = Kuantitas masing-masing produk (Kolom 2): Jumlah kuantitas semua produk (Kolom 2)x
100

Kolom 5 = Proporsional pengalokasian masing-masing produk (Kolom 3)x Biaya bersama(Kolom 4)

Kolom 6 = Biaya bersama masing-masing produk (Kolom 5): Kuantitas masing-masing produk (Kolom 2)

Contoh 2

Untuk memproduksi produk A, B, C, dan D dibutuhkan bahan baku sebanyak 1.000 kg senilai
Rp8.000.000,00. Jumlah produk bersama yang dihasilkan dari bahan baku tersebut sebanyak 980 kg,
sebanyak 20 kg susut atau hilang dalam proses.

Jumlah Proporsional Alokasi


Jenis Produk
Produk (%) Biaya
(unit) Bersama(Rp)

(1) (2) (3) (4)

A 280 28,57 2.285.714,29

B 470 47,96 3.836.734,69

C 175 17,86 1.428.571,43


D 55 5,61 448.979,59
Jumlah 980 100 8.000.000

Susut dalam 20
proses
Jumlah 1.000

Alokasi harga pokok bahan baku diperoleh dengan cara mencari persentase bahan baku yang digunakan
dalam masing-masing produk bersama yang dihasilkan setelah dikurangi bahan yang susut atau hilang
dalam proses. Setelah menemukan persentase bahan baku, kemudian nilai persentase tersebut dikalikan
dengan harga keseluruhan bahan baku yang diperlukan untuk proses produksi.

C. Metode Harga Pokok Per Unit (Unit Cost Method)


Berdasarkan metode ini alokasi biaya bersama didasarkan pada harga pokok per unit dari jumlah produk.
Terdapat dua metode dalam menghitung harga pokok per unit.

1. Metode rata-rata sederhana

Metode ini mengalokasikan biaya bersama berdasarkan rata-rata biaya yang dikeluarkan per satuan
produksi. Perhitungan alokasi biaya bersama dilakukan setelah menghitung biaya rata-rata per satuan
produksi.

Harga pokok per unit =Jumlah biaya bersama:Jumlahi kuantitas produlkesi Alokasi biaya bersama
=Harga pokok per unit x Kuantitas masing-masing produk

Contoh :
PT Kayu Besi memproduksi tripleks dengan kualitas berbeda-beda,yaitu tipe A, B, C, dan D. Produk
yang dihasilkan selama satu bulan sebanyak 3.800 lembar:Terdiridari Tipe A 1200lembar;TipeB
270lembar;Tipe C1035lembat; dan Tipe D 1295 lembar:Jumlah biaya bersama sebesar
Rp665.000.000,00.

Perhitungan harga pokok produk per unit

Jumlah Biaya rata- HP per unit


Jenis Produk Produk rata
(Rp)
(unit) (%)
(1) (2) (3) (4)

A 10.000 175.000 210.000.000

B 20.000 175.000 47,250.000

C 30.000 175.000 181.125.000

D 40.000 175.000 226.625.000

Jumlah 100.000 665.000.000

Biaya rata-rata diperoleh dengan membagi jumlah biaya produksi dengan jumlah total produk hasil
produksi. Selanjutnya, harga pokok masing-masing produk dihitung dengan cara mengalikan jumlah
produksi dengan biaya rata- rata per satuan produksi.
Contoh 2

Berdasarkan contoh di atas PT Sinar Barokah,alokasi biaya bersamanya dengan metode rata-rata
sederhana sebagai berikut:
Harga pokok per unit=nit=RP4.500500

Rp45,00 peru n i t

Alokasi biaya bersama,yaitu:


Jumlah Alokasi Biaya
Jenis Produk Bersama
Produk
(unit) (Rp)
(1) (2〕 (3)
10.00
A 0 450.000
20.00
B 0 900.000
30.00
C 0 1.350.000
40.00
D 0 1.800.000

Jumlah 100.000 4.500.000

2. Metode rata-rata tertimbang

Metode rata-rata tertimbang mengalokasikan biaya bersama dengan cara mengalikan kuantitas
produksi dengan angka penimbang. Hasil perhitungannya digunakan sebagai dasar untuk menghitung
alokasi biaya bersama. Nilai angka penimbang masing-masing produk ditentukan dengan pertimbangan
jumlah bahan yang dipakai, tingkat kesulitan pembuatan produk,waktu untukmenyelesaikan produk,
dan tenaga kerja yang digunakan. Jika angka penimbang digunakan berdasarkan harga juial produk,
metodenya disebut dengan metode nilai jual relatif.

Contoh
Misalnya untuk memproduksi produk A, B, C,dan D diperlukan biaya sebesar Rp100.000.000,00 selama
satu periode akuntansi.

Jumlah Produk Angka Nilai Alokasi


Jenis Penimbang
Produk (unit) Penimban Biaya
(Unit)
g Bersama(R

p)

(1) (2) (3) 〔4〕 (5〕

A 120 4 480 20.253.165

B 230 3 690 29.113.924

C 550 2 1.100 46.413.502

D 100 1 100 4.219.409

Jumlah 1.00 2.370 100.000.000


0
C . Biaya Bersama dan Keputusan Manajemen

Alokasibiayabersama hanya digunakan untuk mengetahui harga pokok masing yang dihasilkan dalam satu
proses produksi. Harga pokok. ini digunakan sebagai dasar untuk menentukan laba atau rugi dari masing-masing
produk tersebut.Alokasi biaya bersama tidak dapat dijadikan dasar untuk. memutuskan suatu produk akan
dilanjutkan produksinya atau tidak, Sering kali dalam produk bersama,produksi suatu produktidak dapat
dihindarkan produksinya,

Contoh

Biaya bersama yang dikeluarkan untuk memproduksi produk A dan B adalah


Rp1.000.000,00.Alokasi biaya bersama dihitung dengan metode biaya rata-rata per satuan.

Jenis Jumlah Produk Biaya Rata- Alokasi Biaya


rata
Produk (unit) Bersama(Rp)
Per kg
(1) 〔2〕 (3) (4)

A 350 1.000 350.000

B 650 1.000 650.000

Jumlah 1.000 1.000.00


0

Produk yang dihasilkan laku terjual dengan harga produk A Rp1.500,00 dan produk B Rp950,00.
Perhitungan laba rugi disajikan seperti tabel di bawah ini:

Alokasi Biaya
Keterangan Produk A Produk B
Bersama(Rp)
(1) (2) (3) (4)

Penjualan 525.000 617.500 1.142.500

Beban pokok 350.000 650.000 1.000.000


penjualan
Laba(Rugi) 175.000 (32.500) 142.500

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, produk B mengalami kerugian sebesar Rp32.500,00. Bila
manajemen mengambil keputusan untuk tidak menjual produk B, entitas akan mengalami kerugian yang
lebih besar, yaitu sebesar Rp475.000,00 (selisih hasil penjualan dengan biaya produksi (Rp525.000 -
Rp1.000.000)). Sebaiknya entitas tetap menjual kedua produk untuk mendapatkan laba secara keseluruhan.

Harga pokokprodukbersama juga tidakdapatdijadikan acuan untuk memutuskan apakah suatu produk
sebaiknya diolah lebih lanjut atau tidak. Keputusan ini perlu mempertimbangkan faktor-faktor lain yang dapat
berdampak pada biaya produksi, misalnya biaya tenaga kerja yang dibutuhkan untuk pengolahan lebih
lanjut, harga jual produk setelah diolah lebih lanjut, dan lain sebagainya.

8.5 Produk Sampingan

Produk sampingan adalah produk yang dihasilkan dari produksi bersama yang nilai jualnya lebih kecil
daripada harga jual seluruh produk yang dihasilkan. Produk yang nilainya relatiftinggi disebut produk utama
(main products). Perbedaan produk sampingan dengan sisa bahan yaitu produk sampingan biasanya memiliki
nilai jual yang lebih tinggi daripada sisa bahan. Produk sampingan biasanya dapat diolah menjadi produk
lainnya, sedangkan sisa bahan biasanya harus dijual kepada pihak
Hal paling penting terkait produk sampingan adalah bagaimana
memperlakukan pendapatan penjualan produk sampingan tersean
D.Akuntansi Produk Sampingan

Pengalokasian biaya bersama pada produk sampingan pada umumnya dianggap tidak perlu,karena nilai
produk sampingan relatif lebih rendah bila dibandingkan dengan produk utama.Metode perlakuan untuk produk
sampingan dikategorikan menjadi dua.

A. Metode Tanpa Harga Pokok


Metode ini tidak menghitung harga pokokproduksampingan atau persediaannya, tetapi memperlakukan
pendapatan dari produk sampingan sebagai pendapatan atau pengurang biaya produksi.

1. Penghasilan di Luar Usaha

Pendapatan yang diperoleh dari penjualan produk sampingan dicatat sebagai pendapatan produk
sampingan yang dikelompokkan ke dalam penghasilan di luar usaha. Metode ini cocok diterapkan untuk
entitas yang nilai jual produk sampingannya tidak terlalu signifikan. Selain itu, penggunaan metode yang
lebih teliti akan mengeluarkan biaya yang tidak sebanding dengan manfaatnya dan pembebanan harga
pokok produk sampingan ke produk utama tidak menyebabkan perbedaan yang signifikan pada harga
pokok produk utama. Meskipun demikian, metode ini memiliki beberapa kekurangan.

a. Apabila pada akhr periode akuntansi terdapat persediaan akhir produk sampingan, saat pembuatan
neraca entitas akan timbul permasalahan. Apabila nilai persediaan akhir produk sampingan tidak
diperhitungkan, akan menyebabkan harga pokok persediaan produk utama lebih besar. Penggunaan
metode ini harus mencantumkan harga pasar persediaan produk sampingan sebagai catatan kaki pada
neraca.Apabila saat produk sampingan selesai diproduksi tidak dicatat dalam jurnal (baru dicatat
saat produk sampingan tersut produksinya tidak pada periode akuntansi yang sama dengan waktu
terjualnya produk sampingan tersebut,akan mengakibatkan perhitungan penghasilan dan biaya yang
tidak tepat.
b. Persediaan produksampingan pada umumnya tidak memiliki pengawasan sebagaimana
persediaan produk utama, sehingga memungkinkan terjadinya penggelapan produk sampingan
tersebut.

Contoh

Berikut ini merupakan contoh penyusunan laporan laba rugi dan perlakuan serta penyajian
penjualan produk sampingan.

Penjualan produk utama (1.000 unit@Rp2.500) Rp2.500.000


Beban pokok penjualan:

Biaya produksi produk bersama (1.500 unit @ Rp1.750) Rp2.625.000


Persediaan akhir (500 unit @ Rp1.750) (Rp875.000)
(Rp1.750.000)
Laba bruto Rp750.000
Beban operasional:
Beban pemasaran Rp175.000
Beban administrasi dan umum Rp225.000
Jumlah beban operasional (Rp400.000)
Laba bersih usaha sebelum pos diluar usaha Rp350.000
Penghasilan diluar usaha:
Penjualan produk sampingan Rp27.500
Laba bersih sebelum pajak Rp377.500
Laba bersih sebelum pajak Rp377.500

2. Tambahan Penjualan Produk Utamna


Metode ini menjurnlahkan seluruh penjualan, taik dari pruddk otama
maupun dari produk sampingan untuk mendapatkan labe bruto.

Contoh

Penjualan produk sampingan Rp2,500,000


Rp27.500

Beban pokok penjualan: Rp2.527.500

Biaya produksi produk bersama (1.500 unit@Rp1.750) R2,625000

Persediaan akhir(500 unit@ Rp1.750) (Rp875,000)

(Rp1.750.000)

Laba bruto Rp777.500

Beban operasional:

Beban pemasaran Rp175.000

Beban administrasi dan umum Rp225.000

Jumlah beban operasional (Rp400.000)

Laba bersih usaha sebelum pajak Rp377.500

Laba bersih usaha sebelum pajak

Pada metode ini, penyajian pendapatan produk sampingan diletakkan tepat setelah pendapatan
penjualan produk utama. Nilai yang berubah hanya laba bruto dan laba bersih usaha sebelum pajak.

3. Pengurang Beban Pokok Penjualan


Metode ini memperlakukan hasi penjualan produk sampingan sebagai pengurang beban pokok penjualan.

Contoh
Penjualan produk utama(1.000 unit@ Rp2.500) Rp2.500.000

Beban pokok penjualan:

Biaya produksi produk bersama (1.500 unit@Rp1.750) Rp2.625.000


Penjualan produk sampingan Rp27.500
Persediaan akhir (500 unit @ Rp1.750) (Rp875.000)
(Rp1.722.500)
Laba bruto Rp777.500
Beban operasional:
Beban pemasaran Rp175.000
Beban administrasi dan umum Rp225.000
Jumlah beban operasional (Rp400.000)
Laba bersih usaha sebelum pajak Rp377.500
Laba bersih usaha sebelum pajak

4. Pengurang Jumlah Biaya Produksi

Pendapatan penjualan produk sampingan sebesar Rp27.500,00 dijadikan pengurang dari total
biaya produksi, sehingga biaya produksi turun menjadi Rp2.597.500,00.Biaya produksi produk
per satuan akan turun menjadi Rp1.731,67 (Rp2.597.500 : 1.500 unit).Penurunan biaya
produksi akan memperbesar nilai persediaan akhir sehingga laba bruto dan laba bersih usaha
lebih kecil dibandingkan dengan metode-metode sebelumnya.

Contoh
penjualan produk utama (1.,000 unit@ Rp2.500) Beban pokok

penjualan:

penjualan roduk utama (1.,000 unit@ Rp2.500)


Rp2.500.000
Beban pokok penjualan:

Biaya produksi produk bersama (1.500 unit@Rp1.750]

Rp2.625.000
Penjualan produk sampingan

312 Akuntansi Biaya (Rp27.500)


Rp2.597.500
Persediaan akhir (500 unit@ Rp1.731,67)
(Rp865.833)
ba bruto (Rp1.731.667)

Beban operasional: Rp777.500

Beban pemasaran Rp175.000

Beban administrasi dan umum Rp225.000

Jumlah beban operasional (Rp400.000)

Laba bersih usaha sebelum pajak Rp368.333

B. Metode Harga Pokok

Metode ini mengalokasikan sebagian biaya bersama kepada produk sampingan dan menentukan harga
pokok persediaan produk atas dasar biaya yang dialokasikan tersebut. Terdapat dua cara dalam metode
harga pokok produk.

1.Metode Biaya Pengganti (Replacement Cost Method)

Dalam metode ini, biasanya produk sampingan digunakan sebagai bahan untuk membuat produk yang lain
atau menggunakan produk sampingannya sebagai bahan baku atau bahan penolong. Harga pokok yang
diperhitungkan dalam produk sampingan sebesar nilai harga beli di pasar. Nilai ini akan mengurangi
biaya produksi produk utama.

Contoh

Biaya produksi untuk 1.000 kg produk utama sebesar Rp1.000.000,00. Produk utama laku terjual
sejumlah 850 kg dengan harga Rp2.000,00 perkg. Biaya pengganti produk sampingan yang
digunakan dalam pengolahan produk utama sebesar Rp85.000,00. Biaya pemasaran dan umum
sebesar Rp450.000,00.Perhitungan biaya pengganti produk sampingan sebagai beriku;

Pendapatan penjualan produk utama 850


unit x Rp 2.000 = 1,700,000
Harga pokok penjualan:

Biaya produksi 1.000 unit x Rp 1.000 1,000,000

Dikurangi biaya pengganti produk sampingan 85,000

Dikurangi persediaan akhir 150 unit x Rp 915* 915,000

Laba bruto 137,250

Biaya pemasaran dan umum 777,750

Laba bersih sebelum pajak 922,250

450,000

472,250

*Rp 915.000,00/1.000 unit

2. Metode Nilai Pasar (Reversal Cost)

Pada metode ini, produk sampingan mendapat alokasi harga pokok produksi sebelum
dipisahkan dari produk utama. Alokasi harga pokok produksi yang diterima produk
sampingan sebesar taksiran dari nilai jual semua produk sampingan setelah dikurangi
dengan taksiran laba kotor produk sampingan, biaya proses lanjutan produk sampingan
serta biaya penjualan, dan administrasi dari produk sampingan.
BAB III

PENUTU

A. Kesimpulan
Biaya bersama merupakan biaya untuk memproduksi dua atau lebih produk yang diolah secara
terpisah, tetapi menggunakan fasilitas pabrik secara bersama. Biaya bersama disebut juga biaya
bergabung. Biaya ini dapat ditelusuri alirannya ke tiapproduk yang dihasilkan atas dasar
penggunaan fasilitas pabrik. Biaya bersama atau biaya bergabung tidak melibatkan biaya bahan
baku dan biaya tenaga kerja.

Biaya bersama merupakan biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi dua atau lebih produk
yang diolah bersamaan. Pengolahan ini menggunakan bahan baku, tenaga kerja, dan fasilitas
pabrik yang sama, sehingga tidak dapat ditelusuri jejak aliran biayanya ke masing-masing
produk. Biaya bersama meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik
yang digunakan bersama-sama untuk menghasilkan produk yang berbeda.
Biaya bersama dikeluarkan untuk mengolah bahan baku menjadi berbagai macam produk
berupa produk bersama (joint product), produk utama (main product) produk sampingan (by-product),
dan produk sekutu(co-product).Produk bersama (joint-product) adalah dua produk atau lebih yang
diproduksi secara bersaman yang memiliki nilai jual yang relatif sama, sehingga tidak ada
pengelompokan produk yang dihasilkan menjadi produk utama atau produk sampingan.

Pendapatan yang diperoleh dari penjualan produk sampingan dicatat sebagai pendapatan
produk sampingan yang dikelompokkan ke dalam penghasilan di luar usaha. Metode ini cocok
diterapkan untuk entitas yang nilai jual produk sampingannya tidak terlalu signifikan. Selain itu,
penggunaan metode yang lebih teliti akan mengeluarkan biaya yang tidak sebanding dengan
manfaatnya dan pembebanan harga pokok produk sampingan ke produk utama tidak
menyebabkan perbedaan yang signifikan pada harga pokok produk utama. Meskipun demikian,
metode ini memiliki beberapa kekurangan.

B. Saran

Sehubungan dengan hasil penulisan makalah ini, penulis menyarankan kepada para pembaca
agar diadakan pengkajian lanjutan yang berhubungan dengan materi yang sama. Karena penulis
makalah menyadari bahwa tugas makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu
diharapkan kritik dan saran yang mendukung untuk memaksimalkan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Bahri, syaiful dkk. 2020.Akuntansi Biaya.Yogyakarta: Penerbit Andi

Khadaffi,Muamar dkk. 2018. Akuntansi Biaya. Medan: Madenatera

Fauziyyah,Nurul dkk. 2021.Akuntansi Biaya.Bandung:Widina Bhakti

Persada Firdaus, 2009, Akuntansi Biaya, Edisi 2, Penerbit: Salemba

4, Jakarta

Kholmi & Yuningsih. 2009. Akuntansi Biaya. Malang: UMM Press.

Mulyadi. 2012. Akuntansi Biaya. Edsi 5. Yogyakarta: UPP-STIM


YKPN

Anda mungkin juga menyukai