Anda di halaman 1dari 21

PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD

“Media dan Bahan Manipulatif Dalam Pembelajaran Matematika Di SD”

DOSEN PENGAMPU:

Dr. Yantoro, M.Pd.

Suci Hayati, S.Pd., M.Pd.

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 4 :
Ella Audianti_A1D120115
Aulia fitriani_A1D120119
Diah Pertiwi_A1D120129
Putri Jayani Simbolon_A1D120146
Siti Aminah_A1D120147
Noly Ramawani_A1D120151

PROGRAM PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN DASAR

UNIVERSITAS JAMBI

2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan
Inayah-Nya sehingga kami dapat merampungkan penyusunan makalah Pembelajaran
Matematika SD dengan judul " Media dan Bahan Manipulatif Dalam Pembelajaran
Matematika Di SD tepat pada waktunya.

Penyusunan makalah semaksimal mungkin kami upayakan dan didukung bantuan


berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar dalam penyusunannya. Untuk itu tidak lupa
kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
merampungkan makalah ini.

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat
kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh karena itu, dengan
lapang dada kami membuka selebar-lebarnya pintu bagi para pembaca yang ingin memberi
saran maupun kritik demi memperbaiki makalah ini.

Akhirnya penyusun sangat mengharapkan semoga dari makalah sederhana ini dapat
diambil manfaatnya dan besar keinginan kami dapat menginspirasi para pembaca untuk
mengangkat permasalahan lain yang relevan pada makalah-makalah selanjutnya.

Muara Bulian , 13 Februari 2022

Kelompok 4

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii

DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.............................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................5

1.3 Tujuan Penulisan.........................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................6

2.1 Pengertian Media dan Bahan Manipulatif..................................................................6

2.2 Media dalam Pembelajaran Matematika SD...............................................................7

2.3 Alat Peraga Pembelajaran Matematika.....................................................................13

2.4 Bahan Manipulatif dalam Pembelajaran Matematika SD.........................................15

2.5 Contoh Bahan Manipulatif........................................................................................18

BAB III PENUTUP................................................................................................................20

3.1 Kesimpulan................................................................................................................20

3.2 Saran..........................................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................21

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada dasarnya media dan bahan manipulatif dapat dimanfaatkan sebaik-


baiknya dalam pembelajaran matematika. Keduanya merupakan alat bantu
pembelajaran matematika SD yang penggunaannya didasarkan pada
pertimbangan, alasan, atau kriteria tertentu, misalnya kesesuaian dengan topik
pelajaran, ketersediaan alat dan fasilitas pendukung, ketersediaan operator, dan
ketersediaan biaya. Perbedaan media dan bahan manipulatif terletak pada
keterkaitannya dengan materi pelajaran yang diberikan, yaitu terkait tidak
langsung dan terkait langsung.
Media pembelajaran dalam pembelajaran matematika SD adalah alat bantu
pembelajaran yang digunakan untuk menampilkan, mempresentasikan,
menyajikan, atau menjelaskan bahan pelajaran kepada peserta didik, yang
mana alat-alat itu sendiri bukan merupakan bagian dari pelajaran yang
diberikan.
Bahan manipulatif dalam pembelajaran matematika SD adalah alat bantu
pembelajaran yang digunakan terutama untuk menjelaskan konsep dan
prosedur matematika. Alat ini merupakan bagian langsung dari mata pelajaran
matematika, dan dapat dimanipulasikan oleh peserta didik (dibalik, dipotong,
digeser, dipindah, digambar, ditambah, dipilah, dikelompokkan atau
diklasifikasikan). Penggunaan bahan manipulatif ini dimaksudkan untuk
mempermudah peserta didik dalam memahami konsep dan prosedur
matematika.

4
1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian media dan bahan manipulatif itu?

2. Bagaimanakah media dalam pembelajaran matematika SD?

3. Bagaimanakah alat peraga pembelajaran matematika?

4. Bagaimanakah bahan manipulatif dalam pembelajaran matematika SD?

5. Bagaimanakah contoh dari bahan manipulatif yang digunakan untuk pembelajaran


matematika SD?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui pengertian dari media dan bahan manipulatif.

2. Mengetahui bagaimanakah media dalam pembelajaran matematika SD.

3. Mengetahui alat peraga pembelajaran matematika.

4. Mengetahui bagaimanakah bahan manipulatif dalam pembelajaran matematika SD.

5. Mengetahui contoh dari bahan manipulatif yang digunakan untuk pembelajaran


matematika SD.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Media dan Bahan Manipulatif


Media (merupakan bentuk jamak dari kata medium) adalah suatu saluran
untuk berkomunikasi. Diturunkan dari bahasa latin yang berarti “antara”.
Istilah ini merujuk kepada sesuatu yang membawa informasi dari pengirim
informasi ke penerima informasi. Masuk diantaranya computer multimedia
(Heinich, 1996).

Media pada dasarnya terkelompokkan ke dalam dua bagian, yaitu media


sebagai pembawa informasi (ilmu pengetahuan) dan media yang sekaligus
merupakan alat untuk menanamkan konsep seperti halnya alat peraga. Media
adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari
pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, dan minat
serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi. Media
adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan
atau informasi. Media ini berisikan pesan atau informasi yang bertujuan
instruksional atau mengandung maksud-maksud pembelajaran.

Selain itu, media adalah sarana komunikasi dalam proses belajar mengajar
yang berupa perangkat keras maupun perangkat lunak untuk mencapai proses
dan hasil instruksional secara efektif dan efisien, serta tujuan instruksional
dapat dicapai dengan mudah.

Dari pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa media adalah


seperangkat alat bantu yang digunakan untuk menyampaikan informasi dari
pendidik kepada peserta didik agar dapat menarik minat dan perhatian
sehingga proses belajar mengajar yang efektif dan efisien terjadi.
Sedangkan, bahan manipulatif dalam pembelajaran matematika SD adalah
alat bantu pembelajaran yang digunakan untuk menjelaskan konsep dan
prosedur matematika. Alat ini merupakan bagian langsung dari mata pelajaran
matematika dan dimanipulasikan oleh peserta didik (dibalik, dipotong, digeser,
dipindahkan, digambar, dipilah, dikelompokkan atau diklasifikasikan

6
(Muhsetyo, dkk, 2011).
Penggunaan bahan manipulatif ini dimaksudkan untuk mempermudah
peserta didik dalam memahami konsep dan prosedur matematika. Bahan
manipulatif ini berfungsi untuk menyederhanakan konsep yang sulit/sukar,
menyajikan bahan yang relatif abstrak menjadi lebih nyata, menjelaskan
pengertian atau konsep secara lebih konkret, menjelaskan sifat-sifat tertentu
yang terkait dengan pengerjaan operasi hitung, sifat-sifat bangun geometri
serta memperlihatkan fakta-fakta (Muhsetyo, dkk, 2011).

2.2 Media dalam Pembelajaran Matematika SD

Dalam pembelajaran matematika SD, agar bahan pengajaran yang


disampaikan menjadi lebih mudah dipahami oleh siswa, diperlukan alat bantu
pembelajaran yang disebut dengan media. Media adalah alat bantu
pembelajaran yang secara sengaja dan terencana disiapkan oleh guru untuk
mempresentasikan dan/atau menjelaskan bahan pelajaran, serta digunakan
siswa untuk dapat terlibat langsung dengan pembelajaran matematika.
Peralatan yang akan digunakan dalam kelas dapat digunakan untuk
mengerjakan suatu tugas, memberikan penjelasan, mengamati dan
mempelajari hasil perhitungan, menyelidiki suatu pola, dan berlatih soal-soal.
Media dalam pembelajaran matematika relatif sama dengan media dalam
pembelajaran bidang yang lain, yaitu dapat dikelompokkan berupa media: (1)
sederhana, misalnya papan tulis, papan grafik, (2) cetak, misalnya buku,
modul, LKS (Lembar Kegiatan Siswa), petunjuk praktik atau praktikum, dan
(3) media elektronik misalnya OHT (Over Head Transparency) atau OHP
(Over Head Projector), audio (radio, tape), audio video (TV,VCD,DVD),
kalkulator, computer dan internet. Pengelompokan diatas dapat saja diganti
brdasarkan alasan tertentu, misalnya media sederhana dan media modern
(berbasis elektronik), media cetak dan media non-cetak, media proyeksi dan
media non-proyeksi, dan sebagainya
Seirama dengan perkembangan ICT (Information and Communication
Technology), media berbasis elektronik semakin banyak dimanfaatkan dalam
pembelajaran, pendidikan, dan latihan. LCD, power point, internet, televisi,
dan teleconferencing merupakan media-media masa kini yang digunakan

7
untuk berbagai kegiatan pembelajaran. Dengan semakin beragamnya jenis dan
mutu media pembelajaran, guru perlu semakin selektif dalam menentukan
media pembelajaran. Beberapa criteria utama dalam memilih media adalah
kecocokan dengan materi pelajaran, ketersediaan alat dan pendukungnya,
kemampuan financial untuk pengadaan dan operasional, dan
kemampuan/keterampilan menggunakan media dengan tepat dan benar.
Banyak keuntungan yang dapat diperoleh dalam penggunaan media
pembelajaran antara lain adalah:
1. Lebih menarik dan tidak membosankan bagi siswa.

2. Lebih mudah dipahami karena dibantu oleh visualisasi yang dapat


memperjelas uraian.

3. Lebih bertahan lama untuk diingat karena mereka lebih terkesan terhadap
tayangan atau tampilan.
4. Mampu melibatkan peserta pembelajaran lebih banyak dan lebih
tersebar (terutama penggunaan media elektronik: radio, televisi, internet).
5. Dapat digunakan berulang kali untuk meningkatkan penguasaan bahan
ajar (terutama media yang berbentuk rekaman: kaset, VCD, DVD, film),
dan
6. Lebih efektif karena dapat mengurangi waktu pembelajaran.

Garis besar jenis-jenis media dan penggunaannya dapat dijelaskan sebagai


berikut:

1. Papan Tulis

Sebagian besar sekolah menggunakan papan tulis hitam (black board) di


dalam kelas. Dengan menggunakan kapur atau sejenisnya untuk menulis,
bahan pelajaran dibicarakan dan dibahas dengan bantuan papan tulis. Proses
pembelajaran dalam bentuk contoh, uraian, atau pengerjaan tugas, dapat dilihat
dan diikuti langsung oleh semua siswa dalam kelas. Pembelajaran dapat
dilaksanakan lebih menarik dan bersasaran jika guru menggunakan kapur yang
berwarna-warni. Pada perkembangan berikutnya, didasarkan pada alasan untuk
lebih menyehatkan mata, warna hitam papan tulis diganti dengan warna hijau
(green board). Akhir- akhir ini, dengan alaan lebih menyehatkan badan, warna

8
putih (white board) mulai banyak digunakan dan mengganti kapus dengan
spidol. Lebih dari itu, papan putih ini dapat dipindahkan (tidak permanent)
bahkan ada yang bersifat elektronik sehingga tulisan di papan putih daapat
langsung dibuat foto copy-nya.

2. Papan Grafik

Pada dasarnya papan grafik sama dengan papan tulis, tetapi fungsinya lebih
diarahkan untuk mempermudah guru dalam membuat grafik. Papan ini
mempunyai kotak-kotak berskala tetap yang dapat dipakai untuk merancang
koordinat dari titik-titik yang diperlukan untuk membuat grafik.

3. Papan Tempel

Papan tempel ini dapat diletakkan di dalam atau di luar kelas. Jika
diletakkan di dalam kelas, maka papan tempel ini dipasang tidak di bagian
depan kelas (di samping kiri-kanan atau di bagian belakang dari kelas). Fungsi
dari papan tempel ini antara lain untuk memasang informasi (pengumuman,
berita, tugas), untuk menempel kliping dari Koran, majalah atau brosur yang
brkaitan dengan pelajaran atau kemajuan iptek. Untuk mata pelajaran
matematika, papan tempel ini dapat digunakan untuk menginformasikan atau
mengkomunikasikan antara lain tokoh-tokoh matematisi, sejarah matematika,
rekreasi matematika, permainan matematika, pola-pola khusus matematika dan
tebakan matematika.

4. Media Cetak

Media cetak merupakan media pembelajaran yang utama karena media ini
mudah dibawa dan dapat dibaca di mana saja dan kapan saja. Bentuk media
cetak ini dapat berupa buku (buku ajar, buku mata pelajaran), LKS (Lembar
Kegiatan Siswa), petunjuk praktik, petunjuk praktikum, laporan kegiatan,
modul dan buku kerja.
Jika seorang guru matematika menggunakan edia buku pelajaran, maka
guru itu harus benar-benar menguaai isi buku, yaitu hal-hal yang terkait
dengan uraian, contoh: latihan, tugas, dan urutan. Penguasaan itu juga diikuti

9
dengan wawasan yang kritis dari hal-hal tersebut diatas, jika ada materi,
urutan, latihan yang salah, maka guru itu harus berani mebetulkan (jangan
dibiarkan salah); dan kalau ada yang kurang (kurang lengkap), maka guru itu
harus berani melengkapi atau menambahkan. Kalau ada sesuatu yang dianggap
urang jelas atau meragukan, maka guru itu harus berani bertanya kepada
sejawat atau orang lain yang lebih tahu. Kalau dalam penerapa buku itu
dirasakan peserta didik banyak yang mengalami kesulitan, maka guru itu bisa
menganalisisnya, dan kemdian melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

5. Kalkulator

Sebetulnya kalkulator termasuk media elektronik, tetapi keberadaannya


sudah dijumpai di mana-mana, dan dapat dibeli dengan harga yang terjangkau.
Sebagai alat yang canggih yang mampu melakukan perhitungan dengan cepat
dan akurat, maka pote si kalkulator ini dapat dimanfaatkan dalam
pembelajaran matematika di sekolah dasar.

Penggunaan kalkulator dalam pembelajaran matematika sudah lama


dirintis di Negara- negara maju, sebgaai alat bentu pembelajaran (instructional
aids) dan alat hitung (computational tools). Dengan adanya kalkulator, guru
dan pendidik/penegmbang dalam pembelajaran matematika mempunyai
kesempatan yang lebih luas membantu siswa memepelajarai matematika dan
menyelesaikan masalah-masalah terkini. Namun dmeikian, penggunaan
kalkulator tidak boleh menggantikan perlunya proses pembelajaran ang
membawa siswa terampil dalam berhitung (komputasi). NCTM (1980)
merekomendasikan bahwa “mathematics programs must take full advantage of
the power of calculators and computers at all grade levels”.
Beberapa contoh penggunaan kalkulator dalam pembelajaran matematika
dapat dikaitkan dengan sasaran atau keperluan yang ingin dikembangkan oleh
guru.
a. Kalkulator sebagai alat bantu berhitung

Dengan kecepatan, ketepatan, dan kemampuan kalkulator dalam


melakukan pengerjaan bagian bilangan, kalkulator dapat dipakai menghitung
(35,7 × 29,8)/(22 × 31) sampai persepuluh terdekat, mencari √3/(5+ √2)
sampai perseratusan terdeka, atau mencari √2+3√5- 10,2 sampai satuan

10
terdekat.
b. Kalkulator sebagai alat bantu meningkatkan pemahaman konsep matematika

Dengan menggunakan kalkulator, siswa dapat mempraktikkan, mencoba,


dan mengamati berbagai hubungan secara induktf-analitis sehingga mereka
seolah-olah “menemukan” sifat- sifat matematka tertentu. Generalisasi kasus-
kasus dapat dilakukan untuk menunjukkan sifat bilangan nol, sifat bilangan
satu, sifat pertukatran (komutatif), sifat pengelompokkan (asosiatif), sifat
peneybaran (distributif), sifat lawan, sifat kebalikan. Konsep bilangan prima,
konsep factor, dan konsep-konsep dalam pecahan dapat diselidiki dan
dijelaskan dengan menggunkan kalkulator. Pembelajaran menjadi lebih
interaktif dan parsitipatif jika dilengkapi dengan media belajar yang lain,
misalnya buku kerja atau LKS (Lembar Kegiatan Siswa).
c. Kalkulator sebagai alat bantu belajar pemecahan masalah
Sifat bilangan rasional yang dapat dinyatakan sebagai desimaldengan
adanya lambing- lambang yang berulang secara teratur, merupakan salah satu
penyelidik yang dapat dikemas dalam kegiatan pemecahan masalah.
Hubungan pecahan sedrhana a/b (dengan fpb antara a dan b adalah 1) dan
lambing desimalnya, dapat dikemas dalam kegiatan pemecahan masalah.
Penyelidikan dapat dilakukan dengan memilih penyebut b secara beragam,

misalnya faktor 10, faktor 100, faktor 1000,…., faktor 10n (n=1,2,3,…) dan
bukan faktor 10n (n=1,2,3,…).
Dengan semakin canggihnya produk-produk kalkulator, misalnya TI
(Texas Instrument) yang memounyai kemampuan membuat grafik, maka
pemecahan masalah matematika dapat dikembangkan dalam geometri,
terutama untuk mengamati tingkah laku grafik jika persyaratan tertentu
diketahui.

Contoh 2.1

Dengan menggunakan kalkulator, secara perseorangan atau kelompok,


para siswa dapat mempraktikkan ( ), ( ), dan

( ), sehingga mereka memahami bahwa:

11
6. Komputer

Sebagai alat bantu mengajar, komputer juga diperlukan untuk pendidikan


matematika. Pembelajaran yang dibantu komputer disebut pembelajaran
berbantuan komputer (computer assisted instruction). Bahkan komputer dalam
pembelajaran matematika dikembangkan dengan memanfaatkan program-
program komputer yang siap pakai dalam bentuk perangkat lunak (software),
atau program-program komputer yang dirancang dan dibuat oleh guru
matematika.
Perangkat lunak dalam pembelajaran matematika berbantuan komputer
(PMBK) dapat berupa paket-paket matematis atau paket-paket pembelajaran
matematika. Paket-paket matematika (misalnya MAT LAB, MAT CAD,
DERIVE, MATHEMATICA, MAPLE) memuat topik-topik penyelesaian
persoalan matematika (misalnya polinomial, grafik fungsi, pendiferensialan,
pengintegralan, grafik dimensi tiga, matriks dan permasalahannya), sehingga
dapat dimanfaatkan oleh guru untuk memberikan penegasan kepada murid
dalam penghitungan, penampilan hasil, pengamatan pola, dan pembuatan
grafik. Siswa juga dapat diberi pengalaman untuk banyak berinteraksi dengan
komputer, yaitu menentukan, memilih, dan mencoba sendiri besaran/ ukuran/
data yang diperlukan sebagai masukan.
Paket-paket pembelajaran matematika, dalam bentuk perangkat lunak yang
siap pakai maupun yang dibuat oleh guru, dapat berupa model tutorial, model
latihan dan praktik (drill & practice), atau model simulasi.

7. Media Tayangan

Media tayangan adalah media yang mampu menayangkan program


pembelajaran pada layar sehingga bisa diikuti oleh banyak orang peserta
belajar. Media ini dapat berupa OHP (Over Head Projector), LCD projector,
film (untuk motion picture dan still picture), audio- video, dan televisi.
Dengan memanfaatkan plastic ttransparansi, OHP secara efektif dapat
digunakan untuk mempresentasikan uraian, penjelasan atau laporan. Dengan
kombinasi bentuk tulisan, warna, dan gambar, tayangan pembelajaran
matematika dengan OHP menjadi lebih menarik dan terpusat. Perkembangan
teknologi foto copy yang mampu meng-copy gambar dan tulisan pada plastic

12
transparansi, tayangan OHP dapat dikembangkan menjadi lebih baik dan lebih
komunikatif.
Meskipun penggunaan film (dan film strip) sudah diganti dengan teknologi
yang lebih mudah dioperasikan (misalnya VCD atau DVD), film perhatian dan
mengajak pemirsa lebih antusias dan menikmati pembelajaran yang diberikan.
Hal serupa dapat dilakukan dengan menggunakan media pembelajaran
VCD/DVD, dan televise. Peragaan dari suatu proses penyelesaian matematika
menjadi lebih mudah dipahami, apalagi jika digabung dengan gerak, music,
nyanyian, dan permainan.

2.3 Alat Peraga Pembelajaran Matematika

Pada dasarnya anak belajar melalui benda/objek konkret. Untuk


memahami konsep abstrak anak memerlukan benda-benda riil (konkret)
sebagai perantara atau visualisasinya. Konsep abstrak itu dicapai melalui
tingkat-tingkat belajar yang berbeda-beda. Bahkan, orang dewasapun yang
pada umumnya sudah dapat memahami konsep abstrak, pada keadaan tertentu,
sering memerlukan visualisasi.
Pembelajaran matematika sering disampaikan dengan menggunakan alat
peraga. Hal ini dimaksudkan agar konsep abstrak yang akan dipahami siswa
dapat mengendap, melekat, dan tahan lama bila siswa belajar melalui
perbuatan dan dapat dimengerti siswa, bukan hanya melalui mengingat-ingat
fakta.
Tujuan menggunakan alat peraga adalah:

1) Proses belajar mengajar termotivasi;

2) Konsep abstrak matematika tersajikan dalam bentuk konkret dan lebih dapat
dipahami dan dimengerti siswa, serta dapat ditanamkan pada tingkat-tingkat
lebih rendah, dan

3) Hubungan antara konsep abstrak matematika dengan benda-benda di alam


sekitar akan lebih dapat dipahami.
Penggunaan alat peraga dapat dikaitkan dan dihubungkan dengan salah
satu atau beberapa dari:
a) Pembentukan konsep

13
b) Pemahaman konsep
c) Latihan dan penguatan
d) Pelayanan terhadap perbedaan individual (anak yang lemah dan berbakat)
e) Pengukuran (alat ukur)
f) Pengamatan dan penemuan sendiri ide-ide dan relasi baru serta
penyimpulan secara umum (sebagai objek penelitian maupun alat untuk
meneliti)
g) Pemecahan masalah pada umumnya
h) Pengundangan untuk berpikir
i) Pengundangan untuk berdiskusi
j) Pengundangan partisipasi aktif.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat alat peraga


pembelajaran matematika:
a. Tahan lama
b. Bentuk dan warna menarik
c. Sederhana dan tidak rumit
d. Ukurannya sesuai (seimbang) dengan ukuran fisik anak
e. Dapat menyajikan konsep matematika (bentuk riil, gambar atau diagram)
f. Sesuai dengan konsep
g. Dapat menunjukkan konsep matematika dengan jelas Peragaan itu supaya
merupakan dasar bagi tumbuhnya konsep abstrak
h. Siswa belajar secara aktif (alat peraga itu supaya dapat dimanipulasikan:
diraba, dipegang, dipindahkan, diutak-atik, atau dipasangkan dan dicopot)
i. Bila mungkin dapat berfaedah lipat (banyak).

Macam-macam alat peraga pembelaran matematika:

a) Alat peraga kekekalan luas, misal: tangan

b) Alat peraga kekekalan panjang, misal: tangga garis bilangan, neraca


bilangan, mistar hitung, batang Cuisenaire.

c) Alat peraga kekekalan volume, misal: balok Dienes

d) Alat peraga kekekalan banyak, misal: abakus biji, lidi, dan kartu nilai

14
tempat.

e) Alat peraga untuk percobaan dalam teori kemingkinan, misal: uang logam,
dadu, paku payung, kartu bridge/domino, bola berwarna, dan distribusi
Galton (sesatan Hexagon)

f) Alat peraga untuk pengukuran dalam matematika, misal: meteran, jangka


sorong, busur derajat, sperometer, kilometer, roda meteran, kapak
tomahawk, dan hypsometer.

g) Bangun-bangun geometri, misal: segitiga, segiempat, lingkaran, segi


banyak, pengubinan, bangun ruang.

h) Alat peraga untuk permainan matematika, misal: rumah perkalian, segitiga


ajaib, menara Hanoi, mesin fungsi, saringan Erastothenes, bujur sangkar
ajaib, mobiles, perkalian tulang Napier, pita mobius, blok logic, kartu
penebak angka, kartu penebak bulan, kartu penebak “hati”.

2.4 Bahan Manipulatif dalam pembelajaran matematika SD

Dalam pembelajaran matematika SD, hendaknya agar bahan pelajaran


yang diberikan lebih mudah dipahami oleh siswa, diperlukan bahan-bahan
yang perlu disiapkan guru, dari barang-barang yang harganya relatif murah
dan mudah diperoleh, misalnya kertas manila, karton, kayu, kawat, kain untuk
menanamkan konsep matematika tertentu sesuai dengan keperluan.
Bahan-bahan itu dapat dipegang, dipindah-pindah, dipasang, dibolak-balik,
diatur/ditata, dilipat/dipotong oleh siswa sehingga dapat disebut sebagai bahan
manipulatif, yaitu bahan yang dapat “dimain-mainkan” dengan tangan. Bahan
ini berfungsi untuk menyederhanakan konsep yang sulit/sukar, menyajikan
bahan yang relatif abstrak menjadi lebih nyata, menjelaskan pengertian atau
konsep secara lebih konkret, menjelaskan sifat-sifat tertentu yang terkait
dengan pengerjaan (operasi) hitung dann sifat-sifat bangun geometri, serta
memperlihatkan fakta-fakta.
Dengan semakin banyaknya kesempatan dan keleluasaan guru dalam
melaksanakan proses belajar mengajar, agar siswa benar-benar menguasai
kompetensi yang dituntut, maka guru dapat berkreasi secra dinamis, tanpa
harus menunggu pemberian orang lain “dropping” dari atas, untuk mampu

15
menyiapkan bahan manipulatif dalam pembelajaran matematika SD. Dari
barang bekas/buangan atau tidak terpakai, misalnya dari berbagai karton
bungkus makanan, bungkus berbagai rokok, plastik-plastik bekas dan
potongan kayu yang tidak terpakai.

1. Bahan Manipulatif dari Kertas

Bahan kertas ini mudah diperoleh, dengan warna yang beragam, dari kertas
manila yang dibeli dari toko, atau dari bekas berbagai sampul tak terpakai
(buku,map), dari macam-macam bungkus rokok yang berwarna-warni, dari
karton pembungkus makanan atau minuman.
Salah manfaat dari bahan manipulatif kertas/karton ini antara lain adalah:
Untuk menjelaskan pecahan (konsep, sama/senilai, operasi). Konsep pecahan
m/n sebagai m bagian dari n bagian yang sama, dapat didemonstrasikan guru,
atau dipraktikkan siswa, dengan menggunakan berbagai bangun geometri,
misalnya persegi, persegi panjang, jajargenjang, belah ketupat, segitiga,
lingkaran.

A B C D

Gambar 1

ditunjukkan dengan satu bagian dari empat bagian yang sama.

Pecahan-pecahan senilai juga dapat ditunjukkan dengan potongan kertas


memanjang kertas memanjang atau potongan kertas dalam bangun-bangun
geometris, misalnya, dengan menggunakan potongan kertas memanjang, dapat
ditunjukkan pecahan-pecahan senilai, misalnya:
½ 1/2
1/3 1/3 1/3
1/4 1/4 1/4 1/4
1/6 1/6 1/6 1/6 1/6 1/6
1/8 1/8 1/8 1/8 1/8 1/8 1/8 1/8

Dengan menggunakan pola, dapat dikembangkan bentuk-bentuk pecahan


senilai yaitu:

16
2. Model Stik (Lidi: Dari Rangka Daun Kelapa, Dari Bambu, Atau Dari Plastik)

Model ini dapat dipakai untuk menjelaskan konsep satuan, puluhan, dan ratusan
untuk siswa- siswa SD ,kelas rendah. Lidi-lidi tersebut dalam bentuk lepas (sebagai
satuan), bentuk ikatan (dengan tali/karet) sepuluhan, dan bentuk ikatan dari ikatan
sepuluhan (dan disebut seratusan). Model-model stik ini dapat digunakan untuk
menjelaskan konsep numeral (lambing bilangan), kesamaan bilangan, operasi
(penjumlahan, pengurangan ,perkalian), bilangan bulat, misalnya:
234 = 2 ratusan + 3 puluhan + 4 satuan

= 2 ikatanratusan + 3 ikatanpuluhan + 4 lepas

35 = 30 + 5 = 20 + 15 = 10 + 25

= 23 + 12 = 18 + 17 = 9 + 26

3x6 = 6 + 6 + 6 = 18

5 x 10 = 10 + 10 + 10 + 10 + 10 = 50

2 x 100 = 100 + 100 = 200

46 – 23 = (40 + 6) – (20+3) = (40 – 20) + (6 – 3)= 20 +3 =23

35 – 19 =(30 +5) – (10 + 9) = (20 + 10 + 5) – (10 + 9)

=(20-10) + (10 +5 -9) = 10 +6 = 16

3. Model Persegi Dan Strip Dari Kayu/Tripleks

Model ini terdiri dari potongan-potongan persegi kayu/tripleks, strip- strip


sepanjang sepuluh persegi, dan daerah seluas sepuluh strip. Kegunaan model persegi
dan strip serupa dengan kegunaan model stik, yaitu untuk menjelaskan konsep
numeral, kesamaan bilangan, dan operasi bilangan bulat. Bahan kayu/ tripleks dapat
diganti dengan karton yang relatif tebal.

4. Model Kertas Bertitik Atau Berpetak

Kertas bertitik dapat bersifat persegi atau isometric. Model ini dapat digunakan
untuk menjelaskan banyak hal yang terkait dengan geometri (bangun datar dan sifat-
sifatnya, hubungan antar bangun datar, dan luas bangun datar). Berbagai posisi datar,
tegak, miring bangun datar (segitiga, persegi, persegipanjang, jajargenjang, belah
ketupat, layang-layang dan trapesium) dapat diperagakan dengan model kertas bertitik
(pengerjaannya menggunakan pensil sehingga dapat dihapus). Dengan perkembangan
ketersediaan bahan saat ini, kertas bertitik/ berpetak ini dapat menggunakan white

17
board (dengan titik/petak menggunakan spidol permanen), dan pengerjaannya
menggunakan spidol white board yang dapat dihapus.

2.5 Contoh Bahan Manipulatif Untuk Pembelajaran Matematika SD

1. Alat dan Bahan

Khusus bahan manipulatif untuk pembelajaran matematika SD ini terbuat dari


bahan dasar triplek dan kertas manggis berwarna (merah dan kuning). Triplek
digunakan sebagai tempat menggambarkan pecahan yang akan kita operasikan
sedangkan kertas manggis warna merah melambangkan pecahan pertama dan
kertas manggis berwarna kuning melambangkan pecahan kedua.
2. Cara membuat bahan manipulatif

Langkah-langkah membuat bahan manipulatif untuk pembelajaran matematika


SD: materi operasi pecahan adalah sebagai berikut:
- Siapkan sebuah triplek putih, kemudian potonglah menjadi ukuran 50
cm x 50 cm

- Potong-potnglah kertas manggis berwarna merah dan kuning


menjadi beberapa potongan yang masing-masing potongannya 5 cm x
10 cm
- Berilah double-tip pada masing-masing potongan kertas manggis
agar dapat ditempelkan pada triplek.
3. Penggunaan bahan manipulatif untuk materi operasi pecahan

a. Penjumlahan

Adapun langkah-langkah yang akan kita lakukan dalam menjumlahkan dua


buah bilangan pecahan adalah sebagai berikut:
- Buatlah sebuah persegi panjang pada triplek yang sudah kita sediakan.

- Kemudian bagilah persegi panjang tersebut menjadi 3 bagian yang


sama (karena penyebut bilangan pertama 3).
- Dari sisi yang lain, bagilah persegi panjang tersebut menjadi 2
bagian yang sama (karena penyebut yang bilangan kedua 2).
- Letakkan kertas manggis berwarna merah sebanyak 1/3 bagian dari
sisi vertikal, dan kertas manggis berwarna kuning sebanyak ½ bagian

18
dari sisi horizontal.
- Pada percobaan tersebut satu kotak yang berisi dua warna,
pindahkan salah satu warnanya ke kotak yang masih kosong.
- Hitunglah berapa banyak kotak berwarna merah dan berwarna
kuning, serta seluruh kotak yang tersedia.
b. Pengurangan

Adapun langkah-langkah yang akan kita lakukan dalam mengurangkan dua


buah bilangan pecahan adalah sebagai berikut:
- Buatlah sebuah persegi panjang pada triplek yang sudah kita
sediakan, kemudian bagilah persegi panjang tersebut menjadi dua
bagian yang sama (karena penyebut bilangan pertama 2).
- Dari sisi yang lain, bagilah persegi panjang tersebut menjadi tiga
bagian yang sama (karena penyebut bilangan kedua adalah 3).
- Letakkan kertas manggis berwarna merah sebanyak ½ bagian dari sisi
vertikal.

- Pindahkan satu kertas warna merah, sehingga akan siperoleh 1/3


bagian.

- Karena bilangan pengurangannya adalah 1/3, maka baliklah 1/3


bagiannya.

- Hitunglah berapa banyak kotak berwarna merah yang tersisa.

19
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Media adalah seperangkat alat bantu yang digunakan untuk menyampaikan


informasi dari pendidik kepada peserta didik agar dapat menarik minat dan
perhatian sehingga proses belajar mengajar yang efektif dan efisien terjadi.
Garis besar jenis-jenis media dalah sebagai berikut: (1) Papan Tulis, (2) Papan
Grafik, (3) Papan Tempel, (4) Media Cetak, (5)
Kalkulator, (6) Komputer, (7) Media Tayangan.

Bahan manipulatif dalam pembelajaran matematika SD adalah alat bantu


pembelajaran yang digunakan untuk menjelaskan konsep dan prosedur
matematika. Alat ini merupakan bagian langsung dari mata pelajaran
matematika dan dimanipulasikan oleh peserta didik (dibalik, dipotong,
digeser, dipindahkan, digambar, dipilah, dikelompokkan atau diklasifikasikan
(Muhsetyo, dkk, 2011). Contoh bahan manipulatif yaitu: bahan manipulatif
dari kertas, model stik (lidi: dari rangka daun kelapa, dari bambu, atau dari plastik),
model persegi dan strip dari kayu/tripleks, model kertas bertitik atau berpetak

3.2 Saran

Guru SD harus dapat memanfaatkan media dan bahan manipulatif dalam


pembelajaran matematika serta bisa mengembangkannya juga agar
pembelajaran menjadi lebih bermakna bagi peserta didik.

20
DAFTAR PUSTAKA

Heruman. 2007. Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya.
Muhsetyo, Gatot, dkk. 2007. Pembelajaran Matematika SD. Jakarta: Universitas
Terbuka. Nurtamam, Edi. Pembelajaran Matematika SD. 2013. Bangkalan: UTM
Madura.

https://pdfcoffee.com/media-dan-bahan-manipulatif-dalam-pembelajaran-
matematika-sd-4-pdf-free.html

http://catatanyusufjabung.blogspot.com/2016/10/modul-2-media-dan-
bahan-manipulatif.html

https://mat.or.id/blog/media-dan-bahan-manipulatif-dalam-pembelajaran-
matematika-sd/

21

Anda mungkin juga menyukai