Buku Kewirausahaan
Buku Kewirausahaan
ii
Kewirausahaan Sosial
Pada Pekerja Sosial di Kota Jayapura
Copyright @2021
Andri Irawan, Muhdi B.Hi. Ibrahim, Yana Ermawati, Abdul Rasyid, Yaya
Sondjaya, Suratini, Khusnul Khotimah, Mohammad Aldrin
Akbar, Irwan Adam Labo
ISBN: 978-623-680-776-7
Penerbit IKAPI No. 237/JTI/2019
Penulis:
Andri Irawan, Muhdi B.Hi. Ibrahim, Yana Ermawati, Abdul Rasyid, Yaya
Sondjaya, Suratini, Khusnul Khotimah, Mohammad Aldrin
Akbar, Irwan Adam Labo
Editor: Tim Qiara Media
Layout: M. Adi Irwansyah
Desainer Sampul: Mochammad Rofail Rohmatullah
Gambar diperoleh dari www.google.com
Diterbitkan oleh:
CV. Penerbit Qiara Media - Pasuruan, JawaTimur
Email: qiaramediapartner@gmail.com
Web: qiaramedia.wordpress.com
Blog: qiaramediapartner.blogspot.com
Instagram: qiara_media
iii
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 19 TAHUN 2002
TENTANG HAK CIPTA
PASAL 72
KETENTUAN PIDANA
SANKSI PELANGGARAN
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha
Esa atas rahmat, hidayah, dan karunia Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan buku dengan judul “Kewirausahaan Sosial Pada
Pekerja Sosial di Kota Jayapura” ini dengan baik.
Penulis berharap buku ini dapat menambah wawasan serta
pengetahuan bagi para pembacanya serta dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.
Terimakasih disampaikan kepada orang tua dan kerabat
penulis, serta semua pihak yang telah ikut membantu dalam
penyelesaian buku ini.
Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam
penyusunan buku baik itu dalam hal ejaan dan tata bahasa, materi,
maupun tata letak.
Untuk itu, sudilah kiranya para pembaca dapat memaklumi
dan memberikan kritik serta saran yang membangun agar penulis
dapat menjadi lebih baik dalam penyusunan buku berikutnya.
Semoga buku ini dapat memberi manfaat bagi bagi semua
pihak yang membutuhkan.
Maret, 2021
Penulis
v
DAFTAR ISI
vi
d. Aktivitas Spritual............................................................................... 91
3.3 Karakteristik Kewirausahaan Sosial Pada Pekerja Sosial ..... 92
BAB IV Visi dan Misi Dalam Social Entrepreneurship .......... 94
4.1 Misi Sosial................................................................................................... 95
4.2 Inovasi dan Belajar Sosial ................................................................... 97
4.3 Kepercayaan............................................................................................100
4.4 Spiritual .....................................................................................................102
4.5 Fungsi dan Tujuan Kewirausahaan
Sosial Bagi Pekerja Sosial .................................................................109
a. Kewirausahaan Sosial Sebagai Tanggung
Jawab Sosial............................................................................................109
b. Kewirausahaan sosial sebagai panggilan
kemanusiaan dan panggilan profesional...................................112
c. Kewirausahaan Sosial Sebagai Tujuan Spiritual ....................115
4.6 Kontribusi Kewirausahaan Sosial Pada
Pengembangan SDM Pekerja Sosial................................................117
a. Kontribusi Kewirausahaan Sosial Pada
Keahlian Pekerja Sosial .....................................................................121
b. Kontribusi Kewirausahaan Sosial
Pada Pengetahuan Pekerja Sosial .................................................126
c. Kontribusi Kewirausahaan Sosial
Pada Sikap Pekerja Sosial.................................................................128
d. Hambatan Kewirausahaan Sosial
Pada Pengembangan SDM ...............................................................136
vii
BAB V Konsep, Realitas, dan Kontribusi Social
Entrepreneurship ............................................................................ 145
5.1 Konsep Kontribusi Kewirausahaan Sosial .................................146
a. Karakteristik Kewirausahaan
Sosial Pada Pekerja Sosial ..........................................................146
b. Aktivitas Kewirausahaan Sosial Pada
Pekerja Sosial ...................................................................................155
5.2 Realitas Keberadaan Kewirausahaan Sosial Pada Pekerja
Sosial ............................................................................................................164
a. Kewirausahaan sosial sebagai
pendukung praktik sosial..............................................................164
b. Kewirausahaan sosial sebagai
pertukaran nilai (value exchange) .............................................167
c. Kewirausahaan sosial sebagai
perpaduan nilai (value mix) .........................................................167
viii
5.5 Proposisi ......................................................................................................239
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1
Perdebatan ilmiah tentang teori, definisi dan karakteristik
kewirausahaan sosial (social entrepreneurship) sampai saat ini
masih terus berlanjut.
Para ahli dan praktisi terus berpendapat bahwa
kewirausahaan sosial bukanlah sekedar menjalankan prinsip
bisnis dan sosial saja.
Lebih dari itu, kewirausahaan adalah ilmu multidisiplin yang
tentu saja terdapat konsep maupun karakteristik lain yang harus
di kaji lebih mendalam.
Sebagaimana diungkapkan oleh Nicholls (2008), bahwa
kewirauasahaan sosial masih dalam tahap pencarian jati dirinya
mengenai teori, definisi maupun karakteristiknya nya yang akan
terus berkembang.
Teori kewirausahaan sosial (social entrepreneurship) pada
pekerja sosial di kota Jayapura yang dilatarbelakangi oleh
fenomena pekerja sosial yang mempraktikan kewirausahaan sosial
di sana dan bertujuan untuk membantu masyarakat yang sedang
menghadapi permasalahan sosial.
Aktivitas kewirausahaan yang dijalankan pada umumnya
bersumber pada perpaduan antara prinsip ekonomi dan sosial.
Namun, saat ini yang berlaku pada pekerja sosial setempat
bukanlah perpaduan antara prinsip ekonomi dan sosial untuk
mencapai nilai-nilai ekonomi dan sosial semata, tetapi juga
terdapat aktivitas lainnya yang justru lebih banyak dilakukan dan
2
menjadi pencapaian paling penting dari tujuan yang sesungguhnya
untuk diraih.
Fenomena kewirausahaan sosial (social entrepreneurship) di
dunia sebenarnya telah berkembang pada tahun 2004, seperti
persentase 6,6% dari populasi penduduk di Inggris yang terlibat
dalam beberapa jenis kegiatan yang berfokus pada masyarakat
atau tujuan sosial, melalui start-up venture or as owner-managers
of that venture.
Selain itu, terdapat penghargaan bagi praktisi, seperti Skoll
Foundation’s Award for Social Entrepreneurship and Fast Company
magazine’ s Social Capitalist Awards bagi pelaku–pelaku yang
sukses dalam bidang kewirausahaan sosial.
Perhatian kewirausahaan sosial secara global mendapatkan
momentumnya ketika Muhammad Yunus mendapatkan hadiah
Nobel Perdamaian 2006 karena memelopori pengembangan kredit
mikro dan bisnis sosial (Grameen Bank).
Gairah kewirausahaan sosial di Indonesia mulai tumbuh, hal
ini ditandai dengan maraknya seminar/lokakarya/tentang
kewirausahaan sosial, berdirinya pusat studi kewirausahaan sosial
di beberapa kampus, dan terbentuknya Asosiasi Kewirausahaan
Sosial Indonesia (AKSI) pada tanggal 16 November 2009.
Fenomena di atas menunjukkan bahwa banyak pihak yang
meyakini bahwa kewirausahaan sosial merupakan salah satu
3
solusi yang sangat diperlukan untuk mengatasi masalah-masalah
sosial di Indonesia.
Sementara itu, fenomena kewirausahaan sosial di Kota
Jayapura saat ini mulai berkembang.
Hal ini ditandai dengan banyaknya penggiat–penggiat usaha
sosial (social entrepreneur) yang banyak melakukan aktivitasnya di
Kota Jayapura.
Wirausahawan sosial kebanyakan berfokus pada upaya–upaya
perbaikan masalah sosial seperti pengentasan kemiskinan,
kekerasan pada anak atau eksploitasi, pendampingan ODHA serta
pemberdayaan masyarakat dan pendidikan serta pelatihan dalam
rangka peningkatan dan pengembangan kualitas sumber daya
manusia.
Menurut Ryszard Praszkier dan Anderzej Nowak (2012) social
entrepreneurship 5 (lima) karakter utama dalam kewirausahaan
sosial, di antaranya: misi sosial, inovasi sosial, perubahan sosial,
semangat kewirausahaan, kepribadian.
Jika dikaitkan dengan permasalahan yang terjadi pada pekerja
sosial di Kota Jayapura adalah sebagai berikut :
1) Kurangnya tekad dalam melakukan misi sosial sebagai tujuan
4
2) Model pendidikan dan pelatihan yang kurang menyentuh
masyarakat.
5
6) Kepribadian yang cenderung lokalistik dan tertutup, artinya
percaya (trust).
6
itu sendiri seperti bagaimana mereka mampu menolong dirinya
7
baik seperti masalah pendidikan, kesehatan, dan ekonomi padahal
ekonominya.
8
Table 1.1. Rata-rata Lama Sekolah di Provinsi Papua
Menurut Kabupaten/Kota, 2013 – 2017
Kabupaten/ Tahun
Kode
Kota
2013 2014 2015 2016 2017
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
9401 Merauke 7.60 7.74 7.88 8.03 8.23
9402 Jayawijaya 3.92 4.26 4.31 4.36 4.39
9403 Jayapura 8.30 8.67 9.05 9.33 9.41
9412 Mimika 8.70 8.72 8.75 8.83 9.30
9413 Boven Digoel 6.80 7.02 7.24 7.47 7.50
9414 Mappi 5.30 5.46 5.71 5.92 5.96
9415 Asmat 4.18 4.23 4.28 4.33 4.34
9416 Yahukimo 1.78 2.00 2.94 3.78 3.97
Pegunungan
9417 1.54 1.64 1.76 1.88 1.97
Bintang
9418 Tolikara 2.46 2.76 2.88 3.00 3.04
9419 Sarmi 5.93 6.35 7.00 7.27 7.89
9420 Keerom 4.88 5.23 5.52 6.45 6.57
9426 Waropen 8.00 8.31 8.40 8.50 8.53
9427 Supiori 7.26 7.52 7.78 8.06 8.11
Mamberamo
9428 4.15 4.24 4.33 4.42 4.44
Raya
9429 Nduga 0.25 0.37 0.49 0.60 0.63
9430 Lanny Jaya 2.00 2.11 2.35 2.55 2.60
Mamberamo
9431 2.08 2.12 2.15 2.18 2.40
Tengah
9432 Yalimo 1.54 1.76 1.78 1.80 2.07
9433 Puncak 1.05 1.21 1.37 1.40 1.43
9434 Dogiyai 3.40 3.61 4.44 4.76 4.87
9
9435 Intan Jaya 2.02 2.09 2.16 2.32
9436 Deiyai 2.16 2.51 2.87 2.95
9471 Kota Jayapura 10.62 10.71 10.80 10.88 11.09
Jika dibandingkan dengan daerah lain di Provinsi Papua, Kota
10
(sumber:http://www.wartaplus.com/ipm-kotaJayapura-
Provinsi Papua secara umum pada taraf kehidupan yang lebih baik.
11
yang kurang produktif dan terkesan enggan untuk berusaha keras
mereka berada.
12
dalam melaksanakan misi sosialnya, (2) mempunyai kemampuan
dimulai dari dunia, ide, dan pemahaman para pekerja sosial itu
13
sosial/budaya yang memang hidup dan terbentuk dikalangan
mereka sendiri.
14
BAB II
Social Entrepreneur
15
2.1 Pekerja Sosial
keterampilan.
16
maupun masyarakat yang membutuhkannya sesuai dengan
17
Pada prinsipnya, definisi tersebut menekankan bahwa
mereka.
18
Adapun peranan-peranan seorang pekerja sosial dalam
19
3) Pembela. Peranan pekerja sosial disini sebagai pembela
20
untuk mengembangkan praktik profesionalnya, sehingga
sosial (TKS).
suatu profesi.
sama dan keserasian, pasti ada juga yang tidak serasi, tidak
22
Kehadiran pekerja sosial di ranah pekerjaan sosial di bidang
lebih sejahtera.
pemangku kebijakan.
23
pekerja sosial yang seharusnya dilakukan oleh pekerja sosial
perhatian konsumennya.
24
masyarakat yang cenderung tertutup, sehingga terkadang sulit
tujuan pekerjaannya.
25
dan pelatihan (diklat) bagi para pekerja sosial serta telah
pelayanan sosial.
misi sosial yang mereka miliki adalah embrio dari sikap empati
26
yang mereka tunjukan dalam aksi sosialnya sehingga apabila
27
pekerja sosial tidak lagi tergantung pada donasi ataupun
(business enterprise).
29
Tujuan sosial atau lingkungan mereka adalah pusat dari
bahwa:
pasar
30
(2) Pendekatan enterprise, menggunakan teknik/mesin
menghasilkan uang)
31
Berdasarkan uraian di atas, social enterprise
Cuma-Cuma).
belahan dunia.
eksplisit
32
2) Inisiatif dikeluarkan oleh sejumlah atau sekelompok
warga masyarakat
kepemilikan saham/modal.
aktivitas.
33
Orang-orang seperti itu sangat langka dan beragam
begitu menakjubkan.
yang ada saat ini, (4) terlibat dalam proses inovasi yang
34
Pendapat lainnya, Bornstein (1998) yang melihat
dalam jangka pendek yang masuk pada sistem yang ada dan
35
CEO pendiri Ashoka adalah William (Bill) Drayton yang
terbaik di Amerika.
Entrepreneurship”.
36
sosial yang lebih luas dari ide-ide nya, (4) memiliki
37
Lebih lanjut lagi Mair (2006), yang menjelaskan bahwa
lingkungannya.
38
Hal ini dikarenakan seorang wirausahawan sosial harus
39
Orang kreatif secara umum dapat diartikan sebagai
yang out of the box dan dari berbagai sudut pandang mereka
40
melalui start-up venture or as owner-managers of that
venture.
41
Meskipun demikian bibit-bibit kewirausahaan sosial
Ciputra, Surabaya.
mereka.
2011).
42
atau pemegang saham (shareholders) (Noruzi, Westover, &
Rahimi, 2010).
kewirausahaan sosial.
43
Jika diibaratkan sebagai sebuah kontinum, maka social
44
1) Aktivitas bisnis dengan tujuan sosial sebagai hal yang
45
3) Mereka melakukan hal-hal dimuka (paling tidak) dengan
umumnya
pengambilan keputusan
46
enterprise) dengan perusahaan bisnis biasa (mainstream
enterprise).
47
(3) Meleburkan diri dalam proses inovasi berkelanjutan,
48
Kewirausahaan sosial pada prinsip definisinya
dan lainnya.
nya.
49
Praszkier dan Nowak (2012) yang telah berhasil
aktifitasnya.
50
Alvord (2004), menyatakan bahwa tantangan dalam
atau di pecahkan.
51
dan hambatan-hambatan yang dihadapi oleh para social
entrepreneur.
52
sosial dan pekerja sosial baik secara organisasi maupun
individu.
melakukan itu.
53
Sejalan dengan penjelasan tersebut, Borstein (2004)
sosial.
54
juga mempunyai kelemahan pada ketekunan diri
sosial.
55
Kramer (2005) mengatakan bahwa pada prinsipnya,
Boschee (2008).
56
yang telah dijelaskan sebelumnya, kreatifitas adalah
57
perubahan serta inovasi kemudian pada akhirnya
58
perubahan sosial pada masyarakat, meskipun risiko nya
miliki.
59
sumber yang tersembunyi yang terdapat di lingkungan
wirausaha sosial.
61
Manusia sebagai insan menjadi perhatian utama dalam
62
Pembangunan manusia sebagai sumber daya
manajemen.
63
investasi SDM, diantaranya pendidikan formal, pendidikan
di dalam organisasi.
kesehatan (Ancok,2002).
64
sebuah konteks pembangunan, modal manusia sebagai
65
Namun demikian, yang perlu kita ingat bersama bahwa
berkembang.
meningkatkan kinerja.
manusia.
66
Selain itu, HRD memiliki tiga area aplikasi penting:
67
Kemampuan fisik adalah kemampuan yang diperlukan
skills).
68
menghadapi dan menyelesaikan permasalahan–
penciptaan kesejahteraan.
berkelanjutan.
69
Asumsinya, menurut Giddens, melalui program-
lebih baik.
70
pendukung yang kuat untuk mendorong pertumbuhan
ekonomi.
pemberdayaan sosial.
ekonomis.
71
upaya mendorong terciptanya kesejahteraan. Ketimbang
masyarakat.
72
Unsur terpenting dan dapat dipandang sebagai syarat
(trust).
73
perubahan ditengah–tengah masyarakat yang sangat
memecahkan permasalahannya.
berkembang.
74
desa-desa terpencil masih sangat kurang, dan masih
diselesaikan.
75
Kewirausahaan sosial, atau yang sering didengar
masyarakat lokal.
76
bagaimana lembaga nirlaba dapat menjalankan
lain-lain.
77
Perubahan tersebut misalnya dengan semakin
lain sebagainya.
itu sendiri.
tidak tertinggal.
masyarakatnya.
78
Usaha yang terkadang gagal tersebut kemudian
pemberdayaan masyarakat.
79
Berbeda dengan wirausaha yang memang money
80
Seperti di beberapa negara maju, baik pemerintah
81
yang berkepentingan, misalnya calon pelaku
kewirausahawan sosial.
82
untuk membantu dan memperbaiki keadaan serta
83
orang tersebut secara emosional dan mendalam
84
mulia yaitu membantu masyarakat keluar dari
perekonomian keluarganya.
85
LINGKUNGAN
PEKERJA SOSIAL
MASYARAKAT
PEMERINTAH
KEWIRAUSAHAAN SOSIAL
Kontribusi
Konsep Realitas keberadaan Perlunya Kewirausahaan
Kewirausaha Kewirausahaan Kewirausah Sosial Pada
an Sosial Sosial Pada Pekerja aan Sosial PengembanganS
Pada Pekerja Sosial Bagi Pekerja DM
Sosial Sosial
Karakteristi
Pemaknaan atas Fungsi dan
k dan Apakah
tujuan
Aktivitas keberadaan ada
Kewirausa
Kewirausah Kewirausahaan haan Sosial Hambatan?
aan Sosial Sosial
Jika ada
bagaimana
solusinya?
,KEWIRAUSAHAAN SOSIAL
PADA PEKERJA SOSIAL
DI KOTA JAYAPURAi
SOLUSI
82
BAB III
Aktivitas dan Karakteristik
Pekerja Sosial di Kota Jayapura
83
3.1 Sejarah Pekerja Sosial di Kota Jayapura
a. Pekerja Sosial di Kota Jayapura
Kota Jayapura, sebenarnya telah memiliki sejarah panjang
(Pekabar Injil).
84
sangat penting dalam mempersiapkan kota dan warganya untuk
85
Untuk meningkatkan kemampuan serta kualitas SDM nya,
Jayapura.
sebagai berikut :
No Kategori Jumlah
1Pekerja Sosial Masyarakat 3.159
2Organisasi Sosial 718
3Dunia Usaha 72
4Wahana Kesejahteraan Sosial Berbasis 43
Masyarakat
Sumber : BBPPKS Regional VI Papua 2017
86
penduduk sebanyak 3.207.444 juta jiwa, Badan Kependudukan
bonus demografinya.
berada pada tataran usia produktif yaitu berada pada level usia
87
Hanya 2 (dua) orang pekerja sosial yang telah menempuh
tahun.
pemanfaatan sosial.
88
jalankan bukan hanya perpaduan antara prinsip ekonomi dan
b. Aktivitas ekonomi
Aktivitas ekonomi yang dilakukan oleh pekerja sosial di
sosialnya.
89
Kategori ini berlaku umum sebagaimana teori-teori
praktik kewirausahaannya.
c. Aktivitas sosial
Kewirausahaan sosial tentunya menjadi bisnis yang
90
Aktivitas sosial pada wirausahawan sosial setempat sangat
anak jalanan.
sosial.
d. Aktivitas Spritual
Selain aktivitas ekonomi dan sosial, kewirausahaan sosial
kewirausahaan sosialnya.
91
Aktivitas spiritual yang dilakukan biasanya dilaksanakan
tertentu.
92
Definisi karakteristik adalah suatu pembeda dari
93
BAB IV
Visi dan Misi Dalam
Social Entrepreneurship
94
4.1 Misi Sosial
Karakteristik kewirausahaan sosial tentunya harus
95
sesama pekerja sosial yang saling bahu membahu melakukan
dan kemanusiaan.
sosial setempat.
96
4.2 Inovasi dan Belajar Sosial
Inovasi terjadi karena perasaan tidak puas terhadap
sebagai suatu alat dan bukan suatu tujuan, tujuan dari suatu
entrepreneurship.
97
Di sisi lain, inovasi sosial tidak terbatas pada masalah
entrepreneurship.
98
Gambar 4.2 Inovasi Sosial dan Belajar Sosial Dalam
Kewirausahaan Sosial
(diolah dengan QSR NVivo 12 Plus)
4.3 Kepercayaan
Kepercayaan adalah kemauan seseorang untuk bertumpu
99
Dalam aktivitas kewirausahaan sosialnya, pekerja sosial di
kehidupan masyarakat.
100
harapannya terkait sumber daya terpenting dalam
terselesaikan.
setempat.
4.4 Spiritual
Spiritual sebagaimana dikutip Rahmat (2002) dari Frankl,
101
seperti keinginan untuk memberi makna, visi, orientasi,
superego.
diyakini.
102
Disebut aspek kognitif karena aktivitas yang dilakukan
spiritual.
tertinggi.
103
Dalam kaitannya dengan kewirausahaan sosial, Aburdene
korporasi.
104
Spiritual dalam dunia mereka sebagai cara untuk
menjalankan profesinya.
105
Dengan demikian, dapat dijelaskan bahwa karakteristik
sosialnya.
106
modal utama dalam aktivitas kewirausahaan sosial dimana
107
sosial, inovasi sosial, perubahan sosial, semangat
oleh pekerja sosial terdiri dari misi sosial, inovasi dan belajar
108
Wirausaha sosial jelas berbeda dengan usaha–usaha
109
Sebagai makhluk sosial tentunya manusia merupakan
masyarakat.
dari masyarakat.
110
Hart (2002) menggaris bawahi bahwa kewirausahaan
111
pekerja sosial tidak lagi bersifat altruistik melainkan
bersifat produktif.
kegiatan mereka.
112
Pihak-pihak yang skeptis tersebut memandang tujuan
diimplementasikan.
113
sosial yang terjadi di tengah–tengah masyarakat yang
114
c. Kewirausahaan Sosial Sebagai Tujuan Spiritual
Kewirausahaan sosial pada pekerja sosial bukanlah
keadaannya.
115
Kesuksesan didunia dapat ditempuh dengan
terpisahkan.
116
etika, estetika maupun logika, yang meliputi nilai-nilai
sia pada sisi lainnya, yakni pelaku yang tangguh dalam mem-
117
Pengetahuan, keterampilan, dan keahlian harus
118
dan maju menjadi bangsa besar yang sejajar dengan bangsa
maju lainnya.
produktivitas kerja.
(Fattah, 2004).
119
Keenam komponen modal manusia ini akan muncul dalam
yang dimiliki.
120
Perbedaan karakter masyarakat, suku dan budaya
121
Namun, pekerja sosial di kota Jayapura menjadikan
jalankan.
122
dalam pekerjaan sosialnya hingga mencari solusi sesuai
praktiknya.
123
orang yang kreatif dan inovatif akan meningkatkan skill dari
setempat.
124
belajar pada orang lain dan belajar pada pengalaman-
keberadaan mereka.
formal.
125
oleh hasil dari proses mencari tahu melalui pengalaman–
mereka jalankan.
bagaimana menyelesaikannya.
126
Dalam artian kewirausahaan sosial yang selama ini
127
c. Kontribusi Kewirausahaan Sosial Pada Sikap Pekerja
Sosial
Selain berkontribusi pada keahlian dan pengetahuan
sosial.
dipilihnya.
128
pikiran pekerja sosial dalam menjalankan praktik bisnis
dan sosialnya.
129
merupakan sesuatu yang baru dan merupakan
130
dana yang dipercayakan kepada mereka, dengan demikian
mereka gunakan.
131
mereka bisa lebih mendekatkan diri kepada Tuhan dan
mereka.
132
Kecerdasan spiritual merupakan kecerdasan jiwa yang
orang lain.
133
sosial yang membuat pekerja sosial lebih kreatif dan
134
kewirausahaan sosial mampu membuat mereka lebih
135
Belum adanya modul praktik dan juga pelatihan–
kewirausahaan sosialnya.
praktik sosialnya.
136
Belum adanya legalitas dalam bentuk sertifikasi
negeri.
137
sosial dalam melaksanakan praktik kewirausahaan
sosialnya.
permasalahan tersebut.
hadapi.
138
pekerja sosial seperti peran tokoh adat yang dianggap bisa
dipilih.
139
kemampuan tersebut lah sebagai dasar untuk mendekati
tersebut.
140
tugas dan tanggung jawab pemerintah untuk
masyarakat.
kewirausahaan sosialnya.
141
Hal tersebut mempengaruhi kehalian dan pengetahuan
praktik–praktik sosialnya.
142
pekerja sosial melalui kewirausahaan sosial yang akan
143
BAB V
Konsep, Realitas, dan Kontribusi Social
Entrepreneurship.
144
5.1 Konsep Kontribusi Kewirausahaan Sosial
a. Karakteristik Kewirausahaan Sosial Pada Pekerja
Sosial
Karakteristik kewirausahaan sosial pada pekerja sosial
sebagai berikut ;
145
Menolong orang lain merupakan kebutuhan akan
146
dapat di mengerti, karena pada praktiknya panggilan hati
kehidupan masyarakat.
147
dilakukan oleh setiap pekerja sosial dalam praktik
kewirausahaannya.
masyarakat.
nya.
148
oorang lain maupun pengalaman–pengalaman yang pernah
praktik sosialnya.
ciptakan.
149
Ketiga kepercayaan.
juga aktivitasnya.
sosialnya.
150
Hal tersebut dipandang dapat mempermudah pekerja
sosialnya.
151
Keempat spiritual.
semata.
kepada Tuhan.
152
terhadap apa yang telah Tuhan berikan pada kehidupannya
umat beragama.
153
lakukan didunia itulah keuntungan yang sesungguhnya
154
seperti mendirikan unit bisnis untuk mendapatkan
tujuan–tujuan sosialnya.
kegiatan positif.
155
Apa yang dilakukan oleh Arum dengan memanfaatkan
156
Dalam bisnisnya, tidak ada patokan harga yang berlaku
sosialnya dilapangan.
157
sebagai pekerja sosial professional menawarkan jasa
melanjutkan pendidikannya.
158
bantuan usaha melalui koperasi sosial yang didirikannya
159
Aktivitas sosial yang ada pada pekerja sosial dimaknai
komunitasnya.
160
dalam melakukan intervensi–intervensi dan perbaikan
masalah sosial.
selama ini.
selama ini.
161
rasa syukur atas limpahan berkah dan keselamatan dalam
kehidupannya.
162
5.2 Realitas Keberadaan Kewirausahaan Sosial Pada Pekerja
Sosial
Kewirausahaan sosial yang dilakukan oleh pekerja sosial
juga tujuan–tujuannya.
163
untuk kebutuhan–kebutuhan praktik sosialnya, meskipun
164
bisnis utamanya dengan pemanfaatan media sosial yang
kewirausahaan sosial.
165
b. Kewirausahaan sosial sebagai pertukaran nilai (value
exchange).
Kewirausahaan sosial dengan cara mendirikan unit
(social value).
166
sosial semata, jauh lebih dari itu kewirausahaan sosial yang
spiritual.
yang dilakukannya.
167
penelitian menemukan bahwa ada nilai baru yang
kota Jayapura.
168
kewirausahaan sosial yang berlaku secara umum
professional.
169
Untuk itu, kewirausahaan sosial bagi pekerja sosial sangat
praktiknya.
170
masyarakat yang memerlukan bantuan atas permasalahan
sosialnya.
pengalaman pribadinya.
171
b. Kewirausahaan sosial sebagai panggilan kemanusiaan
dan professional bagi pekerja sosial.
Kewirausahaan sosial pada pekerja sosial selain
172
terhadap profesionalisme nya melalui praktik dan aktivitas
173
pekerja sosial sehingga dengan kewirausahaan sosial rasa
permasalahan sosial.
174
Selain agar lebih mendekatkan diri pada Tuhan, melalui
masalah sosialnya.
kehidupannya.
di kota Jayapura.
175
mengalami permasalahan sosial melalui aspek spiritual
secara umum.
ini.
176
Kemudian akan dijelaskan pula tentang bagaimana dan
Jayapura.
177
Sebagian besar pekerja sosial dalam mendirikan
setempat.
sosial.
setempat.
178
Kreatifitas dan inovasi yang dirangsang oleh
keberadaan mereka.
formal.
179
solusi–solusi baru terkait penyelesaian permasalahan sosial
membantu masyarakat.
sosial.
180
itervensi yang harus dilakukan terhadap permasalahan
learning).
181
pemanfaatan media sosial terkait dengan pancarian inovasi
182
mendapatkan dukungan, baik dukungan sosial maupun
spiritualnya.
183
Kecerdasan spiritual terbangun melalui aktivitas dan
masyarakat.
kehidupannya.
184
hambatan, realitas yang terjadi pada pekerja sosial
sosial.
185
mendekati masyarakat dan juga dapat mempelajari adat
sosial.
186
Namun, disampaikan bahwa kedepannya pemerintah
permasalahan sosial.
187
Disamping itu, melalui pendidikan dan pelatihan formal
social learning.
188
karakteristik kewirausahaan sosial terdiri dari 5 (lima)
(5) kepribadian.
membutuhkan pertolongannya.
189
berbuat sesuatu yang dapat menyelesaiakan permasalahan-
sepanjang hidupnya.
190
Keberhasilan proses belajar dipengaruhi oleh faktor
lingkunganya.
mempengaruhi lingkungan.
191
yang seringnya berinteraksi dengan orang-orang ataupun
lingkungannya.
192
seperti sekarang sangat mudah bagi mereka untuk belajar
(modeling).
193
Fokus pada orang yang ditiru, ia memperhatikan
perhatian.
ingatannya.
pengulangan motorik.
194
Fase yang terakhir menurut Bandura adalah fase
menjadi tindakan.
195
mengalaminya secara fisik terlebih dahulu. Karena pikiran-
tertentu.
terjadi di lingkungannya.
196
Praktik kewirausahaan sosial yang mereka bangun
ada yang mereka lihat dan amati lalu pelajari dan ciptakan
197
sebagaimana yang dijelaskan oleh Bandura mengenai 3
198
Namun semua itu merupakan hasil dari proses
sosialnya.
199
kenyataannya bukanlah sebagai “kewajiban” dan tuntutan
200
merupakan perpaduan antara nilai ekonomi (economyc
sosialnya.
201
Namun, yang dapat dibantah adalah mengenai elemen
ekonomi semata.
kewirausahaan sosialnya.
202
Selanjutnya economic activity, pada kenyataannya
sosial setempat.
sepenuhnya berlaku.
203
dengan jalan menukarkan aktifitas sosialnya dengan
setempat.
204
kewirausahaan sosial terdapat aktivitas ekonomi dan sosial
205
Semangat kewirausahaan (entrepreneurial spirit) dan 5)
Kepribadian (personality).
berbeda.
206
Curry (2016) yang didukung oleh Gonzales (2017)
permasalahan sosial.
tujuan–tujuan sosialnya.
207
Dalam realitasnya, kewirausahaan sosial bagi pekeja
harus dilakukan.
mereka tolong.
208
meningkatkan rasa empati pada diri pekerja sosial.
orang lain.
209
dunia nyata (perspektif emik) secara menyeluruh dengan
tindakannya.
210
Pembelajaran sosial mampu meningkatkan kreatifitas,
memecahkan permasalahan.
211
menjadi tumpuan dan harapannya menyelesaikan
permasalahan sosial.
dia percaya.
212
Pekerja sosial memiliki kehidupan batin dalam diri
bagi mereka.
213
yang memiliki kecerdasan spiritual (spiritual quotient)
mereka miliki.
ini.
214
Hambatan-hambatan ini tentunya mempengaruhi
sosialnya.
215
LINGKUNGAN
Pekerja Sosial
Masyarakat
Pemerintah
Realitas Kewirausahaan
Sosial Pada Pekerja Sosial
Konsep Perlunya
Sebagai pendukung praktik
Kewirausahaan Sosial Kewirausahaan
sosial.
Pada Pekerja Sosial Sosial Bagi
1. Sebagai pertukaran nilai
1. Karakteristik PekerjaSosial
(value exchange)
- Misi 1. Sebagai
- Economic Value
Sosial tanggung jawab
- Social Value
- Inovasi sosial.
- Spiritual Value
dan 2. Sebagai
2. Sebagai perpaduan nilai
Belajar panggilan
(value mix)
Sosial kemanusiaan
- Economic Value
- Keperca dan profesional.
- Social Value
yaan 3. Sebagai tujuan
- Spiritual Value
- Spiritual spiritual
2. Aktivitas
- Ekonomi
- Sosial
- Spiritual
KEWIRAUSAHAAN SOSIAL
PADA PEKERJA SOSIAL
DI KOTA JAYAPURA
Gambar 5.1
Kewirausahaan Sosial Pada Pekerja Sosial di Kota Jayapura
238
5.5 Proposisi
Kewirausahaan sosial pada pekerja sosial di kota Jayapura
sosial.
a. Proposisi Minor
1. Konsep kewirausahaan sosial pada pekerja sosial
dan spiritual.
239
kemanusiaan dan profesional serta tujuan spiritual yang
b. Proposisi Major
Kewirausahaan sosial pada pekerja sosial terbangun
240
BAB VI
RESUME
241
Kewirausahaan sosial pada pekerja sosial di Kota Jayapura
masyarakat setempat .
242
sosial sebagai ilmu yang memberikan manfaat pada permasalahan
kewirausahaan sosialnya.
243
Sebab, dalam kenyataannya secara empirik terbukti bahwa
(social activity).
244
Kedua, realitas keberadaan kewirausahaan yang dimiliki oleh
antara nilai ekononi (economic value) dan nilai sosial (social value)
245
Kewirausahaan sosial pada pekerja sosial merupakan aktivitas
246
kepentingan lainnya untuk melakukan kegiatan–kegiatan
spiritual.
“mutiara hitam”.
247
Istilah itu bukan tanpa arti, “mutiara hitam” merupakan
kota Jayapura.
248
kecerdasan spiritual baik untuk masyarakat maupun pekerja sosial
itu sendiri.
249
Melalui transfer pengetahuan dan belajar sosial, pekerja sosial
250
tuntutan kepercayaan yang mutlak harus dimiliki dalam
kewirausahaan sosial.
lapangan.
251
implementasikan pada aktivitas ekonomi, sosial dan spiritual
252
tujuan spiritual untuk menjalankan perintah Tuhan sebagai umat
masing–masing.
(attitude).
kota Jayapura.
Hal ini tentu saja selain pada perbedaan karateristik dan juga
253
Dalam artian, nilai ekonomi dan sosial hanya menyentuh
254
Dengan kompetensi dan komitmen yang tinggi pekerja sosial
masyarakatnya.
255
DAFTAR PUSTAKA
256
Bornstein, D. (1998). Changing the world on a shoestring: ab
ambitious foundation promotes social change by finding ‘social
entrepreneurs. Atalantic Mounthly , 34-39.
257
Dees, J. G. (2001). Enterprising Non Profit: A tool for. Wiley Non
Profit Series.
258
González, M. F. (2017). Opportunity discovery and creation in
social entrepreneurship: An exploratory study in Mexico. Journal
of Business Research , 212-220.
259
Martin, R. L. (2007). Social entrepreneurship: The Case for
definition. Stanford Social Innovation Review , 5 (3), 28-39.
260
Spiritual dalam Berfikir Integralistik dan Holistik untuk
Memaknai Kehidupan. Jakarta: Mizan.
261
Thompson, J. & Doherty, B. (2006). The diverse world of social
enterprise. International Journal of Social Economics , 50-60.
262