Anda di halaman 1dari 44

SISTEM 

INTEGUMEN
Aristiyana Eda Bulu, S.Kep, Ns
ANATOMI FISIOLOGI
 KULIT merupakan organ yang paling luaar dan yang
paling besar membungkus dan melindungi tubuh dari
perbagai pengaruh luar maupun dalam.
 Lapisan Kulit :
1. Epidermis : Lapisan paling luar, tipis, sedikit suplai
darah & reseptor syaraf.
2. Dermis : lapisan dalam, tebal,terdiri jaringan ikat
3. Subcutis :Penyimpanan lemak (adiposa), Jaringan
adiposa sbg bantalan antara kulit,otot &tulang.
Terdapat pembuluh darah,saraf,sel lemak&limfe
Epidermis

Terdiri  dari :
a) Stratum korneum
  (lapisan tanduk): 
      lapisan luar, terdiri sel 
gepeng, tidak berinti & 
keratin (zat tanduk) tahan 
air.
b) Stratum Lusidum : 
Lapisan sel gepeng tidak 
berinti & lapisan ekidin 
(telapak tangan & kaki)
c) Stratum granulosum 
(lapisan keratohyalin):
Tersusun lapisan gepeng, 
sitoplasma berbutir kasar 
& keratohialin.
c) Stratum spinosum 
(lapisan malpigi)
Terdapat sel bentuk 
polygona dan adanya 
proses mitosis 
(pembelahan sel) 
c) Stratum germinativum 
(basale)
Lapisan sel bentuk 
Kubus/kolumnar & 
vertikal,berbatasan dg 
dermis,mengadakan 
mitosis, produksi melanin.
Dermis

Tersusun atas :
1. Lapisan Papilaris : 
berisi ujung serabut 
syaraf & pembuluh 
darah, sel fibroblast 
hasilkan 
kolagen.
2. Lapisan retikularis : 
berada dibawah 
lapisan papilaris, 
produksi kolagen & 
berkas serabut elastik.
Jenis Kelenjar Kulit
Terdapat dalam dermis
 Kelenjar Minyak (glnd. sudorifera):
Produksi sebum : lubrikasi folikel & batang rambut. 
Dipengaruhi oleh hormon androgen.
 Kelenjar Keringat (gland. Sebasea) :
Terdiri dari :
 Kelenjar ekrin : di semua daerah kulit, muara 
langsung ke permukaan kulit.
 Kelenjar apokrin : di aksila,anus, skrotum & labia 
mayora, bermuara dalam folikel rambut.
 Kelenjar Serumenosa: hanya di meatus auditorius 
externa, produksi serumen
Fungsi Kulit
 Perlindungan terhadap Dehidrasi dan Injuri 
mekanik
 Sensibilitas
 Termoregulasi / pengaturan suhu
 Produksi Vitamin
 Penyerapan (absorbsi)
 Ekskresi
 Respon imunitas
PEMERIKSAAN FISIK 
Kulit
  Warna
Warna kulit dipengaruhi oleh ras. Kulit
abnormal ditemukan :
• Flushing
• Cyanosis
• Jaundice
• Pigmentasi yang tidak teratur
 Moisture
Moisture adalah tingkat hidrasi kulit 
terhadap “basah” dan “minyak”.
Secara umum moisture kulit “kering” 
not excessive. Moistness biasanya 
terdapat pada daerah aksilla dan 
lipatan paha. Kulit >>> lembab dan 
dingin Abnormal.
 Temperatur
Dikaji dengan dorsal tangan. Normal : hangat
secara keseluruhan.
Bila ada hipertermi atau hipotermi, bandingkan 
dengan bagian opposite.

  Texture = Susunan
Palpasi tekstur kulit dengan cara menekan secara 
lembut dengan ujung jari.
• Normal : halus, lembut, kenyal.
• Abnormal : bengkak, atropi.
 Turgor
Turgor adalah elastisitas dari kulit.
Diukur : berapa lama kulit dan jaringan dibawahnya 
kembali ke bentuk awal setelah ditarik.
Normal : < 3 detik.

 Edema
Edema adalah penumpukan cairan yg berlebihan dalam 
jaringan.
Area edema dipalpasi untuk menentukan konsistensi, 
temperatur, bentuk, mobilisasi.

 Pitting edema.
Area yang diperiksa : sakrum, diatas tibia, pergelangan 
kaki.
 Odor = Bau
Kulit normal tidak bau.
Bila ada terdapat pada aksila, luka terbuka, adanya 
bakteri pada kulit, infeksi, hygiene tidak adekuat.

  Lesi = Kerusakan kulit
Lokasi.
Distribusi.
Ukuran.
Warna.
Adanya drainase
Rambut
  Distribusi

Bilateral. Sesuai dengan perkembangan 
usia dan sexual.
Hirsutism : pertumbuhan rambut
yang berlebihan pada wanita dan anak-
anak pada tempat yang merupakan 
tanda seks sekunder, spt : kumis, 
janggut dan cambang.
Bulu halus (Velus) umumnya terdapat 
pada seluruh permukaan tubuh.
Peningkatan distribusi : axilla dan pubis.
c. Kuku
  Inspeksi
Warna - Bentuk
  Tekstur - Integritas
 Ketebalan

  Palpasi
Capillary refill time : warna kembali normal setelah 3 
– 5 detik.
PEMERIKSAAN FISIK 
 Warna : sianosi, ikterus, 
perubahan melamin
 Kelembapan : lembap ,kering, 
berminyak
 Temperatur : dingin, hangat
 Tekstur : licin, kasar
 lipatan kulit untuk dapat 
digerakkan  
 Turgor—kecepatan : menurun pada 
dehidrasi lipatan kulit kembali ke keadaan 
semula.
 perhatikan adanya lesi dan
 Lokasi dan distribusi : merata 
Terlokalisasi anatomisnya
 Susunan dan bentuknya: linier, 
berkumpul, dermatomal
 Tipe : makula, papula, pustula, bula, 
tumor
 Warna : merah, putih, cokelat, lembayung 
muda
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
INTEGUMEN
1. Biopsi Kulit dengan cara eksisi 
dengan scalpel atau alat penusuk 
khusus ( skin punch) dengan 
mengambil bagian tengah jaringan.
2. Patch Test  Untuk mengenali 
substansi yang menimbulkan alergi 
pada pasien dibawah plester khusus
3. Apus Tzanck Untuk memeriksa sel – 
sel kulit yang mengalami pelepuhan
4. Pengerokan Kulit
Sampel kulit dikerok dari lokasi lesi, jamur, 
yang dicurigai.dengan menggunakan 
skatpel yang sudah dibasahi dengan minyak 
sehingga jaringan yang dikerok menempel 
pada mata pisau hasil kerokan dipindahkan 
ke slide kaca ditutup dengan kaca objek dan 
dipriksa dengan mikroskop
5. Pemeriksaan Cahaya Wood ( Light Wood)
untuk memebedakan lesi epidermis dengan 
dermis dan hipopigmentasi dengan 
hiperpigmentasi.
ASUHAN
KEPERAWATAN LUKA
BAKAR
DEFENISI
 Luka bakar adalah kerusakan atau kehilangan 
jaringan yang disebabkan kontak dengan 
sumber panas seperti api, air panas, bahan 
kimia, listrik, dan radiasi ( Moenajat, 2001)
 Luka bakar adalah luka yang dapat timbul akibat 
kulit terpajan ke suhu tinggi, syok listrik, atau 
bahan kimia (Corwin, 2001)
 Luka bakar adl luka yg disebabkn oleh p’alihan 
energi dari suatu sumber panas pd tubuh, panas 
dpt dipindahkan oleh hantaran/radiasi 
elektromagnet ( Brunner&Suddarth, 2002)
KLASIFIKASI
1. Berdasarkan penyebab
2. Berdasarkan perjalanan
penyakit 
3. Berdasarkan kedalaman
luka bakar
4. Berdasarkan tingkat
keseriusan luka
Berdasarkan perjalanan penyakitnya luka bakar 
dibagi menjadi 3 fase 

 Fase akut : Pada fase ini problema yang ada


berkisar pada gangguan saluran napas karena
adanya cedera inhalasi dan gangguan sirkulasi.
Pada fase ini terjadi gangguan keseimbangan
sirkulasi cairan dan elektrolit akibat cedera
termis bersifat sistemik.
 Fase sub akut : Fase ini berlangsung setelah
shock berakhir. Luka terbuka akibat kerusakan
jaringan (kulit dan jaringan dibawahnya)
menimbulkan masalah inflamasi, sepsis dan
penguapan cairan tubuh disertai panas/energi
 Fase lanjut : Fase ini berlangsung
setelah terjadi penutupan luka
sampai terjadi maturasi. Masalah
pada fase ini adalah timbulnya
penyulit dari luka bakar berupa
parut hipertrofik, kontraktur, dan
deformitas lainnya.
BERDASARKAN PENYEBAB
a. LB karena api
b. LB karena air panas
c. LB karena bahan kimia
d. LB karena listrik
e. LB karena radiasi
f. LB karena suhu rendah (frost
bite)
BERDASARKAN
KEDALAMAN LB
a. LB derajat I
b. LB derajat II
c. LB derajat III
 
LUKA BAKAR DERAJAT I
 Tersengat matahari. Terkena api 
dengan intensitas rendah
 Bagian kulit yang terkena : epidermis
 Gejala : Kesemutan Hiperestesia 
(supersensitive) Rasa nyeri mereda 
bila didinginkan
 Penampilan luka : Memerah, menjadi 
putih bila ditekan Minimal atau tanpa 
edema
LUKA BAKAR DERAJAT II
 Tersiram air mendidih. Terbakar oleh
nyala api
 Bagian kulit yang terkena : epidermis
dan bagian dermis
 Gejala : Kesemutan Hiperestesia
.Sensitif terhadap udara yang dingin
 Penampilan luka : Melepuh, dasar luka
berbintik-bintik merah, epidermis
retak, permukaan luka basah, Edema
LUKA BAKAR DERAJAT III
 Terbakar nyala api. Terkena cairan mendidih
dalam waktu yang lama. Tersengat arus listrik
 Bagian kulit yang terkena : Epidermis,
keseluruhan dermis dan sebagian jaringan
subkutan
 Gejala : Tidak terasa nyeri, Terdapat reaksi
inflamasi
 Penampilan luka : Kering, luka bakar berwarna
putih seperti bahan kulit atau gosong, Kulit
retak dengan bagian lemak yang nampak,
 Edema
ETIOLOGI
 Luka bakar Termal, terpapar atau kontak 
dengan api cairan panas atau objek panas 
lainnya.
 Luka bakar kimia, jaringan kulit kontak 
dengan asam atau basa kuat
 Luka bakar eletrik, panas yang dari energi 
listrik yang dihantarkan melalui tubuh 
 Luka bakar radiasi, terpapar dengan sumber 
radioaktif, 
MANIFESTASI KLINIS
 Derajat 1: Memerah, menjadi putih jika 
ditekan, tanpa edema, kesemutan, rasa nyeri 
reda  jika kedinginan, hiperestesia.
 Derajat II : Melepuh, dasar luka berbintik-
bintik merah, permukaan luka basah, edema, 
nyeri, supersensitifitas (sensitif terhadap 
udara dingin).
 Derajat III : Kering, luka berwarna putih, 
edema, syok, hemature, tak terasa nyeri.
PATOFISIOLOGI
Luka bakar disebabkan oleh perpindahan energi 
dari sumber panas ke tubuh. Panas tersebut 
mungkin dipindahkan melalui konduksi atau radiasi 
elektromagnetik. Luka bakar dikategorikan sebagai 
luka bakar termal, radiasi, atau luka bakar kimiawi. 
Kulit dengan luka bakar akan mengalami 
kerusakan pada epidermis, dermis, maupun 
jaringan sub kutan tergantung faktor penyebab 
dan lamanya kulit kontak dengan sumber panas/ 
penyebabnya. Dalamnya luka bakar akan 
mempengaruhi kerusakan / gangguan integritas 
kulit dan kematian sel-sel.
 Luka bakar mengakibatkan 
peningkatan permeabilitas 
pembuluh darah sehingga air, 
natrium, klorida, dan protein tubuh 
akan keluar dari dalam sel dan 
menyebabkan terjadinya edema 
yang dapat berlanjut pada 
keadaan hipovolemia dan 
hemokonsentrasi
BERDASARKAN KESERIUSAN
LUKA (LUAS)
Berdasarkan Hukum Sembilan (Rule of
Nine)
 Kepala dan leher : 9%
 Dada depan & belakang : 18%
 Abdomen depan & belakang : 18%
 Tangan kanan dan kiri : 18%
 Paha kanan dan kiri : 18%
 Kaki kanan dan kiri : 18%
 Genital : 1%
Komplikasi 
 Infeksi. Infeksi merupakan masalah
utama. Bila infeksi berat, maka
penderita dapat mengalami sepsis.
 Gangguan Jalan nafas. Paling dini
muncul dibandingkan komplikasi lainnya,
muncul pada hari pertama. Terjadi karena
inhalasi, aspirasi, edema paru dan infeksi.
 Komplikasi luka bakar yang lain
adalah timbulnya kontraktur dan
gangguan kosmetik akibat
jaringan parut yang dapat
berkembang menjadi cacat berat
PEMERIKSAAN PENUNJANG

 Darah lengkap
 Elektrolit serum
 AGD
 Toto rontgen dada 
 Skan paru
PENATALAKSANAAN
 Pemberian cairan
 Pemberian analgetik
 Pemberian antibiotik
 Perawatan luka dengan hidroterapi dan 
penggantian balutan
 Bedrest
 Debridement
 Meningkatkan nutrisi.
PENGKAJIAN
 Pola persepsi dan pemeliharaan 
kesehatan
 Pola nutrisi metabolik
 Ketidak nyamanan / nyeri
 Pola aktivitas dan latihan
 Pola tidur dan istirahat
 Pemeriksaan fisik (sitem 
integumen)
MASALAH KEPERAWATAN YANG
MUNCUL
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
2. Pola Nafas tidak Efektif
3. Gangguan Pertukaran Gas
4. Kekurangan Volume Cairan
5. Resti Infeksi
6. Nyeri Akut
7. Resiko tinggi Perubahan Perfusi Jaringan
8. Kerusakan Integritas kulit
END
TUGAS !!!
Jelaskan Metode Penggantian Cairan :
1. Rumus Konsensus
2. Rumus Evans
3. Rumus Brooke Army
4. Rumus Parkland/Baxter
 Buat pathway dari masalah pada kulit :
Kelas  A Kelas B
1. Scabies 1. Luka Bakar
2. Prosiasis 2.  Dermatitis
3. Pedikolusis 3. Tumor Kulit
4. Kusta 4. Herpez
5. Frambusia 5.  Impetigi

Anda mungkin juga menyukai