MAKALAH
Dosen Pengampu :
Nelvawita,S.Ag.,M.A
DI SUSUN OLEH :
1. CICI CAHYA
NIM : 12110324381
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT. atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan
terima kasih terhadap bantuan dari pihak yag telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik pikiran maupun materinya. Kami berharap semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih
jauh lagi agar makalh ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Al-Quran adalah sumber utama ajaran islam dan pedoman hidup bagi setiap
muslim. Al-Quran bukan sekedar memuat petunjuk tentang hubungan manusia dengan
Tuhan, tetapi juga mengatur hubungan manusia dengan sesamanya, dan manusia
dengan alam sekitarnya. Untuk memahami ajaran islam secara sempurna diperlukan
pemahaman terhadap kandungan Al-Quran dan mengamalkannya dalam kehidupan
sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.
i
DAFTAR ISI
JUDUL .........................................................................................................................
KATA PENGANTAR ................................................................................................
DAFTAR ISI ...............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .........................................................................................................................
B. Rumusan Masalah ....................................................................................................................
C. Tujuan .....................................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. AL-QUR’AN ...................................................................................................
1. Pengertian Al-qur’an .................................................................................
B. RUANG LINGKUP .........................................................................................
C. SEJARAH PROSES TURUNNYA WAHYU ...............................................
A. Hakikat wahyu ...........................................................................................
1. Pengertian wahyu ................................................................................
D. PEWAHYUAN AL-QUR’AN ........................................................................
BAB III PENUTUP ....................................................................................................
A. KESIMPULAN ................................................................................................
B. SARAN .............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas yang menjadi tujuan makalah ini
adalah :
1. Untuk mengetahui konsep Studi Al-Qur‟an menurut epistemologi dan
terminologi.
2. Untuk mengetahui ruang lingkup Al-qur’an, dan nuzul qur’an
3. Untuk mengetahui sejarah turunnya wahyu al-qur’an
4. Untuk mengetahui perbedaan nuzul qur’an dan Ilham
BAB II
PEMBAHASAN
1. Al-qur’an
A. Pengertian Al-Qur’an
Para ulama berbeda pendapat tentang asal usul kata القرأن. Sebagian ulama
berpendapat bahwa kata القرأنmerupakan isim ‘alam (nama) yang berdiri sendiri
dan bukan kata turunan (non- derivatif), sebagian yang lain berpendapat bahwa
kata tersebut merupakan kata derivatif, yakni kata turunan yang terbentuk dari
akar kata yang telah ada sebelumnya. Namun demikian, kelompok kedua ini
berselisih pendapat dalam menentukan akar katanya.
Kelompok pertama yang mengatakan bahwa kata القرأنmerupakan kata
yang non-derivatif karena ia sebuah nama yang khusus dipakai untuk kitab suci
yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw., sebagaimana nama Injil untuk
kitab yang diturunkan kepada Nabi Isa as., dan Taurat yang diturunkan kepada
Nabi Musa as. Kata tersebut ditulis dan dibaca tanpa hamzah (bukan mahmūz
lām), yakni ( القرآنAl-Qur’an). Demikian itu adalah pendapat Imam Shāfi’ī (150-
204 H) yang merupakan salah satu tokoh Imam Mazhab. 1
Kelompok kedua yang berselisih pendapat dalam menentukan akar kata
القرأنdapat dijelaskan sebagai berikut:
1. القرأنberasal dari kata ( قِ ِرائِنqarā’in) jamak dari ِرِينِة
ِق
(qarīnah) yang bermakna petunjuk (indikator), hal itu dikarenakan
sebagian ayat-ayat Al-Qur’an itu satu sama lain saling menyerupai, sehingga
seakan-akan sebagian ayat menjadi petunjuk atas ayat lain yang serupa. Pendapat
itu merupakan pendarfpat seorang ahli Bahasa dan pengarang kitab Ma’āni al-
Qur’ān yang bernama al-Farrā’ (w. 207 H.).
2. القرأنberasal dari kata kerja (fi’il)َ
yang berarti membaca. Kata merupakan isim maṣdaryang
berwazan (fu’lānun) yang bermakna isim maf’ūl, yakni (maqrū’un) yang
bermakna dibaca.Demikian itu adalah pendapatnya al-Liḥyāni, seorang ahli
Bahasa (w. 215 H.).
3. القرأنberasal dari kata qarana yang berarti menggabungkan,
القرأنterdiri dari surat-surat, ayat-ayat, dan huruf-huruf yang digabungkan
dalam satu mushaf. Pendapat demikian merupakan pendapat Al-Asy’ārī (w. 324
H.) yang merupakan tokoh Ilmu Kalam yang beraliran sunni.
B. Ruang Lingkup
c. Isyarat yang cepat melalui rumus dan kode, seperti isyarat Zakaria
yang tercantum dalam Q.S. Maryam (19):11Artinya
‘Maka ia keluar dari mihrab menuju kaumnya, lalu ia memberi
isyarat kepada mereka; hendaklah kamu bertasbih di waktu pagi dan
petang”.
2 Ṣubḥī al-Ṣāliḥ, Mabāḥits Fī ’Ulūm al-Qur’ān (Beirut: Dār al-‘Ilm li al Malāyin, 1997), 18–19.
19 M. Yasir, dan Ade Jamaluddin, Studi Al-Qur’an (Riau: Asa Riau, 2016). 12.
21 Manna Khalil al-Qaṭṭān, Mabāḥith Fī ‘Ulūm al-Qur’ān, Vol. I (t.tp: Maktabah al- Ma’ārif li al-Nashr Wa a-Tawzī’, 2000), 32.
d. Bisikan dan tipu daya setan untuk menjadikan yang buruk kelihatan indah
dalam diri manusia, sebagaimana dalam Q.S. al-An’am (6):121;
Artinya: dan jangan lah kamu memakan binatang yang tidak disebut nama
Allah ketika menyembelihnya. Sesungguhnya perbuatan yang semacam itu
adalah suatu kefasikan. Sesungguhnya syaitan itu membisikkan kepada
kawan-kawannya agar mereka membantah kamu; dan jika kamu menuruti
mereka, Sesungguhnya kamu tentulah menjadi orang-orang yang musyrik”.
23 Kamaluddin Marzuki, ‘Ulum Al-Qur’an (Bandung, Remaja Rosda Karya, 1994). 24.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Metode penyampaian wahyu Allah kepada para rasul-Nya melalui tiga cara,
yaitu: a). Wahyu dalam arti ilham atau inspirasi, atau impian yang benar. b).
Dari balik tabir tanpa melalui perantara. c) Melalui perantara utusan spiritual
(Jibril / Ruḥ al-Qudus). Pewahyuan Al-Qur’an seluruhnya melalui cara yang
ketiga ini.
Periode turunnya Al-Qur’an secara garis besar terbagi dalam tiga periode;
periode pertama, berlangsung sekitar 4-5 tahun, saat Nabi Muhammad belum
dilantik sebagai Rasul; periode kedua, berlangsung selama 8-9 tahun, ketika
terjadi pertarungan hebat antara gerakan Islam dan jahiliah. Gerakan oposisi
terhadap Islam menggunakan segala cara dan sistem untuk menghalangi
kemajuan dakwah Islam, sehingga kemudian Rasulullah SAW melakukan
hijrah ke Madinah; Periode ketiga, berlangsung selama 10 tahun. Suatu
periode ketika dakwah Al- Qur’an telah dapat mewujudkan suatu prestasi
besar karena para penganutnya telah dapat hidup bebas melaksanakan ajaran
agama di kota Yathrib atau Madinah.