REPUBLIK INDONESIA
Wewenang PKPKD:
1. Menetapkan kebijakan tentang
pelaksanaan APB Desa;
2. Menetapkan kebijakan tentang pengelolaan Dalam melaksanakan kekuasaan
barang milik Desa; pengelolaan keuangan Desa, Kades
3. Melakukan tindakan yang mengakibatkan menguasakan sebagian kekuasaannya
pengeluaran atas beban APB Desa; kepada perangkat Desa PPKD.
4. Menetapkan PPKD; PPKD ditetapkan dengan keputusan
5. Menyetujui DPA, DPPA, dan DPAL; kepala Desa.
6. Menyetujui RAK Desa; dan
7. Menyetujui SPP.
Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Desa
Penjabat Kepala Desa
Dalam hal kades berhenti karena meninggal dunia,
Plt Kepala Desa permintaan sendiri, atau diberhentikan bupati/wali kota,
Apabila Kades diberhentikan SEMENTARA karena mengangkat PNS dari Pemerintah Daerah
dinyatakan terdakwa dengan pidana minimal 5 Kabupaten/Kota sebagai penjabat kades, dengan
tahun atau ditetapkan sebagai tersangka dalam ketentuan sbb.
tindak pindak korupsi, atau tindak pidana lainnya 1. Penjabat kades melaksanakan tugas kades sampai
ditetapkannya kades yang dipilih melalui Pilkades
Tugas, kewajiban, dan kewenangan Sekdes apabila sisa masa jabatan kades -1 (satu) tahun.
sebagai Plt kades ditunjuk Kepala Daerah: 2. Penjabat kades melaksanakan tugas kades sampai
1. mengelola keuangan dan aset Desa; ditetapkannya kades yang dipilih melalui Musdes
2. menetapkan Peraturan Desa; apabila sisa masa jabatan Kepala Desa +1 (satu)
tahun.
3. menetapkan APB Desa;
3. Penjabat kades melaksanakan tugas, wewenang,
4. menyampaikan laporan pelaksanaan APB Desa
kewajiban, dan hak kades.
(Laporan Semester I) kepada bupati/wali kota,
melalui camat; 4. Hak penjabat kades di atas tidak termasuk menerima
penghasilan tetap dan jaminan kesehatan yang
5. menyampaikan laporan pertanggungjawaban
dialokasian untuk kades dalam APB Desa. Penjabat
realisasi APB Desa yang menjadi bagian dari
kades dapat menerima tunjangan dan penerimaan
laporan penyelenggaraan pemerintahan Desa
lainnya yang sah sepanjang terdapat alokasi anggaran
kepada bupati/wali kota, melalui camat; dan
dalam APB Desa untuk tunjangan dan penerimaan
6. lain-lain, sesuai kebutuhan dan dimandatkan lain yang sah untuk kades.
oleh bupati/wali kota.
Pelaksana Pengelolaan Keuangan Desa (PPKD)
PPKD adalah perangkat Desa yang melaksanakan
pengelolaan keuangan Desa berdasarkan keputusan kepala
Desa yang menguasakan sebagian kekuasaan PKPKD
b. TPK:
Kaur Keuangan:
1) melaksanakan Swakelola;
Kaur Keuangan dalam PPKD merupakan pelaksana
2) menyusun dokumen Lelang; fungsi kebendaharaan.
3) mengumumkan dan melaksanakan Kaur Keuangan mempunyai tugas
Lelang untuk Pengadaan melalui 1) menyusun RAK Desa; dan
Penyedia;
2) melakukan penatausahaan yang meliputi
4) memilih dan menetapkan Penyedia; menerima menyimpan,
5) memeriksa dan melaporkan hasil menyetorkan/membayar, menatausahakan dan
Pengadaan kepada Kaur/Kasi; dan, mempertanggungjawabkan penerimaan
6) mengumumkan hasil kegiatan dari pendapatan Desa dan pengeluaran dalam
Pengadaan. rangka pelaksanaan APBDesa.
Tim Pelaksana Kegiatan (TPK)
A. Pendapatan
Pendapatan Asli Desa (Hasil usaha, Hasil Aset,
swadaya dan lain-lain pendapatan asli desa)
Lain-lain
pendapatan Desa Transfer
Hasil kerjasama desa
Dana Desa (DD)
Bantuan perusahaan
yang berlokasi di desa Bagian dari hasil PDRD
Kab/kota
Koreksi kesalahan
belanja T-1 Alokasi Dana Desa
(ADD)
Bunga bank
bantuan keuangan
Pendapatan lain desa
APBD Prov/Kab/Kota
yang sah
A. Pendapatan
Pendapatan Desa berasal dari 7 (tujuh) sumber yang dikelompokkan atas:
1. Pendapatan Asli Desa
Jenis-jenis pendapatan asli Desa terdiri atas:
a. hasil usaha, antara lain bagi hasil BUM Desa
b. hasil aset, antara lain:
tanah kas Desa;
tambatan perahu;
pasar Desa;
tempat pemandian umum;
jaringan irigasi; dan,
hasil aset lainnya sesuai dengan kewenangan berdasarkan hak asal-usul dan
kewenangan lokal berskala Desa
c. swadaya, partisipasi dan gotong royong, antara lain:
penerimaan yang berasal dari sumbangan masyarakat Desa.
Penerimaan yang dimaksud disini adalah penerimaan berupa uang dan
dimasukan ke dalam rekening kas Desa, serta dicatatkan dalam buku kas.
d. Lain-lain pendapatan asli Desa, antara lain: Hasil pungutan Desa
A. Pendapatan
b. Bagian dari hasil pajak
daerah dan retribusi daerah
a. Dana Desa; Dana yang kabupaten/kota; Ditetapkan
bersumber dari APBN yang paling sedikit 10% c. Alokasi Dana Desa (ADD);
diperuntukkan bagi Desa yang ADD adalah dana perimbangan
digunakan untuk membiayai yang diterima kabupaten/kota
penyelenggaraan pemerintahan, dalam APBD kabupaten/kota
pelaksanaan pembangunan, setelah dikurangi Dana Alokasi
pembinaan kemasyarakatan, Khusus. ADD dialokasikan
dan pemberdayaan masyarakat. 2. Transfer paling sedikit 10% dibagi
kepada setiap Desa:
Belanja Desa yang ditetapkan dalam APB Desa digunakan dengan ketentuan
a. Paling sedikit 70% dari jumlah b. Paling banyak 30% dari jumlah anggaran
anggaran belanja Desa untuk belanja Desa untuk mendanai
mendanai 1. penghasilan tetap dan tunjangan Kades,
1. penyelenggaraan Pemerintahan Desa Sekdes, dan perangkat Desa lainnya; dan
termasuk belanja operasional 2. tunjangan dan operasional BPD.
Pemerintahan Desa dan insentif rukun
tetangga dan rukun warga;
Perhitungan belanja Desa sebagaimana
2. pelaksanaan pembangunan Desa; dimaksud pada huruf a dan b di atas di luar
3. pembinaan kemasyarakatan Desa; dan pendapatan yang bersumber dari hasil
4. pemberdayaan masyarakat Desa. pengelolaan tanah bengkok atau sebutan lain
5. penanggulangan bencana, keadaan dan Bantuan Keuangan bersifat khusus.
darurat, dan mendesak Desa.
Klasifikasi Belanja
2.1. Bidang pelaksanaan pembangunan Desa, terdiri
Klasifikasi belanja Desa terdiri atas bidang, sub atas sub bidang:
bidang, dan kegiatan.
a. pendidikan;
b. kesehatan;
Bidang dan sub bidang belanja Desa terdiri atas:
c. pekerjaan umum dan penataan ruang;
1.1. Bidang penyelenggaraan pemerintahan d. kawasan permukiman;
Desa, terdiri atas sub bidang:
e. kehutanan dan lingkungan hidup;
a. penyelenggaraan belanja penghasilan
tetap, tunjangan dan operasional f. perhubungan, komunikasi dan informatika;
pemerintahan Desa; g. energi dan sumber daya mineral; dan
b. sarana dan prasarana pemerintahan h. pariwisata;
Desa;
c. administrasi kependudukan, 3.3. Bidang pembinaan kemasyarakatan Desa, terdiri
pencatatan sipil, statistik, dan atas bidang
kearsipan; a. ketentraman, ketertiban, dan pelindungan
d. tata praja pemerintahan, perencanaan, masyarakat;
keuangan, dan pelaporan; dan b. kebudayaan dan kegamaan;
e. pertanahan. c. kepemudaan dan olah raga; dan
d. kelembagaan masyarakat.
Klasifikasi Belanja
4.4. Bidang pemberdayaan masyarakat Desa, Masing-masing sub bidang tersebut di atas terdiri
terdiri atas sub bidang: atas kegiatan-kegiatan yang dikodefikasi dalam kode
a. kelautan dan perikanan; rekening, sebagaimana terlampir.
b. pertanian dan peternakan; Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Dalam
c. peningkatan kapasitas aparatur Desa; Negeri, dapat menambahkan daftar kegiatan
d. pemberdayaan perempuan, dengan menggunakan kode rekening lanjutan dari
perlindungan anak dan keluarga; daftar terakhir kegiatan untuk masing-masing sub
bidang.
e. koperasi, usaha mikro kecil dan
menengah; Pemerintah daerah kabupaten/kota juga dapat
menambahkan kegiatan yang tidak tercantum
f. dukungan penanaman modal; dan
dalam daftar dengan memberikan kode 90 sampai
g. perdagangan dan perindustrian dengan 99 untuk masing-masing sub bidang.
Penambahan kegiatan untuk penerimaan lain yang sah Kades dan perangkat Desa tersebut
tidak diterapkan dalam ketentuan penggunaan paling banyak 30% (tiga puluh per seratus).
Jenis Belanja
Penjelasan lebih lengkap untuk jenis belanja tak terduga terdapat dalam
Buku V PTO Pengelolaan Keuangan Desa Bidang Penanggulangan Bencana,
Keadaan Darurat, dan Mendesak Desa.
C. Pembiayaan
Pembiayaan adalah semua penerimaan yang b. Pencairan dana cadangan
perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang
Untuk menganggarkan kebutuhan dana
akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran
cadangan yang selanjutnya dicatatkan dalam
yang bersangkutan maupun pada tahun anggaran
penerimaan pembiayaan dalam APB Desa.
berikutnya.
c. Hasil penjualan kekayaan Desa yang dipisahkan
Pembiayaan Desa terdiri atas kelompok:
kecuali tanah dan bangunan
d. Penerimaan kembali penyertaan modal
1. Penerimaan pembiayaan
Merupakan penerimaan kembali penyertaan
Penerimaan pembiayan terdiri atas: modal yang diberikan Pemerintah Desa kepada
a. SiLPA tahun sebelumnya; BUMDes dan BUMDes bersama.
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran yang
selanjutnya disebut SiLPA adalah selisih lebih
realisasi penerimaan dan pengeluaran
anggaran selama satu periode anggaran.
SiLPA paling sedikit meliputi:
1. Pelampauan penerimaan pendapatan
terhadap belanja;
2. Penghematan belanja, dan
3. Sisa dana kegiatan yang belum selesai atau
lanjutan.
C. Pembiayaan
Pelaksanaan
Perencanaan
TAHAPAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
1. Perencanaan
1. Atas perintah Kepala Desa Sekretaris Desa 5. Rancangan Peraturan Desa tentang APB Desa
mengoordinasikan penyusunan rancangan APB Desa disampaikan Kepala Desa kepada Bupati/Wali
berdasarkan RKP Desa tahun berkenaan dan pedoman Kota melalui camat atau sebutan lain paling
penyusunan APB Desa yang diatur dengan Peraturan lambat 3 (tiga) hari sejak disepakati untuk
Bupati/Wali Kota setiap tahun. Rancangan APB Desa dievaluasi. Penyampaian Rancangan Peraturan
yang telah disusun merupakan bahan penyusunan Desa tentang APB Desa dilengkapi dengan
rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa. dokumen paling sedikit meliputi
2. Sekretaris Desa menyampaikan Rancangan Peraturan a. surat pengantar;
Desa tentang APB Desa kepada Kepala Desa. b. rancangan peraturan kepala Desa
3. Rancangan Peraturan Desa tentang APB Desa mengenai penjabaran APB Desa;
disampaikan Kepala Desa kepada BPD untuk dibahas c. peraturan Desa mengenai RKP Desa;
dan disepakati bersama dalam musyawarah BPD. d. peraturan Desa mengenai kewenangan
Rancangan Peraturan Desa tentang APB Desa berdasarkan hak asal usul dan kewenangan
disepakati bersama paling lambat bulan Oktober tahun lokal berskala Desa;
berjalan.
e. peraturan Desa mengenai pembentukan
4. Atas dasar kesepakatan bersama kepala Desa dan BPD, dana cadangan, jika tersedia;
Kepala Desa menyiapkan Rancangan Peraturan Kepala
f. peraturan Desa mengenai penyertaan
Desa mengenai penjabaran APB Desa.Sekretaris Desa
modal, jika tersedia; dan
mengoordinasikan penyusunan Rancangan Peraturan
Kepala Desa. g. berita acara hasil musyawarah BPD.
Tahapan perencanaan:
6. Penyampaian hasil evaluasi. Hasil evaluasi 10. Kepala Desa menyampaikan Peraturan Desa
dituangkan dalam Keputusan Bupati/Wali Kota tentang APB Desa dan Peraturan Kepala Desa
dan disampaikan kepada Kepala Desa paling tentang penjabaran APB Desa kepada
lama 20 (dua puluh) hari kerja terhitung sejak Bupati/Wali Kota paling lama 7 (tujuh) hari kerja
diterimanya rancangan Perdes. setelah ditetapkan.
7. Kepala Desa menetapkan rancangan Perdes 11. Kepala Desa menyampaikan informasi
menjadi Peraturan Desa. mengenai APB Desa kepada masyarakat melalui
8. Peraturan Desa tentang APB Desa ditetapkan media informasi.Informasi dimaksud paling
paling lambat tanggal 31 Desember tahun sedikit memuat:
anggaran sebelumnya. APB Desa;
9. Kepala Desa menetapkan Rancangan Peraturan pelaksana kegiatan anggaran dan tim yang
Kepala Desa tentang penjabaran APB Desa melaksanakan kegiatan; dan
sebagai peraturan pelaksana dari Peraturan alamat pengaduan.
Desa tentang APB Desa.
Pelaksanaan pengelolaan keuangan Desa merupakan penerimaan dan
2 Pelaksanaan pengeluaran Desa yang dilaksanakan melalui rekening kas Desa pada bank
yang ditunjuk bupati/wali kota.
1 2 3 4 5
Menyerahkan Kades menyetujui
rancangan DPA rancangan DPA
Rancangan RAK Desa
Kaur dan Kasi Kades menyetujui disampaikan kepada
menyampaikan laporan rancangan RAK Desa Kades
10 9 8 7 6
Kaur dan Kasi Verifikasi rancangan
melaksanakan kegiatan RAK Desa (Sekdes)
berdasarkan DPA
Tahapan Pelaksanaan:
1. Penyusunan DPA (Rencana Kegiatan dan 7. Verifikasi RAK Desa oleh Sekdes
Anggaran Desa, Renca Kerja Kegiatan Desa, dan 8. Penyetujuan rancangan RAK Desa oleh Kades
RAB) oleh kaur dan kasi pelaksana kegiatan 9. Pelaksanaan kegiatan oleh Kaur dan Kasi
2. Penyerahan rancangan DPA kepada Kades berdasarkan DPA yang telah disetujui oleh
melalui Sekdes oleh kaur dan kasi pelaksana Kades
3. Verifikasi rancangan DPA oleh Sekdes 10. Penyampaian laporan perkembangan
4. Penyetujuan rancangan DPA oleh Kades pelaksanaan kegiatan dan laporan akhir kepada
5. Penyusunan rancangan RAK desa berdasarkan Kades melalui Sekdes
DPA yang telah disetujui oleh Kaur Keuangan
6. Penyampaian RAK Desa kepada Kades melalui Penjelasan rinci dan teknis tahapan
Sekdes oleh Kaur Keuangan pelaksanaan terdapat dalam Buku II PTO
Pelaksanaan Keuangan Desa
3. Penatausahaan
Penatausahaan pengelolaan keuangan Desa merupakan pencatatan setiap
penerimaan dan pengeluaran dalam buku kas umum
Selain anggaran biaya operasional, dalam APB Desa dapat dianggarkan biaya untuk pembangunan
sarana prasarana Desa persiapan. Sumber pembiayaan utama dari pembangunan sarana
prasarana Desa persiapan dibebankan pada anggaran yang bersumber dari APBD kabupten/kota
dan dapat dibiayai dari anggaran yang bersumber dari APBD provinsi.
Proses perencanaan anggaran Desa persiapan dimulai dari proses penyusunan rencana
pembangunan Desa persiapan, yang merupakan bagian dari proses penyusunan RKP Desa induk.
Proses penyusunan rencana pembangunan Desa persiapan mengikutsertakan partisipasi
masyarakat Desa persiapan.
Proses penyusunan rencana pembangunan Desa persiapan tidak terlepas dari proses
penyusunan rencana pembangunan Desa tahunan yang menghasilkan RKP Desa Induk.
Daftar rencana pembangunan Desa Persiapan, beserta dokumen pendukung lainnya, seperti
Rencana Kegiatan Desa Persiapan, desain dan RAB, menjadi dokumen lampiran RKP Desa induk.
Penjabat Kades persiapan ikut dalam proses penyusunan APB Desa, dalam rangka memastikan
kegiatan-kegiatan untuk Desa persiapan yang telah ditetapkan dalam RKP dapat teranggarkan.
Perencanaan Keuangan Desa
Perencanaan Pembangunan Desa
2) Kebutuhan Rutin
Kebutuhan rutin adalah kebutuhan yang menunjang pelaksanaan pembangunan di Desa.
Kegiatan
Penyediaan Penghasilan Tetap dan Tunjangan Kepala Desa
Penyediaan Penghasilan Tetap dan Tunjangan Perangkat Desa
Penyediaan Jaminan Sosial bagi Kepala Desa dan Perangkat Desa
3) Kebutuhan untuk Bidang Penanggulangan Bencana, Keadaan Darurat, dan Mendesak Desa
Kebutuhan ini diperlukan untuk mengantisipasi dan/ atau menangani permasalahan yang muncul di Desa yang tidak
dapat diprediksikan terjadi. Anggaran pada bidang ini akan menjadi “anggaran siap pakai” ketika Desa menghadapi
situasi yang diakibatkan adanya bencana, suatu keadaan darurat, dan suatu keadaan mendesak.
4) Kebutuhan Lain-lain:
adalah kebutuhan yang secara tidak langsung mendukung pelaksanaan pembangunan di Desa yang dapat
bersifat rutin dan/atau sesuai kebutuhan Kegiatan
Penyediaan sarana (aset tetap) perkantoran/pemerintahan
Tugas Tim Penyusun RKP Desa
d. Penyusunan rancangan RKP Desa;
Rancangan RKP Desa, dilampiri dokumen sebagai berikut:
- Proposal teknis, beserta gambar rencana prasarana;
- Rencana Anggaran Biaya (RAB); dan
- Dokumen pemeriksaan proposal teknis dan RAB
Perencanaan Anggaran
Perencanaan Anggaran
Pengumpulan Dokumen
APB Desa adalah dokumen anggaran yang penyusunannya merujuk pada dokumen-dokumen yang
telah ditetapkan sebelumnya, yaitu:
a. Peraturan Desa mengenai RKP Desa
Peraturan Desa mengenai RKP Desa adalah dokumen rujukan utama dalam penyusunan APB Desa.
Pemerintah tidak dapat menganggarkan kegiatan-kegiatan dalam APB Desa diluar kegiatan yang
telah ditetapkan dalam RKP Desa.
b. Peraturan Bupati/ Wali Kota mengenai pedoman penyusunan APB Desa
c. Dokumen-dokumen lain yang relevan, antara lain:
1) Informasi pagu dana transfer
Jika informasi pagu dana transfer belum ada, maka penyusunan APB Desa tetap dilakukan
dengan menggunakan pagu tahun sebelumnya.
1) Peraturan Desa mengenai Pembentukan dan/atau Pengembangan BUM Desa (Jika ada)
2) Peraturan Desa mengenai Dana Cadangan (jika ada)
3) Peraturan Desa lainnya (misal pungutan dll, jika ada)
Pencermatan RKP Desa
Pencermatan RKP Desa dilakukan guna menentukan kegiatan-kegiatan yang telah
ditetapkan dalam RKP Desa menjadi kegiatan prioritas untuk didanai. Pencermatan
dilakukan untuk melihat kebutuhan dan ketersedian anggaran. Pemerintah Desa harus
mengurutkan kegiatan yang akan didanai berdasarkan urutan prioritas yang telah
ditetapkan dalam RKP Desa, sampai batas ketersediaan anggaran yang ada.
Penyusunan APB Desa
Musyawarah BPD
Evaluasi APB Desa
Rancangan peraturan Desa mengenai APB Desa disampaikan kepala Desa kepada Bupati/Wali
Kota melalui camat atau sebutan lain paling lambat 3 (tiga) hari sejak disepakati untuk
dievaluasi.
Penyampaian rancangan peraturan dimaksud, dilengkapi dengan dokumen paling sedikit
meliputi:
a. surat pengantar;
b. rancangan peraturan kepala Desa mengenai penjabaran APB Desa;
c. peraturan Desa mengenai RKP Desa;
d. peraturan Desa mengenai kewenangan berdasarkan hak asal usul dan kewenangan lokal
berskala Desa;
e. peraturan Desa mengenai pembentukan dana cadangan, jika tersedia;
f. peraturan Desa mengenai penyertaan modal, jika tersedia; dan
g. berita acara hasil musyawarah BPD.
Dalam melakukan evaluasi dapat mengundang kepala Desa dan/atau apparat Desa terkait
dalam pelaksanaan evaluasi.
Penetapan dan Penyampaian Informasi
a. Rancangan Peraturan Desa tentang APB Desa yang telah dievaluasi ditetapkan oleh kepala
Desa menjadi Peraturan Desa tentang APB Desa paling lambat tanggal 31 Desember tahun
anggaran sebelumnya.
b. Pengundangan Peraturan Desa mengenai mengenai APB Desa Perubahan dalam Lembaran
Desa;
c. Kepala Desa menetapkan Rancangan Peraturan Kepala Desa tentang penjabaran APB Desa
sebagai peraturan pelaksana dari Peraturan Desa tentang APB Desa dan diundangkan ke
dalam Berita Desa.
d. Kepala Desa menyampaikan Peraturan Desa tentang APB Desa dan Peraturan Kepala Desa
tentang penjabaran APB Desa kepada Bupati/Wali Kota paling lama 7 (tujuh) hari kerja
setelah ditetapkan.
e. Kepala Desa menyampaikan informasi mengenai APB Desa, dengan materi berisi:
1) APB Desa;
2) pelaksana kegiatan anggaran dan tim yang melaksanakan kegiatan; dan
3) alamat pengaduan.
Perencanaan Anggaran
Ketentuan Lain-Lain
A. Perubahan APB Desa
Pemerintah Desa dapat melakukan perubahan APB Desa apabila terjadi:
1. penambahan dan/atau pengurangan dalam pendapatan Desa pada tahun
anggaran berjalan;
2. sisa penghematan belanja dan sisa lebih perhitungan pembiayaan tahun berjalan
yang akan digunakan dalam tahun berkenaan;
3. keadaan yang menyebabkan harus dilakukan pergeseran antar bidang, antar sub
bidang, antar kegiatan, dan antar jenis belanja; dan
4. keadaan yang menyebabkan SiLPA tahun sebelumnya harus digunakan dalam
tahun anggaran berjalan.
Perubahan APB Desa hanya dapat dilakukan 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun
anggaran, kecuali dalam keadaan luar biasa. Kriteria keadaan luar biasa diatur dalam
Peraturan Bupati/Wali Kota mengenai Pengelolaan Keuangan Desa.
Ketentuan Lain-Lain
B. Perubahan Penjabaran APB Desa
Pemerintah Desa dapat melakukan perubahan terhadap Peraturan Kepala Desa tentang
perubahan penjabaran APB Desa sebelum Rancangan Peraturan Desa tentang Perubahan
APB Desa ditetapkan. Perubahan Penjabaran APB Desa setelah Penetapan Peraturan Desa
tentang Perubahan APB Desa dapat dilakukan dalam hal terdapat Bantuan Keuangan Bersifat
Khusus yang pelaksanaan kegiatannya harus dilaksanakan pada tahun anggaran berkenaan.
Peraturan Kepala Desa tentang perubahan penjabaran APB Desa dapat dilakukan apabila terjadi:
1. penambahan dan/atau pengurangan dalam pendapatan Desa pada tahun anggaran berjalan;
2. keadaan yang menyebabkan harus segera dilakukan pergeseran antarobjek belanja; dan
3. kegiatan yang belum dilaksanakan tahun sebelumnya dan menyebabkan SiLPA akan
dilaksanakan dalam tahun anggaran berjalan.
Kepala Desa memberitahukan kepada BPD mengenai penetapan Peraturan Kepala Desa tentang
perubahan penjabaran APB Desa dan selanjutnya disampaikan kepada Bupati/Wali Kota melalui
surat pemberitahuan mengenai Peraturan Kepala Desa tentang perubahan penjabaran APB Desa.
Ketentuan Lain-Lain
B. Perubahan Penjabaran APB Desa
Pemerintah Desa dapat melakukan perubahan terhadap Perkades Desa tentang perubahan penjabaran
APB Desa sebelum Rancangan Perdes tentang Perubahan APB Desa ditetapkan. Perubahan Penjabaran
APB Desa setelah Penetapan Perdes tentang Perubahan APB Desa dapat dilakukan dalam hal terdapat
Bantuan Keuangan Bersifat Khusus yang pelaksanaan kegiatannya harus dilaksanakan pada tahun
anggaran berkenaan.
Perkades tentang perubahan penjabaran APB Desa dapat dilakukan apabila terjadi:
1. penambahan dan/atau pengurangan dalam pendapatan Desa pada tahun anggaran berjalan;
2. keadaan yang menyebabkan harus segera dilakukan pergeseran antarobjek belanja; dan
3. kegiatan yang belum dilaksanakan tahun sebelumnya dan menyebabkan SiLPA akan dilaksanakan dalam
tahun anggaran berjalan.
Kepala Desa memberitahukan kepada BPD mengenai penetapan Perkades tentang perubahan penjabaran
APB Desa dan selanjutnya disampaikan kepada Bupati/Wali Kota melalui surat pemberitahuan mengenai
Perkades tentang perubahan penjabaran APB Desa.
C. Perubahan APB Desa dan Penjabaran APB Desa dalam Keadaan Luar Biasa
Pelaksanaan Keuangan Desa
Dalam hal TPK yang telah ditunjuk pada saat penyusunan RKP Desa tidak ada lagi
karena sebab meninggal atau pindah, atau tidak bersedia lagi menjadi TPK,
Kaur/Kasi dapat mengajukan nama pengganti. Pengganti yang dipilih oleh Kaur/Kasi
harus memiliki karakteristik sama atau mendekati karakteristik TPK yang diganti,
baik dari sisi keahlian, domisili, jenis kelamin maupun hal lainnya
Persiapan Pelaksanaan Kegiatan
B. Penyusunan DPA
Paling lama 3 (tiga) hari kerja setelah Peraturan Desa mengenai APB Desa dan Peraturan Kepala Desa
mengenai Penjabaran APB Desa ditetapkan, Kepala Desa menugaskan Kaur dan Kasi PKA sesuai
tugasnya.
2 Pengajuan Anggaran
3 Pencairan Anggaran
1. Sekretaris Desa
- Perdes dan Perkades (APB Desa dan Penjabaran)
- Verifikasi Dokumen yang diajukan oleh PKA dan Kaur Keuangan
- Verifikasi Bukti
- Laporan
2. Kaur/Kasi PKA
- DPA, DPPA, dan DPAL
- SPP
- Laporan perkembangan/akhir kegiatan
3. Kaur Keuangan
- RAK Desa
- Buku Kas Umum
- Buku Pembantu Kas: Panjar, Bank, Pajak
- Kuitansi
3. Penatausahaan
Penatausahaan pengelolaan keuangan Desa merupakan pencatatan setiap
penerimaan dan pengeluaran dalam buku kas umum
Dalam melakukan penatausahaan, Kaur keuangan juga wajib membuat buku pembantu kas
umum yang minimal terdiri atas:
1. Buku pembantu bank
merupakan catatan penerimaan dan pengeluaran melalui rekening kas Desa (penarikan,
penyetoran, transfer, dan lain-lain)
2. Buku pembantu pajak
merupakan catatan penerimaan potongan pajak dan pengeluaran setoran pajak (khususnya,
dalam kaitannya bendahara desa sebagai wajib pungut)
3. Buku pembantu panjar.
merupakan catatan pemberian dan pertanggungjawaban uang panjar.
Penjelasan Umum Penatausahaan (Lanjutan)
Penatausahaan keuangan dilakukan oleh Kaur Keuangan sebagai pelaksana fungsi kebendaharaan yang
berkewajiban memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak pemerintah Desa.
Sebagai bendahara, Kaur Keuangan dilarang:
1. Membuka rekening atas nama pribadi di bank dengan tujuan pelaksanaan APB Desa.
2. Menyimpan cek atau surat berharga, kecuali telah diatur melalui peraturan perundang-undangan.
Dalam melakukan penatausahaan, Kaur keuangan juga wajib membuat buku pembantu kas umum yang
minimal terdiri atas:
1. Buku pembantu bank
merupakan catatan penerimaan dan pengeluaran melalui rekening kas Desa (penarikan, penyetoran,
transfer, dan lain-lain)
2. Buku pembantu pajak
merupakan catatan penerimaan potongan pajak dan pengeluaran setoran pajak (khususnya, dalam
kaitannya bendahara desa sebagai wajib pungut)
3. Buku pembantu panjar.
merupakan catatan pemberian dan pertanggungjawaban uang panjar.
Selain ketiga buku pembantu kas umum tersebut di atas, Kaur Keuangan dapat membuat buku pembantu
kas umum lainnya yang berguna memudahkan proses penatasusahaan seperti misal buku pembantu Kas
Tunai (Keterangan: telah diakomodir di dalam SISKEUDES)
Penatausahaan penerimaan anggaran
Penatausahaan Penerimaan Anggaran terbagi atas penerimaan pendapatan dan penerimaan atas
beberapa jenis penerimaan pembiayaan.
1. disetor langsung ke bank oleh Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota; contoh: penerimaan untuk pendapatan Dana Desa, Alokasi Dana Desa, Bagian
Hasil Pajak dan Retribusi, serta Bantuan Keuangan dari Provinsi maupun dari Kabupaten.
2. disetor melalui bank lain, badan, lembaga keuangan dan/atau kantor pos oleh pihak ketiga; Contoh:
penerimaan untuk pendapatan Hasil Usaha (Bagi Hasil BUMDesa), Hasil Aset, Pendapatan lain-lain
dari Hasil Kerjasama Desa dan Hibah, Bunga Bank, Sumbangan dari pihak Ketiga, serta pendapatan
lainnya yang diterima melalui transfer ke rekening kas desa; Dan
3. disetor oleh Kaur Keuangan untuk penerimaan yang diperoleh dari pihak ketiga. Contoh:
penerimaan untuk pendapatan Hasil Usaha (Bagi Hasil BUMDesa), Hasil Aset, Pendapatan lain-lain
dari Hasil Kerjasama Desa dan Hibah, Bunga Bank, Sumbangan dari pihak Ketiga, serta pendapatan
lainnya yang diterima secara tunai oleh Kaur Keuangan. Untuk selanjutnya, Kaur Keuangan wajib
menyetorkan pendapatan tersebut ke rekening kas desa di Bank sebelum dibelanjakan sesuai APB
Desa.
Buku-buku untuk Penatausahaan Penerimaan Anggaran
Penerimaan anggaran dicatatkan dalam buku pembantu bank, buku pembantu kas tunai dan kemudian
ke dalam buku kas umum.
BUKU PEMBANTU BANK
DESA …………………… KECAMATAN …………………………….
TAHUN ANGGARAN .........
BULAN
BANK CABANG
NO. REKENING
(…………………………………..)
Penatausahaan pengeluaran anggaran
Penatausahaan Pengeluaran Anggaran terbagi atas penatausahaan belanja dan penatausahaan pengeluaran
pembiayaan.
1. Pengeluaran atas beban APB Desa berdasarkan RAK desa yang disetujui Kepala Desa; Beberapa
kegiatan/belanja maupun pengeluaran rutin (misalnya belanja penghasilan tetap kades/perangkat desa,
tunjangan kades/perangkat desa dan BPD dapat segera dilaksanakan oleh Kaur Keuangan kepada penerima
berdasarkan SPP yang diajukan Kaur yang memiliki tugas dan fungsi terkait.
2. Kegiatan swakelola dikeluarkan oleh kaur keuangan kepada kaur atau kasi pelaksana kegiatan anggaran
(PKA) atas dasar DPA dan SPP yang disetujui Kepala Desa.. Kegiatan pengadaan barang dan jasa secara
swakelola misalnya adalah pembangunan infrastruktur desa, pelaksanaan pelatihan, pelaksanaan kegiatan
posyandu, dan sebagainya yang dilaksanakan bersama-sama dengan warga masyarakat desa. Kegiatan ini
menjadi prioritas pelaksanaan di desa dalam rangka padat karya tunai desa (PKTD).; Dan
3. Kegiatan yang dilakukan penyedia barang/jasa dikeluarkan oleh kaur keuangan langsung kepada penyedia
barang/jasa atas dasar DPA dan SPP yang diajukan oleh Kaur/Kasi PKA. Kegiatan dengan penyedia
barang/jasa dilaksanakan ketika pengadaan tidak dapat dilakukan secara swakleola. Pengadaan dapat
dilakukan melakukan penyedia bisa dilakukan sebagian atau seluruhnya.
Buku-buku untuk Penatausahaan Pengeluaran Anggaran
• Proses penatausahaan, baik secara manual maupun digital melalui SISKEUDES, dimulai dari proses
pengajuan SPP oleh Kaur/Kasi PKA
• Pengeluaran anggaran dicatatkan dalam buku pembantu bank, buku pembantu kas tunai, buku
pembantu panjar dan kemudian ke dalam buku kas umum.
BUKU PEMBANTU BANK
DESA …………………… KECAMATAN …………………………….
TAHUN ANGGARAN .........
BULAN
BANK CABANG
NO. REKENING
……….., ………………………….
Kaur Keuangan
(…………………………………..)
4. Pelaporan
Pelaporan yang dimaksudkan disini adalah laporan pelaksanaan APB Desa
semester I, yang wajib dilaporkan oleh Kades kepada Bupati/Walikota paling
lambat minggu kedua bula Juli tahun berkenaan.
Contoh
REALISASI
ANGGARAN SUMBER
KODE REKENING URAIAN ANGGARAN
(Rp) DANA
(Rp)
1 2 3 4 5 6
a b c a b c d
…………………,……………………… 20…..
Kepala Desa, ……………….
(………………………………..)
Penyusunan Pelaksanaan APB Desa (Lanjutan)
B. Ketentuan dasar penyusunan laporan realisasi kegiatan:
1. Laporan realisasi kegiatan disusun berdasarkan laporan perkembangan pelaksanaan kegiatan
dan/atau laporan akhir pelaksanaan kegiatan yang disusun oleh PKA.
2. Laporan yang disusun oleh PKA wajib diverifikasi terlebih dahulu oleh Sekretaris Desa;
3. Proses verifikasi dilakukan utamanya untuk melihat kesesuaian data yang terdapat dalam laporan
yang disusun PKA dengan data yang terdapat di Buku Kas Umum yang dibuat/disusun oleh Kaur
Keuangan.
4. Data yang dimasukan ke dalam format laporan adalah data kegiatan belanja
5. Laporan realisasi kegiatan selain menjadi bagian dari laporan pelaksanaan APB Desa Semester I,
juga merupakan bagian dari Laporan Pertanggungjawaban Realisasi APB Desa.
Jumlah
………….,……………………….
Kepala Desa
ttd
(…………………………)
5. Pertanggungjawaban
Laporan pertanggungjawaban yang dimaksudkan disini adalah laporan realisasi
APB Desa yang wajib dilaporkan Kades kepada bupati/walikota melalui camat
paling lambat 3 (tiga) bulan setelah akhir tahun anggaran berkenaan
BELANJA
Bidang Penyelenggaraan pemerintah Desa C.9 dan C15 364,904,200 359,540,400 xxx
Bidang Pelaksanaan Pembangunan Desa C.10 dan C15 546,310,000 495,700,000 xxx
Bidang Pembinaan Kemasyaratan Desa C.11 dan C15 12,796,400 11,880,000 xxx
Bidang Pemberdayaan Masyarakat Desa C.12 dan C15 21,043,400 19,550,000 xxx
Bidang Penangulangan Bencana, Keadaan Darurat C.13 dan C15 50,000,000 50,000,000 xxx
dan Mendesak Desa
A. Informasi Umum
Pemerintah Desa Langsep merupakan desa di Kecamatan Klojen, Kabupaten Malang. Sesuai dengan Keputusan
Bupati No. ……………………. Tanggal …………………, saat ini kepengurusan Pemerintahan Desa Langsep terdiri dari:
1. Kepala Desa : Drs Sianto
2. Sekretaris Desa : Rudi
3. Kaur Keuangan : Heri
Kantor Pemerintahan Desa beralamat di Jln Raya Langsep Nomor 7 Desa Langsep, Kecamatan Klojen,
Kabupaten Malang
3. Dana Desa
Dana Desa merupakan penerimaan desa yang diperoleh dari APBN. Jumlah penerimaan Dana Desa selama
tahun anggaran 20x1 adalah sebagai berikut:
(Lebih)/
Anggaran Realisasi
kurang
Tahap 1 0
Tahap 2 0
0
8. Pendapatan Lain-lain
Pendapatan lain-lain terdiri dari:
Anggaran Realisasi (Lebih)/ kurang
Penerimaan dari hasil kerjasama antar Desa xxx.xxx xxx.xxx xxx
Penerimaan dari hasil kerjasama Desa dengan pihak
ketiga xxx.xxx xxx.xxx xxx
Penerimaan dari bantuan perusahaan yang berlokasi di
Desa xxx.xxx xxx.xxx xxx
Hibah dan sumbangan dari pihak ketiga xxx.xxx xxx.xxx xxx
Koreksi kesalahan belanja tahun-tahun anggaran
sebelumnya yang mengakibatkan penerimaan di kas Desa xxx.xxx xxx.xxx xxx
Bunga bank xxx.xxx xxx.xxx xxx
Lain-lain pendapatan yang sah xxx.xxx xxx.xxx xxx
Lanjutan Bentuk Laporan Pertanggungjawaban – Catatan atas Laporan Keuangan
9. Belanja - Bidang Penyelenggaraan Pemerintahan Desa : 270.000.000
Belanja untuk Bidang Penyelenggaraan Pemerintahan Desa terdiri dari:
(Lebih)/
Anggaran Realisasi
kurang
Belanja Pegawai 0
Belanja Barang dan Jasa 0
Belanja Modal 0
0
16. Pembiayaan
Jumlah netto pembiayaan tahun anggaran 20x1 adalah sebagai berikut:
Anggaran Realisasi (Lebih)/ kurang
Penerimaan Pembiayaan xxx.xxx xxx.xxx xxx
Pengeluaran Pembiayaan xxx.xxx xxx.xxx xxx
xxx.xxx xxx.xxx xxx
Penambahan/
20x0 20x1
(Pengurangan)
19. dst
Terima Kasih
Semoga Tuhan Yang Maha Esa
selalu menyertai kita semua.
Selamat Mengikuti Coaching Clinic
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA