Anda di halaman 1dari 3

Makalah Hipotermi

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hipotermi merupakan salah satu penyebab morbiditas dan mortalitas pada neonatal. Menurut laporan LB3 Dinkes
Subdinbindal Yogyakarta 2003 angka kematian bayi sebesar 281 dari 23,53/1000 kelahiran hidup. Saat ini telah
dikembangkan tindakan untuk mencegah hipotermi pada neonatal yaitu dengan menunda memandikan sampai suhu
tubuh stabil. Namun masih ada beberapa Rumah Sakit ataupun Bidan yang menggunakan prosedur memandikan
neonatal dengan mandi rendam.

1.2 Tujuan
Tujuan Umum
Mahasiswa mampu :
•    Menjelaskan tentang penyebab Hipotermi

1.3 Tujuan Khusus


Mahasiswa memiliki kemampuan untuk :
•    Menjelaskan Beberapa Penyebab Hipotermi
•    Mengidentifikasikan Gejala Hipotermi.
•    Mengetahui Proses Terjadinya Hipotermi 
•    Mengetahui Cara Pengobatan Dab Pencegahan Terhadap Hipotermi

BAB II
TINJUAN PUSTAKA

Hipotermi
(1)    Bayi yang mengalami hipotermi biasanya mudah sekali meninggal. Tindakan yang harus dilakukan adalah
segera menghangatkan bayi di dalam inkubator atau melalui penyinaran lampu.
(2)    Cara lain yang sangat sederhana dan mudah dikerjakan setiap orang ialah metode dekap, yaitu bayi diletakkan
telungkup dalam dekapan ibunya dan keduanya diselimuti agar bayi senantiasa hangat.
(3)    Bila tubuh bayi masih dingin, gunakan selimut atau kain hangat yang diseterika terlebih dahulu yang
digunakan untuk menutupi tubuh bayi dan ibu. Lakukan berulangkali sampai tubuh bayi hangat. Tidak boleh
memakai buli-buli panas, bahaya luka bakar.
(4)    Biasanya bayi hipotermi menderita hipoglikemia sehingga bayi harus diberi ASI sedikit-sedikit dan sesering
mungkin. Bila bayi tidak dapat menghisap beri infus glukosa 10% sebanyak 60-80 ml/kg per hari.
Manajemen Hipotermi
Pengertian :  Menghangatkan kembali dan mempertahankan pasien yang suhu tubuhnya dibawah 35oC
Tujuan :  Memberikan rasa nyaman dan mempertahankan pasien pada suhu normal
Kebijakan :  Diberikan kepada pasien yang mengalami penurunan suhu tubuh di bawah normal

BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pengertian Hipotermi
Bayi hipotermi adalah bayi dengan suhu tubuh dibawah normal (kurang dari 36,5 C). Hipotermi merupakan salah
satu penyebab tersering dari kematian bayi baru lahir, terutama dengan berat badan kurang dari 2,5 Kg.
•    Hipotermi dibedakan atas :
1.    stres dingin (36 -36,50 C)
2.    hipotermi sedang (32 -360 C)
3.    hipotermi berat (dibawah 320 C)
•    Bayi-bayi yang sangat rawan terhadap hipotermi yaitu :
1.    bayi kurang bulan / prematur
2.    bayi berat lahir rendah
3.    bayi sakit

3.1 Penyebab Hipotermi


Berikut penyebab terjadinya penurunan suhu tubuh pada bayi :
1.    Ketika bayi baru lahir tidak segera dibersihkan, terlalu cepat dimandikan, tidak segera diberi pakaian, tutup
kepala, dan dibungkus, diletakkan pada ruangan yang dingin, tidak segera didekapkan pada ibunya, dipisahkan dari
ibunya, tidak segera disusui ibunya.
2.    Bayi berat lahir rendah yaitu bayi lahir dengan berat badan kurang dari 2,5 kg atau bayi dengaan lingkar lengan
kurang dari 9,5 cm atau bayi dengan tanda-tanda otot lembek, kulit kerput.
3.    Bayi lahir sakit seperti asfiksia, infeksi sepsis dan sakit berat.

3.3 Gejala Hipotermi


1.    Kaki dan tangan bayi teraba lebih dingin dibandingkan dengan bagian dada
2.    Aktivitas berkurang
3.    Kemampuan menghisap lemah
4.    Tangisan lemah
5.    Ujung jari tangan dan kaki kebiruan

3.4 Proses Terjadinya Hipotermi


Penurunan suhu tubuh pada bayi terjadi melalui :
1.    Evaporasi (menguapnya cairan dari kulit bayi yang basah)
2.    Radiasi (memancarnya panas tubuh bayi ke lingkungan sekitar yang lebih dingin)
3.    Konduksi (pindahnya panas tubuh apabila kulit bayi langsung kontak dengan permukaan yang lebih dingin)

3.5 Pengobatan Hipotermi


Mengatasi bayi hipotermi dilakukan dengan cara :
1.    Melaksanakan metode kanguru, yaitu bayi baru lahir dipakaikan popok dan tutup kepala diletakkan di dada ibu
agar tubuh bayi menjadi hangat karena terjadi kontak kulit langsung.Bila tubuh bayi masih teraba dingin bisa
ditambahkan selimut.
2.    Bayi baru lahir mengenakan pakaian dan selimut yang disetrika atau dihangatkan diatas tungku.
3.    Menghangatkan bayi dengan lampu pijar 40 sampai 60 watt yang diletakkan pada jarak setengah meter diatas
bayi.
4.    Meminta pertolongan kepada petugas kesehatan terdekat.
5.    Dirujuk ke rumah sakit.

3.6 Pencegahan Hipotermi


Melakukan tujuh rantai hangat, yaitu :
1.    Menyiapkan tempat melahirkan yang hangat, kering, bersih, penerangan cukup.
2.    Memberi asi sedini mungkin dalam waktu 30 menit setelah melahirkan agar bayi memperoleh kalori.
3.    Mempertahankan kehangatan pada bayi.
4.    Memberi perawatan bayi baru lahir yang memadai.
5.    Melatih semua orang yang terlibat dalam pertolongan persalinan / perawatan bayi baru lahir.
Menunda memandikan bayi baru lahir :
1.    Pada bayi normal tunda memandikannya sampai 24 jam.
2.    Pada bayi berat badan lahir rendah tunda memandikannya lebih lama lagi.

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Hipotermi pada bayi baru lahir perlu mendapat perhatian dari para petugas kesehatan dan khususnya calon ibu yang
akan memiliki anak. Mereka perlu memiliki pengetahuan tentang bagaimana cara memperlakukan bayi pertama kali
ketika lahir.
Penanganan yang salah terhadap bayi bisa menyebabkan dampak negatif bagi mereka. Sebagai contoh terjadinya
hipotermi pada bayi disebabkan oleh kebiasaan / perilaku yang salah seperti mengeringkan dan membersihkan tubuh
bayi menunggu setelah plasenta lahir, memandikan bayi dilakukan segera setelah lahir, membersihkan lemak bayi
segera setelah lahir, memercikkan air hangat / air dingin / air kembang / minyak wangi pada bayi baru lahir yang
tidak menangis (untuk merangsang pernafasan) , mengosok tubuh bayi dengan minyak kayu putih / obat gosok , bayi
baru lahir tidak segera didekapkan / dipisah /tidak segera disusui oleh ibunya. Semua kebiasaan diatas justru
mengakibatkan penurunan suhu tubuh pada bayi.
Hipotermi merupakan salah satu penyebab tersering dari kematian bayi baru lahir. Oleh karena itu para petugas
kesehatan harus melakukan tindakan pencegahan terjadinya hipotermi di tingkat pelayanan dasar. Sebaiknya para
petugas kesehatan memiliki penguasaan dalam mencegah dan menangani hipotermi pada bayi baru lahir untuk
memberikan dampak positif yang sangat berarti dalam mencegah terjadinya kematian. Begitu pula dengan ibu,
penolong persalinan, dan keluarga di rumah yang bisa dengan mudah mencegah terjadinya hipotermi.

4.2 Saran
1.    Upaya pencegahan hipotermi pada bayi baru lahir dilakukan dengan benar bila bayi dikeringkan dan melakukan
kontak kulit langsung dengan ibu.
2.    Suhu lingkungan selama dan setelah kelahiran sangat besar pengaruhnya pada bayi baru lahir. Semakin dingin
ruangan semakin besar terjadinya hipotermi.
3.    Cara terbaik mencegah hipotermi adalah mempertahankan tubuh bayi tetap hangat melalui metode ”kanguru”
dan memenuhi kebutuhan kalorinya dengan memberi ASI sedini mungkin (30 menit setelah bayi lahir).
4.    Pencegahan hipotermi sangat mudah dan dapat dikerjakan dimana saja, kapan saja, oleh siapa saja yang terlibat
dalam persalinan dan perawatan bayi.
5.    Penanganan hipotermi lebih sulit dibandingkan pencagahannya karena bila bayi mengalami hipotermi berarti
keadaannya sangat berbahaya dengan risiko sakit dan mati meningkat
6.    Bayi dengan berat lahir rendah mudah terkena hipotermi karena pusat pengatur suhu belum berfungsi baik,
kehilangan panas melalui permukaan kepala lebih besar, karena permukaan kepala bayi lebih luas daripada bagian
tubuh lainnya dan lapisan lemak bawah kulit tipis.

 
DAFTAR PUSTAKA

1.    http://bidan2009.blogspot.com/2009/02/makalah-bblr-lisa-ervina-3a-akbid.html
2.    http://jhonkarto.blogspot.com/2009/02/bayi-hipotermi.html
3.    http://netsky-red.blogspot.com/2008/10/hipotermi.html
4.    http://rioyonatanplb.blogspot.com/2009/09/hipotermi-pada-bayi-baru-lahir.html
5.    http://skripsistikes.wordpress.com/2009/07/15/new0035kp35kpkp/

Referensi :
1.    DepKes RI, 1992 Asuhan Kesehatan Anak dalam Konteks keluarga
2.    Saifudin Abdul Bahri. 2002. Buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal neonatal.YBP_SP.Jakarta
3.    JHPIEGO.2003. Panduan pengajar asuhan kebidanan fisiologi bagi dosen diploma III kebidanan. Buku 5 asuhan
bayi baru lahir,Pusdiknakes.Jakarta
4.    Modul Asuhan Persalinan Normal
POSTING L

Anda mungkin juga menyukai