Anda di halaman 1dari 4

ANALISIS KASUS AUDIT – TUGAS 1

ALW 1

KELOMPOK I

ANDI RIZKY DWI SAPUTRI (023280165)

NURWULAN SETIANI (023280129)

FITRIA DAMAYANTI SYARIF (023280159)

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

2010
Winston Batubara adalah seorang partner audit di KAP Handy, sukriyadi & Rekan. Ia sedang
dalam proses menelaah arsip audit untuk pengauditan suatu klien baru, PT Meratus Konstruksi. PT
Meratus Konstruksi menjalankan bisnis konstruksi berat. Winston melakukan penelaahan pertamanya
setelah pekerjaan lapang sebagian besar telah diselesaikan. Biasanya, ia telah menyelesaikan
penelaahan awal selama fase perencanaan sebagaimana diharuskan oleh KAP-nya; namun, ia disibukkan
oleh krisis yang terjadi pada klien paling pentingdan terbesarnya. Ia memutuskan untuk tidak menelaah
informasi perencanaan audit karena (1) audit diawasi oleh Sarah Sucipto, seorang manajer yang sangat
ia percayai, dan (2) ia dapat “memperbaiki” setiap masalah selama penelaahan akhir auditnya.

Saat ini Winton menemukan bahwa ia sedang menghadapi beberapa masalah. Pertama, ia
menemukan bahwa KAP-nya telah menerima PT Meratur Konstruksi tanpa mematuhi prosedur
penerimaan klien baru. PT Meratus Konstruksi mendtangi Handy, Sukriyadi & rekan atas rekomnedasi
dari teman Winston. Winston mendapatkan “pujian” untuk bisnis baru ini, yang sangat penting baginya
karena akan memengaruhi kompensasi yang diterimanya dari KAP-nya. Karena Winston sangat sibuk, ia
mengatakan pada Sarah untuk melakukan peninjauan kembali penerimaan klien baru dan
memberitahukannya jika ada masalah. Ia tidak mendengar kabar apa pun dari Sarah sehingga ia
menganggap semuany baik-baik saja. Ketika ia menelaah dokumentasi praperencanaan milik sarah, ia
melihat tanda centang dalam kotak “Hubungi auditor sebelumnya”, namun tidak ada perincian yang
menandakan bahwa hal tersebut sudah dilakukan. Ketika ia menanyakan pada Sarah mengenai hal
tersebut, Sarah menjawab.

“Aku sudah menghubungi Gani Mansyur (partner yang bertanggung jawab dengan auditor PT
Meratus Konstruksi yang sebelumnya) dan meninggalkan pesan suara untuknya. Ia tidak pernah
menghubungiku kembali. Lalu aku berbicara dengan Teddy Adenasi mnegenai perubahan ini, dan ia
mengatakan kepadaku bahwa ia telah memberitahu Gani mengenai perubahan ini dan Gani berkata,
‘Tidak maslalah, aku akan membantu sebisa mungkin.’ Teddy mengatakan Gani sudah mengirimkan
salinan analisis akun-akun asset tetap dan ekuitas, yang kemudian Teddy berkan padaku. Ia bertanya
pada Teddy mengapa mereka mengganti KAP Gani, dan ia katakana padaku hal itu karena masalah
kontinjensi pajak dan ukuran imbalan jasa mereka. Selain itu, Teddy mengatakan hubungannnya baik-
baik saja.”
Masalah kontinjensi pajak yang dimaksud Sarah adalah situasi dimana PT Meratus Konstruksi
mendapatkan tuntutan hokum dengan bank d mana ia mendapatkan pinjaman. Hasil dari tuntutan
hukumnya adalah bank mengampuni beberapa ratus rupiah utangnya. Hal itu merupakan angin segar
bagi PT Meratus Konstruksi dan mereka mencatatnya sebagai keuntungan, dan menganggap bahwa
keuntungan tersebut tidak dikenai pajak. Auditor sebelumnya berdebat mengenai hal ini dan bersikeras
bahwa hal tersebut menimbulkan kontinjensi pajak yang harus diungkapkan. Hal itu tidak
menyenangkan PT Meratus Konstruksi, namun perusahaan tetap setuju dengan usulan auditor tersebut
agar mereka mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian (unqualified). Sebelum menyewa Handy,
Sukriyadi & rekan sebagai auditor baru mereka, PT Meratus konstruksi meminta Handy, Sukriyadi &
Rekan untuk menelaah kondisi tersebut. Handy, sukriyadi & Rekan yakin bahwa kecil kemungkinan
terjadi kontinjensi pajak dan setuju untuk tidak melakukan pengungkapan.

Masalah kedua melibatkan kontrak jangka panjang dengan seorang pelanggan di Bangkok.
Menurut GAAP, PT Meratus Konstruksi diharuskan untuk mengakui pendapatan dari kontrak tersebut
dengan menggunakan metode persentase penyelesaian. Kontrak tersebut sebagian sudah diselesaikan
pada akhir tahun dan memiliki dampak material pada laporan keuangan. Ketika Winston menelaah
salinan kontrak tersebut dalam arsip audit, ia menemukan tiga hal. Pertama, terdapat ringkasan kontrak
yang menetapkan hal-hal penting dalam kontrak tersebut. Kedua, terdapat salinan kontrak yang ditulis
di Thailand. Ketiga, terdapat konfirmasi yang ditandatangani yang berisi konfirmasi atas kondisi dan
status kontrak tersebut. Informasi yang dibutuhkan untuk mengetahui adanya perdebatan dalam
kontrak hanyalah dari bank, dan informasi bank mengindikasikan tidak ada masalah semacam itu.

Perhatian utama Winston terhadap kontrak tersebut adalah untuk mengakui pendapatan sesuai
dengan GAAP, maka kontrak tersebut harus mengikat dan tidak dapat dibatalkan. Sering kali, kontrak-
kontrak yang berisi pasal pembatalan akan mengurangi daya ikat kontrak. Karena ia tidak memahami
bahasa Thailand, Winston tidak dapat mengatakan apakah dalam kontrak tersebut terdapat pada pasal
pembatalan semacam itu. Ketika ia menanyai sarah mengenai hal itu, ia menjawab bahwa ia sudah
meminta wakil presiden perusahaan untuk divisi Asia Tenggara mengenai kontrak tersebut dan ia
mengatakan pada Sarah bahwa kontrak tersebut merupakan kontrak standar mereka. Standar kontrak
perusahaan tidak memiliki pasal pembatalan di dalamnya, namun hal ini membutuhkan kesepakatan
kedua belah pihak dn tidak dapat dibatalkan secara sepihak oleh pembeli.

Diminta
a) Evaluasi dan didiskusikan apakah Handy, Sukriyadi & Rekan mematuhi standar audit yang yang
berlaku umum dalam menerima PT Meratus Konstruksi sebagai klien baru mereka. Apa yang
dapat mereka lakukan di titik ini dalam kontrak kerja untuk menyelesaikan kelemahan-
kelemahan yang mungkin ada ?
b) Evaluasi dan diskusikan apakah pekerjaan audit yang memadai telah dilakukan terkait dengan
kontrak PT Meratus Konstruksi dengan Bangkok. Jika tidak, hal apa lagi yang harus dilakukan ?
c) Evaluasi dan diskusikan apakah Winston dan Sarah telah berlaku sesuai dengan standar audit
yang berlaku umum.

Anda mungkin juga menyukai