TEKNIS BANGUNAN
INSTALASI KAMAR
BEDAH
0
MENIMBANG
:a
bahwa dalam upaya meningkatkan mutu Pengorganisasian Dan
Pelayanan Instalai Kamar Bedah RSIA Budhi Asih, maka
diperlukan Penyelenggaraan Pengorganisasian dan Pelayanan
Insatalasi Kamar Bedah yang bermutu tinggi ;
MENGINGAT
. b bahwa agar pelayanan Instalasi Kamar Bedah diRSIA Budhi
Asih dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya kebijakan
Direktur RSIA Budhi Asih sebagai landasan bagi
penyelenggaraan Pengorganisasian Dan Pelayanan Instalasi
Kamar Bedah RSIA Budhi Asih.
. c bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam a dan b, perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur
RSIA Budhi Asih. Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 44 Tahun2009 tentang RumahSakit.
:12
Menetapkan : PERTAMA :
KEDUA : KETIGA :
KEEMPAT :
MEMUTUSKAN
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK
NOMOR 078/SK DIR/RSIAM/I/2018 TETANG
PEMBERLAKUAN PEDOAMAN PENGORGANISASIAN
INSTALASI KAMAR BEDAH
Pemberlakuan Pedoman Instalasi Kamar Bedah Rumah Sakit Ibu
danAnak Budhi Asih.Keputusan ini menjadi acuan dalam
melaksanakan Pedomana Pengorganisasian Instalasi Kamar Bedah
di RumahSakit Ibu dan
Anak Budhi Asih.Keputusan ini berlaku terhitung sejak tanggal
ditetapkan.
Keputusan ini Berlaku selama 3 (tiga) tahun. Selanjutnya akan di
evaluasi.
Ditetapkan di : BandungPada Tanggal : 15 Januari 2018 Direktur
RSIA Budhi Asih,
dr. Hanantyo Budhi Andriawan
4
. 1.4.4 Ruang operasi rumah sakit Suatu unit khusus dirumah sakit
yang berfungsi sebagai tempat untuk melakukan tindakan
pembedahan secara elektif maupun akut, yang membutuhkan
kondisi steril dan kondisi khusus lainnya.
. 1.4.5 Ruang pendaftaran (tidak dilakukan di kamar operasi)
. 1.4.6 Ruang tunggu pengantar Ruang dimana keluarga atau
pengantar pasien menunggu. Diruang ini perlu disediakan
tempat duduk dengan jumlah yang sesuai aktifitas pelayanan
bedah. Bila memungkinkan disediakan pesawat televise dan
ruangan yang dilengkapi system pengkondisian udara.
. 1.4.7 Ruang Serah terima
(1) Pasien bedah dibaringkan di stretcher khusus ruang operasi.
Untuk pasien bedah yang datang menggunakan stretcher dari ruang
lain, pasien tersebut dipindahkan ke stretcher khusus Ruang
Operasi Rumah Sakit
Gambar 1.4.7- Contoh Bed Serah terima ruang operasi
. (2) Pasien melepaskan semua perhiasan dan diserahkan kepada
keluarga pasien.
. (3) Selanjutnya Pasien dibawa ke ruang persiapan (preperation
room)
1.4.8 Ruang Tunggu Pasien (Holding Room)Ruang tunggu pasien
dimaksudkan untuk tempat menunggu pasien sebelum dilakukan
pekerjaan persiapan (preparation) oleh petugas Ruang Operasi
Rumah Sakit dan menunggu sebelum masuk ke kompleks ruang
operasi. Apabila luasan
8
1.4.25 FilmViewer
Film Viewer adalah alat untuk melihat, membaca dan mengartikan
hasil foto rontgen.
1.4.26 Aspirator
Aspirator yang digunakan dalam kamar bedah dapat dibagi dalam
2 jenis, yaitu aspirator yang digunakan oleh dokter bedah untuk
menghisap darah, atau zat lain dari tubuh pasien selama
pembedahan disebut aspirator bedah (lihat gambar 1.4.26), dan
aspirator yang digunakan dokter anestesi untuk menghisap lendir
di tenggorokan pasien disebut aspirator tenggorokan. Aspirator
tenggorokan selain digunakan di kamar bedah, juga digunakan di
ruang ICU/ICCU dan di ruang rawat inap.
Gambar 1.4.26 - Aspirator bedah
1.4.27 Suction Unit
Suction Unit adalah alat yang digunakan untuk memperoleh daya
hisap dengan melalui pompa suction/vakum, yang menyatu dengan
unit aspiratornya. Penggunaannya terutama di kamar bedah, atau
dilokasi lain, seperti ICU/ICCU dan ruang perawatan.
15
. (b) Perawat ruang rawat inap atau perawat ruang operasi, sesuai
jadwal operasi, membawa pasien ke ruang pendaftaran untuk
dicocokkan identitasnya, apakah sudah sesuai dengan data
yang sebelumnya dikirim ke ruang administrasi ruang operasi
dan sudah dipelajari oleh dokter bedah bersangkutan.
Pengantar pasien dipersilahkan untuk menunggu di ruang
tunggu pengantar.
. (c) Dari ruang pendaftaran, pasien dibawa ke ruang transfer, di
ruang ini, pasien dipindahkan dari transfer bed ke transfer
bed ruang bedah menuju ruang persiapan.
. (d) Di ruang persiapan pasien dibersihkan, misalnya dicukur
pada bagian rambut yang akan dioperasi, atau dibersihkan
bagian-bagian tubuh lain yang dianggap perlu,
. (e) Apabila, pada saat pasien selesai dibersihkan ruang operasi
masih digunakan untuk operasi pasien lain, pasien
ditempatkan di ruang tunggu pasien yang berada di
lingkungan ruang operasi.
. (f) Setelah tiba waktunya, pasien dibawa masuk ke ruang induksi
(bila ada), yang mana, pasien diperiksa kembali kondisi
tubuhnya, menyangkut tekanan darah, detak jantung,
temperatur tubuh, dan sebagainya.
. (g) Apabila kondisi tubuh pasien cukup layak untuk dioperasi,
pasien selanjutnya masuk ke ruang bedah, untuk dilakukan
operasi pembedahan.
. (h) Selesai dilakukan pembedahan, pasien yang masih
dipengaruhi oleh bius dari zat anestesi, selanjutnya dibawa ke
ruang pemulihan (recovery room). Ruang ini sering juga
dinamakan ruang PACU (Post Anesthesi Care Unit). Bila
dianggap perlu, pasien bedah dapat juga langsung dibawa ke
ruang perawatan intensif (ICU).
. (i) Apabila bayi yang dioperasi, setelah dioperasi bayi tersebut
selanjutnya dibawa masuk ke ruang resusisitasi neonatal
(dibeberapa rumah sakit, jarang ruang resisutasi neonatal ini
berada di ruang operasi, biasanya langsung dibawa ke ruang
perawatan intensif bayi (NICU), yang berada di bagian
melahirkan (Ginekologi).
. (j) Apabila pasien bedah kondisinya cukup sadar, pasien dibawa
ke ruang rawat inap.
18
Zona ini adalah ruang operasi, dengan tekanan udara positif. Zone
ini mempunyai jumlah maksimal partikel debu per m3 adalah
35.200 partikel dengan dia. 0,5 μm (ISO 7 - ISO 14644-1
cleanroom standards Tahun 1999).
(5) Area Nuklei Steril
Area ini terletak dibawah area aliran udara kebawah (;laminair air
flow) dimana bedah dilakukan. Area ini mempunyai jumlah
maksimal partikel debu per m3 adalah 3.520 partikel dengan dia.
0,5 μm (ISO 5 s/d ISO 6 - ISO 14644-1 cleanroom standards
Tahun 1999).
. 2.3.2 Alasan mempunyai sistem zona pada bangunan ruang
operasi rumah sakit adalah untuk meminimalisir risiko
penyebaran infeksi (infection control) oleh micro-organisme
dari rumah sakit (area kotor) sampai pada kompleks ruang
operasi.
. 2.3.3 Konsep zona dapat menimbulkan perbedaan solusi sistem
air conditioning pada setiap zona, Ini berarti bahwa staf dan
pengunjung datang dari koridor kotor mengikuti ketentuan
pakaian dan ketentuan tingkah laku yang diterapkan pada
zona.
. 2.3.4 Aliran bahan-bahan yang masuk dan keluar Ruang Operasi
Rumah Sakit juga harus memenuhi ketentuan yang spesifik.
. 2.3.5 Aspek esensial/penting dari zoning ini dan layuot/denah
bangunan Ruang Operasi Rumah Sakit adalah mengatur arah
dari tim bedah, tim anestesi, pasien dan setiap pengunjung
dan aliran bahan steril dan kotor.
. 2.3.6 Dengan sistem zoning ini menunjukkan diterapkannya
minimal risiko infeksi pada paska bedah. Kontaminasi
mikrobiologi dapat disebabkan oleh :
(1) Phenomena yang tidak terkait komponen bangunan, seperti :
(a) Mikroorganisme (pada kulit) dari pasien atau infeksi yang
mana pasien mempunyai kelainan dari apa yang akan dibedah.
(b) Staf ruang operasi, terkontaminasi pada sarung tangan dan
pakaian.
(c) Kontaminasi dari instrumen, kontaminasi cairan.
23
Keterangan area
(a)
Denah (Layout)
Ruang operasi untuk bedah minor atau tindakan endoskopi dengan
pembiusan lokal, regional atau total dilakukan pada ruangan steril.
Ruang Induksi dan ruang penyiapan alat untuk bedah minor dapat
dilakukan di ruang operasi dan bak cuci tangan (scrub-up)
ditempatkan berdekatan dengan bagian luar ruangan ruang operasi
ini. Area yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan pembedahan
minor, ± 36 m2 , dengan ukuran ruangan panjang x lebar x tinggi
adalah 6m x 6m x 3 m.
Peralatan utama pada ruang operasi adalah :
. (1) Meja Operasi.
. (2) Lampu operasi tunggal.
. (3) Mesin Anestesi dengan saluran gas medik dan listrik
menggunakan pendan anestesi atau cara lain.
. (4) Peralatan monitor bedah, dengan diletakkan pada pendan
bedah atau cara lain.
. (5) Film Viewer.
. (6) Instrument Trolley untuk peralatan bedah.
. (7) Tempat sampah klinis.
. (8) Tempat linen kotor.
. (9) lemari obat/ peralatan dan lain-lain.
(b)
2.5.2. Zona Resiko Tinggi (Kompleks Ruang operasi = Zone 3)
2.5.2.1 Ruang Induksi
(1) Denah (layout)Contoh denah (layout) ruang induksi atau sering
juga disebut sebagai ruang anastesi ditunjukkan pada gambar
2.5.2.1. Pasien bedah menunggu di ruangan ini, apabila belum
siap. Pembiusan lokal, regional dan total dapat dilakukan
diruangan ini. Ruangan harus tenang, dan ruangan ini terbebas dari
bahaya listrik.
27
32