Anda di halaman 1dari 40

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan Sekolah Dasar (SD) merupakan bagian dari sistim

pendidikan nasional memiliki andil yang sangat besar dalam upaya

peningkatan sumber daya manusia. Oleh sebab itu, penyelenggaraan

pendidikan SD diharapkan dapat menanamkan dasar-dasar budi pekerti

dan akhlak mulia. Pendidikan SD juga bertujuan untuk menumbuhkan

dasar-dasar keterampilan membaca, menulis dan berhitung, serta dapat

mengembangkan kerangka pikiran dalam pemecahan masalah dengan

berfikir logis, kritis, dan kreatif. demikian pendidikan SD diharapkan

dapat menumbuhkan kecakapan emosional, toleransi, bertanggung jawab,

etos kerja dan mampu rasa cinta terhadap bangsa dan tanah air. 1

Tujuan pendidikan SD adalah :

1) Menanamkan dasar-dasar budi pekerti dan akhlak mulia.

2) Menumbuhkan dasar-dasar keterampilan dalam membaca, menulis,

dan berhitung.

3) Mengembangkan dasar-dasar dalam memecahkan masalah serta

berpikir logis, kritis, dan kreatif.

4) Menumbuhkan kecakapan emosional, toleransi, bertanggung

jawab dan mandiri.

5) Menanamkan dasar-dasar keterampilan hidup dan etos kerja.

1
Nurhadi ,( Universitas Negeri Malang ,2003) Hal.83
2

6) Serta menumbuhkan rasa cinta terhadap bangsa dan tanah air.

Pendidikan SD juga bertujuan meletakkan dasar-dasar kecerdasan,

pengetahuan, kepribadian sehingga dapat mengikuti pendidikan ke tingkat

yang lebih tinggi serta mampu untuk hidup mandiri. 2

Pendidikan SD bertujuan “ Meletakkan dasar-dasar kecerdasan,

pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup

mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut” jadi. dasar-dasar budi

pekerti dan akhlak mulia serta berfikir logis, kritis, dan kreatif untuk dapat

hidup mandiri, dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

Salah satu mata pelajaran yang dipelajari siswa di SD adalah Ilmu

Pengetahuan Sosial (IPS). Melalui mata pelajaran IPS, siswa diarahkan

untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis dan

bertanggung jawab serta mampu memecahkan masalah yang dihadapi

dalam masyarakat yang majemuk. Oleh sebab itu, pelajaran IPS harus

diajarkan ditingkat SD, agar siswa dapat mengenal lingkungan masyarakat

dimana siswa tumbuh dan berkembang sebagai bagian dari masyarakat

yang dihadapkan pada berbagai permasalahan. pembelajaran IPS siswa

harus mampu berpikir kritis dan logis dalam memecahkan permasalahan

dan trampil dalam kehidupan sosial.

Pelajaran IPS mendidik siswa untuk mengembangkan diri sesuai

dengan bakat, minat, serta memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja

2
1.E.Mulyasa(Remaja Rosdakarya Bandung 2007)Hal.178
2. Depdiknas (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar
Isi untuk Satuan Pendidikan dasar dan Menengah. Jakarta,2008.)
3

sama, dan mampu berpartisipasi secara aktif dalam masyarakat yang

majemuk di lingkungan sekitarnya.

Bahwa mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) bertujuan

agar siswa memiliki kemampuan:3

(1) Mengenal konsep yang berkaitan dengan kehidupan


masyarakat dan lingkungan, (2) Memiliki kemampuan dasar untuk
berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan
masalah dan trampil dalam kehidupan sosial, (3) Memiliki
komitmen dan kesadaran terhadap nilai – nilai sosial dan
kemanusiaan, (4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja
sama dan berkopetensi dalam masyarakat yang majemuk, ditingkat
lokal, nasional, dan global.

Hal di atas dipelajari oleh siswa kelas V SD, permasalahan pada

bidang studi IPS, yaitu kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Hal ini

dilihat dari hasil ujian semester II 2020/2021 pada mata pelajaran IPS,

60% siswa mendapat nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

7,5 (lampiran 1 halaman 69). Persentase siswa yang mendapat nilai di

atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) hanya 40 %. Hal ini

desebabkan oleh beberapa faktor diantaranya siswa tidak bisa bekerja

kelompok dengan benar dalam proses pembelajaran, sehingga saat guru

meminta ketua kelompok untuk menampilkan ke depan hanya 2 (dua)

kelompok dari 5 (lima) kelompok yang mampu menyampaikan hasil

diskusi sesuai dengan materi yang disampaikan guru.

Sebaliknya juga waktu guru meminta tanggapan kepada anggota

kelompok untuk mengajukan pertanyaan atau menanggapi, hanya 2 (dua)

kelompok yang tunjuk tangan. Setelah proses belajar berakhir, guru

memberi kesimpulan materi yang didiskusikan dan memberi PR kepada


4

siswa, namun masih ada siswa yang tidak mengerjakan PR yaitu sebanyak

5 (lima) orang (30 %).

Setiap guru mengadakan apersepsi, sedikit sekali siswa yang

mampu menjawab pertanyaan guru, hanya 8 (delapan) orang (40 %).3

Selain dari kemungkinan permasalahan di atas juga disebabkan oleh

pembelajaran yang menggunakan metode konvensional, dimana

penguasaan guru hanya bersumber pada buku SD, keterampilan guru

untuk memilih/menentukan metode, media belum tepat sesuai dengan

materi yang diajarkan.

Metode-metode yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran

diantaranya:4

1. Metode proyek

2. Metode inkuiri

3. Metode Eksperimen

4. Metode demonstrasi

5. Metode Studi Mandiri

6. Metode Pembelajaran Terprogram

7. Metode Penampilan

8. Metode Studi Kasus

9. Metode Insiden siswa

10. Metode Bermain peran

3
Depdiknas (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
untuk Satuan Pendidikan dasar dan Menengah. Jakarta,2008.)Hal.162
4
Martinis(2008)Hal.138-155
5

11. Metode Seminar

12. Metode Problem Solving

13. Metode Tanya Jawab

14. Metode Latihan

15. Metode Ceramah

16. Metode Pratikum.

Berdasarkan permasalahan yang ditemukan seperti dijelaskan

sebelumnya, penulis ingin mencoba mengajarkan bidang Studi IPS dengan

menggunakan metode inkuiri. Pembelajaran metode inkuiri menekankan

pada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan

sendiri jawaban dari suatu permasalahan.

Pelaksanaan metode Inkuiri guru berperan sebagai fasilitator dan

motivator dalam pembelajaran. Metode inkuiri menuntut siswa untuk

berfikir secara kritis, dan mampu memecahkan permasalahan serta

mengambil keputusan secara objektif. Metode ini melibatkan siswa dalam

kegiatan intelektual, agar kemampuan berpikir siswa berkembang secara

optimal, sehingga pengalaman belajar menjadi bermakna dalam kehidupan

nyata.

Di samping itu penggunaan metode inkuiri dapat menumbuhkan

rasa ingin tahu yang dimiliki siswa lebih tinggi sehingga merupakan

dorongan utama untuk menemukan sendiri pengetahuannya, dan

pembelajaran akan bertahan lama dalam ingatan peserta didik, karena

siswa tidak hanya dituntut menghafal fakta-fakta yang diberikan guru,


6

tetapi siswa berusaha menemukan sendiri jawaban dari suatu

permasalahan.

Melalui metode inkuiri pelaksanaan pembelajaran IPS akan

menjadi lebih menyenangkan karena siswa belajar aktif berfikir secara

kritis untuk menemukan jawaban dari suatu masalah dengan menggunakan

langkah-langkah tertentu yang didukung oleh data yang ada. Dengan

metode inkuiri, siswa akan memproses pengalaman belajar sendiri dan

mampu mengembangkan segenap potensi yang ada pada siswa itu sendiri

dan akhirnya akan dapat mengembangkan ketiga aspek tuntutan

pendidikan yakni kognitif, afektif, dan psikomotor.

Metode inkuiri adalah, ”Kegiatan pembelajaran yang menekankan

pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan

menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.” 5

Berdasarkan latar belakang di atas penulis akan melakukan penelitian

tentang peningkatan kualitas pembelajaran IPS melalui metode

inkuiri di kelas V di MIS Bina Islami Kabupaten Pesisir Barat.

B. Batasan Masalah

Sesuai dengan latar belakang seperti yang dikemukakan di atas,

batasan masalah dalam penelitian adalah “Bagaimana peningkatan kualitas

pembelajaran IPS melalui metode inkuiri di kelas V MIS Bina Islami.

Secara terperinci rumusan masalah tersebut dapat dikemukakan sebagai

berikut:

5
Wina. Sanjaya.(Strategi Pemblajaran Beroreantasi Standar Proses Pendidikan,Jakarta
2008)Hal.196
7

C. Rumusan Masalah

1. Bagaimana meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran IPS

dengan mempergunakan metode inkuiri.

2. Bagaimana meningkatkan kemampuan siswa mengemukakan

pandapat dengan menggunakan metode inkuiri,

3. Bagaimana meningkatkan kemampuan siswa untuk dapat bekerja

kelompok yang benar.

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan batasan masalah di atas, secara umum tujuan

penelitian adalah untuk mendeskripsikan peningkatan kualitas

pembelajaran IPS melalui metode inkuiri di kelas V MIS Bina Islami.

Secara terperinci tujuan penelitian adalah untuk mendeskripsikan:

1. Untuk mendeskripsikan bagaimana partisipasi siswa dalam

pembelajaran IPS dengan menggunakan metode Inkuiri.

2. Mendeskripsikan tentang kemampuan siswa mengemukakan pendapat

dengan menggunakan metode inkuiri.

3. Mendeskripsikan tentang kemampuan siswa untuk dapat bekerja

kelompok yang benar.

E. Hipotesis

Dengan menggunakan metode inkuiri terjadi peningkatan kualitas

pembelajaran IPS pada siswa kelas V MIS Bina Islami. Ini dapat dilihat

dari partisipasi siswa, mengemukakan pendapat pada saat bekerja

kelompok.
8

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dari penelitian tindakan kelas yang

penulis lakukan adalah:

1. Manfaat bersifat teoritis adalah untuk menambah pengetahuan dan

wawasan penulis dalam pembelajaran IPS yang menunjang kepada

peningkatan proses pembelajaran IPS siswa di kelas V SD.

2. Manfaat bersifat praktis adalah untuk memberikan informasi

kepada guru SD tentang pentingnya metode inkuiri sebagai salah satu

panduan dalam menjalankan proses pembelajaran.

G. Penelitian Terdahulu

1. Penelitian Binti Muakhirin (2014) berjudul Peningkatan Hasil Belajar

IPA Melalui Pendekatan Pembelajaran Inkuiri Pada Siswa SD. Hasil

Penelitiannya adalah terdapat peningkatan peran guru sebagai

fasilitator sekolah, pengembangan keterampilan proses ilmiah,

menjadikan peserta didik mengonstruksi sendiri pengetahuannya dan

pembelajaran lebih berpusat pada peserta didik meningkat 67 persen.

2. Penelitian Wijayanti (2010) berjudul Eksplor Kesulitan Belajar Siswa

Pada Pokok Bahasan Cahaya dan Upaya Peningkatan Hasil belajar

Melalui Pembelajaran Inkuiri Terbimbing. Hasil penelitiannya adalah

Hasil penelitian menunjukkan siswa mengalami kesulitan belajar

fisika pada pokokbahasan cahaya yang meliputi kesulitan memahami

materi, kesulitan mengaitkan hubungan antar konsep, kesulitan

mengertirumus, kesulitan mengoperasikan rumus untuk


9

menyelesaikan soal. Secara umum persentase kesulitan belajar pada

kelaseksperimen lebih kecil daripada kelas kendali. Hal itu diikuiti

dengan meningkatnya hasil belajar kelas eksperimen secarasignifikan

dibandingkan kelas kontrol. Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

inkuiri terbimbing dapat mengatasi kesulitanbelajar siswa pada pokok

bahasan cahaya yang berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa.

3. Penelitian Nurjanah (2016) dengan judul Peningkatan Hasil Belajar

IPA Dengan Menerapkan Metode Inkuiri Siswa kelas V SD Negeri 68

Kec. Bacukiki Kota Pare- Pare. Dengan Hasil Penelitiannya Hasil

penelitian menunjukkan bahwa pada penelitian siklus I belum

mencapai indikator keberhasilan dan dikategorikan kurang, namun

pada siklus II indikator keberhasilan telah tercapai dan dikategorikan

baik. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah metode inkuiri dapat

meningkatkan hasil belajar IPA tentang gaya pada siswa kelas V SD

Negeri 68 Kec. Bacukiki Kota Parepare.


10

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Partisipasi Siswa

a. Pengertian Pertisipasi

Partisipasi bisa diartikan sebagai keterlibatan seseorang sacara

sadar kedalam interaksi sosial dalam situasi tertentu. Dengan pengertian

itu, seseorang bisa berpartisipasi bila ia menemukan dirinya dengan atau

kelompok, melalui berbagai kelompok, melalui berbagai proses dengan

orang lain dalam hal nilai, tradisi, perasaan, kesetiaan, kepatuhan dan

tanggungjawab bersama.6

Sementara itu, partisipasi adalah keterlibatan mental dan emosi

seseorang dalam situasi kelompok dalam usaha mencapai dalam usaha

mencapai tujuan secara tanggung jawab terhadap usaha yang

bersangkutan. 7
“partisipasi adalah turut sertanya seseorang baik secara

mental maupun emosional untuk memberikan sumbangan-sumbangan

pada proses pembuatan keputusan, terutama mengenai persoalan dimana

keterlibatan pribadi orang yang bersangkutan melaksanakan

tanggungjawabnya untuk melakukan hal tersebut”. 8“Partisipasi siswa

dalam pembelajaran sering juga diartikan keterlibatan siswa dalam

perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran” .9

6
1.Firmansyah(Partisipasi Masyarakat,2008)
7
Keit Davis,Sastroputro,( Partisipasi, Komunikasi,Persuasi, Dan Disiplin Dalam Pembangunan
Alumini. Bandung,1989) Hal. 35
8
George Terry,Winardi( Motivasi Dan Pemotivasian Dalam Manajemen,Jakarta.2002)Hal. 149
9
Mulyasa, Bandung(PT. Remaja Rodaskarya. 2004 hal.156
11

Partisipasi yang peneliti maksud adalah partisipasi siswa yang

merupakan wujud tingkah laku siswa secara nyata dalam kegiatan

pembelajaran yang merupakan totalitas dari suatu keterlibatan mental dan

emosional siswa sehingga mendorong mereka untuk memberikan

kontribusi dan tanggung jawab terhadap pencapaian suatu tujuan yaitu

tercapainya prestasi belajar yang memuaskan.

b. Jenis-jenis Partisipasi

Jenis-jenis partisipasi tersebut adalah :10

a) Partisipasi berupa pikiran (physichology participation)

merupakan jenis keikutsertaan secara aktif dengan

mengerahkan pikiran dalam suatu rangkaian kegiatan untuk

mencapai tujuan tertentu,

b) Partisipasi berupa tenaga (physichology participation) adalah

partisipasi dari individu atau kelompok dengan tenaga yang

dimiliki, melibatkan diri dalam suatu aktifitas dengan maksud

tertentu,

c) Partisipasi yang berupa tenaga dan pikiran (physichology and

sychological participation). Partisipasi ini sifatnya lebih luas

lagi disamping terjadi karena orang atau kelompok tidak bisa

terjun langsung dari kejadian tersebut,

d) Partisipasi berupa keahlian (participation with skill) merupakan

bentuk partisipasi dari orang atau kelompok yang mempunyai

keahlian khusus, yang biasanya juga berlatar belakang


10
Keit Davis dalam Sastroputro (1989:56).
12

pendidikan baik formal maupun non formal yang menunjang

keahliannya,

e) Partisipasi berupa barang (material participation), pertisipasi

dari orang atau kelompok dengan memberi barang yang

dimilikinya untuk membantu pelaksanaan kegiatan tersebut,

partisipasi berupa uang (money particioation), partisipasi ini

hanya memberi sumbangan berupa uang kepada kegiatan.

c. Faktor-faktor yang Menyebabkan Partisipasi

Partisipasi siswa di dalam pembelajaran merupakan salah satu

bentuk keterlibatan mental dan emosional. Disamping itu, partisipasi

merupakan salah satu bentuk tingkah laku yang ditentukan oleh 5 (lima)

faktor, antara lain :11

a) pengetahuan/kognitif, berupa pengetahuan tentang tema, fakta


aturan, b) kondisi situasional, seperti lingkungan fisik, lingkungan sosial,
psikologi sosial dan faktor-faktor sosial, c) kebiasaan sosial, seperti
kebiasaan menetap dan lingkungan, d) kebutuhan, meliputi kebutuhan
Approach (mendekatkan diri), Avoid (menghindari), kebutuhan individual,
e) sikap, meliputi pandangan/perasaan, kesediaan beraksi, interaksi sosial,
minat dan perhatian.

d. Prasyarat Terjadinya Partisipasi

Ada beberapa prasyarat terjadinya partisipasi, yaitu antara lain :12

a) Waktu yang cukup untuk berpartisipasi. Maksudnya adalah

harus ada waktu yang cukup untuk berpartisipasi sebelum

11
Hayati(2001:16)
12
Keit Davis, Newstrom,Hayati (2001:18)
13

diperlukan tindakan, sehingga partisipasi hampir tidak tepat

apabila dalam situasi darurat,

b) Keuntungannya lebih besar dari kerugian. Artinya

kemungkinan mendapat keuntungan seyogianya lebih besar

dari pada kerugian yang diperoleh,

c) Rrelevan dengan kepentingan siswa. Artinya bidang garapan

partisipasim haruslah relevan dan menarik bagi siswa,

d) Kemampuan siswa. Siswa hendaknya mempunyai

pengetahuan seperti kecerdasan dan pengetahuan untuk

berpartisipasi.

e) Kemampuan berkomunikasi timbal balik. Maksudnya para

siswa haruslah mampu berkomunikasi timbal balik untuk

berbicara dengan bahasa yang benar dengan orang lain f)

tidak timbul perasaan terancam bagi kedua belah pihak.

Artinya masing-masing pihak seharusnya tidak merasa bahwa

posisinya terancam oleh partisipasi, g) masing dalam bidang

keleluasaan. Maksudnya partisipasi untuk meneruskan arah

tindakan dalam pembelajaran yang hanya boleh berlangsung

dalam bidang keleluasaan belajar dengan batasan-batasan

tertentu untuk menjaga kesatuan bagi keseluruhan.

Pada hakekatnya belajar merupakan interaksi antara siswa dengan

lingkungannya. Oleh karena itu, untuk mencapai hasil belajar yang

optimal perlu keterlibatan siswa merupakan hal yang sangat penting


14

dan menentukan keberhasilan pembelajaran. Dalam kegiatan belajar,

siswa dituntut secara aktif untuk ikut berpartisipasi dalam

pembelajaran. Dengan kata lain siswalah yang akan membuat suatu

pembelajaran dikatakan sukses, efektif dan efisien. Siswa yang aktif

dalam pembelajaran akan terlihat pada baik dan buruknya prestasi

yang diperoleh.13

Syarat kelas yang efektif adalah adanya keterlibatan, tanggung

jawab dan umpan balik dari siswa”. Keterlibatan siswa merupakan

syarat pertama dalam kegiatan belajar di kelas. Untuk terjadinya

keterlibatan itu siswa harus memahami dan memiliki tujuan yang ingin

dicapai melalui kegiatan belajar atau pembelajaran. Keterlibatan itupun

harus memiliki arti penting sebagai bagian dari dirinya dan perlu

diarahkan secara baik oleh sumber belajar.

Untuk mendorong partisipasi siswa dapat dilakukan dengan

berbagai cara, antara lain memberikan pertanyaan dan menanggapi

respon siswa secara positif, menggunakan pengalaman berstruktur, dan

menggunakan metode yang bervariasi yang lebih melibatkan siswa.

Siswa sebagai subjek sekaligus objek dalam pembelajaran. Sebagai

subjek siswa adalah individu yang melakukan proses belajar mengajar.

Sebagai objek karena kegiatan pembelajaran diharapkan dapat

mencapai perubahan perilaku pada diri subjek belajar. Untuk itu, dari

pihak siswa diperlukan partisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran.


13
Sudjana,Mulyasa (Kurikulum Berbasis Kompetensi. PT. Remaja Rodaskarya,
Bandung,2004)Hal. 156
15

Partisipasi aktif subjek belajar dalam proses pembelajaran antara lain

dipengaruhi faktor kemampuan yang dimiliki hubungannya dengan

materi yang akan dipelajari.

e. Indikator Partisipasi Siswa Dalam Pembelajaran

Indikator dalam penelitian ini yaitu kemampuan memberikan

pendapat, saran, tenaga, dan tanggung jawab terhadap tugas serta komunikasi

timbal balik.

Maka ciri-ciri dalam kegiatan pembelajaran partisipatif adalah :

a. Pendidik menempatkan diri pada kedudukan tidak serba mengetahui

terhadap semua bahan ajar.

b. Pendidik memainkan peran untuk membantu peserta didik dalam

melakukan kegiatan pembelajaran.

c. Pendidik melakukan motivasi terhadap peserta didik untuk

berpartisipasi dalam pembelajaran.

d. Pendidik menempatkan dirinya sebagai peserta didik.

e. Pendidik bersama peserta didik saling belajar.

f. Pendidik membantu peserta didik untuk menciptakan siatuasi belajar

yang kondusif.

g. Pendidik mengembangkan kegiatan pembelajaran kelompok.

h. Pendidik mendorong peserta didik untuk meningkatkan semangat

berprestasi.

i. Pendidik mendorong peserta didik untuk berupaya memecahkan

permasalahan yang dihadapi dalam kehidupannya.


16

B. Kualitas Pembelajaran

Kualitas pembelajaran artinya mempersoalkan bagaimana kegiatan

pembelajaran yang dilakukan selama ini berjalan dengan baik serta

menghasilkan luaran yang baik pula”. 14


Dapat disimpulkan bahwa kualitas

pembelajaran adalah tingkat keberhasilan seseorang yang berkaitan dengan

pengetahuan dan sikap untuk mewujudkan secara lengkap tugas atau

pekerjaan tertentu.

a. Indikator Kualitas Pembelajaran

Teori tentang kualitas pembelajaran menyangkut tiga dimensi

strategi, yakni (1) strategi penyampaian pembelajaran, indikatornya

meliputi berbagai metode, (2) strategi pengorganisasian pembelajaran,

indikatornya strategi makro, dan strategi mikro, (3) strategi

pengelolaan pembelajaran indikatornya menyangkut interaksi antar

media, materi, guru, dan siswa.15

Ketiga strategi ini merupakan kegiatan pokok yang merupakan

dimensi dari peningkatan kualitas pembelajaran.

Tabel 1. Dimensi dan Indikator Kualitas Pembelajaran

Dimensi Perbaikan Indikator Perbaikan Kualitas Pembalajaran


Kualitas

14
Hamzah. B (Model Pembelajaran. PT Bumi Aksara,2009)Hal.153
15
Hamzah. (Model Pembelajaran. PT Bumi Aksara,2009)Hal.157
17

Pembelajaran
Strategi  Menata bahan ajar yang akan diberikan selama satu
Pengorganisasian caturwulan atau semester
Pembelajaran  Menata bahan ajar yang akan diberikan setiap kali
pertemuan
 Memberikan pokok-pokok materi kepada siswa
yang akan diajarkan
 Membuatkan rangkuman atas materi yang diajarkan
setiap kali pertemuan
 Menetapkan materi-materi yang akan dibahas
secara bersama
 Memberikan tugas kepada siswa terhadap materi
tertentu yang akan dibahas secara mandiri
 Membuatkan format penilaian atas penguasaan
setiap materi
Strategi  Menggunakan berbagai metode dalam
Penyampaian penyampaian pembelajaran
Pembelajaran  Menggunakan berbagai media dalam pembelajaran
 Menggunakan berbagai teknik dalam pembelajaran
Strategi  Memberikan motivasi atau menarik perhatian
Pengelolaan  Menjelaskan tujuan kepada siswa
Pembelajaran  Mengingatkan kompetensi prasyarat
 Memberikan stimulus
 Memberikan petunjuk belajar
 Menimbulkan penampilan siswa
 Memberikan umpan balik
 Menilai penampilan
 Menyimpulkan
18

Dapat disimpulkan bahwa kualitas pembelajaran dapat diukur melalui

strategi pembelajaran, yakni :

a. Strategi pengorganisasian pembelajaran.

b. Strategi penyampaian pembelajaran.

c. Strategi pengelolaan pembelajaran.

C. Tujuan dan Ruang Lingkup

a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial

IPS adalah mata pelajaran yang bertujuan untuk mendidik dan

memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan

diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dan lingkungannya, serta

berbagai bekal bagi siswa untuk melanjutkan pendidikan kejenjang yang

lebih tinggi.

IPS merupakan mata pelajaran yang erat hubungannya dengan

kehidupan pribadi, sosial serta peristiwa yang dialami dalam kehidupan

masyarakat. Melalui pembelajaran IPS, siswa diharapkan mampu

melahirkan keputusan-keputusan yang tepat berdasarkan kepada fakta dan

konsep yang ada. 16


“IPS merupakan mata pelajaran yang mengkaji

seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan

dengan isu sosial dan kewarganegaraan.” Jadi jelas pembelajaran IPS

dapat mengkaji fakta , konsep, dan generalisasi isu sosial.

IPS juga merupakan mata pelajaran yang mempelajari dan

menelaah serta menganalisis gejala sosial yang ada di masyarakat sehingga


16
Depdiknas (2008:162)
19

mereka mampu menjawab tantangan dan perubahan hidup di tengah

masyarakat yang dinamis. Gejala sosial meliputi semua kegiatan manusia

baik yang berhubungan dengan lingkungan maupun dengan manusia

lainnya.17

“IPS adalah bidang studi yang mempelajari dan menelaah serta

menganalisis gejala dan masalah sosial di masyarakat ditinjau dari

berbagai aspek kehidupan secara terpadu.” Jadi jelas bahwa pembelajaran

IPS merupakan disiplin ilmu yang mempelajari seperangkat peristiwa,

fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan gejala dan masalah

sosial yang terjadi dalam masyarakat ditinjau dari berbagai aspek

kehidupan secara terpadu.

b. Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial

IPS bertujuan agar siswa memiliki kesadaran dan kepedulian

terhadap masyarakat atau lingkungannya dan mampu mengembangkan

pengetahuan, sikap dan ketrampilan sosial yang berguna bagi kemajuan

dirinya baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat.

Melalui pembelajaran IPS peserta didik mampu memahami konsep dasar

dan mampu menggunakan metoda dari ilmu-ilmu sosial untuk

memecahkan masalah-masalah sosial. IPS mengharapkan siswa untuk

dapat berfikir dan membuat keputusan untuk menyelesaikan isu yang

berkembang dalam masyarakat serta mampu mengambil tidakan yang

tepat. IPS akan dapat mengembangkan berbagai potensi yang ada pada

17
Arief (2004:1)
20

siswa sehingga mampu membangun diri sendiri dan memiliki tanggung

jawab untuk membangun masyarakat. 18

tujuan IPS adalah agar siswa:

(1) Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat atau

lingkungannya,melalui pemahaman terhadap nilai-nilai sejarah dan

kebudayaan masyarakat,

(2) Mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu

menggunakan metoda yang diadaptasi dari ilmu-ilmu sosial yang

kemudian dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah

sosial,

(3) Mampu menggunakan model-model dan proses berpikir serta

membuat keputusan untuk menyelesaikan isu dari masalah yang

berkembang dimasyarakat,

(4) Menaruh perhatian terhadap isu - isu dan masalah sosial serta

mampu membuat analisis yang kritis, selanjutnya mampu

mengambil tindakan yang tepat,

(5) Mampu mengembangkan berbagai potensi sehingga mampu

membangun diri sendiri agar survive yang kemudian bertanggung

jawab membangun masyarakat.

Oleh sebab itu tujuan IPS memang untuk melatih proses berfikir

untuk membuat keputusan dalam menyelesaikan permasalahan yang

berkembang di masyarakat. Disamping itu, pembelajaran IPS juga

1. Awan (Metode Belajar Inkuiri 1998)Hal.5


18
21

bertujuan membentuk siswa menjadi warga negara yang berkemampuan

sosial dan memiliki keyakinan akan kehidupannya sendiri yang akan hidup

dan berkembang di tengah-tengah kekuatan fisik dan sosial yang pada

akhirnya akan menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab. 19

Tujuan pembelajaran IPS adalah “membentuk warga negara yang

berkemampuan sosial dan yakin akan kehidupannya sendiri di tengah-

tengah kekuatan fisik dan sosial, yang pada gilirannya akan menjadi warga

negara yang baik dan bertanggung jawab.”

Berdasarkan uraian di atas, jelas bahwa tujuan dari IPS adalah

membentuk siswa agar dapat mengembangkan pengetahuan sehingga

berguna bagi kemajuan dirinya sendiri dalam menyelasaikan masalah yang

dihadapi dengan mempertimbangkan nilai-nilai sosial dan kemanusiaan

sehingga mampu membangun diri sendiri dan menjadi warga negara yang

bertanggung jawab.

c. Ruang Lingkup Ilmu Pengetahuan Sosial

Ruang lingkup IPS akan mengkaji tentang masalah yang

berhubungan dengan manusia dari segala aspek kehidupan baik dari

manusia sebagai individu dan manusia sebagai makhluk sosial. Melalui

pembelajaran IPS siswa juga akan membahas tentang lapisan bumi sebagai

tempat tinggal manusia, lingkungan, perilaku ekonomi bagaiman manusia

19
Arief (Pendidikan IPS di SD.http://re-searchengines.co./mangkoes. 2004) Hal. 1
22

memenuhi kebutuhan hidup untuk mencapai kesejahteraan, serta

fakta ,peristiwa dan proses.20

Ruang lingkup pembelajaran IPS meliputi aspek : 1) Sistem sosial

budaya, 2) Manusia, tempat dan lingkungan, 3) Perilaku ekonomi dan

kesejahteraan, 4) Waktu, keberlanjutan dan perubahan.” 21

Ruang lingkup IPS adalah “hal-hal yang berkenan dengan manusia

dan kehidupannya meliputi semua aspekkehidupan manusia sebagai

masyarakat.

Jadi dapat disimpulkan, ruang lingkup IPS adalah semua yang

berhubungan dengan manusia dan kehidupannya baik sistem sosial,

budaya, ekonomi waktu berkelanjutan dan perubahannya.

D. Macam-macam Metode Pembelajaran

1. Pengertian Metode

Metode mengajar adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara

mengajar yang dipergunakan oleh seorang guru dalam proses

pembelajaran di dalam kelas. Peranan metode mengajar merupakan alat

untuk menciptakan proses pembelajaran atau interaksi edukatif antara

siswa dengan guru sebagai pendidik. Melalui metode mengajar diharapkan

dapat tumbuh berbagai aktivitas pembelajaran bagi siswa. Penggunaan

metode mengajar akan dapat menciptakan hubungan atau interaksi antara

guru dengan siswa dalam pembelajaran, menjelaskan bahwa metode

pengajaran adalah “Cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan

20
Depdiknas(2008:163)
21
Sapriya(2007:5)
23

hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran.22 Metode

mengajar adalah “Teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar

atau menyajikan bahan pelajaran kepada siswa di dalam kelas, baik secara

individu atau secara kelompok, agar pelajaran dapat diserap, dipahami dan

dimanfaatkan oleh siswa dengan baik.”

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan, metode

pembelajaran adalah cara-cara untuk melakukan aktifitas yang

dilaksanakan oleh pendidik dan siswa untuk saling berinteraksi dalam

melakukan suatu kegiatan sehingga proses pembelajaran berjalan dengan

baik dalam arti tujuan pengajaran tercapai.23

2. Macam-Macam Metode

Agar tujuan pembelajaran tercapai sesuai dengan apa yang telah

dirumuskan, kita perlu mengetahui macam-macam metode yang sering

digunakan dalam proses pembelajaran IPS, seperti metode ekspositori,

demonstrasi, Role Playing, Discoveri, dan inkuiri. Bahwa macam-macam

metode adalah : ”Metode ekspositori, demonstrasi, resitasi, Role Playing,

Discovery, dan inkuiri”.24

E. Metode Inkuiri

1. Pengertian Metode Inkuiri

Metode inkuiri merupakan metode pembelajaran yang

menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Melalui metode inkuiri siswa

dilatih berpikir kritis-kreatif untuk memecahkan masalah- masalah yang


22
Nana (2007:76)
23
Abu (2005:52)
24
Nana(2007:77)
24

berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, sehingga dapat lebih

membuat siswa mampu untuk memecahkan masalah yang dihadapi

dalam kehidupannya, ”Pembelajaran yang memfokuskan kepada

pengembangan kemampuan siswa dalam berfikir reflektif dan kritis-

kreatif.”25

Metode inkuiri merupakan kegiatan pembelajaran yang

mengembangkan kemampuan berfikir siswa secara sistematis, logis,

kritis, dan analitis dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan dan

mendapatkan jawaban atas dasar rasa ingin tahu. Metode inkuiri adalah

“Kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara

kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari

suatu masalah yang dipertanyakan.” 26

Metode inkuiri dilakukan untuk mencari dan menemukan sendiri

jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan . Metode inkuiri

mendorong siswa untuk menemukan sendiri pengetahuannya.

Rasa ingin tahu yang dimiliki siswa akan mendorong mereka untuk

melakukan penyelidikan , metode inkuiri adalah “Penyelidikan.”27 Dalam

metode inkuiri siswa lebih banyak belajar sendiri untuk memecahkan

persoalan-persoalan yang ditemukan dalam pembelajaran, dengan

mengumpulkan data yang ada. Metode inkuiri benar-benar menempatkan

siswa sebagai subjek yang belajar.”Metode merupakan metode

pembelajaran yang berupaya menanamkan dasar berfikir ilmiah pada diri


25
Sapriya (2007:234)
26
Wina (2008:196)
27
Abu (2005:76
25

siswa, sehingga dalam proses pembelajaran siswa lebih banyak belajar

sendiri, mengembangkan kreatifitas dalam memecahkan masalah.”28

Metode Inkuiri juga melibatkan siswa secara aktif dalam mencari

apa yang dibutuhkan dalam menyelesaikan suatu persoalan. Metode

inkuiri berkaitan dengan aktifitas dan keterampilan aktif yang fokus

kepada pencarian pengetahuan atau pemahaman untuk memuaskan rasa

ingin tahu.”29

Menurut penjelasan di atas jelas bahwa metode inkuiri merupakan

suatu teknik atau cara dimana siswa mampu menemukan sendiri jawaban

dari sebuah masalah yang ditemui dalam pembelajaran melalui

penelitian atau penyelidikan.

2. Langkah-langkah Metode Inkuiri

Langkah-langkah metode inkuiri dalam pembelajaran dapat

dilakukan dalam berbagai tahap, yaitu seperti (a) Orientasi, pada langkah

ini guru membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsif.

Dalam tahap ini guru menyampaikan topik, tujuan dan langkah -

langkah pembelajaran, (b) Merumuskan masalah, pada langkah ini guru

membimbing siswa merumuskan masalah sesuai dengan topik yang

ditentukan, (c) Merumuskan hipotesis, tahap dimana siswa merumuskan

jawaban sementara dari masalah yang dikaji. Pada tahap ini dituntut

wawasan yang luas dan pengalaman yang ada bagi siswa, (d)

Mengumpulkan data, menjaring informasi yang dibutuhkan untuk

28
Abil(2009:1)
29
Hauri,iwan(2008:1)
26

menguji hipotesis yang diajukan, mengumpulkan data ini merupakan

proses yang sangat penting dalam pengembangan intelektual siswa, (e)

Menguji hipotesis, pada proses ini siswa menentukan jawaban yang

dianggap diterima sesuai dengan data pada saat pengumpulan data, (f)

Merumuskan kesimpulan, merumuskan kesimpulan merupakan bagian

akhir dalam proses pembelajaran. Pada tahap ini guru memberikan data

yang akurat agar kesimpulan dapat diterima dengan benar.

3. Kelebihan Metode Inkuiri

Setiap metode pembelajaran memiliki kelebihan atau keunggulan,

begitu juga dengan metode inkuiri. Metode inkuiri mampu

mengembangkan kemampuan siswa dari segala aspek secara seimbang

sehingga pembelajaran dianggap lebih bermakna. Metode inkuiri

memberikan ruang pada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar

mereka dan sesuai dengan perkembangan psikologi belajar siswa.

Dengan menggunakan metode inkuiri, pembelajaran akan lebih bermakna

karena metode inkuiri menekankan kepada pengembangan aspek

kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang, metode inkuiri juga

dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-

rata.30

Kelebihan metode inkuiri adalah :

1) Inkuiri merupakan metode pembelajaran yang

menekankan kepada pengem -bangan aspek kognitif,

30
Wina (2008:208)
27

afektif, dan psikomotor secara seimbang, sehingga

pembelajaran dianggap lebih bermakna

2) Inkuiri dapat memberikan ruang pada siswa untuk

belajar sesuai gaya belajar mereka.

3) Inkuiri merupakan metode yang dianggap sesuai

dengan perkembangan psikologi belajar moderen

yang menganggap belajar adalah proses perubahan

tingkah laku berkat adanya pengalaman

4) Inkuiri dapat melayani kebutuhan siswa yang

memiliki kemampuan di atas rata-rata.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Dalam penelitian ini digunakan metodologi penelitian dengan

pendekatan kualitatif. Ciri khas penelitian kualitatif tidak dapat dipisahkan

dari pengamatan berperan serta, namun peranan penelitilah yang

menentukan keseluruhan skenarionya. Untuk itu dalam penelitian ini,


28

peneliti bertindak sebagai instrumen kunci partisipan penuh sekaligus

pengumpul data, sedangkan instrumen yang lain sebagai penunjang.

B. Subjek Penelitian/ Lokasi Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dengan mengambil

lokasi penelitian di MIS Bina Islami dengan pertimbangan sebagai berikut:

a. Sekolah bersedia menerima inovasi pendidikan terutama dalam proses

pembelajaran.

b. Berdasarkan pengalaman yang dilakukan penulis, selama ini

penulispun belum pernah melakukan pembelajaran IPS dengan

menggunakan metode inkuiri.

C. Data dan Sumber Data

a. Data Penelitian.

Data penelitian ini berupa hasil pengamatan, Wawancara,

catatan lapangan dan dokumentasi dari setiap tindakan, perbaikan

pembelajaran IPS dengan penggunaan metode inkuiri pada siswa

kelas V SD yang diteliti. Data tersebut tentang hal-hal yang berkaitan

dengan perencanaan, pelaksanaan, dan hasil pembelajaran berupa

informasi sebagai berikut:

a) Pelaksanaan pembelajaran yang berhubungan dengan prilaku guru

dan siswa, siswa dengan siswa, dan siswa dengan guru dalam

pembelajaran IPS pada tahap-tahap metode inkuiri.

b) Evaluasi pembelajaran IPS baik yang berupa proses maupun hasil.


29

c) Hasil tes siswa sebelum maupun sesudah pelaksanaan tindakan

pembelajaran IPS dengan metode inkuiri.

b. Sumber Data

Sumber data penelitian adalah kegiatan proses pembelajaran

IPS melelui metode inkuiri yang meliputi rencana RPP. Pelaksanaan

proses pembelajaran meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan

kegiatan akhir. Kegiatan pembelajaran dan prilaku peneliti (guru) serta

siswa sewaktu kegiatan proses pembelajaran.

Data diperoleh dari subjek penelitian yakni peneliti (guru) dan

siswa kelas V MIS Bina Islami. Dari sumber di atas dapat disimpulkan

bahwa data dan sumber data ini terdiri dari 2 (dua) yaitu : Data primer

yang diperoleh dari siswa dan guru dengan mempergunakan observasi

dan catatan lapangan. Data sekunder diambil dari hasil belajar

siswa RPP, LKS kemudian penilaian.

Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V MIS

Bina Islami yang jumlah siswanya 26 orang. Adapun yang terlibat

dalam penelitian ini adalah:

a. Penulis sebagai peneliti dan guru di kelas V MIS Bina Islami.

b. Dua orang observer yaitu guru kelas V.

D. Prosedur Pengumpulan Data

a. Perencanaan

Sesuai dengan rumusan masalah studi pendahuluan, peneliti

bersama guru membuat rancangan tindakan yang akan dilakukan.


30

Kegiatan ini dimulai dengan merumuskan rancangan tindakan

pembelajaran IPS dengan penerapan metode inkuiri, yaitu dengan

kegiatan berikut:

1) Menyusun rancangan tindakan berupa Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran, hal ini meliputi : Standar Kompetensi,

Kompetensi Dasar, Indikator, Materi, Pendekatan dan metode,

Proses Pembelajaran, Media/ sumber, Evaluasi/ Penilaian.

2) Menyusun indikator, deskriptor, dan kriteria pembelajaran IPS

dengan metode inkuiri.

3) Mempersiapkan instrumen pengumpulan data dalam penelitian

yaitu berupa rambu-rambu keberhasilan mengajar guru, format

pencatatan lapangan untuk guru dan siswa, rambu-rambu analisis

karakteristik penerapan metode inkuiri dari aspek guru dan

siswa.

4) Menentukan observer dalam pelaksanaan tindakan. Observer

dalam penelitian ini dua orang, yaitu guru kelas V B dan guru

kelas IV A.

b. Pelaksanaan

Tahap ini dimulai dari pelaksanaan pembelajaran IPS dengan

penerapan metode inkuiri sesuai dengan rencana yang telah disusun.

Penelitian ini akan dilakukan dalam beberapa siklus, jika siklus

pertama belum berhasil maka akan dilaksanakan siklus kedua dengan

materi yang berbeda.


31

Tahap pelaksanaan tindakan ini harus dilaksanakan dengan

maksimal di kelas sesuai dengan rencana kegiatan yang telah

dirumuskan. Pelaksanaan tindakan dilakukan oleh peneliti sebagai

praktisi dengan berkolaborasi sesama guru kelas. Proses pembelajaran

di kelas berupa kegiatan interaksi antara guru dengan siswa serta

siswa dengan siswa. Adapun kegiatan yang akan dilaksanakan sebagai

berikut:

1. Peneliti melaksanakan pembelajaran IPS dengan menggunakan

metode inkuiri sesuai dengan rancangan pembelajaran yang telah

dibuat.

2. Peneliti melakukan pengamatan dengan menggunakan format

pencatatan lapangan, rambu-rambu keberhasilan mengajar, serta

rambu-rambu analisis karakteristik penerapan metode inkuiri dari

aspek siswa.

3. Peneliti dengan siswa melakukan diskusi terhadap tindakan yang

dilakukan, kemudian melakukan refleksi. Hasilnya dimanfaatkan

untuk perbaikan atau penyempurnaan pada siklus selanjutnya.

Tahap pelaksanaan ini dilaksanakan dalam dua siklus dimana

masing-masing siklus dilakukan sebanyak 2 (dua) kali pertemuan.

Setiap siklus tersebut mempunyai materi tersendiri yang diambil.

Fokus tindakan pada setiap siklus berupa penerapan metode inkuiri

dalam pembelajaran IPS.

c. Pengamatan
32

Pengamatan terhadap tindakan pembelajaran IPS di kelas V

SD dengan metode inkuiri dilakukan bersama dengan pelaksanaan

tindakan.

Hal ini dilaksanakan secara intensif, objektif dan sistematis.

Pengamatan dilakukan oleh peneliti pada waktu melaksanakan

tindakan pembelajaran IPS.

Dalam kegiatan ini peneliti (praktisi) berusaha mengenal,

merekam, dan mendokumentasikan semua indikator dari proses hasil

perubahan yang terjadi baik yang disebabkan oleh tindakan terencana

maupun dampak intervensi dalam pembelajaran IPS berdasarkan

metode inkuiri. Keseluruhan pengamatan direkam dalam bentuk

lembar observasi.

Pengamatan dilakukan secara terus menerus mulai dari siklus I

sampai siklus II. Pangamatan yang dilakukan pada satu siklus dapat

mempengaruhi satu tindakan pada siklus selanjutnya. Hasil

pengamatan ini kemudian diadakan refleksi untuk perencanaan siklus

berikutnya. Siklus kedua dilakukan apabila siklus satu tidak berhasil

dan selanjutnya apabila siklus kedua berhasil maka penelitian

dihentikan.

d. Refleksi

Langkah selanjutnya, dilaksanakan tindakan yang disertai

dengan observasi dan penilaian hasil belajar siswa, selanjutnya

diadakan refleksi kembali terhadap hal-hal yang telah terjadi. Catatan-


33

catatan observasi dan nilai penilaian itu sangat bermanfaat untuk

dijadikan pegangan dalam melaksanakan tindakan berikutnya.

Tindakan berikutnya dilaksanakan berdasarkan hasil refleksi yang

dilakukan. Refleksi yang dilakukan tentu bertolak dari pelaksanaan

tindakan terdahulu. Data-data pelaksanaan tindakan terdahulu sudah

tertuang dalam catatan observasi. Pada tahap refleksi, usahakan

menemukan masalah-masalah atau keunggulan-keunggulan yang telah

dilakukan dalam tindakan pertama tadi. Hasil penilaian juga perlu

dimanfaatkan untuk merefleksikan dan menemukan formula perbaikan

(revisi) tindakan.

E. Analisis Data

Data dianalisa secara kualitatif dan kuantitatif. Tahap analisis data

dilakukan berulang-ulang begitu data selesai dikumpulkan pada setiap

tahap pengumpulan data dalam setiap tindakan. Tahap analisis tersebut

diuraikan sebagai berikut ini :

1. Menelaah data yang telah terkumpul. Kegiatan ini dilakukan sejak

awal data terkumpul.

2. Reduksi data. Semua data yang terkumpul diseleksi dan

dikelompokkan sesuai dengan focus penelitian.

3. Menyajikan data dan mengorganisasikan imformasi yang sudah

direduksi.
34

4. Menyimpulkan hasil penelitian dan triangulasi atau menguji temuan

penelitian. Kegiatan triangulasi dilakukan dengan meninjau kembali

data dan bertukar pikiran dengan ahli dan teman sejawat.

Analisa data dilakukan terhadap data yang telah direduksi baik data

perencanaan, pelaksanaan, maupun data penilaian. Analisa data dilakukan

dengan cara terpisah-pisah.ini dimaksud agar dapat ditemukan berbagai

imformasi yang spesifik dan terfokus pada berbagai imformasi yang

mendukung pembelajaran dan yang menghambat pembelajaran. Dengan

demikian pengembangan dan perbaikan atas berbagai kekurangan dapat

dilakukan tepat pada aspek yang bersangkutan.

Selain pendekatan kualitatif dalam menganalisa data peneliti juga

menggunakan pendekatan kuantitatif. Tekhnik analisa data kuantitatif

digunakan untuk menganalisa hasil belajar siswa dalam bentuk persentase,

dengan menggunakan rumus :

P = F x 100 %
N

Keterangan :
P = Persentase
F = Frekwensi Responden
N = Jumlah Responden
F. Tahap – tahap Penelitian

Data penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan cara teknik

mendapatkan data, observasi, wawancara, dan hasil tes. Masing-masing

cara tersebut akan dijelaskan di bawah ini.


35

Catatan lapangan pada dasarnya berisi deskripsi atau berupa

paparan tentang latar pengamatan terhadap tindakan praktisi sewaktu

proses pembelajaran IPS. Unsur-unsur yang diamati dalam pelaksanaan

mengacu pada apa yang tertera pada butir-butir lembar observasi. Di

samping itu juga memuat rancangan refleksi berdasarkan pengamatan

yang dilakukan dengan cara observasi.

Observasi dilakukan untuk mengamati latar kelas tempat

berlangsungnya proses pembelajaran IPS. Dengan berpedoman pada

lembar-lembar observasi peneliti mengamati apa yang terjadi dalam proses

pembelajaran baik itu siswa maupun gurunya, yang diamati pada siswa

adalah sikap saat proses pembelajaran, kemampuan siswa, untuk

mengemukakan pendapat dan keaktifan siswa dalam bekerja kelompok

saat proses pembelajaran berlangsung. Sedangkan dari segi gurunya yang

diamati adalah cara guru memfasilitatori siswa mulai dari awal proses

pembelajaran sampai akhir proses pembelajaran, apakah sudah sesuai

dengan rancangan yang telah dibuat. Untuk lebih jelasnya tentang unsur-

unsur yang diamati baik untuk siswa maupun gurunya telah tersedia dalam

butir-butir sasaran pengamatan, bila terjadi dalam proses pembelajaran

maka akan ditandai dengan memberikan nilai di kolom yang ada pada

lembar observasi tersebut. Peneliti berperan sebagai partisipan, maksudnya

pengamat berada di luar proses pembelajaran tetapi masih berada dalam

setting penelitian.
36

Wawancara digunakan untuk memperkuat data observasi yang

terjadi di kelas baik dari unsur guru, maupun siswanya. Wawancara

dilakukan kepada guru yang melakukan tindakan intervensi langsung di

kelas, terutama yang berkaitan dengan proses pembelajaran IPS dengan

penerapan Metode inkuiri. Hasil wawancara ini digunakan sebagai bahan

untuk perbaikan perencanaan dan pelaksanaan yang akan dilakukan pada

siswa untuk memperoleh data berkaitan dengan proses pembelajaran IPS.

Hal ini berguna untuk memperjelas prilaku belajar saat proses

pembelajaran berlangsung.

Tes, digunakan untuk memperkuat data observasi yang terjadi

dalam kelas terutama pada butir penguasaan materi pembelajaran dari

unsur siswa. Hal ini dilakukan untuk memperoleh data yang akurat atas

kemampuan siswa memahami materi pembelajaran IPS dengan

penggunaan metode eksperimen.

Instrumen utama penelitian ini adalah peneliti sendiri sebagai guru

dan pelaksana proses pembelajaran di kelas. Peneliti sebagai instrumen

utama menurut Bogdan dan Biklen (dalam Miles 1992:109) bertugas

menyaring, menilai, menyimpulkan, dan memutuskan data yang

digunakan.

G. Rancangan Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian adalah penelitian tindakan kelas. Classroom

Action Research (CAR) atau penelitian tindakan kelas adalah action


37

research yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas. Action research

pada hakikatnya merupakan rangkaian “riset-tindakan-riset-tindakan-

yang dilakukan secara siklik, dalam rangka memecahkan masalah,

sampai masalah itu terpecahkan 31

Berdasarkan pendapat di atas, penelitian yang penulis lakukan

merupakan penelitian tindakan kelas karena kajiannya bersifat

reflektif. Reflektif dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional

serta memperdalam pemahaman dan memperbaiki tindakan-tindakan

proses pembelajaran. Rangkaian langkah terdiri dari studi

pendahuluan, refleksi awal, perencanaan, tindakan, pengamatan, dan

refleksi.

2. Alur Penelitian

Kegiatan penelitian tindakan kelas ini direncanakan

menggunakan siklus. Pada setiap siklus yang dilakukan penelitian

membuat perencanaan yang meliputi pembuatan RPP, menetapkan

waktu penelitian, memilih buku sumber, menyiapkan instrument

penelitian. Setelah semua terencana dengan baik maka dilakukan

tindakan, penelitian melakukan proses pembelajaran dengan metode

inkuiri sesuai dengan RPP yang disusun.

Observer mengamati seluruh kegiatan yang dilakukan oleh

guru maupun siswa. Pada saat mengamati, observer dipandu dengan

lembar observasi. Pengamatan dilakukan seiring dengan pelaksana


31
Supriyadi (2005:1).
38

tindakan. Setelah peneliti melakukan refleksi, peneliti menganalisis

semua tindakan dan menelaah ulang RPP yang sudah disusun. Hasil

refleksi digunakan untuk mengukur apakah proses pembelajaran yang

sudah dilaksanakan berhasil atau tidak. Hal di atas dipertegas oleh

Model siklus Mempunyai empat komponen yaitu “perencanaan,

tindakan, pengamatan, dan refleksi.”32

Pada setiap siklus dilakukan pengamatan dan pada akhir setiap

siklus dilakukan tes hasil belajar. Penelitian tindakan kelas ini

direncanakan akan dilaksanakan 2 (dua) siklus. ` Setiap siklus

dilakukan 2 (dua) kali pertemuan. Pada setiap akhir akan

dilakukan tes akhir.

Alur Penelitian

Perencanaan Alur Penelitian

Rencana I Rencana Pembelajaran I


Langkah Pembelajaran
-Kegiatan Awal
Orientasi, menyampaikan topik dan tujuan
32
Kemmis,Kunandar, 2008:70) -Kegiatan Inti
Merumuskan masalah.
Merumuskan hipotesa
Mengumpulkan data
Menguji hipotesis
-Kegiatan Akhir
Merumuskan kesimpulan
39

Siklus I Pelaksanaan dan


Pengamatan

Refleksi I Observasi dan Diskusi Berhasil

Belum berhasil

Rencana II Rencana Pembelajaran II

Langkah Pembelajaran
-Kegiatan Awal
Orientasi, menyampaikan topik dan tujuan
-Kegiatan Inti
Pelaksanaan dan
Siklus II Merumuskan masalah.
Pengamatan Merumuskan hipotesa.
Mengumpulkan data
Menguji hipotesis
-Kegiatan Akhir
Merumuskan kesimpulan

Refleksi II Observasi dan Berhasil / belum


Diskusi berhasil

Belum Berhasil Laporan


DAFTAR
PUSTAKA

Abu Ahmadi. Joko Tri Prasetyo.2005.SBM Strategi Belajar Mengajar.Bandung:


CV. Pustaka Setia.

Abilyudi.2009.MetodePenemuan(INKUIRI).
(http://abilyudi.wordpress.com/2009/10/28) diakses 13 November 2009.
40

Arief Ahmad.2004.Pendidikan IPS di SD.(http://re-searchengines.co./mangkoes


diakses 7 April 2009.

Awan Permana Suwarna metode Belajar Inkuiri.


(http://iwanps.wordpress.com/2008/04/17) diakses 13 November 2009.

Departemen Pendidikan Nasional.2008.Peraturan Menteri Pendidikan Nasional


Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan dasar
dan Menengah. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

E.Mulyasa. 2007 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja


Rosdakarya.

Firmansyah, Saca. (2008). Partisipasi Masyarakat: www. Saca Firmansyah. Com

Hayati, Nor (2001) Analisis Faktor-Faktor yang Menyebabkan Mahasiswa


Malaysia dalam Kegiatan Kurikuler dan Ekstrakurikuler di Universitas
Negri Semarang. UNNES: Skripsi

Mulyasa, E (2004) Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung PT. Remaja


Rodaskarya

Nana Sudjana.2000.Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.Sinar


Baru Algensindo

Nurhadi. Dkk. 2003. Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching And


Learning/ CTL) dan Penerapannya dalam KBK. Malang: Universitas
Negeri Malang

Sastropoetro, Santoso. (1989) Partisipasi, Komunikasi, Persuasi, dan Disiplin


dalam Pembangunan Alumni. Bandung

Uno, Hamzah. B (2009). Model Pembelajaran. Jakarta : PT Bumi Aksara

Wina Sanjaya. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses


Pendidikan. Jakarta : Kencana.

Winardi, (2002) motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen Jakarta: PT.


Grafindo Perkasa

Anda mungkin juga menyukai