0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
13 tayangan10 halaman
Pemilu pertama di Indonesia diadakan pada 1955 untuk memilih anggota parlemen dan konstituante. PNI dan Masjumi meraih jumlah suara terbanyak di parlemen sementara PNI, Masjumi, dan NU mendominasi kursi di konstituante. Partai-partai saat itu memiliki ideologi yang jelas berbeda dari partai kontemporer.
Pemilu pertama di Indonesia diadakan pada 1955 untuk memilih anggota parlemen dan konstituante. PNI dan Masjumi meraih jumlah suara terbanyak di parlemen sementara PNI, Masjumi, dan NU mendominasi kursi di konstituante. Partai-partai saat itu memiliki ideologi yang jelas berbeda dari partai kontemporer.
Pemilu pertama di Indonesia diadakan pada 1955 untuk memilih anggota parlemen dan konstituante. PNI dan Masjumi meraih jumlah suara terbanyak di parlemen sementara PNI, Masjumi, dan NU mendominasi kursi di konstituante. Partai-partai saat itu memiliki ideologi yang jelas berbeda dari partai kontemporer.
Latar Belakang • Usulan pelaksanaan Pemilu di Indonesia sejatinya telah muncul sejak awal kemerdekaan (khususnya sejak dikeluarkannya Maklumat 3 November 1945) • Meskipun seluruh Kabinet yang memerintah di Indonesia menjadikan Pemilu sebagai program utama, namun persoalan keamanan, politik, dan ekonomi yang mendera Indonesia selama awal kemerdekaan membuat Pemilu urung terlaksana • Meski begitu, sejumlah daerah seperti Karesidenan Kediri & Surakarta (1946), Minahasr, Sangir-Talaud, dan DI Yogyakarta (1951), serta Makassar (1952) telah melaksanakan Pemilu tingkat daerah Menuju Pemilu
• Peristiwa 17 Oktober 1952 mengubah
peta politik nasional, aspirasi untuk segera menyelenggarakan Pemilu secara nasional menguat • Kabinet Wilopo berhasil menyusun dasar hukum penyelenggaraan Pemilu melalui UU No. 7 Tahun 1953 • Pada masa Kabinet Ali I tepatnya pada 4 November 1953, dibentuk Panitia Pemilihan Indonesia yang diketuai oleh S. Hadikusumo • Kampanye mulai dilaksanakan Mei 1954 (masa Kabinet Ali I), tiga partai besar PNI, Masjumi, dan PKI merupakan partai yang paling aktif dalam berkampanye Kampanye dan • Masjumi sebagai partai oposisi menggunakan isu ekonomi untuk menyerang PNI, sementara PKI Persaingan yang mendukung pemerintah menyebut persoalan ekonomi Indonesia diakibatkan oleh Antar Partai Imperialisme Barat dan kabinet-kabinet sebelumnya dari Masjumi • Pada kampanye Pemilu 1955 ini pula, partai- partai gencar berkampanye hingga ke pedesaan untuk menarik minat masyarakat dengan berbagai janji politik Pelaksanaan Pemilu • Pemilu 1955 memiliki dua tujuan yakni memilih anggota parlemen yang nantinya akan memilih kepala pemerintahan & memilih anggota konstituante yang akan menyusun Undang-Undang Dasar baru pengganti UUDS 1950 • Pemilu Parlemen dilaksanakan 29 September 1955 sementara Pemilihan Anggota Parlemen dilaksanakan pada 15 Desember 1955 • Pemilu 1955 tentu tidak luput dari sejumlah kecurangan baik yang dilakukan oleh perangkat pemerintah maupun panitia pemungutan suara itu sendiri, namun hal ini dapat diminimalisir lewat sistem pengawasan yang dilakukan oleh partai-partai politik dan masyarakat umum Hasil Pemilu Parlemen Partai Jumlah Kursi di Parlemen PNI 57 Kursi Masjumi 57 Kursi NU 45 Kursi PKI 39 Kursi PSII 8 Kursi Parkindo 8 Kursi Partai Katolik 6 Kursi PSI 5 Kursi Murba 2 Kursi Lain-lain 30 Kursi Hasil Pemilu Konstituante
Partai Jumlah Kursi di Dewan Konstituante
PNI 119 Kursi
Masjumi 112 Kursi NU 91 Kursi PKI 80 Kursi • Partai-partai yang ada menunjukkan watak ideologis dan program politik Pemilu 1955 yang jelas sehingga mudah diidentifikasi oleh pemilih, hal ini berbeda dengan partai politik saat ini yang hampir seluruhnya mengaku mengusung dan Pemilu ideologi “nasionalis-religius” sehingga sulit membedakan watak ideologi dan program politiknya Indonesia • Kepercayaan masyarakat terhadap partai politik sangat tinggi sehingga jumlah pemilih menyentuh angka kurang lebih 90% dari jumlah pemilih Kontemporer terdaftar, hal ini berkebalikan dengan masa kini dimana kepercayaan terhadap partai politik semakin melemah dan hanya direpresentasikan dalam angka-angka statistik semata • Feith., H. (2007). The Decline of Constitutional Democracy in Indonesia. Jakarta: Equinox Publishing. Referensi • Santoso, T., Budhiati, I. (2019). Pemilu di Indonesia: Kelembagaan, Pelaksanaan, dan Pengawasan. Jakarta: Sinar Grafika.