Anda di halaman 1dari 14

AYAT-AYAT TENTANG PENGKORDINASIAN PENDIDIKAN

ISLAM

Mohammad Ubaidillah, M. Iqbal Bayu Difa Pratama., M. Akmal Muflif

Mahasiswa Fakultas Tarbiyah Program Studi Manajemen Pendidikan Islam

Email: Ubaidillah03911@gmail.com1 iqbalbayudifapratama@gmail.com2


muflifakmal@gmail.com3

Abstak

Secara umum pengkordinasian adalah proses pengaturan, memadukan atau


pengintegrasian kepentingan bersama untuk mencapai tujuan bersama secara
efektif dan efisien. Bisa dikatakan memadukan disini antara dua hal atau lebih
agar bisa bersama untuk mencapai sebuah tujuan yang diinginkan, dan di makalah
ini akan dibahas tentang ayat-ayat penkordinasian pendidikan islam.

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memahami apa yang dimaksud dengan
pengkordinasian pendidikan islam, memang banyak yang berpendapat atau
mempunyai pandangan sendiri-sendiri dari kata pengkordinasian pendidikan
islam, jadi makalah inimungkin hanya seklumit pembahasan dari pengkordinasian
pendidikan islam, dan nanti akan dijelaskan pula tentang ayat-ayat yang
menerangkan pengkordinasian pendidikan islam.

Kata Kunci

Pengkordinasian, Pendidikan, Islam

1
Email Penulis 1
2
Email Penulis 2
3
Email penulis 3

1
A. Pendahuluan

Koordinasi sangatlah penting dalam lingkup dunia pendidikan, karena


didalamnya terdapat banyak alur proses berjalannya kegiatan belajar mengajar dan
dalam melaksanakan kegiatan tersebut harus ada yang namanya sebuah
koordinasi. Dengan adanya koordinasi kita mengharapkan bahwasanya
diharapkan ada keserasian dan keharmonisan dalam melakukan kegiatan belajar
mengajar untuk mencapai suatu tujuan bersama, sehingga masing-masing bagian
menjadi seimbang dikarenakan koordinasi antara pendidik dan pesrta didik saling
berkesinabungan.

Kajian Pustaka

B. Ayat-ayat Pengkordinasian Pendidikan Islam

Al-Qur’an adalah sebuah kitab suci umat islam yang mencakup tentang
pedoman dalam kehidupan di dunia dan akhirat. Al-Qur’an merupakan sumber
rujukan dari berbagai aspek permasalahan, karena didalam ayat-ayat Al-Qur’an
menyimpan arti yang bersifat qouliyyah, kauniyah dan insaniyah.

Dalam ayat-ayat Al-Qur’an ada yang menjelaskan tentang pendidikan, dan


dipendidikan harus ada yang namanya pengkordinasian, dimakalah ini kita akan
menjelaskan beberapa ayat-ayat yang maknnya mempunyai hubungan dengan
pengkoordinasian.

QS. Ali Imran 3: 103 berbunyi :

‫ص َبحْ ُت ْم‬ْ ‫وب ُك ْم َفَأ‬ ِ ُ‫ف َبي َْن قُل‬ َ َّ‫ت هَّللا ِ َعلَ ْي ُك ْم ِإ ْذ ُك ْن ُت ْم َأعْ دَا ًء َف َأل‬ َ ‫َواعْ َتصِ مُوا ِب َحب ِْل هَّللا ِ َجمِي ًعا َواَل َت َفرَّ قُوا ۚ َو ْاذ ُكرُوا نِعْ َم‬
‫ون‬ َ ِ‫ار َفَأ ْن َق َذ ُك ْم ِم ْن َها ۗ َك ٰ َذل‬
َ ‫ك ُي َبيِّنُ هَّللا ُ َل ُك ْم آ َيا ِت ِه َل َعلَّ ُك ْم َت ْه َت ُد‬ ِ ‫ِبنِعْ َم ِت ِه ِإ ْخ َوا ًنا َو ُك ْن ُت ْم َعلَ ٰى َش َفا ُح ْف َر ٍة م َِن ال َّن‬

Artinya : “Berpegangteguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, janganlah


bercerai berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu
bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu sehingga dengan karunia-Nya
kamu menjadi bersaudara. (Ingatlah pula ketika itu) kamu berada di tepi jurang
neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari sana. Demikianlah Allah

2
menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk.” (QS. Al
Imran 3: 103)4

QS. Ali Imran 3: 105 berbunyi:

َ َ‫ات ۚ َوُأو ٰل‬


‫ِئك لَ ُه ْم َع َذابٌ َعظِ ي ٌم‬ ُ ‫اخ َتلَفُوا مِنْ َبعْ ِد َما َجا َء ُه ُم ْال َب ِّي َن‬ َ ‫َواَل َت ُكو ُنوا َكالَّذ‬
ْ ‫ِين َت َفرَّ قُوا َو‬

Artinya : “Janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang bercerai-berai dan


berselisih setelah sampai kepada mereka keterangan yang jelas. Mereka itulah
orang-orang yang mendapat azab yang sangat berat.”(QS. Ali Imran 3: 105)5

QS. An-Nisa’ 4: 59 berbunyi:

ِ ‫ازعْ ُت ْم فِي َش يْ ٍء َف ُردُّوهُ ِإلَى هَّللا‬ َ ‫ِين آ َم ُنوا َأطِ يعُوا هَّللا َ َوَأطِ ي ُع وا الرَّ ُس و َل َوُأولِي اَأْل ْم ِر ِم ْن ُك ْم ۖ َف ِإنْ َت َن‬
َ ‫يَا َأ ُّي َها الَّذ‬
‫ون ِباهَّلل ِ َو ْال َي ْوم اآْل خ ِِر ۚ ٰ َذل َِك َخ ْي ٌر َوَأحْ َسنُ َتْأ ِوياًل‬
َ ‫ُول ِإنْ ُك ْن ُت ْم ُتْؤ ِم ُن‬
ِ ‫َوالرَّ س‬
ِ

Artinya : “ Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul
(Nabi Muhammad) serta ululamri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Jika
kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur’an)
dan Rasul (sunahnya) jika kamu beriman kepada Allah dan Hari Kemudian. Yang
demikian itu lebih baik (bagimu) dan lebih bagus akibatnya (di dunia dan di
akhirat).”(QS. An-Nisa’ 4: 59)6

4
Dilihat QS. Ali Imran 3: 103
5
Dilihat QS. Ali Imran 3: 105
6
Dilihat QS. An-Nisa’ 4: 59

3
QS. Al-Maidah 5: 2

ۤ ‫هّٰللا‬
‫ْت ْال َح َرا َم َي ْب َت ُغ ْو َن‬ َ ‫ي َواَل ْال َقاَل ۤ ِٕى َد َوٓاَل ٰا ِّمي َْن ْال َبي‬ َ ‫ٰ ٓيا َ ُّي َها الَّ ِذي َْن ٰا َم ُن ْوا اَل ُت ِحلُّ ْوا َش َع ۤا ِٕى َر ِ َواَل ال َّشه َْر ْال َح َرا َم َواَل ْال َه ْد‬
ْ‫صد ُّْو ُك ْم َع ِن ْال َم ْس ِج ِد ْال َح َر ِام اَن‬ َ ْ‫َفضْ اًل مِّنْ رَّ ب ِِّه ْم َو ِرضْ َوا ًنا َۗو ِا َذا َحلَ ْل ُت ْم َفاصْ َطا ُد ْوا َۗواَل َيجْ ِر َم َّن ُك ْم َش َن ٰانُ َق ْو ٍم اَن‬
ِ ‫ان َۖوا َّتقُوا هّٰللا َ ۗاِنَّ هّٰللا َ َش ِد ْي ُد ْال ِع َقا‬
‫ب‬ ۘ
ِ ‫َتعْ َت ُد ْوا َو َت َع َاو ُن ْوا َعلَى ْال ِبرِّ َوال َّت ْق ٰو ۖى َواَل َت َع َاو ُن ْوا َعلَى ااْل ِ ْث ِم َو ْالع ُْد َو‬

Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu melanggar


syiar-syiar kesucian Allah, dan jangan (melanggar kehormatan) bulan-bulan
haram, jangan (mengganggu) hadyu (hewan-hewan kurban) dan qala'id (hewan-
hewan kurban yang diberi tanda), dan jangan (pula) mengganggu orang-orang
yang mengunjungi Baitulharam; mereka mencari karunia dan keridaan Tuhannya.
Tetapi apabila kamu telah menyelesaikan ihram, maka bolehlah kamu berburu.
Jangan sampai kebencian(mu) kepada suatu kaum karena mereka menghalang-
halangimu dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat melampaui batas (kepada
mereka). Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan
takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan.
Bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah sangat berat siksaan-Nya.” (QS. Al-
Maidah 5: 2)7

QS. Al-Anfal 8: 46 berbunyi:

َ ‫ازعُوا َف َت ْف َشلُوا َو َت ْذ َه‬


ِ ‫ب ِري ُح ُك ْم ۖ َواصْ ِبرُوا ۚ ِإنَّ هَّللا َ َم َع الص‬
‫َّاب ِرين‬ َ ‫َوَأطِ يعُوا هَّللا َ َو َرسُولَ ُه َواَل َت َن‬

Artinya : “Taatilah Allah dan Rasul-Nya, janganlah kamu berbantah-bantahan yang


menyebabkan kamu menjadi gentar dan kekuatanmu hilang, serta bersabarlah.
Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar.”(QS. Al-Anfal 8: 46)8

C. Arti Ayat ( Permufrodat-keseluruhan)

7
Dilihat QS. Al-Maidah 5: 2
8
Dilihat QS. Al-Anfal 8: 46

4
D. Asbabun Nuzul Tentang ayat Pengkoordinasian

A. QS. Ali Imran 3: 103

Diriwayatkan oleh Al-Faryabi dan Ibnu Abi Hatim, yang bersumber dari
Ibnu ‘Abbas bahwa ketikau kaum Aus dan Khajraj duduk-duduk, berceritalah
mereka tentang permusuhannya di jaman jahiliyah, sehingga bangkitlah amarah
kedua kaum tersebut. Masing-masing bangkit memgang senjatanya, saling
berhadapan. Maka turunlah ayat tersebut (Ali ‘Imraan: 101-103) yang melerai
mereka. Diriwayatkan oleh Ibu Ishaq dan Abusy Syaikh, yang bersumber dari
Zaid bin Aslam bahwa seorang Yahudi yang bernama Syas bin Qais lewat di
hadapan kaum Aus dan Khajraj yang sedang bercakap-cakap dengan riang
gembira. Ia merasa benci dengan keintiman mereka, padahal asalnya bermusuhan.
Ia menyuruh seorang anak mudah anak buahnya untuk ikut serta bercakap-cakap
dengan mereka. Mulailah kaum Aus dan Khajraj berselisih dan menyombongkan
kegagahan masing-masing, sehingga tampillah Aus bin Qaizhi dari golongan Aus
dan Jabbar bin Shakhr dari golongan Khajraj saling mencaci sehingga
menimbulkan amarah kedua belah pihak. Berloncatanlah kedua kelompok itu
untuk berperang. Hal inni sampai kepada Rasulullah saw. sehingga beliau segera
datang dan memberi nasehat serta mendamaikan mereka. Mereka pun tunduk dan
taat. Tafsir ibnu katsir9

B. QS. Ali Imran 3: 105

Para mufasir mengutip sebuah hadis yang diriwayatkan Imam Ahmad bin
Hanbal ketika menjelaskan ayat ini. Diceritakan bahwa Abu Sufyan bin
Muawiyah baru tiba ke Mekah dan menemui Rasulullah setelah salat dzuhur, ia
mengatakan

Artinya: Rasulullah saw bersabda: Dua ahli kitab (Yahudi dan Nasrani)
akan terpecah dalam agama mereka pada tujuh puluh dua golongan, dan umat ini
akan terpecah hingga tujuh puluh tiga golongan. Dari kutipan hadis di atas kita
bisa melihat bagaimana Ibnu Katsir tidak hanya melihat kepada golongan lain
saja, tetapi juga melakukan introspeksi ke dalam golongannya sendiri. Artinya,
9
http://tintajoung02.blogspot.com/2017/03/asbabun-nuzul-dan-tafsir-qs-al-imron.html

5
dari sabda Rasulullah saw ini kita bisa tahu perbedaan ini merupakan keniscayaan
yang tidak bisa dielakkan bahkan dalam satu agama yang sama.

perpecahan timbul dikarenakan hawa nasfu. Mereka meninggalkan prinsip


karena kepentingan pribadi. Bagi Hamka, yang menghambat persatuan dan
menimbulkan perpecahan bukan perbedaan pendapat atau pemikiran, akan tetapi
kepala batu yang tidak menerima dan lapang dada atas perbedaan.10

C. QS. An-Nisa’ 4: 59

Dalam kitab tafsir karanngan Ibnu Katsir dijelaskan. Bahwa asbabun nuzul
surat An-Nisa ayat 59 ini berhubungan dengan peristiwa sahabat Abdullah bin
Hudzafah bin Qais. Ketika beliau diutus oleh Nabi Muhammad untuk memimpin
pasukan perang.

Ketika Abdullah memerintahkan para pasukan untuk mengumpulkan kayu


untuk dibakar. Maka ketika api tersebut sudah menyala, Abdullah menyuruh para
sahabat untuk memasuki api tersebut. Maka ada salah satu pasukan yang
bertanya? Sesungguhnya jalan keluar dari api ini hanyalah Nabi Muhammad. Oleh
karna itu jangan tergesa-gesa sebelum menemui beliau. Maka jika Nabi
Muhammad memerintahkan kepada kita semua untuk memasuki api ini, maka
akan aku masuki api tersebut. Pergilah para pasukan menghadap kepada Nabi
Muhammad, kemudian menceritakan hal tersebut. Maka Nabi Muhammad
melarang memasuki api tersebut serta menegaskan bahwa ketaan hanyalah dalam
kebaikan.11

10
https://islami.co/tafsir-surat-ali-imran-ayat-105-kewajiban-persatuan-dan-larangan-berselisih/
11
https://m.dream.co.id/your-story/surat-an-nisa-ayat-59-arab-latin-terjemahan-asbabun-nuzul-
dan-tafsir-210104n.html

6
D. QS. Al-Maidah: 2

Mengutip dari Lubab al-Nuqul fi Asbab al-Nuzul oleh Jalal al-Din al-
Suyuti, Surat Al Maidah ayat 2 diturunkan oleh Allah sebagai jawaban atas suatu
peristiwa yang tengah terjadi. Ketika Rasulullah SAW bersama para sahabatnya
berada di Hudaibiyah, mereka dicegah untuk tidak pergi ke Baitullah oleh kaum
kafir Quraisy. Kemudian lewat sekumpulan orang musyrik dari Timur yang
hendak pergi berumrah ke Baitullah. Para sahabat Nabi SAW berkata : “Kita
cegah mereka (orang-orang musyrik dari Timur) sebagaimana mereka (kaum kafir
Quraisy) mencegah kita untuk pergi ke Baitullah”. Ayat tersebut kemudian turun
untuk menegaskan bahwa para sahabat tidak diperkenankan untuk melakukan
pembalasan dengan landasan permusuhan belaka. 12

E. QS. Al-Anfal 8: 46

kekuatan dan persatuan kalian akan hilang, keberanian kalian akan


menyurut pudar. dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang
sabar. (Al-Anfal: 46) Sesungguhnya para sahabat dalam hal keberanian dan
ketaatan kepada apa yang diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya kepada mereka
dan pelaksanaan mereka dalam mengerjakan apa yang ditunjukkan kepada mereka
oleh Allah dan Rasul-Nya tidak seorang pun dari kalangan umat dan orang-orang
sebelumnya yang menyamai mereka, tidak pula orang-orang sesudah mereka.

Dengan berkah dari Rasul dan ketaatan kepadanya dalam semua apa yang
diperintahkannya kepada mereka, akhirnya mereka berhasil membuka hati
manusia dan berhasil pula membuka banyak daerah baik yang ada di kawasan
timur maupun baratdalam waktu yang relatif singkat. Padahal jumlah mereka
sedikit bila dibandingkan dengan pasukan daerah lainnya seperti pasukan bangsa
Romawi, Persia, Turki, Saqalibah, Barbar, Habsyah, bangsa-bangsa yang berkulit
hitam, bangsa Qibti, dan keturunan Bani Adam lainnya. Para sahabat berhasil
mengalahkan kesemuanya hingga kalimah Allah menjadi tinggi dan agamanya
menang di atas semua agama lainnya. Dan kerajaan Islam makin meluas
kekuasaannya di belahan timur dan barat bumi ini dalam waktu yang kurang dari

12
https://kumparan.com/berita-hari-ini/surat-al-maidah-ayat-2-terjemahan-ashabun-nuzul-dan-
kandungannya-1ueJvrQMZ4P

7
tiga puluh tahun. Semoga Allah melimpahkan rida-Nya kepada mereka dan
membuat mereka puas akan pahala-Nya. dan semoga Allah menghimpunkan kita
semua ke dalam golongan mereka. Sesungguhnya Dia Mahamulia lagi Maha
Pemberi."13

E. Tafsir Tematik tentang Pengkoordinasian Pendidikan Islam

A. QS. Ali Imran 3: 103

Menurut keterangan dari Al-Zamakhsyari (467-538 H) dalam Tafsir Al-


Kasysyaf . ayat ini adalah sebuah larangan untuk bercerai-berai sebagaimana yang
terjadi pada masa jahiliyyah, yaitu saling bermusuhan satu sama lain hingga
terjadi peperangan di antara mereka. Ayat ini juga adalah larangan untuk
mengucapkan kata-kata yang menyebabkan perpecahan.14

Dalam sejarah Arab, sebagaimana disebutkan dalam Tafsir Al-Baidhawi,


disebutkan bahwa suku Aus dan Khazraj adalah dua saudara namun anak
keturunannya mengalami pemusuhan hingga terjadi peperangan antara keduanya
selama 120 tahun sampai Allah memadamkan api peperangan dan kebencian
diantara mereka dengan perantara agama Islam .15

Imam Al-Qurthubi dalam tafsirnya menyebutkan banyak riwayat terkait


dengan pembahasan ayat ini, diantaranya adalah riwayat dari Qatadah bahwa
maksud dari ayat “wadzkuru ni’matallah ‘alaikum idzkuntuntum a’da’an fallafa
baina qulubikum” adalah yang terjadi pada masyarakat Arab pada waktu itu
adalah saling membunuh, orang-orang yang kuat akan menindas yang lemah
sehingga. dengan datangnya Islam melalui perantara Nabi mereka berubah
menjadi saudara yang saling mengasihi satu sama lain, demi Allah yang tidak ada
Tuhan selain-Nya, sesungguhnya saling mengasihi adalah rahmat dan perpecahan
adalah adab.

13
https://www.google.com/amp/s/tafsir.learn-quran.co/id/amp/surat-8-al-anfal/ayat-46
14
Tafsir Al-Kasysyaf (1998: Vol. 1, 601),
15
Syamruddin Nst, Sejarah Peradaban Islam. (Riau: Badan Penelitian dan Pengembangan
Fakultas Ushuluddin UIN SUSKA Riau. Cet. I. 2007), hal. . 20.

8
Di sini jelaslah bagi kita bahwa Islam ketika awal kemunculannya adalah
untuk menjadi solusi dan sarana menyatukan puing-puing komponen masyarakat
yang saling berserakan dan terpecah belah. Yang diungkapkan oleh Sayyid
Muhammad di atas adalah otentisitas Islam, yaitu sebagai agama yang melarang
dan membendung sikap dan tindakan yang bisa menimbulkan atau menyebabkan
perpecahan. Karena perbedaan bukan menjadi alasan untuk bertikai dan berpecah
belah, melainkan, sebagaimana dalam istilah al-Qur’an, adalah untuk saling
mengenal satu sama lain.

Sejarah yang disampaikan oleh Chaiwat Satha-Anand tentang sikap Nabi


ketika mengajak perwakilan dari setiap suku untuk mengangkat bersama-sama
sorban yang di atasnya terdapat hajar aswad, sebagai dasar argumentasi aktivia
nir-kekerasan adalah sangat beralasan dan kredibel. Bahkan Satha Anand tidak
hanya melihat dari perspektif Islam dalam menggelorakan semangat nir-
kekerasan, melainkan dari kombinasi berbagai ajaran agama.

Kesimpulannya adalah bahwa Islam secara dasariah adalah perdamaian.


Pandangan diatas dan informasi bahwa Nabi Muhammad diutus sebagai rahmatan
lil ‘alamin menjadi penting untuk disadari terutama oleh umat muslim Indonesia
maupun dunia. Bahkan rahmat Nabi juga sangat banyak tersebar di berbagai
keterangan perihal kemuliaan sifat Nabi dalam kitab-kitab shirah al-nabawiyyah.
Sehingga semestinya arah pemahaman memurnikan agama adalah dengan
menjadikan agama sebagai amunisi untuk berdamai dengan orang lain bukan
malah dengan agama memecah belah persaudaraan dan kesatuan. Tekanan untuk
beragama dalam konteks Indonesia adalah agar setiap warganya menjalin
persaudaraan dan menjaga persatuan bukan membenturkan satu sama lain dengan
nama agama. Sehingga, trauma yang dirasakan oleh yang menolak untuk
beragama terobati, karena agama telah kembali kepada asalnya sebagai juru damai
dan pemersatu umat manusia.

9
B. QS. Ali Imran 3: 105

Penjelasan diungkapkan Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Mishbah.


Menurutnya apa yang dilukiskan dalam ayat hendak menerangkan bahwa orang-
orang yang beriman dan bersatu akan beruntung dan memperoleh kenikmatan
dunia dan akhirat, sedangkan orang-orang yang tidak beriman dan berselisih akan
celaka dan mendapatkan malapetaka di dunia dan akhirat.16

Dari ayat dan penjelasan para mufasir di atas, kita bisa mengambil
pelajaran bahwa pada prinsipnya perbedaan merupakan sebuah keniscayaan. Akan
tetapi berpegang teguh pada nilai dasar atau prinsip tidak boleh ditawar. Sebagai
sebuah kenikmatan, persatuan perlu disyukuri dengan cara dirawat dan dipupuk
terus menerus.

C. QS. An-Nisa’ 4: 59

Ibnu Katsir dalam tafsirnya menyebutkan perkataan Ibnu Abbas, bahwa


asbabun nuzul surat an Nisa ayat 59 ini berkenaan dengan Abdullah bin Hudzafah
bin Qais, ketika ia diutus oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk
memimpin suatu pasukan khusus Abdullah memerintahkan pasukannya untuk
mengumpulkan kayu bakar dan membakarnya. Ketika api sudah menyala, ia
menyuruh pasukannya untuk memasuki api itu. Lalu salah seorang pasukan
menjawab, “ sesungguhnya jalan keluar dari api ini hanya Rasulullah. Jangan
tergesa-gesa sebelum menemui Rasulullah. Jika Rasulullah memerintahkan kalian
untuk masuk api itu, maka masukilah.” Lantas mereka menghadap Rasulullah dan
menceritakan hal itu. Rasulullah melarang memasuki api itu dan menegaskan
bahwa ketaatan hanya dalam kebaikan. Ibnu Hajar Al Asqalani menjelaskan surat
An Nisa ayat 59 turun berkenaan dengan hal ini, menjelaskan bahwa jika ada
perbedaan dan suatu masalah maka harus dikembalikan kepada al Quran dan
Hadis.17

16
https://islami.co/tafsir-surat-ali-imran-ayat-105-kewajiban-persatuan-dan-larangan-berselisih/
17
https://www.dream.co.id/your-story/surat-an-nisa-ayat-59-arab-latin-terjemahan-asbabun-
nuzul-dan-tafsir-210104n.html

10
Kesimpulan dari ayat di atas bahwasanya ketika kita menjalankan
suatu pengkoordinasian pendidikan islam dan didalam pengkoordinasian tersebut
ada perselisihan hendaklah kita menyelesaikan sesuai kemampuan kita, jika
kemampuan kita tidak bisa, maka, kembalikanlah semua kepada allah, Karena,
manusia hanya bisa merencanakan akan tetapi Allah lah yang menentukan.

D. QS. Al-Maidah: 2

Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari 'Ikrimah, diriwayatkan


pula oleh As-Suddi: bahwa Al-Hathmu bin Hindun Al-Bakri datang ke Madinah
membawa kafilah yang penuh dengan makanan, dan memperdagangkannya.
Kemudian ia menghadap kepada Nabi Saw untuk masuk Islam dan baiat (sumpah
setia). Setelah ia pulang, Nabi Saw bersabda kepada orang-orang yang ada pada
waktu itu: "ia masuk ke sini dengan muka seorang jahat dan pulang dengan
punggung pengkhianat". Ketika orang itu sampai ke Yamamah, ia pun murtad dari
agama Islam. Pada suatu waktu pada bulan Dzulqa'dah ia pun berangkat
membawa kafilah yang penuh dengan makanan menuju Mekah. Ketika sahabat
Nabi Saw mendengar berita kepergiannya ke Mekah, bersiaplah segolongan kaum
Muhajirin dan Anshar untuk mencegah kafilahnya. Akan tetapi turunlah ayat ini
(Al-Maidah ayat 2) yang melarang perang pada bulan haram. Pasukan itupun
tidak jadi mencegatnya.18

Kesimpulan dari ayat diatas bahwasanya, jika kalian diberi amanah untuk
menjalankan pengkoordinasian pendidikan islam dan disitu kalian ada yang
menghalang- halangi (ada yang tidak suka) jangan takut. karena, karunia dan ridlo
allah apabila, kita dipasrahi melakukan kebaikan pasti akan di permudah oleh
Allah.

F. Relevansi ayat dengan konsep teori

Pemgkoordinasian dalam manajemen yakni penyatuan, integrasi


dan sinkronisasi supaya anggota kelompok bisa saling bekerja sama dalam
kesatuan tindakan untuk mengejar tujuan bersama. Itu adalah kekuatan
tersembunyi yang mengikat semua fungsi manajemen lainya. Adapun

18
https://alquran-asbabunnuzul.blogspot.com/2014/03/al-maidah-ayat-2.html

11
contoh yakni: manajemen berusaha mencapai koordinasi melalui fungsi
dasarnya yaitu: perencanaa, pengorganisasian, penempatan staff,
pengarahan dan pengendalian. Oleh karena itu koordinasi sangat berfungsi
dalam manajemen. Karena untuk tercapainya keelarasan antara upaya
individu menuju tujuan kelompok merupakan kunci keberhasilan
manajemen. Koordinasi adalah inti dari manajemen yang melekat dalam
semua fungsi koordinasi.

PENUTUP

Koordinasi sangatlah penting dalam lingkup dunia pendidikan, karena


didalamnya terdapat banyak alur proses berjalannya kegiatan belajar mengajar dan
dalam melaksanakan kegiatan tersebut harus ada yang namanya sebuah
koordinasi.

12
Al-Qur’an adalah sebuah kitab suci umat islam yang mencakup tentang
pedoman dalam kehidupan di dunia dan akhirat. Al-Qur’an merupakan sumber
rujukan dari berbagai aspek permasalahan, karena didalam ayat-ayat Al-Qur’an
menyimpan arti yang bersifat qouliyyah, kauniyah dan insaniyah.

Pemgkoordinasian dalam manajemen yakni penyatuan, integrasi dan


sinkronisasi supaya anggota kelompok bisa saling bekerja sama dalam kesatuan
tindakan untuk mengejar tujuan bersama. Itu adalah kekuatan tersembunyi yang
mengikat semua fungsi manajemen lainya

DAFTAR PUSTAKA

Dilihat QS. Ali Imran 3: 103


Dilihat QS. Ali Imran 3: 105
Dilihat QS. An-Nisa’ 4: 59
Dilihat QS. Al-Anfal 8: 46

13
http://tintajoung02.blogspot.com/2017/03/asbabun-nuzul-dan-tafsir-qs-al-
imron.html
https://islami.co/tafsir-surat-ali-imran-ayat-105-kewajiban-persatuan-dan-
larangan-berselisih/
https://m.dream.co.id/your-story/surat-an-nisa-ayat-59-arab-latin-terjemahan-
asbabun-nuzul-dan-tafsir-210104n.html
https://kumparan.com/berita-hari-ini/surat-al-maidah-ayat-2-terjemahan-ashabun-
nuzul-dan-kandungannya-1ueJvrQMZ4P
https://www.google.com/amp/s/tafsir.learn-quran.co/id/amp/surat-8-al-anfal/ayat-
46
Tafsir Al-Kasysyaf (1998: Vol. 1, 601),
Syamruddin Nst, Sejarah Peradaban Islam. (Riau: Badan Penelitian dan
Pengembangan Fakultas Ushuluddin UIN SUSKA Riau. Cet. I. 2007).
https://islami.co/tafsir-surat-ali-imran-ayat-105-kewajiban-persatuan-dan-
larangan-berselisih/
https://www.dream.co.id/your-story/surat-an-nisa-ayat-59-arab-latin-terjemahan-
asbabun-nuzul-dan-tafsir-210104n.html
https://alquran-asbabunnuzul.blogspot.com/2014/03/al-maidah-ayat-2.html

14

Anda mungkin juga menyukai