Anda di halaman 1dari 9

TUGAS INDIVIDU

ILMU TERNAK UNGGAS

MAKALAH
“PERKEMBANGAN INDUSTRI AYAM LAYER (PETELUR)”

OLEH

NAMA : ONI AILA AZURAH


NIM : I011 20 1024
KELAS : ILMU TERNAK UNGGAS B1

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2022
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ayam petelur adalah ayam-ayam betina dewasa yang dipelihara secara khusus untuk
diambil telurnya. Lebih lanjut dijelaskan bahwa ayam petelur merupakan strain unggul yang
mempunyai daya produktifitas yang tinggi, baik jumlah maupun bobot telurnya sehingga
apabila diusahakan dapat memberikan keuntungan kepada masyarakat. Ayam asli Indonesia
secara umum berasal dari ayam hutan dan itik liar, yang ditangkap dan dipelihara untuk
diambil telurnya. Ayam ras merupakan hasil rekayasa genetika (persilangan/hasil pemuliaan)
yang telah didomestikasikan sebagai ayam petelur ataupun pedaging.
Ayam petelur adalah ayam yang mempunyai sifat unggul dalam produksi telur atau
ayam yang kemampuan produksi telurnya tinggi. Karakteristik ayam petelur yaitu bersifat
nerveous atau mudah terkejut, bentuk tubuh ramping, cuping telinga berwarna putih, produksi
telur tinggi, sekitar 200 butir/ekor/tahun, efisien dalam menggunakan ransum untuk produksi
telur, dan tidak mempunyai sifat mengeram. Ayam petelur yang dimaksud disini adalah ayam
petelur final stock, yaitu ayam petelur yang menghasilkan telur konsumsi.
Ayam ras petelur adalah salah satu jenis ternak unggas yang sangat populer
dikembangkan di kalangan masyarakat, baik dalam skala kecil yang dikelola oleh keluarga
atau sekelompok masyarakat peternak maupun dalam bentuk industri peternakan dalam skala
usaha yang cukup besar. Data Direktorat Jenderal Peternakan (2011-2013) menyatakan
bahwa populasi ayam ras petelur tahun 2012 sebesar 138.718.000 ekor dan terus meningkat
pada tahun 2013 sebesar 142.279.000 ekor atau naik sekitar 6,17%.
PEMBAHASAN

A. Ayam Layer/Petelur
Awal mula ayam petelur berasal dari ayam liar yang ditangkap dan dipelihara karena
mampu menghasilkan telur yang banyak. Di awal tahun 1900-an, ayam liar itu tetap pada
tempatnya akrab dengan pola kehidupan masyarakat dipedesaan. Kemudian pada tahun 1940-
an, orang mulai mengenal ayam yang saat itu dipelihara oleh penduduk Belanda, sehingga
diberi nama ayam Belanda atau ayam negeri. Pada perkembangan selanjutnya, ayam liar ini
disebut ayam lokal atau ayam kampung, sedangkan ayam Belanda disebut ayam ras.
Ayam yang pertama masuk dan mulai diternakkan pada periode ini adalah ayam ras
petelur White Leghorn yang kurus dan umumnya setelah habis masa produksinya. Pada akhir
periode tahun 1990-an mulai merebak peternakan ayam pedaging yang memang khusus
untuk daging, sementara ayam petelur dwiguna/ayam petelur cokelat mulai menjamur pula.
Disinalah masyarakat mulai sadar bahwa ayam ras mempunyai klasifikasi sebagai petelur
handal dan pedaging yang enak.
Berdasarkan berat badannya, ayam ras petelur dibagi menjadi dua tipe, yakni ayam
ras petelur tipe ringan, dan ayam ras petelur tipe medium. Ayam tipe medium pada umumnya
berwarna coklat dan lebih diminati oleh peternak ayam petelur. Ayam ras petelur medium
tergolong ayam dwiguna, sebab selain dapat memproduksi telur, juga dapat menghasilkan
daging yang banyak pula. Bobot ayam ini cukup berat, meskipun beratnya masih berada
diantara berat ayam petelur ringan dan ayam pedaging.
Ayam ras petelur adalah ayam-ayam betina dewasa yang dipelihara dengan tujuan
untuk diambil telurnya. Berbagai seleksi telah dilakukan, salah satunya diarahkan pada warna
kulit telur hingga kemudian dikenal ayam petelur putih dan ayam petelur coklat. Persilangan
dan seleksi itu dilakukan cukup lama hingga menghasilkan ayam petelur seperti yang ada
sekarang ini. Dalam setiap kali persilangan, sifat jelek dibuang dan sifat baik dipertahankan.
Inilah yang kemudian dikenal dengan ayam petelur unggul.
Berdasarkan manajemen pemeliharaan, ayam ras petelur dikelompokkan dalam 3 fase
pertumbuhan, yakni; fase starter, fase grower, dan fase layer. Rahmadi (2009)
mengungkapkan bahwa ayam ras petelur fase layer merupakan ayam yang berumur antara 20
hingga 80 minggu (afkir). Ayam pada akhir masa produksi tergolong dalam fase layer, yakni
pada umur 50 minggu ke atas. Ayam pada masa akhir masa produksi biasa disebut ayam tua.
Boling, dkk (2000) mengemukakan bahwa ayam tua adalah ayam yang berumur 70 sampai
76 minggu.
B. Jenis/Tipe Ayam Petelur

Tipe dan jenis ayam ras petelur terdiri dari ayam petelur tipe ringan dan ayam petelur
tipe medium. berikut adalah tipe dan jenis ayam ras petelur:

 Tipe Ayam Petelur Ringan.


Tipe ayam petelur ringan adalah tipe ayam petelur yang dinamai karena memiliki
berat yang ringan dibanding ayam lain dengan jenis yang sama. Ayam petelur tipe ringan
khusus dikembangkan hanya untuk bertelur. Ciri ayam petelur tersebut berbadan ramping,
kecil, mata bersinar, dan berjengger merah darah. Tipe ayam petelur ringan ini memiliki
sebutan yaitu ayam petelur putih. Sebutan ini disesuaikan dengan warna telur yang
dihasilkan, karena ayam tipe ini menghasilkan telur yang berwarna putih.

Bulu ayam petelur tipe ringan umumnya berwarna putih bersih dan berjengger merah.
Ayam ini mampu bertelur lebih dari 260 telur per tahun. Ayam petelur tipe ringan disebut
dengan ayam ras petelur putih.

Tubuh ayam petelur putih ini relatif ramping atau dapat kurus-mungil, dengan mata
bersinar. Serta memiliki jengger merah dan bulunya berwarna putih bersih. Bila ditelusuri
dari asal-usulnya, ayam tipe ini merupakan turunan dari galur murni white leghorn. ayam ini
memiliki sensitifitas yang tinggi, sehingga mudah kaget, dan jika kaget produktifitasnya akan
menurun. Suhu udara dan juga tingkat keributan disekitar kandang harus dijaga dengan baik
agar ayam dapat tetap produktif. Strain yang termasuk tipe ringan antara lain Babcock, Hisex
White, Ross White dan Hubbard Leghorn

 Tipe ayam petelur Medium.


Nama tipe ayam medium berasal dari bobot ayam yang meskipun lebih berat dari
ayam petelur ringan, namun tidak lebih berat dari ayam pedaging. sehingga sering dipelihara
dalam usaha peternakan ayam petelur Sehingga, namanya menjadi ayam medium. Ayam
petelur tipe medium dikembangkan untuk produksi telur dan diambil dagingnya sehingga
ayam ini memiliki bobot badan lebih berat daripada ayam petelur tipe ringan.

Tubuh ayam ini tidak kurus, tetapi juga tidak terlihat gemuk. Telurnya cukup banyak
dan juga dapat menghasilkan daging yang banyak. Ayam ini disebut juga dengan ayam tipe
dwiguna dan karena warnanya yang cokelat.

Tipe ayam ini memiliki kemampuan bertelur yang yang berkualitas dengan jumlah
yang banyak. Adapun nama lain dari ayam medium adalah ayam petelur cokelat. Nama ini
mungkin diambil dari warna telur yang dihasilkan yang berwarna cokelat. Namun,
kebanyakan dari ayam petelur cokelat ini juga berwarna cokelat. Keunggulan ayam petelur
medium ini adalah selain menghasilkan telur yang banyak, ayam ini juga memiliki daging
yang rasanya enak dan tebalnya cukup dikonsumsi, meskipun tidak setebal daging yang
dimiliki ayam ras broiler. Strain ayam petelur yang termasuk dalam tipe medium antara lain
Lohman Brown, Hisex Brown, Hubbard Golden Comet, Ross Brown, Dekalb Brown, Hy-
Line Brown dan Isa Brown

C. Sistem Pemeliharaan Ayam Petelur

 Convensional Cages

Kandang battery (Convntional Cage) adalah kandang berbentuk kotak atau sangkar
(cage) terbuat dari kawat atau bilah-bilah bambu, reng dan kayu (kaso). Setiap sangkar yang
berukuran 40cmX40cmX20cm bagi tiap ekor ayam yang ditata secra bersambungan satu
sama lain, sehingga membentuk unit-unit memanjang yang mampu menampung ayam
hinggas ratusan dan bahkan ribuan ekor.
Kandang battery (Convntional Cage) ini memiliki sistem ventilasi yang angat baik,
karena udara leluasa masuk kedalam setiap sangkar. Udara dapat bertiup pada setiap ekor
ayam, bbaik dari samping maupun bawah, karena battery ditempatkan minimal 40cm dari
permukaan lantai. Kondisi ventilasi pada Kandang battery (Convntional Cage) yang baik,
memungkinkan kandang mampu menampung populasi ayam lebih banyak daripada lantai
litter dengan luas kandang yang sama. Disamping memiliki segi-segi yang menguntungkan
bagi peternak, Kandang battery (Convntional Cage) ini juga memiliki kekurangan-
kekurangan yang harus diantisipasi.

Keuntungan:

1. Ventilasi alamiah berlangsung lancar,sehingga memungkinkan ayam merasa lebih nyaman.

2. Kemungkinan terjadinya sifat kanibalis atau saling mematuk pada ayam dapat dicegah.

3. Pengawasan terhadap ayam-ayam yang sakit mudah dilakukan.

4. Pencatatan dan pengontrolan terhadap produksi, demikian pula dengan pakan yang
dihabiskan mudah dilakukan.

5. Ayam tidak mudah kehilangan energy.

6. Produksi telur selalu dalam kondisi bersih (tidak terkena kotoran ataupun sisa pakan).

Kekurangan:
1. Investasi awal dalam pembuatan kandang lebih tinggi

2. Jika terlambat membersihkan kotoran, akan mengundang banyak lalat dan bau yang tajam.

3. Jika penyusunan ransum kurang baik, ayam akan cepat menderita penyakit defisiensi.

4. Mudah terjadi kelumpuhan, jika ayam yang dimasukan dalam Kandang battery
(Convntional Cage) tersebut belum waktunya, karena uratnya masih lemah.

Sebelum Kandang battery (Convntional Cage) dipasang, terlebih dahulu harus


dibangun kandang utama yang terdiri atas tiang dan atap, yang berfungsi melindungi
Kandang battery (Convntional Cage) tersebut. Kandang battery (Convntional Cage) ini
sebenarnya termasuk kandang yang paling sederhana, karena yang diperlukan hanyalah tiang-
tiang dan atap. Lantai kandang cukuplah dari tanah saja tanpa adukan pasir dan semen,
sehingga mudah meresap kotoran cair. Kandang bisa dibuat tanpa dinding, karena ayam
berada didalam battery terus menerus.
 Cage Free
Desain kandang untuk ayam petelur telah berubah untuk meningkatkan performa
ekonomi. Yang terbaru juga banyak dimodifikasi khususnya untuk mengatasi masalah
kesejahteraan. Penyediaan tempat bertengger bisa mendorong sifat untuk bertengger
(Tauson, 1984; Elson, 1985). Berdasarkan pada desain, kemungkinan bisa mengurangi
masalah kaki dan lemah tulang (Hughes dan Appleby, 1989). Desain kandang juga bisa
meningkatkan jumlah telur yang pecah dan kotor. Perlu diperhatikan juga uuntuk
mengurangi pertumbuhan kuku.

Desain kandang meliputi akses masuk ke kandang, yang memungkinkan adanya tempat
bertengger dan kotak sarang dan kebebasan untuk bergerak baik secara vertikal maupun
horizontal. Akan tetapi dengan pengelmpokan kira-kira 60 jenis unggas, agresifitas dan
mematuk bulu yang sering terjadi dengan sangat keras, dan masalah kebersihan dimana
unggas sering membuang feses dang mengenai unggas lain yang ada di kandang. Pekerjaan
yang berikutnya adalah menekan pembatasan kesejahteraan ternak dalam kandang
konvensional dengan : kandang yang kecil dan bersih.

Beberapa model komersial dari kandang furnish sudah banyak tersedia tetapi masih
butuh pengkajian supaya desainnya lebih sesua lagi. Salah satu percobaan kandang skala-
besar yang diberi sarang tiruan dari rumput hasilnya sangat baik, ayam pre-laying sangat
tertarik dengan sarang tersebut dan menghasilkan produksi telur sampai 93%. Tingkah laku
yang tidak dibatasi dan bervariasi, dan keadaan fisiknya lebih baik di dalam kandang furnish
disbanding yang ada di kandang konvensional. Di kandang furnish juga tidak ditemukan
adanya kanibalisme. Akan tetapi biaya untuk memproduksi telur akan lebih tinggi, karena
produksi menurun dan juga karena total modal. Area litter harus sesuai dengan pintu masuk
dimana ayam tidak bisa membuka dari sisi yang lain, untuk mencegah ayam bertengger dan
bersarang, tetapi pintu masuk ke kotak sarang yang sudah disediakan tidak berfungsi
(Appleby et al., 2002).

Pada tahun 1996, komite hewan ilmiah dari komisi eropa terdaftar manfaat kesejahteraan
dan kekurangan kandang dan sistem non-kandang dan menyimpulkan bahwa: Untuk
mempertahankan keuntungan dari kandang dan mengatasi kekurangan sebagian besar
perilaku diubah kandang diperkaya menunjukkan potensi yang baik dalam hubungannya
dengan baik kesejahteraan dan produksi. Atas dasar ini, komisi itu mengeluarkan instruksi
yang mewajibkan bahwa pada tahun 2012 semua kandang petelur harus 'diperkaya',
menyediakan setidaknya berikut: 750cm per ayam, yang 600 cm adalah 45 cm tinggi, sarang,
sebuah arca berserakan untuk scatching dan mematuk, 15 cm hinggap dan 12 cm melalui
makanan per ayam, dan perangkat cakar-shortening. Komite, sekarang Komite Ilmiah untuk
kesejahteraan hewan dan kesehatan hewan, akan melaporkan kepada komisi pada tahun 2004
pada prospek untuk pelaksanaan direktif.

 Free Range

Ayam ras lazimnya dipelihara secara umbaran atau dibiarkan berkeliarankemana


mereka suka. Sebagian peternak ayam pelung juga memperlakukan hal yang sama. Cara
ternak ayam seperti ini memang relatif memudahkan pemilik ayam apalagi jika pemilik tidak
mau direpotkan oleh kegiatan mengurus ayam. Ayam bisa bebas kemana saja mencari
makan, jika ditinggal pergi beberapa hari tidak takut kelaparan. Tidurpun bisa di atas pohon
dan tempat lain yang disuka.

Ada juga yang memelihara ayam secara umbaran, namun tetap disediakan kandang,
jika pagi hari diberi makan dan keluar kandang, jika sore hari diberi makan lagi dan tidur di
kandang yang telah disediakan. Ayam yang dipelihara dengan umbaran seperti itu memang
bisa lebih kuat otot-ototnya karena bebas bergerak, bulu-bulu juga indah karena tidak rusak
karena kandang yang sempit . Ayam yang dipelihara secara umbaran dipercaya memiliki cita
rasa yang lebih enak dan gurih.
KESIMPULAN

Ayam petelur adalah ayam yang mempunyai sifat unggul dalam produksi telur atau
ayam yang kemampuan produksi telurnya tinggi. Karakteristik ayam petelur yaitu bersifat
nerveous atau mudah terkejut, bentuk tubuh ramping, cuping telinga berwarna putih, produksi
telur tinggi, sekitar 200 butir/ekor/tahun, efisien dalam menggunakan ransum untuk produksi
telur, dan tidak mempunyai sifat mengeram. Ayam petelur terbagi menjadi dua tipe yaitu :
tipe ayam petelur medium, strain yang termasuk tipe ringan antara lain Babcock, Hisex
White, Ross White dan Hubbard Leghorn. Dan tipe ayam petelur medium, strain ayam
petelur yang termasuk dalam tipe medium antara lain Lohman Brown, Hisex Brown,
Hubbard Golden Comet, Ross Brown, Dekalb Brown, Hy-Line Brown dan Isa Brown
DAFTAR PUSTAKA

Abbas, Muhammad Farid. 2017. Performa ayam ras petelur yang dipelihara pada posisi cage
yang berbeda. Skripsi. Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin, Makassar
Anggorodi, R. 1985. Kemajuan Mutakhir dalam Makanan Ternak Unggas. UI Press.
Yogyakarta.

Mahaputra, Aditya Kevin. 2017. Rancang bangun prototipe smartcage untuk ayam pedagang
berbasis iot Android. JUTEI Edisi 1(1).

Rahmadi, F. I. 2009. Manajemen Pemeliharaan Ayam Petelur di Peternakan Dony


Farm Kabupaten Magelang. Program Diploma III Agribisnis Peternakan. Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

https://www.medion.co.id/s700-conventional-cage-system/ diakses pada tanggal 8 Maret


2022.

https://m.kapanlagi.com/plus/8-jenis-ayam-petelur-paling-berkualitas-favorit-bagi-peternak-
73ca03.html diakses pada tanggal 8 Maret 2022.

https://www.elinotes.com/2018/12/tipe-dan-jenis-ayam-petelur-unggul.html?m=1 diakses
pada tanggal 8 Maret 2022

https://hobiternak.com/jenis-ayam-petelur/ diakses pada tanggal 8 Maret 2022

Anda mungkin juga menyukai