Anda di halaman 1dari 51

LAPORAN PENDAHULUAN GASTRITIS

31 JANUARI- 26 FEBRUARI 2022

DISUSUN OLEH :

NIA KOSARI

NPM : 2026010053.P

Preceptor Akademik Presepter Klinik

(Ns, Hanifah, S.Kep, M.Kep) ( Padriana.S.Kep )

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

TRI MANDIRI SAKTI

BENGKULU

2021
1. Konsep gastritis

A. Definis gastritis

Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung (Kapita Selekta Kedokteran,


Edisi Ketiga Hal 492). Gastritis adalah segala radang mukosa lambung (Buku
Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisihal749) Gastritis merupakan keadaan peradangan
atau pendarahan pada mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronis, difusi
atau local (Patofisiologi Sylvia A Price hal 422). Gastritis merupakan inflamasi
pada dinding gaster terutama pada lapisan mukosa gaster (Sujono Hadi, 1999,
hal : 492). Gastritis merupakan peradangan lokal atau penyebaran pada mukosa
lambung dan berkembang di penuhi bakteri (Charlene. J, 2001, hal : 138) Gastritis
(penyakit maag) adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya asam lambung
yang berlebih atau meningkatnya asam lambung sehingga mengakibatkan
imflamasi atau peradangan dari mukosa lambung seperti teriris atau nyeri pada ulu
hati. Gejala yang terjadi yaitu perut terasa perih dan mulas. Ada dua jenis penyakit
gastritis yaitu:

1. Gastritis Akut

Gastritis akut adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang


akut. Gatritis Akut paling sering diakibatkan oleh kesalahan diit, mis. makan
terlalu banyak, terlalu cepat, makan makanan yang terlalu banyak bumbu atau
makanan yang terinfeksi. Penyebab lain termasuk alcohol, aspirin, refluks empedu
atau terapi radiasi.

2. Gastritis Kronis

Gastritis kronik adalah Suatu peradangan bagian permukaan mukosa lambung


yang menahun yang disebabkan oleh ulkus lambung jinak maupun ganas atau
bakteri Helicobacter pylori. Bakteri ini berkoloni pada tempat dengan asam
lambung yang pekat.

B. Etiologi

Penyebab terjadinya gastritis sering berkaitan dengan hal-hal sebagai berikut :


1. Pemakaian obat anti inflamasi

Pemakaian obat anti inflamasi nonsteroid seperti aspirin, asam mefenamat,


aspilet dalam jumlah besar. Obat anti inflamasi non steroid dapat memicu
kenaikan produksi asam lambung, karena terjadinya difusi balik ion hidrogen ke
epitel lambung. Selain itu jenis obat ini juga mengakibatkan kerusakan langsung
pada epitel mukosa karena bersifat iritatif dan sifatnya yang asam dapat
menambah derjat keasaman pada lambung (Sukarmin, 2013).

2. Konsumsi alkohol

Bahan etanol merupakan salah satu bahan yang dapat merusak sawar pada
mukosa lambung. Rusaknya sawar memudahkan terjadinya iritasi pada mukosa
lambung (Rahayuningsih, 2010).

3. Terlalu banyak merokok

Asam nikotinat pada rokok dapat meningkatkan adhesi thrombus yang


berkontribusi pada penyempitan pembuluh darah sehingga suplai darah ke
lambung mengalami penurunan.Penurunan ini dapat berdampak pada produksi
mukosa yang salah satu fungsinya untuk melindungi lambung dari iritasi.Selain
itu CO yang dihasilkan oleh rokok lebih mudah diikat Hb dari pada oksigen
sehingga memungkinkan penurunan perfusi jaringan pada lambung.Kejadian
gastritis pada perokok juga dapat dipicu oleh pengaruh asam nikotinat yang
menurunkan rangsangan pada pusat makan, perokok menjadi tahan lapar sehingga
asam lambung dapat langsung mencerna mukosa lambung bukan makanan karena
tidak ada makanan yang masuk (Rahayuningsih, 2010).

3. Uremia

Ureum pada darah dapat mempengaruhi proses metabolisme didalam tubuh


terutama saluran pencernaan (gastrointestinal uremik). Perubahan ini dapat
memicu kerusakan epitel mukosa lambung (Rahayuningsih, 2010).

5. Pemberian obat kemoterapi


Obat kemoterapi mempunyai sifat dasar merusak sel yang pertumbuhannya
abnormal, perusakan ini ternyata dapat juga mengenai sel inang pada tubuh
manusia.Pemberian kemoterapi dapat juga mengakibatkan kerusakan langsung
pada epitel mukosa lambung.

6. Infeksi sistemik

Pada infeksi sistemik toksik yang dihasilkan oleh mikroba akan merangsang
peningkatan laju metabolik yang berdampak pada peningkatan aktivitas lambung
dalam mencerna makanan. Peningkatan HCl lambung dalam kondisi seperti ini
dapat meicu timbulnya perlukaan pada lambung.

7. Iskemia dan syok

Kondisi iskemia dan syok hipovolemia mengancam mukosa lambung karena


penurunan perfusi jaringan lambung yang dapat mengakibatkan nekrosis lapisan
lambung.

8. Konsumsi kimia secara oral yang bersifat asam/basa

Konsumsi asam maupun basa yang kuat seperti etanol, thiner, obat- obatan
serangga dan hama tanaman, jenis kimia ini dapat merusak lapisan mukosa
dengan cepat sehingga sangat beresiko terjadi perdarahan.

9. Trauma mekanik

Trauma mekanik yang mengenai daerah abdomen seperti benturan saat


kecelakaan yang cukup kuat juga dapat menjadi penyebab gangguan kebutuhan
jaringan lambung.Kadang kerusakan tidak sebatas mukosa, tetapi juga jaringan
otot dan pembuluh darah lambung sehingga pasien dapat mengalami perderahan
hebat, trauma juga bisa disesabkan tertelannya benda asing yang keras dan sulit
dicerna.

10. Infeksi mikroorganisme

Koloni bakteri yang menghasilkan toksik dapat merangsang pelepasan gastrin


dan peningkatan sekresi asam lambung seperti bakteri Helycobacter pylori.
11. Stress berat

Stress psikologi akan meningkatkan aktivitas saraf simpatik yang dapat


merangsang peningkatan produksi asam lambung. Peningkatan HCl dapat
dirangsang oleh mediator kimia yang dikeluarkan oleh neuron simpatik seperti
epinefrin.

C. Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis bervariasi mulai dari keluhan ringan hingga muncul


perdarahan saluran cerna bagian atas bahkan pada beberapa pasien tidak
menimbulkan gejala yang khas. Manifestasi gastritis akut dan kronik hampir
sama, seperti anoreksia, rasa penuh, nyeri epigastrum, mual dan muntah, sendawa,
hematemesis (Suratun dan Lusiabah, 2010).

Tanda dan gejala gastritis adalah :

1. Gastritis Akut
a. Nyeri epigastrum, hal ini terjadi karena adanya peradangan pada mukosa
lambung.
b. Mual, kembung, muntah, merupakan salah satu keluhan yang sering
muncul. Hal ini dikarenakan adanya regenerasi mukosa lambung yang
mengakibatkan mual hingga muntah.
c. Ditemukan pula perdarahan saluran cerna berupa hematesis dan melena,
kemudian disusul dengan tanda-tanda anemia pasca perdarahan.

2. Gastritis Kronis

Pada pasien gastritis kronis umunya tidak mempunyai keluhan.Hanya


sebagian kecil mengeluh nyeri ulu hati, anoreksia, nause dan pada pemeriksaan
fisik tidak ditemukan kelainan.
D. Patofisiologi

Mukosa barier lambung pada umumnya melindungi lambung dari pencernaan


terhadap lambung itu sendiri, prostaglandin memberikan perlindungan ini ketika
mukosa barier rusak maka timbul peradangan pada mukosa lambung (gastritis).
Setelah barier ini rusak terjadilah perlukaan mukosa yang dibentuk dan
diperburuk oleh histamin dan stimulasi saraf cholinergic. Kemudian HCl dapat
berdifusi balik ke dalam mucus dan menyebabkan lika pada pembuluh yang kecil,
dan mengakibatkan terjadinya bengkak, perdarahan, dan erosi pada
lambung.Alkohol, aspirin refluks isi duodenal diketahui sebagai penghambat
difusi barier.

Perlahan-lahan patologi yang terjadi pada gastritis termasuk kengesti vaskuler,


edema, peradangan sel supervisial.Manifestasi patologi awal dari gastritis adalah
penebalan. Kemerahan pada membran mukosa dengan adanya tonjolan. Sejalan
dengan perkembangan penyakit dinding dan saluran lambung menipis dan
mengecil, atropi gastrik progresif karena perlukaan mukosa kronik menyebabkan
fungsi sel utama pariental memburuk.

Ketika fungsi sel sekresi asam memburuk, sumber-sumber faktor intrinsiknya


hilang. Vitamin B12 tidak dapat terbentuk lebih lama, dan penumpukan vitamin
B12 dalam batas menipis secara merata yang mengakibatkan anemia yang
berat.Degenerasi mungkin ditemukn pada sel utama dan pariental sekresi asam
lambung menurun secara berangsur, baik jumlah maupun konsentrasi asamnya
sampai tinggal mucus dan air. Resiko terjadinya kanker gastrik yang berkembang
dkatakan meningkat setalah 10 tahun gastritis kronik. Perdarahan mungkin terjadi
setelah satu episode gastritis akut atau dengan luka yang disebabkan oleh gastritis
kronis (Dermawan & Rahayuningsih, 2010).

E. Pemeriksaan Penunjang

Menurut (Suratun, 2010) pemeriksaan penunjang pada pasien dengan gastritis


meliputi :
1. Darah lengkap, bertujuan untuk mengetahui adanya anemia.
2. Pemeriksaan serum vitamain B12, bertujuan untuk mengetahui adanya
defisiensi B12.
3. Analisa feses, bertujuan untuk mengetahui adanya darah dalam feses.
4. Analisa gaster, bertujuan untuk mengetahui kandungan HCl lambung.
Acholohidria menunjukkan adanya gastritis atropi.
5. Tes antibody serum, bertujuan mengetahui adanya antibodi sel parietal dan
faktor intrinsik lambung terhadap Helicobacter pylori.
6. Endoscopy, biopsy, dan pemeriksaan urine biasanya dilakukan bila ada
kecurigaan berkembangnya ulkus peptikum.
7. Sitologi, bertujuan untuk mengetahui adanya keganasan sel lambung.

F. Komplikasi

Komplikasi penyakit gastritis menurut (Muttaqin & Sari, 2011) antara lain :

1. Perdarahan saluran cerna bagian atas yang merupakan kedaruratan medis.

2. Ulkus peptikum, jika prosesnya hebat.

3. Gangguan cairan dan elektrolit pada kondisi muntah berat.

4. Anemia pernisiosa, keganasan lambung.

G. Pencegahan

Penyembuhan penyakit gastritis harus dilakukan dengan memperhatikan diet


makanan yang sesuai. Diet penyakit gastritis bertujuan untuk memberikan
makanan dengan jumlah gizi yang cukup, tidak merangsang, dan dapat
mengurangi laju pengeluaran asam lambung, serta menetralkan kelebihan asam
lambung. Secara umum ada pedoman yang harus diperhatikan menurut
Misnadiarly (2009) , yaitu :

1. Makan secara teratur, mulai makan pagi pukul 07.00 WIB. Atur tiga kali
makan makanan lengkap dan tiga kali makan makanan ringan.
2. Makan dengan tenang, jangan terburu-buru. Kunyah makanan hingga hancur
menjadi butiran lembut untuk meringankan kerja lambung.

3. Makan secukupnya, jangan biarkan perut kosong tetapi jangan makan


berlebihan sehingga perut terasa sangat kenyang.

4. Memilih makanan yang lunak atau lembek yang dimasak dengan cara
direbus, disemur atau ditim. Sebaiknya menghindari makanan yang digoreng
karena biasanya menjadi keras dan sulit untuk dicerna.

5. Tidak makan makanan yang terlalu panas atau terlalu dingin karena akan
menimbulkan rangsangan termis. Pilih makanan yang hangat (sesuai
temperatur tubuh).

6. Menghindari makanan yang pedas atau asam, jangan menggunakan bumbu


yang merangsang misalnya cabe, merica, dan cuka.

7. Tidak minum minuman beralkohol atau minuman keras, kopi atau teh kental.

8. Menghindari rokok.

9. Menghindari konsumsi obat yang dapat menimbulkan iritasi lambung,


misalnya aspirin, vitamin C, dan sebagainya.

10. Menghindari makanan yang berlemak tinggi yang menghambat


pengosongan isi lambung (cokelat, keju, dan lain-lain).

11. Mengelola stress psikologi seefisien mungkin.

H. Penatalaksanaan

Orientasi utama pengobatan gastritis berpaku pada obat-obatan.Obat- obatan


yang digunakan adalah obat yang mengurangi jumlah asam lambung dan dapat
mengurangi gejala yang mungkin menyertai gastritis, serta memajukan
penyembuhan lapisan perut. Pengobatan ini meliputi (Sukarmin, 2012) :
1. Antasida yang berisi alumunium dan magnesium, serta karbonat kalsium dan
magnesium. Antasida dapat meredakan mulas ringan atau dyspepsia dengan
cara menetralisasi asam diperut. Ion H+ merupakan struktur utama asam
lambung. Dengan pemberian alumunium hidroksida maka suasana asam
dalam lambung dapat dikurangi. Obat-obtan ini dapat menghasilkan efek
samping seperti diare atau sembelit, karena dampak penurunan H+ adalah
penurunan rangsangan peristaltik usus.

2. Histamin (H2) blocker, seperti famotidine dan ranitidine. H2 blocker


mempunyai dampak penurunan produksi asam dengan mempengaruhi
langsung pada lapisan epitel lambung dengan cara menghambat rangsangan
sekresi oleh saraf otonom pada nervus vagus.

3. Inhibitor Pompa Proton (PPI), seperti omeprazole, lansoprazole, dan


dexlansoprazole. Obat ini bekerja menghambat produksi asam melalui
penghambatan terhadap elektron yang menimbulkan potensial aksi saraf
otonom vagus. PPI diyakini lebih efektif menurunkan produksi asam lambung
daripada H2 blocker. Tergantung penyebab dari gastritis, langkah-langkah
tambahan atau pengobatan mungkin diperlukan.

4. Jika gastritis disebabkan oleh penggunaan jangka panjang NSAID


(Nonsteroid Antiinflamasi Drugs) seperti aspirin, aspilet, maka penderita
disarankan untuk berhenti minum NSAID, atau beralih ke kelas lain obat
untuk nyeri. Walaupun PPI dapat digunakan untuk mencegah stress gastritis
saat pasien sakit kritis.

5. Jika penyebabnya adalah Helycobacter pylori maka perlu penggabungan obat


antasida, PPI dan antibiotik seperti amoksisilin dan klaritromisin untuk
membunuh bakteri. Infeksi ini sangat berbahaya karena dapat menyebabkan
kanker atau ulkus diusus.

6. Pemberian makanan yang tidak merangsang. Walaupun tidak mempengaruhi


langsung ada peningkatan asam lambung tetapi makanan yang merangsang
seperti pedas atau kecut, dapat meningkatkan suasana asam pada lambung
sehingga dapat menaikkan resiko inflamasi pada lambung. Selain tidak
merangsang makanan juga dianjurkan yang tidak memperberat kerja
lambung, seperti makanan yang keras (nasi keras).

7. Penderita juga dilatih untuk manajemen stress sebab dapat mempengaruhi


sekresi asam lambung melalui nervus vagus, latihan mengendalikan stress
bisa juga diikuti dengan peningkatan spiritual sehingga penderita lebih pasrah
ketika menghadapi stress.
I. Pathway
2. Konsep Asuhan Keperawatan

2.Pengkajian

Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan dan proses


sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk
mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien (Setiadi, 2012). Data
tersebut berasal dari pasien (data primer), keluarga (data sekunder), dan catatan
yang ada (data tersier). Pengkajian dilakukan dengan pendekatan proses
keperawatan melalui wawancara, observasi langsung, dan melihat catatan medis.
Adapun data yang diperlukan pada pasien gastritis yaitu sebagai berikut :

1. Data Dasar (Identitas Klien)


Identitas klien meliputi nama, umur, jenis kelamin, suku, bangsa, agama,
pendidikan, pekerjaan, alamat, tanggal masuk rumah sakit, dan diagnosa
medis. Data dasar pada pasien dengan gastritis yaitu :
a) Umur : Menurut Wahyu dkk (2015) usia 26-36 tahun mempunyai
resiko lebih tinggi terkena gastritis.
b) Jenis kelamin: Perempuan mempunyai resiko lebih tinggi daripada
laki-laki untuk kejadian gastritis (Wahyu, dkk, 2015).
c) Alamat, agama, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, tanggal
pengkajian, diagnosa medis (Sukarmin, 2012).
2. Keluhan Utama
Keluhan utama ditulis secara singkat dan jelas.Keluhan utama merupakan
keluhan yang membuat klien meminta bantuan pelayanan kesehatan,
keluhan utama dalah alasan klien masuk rumah sakit. Pada pasien gastritis,
datang dengan keluhan mual muntah, nyeri epigastrum.Munculnya
keluhan diakibatkan iritasi mukosa lambung dan menyebabkan keluhan-
keluhan lain yang menyertai (Sukarmin, 2013).
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Riwayat penyakit sekarang merupakan penjelasan dari permulaan klien
merasakan keluhan sampai dengan dibawa ke rumah sakit. Pada gastritis,
pasien mengeluh tidak dapat makan, mual dan muntah. Terjadinya gejala
mual-muntah sebelum makan dan sesudah makan, setelah mencerna
makanan pedas, obat-obatan tertentu atau alkohol. Gejala yang
berhubungan dengan ansietas, stress, alergi, makan minum terlalu banyak
atau makan terlalu cepat. Gejala yang dirasakan berkurang atau hilang,
terdapat muntah darah, terdapat nyeri tekan pada abdomen (Margareth,
2012).
4. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat penyakit dahulu merupakan penyakit yang diderita klien yang
berhubungan dengan penyakit saat ini atau penyakit yang mungkin dapat
dipengaruhi atau mempengaruhi penyakit yang diderita klien saat ini. Pada
beberapa keadaan apakah ada riwayat penyakit lambung sebelumnya, pola
makan tidak teratur atau pembedahan lambung (Sukarmin, 2013).
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Riwayat kesehatan keluarga dihubungkan dengan kemungkinan adanya
penyakit keturunan, kecenderungan, alergi dalam satu keluarga, penyakit
menular akibat kontak langsung maupun tidak langsung. Pada pasien
gastritis, dikaji adakah keluarga yang mengalami gejala serupa, penyakit
keluarga berkaitan erat dengan penyakit yang diderita pasien.Apakah hal
ini ada hubungannya dengan kebiasaan keluarga dengan pola makan,
misalnya minum-minuman yang panas, bumbu penyedap terlalu banyak,
perubahan pola kesehatan berlebihan, penggunanaan obat-obatan, alkohol,
dan rokok (Sukarmin, 2013).
6. Riwayat Psikososial
Meliputi mekanisme koping yang digunakan klien untuk mengatasi
masalah dan bagaiamana motivasi kesembuhan dan cara klien menerima
keadaannya (Sukarmin, 2013).
7. Genogram
Genogram umunya dituliskan dalam tiga generasi sesaui dengan
kebutuhan.Bila klien adalah seorang nenek atau kakek, maka dibuat dua
generasi dibawah, bila klien adalah anak-anak maka dibuat generasi keatas
(Sukarmin, 2013).
8. Pola Kebiasaan Sehari-Hari
Menurut Gordon (2009), pola kebiasaan sehari-hari pada pasien gastritis,
yaitu :
a. Pola Nutrisi

Pola nutrisi dan metabolisme yang ditanyakan adalah diet


khusus/suplemen yang dikonsumsi dan instruksi diet sebelumnya, nafsu
makan atau minum serta cairan yang masuk, ada tidaknya mual-mual,
muntah, stomatitis, fluktuasi BB 6 bulan terakhir naik/turun, adanya
kesukaran menelan, penggunaan gigi palsu atau tidak, riwayat
masalah/penyembuhan kulit, ada tidaknya ruam, kebutuhan zat gizinya,
dan lain-lain. Nafsu makan pada pasien gastritis cenderung menurun
akibat mual dan muntah, bisa juga karena terjadinya perdarahan saluran
cerna.

b. Pola Eliminasi

Pada pola ini yang perlu ditanyakan adalah jumlah kebiasaan defekasi
perhari, ada tidaknya disuria, nocturia, urgensi, hematuria, retensi,
inkontinensia, apakah kateter indwelling atau kateter eksternal, dan lain-
lain. Pada pasien dengan gastritis didapatkan mengalami susah BAB,
distensi abdomen, diare, dan melena. Konstipasi juga dapat terjadi
(perubahan diet, dan penggunaan antasida).

c. Pola Istirahat dan Tidur

Pengkajian pola istirahat tidur ini yang perlu ditanyakan adalah jumlah
jam tidur pada malam hari, pagi, siang, apakah merasa tenang setelah
tidur, adakah masalah selama tidur, apakah terbangun dini hari, insomnia
atau mimpi buruk. Pada pasien dengan gastritis, adanya keluhan tidak
dapat beristirahat, sering terbangun pada malam hari karena nyeri atau
regurtisasi makanan.
d. Pola Aktivitas/Latihan
Pada pengumpulan data ini perlu ditanyakan kemampuan dalam menata
diri, apabila tingkat kemampuannya 0 berarti mandiri, 1 = menggunakan
alat bantu, 2 = dibantu orang lain, 3 = dibantu orang dengan peralatan, 4 =
ketergantungan/tidak mampu. Yang dimaksud aktivitas sehari-hari antara
lain seperti makan, mandi, berpakaian, toileting, tingkat mobilitas ditempat
tidur, berpindah, berjalan, berbelanja, berjalan, memasak, kekuatan otot,
kemampuan ROM (Range of Motion), dan lain-lain. Pada pasien gastritis
biasanya mengalami penurunan kekuatan otot ekstremitas, kelemahan
karena asupan nutrisi yang tidak adekuat meningkatkan resiko kebutuhan
energi menurun.
e. Pola Kognisi-Perceptual
Pada pola ini ditanyakan keadaan mental, sukar bercinta, berorientasi
kacau mental, menyerang, tidak ada respon, cara bicara normal atau tidak,
bicara berputar-putar atau juga afasia, kemampuan komunikasi,
kemampuan mengerti, penglihatan, adanya persepsi sensori (nyeri),
penciuman, dan lain-lain. Pada pasien gastritis biasanya mengalami
depresi dan intensitas nyeri tergantung pada penyebabnya (pada gastritis
akut dapat menyebabkan rasa tidak nyaman pada epigastrik dan nyeri ulu
hati).
f. Pola Toleransi-Koping Stress

Pada pengumpulan data ini ditanyakan adanya koping mekanisme yang


digunakan pada saat terjadinya masalah atau kebiasaan menggunakan
koping mekanisme serta tingkat toleransi stress yang pernah dimiliki. Pada
pasien gastritis, biasanya mengalami stress berat baik emosional maupun
fisik, emosi labil.

g. Pola Persepsi Diri/Konsep Koping


Pada persepsi ini yang ditanyakan adalah persepsi tentang dirinya dari
masalah yang ada seperti perasaan kecemasan, ketakutan, atau penilaian
terhadap diri mulai dari peran, ideal diri, konsep diri, gambaran diri, dan
identitas tentang dirinya. Pada pasien gastritis, biasanya pasien mengalami
kecemasan dikarenakan nyeri, mual, dan muntah..

h. Pola Seksual Reproduktif


Pada pengumpulan data tentang seksual dan reproduksi ini dapat
ditanyakan periode menstruasi terakhir, masalah menstruasi, masalah pap
smear, pemeriksaan payudara/testis sendiri tiap bulan dan masalah seksual
yang berhubungan dengan penyakit..
i. Pola Hubungan dan Peran
Pada pola ini yang perlu ditanyakan adalah pekerjaan, status pekerjaan,
kemampuan bekerja, hubungan dengan klien atau keluarga dan gangguan
terhadap peran yang dilakukan. Pada pasien gastritis, biasanya tegang,
gelisah, cemas, mudah tersinggung, namun bila bisa menyesuaikan tidak
akan menjadi masalah dalam hubungannya dengan anggota keluarga.
j. Pola Nilai dan Keyakinan
Yang perlu ditanyakan adalah pantangan dalam agama selama sakit serta
kebutuhan adanya rohaniawan dan lain- lain.Pada pasien gastritis,
tergantung pada kebiasaan, ajaran, dan aturan dari agama yang dianutnya.

9. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan yang dilakukan mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki
dengan menggunakan 4 teknik, yaitu inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi.
Menurut Doengoes (2014), data dasar pengkajian pasien gastritis meliputi :

a. Keadaan Umum
1) Tanda-tanda vital
a) Tekanan darah mengalami hipotensi (termasuk postural)
b) Takikardia, disritmia (hipovolemia/hipoksemia), kelemahan/nadi perifer
lemah.
c) Pengisian kapiler lambat/perlahan (vasokonstriksi).
d) Pada respirasi tidak mengalami gangguan.
2) Kesadaran
Tingkat kesadaran dapat terganggu, rentak dari cenderung tidur,
disorientasi/bingung, sampai koma (tergantung pada volume
sirkulasi/oksigenasi)

b. Pemeriksaan Fisik Head to Toe


1) Kepala dan Muka
Wajah pucat dan sayu (kekurangan nutrisi), wajah berkerut (Sukarmin,
2013).
2) Mata
Mata cekung (penurunan cairan tubuh), anemis (penurunan oksigen ke
jaringan), konjungtiva pucat dan kering (Sukarmin, 2013).
3) Mulut dan Faring
Mukosa bibir kering (penurunan cairan intrasel mukosa), bibir pecah-
pecah, lidah kotor, bau mulut tidak sedap (penurunan hidrasi bibir dan
personal hygiene) (Sukarmin, 2013).
4) Abdomen
a) Inspeksi : Keadaan kulit : warna, elastisitas, kering, lembab, besar dan
bentuk abdomen rata atau menonjol. Jika pasien melipat lutut sampai dada
sering merubah posisi, menandakan pasien nyeri.
b) Auskultasi : Distensi bunyi usus sering hiperaktif selama perdarahan, dan
hipoaktif setelah perdarahan.
c) Perkusi : Pada penderita gastritis suara abdomen yang ditemukan
hypertimpani (bising usus meningkat).
d) Palpasi : Pada pasien gastritis dinding abdomen tegang. Terdapat nyeri
tekan pada regio epigastik (terjadi karena distruksi asam lambung)
(Doengoes, 2014).
5) Integumen
Warna kulit pucat, sianosis (tergantung pada jumlah kehilangan darah),
kelemahan kulit/membran mukosa berkeringan (menunjukkan status syok,
nyeri akut, respon psikologik) (Doengoes, 2014).
2..2 Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang menurut Priyanto (2009) yang ditemukan pada


pasien gastritis, yaitu :

1. Endoscopy

Endoscopy adalah salah satu prosedur pemeriksaan medis untuk melihat


kondisi saluran pencernaan dengan menggunakan alat endoskop yang merupakan
suatu alat yang berbentuk selang elastis dengan lampu dan kamera optik di
ujungnya. Kamera akan menangkap setiap objek yang dituju dan ditampilkan di
monitor. Pada pasien dengan gastriti, pada pemeriksaan endoscopyakan tampak
erosi multi yang sebagian biasanya berdarah dan letaknya tersebar.

2. Pemeriksaan Histopatologi

Pemeriksaan histopatologi adalah pemeriksaan dari jaringan tubuh manusia,


dimana jaringan itu dilakukan pemeriksaan dan pemotongan makroskopis,
diproses sampai siap menjadi slideatau preparat yang kemudian dilakukan
pembacaan secara mikroskopis untuk penentuan diagnosis. Pada pasien gastritis,
akan tampak kerusakan mukosa karena erosi tidak pernah melewati mukosa
muskularis.

3. Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium adalah suatu tindakan dan prosedur pemeriksaan


khusus dengan mengambil bahan atau sampel dari pasien dalam bentuk darah,
sputum (dahak), urine (air kencing), kerokan kulit, dan cairan tubuh lainnya
dengan tujuan untuk membantu menegakkan diagnosis penyakit. Pada klien
dengan gastritis kronik, kadar serum vitamin B12 nilai normalnya 200-1000
Pg/ml, kadar vitamin B12 yang rendah merupakan anemia megalostatik. Darah
lengkap, diperiksa kadar hemoglobin, hematokrit, trombosit, leukosit, dan
albumin.
4. Analisa Gaster

Untuk mengetahui tingkat sekresi HCl, biasanya sekresi HCl menurun.

5. Gastrocopy

Untuk mengetahui permukaan mukosa (perubahan), mengidentifikasi area


perdarahan dan mengambil jaringan untuk biopsi.

2.3 Analisa Data

Analisa data adalah kemampuan pengembangan daya pikir dan penalaran


data keperawatan sesuai dengan kaidah-kaidah dalam ilmu keperawatan untuk
mendapatkan sebuah kesimpulan untuk membahas permasalahan keperawatan
(Ali, 2012) Analisa data yang diperoleh pada gastritis dengan ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, yaitu :

1. Data Subjektif

Diperleh dari hasil pengkajian terhadap pasien gastritis dengan teknik


wawancara, data ini berupa keluhan atau persepsi subjektif pasien pada status
kesehatannya. Data subjektif pada pasien gastritis, yaitu nyeri
epigastrum.Munculnya keluhan diakibatkan iritasi mukosa lambung dan
menyebabkan keluhan- keluhan lain yang menyertai (Sukarmin, 2013).

2. Data Objektif

Pada pasien gastritis dengan masalah keperawatan ketidakseimbangan


nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dilakukan dengan pendekatan ABCD yaitu
Anthropometric measurement, Biochemical data, Clinical sign of nutrional status,
Dietary history (Sukarmin, 2013).

a) Antrhopometricmeasurement, meliputi BB, TB, LK, LILA, IMT.


b) Biochemical data, meliputi data laboratorium yang abnormal.
c) Clinical sign of nutrional status, meliputi tanda-tanda klinis
rambut, turgor kulit, mukosa bibir, congjungtiva anemis/tidak.
1) Wajah pucat dan sayu (kekurangan nutrisi), mata cekung
(penurunan cairan tubuh), anemis (penurunan oksigen ke jaringan),
mukosa bibir kering (penurunan cairan intrasel mukosa), bibir pecah-
pecah, lidah kotor, bau mulut tidak sedap (penurunan hidrasi bibir dan
personal hygiene).

d) Dietary history, meliputi bagaimana asupan nutrisi pasien sebelum


kunjungan dan saat kunjungan. Nafsu makan pada pasien gastritis
cenderung menurun akibat mual dan muntah, bisa juga karena terjadinya
perdarahan saluran cerna.

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri (akut) b/d inflamasi mukosa lambung.


2. Gangguan Pola Tidur b.d Kurang kontrol Tidur

N Diagnosa Diagnosis Outcome


o Keperawata Keperawatan
n Kode Diagnosis Kode Hasil
(SDKI)
1 Nyeri L. Nyeri kronis I.0823 latihan batuk efektif
0806 Setelah 8
Kronis b.d Observasi
6 dilakukan
inflamasi pengkajian - Identifikasi
diharapkan skala nyeri
mukosa - Identifikasi
pasien
lambung mampu : respon nyeri
- Menuntasa non verbal
d.d - Identifikasi
n aktivitas
Mengeluh ckup faktor yang
meningkat memperberat
Nyeri ulu dan
- Keluhan
hati nyeri memperingan
cukup nyeri
menurun
- Frekuensi Terapeutik
nadi cukup - Kontrol
membaik lingkungan
yang
memperberat
rasa nyeri
- Fasilitasi
istirahat dan
tidur
- Pertimbangan
jenis dan
sumber nyeri
dalam
pemilihan
strategi
meredakan
nyeri

Edukasi
- Jelaskan
penyebab,perio
de,dan pemicu
nyeri
- Jelaskan strategi
meredakan
nyeri
- Anjurkan
memonitor
nyeri secara
mandiri

Kolaborasi
- Kolaborasi
pemberian
analgetik,jika
perlu

2 Gangguan L. Gangguan Pola I.0517 Pemantauan


0504 Tidur 4 respirasi
Pola Tidur
5 Setelah
b.d Kurang dilakukan Observasi
pengkajian - Identifikasi pola
kontrol aktivitas dan
diharapkan
Tidur d.d pasien tidur
mampu : - Identifikasi
Mengeluh faktor
- Keluhan
Sulit Tidr sulit tidur pengganggu
cukup tidur
meningkat - Identifikasi
- Kemampua makanan dan
n minuman yang
beraktivitas mengganggu
cukup tidur
meningkat Terapeutik
- Batasi waktu
tidur siang jika
perlu
- Lakukan
prosedur untk
meningkatkan
kenyamanan

Edukasi
- Jelaskan
pentingnya tidur
cukup selama
sakit
- Anjurkan
menghindari
makanan/minu
man yang
menganggu
tidur

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Implementasi adalah perencanaan dari rencana intervensi untuk mencapai


tujuan yang spesifik.Tahap implementasi dimulai setelah rencana intervensi
disusun dan ditujukan untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan
(Nursalam, 2008). Menurut Doengoes (2014), implementasi adalah tindakan
pemberian keperawatan yang dilakasanakan untuk membantu mencapai tujuan
pada rencana tindakan keperawatan yang telah disusun. Setiap tindakan
keperawatan yang dilaksanakan dicatat dalam catatan keperawatan, yaitu cara
pendekatan pada klien efektif, teknik komunikasi terapeutik, serta penjelasan
untuk setiap tindakan yang diberikan kepada pasien. Dalam melakukan tindakan
khusunya pada pasien gastritis implementasi keperawatan (NIC/Nursing
Intervensions Calssification) yaitu Manajemen Nutrisi seperti memberikan
informasi tentang kebutuhan nutrisi, menganjurkan pasien untuk meningkatkan
protein, menganjurkan pasien untuk meningkatkan intake makanan yang adekuat,
dan berkolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi
yang dibutuhkan pasien. Yang kedua dengan Monitor Nutrisi seperti memonitor
adanya penurunan berat badan, memonitor mual dan muntah, memonitor kadar
albumin, total protein, Hb, dan Ht, serta memonitor kalori dan intake nutrisi.

EVALUASI KEPERAWATAN

Evaluasi adalah proses yang berkelanjutan untuk menilai efek dari


tindakan keperawatan pada klien. Evaluasi dilakukan terus menerus pada respon
klien terhadap tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan. Evaluasi dapat
dibagi menjadi dua, yaitu evaluasi proses atau formatif dilakukan setiap selesai
tindakan keperawatan, dan evaluasi hasil atau sumatif dilakukan dengan
membandingkan respon klien pada tujuan khusus dan umum yang telah
ditentukan (Nursalam, 2011). Perumusan evaluasi formatif meliputi empat
komponen yang dikenal dengan istilah SOAP, yakni subjektif (data berupa
keluhan klien), objektif (data hasil pemeriksaan), analisa data (pembandingan data
dengan teori), planning (perencanaan) (Asmadi, 2008) :

a. S (Subjektif)
Data subjektif berisi data dari pasien melalui anamnesis
(wawancara) yang merupakan ungkapan langsung. Pada pasien
gastritis akan mengalami nafsu makan menurun, mual muntah
sebelum makan dan sesudah makan.
b. O (Objektif)
Data objektif berisi data dari hasil observasi melalui pemeriksaan
fisik. Pada pasien gastritis, akan mengalami penurunan nafsu
makan dan berat badan.
c. A (Assasment/Analisis)
Intepretasi dari data subjektif dan data objektif.Analisis merupakan
suatu masalah atau diagnosa keperawatan yang masih terjadi atau
dapat juga dituliskan masalah/diagnosis baru yang terjadi akibat
perubahan status kesehatan klien yang telah teridentifikasi datanya
dalam data subjektif dan objektif.
d. P (Planning)
Planning merupakan rencana dari tindakan yang akan diberikan
termasuk mandiri, kolaborasi, diagnosis atau laboratorium, serta
konseling untuk tindak lanjut. Pada pasien dengan gastritis dapat
dilakukan intervensi lanjutan yaitu mengkaji pasien untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi.
Daftar Pustaka

Admin. 2009. Anda Sering Mual dan Muntah, Bagaimana Mekanismenya?.


From : http://cupu.web.id/anda-sering-mual-dan-muntah-bagaimana-
mekanismenya/#more-391 (Selasa, 1 Maret 2011. 21.00)

Admin. From : http://ahlipencernaan.com/Prosedur/endoskopi.html . Diakses


tanggal 6 Maret 2011: 12.44

Brunner & Suddarth. 2002.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8.


Jakarta: EGC

Price, Sylvia A & M.Wilson Lorraine. 2000. Buku Patofisiologi, Konsep Klinis
Proses – Proses Penyakit Edisi 4. Jakarta:EGC

Secondking. 2008. Diare. http://secondking.wordpress.com/2008/11/15/diare-2/.


(Selasa, 1 Maret 2011. 21.00)
LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA Tn. A DENGAN


GASTRITIS DI WISMA MAWAR PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA
(PSTW) PAGAR DEWA KOTA BENGKULU

31 JANUARI- 26 FEBRUARI 2022

DISUSUN OLEH :

NIA KOSARI

NPM : 2026010053.P

Preceptor Akademik Presepter Klinik

(Ns, Hanifah, S.Kep, M.Kep) (Padriana.S.Kep )

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

TRI MANDIRI SAKTI

BENGKULU

2021
 Pengkajian
Nama Panti : Panti Sosial Tresna Werdha
Alamat Panti : Jl. Adam Malik No.9 pagar dewa kota bengkulu
Tanggal Masuk : 2016
Tanggal Pengkajian : 31 Januari 2022
No. Register :-
1. Identitas Klien
Nama : Tn .A
Alamat : Padang guci
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 45 tahun
Status Perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Suku : serawai
Pendidikan terakhir :-
Lama tinggal di Panti : 3 tahun
Sumber Pendapatan :-
Keluarga yang dapat dihubungi :-
Riwayat Pekerjaan : Tani

2. Alasan kunjungan ke Panti


Tn.A mengatakan dirinya masuk ke panti karena keinginannya sendiri.
Ny.A mengatakan dirinya sudah tidak bisa bekerja lagi sehingga dirinya
ingin masuk ke panti dan tak ingin merepotkan keluarga.

3. Riwayat kesehatan
 Masalah kesehatan dahulu

 Masalah Kesehatan sekarang


klien mengatakan sesak dan nyeri ulu hati
meliputi perjalanan sakitnya, pasien mengalami kesulitan berjalan sejak
2016 lalu

 Masalah kesehatan keluarga/keturunan


Klien tidak memiliki riwayat penyakit keturunan

4. Status Fisiologis
Kaji bagaimana postur tulang belakang : (2)
(1) Tegap (2) Membungkuk (3) Kifosis (4) Skoliosis (5)
Lordosis
Tanda-tanda vital dan status gizi :
Suhu : 36,8°C
Tekanan darah : 140/60mmHg
Nadi : 84x/menit
Respirasi : 26x/menit
Berat badan : kg
Tinggi badan : cm

5. Pengkajian Head to toe


a) Kepala
Kebersihan : bersih
Kerontokan rambut : tidak
Keluhan : tidak
Jika ya, jelaskan :

b) Mata
Konjungtiva : tidak
Sklera : tidak
Strabismus : tidak
Penglihatan : tidak
Peradangan : tidak
Riwayat katarak : tidak
Keluhan : tidak
Jika ya, jelaskan :
c) Hidung
Bentuk : simetris
Peradangan : tidak
Penciuman : tidak terganggu
Jika ya, jelaskan :
d) Mulut dan tenggorokan
Kebersihan : bersih
Mukosa : lembab
Peradangan/stomatitis : tidak
Gigi geligi : karies,
Radang gusi : tidak
Kesulitan mengunyah : tidak
Kesulitan menelan : tidak
Kesulitan berbicara : iya
e) Telinga
Kebersihan : bersih
Peradangan : tidak
Pendengaran : iya,Tn.A masih bisa mendengar dengan
jelas
Jika terganggu, jelaskan :-
Keluhan lain : tidak
Jika ya, jelaskan :
f) Leher
Pembesaran kelj. Tiroid : tidak
JVP : tidak
Kaku kuduk : tidak

g) Dada
Bentuk dada : pigeon chest
Retraksi : tidak
Wheezing : ya
Ronchi : ya
Suara jantung tambahan : tidak
Ictus cordis : ICS

h) Abdomen
Bentuk : flat
Nyeri tekan : tidak
Kembung : tidak
Bising usus : ada, frekuensi : 25x/menit
Massa : tidak

i) Genitalia
Kebersihan : bersih
Haemoroid : tidak
Hernia : tidak

j) Ektremitas
Kekuatan otot : (skala )
0 : lumpuh
1 : ada kontraksi
2 : melawan gravitasi dengan sokongan
3 : melawan gravitasi tapi tidak ada tahanan
4 : melawan gravitasi dengan tahanan sedikit
5 : melawan gravitasi dengan kekuatan penuh

Postur tubuh :
Rentang gerak : kurang maksimal dan terbatas
Deformitas :
Tremor : iya
Edema kaki : tidak, pitting edema tidak , kaki kaku
Penggunaan alat bantu : iya, menggunakan tongkat dikarenakan
kaki pasien sulit digerakkan
Refleks
Reflex Kanan Kiri
Biseps + +
Triceps
Knee - -
Achiles - -

Keterangan
Reflex (+) : normal
Reflex (-) : menurun/meningkat

k) Integument
Kebersihan : bersih
Warna : tidak pucat
Kelembaban : lembab
Gangguan pada kulit : tidak

6. Pengkajian keseimbangan untuk lansia (Tinneti, ME dan Ginter,


SF,1998)
a) Perubahan posisi atau gerakan kesimbangan
- Bangun dari kursi (dimasukkan dalam analisis)*
Klien bangun dari duduk dengan gerakan yang tidak seimbang dan
menggunakan alat bantu tongkat

- Duduk ke kursi (dimasukkan dalam analisis)*


Klien duduk di kursi dengan posisi yang sesuai

- Menahan dorongan pada sternum (pemeriksa mendorong sternum


perlahan-lahan sebanyak 3 kali).
Klien tidak melakukan gerakan setelah dilakukan dorongan

- Mata tertutup
Sama seperti diatas (periksa kepercayaan pasien tentang input
penglihatan untuk keseimbangannya)

- Perputaran leher
Kaki klien tidak menyentuh sisi-sisinya

- Gerakan menggapai sesuatu


Klien tidak mampu menggapai sesuatu dengan posisi yang tidak
seimbang dikarenakan keterbatasan gerak akibat kedua kaki pasien
yg sulit digerakan dan terasa kaku

- Membungkuk
Klien sulit untuk membungkuk

b) Komponen gaya berjalan atau gerakan


- Minta klien untuk berjalan pada tempat yang ditentukan
Klien mampu mengikuti perintah tapi menggunakan tongkat dengan
jalan yang kurang seimbang

- Ketinggian langkah kaki (mengangkat kaki pada saat melangkah)


Kaki tidak mampu melangkah dengan baik

- Kontinuitas langkah kaki (lebih baik diobservasi dari samping


pasien)
Klien kurang mampu mengikuti kontinuitas langkah dengan baik

- Kesimetrisan langkah (lebih baik diobservasi dari samping pasien)


Panjang langkah yang dilkukan oleh klien sedikit diseret-seret

- Penyimpangan jalur pada saat berjalan (lebih baik diobservasi dari


belakang klien)
Klien mampu berjalan dalam garis lurus

- Berbalik
Klien mampu melakukan gerakan berbalik jika dilakukan dengan
memegang tongkat atau memegang benda disekitar seperti dinding
meja dan kursi

7. Penilaian Skala Risiko Jatuh Ontario Modified Sratify – Sydney Scoring


Parameter Skrining Jawaban nilai

Riwayat jatuh Ada dalam 1 bln terakhir ya 15


Status mental Disorientasi, sering salah Tidak 0
menyebutkan waktu
Penglihatan Menggunakan kacamata Tidak 0
Kebiasaan berkemih Tidak ada gangguan Tidak 0
Transfer dari tempat Memerlukan bantuan Ya 7
tidur ke kursi dan yang nyata
sebaliknya
Total 22

Interpretasi dan kesimpulan :


1. 0 – 5 = Rendah
2. 6 – 16 = Sedang
3. 17 – 30 = Tinggi

Kesimpulan : Tn.A mendapatkan nilai 22 pada penilaian skala resiko


jatuh. Klien termasuk pada skala tinggi.

8. Pengkajian Psikososial
Hubungan dengan orang lain dalam wisma :
1) Tidak dikenal
2) Sebatas kenal
3) Mampu berinteraksi
4) Mampu bekerjasama

Hubungan dengan orang lain di luar wisma di dalam panti


1) Tidak dikenal
2) Sebatas kenal
3) Mampu berinteraksi
4) Mampu bekerjasama

Kebiasaan lansia berinteraksi ke wisma lainnya dalam panti


1) Selalu
2) Sering
3) Jarang
4) Tidak pernah

Stabilitas emosi
1) Labil
2) Stabil
3) Iritabel
4) Datar
Jelaskan …………..

Motivasi penghuni panti


1) Kemampuan sendiri
2) Terpaksa

Frekuensi kunjungan keluarga


1) 1 kali/bulan
2) 2 kali/bulan
3) Tidak pernah
a. Masalah emosional
Pertanyaan tahap 1
1) Apakah klien mengalami susah tidur : Iya
2) Ada masalah atau banyak pikiran : tidak
3) Apakah klien murung atau menangis sendiri : tidak
4) Apakah klien sering was-was atau khawatir : tidak
Lanjutkan pertanyaan tahap 2
Jika jawaban ya 1 atau lebih

Pertanyaan tahap 2
1) Keluhan lebih dari 3 bulan atau lebih dari 1 bulan 1 kali dalam satu
bulan : 60x/bulan
2) Ada masalah atau banyak pikiran : tidak
3) Ada gangguan atau masalah dengan orang lain : tidak
4) Menggunakan obat tidur atau penenang atas anjuran dokter : tidak
5) Cenderung mengurung diri : tidak

Lebih dari 1atau sama dengan 1 : tidak


Jawaban ya, maka masalah emosional : tidak
Ada atau ada gangguan emosional : tidak

b. Pengukuran tingkat depresi

Skala Depresi Geriatric (GDS), Yesavage dkk, 1983

No Pernyataan YA TIDAK
1. Apakah bapak/ibu sekarang ini merasa puas dengan
kehidupannya?
2. Apakah bapak/ibu telah meninggalkan banyak
kegiatan atau kesenangan akhir-akhir ini?
3. Apakah bapak/ibu sering merasa hampa/kosong
dalam hidup ini?
4. Apakah bapak/ibu sering merasa bosan ?
5. Apakah bapak/ibu merasa mempunyai harapan
yang baik di masa depan ?
6. Apakah bapak/ibu mempunyai pikiran jelek yang
mengganggu terus menerus ?
7. Apakah bapak/ibu memiliki semangat yang baik
setiap saat ?
8. Apakah apak/ibu takut bahwa sesuatu yang buruk
akan terjadi pada anda ?
9. Apakah bapak/ibu merasa bahagia sebagian besar
waktu?
10. Apakah bapak/ibu sering merasa tidak mampu
berbuat apa-apa?
11. Apakah bapak/ibu sering merasa resah dan
gelisah ?
12. Apakah bapak/ibu lebih senang tinggal dirumah
dari pada keluar dan mengerjakan sesuatu ?
13. Apakah bapak/ibu sering mersa khawatir tentang
masa depan ?
14. Apakah bapak/ibu akhir-akhir ini sering pelupa?
15. Apakah bapak/ibu piker bahwa hidup bapak/ibu
sekarang ini menyenangkan ?
16. Apakah bapak/ibu sering merasa sedih dan putus
asa ?
17. Apakah bapak/ibu merasa tidak berharga akhir-
akhir ini?
18. Apakah bapak/ibu sering merasa khawatir tentang
masa lalu?
19. Apakah bapak/ibu merasa hidup ini
menggembirakan?
20. Apakah sulit bagi bapak/ibu untuk memulai
kegiatan yang baru?
21. Apakah bapak/ibu merasa penuh semangat ?
22. Apakah bapak/ibu merasa situasi sekarang ini tidak
ada harapan ?
23. Apakah bapak/ibu berpikir bahwa orang lain lebih
baik keadaannya dari pada bapak/ibu?
24. Apakah bapak/ibu sering marah karena hal-hal yang
sepele ?
25. Apakah bapak/ibu sering merasa ingin menangis ?
26. Apakah bapak/ibu sulit berkosentrasi ?
27. Apakah bapak/ibu merasa senang waktu bangun
tidur dipagi hari ?
28. Apakah bapak/ibu tidak suka berkumpul di
pertemuan social ?
29. Apakah mudah bagi bapak/ibu membuat suatu
keputusan ?
30. Apakah pikiran bapak/ibu masih tetap mudah dalam
memikirkan sesuatu seperti dulu ?

Sumber : Burns. 1991. Assesment Scales in Old Age Psychiatry. Martin


Dunitz Ltd. London, P 2-3

0 – 10 = Not Depressed
11 – 20 = Mild Depressed
21 – 30 = Severe Depresed

Kesimpulan : TN.A mendapatkan nilai( ) pada pengukuran GDS. Klien


termasuk pada …..

GDS 15 : 1, 2, 3, 4, 7, 8, 9, 10, 12, 14, 15, 17, 21, 22, 23 (cut off 5/6
indicated depression)
GDS 10 : 1, 2, 3, 8, 9, 10, 14, 21, 22, 23
GDS 4 : 1, 3, 8, 9 ( cut off ½ indicated depression)
c. Pengukuran tingkat kerusakan intelektual
Ajukan beberapa pertanyaan pada daftar dibawah ini :

Short Portable Mental Status Quesioner (SPMSQ); Pfeiffer E,


1975
Benar Salah Nomor Pertanyaan
 1. Tanggal berapa hari ini ?
 2. Hari apa sekarang ?
3. Apa nama tempat ini ?
 4. Dimana alamat anda ?
 5. Berapa umur anda ?
6. Kapan anda lahir ?
 7. Siapa Presiden Indonesia
 8. Siapa Presiden Indonesia sebelumnya?
 9. Siapa nama ibu anda ?
10. Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan
3 dari setiap angka baru, secara
menurun.
Jumlah

Sumber : Burns, 1999. Assesment Scales in Old Age Psychiatry. Marthin


Dunitz Ltd. London P.56- 57
Interpretasi :
Salah 0 – 2 : fungsi intelektual utuh
Salah 3 – 4 : fungsi intelektual kerusakan ringan
Salah 5 – 7 : fungsi intelektual kerusakan sedang
Salah 8 – 10 : fungsi intelektual kerusakan berat

Kesimpulan : klien mempunyai jawaban salah 2 buah pada pengukuran


SPMQ, sehingga klien memiliki fungsi intelektual utuh

d. Identifikasi aspek kognitif


e.
Mini Mental State Examination (MMSE); Folstein MF, 1975
Skor Skor Orientasi
Maksimum Manula
5 4 Sekarang (hari), (tanggal), (bulan), (tahun), berapa
dan (musim) apa?
5 0 Sekarang kita berada dimana? (jalan), (no. rumah),
(kota), (kabupaten), (propinsi).
REGISTRASI
3 Pewawancara menyebutkan nama 3 buah benda, 1
detik untuk tiap benda. Kemudian mintalah lansia
mengulang ke 3 nama tersebut. Berikan satu angka
untuk setiap jawaban yang benar. Bila masih salah,
ulanglah penyebutan ke 3 nama tersebut, sampai ia
dapat mengulangnya dengan benar. Hitunglah jumlah
percobaan dan catatlah (bola, kursi, sepatu)
(jumlah percobaan ……………………..)
ATENSI DAN KALKULASI
5 0 Hitunglah berturut-turut selang 7 mulai dari 100 ke
bawah 1 angka untuk tiap jawaban yang benar.
Berhenti setelah 5 hitungan. (93, 86, 79, 72, 65).
Kemungkinan lain : ejalah kata “dunia” dari akhir ke
awal (a-i-n-u-d).
MENGINGAT KEMBALI (RECALL)
3 3 Tanyalah kembali nama ke 3 benda yang telah
disebutkan di atas. Berikan 1 angka untuk setiap
jawaban yang benar.
BAHASA
9 5 a. apakah nama benda-benda ini ? (perlihatkan
pensil dan arloji) (2 angka)
b. ulanglah kalimat berikut : “ Jika Tidak Dan Atau
Tapi” (1 angka)
c. laksanakan 3 buah perintah ini : “peganglah
selembar kertas dengan tangan kananmu, lipatlah
kertas itu pada pertengahan dan letakkan di lantai
(3 angka)
d. bacalah dan laksanakan perintah berikut :
“pejamkan mata anda” (1 angka).
e. Tulislah sebuah kalimat (1 angka)
f. Tirulah gambar ini (1 angka)

Skor Total 15
Sumber : Burns, 1999. Assesment Scales in Old Age Psychiatry. Marthin
Dunitz Ltd. London, P.35

Skor :
Nilai 24 – 30 : Normal
Nilai 17 – 23 : Probable gangguan kognitif
Nilai 0 – 16 : Definitif gangguan kognitif
Kesimpulan : Tn. a mempunyai skor 15, jadi klien daam keadaan definitif
gangguan kognitif

9. Pengkajian perilaku terhadap kesehatan


Kebiasaan merokok
1) > 3 batang sehari
2) < 3 batang sehari
3) Tidak merokok
a. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari
Pola pemenuhan kebutuhan nutrisi :
Frekuensi makan
1) 1 kali sehari
2) 2 kali sehari
3) 3 kali sehari
4) 4 kali sehari

Jumlah makanan yang habis


1) 1 porsi yang habis
2) ½ porsi yang dihabiskan
3) < ½ porsi yang dihabiskan
4) Lain-lain

Makanan tambahan
1) Dihabiskan
2) Tidak dihabiskan
3) Kadang-kadang dihabiskan

Pola pemenuhan cairan :


Frekuensi minum
1) < 3 gelas sehari
2) > 3 gelas sehari
Jika jawaban < 3 gelas sehari, alasan :
1) Takut kencing malam hari
2) Tidak haus
3) Persediaan air minum terbatas
4) Kebiasaan minum sedikit

Jenis minuman
(1) Air putih (2) Teh (3) Kopi
(2) Susu (5) lainnya...............

Pola kebiasaan tidur :


Jumlah waktu tidur
(1) < 4 jam (2) 4 – 6 jam (3) > 6 jam

Gangguan tidur berupa


(1) Insomnia (2) Sering terbangun (3) Sulit mengawali (4)Tidak
ada gangguan

Penggunaan waktu luang ketika tidak tidur


(1) Santai (2) Diam saja (3) Keterampilan (4)
Kegiatan keagamaan

Pola eliminasi BAB


Frekuensi BAB
(1) 1 kali sehari
(2) 2 kali sehari
(3) Lainnya ………
Konsistensi
(1) Encer (2) Keras (3) Lembek
Gangguan BAB
(1) Inkontinensia alvi
(2) Konstipasi
(3) Diare
(4) Tidak ada

Pola BAK
Frekuensi BAK
(1) 1 – 3 kali sehari
(2) 4 – 6 kali sehari
(3) > 6 kali sehari

Warna urine
(1) Kuning jernih
(2) Putih jernih
(3) Kuning keruh

Gangguan BAK
(1) Inkontinensia urine
(2) Retensi urine
(3) Lainnya …………

Pola aktifitas
Kegiatan produktif lansia yang sering dilakukan
(1) Membantu kegiatan dapur
(2) Berkebun
(3) Pekerjaan rumah tangga
(4) Keterampilan tangan

Pola pemenuhan kebersihan diri


Mandi
(1) 1 kali sehari
(2) 2 kali sehari
(3) 3 kali sehari
(4) > 1 kali sehari

Memakai sabun
(1) Ya (2) Tidak

Sikat gigi
(1) 1 kali sehari
(2) 2 kali sehari
(3) 3 kali sehari

Menggunakan pasta gigi


(1) Ya (2) Tidak
Kebiasaan berganti pakaian bersih
(1) 1 kali sehari
(2) > 1 kali sehari
(3) Tidak ganti

b. Tingkat kemandirian dalam kehidupan sehari-hari

Pengkajian Fungsional berdasar


Barthel Indeks ; Mahoney & Barthel, 1965

No Aktivitas Nilai
Bantuan Mandiri
1. Makan 10
2. Berpindah dari kursi roda ke tempat tidur dan 15
sebaliknya , termasuk duduk di tempat tidur.
3. Kebersihan diri, mencuci muka, menyisir, 10
mencukur dan menggosok gigi.
4. Aktivitas toilet 8
5. Mandi 8
6. Berjalan di jalan yang datar (jika tidak mampu 8
berjalan lakukan dengan kursi roda)
7. Naik turun tangga 8
8. Berpakaian termasuk mengenakan sepatu 10
9. Mengontrol defekasi 10
10. Mengontrol berkemih 10
Jumlah 97
Sumber : Burns, 1999. Assesment Scales in Old Age Psychiatry.
Marthin Dunitz Ltd. London, P.133

Penilaian :
0–2 : ketergantungan
21 – 61 : ketergantungan berat/sangat ketergantungan
62 – 90 : ketergantungan berat
91 – 99 : ketergantungan ringan
100 : mandiri
Kesimpulan : tingkat kemandirian Tn. W sehari-hari adalah
ketergantungan ringan

10. Pengkajian lingkungan


PEMUKIMAN
Luas bangunan :

Bentuk bangunan :
(1) Rumah (2) Petak (3) Asrama (4) Paviliun

Jenis bangunan :
(2) Permanen (2) Semi permanen (3) Non permanen

Atap rumah
(1) Genteng (2) Seng (3) Ijuk (4) Kayu (5) Asbes

Dinding
(1) Tembok (2) Kayu (3) Bambu (4) Lainnya……….

Lantai
(1) Semen (2) Tegel (3) Keramik (4) Tanah (5)
Lainnya……….

Kebersihan lantai
(1) Baik (2) Kurang

Ventilasi
(1) < 15% luas lantai (2) 15% luas lantai

Pencahayaan
(1) Baik (2) Kurang, jelaskan ……….

Pengaturan penataan perabot


(1) Baik (2) Kurang

Kelengkapan alat rumah tangga


(1) Lengkap (2) Tidak lengkap, jelaskan ………..

SANITASI

Penyediaan air bersih (MCK) :


(1) PDAM (2) Sumur (3) Mata Air (4) Sungai (5)
lainnya……

Penyediaan air minum


(1) Air rebus sendiri (2) Beli (aqua) (3) Air biasa tanpa
rebus

Pengelolaam jamban
(1) Bersama (2) Kelompok (3) Pribadi (4)
lainnya……

Jenis jamban
(1) Leher angsa (2) Cemplung terbuka (3) Cemplung
Tertutup
(4) Lainnya

Jarak dengan sumber air


(1) < 10 meter (2) > 10 meter
Sarana pembuangan air limbah (SPAL)
(1) Lancar (2) Tidak lancer

Petugas sampah
(1) Ditimbun (2) dibakar (3) daur ulang
(4) dibuang sembarang tempat (5) dikelola dinas
Pengelolaan binatang pengerat
(1) Tidak (2) ya, (*) dengan racun (*) dengan alat (*) lainnya
………

FASILITAS

Peternakan
(1) Ada (2) Tidak Jenis : ayam

Perikanan
(1) Ada (2) Tidak Jenis ……………...

Sarana olah raga


(1) Ada (2) Tidak Jenis ……………...

Teman
(1) Ada (2) Tidak Jenis : datuk ishaq, datuk sumardi, datuk
jamalul

Ruang pertemuan
(1) Ada (2) Tidak Jenis : aula

Sarana hiburan
(1) Ada (2) Tidak Jenis : radio

Sarana ibadah
(1) Ada (2) Tidak Jenis : masjid

KEAMANAN DAN TRANSPORTASI

Keamanan
System keamanan lingkungan
Penanggulangan kebakaran (1) Ada (2) Tidak
Penanggulangan bencana (1) Ada (2) Tidak

Transportasi
Kondisi jalan masuk panti
(1) rata (2) tidak rata (3) licin (4) tidak licin
Jenis transportasi yang dimiliki
(1) mobil (2) sepeda motor (3) lainnya : tidak ada

Komunikasi
Sarana komunikasi
(1) ada (2) Tidak ada
Jenis komunikasi yang digunakan dalam panti
(1) telphon (2) kotak surat (3) fax (4) lainnya : radio

Cara penyebaran informasi


(1) langsung (2) tidak langsung (3) lainnya ……….

11. Pengkajian Spiritual/kultural


a. Pelaksanaan ibadah : baik, klien selalu melaksanakan sholat 5 waktu di
masjid
b. Keyakinan tentang kesehatan : cukup baik

 Format Analisa Data


No Data Interprestasi Masalah
(Etiologi) keperawatan
(Problem)
1 DS : inflamasi Nyeri akut
- Klien mukosa
mengatakan lambung.
sering
mengalami
nyeri ulu hati
- Klien
mengatakan
sering malas
makan
- Kline
mangatakn
makan
terkadang hanya
- malam hari
- P : nyeri ulu hati
akibat inflmasi
lambung
- Q :sakit seperti
ditusuk2
- R : di ulu hati
- S : scala 7
- T : nyeri terus
menerusketika
kambu
DO :
- Dari wajah klien
mengekspresika
n gambaran
ketika nyeri
2 DS : Kurang Gangguan Pola tidur
- Klien Kontrol Tidur
mengatakan
sulit tidur di
malam hari
- Klien
mengatakan
pola tidur
berubah
- Klien
mengatakan
sering terjaga
- Klien
mengatakan
tidak puas tidur

DO :
- -

3 DS : Resiko jatuh
- Klien
mengatakan
sering jatuh
ketika tidak
menggunakan
alat bantu
berjalan seperti
tongkat
DO :
- Klien terlihat
menggunakan
alat bantu
berjalan seperti
tingkat kursi dan
berpegang ke
dinding

 Prioritas diagnosis keperawatan

1. Nyeri (akut) b/d inflamasi mukosa lambung.


2. Gangguan Pola Tidur b.d Kurang kontrol Tidur

 RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


N Diagnosa Diagnosis Keperawatan Outcome
o Keperawat Kode Diagnosis Kode Hasil
an
(SDKI)
1 Nyeri akut L. Nyeri kronis I.0823 Observasi :
08066 Setelah dilakukan 8
b.d - Identifikasi
pengkajian
inflamasi diharapkan pasien lokasi,
mampu :
mukosa karakteristik,
lambung - Keluhan durasi,
d.d nyeri frekuensi,
Mengeluh berkurang intensitas
Nyeri ulu - Meringis nyeri
hati berkurang - Identifikasi

- Gelisah skala nyeri

berkurang - Identifikasi

- Kesulitan nyeri non

tidur verbal

berkurang Terapeutik :

- - Berikan
teknik non
farmakologi
s untuk
mengurangi
rasa nyeri
- Kontrol
lingkungan
yang
memperbera
t rasa nyeri
- Fasilitasi
istirahat dan
tidur
Edukasi :
- Jelaskan
penyebab,
periode dan
pemicu nyeri
- Jelaskan
strategi
meredakan
nyeri

2 Gangguan L. Gangguan Pola I.0517 Observasi


05045 Tidur 4 - Identifikasi
Pola Tidur
Setelah dilakukan pola
b.d Kurang pengkajian aktivitas dan
diharapkan pasien tidur
kontrol
mampu : - Identifikasi
Tidur d.d - Keluhan sulit faktor
tidur cukup pengganggu
Mengeluh
meningkat tidur
Sulit Tidr - Kemampuan - Identifikasi
beraktivitas makanan
cukup dan
meningkat minuman
- frekuensi tidur yang
normal mengganggu
tidur
Terapeutik
- Batasi waktu
tidur siang
jika perlu
- Lakukan
prosedur
untk
meningkatka
n
kenyamanan

Edukasi
- Jelaskan
pentingnya
tidur cukup
selama sakit
- Anjurkan
menghindari
makanan/mi
numan yang
menganggu
tidur

3 Resiko D.014 Resiko jatuh l.1454 Observasi :


3 diharapkan setalah 0 - Identifkasi
jatuh
dilakukan nya factor resiko
pengkajian jatuh
diharapkan : - Identifikasi
- Riwayat resiko jatuh
Resiko setidaknya
jatuh sekali shif
berkurang atau
- kebijakan
institusi
- Identifikasi
factor
lingkungan
yang
meningkatka
n resiko
jatuh
- Hitung
resiko jatuh
dengnn
menggunaka
n skala
- Monitor
kempuan
berpibdah
dari tmpat
tidur ke
kursi
Terapeutik
- Orientasi
ruangan pd
pasien
&keluarga
- Atur tmpat
tidur dgn
posisi
rendah
- Gunakan
alat bantu
berjalan
Edukasi
- Anjurrkan
memanggil
perawat jika
membutuh
bantuan
untuk
berpindah
- Anjurkan
konsentrasi
untuk
menjaga
keseimbanga
n tubuh
 CATATAN PERKEMBANGAN

Hari/tanggal Diagnosa
No Implementasi Evaluasi
Keperawatan
1. Jumat 4 Nyeri Kronis Observasi S:
februari 2022 b.d inflamasi - Identifikasi skala - Tn. A mengatkn
mukosa nyeri nyeri berkurang
- Identifikasi disbanding dengn
lambung
respon nyeri non hhari hari
verbal sebelumnya
- Identifikasi
faktor yang
memperberat dan O : nyeri Tn.A berkurang
memperingan -
nyeri
-
Terapeutik -
- Kontrol - TD : 118/81
lingkungan yang mmHg,
memperberat - Nadi : 76 x/menit
rasa nyeri - RR: 20 x/menit
- Fasilitasi 0
istirahat dan - S :36,2 C
tidur A : Masalah teratasi
- Pertimbangan sebagian
jenis dan sumber P : lanjutkan intervensi
nyeri dalam
pemilihan
strategi
meredakan nyeri

Edukasi
- Jelaskan
penyebab,period
e,dan pemicu
nyeri ulu hati
- Jelaskan strategi
meredakan nyeri
ulu hati
- Anjurkan
memonitor nyeri
secara mandiri

Kolaborasi
- Kolaborasi
pemberian
analgetik,jika
perlu
2. Jumat 4 Gangguan Pola Observasi S:
februari 2022 Tidur b.d - Identifikasi pola - Klien mengatakn
Kurang kontrol aktivitas dan jam tidur 4-5 jam
tidur
Tidur d.d
- Identifikasi
Mengeluh Sulit faktor
Tidr pengganggu
tidur
- Identifikasi
makanan dan
O:
minuman yang
mengganggu - TD : 118/ 81
tidur mmHg,
Terapeutik - Nadi : 74 x/menit
- Batasi waktu - RR: 20 x/menit
tidur siang jika 0
- S : 36.5 C
perlu
- Lakukan A : Masalah keperawatan
prosedur untk teratasi
meningkatkan P : intervensi dihentikan
kenyamanan

Edukasi
- Jelaskan
pentingnya tidur
cukup selama
sakit
- Anjurkan
menghindari
makanan/minum
an yang
menganggu tidur

3. Jumat 4 Resiko jatuh Observasi : S:


februari 2022 b.d perubahan - Identifkasi factor - pasien
kondisi fisik resiko jatuh mengatakan
- Identifikasi pasien pernah
resiko jatuh jatuh dikamar
setidaknya sekali mandi
shif atau - klien mengatakan
kebijakan sulit berjalan
institusi tanpa alat bantu
- Identifikasi
factor O : klien terlihat
lingkungan yang menggunakan tongkt
meningkatkan ketika berjalan
resiko jatuh Klien terlihat sulit
- Hitung resiko berjalan tanpa alat bantu
jatuh dengnn
menggunakan A :masalah keperawatan
skala teratasi
- Monitor
kempuan P : intervensi dihentikan
berpibdah dari
tmpat tidur ke
kursi
Terapeutik
- Orientasi
ruangan pd
pasien
&keluarga
- Atur tmpat tidur
dgn posisi
rendah
- Gunakan alat
bantu berjalan
Edukasi
- Anjurrkan
memanggil
perawat jika
membutuh
bantuan untuk
berpindah
Anjurkan konsentrasi
untuk menjaga
keseimbangan tubuh

Anda mungkin juga menyukai