Anda di halaman 1dari 21

PROPOSAL PENELITIAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU


PENCEGAHAN COVID-19 DI DESA BANDHUT LOR, ARGOREJO,
SEDAYU BANTUL YOGYAKARTA

DISUSUN OLEH KELOMPOK 4:


1. Citra Dewi Simamora 202143005
2. Elisabet Kristina Yuliawati 202143011
3. Fransiska Andika Maharani 202143017
4. Heri Wibowo 202143020
5. Regina Nanda 202143026
6. Sagita Fransiska 202143027
7. Tri Retnaningsih 202143033

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANTI RAPIH
YOGYAKARTA
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat
dan karunia-Nya, sehingga kelompok dapat menyusun dan menyelesaikan proposal
penelitian ini dengan judul “Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Perilaku
Pencegahan Covid-19 di Desa Bandhut Lor, Argorejo, Sedayu Bantul Yogyakarta”
dengan baik dan tepat waktu. Proposal penelitian ini disusun sebagai syarat
memenuhi mata kuliah Metodologi Penelitian.
Proposal penelitian ini dapat terwujud berkat dukungan dan bantuan dari
berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu terlaksananya penyusunan
proposal ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala petunjuk, kritik dan saran
yang membangun dari pembaca, agar dapat menunjang pengembangan dan
perbaikan penulisan selanjutnya.
Demikian proposal penelitian ini disusun, penulis berharap semoga hasil
penelitian ini dapat berguna untuk menambah wawasan dan bermanfaat bagi
pembaca serta mohon kritik dan saran yang membangun bagi penulis yang dapat
menambah kesempurnaan isi dari proposal penelitian ini.

Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
World Health Organization (WHO) pada tanggal 30 Januari 2020 telah
menetapkan Corona Virus Disease-19 atau Covid-19 sebagai Kedaruratan
Kesehatan Masyarakat yang meresahkan dunia. Pada tanggal 11 Maret 2020
akhirnya WHO resmi mengumumkan Covid-19 sebagai pandemik (Wulandari
et al, 2021).
Covid-19 merupakan penyakit yang disebabkan oleh salah satu virus
yaitu virus SARS-CoV-2 yang menginfeksi sistem pernapasan manusia
sehingga menyebabkan gangguan pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru
sampai berujung pada kematian (Singhal, 2020).
Data jumlah kasus aktif Covid-19 di Indonesia pada hari Sabtu, 5 Maret
2022 sebanyak 5.723.858 orang. Sedangkan di provinsi DI Yogyakarta tercatat
kasus aktif Covid-19 sebanyak 2.179.000 orang. DI Yogyakarta menjadi urutan
jumlah kasus tertinggi ke-4 dari 34 provinsi di Indonesia. Kabupaten Bantul
berada pada zona risiko tinggi (zona merah) dengan skor 1,7. Data kasus di
Kabupaten Bantul pada hari Kamis, 3 Maret 2022 tercatat jumlah kasus aktif
sebanyak 7.177 orang yang tersebar di seluruh 17 kecamatan di Bantul
termasuk Kecamatan Argorejo, Desa Bandhut Lor.
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa angka penyebaran kasus
Covid-19 sangat cepat. Banyak hal yang dapat mempengaruhi penyebaran
Covid-19 salah satunya adalah pola hidup dan kurangnya kesadaran
masyarakat untuk turut mematuhi protokol kesehatan dengan benar. Kesadaran
masyarakat yang rendah juga dapat dipengaruhi oleh rendahnya pengetahuan
tentang bahaya dari virus tersebut (Farokhah et al, 2020).
Kondisi Pandemi Covid-19 mengharuskan masyarakat untuk melakukan
pencegahan dengan mengikuti protokol kesehatan yang sudah ditentukan
seperti mencuci tangan, memakai masker, melakukan physical distancing,
tidak melakukan perjalanan jauh, melakukan olahraga, istirahat yang cukup
dan pemenuhan nutrisi yang cukup sehingga diharapkan tidak terjadi
penambahan kasus dan memperlambat laju jumlah kasus Covid-19 (Pratama,
2020) dalam (Kharunnisa 2021).
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di Desa Bandhut Lor,
mayoritas masyarakat tidak mengikuti protokol kesehatan dengan benar,
seperti tidak memakai masker saat berada di tempat yang ramai dan beberapa
dari mereka terlihat menggunakan masker tetapi menutupi bagian mulut saja.
Mayoritas masyarakat juga mulai malas untuk mencuci tangan dengan sabun
atau hand sanitizer dan tidak menerapkan physical distancing dengan benar
seperti tidak menjaga jarak saat bertemu orang lain atau saat pertemuan rapat
desa dan pengajian.
Beberapa masyarakat mengatakan bahwa sudah mulai bosan untuk
menerapkan protokol kesehatan yang berlaku dan bila mereka mengalami
gejala Covid-19 seperti demam, batuk, dan nyeri tenggorokan, mereka hanya
membeli obat flu dan tidak melakukan pemeriksaan swab dengan asumsi
bahwa hasil swab pasti akan positif.
Banyak dampak negatif yang akan terjadi bila protokol kesehatan tidak
dilakukan dengan benar. Rantai penyebaran Covid-19 tidak akan terputus dan
akan menambah tingginya kasus penyebaran yang sudah terjadi. Hal ini
dibuktikan dari tingginya angka Covid-19 di Bantul yang meduduki zona
merah. Oleh sebab itu diperlukan upaya pemutusan rantai penyebaran Covid-
19 melalui pengetahuan dan perilaku masyarakat tentang pencegahan Covid-
19 sehingga diharapkan tidak terjadi penambahan kasus yang serius.
Bermula dari permasalahan tersebut, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian tentang “Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan
Perilaku Pencegahan Covid-19 di Desa Bandhut Lor, Argorejo, Sedayu,
Bantul, Yogyakarta.”

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana hubungan antara pengetahuan tentang Covid-19 dengan perilaku
pencegahan Covid-19 di Desa Bandhut Lor, Argorejo, Sedayu, Bantul,
Yogyakarta?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Menganalisis hubungan pengetahuan tentang Covid-19 dengan perilaku
pencegahan Covid-19 di Desa Bandhut Lor, Argorejo, Sedayu, Bantul,
Yogyakarta.
1.3.2 Tujuan Khusus
1.3.2.1 Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan tentang Covid-19 di Desa
Bandhut Lor, Argorejo, Sedayu, Bantul, Yogayakarta.
1.3.2.2 Mengetahui perilaku pencegahan Covid-19 di Desa Bandhut Lor, Argorejo,
Sedayu, Bantul, Yogayakarta.

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Manfaat Akademis
Manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai bahan bacaan tentang
pengetahuan dan perilaku pencegahan Covid-19 agar pendidikan semakin
berkembang dan dapat diterapkan pada dunia pendidikan serta sebagai
sarana untuk memperluas pengembangan ilmu Keperawatan Medikal
Bedah khususnya sistem pernapasan.
1.4.2 Manfaat Bagi Praktisi
Manfaat bagi praktisi dalam penelitian ini agar dapat digunakan oleh tenaga
kesehatan sebagai dasar untuk memberikan pendidikan kesehatan perilaku
pencegahan Covid-19 di Desa Bandhut Lor, Argorejo, Sedayu, Bantul,
Yogayakarta.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.2 Tinjauan Teori
2.2.1 Pengetahuan
2.2.1.1 Definisi Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraan terjadi
melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh
melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2014). Pengetahuan atau kognitif
merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan
seseorang (overt behaviour). Pengetahuan akan memberikan penguatan
terhadap individu dalam setiap mengambil keputusan sehingga individu
akan melakukan perubahan dengan mengadopsi perilaku, pengetahuan
dapat di peroleh dari pengalaman belajar dari pendidikan formal dan non
formal.
2.2.1.2 Tingkat Pengetahuan
Notoatmodjo (2014) membagi tingkat pengetahuan menjadi enam,
yaitu:
a. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah
mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dan seluruh bahan
yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu,
tahu merupakan tingkatan pengetahuan yang paling rendah.
b. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang obyek yang diketahui, dan dapat
mengintrepretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah
paham terhadap obyek atas materi dapat mnejelaskan, menyebutkan
contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap obyek
yang dipelajari.
c. Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).
Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai aplikasi atau pengguanaan
hukum-hukum, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau
yang lain
d. Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
suatu obyek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam
suatu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
e. Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan
yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu bentuk kemampuan
menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang baru.
f. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justfikasi
atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian – penilaian
ini didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau
menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.
2.2.1.3 Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
Berikut adalah beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan:
a. Faktor Internal
1) Umur
Semakin cukup umur tingkat kematangan dan kekuatan seseorang
akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja dari segi
kepercayaan masyarakat yang lebih dewasa akan lebih percaya dari
pada orang yang belum cukup tinggi kedewasaannya. Hal ini
sebagai akibat dari pengalaman jiwa (Nursalam, 2011).
2) Pengalaman
Pengalaman merupakan guru yang terbaik (experience is the best
teacher), pepatah tersebut bisa diartikan bahwa pengalaman
merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu merupakan
cara untuk memperoleh suatu kebenaran pengetahuan. Oleh sebab
itu pengalaman pribadi pun dapat dijadikan sebagai upaya untuk
memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara
mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam
memecahkan persoalan yang dihadapai pada masa lalu.
3) Pendidikan
Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang semakin banyak pula
pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya semakin pendidikan yang
kurang akan mengahambat perkembangan sikap seseorang
terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan (Nursalam, 2011).
4) Pekerjaan
Pekerjaan adalah kebutuhan yang harus dilakukan terutama untuk
menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarganya (Menurut
Thomas 2007, dalam Nursalam 2011). Pekerjaan bukanlah sumber
kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan cara mencari nafkah
yang membosankan berulang dan banyak tantangan (Frich 1996
dalam Nursalam, 2011).
5) Jenis Kelamin
Istilah jenis kelamin merupakan suatu sifat yang melekat pada
kaum laki-laki maupun perempuan yang dikontruksikan secara
sosial maupun kultural.
b. Faktor Eksternal
1) Informasi
Informasi merupakan fungsi penting untuk membantu mengurangi
rasa cemas. Seseorang yang mendapat informasi akan
mempertinggi tingkat pengetahuan terhadap suatu hal.
2) Lingkungan
Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada di sekitar
manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi
perkembangan dan perilaku orang atau kelompok. Hasil dari
beberapa pengalaman dan hasil observasi yang terjadi di lapangan
(masyarakat) bahwa perilaku seseorang termasuk terjadinya
perilaku kesehatan, diawali dengan pengalaman – pengalaman
seseorang serta adanya faktor eksternal (lingkungan fisik dan non
fisik).
3) Sosial Budaya
Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat
mempengaruhi sikap seseorang dalam menerima informasi
(pengetahuan).
2.2.1.4 Kriteria Tingkat Pengetahuan
Nursalam (2016) mengatakan bahwa pengetahuan seseorang dapat
diketahui dan diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif:
a. Pengetahuan baik: 76%-100%.
b. Pengetahuan cukup: 56%- 75%.
c. Pengetahuan kurang: >56%.
2.2.1.5 Perilaku Pencegahan Penyebaran Covid-19
a. Pengertian Perilaku
Perilaku yaitu tindakan seseorang dalam merespon suatu hal dan
menjadikan hal tersebut menjadi sebuah kebiasaan karena adanya
keyakinan dalam pelaksanaannya. Respon tersebut terbagi menjadi
respon aktif dan respon pasif. Respon aktif berupa respon eksternal
atau tindakan yang dapat diamati secara langsung, sedangkan respon
pasif merupakan respon internal dalam diri seseorang yang tidak dapat
dilihat oleh orang lain (Triwibowo, 2015).
Menurut Notoatmodjo (2012), perilaku terbagi menjadi perilaku
tertutup dan perilaku terbuka. Perilaku tertutup atau covert behavior
25 bersifat terbatas pada minat, tanggapan, pengetahuan, kesadaran
dan sikap dari orang yang menerima rangsangan dan tidak bisa dilihat
secara kasat mata oleh orang lain. Misalnya seorang siswa paham
manfaat memakai masker di masa pandemi ini, namun perilaku
tersebut masih sering ditinggalkan. Berbeda dengan perilaku tertutup,
perilaku terbuka atau overt behavior bersifat lebih mudah diamati atau
dilihat oleh orang lain. Menurut Lawrence Green (1980) dalam
Triwibowo (2015) terdapat 3 faktor utama yang mempengaruhi
perilaku seseorang, antara lain:
1) Faktor predisposisi (predisposing), yaitu faktor yang berasal dari
dalam diri yang mempermudah terlaksananya praktik. Berikut
yang termasuk dalam faktor predisposisi: pengetahuan,
kepercayaan, keyakinan, tradisi, persepsi.
2) Faktor pendukung (enabling), yaitu sarana dan prasarana yang
membantu terwujudnya lingkungan fisik yang ideal. Lingkungan
fisik dapat mendukung terbentuknya perilaku seseorang,
sehingga disebut faktor pendukung.
3) Faktor penguat (reinforcing), yaitu faktor yang mendorong
terjadinya perilaku, biasanya terwujud dalam sikap dari
tokohtokoh masyarakat yang dapat dijadikan panutan untuk
perilaku masyarakat.
b. Perilaku Kesehatan
Perilaku kesehatan adalah respon seseorang terhadap rangsangan
terkait penyakit maupun hal-hal yang memberikan pengaruh bagi
kesehatan, seperti pelayanan kesehatan, makanan dan minuman yang
dikonsumsi, serta lingkungan (Triwibowo, 2015).
Menurut Notoatmodjo (2012), perilaku kesehatan dikategorikan
menjadi empat, yaitu:
1) Perilaku pemeliharaan kesehatan (Health promotion behavior)
Perilaku ini berhubungan dengan peningkatan dan pemeliharaan
kesehatan, contohnya makan makanan bergizi agar tetap sehat.
2) Perilaku pencegahan penyakit (Health prevention behavior)
Perilaku ini sebagai bentuk respon dalam melakukan pencegahan
suatu penyakit, 27 termasuk untuk tidak menularkan penyakit
pada orang lain.
3) Perilaku pencarian pengobatan (Health seeking behavior) Perilaku
ini berkaitan dengan usaha seseorang untuk mengobati diri sendiri
atau mencari pengobatan ketika sedang menderita penyakit
maupun saat mengalami kecelakaan.
4) Perilaku pemulihan kesehatan (Health rehabilitation behavior)
Perilaku ini merupakan respon seseorang dalam rangka berupaya
memulihkan dan mempertahankan kesehatan setelah sembuh dari
penyakit.

2.2.1.6 Proses Adaptasi Prilaku


Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa prilaku yang didasari
oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada prilaku yang tidak
didasari oleh pengetahuan. Peneliti Roger (1974)mengungkapkan bahwa
sebelum orang mengadopsi prilaku baru (berprilaku baru di dalam diri
orang tersebut terjadi proses yang beruntun.
Apabila prilaku baru atau adopsi prilaku melalui proses seperti ini
didasari olrh pengetahuan,kesadaran ,dan sikap yang positif,maka prilaku
tersebut akan bersifat langgeng ,sebaliknya apabila prilaku itu tidak
didasari oleh pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan berlangsung
lama .

2.2.2 Covid-19
2.2.2.1 Pengertian Covid -19
Covid-19 merupakan penyakit yang disebabkan oleh salah satu jenis
coronavirus yaitu Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus2
(SARS-COV2) yang ditemukan pertama kali di Wuhan Cina pada
Desember 2019 dan belum pernah diidentifikasi menyerang manusia
sebelumnya (C.R.f .W.H.O. World Health Organitation, 2020).

2.2.2.2 Penularan Covid-19


Penyakit Covid-19 dapat menyebar melalui percikan droplet dari
hidung tau mulut saat pasien batuk atau bersih . percikan ini relative berat ,
perjalannannya tidak jauh dan jatuh ketanah dengan cepat. Seseorang bisa
terinfeksi Covid-19 saat menghirup langsung tanpa sengaja droplet dari
penderita Covid-19. Atau melalui droplet yang menempel pada permukaan
benda dan seseorang menyentuh benda tersebut kemudian menyentuh mata,
hidung dan mulut (WHO, 2022). Penelitian menunjukkan bahwa virus
Covid-19 dapat bertahan hingga 72 jam pada plastik dan stainless steel,
kurang 4 jam pada tembaga, dan kurang dari 24 jam pada karton. Virus ini
sensitive terhadap sinar ultraviolet dan panas dan dapat dinonaktifkan
(secara efektif dengan hampir semua desinfektan kecuali klorhexidine).
Masa inkubasi Covid-19 adalah 1-14 hari, dan pada umumnya terjadi
di hari ke-3 sampai hari ke-7. Oleh karena itu penderita yang terpapar
Covid-19 harus melakukan isolasi selama 14 hari.
2.2.2.3 Tanda dan gejala Covid -19
Menurut WHO, 2020 gejala Covid-19 yang sering muncul adalah :
a. demam
b. batuk kering
c. rasa lelah
d. rasa nyeri dan sakit
e. hidung tersumbat
f. sakit kepala
g. konjungtivitis
h. sakit tenggorokan
i. diare
j. hilang indra rasa atau penciuman
k. ruam pada kulit
l. perubahan warna jari tangan atau kaki
m. sesak nafas
Gejala yang dialami tiap penderita berbeda- beda , biasanya bersifat
ringan dam muncul secara bertahap, bahkan pada beberapa penderita tidak
mempunyai gejala. Gejala Covid-19 dapat lebih berat pada lansia dan pada
penderita dengan adanya penyakit penyerta seperti hipertensi, gangguan
jantung dan paru-paru, DM, atau kanker. Sekitar 1 dari 5 orang yang
terinfeksi Covid-19 menderita sakit parah dan kesulitan bernafas, sehingga
memerlukan penanganan secara serius.
2.2.2.4 Pencegahan penularan Covid-1
Pencegahan penularan Covid-19 adalah dengan melakukan protokol
kesehatan, yaitu 5 M :
a. Mencuci tangan.
Sekitar 98 % penyebaran penyakit bersumber dari tangan oleh karena
itu sangatlah penting menjaga kebersihan tangan dengan mencuci
tangan. Mencuci tangan dengan benar secara teratur menggunakan air
mengalir dan sabun. Mencuci tangan juga bisa dilakuakan dengan
hands rub berbasis alkohol
b. Menjaga jarak
Menjaga jarak setidaknya 1 meter dengan orang lain, agar tidak dapat
menghirup droplet dari orang yang mungkin menderita Covid-19.
c. Memakai masker
Gunakan masker dengan benar, menutupi hidung, mulut dan dagu.
Segera buang masker sekali pakai ke tempat sampah, dan hindari
menyentuh permukaan masker yang terkonfirmasi
d. Menghindari kerumunan
Menghindari kerumunan bertujuan untuk menghindari kontak erat
dengan penderita Covid-19.
e. Membatasi mobilitas
Hindari kontak dengan orang lain dengan bepergian ke tempat umum
Selain melaksanakan protokol kesehatan, ada beberapa hal yang bisa
dilakukan untuk mencegah penularan COVID-19:
- Menjaga kesehatan dan kebugaran agar stamina dan kebugaran
tetap prima dan sistem imunitas/kekebalan tubuh meningkat
- Ketika batuk dan bersih, tutup hidung dan mulut dengan tissue
atau lengan atas bagian dalam (menjalankan etika batuk dan
bersin yang benar).
- Buang tissue dan masker yang sudah digunakan ke tempat
sampah yang benar, lalu cucilah tangan.
- Tetap ikut informasi terbaru dari sumber yang dipercaya, seperti
WHO, dinas kesehatan dan kementrian kesehatan.
2.2.2.5 Penatalaksanaan Covid-19
Hingga saat ini, belum ada vaksin dan obat yang spesisfik untuk mencegah
atau mengobati Covid-19. Pengobatan ditujukan sebagai terapi simptomatis
dan suportif (Kemenkes, 2022). Untuk menanggulangi pandemi Covid-19,
pemerintah melakukan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat
(PPKM) dan melakukan vaksin untuk mencapai herd immunity.
Tujuan dari vaksinasi adalah :
- Merangsang sistem kekebalan tubuh
- Mengurangi resiko penularan
- Mengurangi dampak virus
- Mencapai herd imnunity
2.3 Kerangka teori
Covid-19
Faktor yang
mempengaruhi perilaku :
- Faktor predisposisi
- Faktor pendukung Perilaku pencegahan
- Faktor penguat Covid-19

Faktor yang mempengaruhi


pengetahuan :
1. Faktor internal:
- Umur
- Pengalaman Pengetahuan
- Pendidikan perilaku pencegahan
- Pekerjaan Covid-19
- Jenis kelamin
2. Faktor eksternal :
- Informasi
- Lingkungan
- Sosial budaya
2.4 Kerangka konsep

Variabel Independen:
Pengetahuan tentang Covid-19:
definisi, penularan, tanda dan Variable dependen:
gejala, pencegahan penularan, Perilaku pencegahan :
penatalaksanaan 1. Tinggi (skor 8-10)
- Pengetahuan kurang = ≤ 25 % 2. Sedang (skor 6-7)
- Pengetahuan sedang = 26-75 % 3. Rendah (skor 0-5)
- Pengetahuan tinggi = 76-100 %

Variable cofounding :
Umur, pengalaman , pendidikan,
pekerjaan, jenis kelamin

2.5 Hipotesa
Hipotesa dari penelitian ini adalah :
2.5.1 Ha: Ada hubungan antara pengetahuan tentang Covid-19 dengan
perilaku pencegahan Covid-19 di Desa Bandhut Lor, Argorejo,
Sedayu, Bantul, Yogyakarta.
2.5.2 Ho: Tidak ada hubungan antara pengetahuan tentang Covid-19
dengan perilaku pencegahan Covid-19 di Desa Bandhut Lor,
Argorejo, Sedayu, Bantul, Yogyakarta
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Desain penelitian ini merupakan penelitian Kuantitatif dan termasuk jenis
penelitian korelasional (non eksperimental) untuk menentukan hubungan
variabel satu dengan variabel lain. Penelitian ini akan menganalisis hubungan
antara variabel X (tingkat pengetahuan) dengan variabel Y (perilaku
pencegahan Covid-19).

3.2 Definisi Operasional


Tabel 1. Definisi Operasional
Variabel Definisi Operasional Alat ukur Skala Indikator/Parameter
ukur

Dependen: Perilaku yang Kuisioner


Perilaku dilakukan responden yang Ordinal 1. Tinggi (skor 8-10)
pencegahan dalam melakukan berupa 10 2. Sedang (skor 6-7)
pencegahan penularan pernyataan 3. Rendah (skor 0-5)
Covid-19
Independen: Segala sesuatu yang Kuisioner Ordinal
Tingkat diketahui responden yang 1. Tinggi (skor 8-10)
pengetahuan berhubungan dengan berupa 10 2. Sedang (skor 6-7)
Covid-19 meliputi: pernyataan 3. Rendah (skor 0-5)
definisi, etiologi,
klasifikasi,
penatalaksanaan.
Usia Usia responden yang Kuisioner Interval 1. 17-27 Tahun
di teliti data 2. 28-38 Tahun
demografi 3. 39-49 Tahun
4. 50-60 Tahun
5. > 60 Tahun
Jenis Jenis kelamin Kuisioner Nominal 1. Laki-laki
Kelamin responden data 2. Perempuan
demografi
Pendapatan Sosial ekonomi Ordinal 1. Rendah <1000.000
(tingkat pendapatan) Kuisioner 2. Sedang 1000.000-
responden yang diteliti data 2000.000
demografi 3. Tinggi >2000.000
Pendidikan Pendidikan terakhir Kuisioner Ordinal 1. Tidak sekolah
responden yang di data 2. SD
teliti mulai dari tingkat demografi 3. SMP
terendah hingga 4. SMA
tingkat tertinggi 5. Pendidikan Tinggi

3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian


3.3.1 Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Desa Bandhut Lor, Argorejo, Sedayu, Bantul,
Yogyakarta
3.3.2 Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan mulai tanggal 8-15 Maret 2022.

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian


3.4.1 Populasi
populasi dalam penelitian ini adalah kepala keluarga atau pengambil
keputusan dalam keluarga berjumlah 300 KK.
3.4.2 Sampel
Sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Arikunto, yaitu bila objek
populasi > 100, maka sampel dapat diambil antara 10-15%. Dalam hal ini
sampel yang digunakan oleh peneliti adalah 10% dari jumlah populasi maka
jumlah sampel adalah 30 orang.
3.5 Teknik Sampling
Teknik sampling yang diambil adalah Purposive Sampling yang memiliki
kriteria inklusi dan eklusi sebagai berikut:
3.5.1 Kriteria inklusi : Responden bisa baca tulis
3.5.2 Kriterian ekslusi : Responden yang tidak bisa baca tulis.
3.6 Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah dengan cara survey
menggunakan instrument penelitian berupa kuesioner yang berisi pernyataan
untuk mengetahui pengetahuan dan perilaku pencegahan responden.
3.7 Instrumen Pengukuran
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner yang
terdiri dari 2 bagian yaitu kuisioner data demografi dan kuisioner pengetahuan
dan perilaku pencegahan masyarakat tentang Covid-19. Kuisioner penelitian
ini terdiri atas 10 pernyataan berupa 5 pernyataan negatif dan 5 pernyataan
positif dengan dua kriteria jawaban “ya” dan ”tidak”.
Penelitian ini menggunakan skala guttman dengan nilai jawaban “ya”
adalah 1 dan nilai jawaban “tidak” adalah 0 pada peryataan positif, sedangkan
pada pernyataan negatif nilai jawaban “ya” adalah 0 dan nilai jawaban “tidak”
adalah 1. Total skor tertinggi adalah 10 dan skor terendah adalah 0.
Pengetahuan masyarakat dikatakan tinggi apabila mendapatkan skor 8-10,
sedang apabila mendapatkan skor 6-7, rendah apabila mendapatkan skor 0-5.
3.8 Analisis Data
Analisis univariat bertujuan untuk menilai secara deskriptif presentase
variabel yang diamati. Dalam penelitian ini analisis univariat meliputi usia,
jenis kelamin, pendapatan dan pendidikan.
Analisis bivariat adalah proses analisis yang digunakan untuk melihat
hubungan antara variabel bebas dan terikat. Dalam penilitian ini digunakan
untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan perilaku pencegahan.
Referensi:
Lukman,W & Malik,D.a (2020). Tinjauan Sejarah Virus Dunia & Kebijakan
Hukum Penanganan Covid-19 Di Indonesia . ISBN : 978-623-281-313-7
http://p2ptm.kemkes.go.id/profil-p2ptm/daftar-informasi-publik/covid-19
https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019
https://www.who.int/indonesia/news/novel-coronavirus/qa/qa-for-public
https://covid19.kemkes.go.id/protokol-covid-19/kmk-no-hk-01-07-menkes-413-
2020-ttg-pedoman-pencegahan-dan-pengendalian-covid-19
Kemenkes, RI. (2020). Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus
Disease (COVID-19). Germas, 0–115.
Mujiburrahman, M., Riyadi, M. E., & Ningsih, M. U. (2020). Hubungan
pengetahuan dengan perilaku pencegahan COVID-19 di masyarakat. Jurnal
Keperawatan Terpadu (Integrated Nursing Journal), 2(2), 130-140.
Lampiran Kuisioner
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU
PENCEGAHAN COVID 19 DI DESA BANDHUT LOR, ARGOREJO,
SEDAYU BANTUL YOGYAKARTA
TAHUN 2022

Berilah tanda ( v ) pada kotak yang telah disediakan :


No. Responden :
A. Data Demografi
1. Umur
1. 17 – 27 Tahun 3. 39 – 49 Tahun 5. > 60 Tahun
2.28 – 38 Tahun 4. 50 – 60 Tahun

2. Jenis Kelamin
1. Laki-laki
2. Perempuan

3. Sosial Ekonomi
1.Rendah ( < 1.000.000 )
2.Sedang ( Rp. 1.000.000 – Rp. 2.000.000 )
3.Tinggi ( > Rp. 2.000.000)

4. Pendidikan
1. Tidak Sekolah 4. SMA
2.SD 5. Pendidikan Tinggi
3. SMP
B. Petunjuk : Jawablah Pernyataan-pernyataan di bawah ini dengan memberi
tanda ( v ) pada salah satu pernyataan Benar (B ) atau Salah ( S ).
No. Pernyataan Benar (B) Salah (S)
1. Covid-19 adalah jenis penyakit yang
disebabkan oleh coronavirus (SARS-CoV-2)
2. Covid-19 merupakan penyakit yang tidak
menular
3. Tanda dan gejala awal seseorang terkena
penyakit Covid-19 adalah demam, batuk,
pilek, sakit kepala
4. Anak-anak dan orang lanjut usia tidak mudah
terkena penyakit Covid-19
5. Tidak semua yang terjangkit penyakit Covid-
19 akan meninggal dunia
6. Berkerumun di keramaian dengan tidak
memakai masker dan menjaga jarak, tidak
mundah terinfeksi Covid-19
7. Pola hidup sehat dan bersih bisa menghindari
penyebaran Covid-19
8. Penyakit Covid-19 penularannya dari orang ke
orang melalui makanan dan minuman
9. Saya akan rentan terinfeksi Covid-19 jika
mengabaikan anjuran 3M (memakai masker,
mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak )
10. Jika saya terinfeksi Covid-19 saya tidak akan
melakukan isolasi mandiri
11. Penyakit Covid-19 sudah ada vaksinnya
12. Jika saya terinfeksi Covid-19 tidak akan
minum obat maupun vitamin.

Anda mungkin juga menyukai