Anda di halaman 1dari 90

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

REPUBLIK INDONESIA

BUKU INDUK PETUNJUK TEKNIS OPERASIONAL


PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

Bogor, 17 Juni 2021


Buku Induk Petunjuk Teknis Operasional
Pengelolaan Keuangan Desa

I. Maksud Dan Tujuan


II. Dasar Kebijakan Buku Penjelasan
A. Dasar Hukum
Petunjuk Teknis Operasional
B. Peraturan Terkait
III. Ketentuan Umum Pengelolaan Keuangan Desa
IV. Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Desa
V. Pelaksana Pengelolaan Keuangan Desa 1. Buku I Petunjuk Teknis Perencanaan
VI. APB DESA Pengelolaan Keuangan Desa
A. Pendapatan 2. Buku II Petunjuk Teknis Pelaksanaan
B. Belanja Pengelolaan Keuangan Desa
C. Pembiayaan 3. Buku III Petunjuk Teknis
VII. Tahapan Pengelolaan Keuangan Desa
Penatausahaan Pengelolaan Keuangan
A. Perencanaan
B. Pelaksanaan Desa
C. Penatausahaan 4. Buku IV Petunjuk Teknis Pelaporan
D. Pelaporan dan Pertanggungjawaban
E. Pertanggungjawaban Pengelolaan Keuangan Desa
VIII. Pembinaan dan Pengawasan 5. Buku V Petunjuk Teknis Pengelolaan
IX. Ketentuan Lain-lain Keuangan Desa Bidang
A. Desa Adat
Penanggulangan Bencana, Keadaan
B. Desa Persiapan
C. Kerugian Desa
Darurat, dan Mendesak Desa
Petunjuk Teknis Operasional Pengelolaan Keuangan Desa

PTO PKD berdasarkan Permendagri 20/2018 tentang


Pengelolaan Keuangan Desa dan aplikasi SISKEUDES

PTO PKD ini menjadi rujukan


pemerintah Desa dalam
Beberapa aturan terkait yang menjadi
pengelolaan keuangan Desa dan
rujukan merupakan peraturan yang
wajib dijadikan acuan dalam
diterbitkan setiap tahun oleh K/L terkait.
penyusunan perbup/perwali
mengenai pengelolaan keuangan
Desa.
Kebijakan Pengelolaan Keuangan Desa
Dasar Hukum
1. UU 6/2014 tentang Desa;
7. Permendagri 84/2015 tentang Struktur Organisasi dan
2. PP 43/2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang
Tata Kerja Pemerintah Desa;
6/2014 tentang Desa, sebagaimana telah diubah beberapa kali
8. Permendagri 1/2016 tentang Pengelolaan Aset Desa
dan terakhir dengan PP 11/2019 tentang Peraturan Perubahan
9. Permendagri 110/2016 tentang Badan Permusyawaratan
Kedua Atas Peraturan Pemerintah 43/2014 tentang Peraturan
Desa
Pelaksanaan UU 6/2014 tentang Desa;
10. Permendagri 1/2016 tentang Pengelolaan Aset Desa;
3. PP 60/2014 tentang Dana Desa yang Bersumber dari Anggaran
11. Permendagri 46/2016 tentang Laporan Kepala Desa;
Pendapatan dan Belanja Negara, sebagaimana telah diubah
12. Permendagri 1/2017 tentang Penataan Desa;
beberapa kali dan terakhir dengan PP 8/2016 tentang
13. Permendagri 73/2020 tentang Pembinaan dan Pengawasan
Perubahan Kedua Atas PP 60/2014 Dana Desa yang Bersumber
Pengelolaan Keuangan Desa;
dari APBN; dan
14. Permenkeu 17/PMK.07/2021 tentang Pengelolaan Transfer
4. Permendagri 20/2018 tentang Pengelolaan Keuangan Desa. Ke Daerah dan Dana Desa TA 2021 Dalam Rangka
Mendukung Penanganan Pandemi Corona Virus Didease
Peraturan Terkait
2019 (COVID-19) dan Dampaknya;
1. UU 24/2007 tentang Penanggulangan Bencana; 15. Peraturan Kepala LKPP 12/2019 tentang Pedoman
2. UU 30/2014 tentang Administrasi Pemerintahan Pengadaan Barang/Jasa di Desa.
3. PP 12/2017 tentang Pembinaan dan Pengawasan 16. Permenkeu tentang Pengelolaan Dana Desa;
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah; 17. Permendesa PDTT tentang Prioritas Penggunaan Dana
4. Permendagri 114/2014 tentang Pedoman Pembangunan Desa; Desa;dan
5. Permendagri 82/2015 tentang Pengangkatan dan
Pemberhentian Kepala Desa;
6. Permendagri 83/2015 tentang Pengangkatan dan
Pemberhentian Perangkat Desa;
Azas Pengelolaan Keuangan Desa (PKD)
Informasi-informasi penting yang dibuka untuk
T diakses oleh masyarakat antara lain meliputi
a. struktur APB Desa;
b. pelaksana kegiatan anggaran dan TPK;
TRANSPARAN
T c. laporan realisasi APB Desa;
d. laporan realisasi kegiatan;
e. kegiatan yang belum selesai dan/atau tidak
terlaksana; dan
PARTISIPATIF AKUNTABEL f. sisa anggaran.

Prosedur penyampaian pertanggungjawaban PKD melalui


A a. Forum musyawarah/pertemuan; dan

P A b. Penyampaian laporan pertanggungjawaban secara


tertulis.
Sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Pengelolaan Keuangan Desa harus
Pelibatan masyarakat dimulai dari proses :
TERTIB DAN DISIPLIN ANGGARAN (1) perencanaan untuk penyusunan perencanaan
P anggaran yaitu berupa RKP Desa
(2) pelaksanaan kegiatan, dimana masyarakat terlibat
menjadi TPK
(3) Pemantauan.
Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Desa

PKPKD adalah Kades atau sebutan nama lain yang karena


jabatannya mempunyai kewenangan menyelenggarakan
keseluruhan pengelolaan keuangan Desa

Wewenang PKPKD:
1. Menetapkan kebijakan tentang
pelaksanaan APB Desa;
2. Menetapkan kebijakan tentang pengelolaan Dalam melaksanakan kekuasaan
barang milik Desa; pengelolaan keuangan Desa, Kades
3. Melakukan tindakan yang mengakibatkan menguasakan sebagian kekuasaannya
pengeluaran atas beban APB Desa; kepada perangkat Desa PPKD.
4. Menetapkan PPKD; PPKD ditetapkan dengan keputusan
5. Menyetujui DPA, DPPA, dan DPAL; kepala Desa.
6. Menyetujui RAK Desa; dan
7. Menyetujui SPP.
Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Desa
Penjabat Kepala Desa
Dalam hal kades berhenti karena meninggal dunia,
Plt Kepala Desa permintaan sendiri, atau diberhentikan bupati/wali kota,
Apabila Kades diberhentikan SEMENTARA karena mengangkat PNS dari Pemerintah Daerah
dinyatakan terdakwa dengan pidana minimal 5 Kabupaten/Kota sebagai penjabat kades, dengan
tahun atau ditetapkan sebagai tersangka dalam ketentuan sbb.
tindak pindak korupsi, atau tindak pidana lainnya 1. Penjabat kades melaksanakan tugas kades sampai
ditetapkannya kades yang dipilih melalui Pilkades
Tugas, kewajiban, dan kewenangan Sekdes apabila sisa masa jabatan kades -1 (satu) tahun.
sebagai Plt kades ditunjuk Kepala Daerah: 2. Penjabat kades melaksanakan tugas kades sampai
1. mengelola keuangan dan aset Desa; ditetapkannya kades yang dipilih melalui Musdes
2. menetapkan Peraturan Desa; apabila sisa masa jabatan Kepala Desa +1 (satu)
tahun.
3. menetapkan APB Desa;
3. Penjabat kades melaksanakan tugas, wewenang,
4. menyampaikan laporan pelaksanaan APB Desa
kewajiban, dan hak kades.
(Laporan Semester I) kepada bupati/wali kota,
melalui camat; 4. Hak penjabat kades di atas tidak termasuk menerima
penghasilan tetap dan jaminan kesehatan yang
5. menyampaikan laporan pertanggungjawaban
dialokasian untuk kades dalam APB Desa. Penjabat
realisasi APB Desa yang menjadi bagian dari
kades dapat menerima tunjangan dan penerimaan
laporan penyelenggaraan pemerintahan Desa
lainnya yang sah sepanjang terdapat alokasi anggaran
kepada bupati/wali kota, melalui camat; dan
dalam APB Desa untuk tunjangan dan penerimaan
6. lain-lain, sesuai kebutuhan dan dimandatkan lain yang sah untuk kades.
oleh bupati/wali kota.
Pelaksana Pengelolaan Keuangan Desa (PPKD)
PPKD adalah perangkat Desa yang melaksanakan
pengelolaan keuangan Desa berdasarkan keputusan kepala
Desa yang menguasakan sebagian kekuasaan PKPKD

Kaur dan Kasi


PPKD terdiri dari:
1. Sekretaris Desa
Sekdes merupakan koordinator PPKD. Dalam
kuasa melakukan PKD untuk melakukan
tindakan yang mengakibatkan pengeluaran
atas beban APB Desa.

2. Kaur dan Kasi


a. Kaur: b.Kasi:
Kaur dan Kasi merupakan perangkat Desa yang
secara teknis melaksanakan kegiatan anggaran yang  Kaur tata usaha  Kasi pemerintahan;
disebut dengan Pelaksana Kegiatan Anggaran (PKA). dan umum; dan  Kasi kesejahteraan;
Kaur dan Kasi, terdiri atas:  Kaur perencanaan. dan
 Kasi pelayanan.
Pelaksana Pengelolaan Keuangan Desa (PPKD)

a. mengoordinasikan penyusunan dan


pelaksanaan kebijakan APB Desa;
b. mengoordinasikan penyusunan rancangan APB Selain tugas tersebut,
Desa dan rancangan perubahan APB Desa; secara teknis sekdes juga
c. mengoordinasikan penyusunan rancangan mempunyai tugas:
peraturan Desa tentang APB Desa, perubahan a. melakukan verifikasi
APB Desa, dan pertanggungjawaban Tugas terhadap DPA, DPPA, dan
pelaksanaan APB Desa; Sekretaris Desa DPAL;
d. mengoordinasikan penyusunan rancangan b. melakukan verifikasi
peraturan kepala Desa tentang Penjabaran terhadap RAK Desa; dan
APB Desa dan Perubahan Penjabaran APB
c. melakukan verifikasi
Desa;
terhadap bukti
e. mengoordinasikan tugas perangkat Desa lain penerimaan dan
yang menjalankan tugas PPKD; dan pengeluaran APB Desa.
f. mengoordinasikan penyusunan laporan
keuangan Desa dalam rangka
pertanggungjawaban pelaksanaan APB Desa.
Pelaksana Pengelolaan Keuangan Desa (PPKD)

a. melakukan tindakan yang mengakibatkan


pengeluaran atas beban anggaran belanja
Penetapan dan sesuai bidang tugasnya;
nomenklatur Kaur dan b. melaksanakan anggaran kegiatan sesuai bidang
Kasi menggunakan tugasnya;
aturan pola maksimal. Tugas
Kaur dan Kasi c. mengendalikan kegiatan sesuai bidang
Desa yang memiliki
tugasnya;
perangkat Desa dengan Pembagian tugas
pola minimal d. menyusun DPA, DPPA, dan DPAL sesuai bidang
Kaur dan Kasi PKA
menyesuaikan tugas tugasnya;
dilakukan
PKA dengan tugas berdasarkan bidang e. menandatangani perjanjian kerja sama dengan
sebagai Kaur dan Kasi. tugas masing-masing penyedia atas pengadaan barang/jasa untuk
dan ditetapkan dalam kegiatan yang berada dalam bidang tugasnya;
RKP Desa. dan
f. menyusun laporan pelaksanaan kegiatan sesuai
bidang tugasnya untuk pertanggungjawaban
pelaksanaan APB Desa.
Kedudukan dan Tugas PKA

a. Kaur dan Kasi PKA


1) sebagai PKA sekaligus penanggung Tugas PKA dalam mengelola
jawab pelaksanaan kegiatan, termasuk kegiatan/pengadaaan:
di dalamnya pengadaan barang/jasa, 1) Menetapkan dokumen persiapan Pengadaan;
untuk kegiatan yang tidak memerlukan 2) menyampaikan dokumen persiapan Pengadaan
TPK; kepada TPK;
2) sebagai penanggung jawab dan 3) Melakukan Pengadaan sesuai dengan ambang
koordinator pelaksanaan kegiatan yang batasnilai dan kegiatan yang ditetapkan
dilaksanakan oleh TPK; dan Musrenbangdes;
3) menandatangani perjanjian kerja sama 4) Menandatangani bukti transaksi Pengadaan;
dengan penyedia atas pengadaan 5) Mengendalikan pelaksanaan Pengadaan;
barang/jasa untuk kegiatan yang 6) Menerima hasil Pengadaan;
berada dalam bidang tugasnya. 7) Melaporkan pengelolaan Pengadaan sesuai
bidang tugasnya kepada kades; dan
8) Menyerahkan hasil Pengadaan pada kegiatan
PKA dilarang mengadakan ikatan sesuai bidang tugasnya kepada kades dengan
perjanjian atau menandatangani surat penyerahan berita acara.
perjanjian dengan Penyedia apabila
anggaran belum tersedia atau anggaran
yang tersedia tidak mencukupi.
Kedudukan serta Tugas TPK dan Kaur Keuangan

b. TPK:
Kaur Keuangan:
1) melaksanakan Swakelola;
Kaur Keuangan dalam PPKD merupakan pelaksana
2) menyusun dokumen Lelang; fungsi kebendaharaan.
3) mengumumkan dan melaksanakan Kaur Keuangan mempunyai tugas
Lelang untuk Pengadaan melalui 1) menyusun RAK Desa; dan
Penyedia;
2) melakukan penatausahaan yang meliputi
4) memilih dan menetapkan Penyedia; menerima menyimpan,
5) memeriksa dan melaporkan hasil menyetorkan/membayar, menatausahakan dan
Pengadaan kepada Kaur/Kasi; dan, mempertanggungjawabkan penerimaan
6) mengumumkan hasil kegiatan dari pendapatan Desa dan pengeluaran dalam
Pengadaan. rangka pelaksanaan APBDesa.
Tim Pelaksana Kegiatan (TPK)

Dalam melaksanakan tugasnya, PKA dibantu oleh Tim Pelaksana


Kegiatan (TPK). TPK adalah tim yang membantu PKA dalam
melaksanakan kegiatan/ pengadaan barang/jasa yang karena sifat
dan jenisnya tidak dapat dilakukan sendiri oleh PKA.

 Personil TPK minimal 3 (tiga) orang,


TPK terdiri dari unsur:
a. Perangkat Desa (Pelaksana Kewilayahan);
T dapat ditambah sepanjang berjumlah
gasal.
b. Lembaga Kemasyarakatan Desa;dan
 TPK dapat diberikan honorarium sesuai
c. Masyarakat. anggaran Desa
 TPK bukanlah pengelola keuangan Desa
Organisasi TPK terdiri atas:  TPK bertanggung jawab kepada PKA
a. Ketua; dalam pelaksanaan tugasnya.
b. Sekretaris; dan  Pekerjaan konstruksi yang dilaksanakan
c. Anggota secara swakelola adalah pekerjaan yang
sederhana dan mampu dikerjakan oleh
masyarakat Desa
POSTUR ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA PEMERINTAH DESA
TAHUN ANGGARAN 2020
APB DESA

A. Pendapatan
Pendapatan Asli Desa (Hasil usaha, Hasil Aset,
swadaya dan lain-lain pendapatan asli desa)
Lain-lain
pendapatan Desa Transfer
Hasil kerjasama desa
Dana Desa (DD)
Bantuan perusahaan
yang berlokasi di desa Bagian dari hasil PDRD
Kab/kota
Koreksi kesalahan
belanja T-1 Alokasi Dana Desa
(ADD)
Bunga bank
bantuan keuangan
Pendapatan lain desa
APBD Prov/Kab/Kota
yang sah
A. Pendapatan
Pendapatan Desa berasal dari 7 (tujuh) sumber yang dikelompokkan atas:
1. Pendapatan Asli Desa
Jenis-jenis pendapatan asli Desa terdiri atas:
a. hasil usaha, antara lain bagi hasil BUM Desa
b. hasil aset, antara lain:
 tanah kas Desa;
 tambatan perahu;
 pasar Desa;
 tempat pemandian umum;
 jaringan irigasi; dan,
 hasil aset lainnya sesuai dengan kewenangan berdasarkan hak asal-usul dan
kewenangan lokal berskala Desa
c. swadaya, partisipasi dan gotong royong, antara lain:
 penerimaan yang berasal dari sumbangan masyarakat Desa.
 Penerimaan yang dimaksud disini adalah penerimaan berupa uang dan
dimasukan ke dalam rekening kas Desa, serta dicatatkan dalam buku kas.
d. Lain-lain pendapatan asli Desa, antara lain: Hasil pungutan Desa
A. Pendapatan
b. Bagian dari hasil pajak
daerah dan retribusi daerah
a. Dana Desa; Dana yang kabupaten/kota; Ditetapkan
bersumber dari APBN yang paling sedikit 10% c. Alokasi Dana Desa (ADD);
diperuntukkan bagi Desa yang ADD adalah dana perimbangan
digunakan untuk membiayai yang diterima kabupaten/kota
penyelenggaraan pemerintahan, dalam APBD kabupaten/kota
pelaksanaan pembangunan, setelah dikurangi Dana Alokasi
pembinaan kemasyarakatan, Khusus. ADD dialokasikan
dan pemberdayaan masyarakat. 2. Transfer paling sedikit 10% dibagi
kepada setiap Desa:

d. Bantuan keuangan dari APBD Provinsi, e. Bantuan keuangan dari APBD


bantuan kepada Desa yang dialokasikan Kabupaten/kota, ketentuannya
pada belanja APBD Provinsi dalam rangka sama dengan Bantuan Keuangan
kerja sama daerah, pemerataan dari APBD Provinsi.
peningkatan kemampuan keuangan, dan
atau tujuan tertentu lainnya.
A. Pendapatan
3. Lain-Lain Pendapatan Desa
Lain-lain pendapatan Desa terdiri atas jenis
a. penerimaan dari hasil kerja sama Desa
b. penerimaan dari bantuan perusahaan yang berlokasi di Desa;
c. penerimaan dari hibah dan sumbangan dari pihak ketiga;
d. koreksi kesalahan belanja tahun anggaran sebelumnya yang mengakibatkan penerimaan di
kas Desa pada tahun anggaran berjalan adalah penerimaan yang berasal dari pengembalian
uang yang muncul akibat adanya koreksi atas kekeliruan atau kesalahan belanja yang
dilakukan pada tahun anggaran sebelumnya
e. bunga bank; dan
f. pendapatan lain Desa yang sah adalah pendapatan lain Desa diluar 5 jenis pendapatan dari
lain-lain pendapatan Desa, seperti:
 Bantuan dari Pemerintah Pusat yang diterima langsung dalam rekening Kas Desa sabagai
bagian dari pelaksanaan program/kegiatan kementerian/lembaga (K/L) terkait.
Kode rekening yang digunakan

Bantuan Keuangan dari


4 3 9 90-99*
Kementerian/Lembaga*… (sebutkan)

 Hadiah yang masuk ke Rekening Kas Desa


B. Belanja
Belanja adalah semua pengeluaran yang merupakan kewajiban Desa dalam 1 (satu)
tahun anggaran yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh Desa.
Belanja Desa dipergunakan untuk mendanai penyelenggaraan kewenangan Desa.

Belanja Desa yang ditetapkan dalam APB Desa digunakan dengan ketentuan

a. Paling sedikit 70% dari jumlah b. Paling banyak 30% dari jumlah anggaran
anggaran belanja Desa untuk belanja Desa untuk mendanai
mendanai 1. penghasilan tetap dan tunjangan Kades,
1. penyelenggaraan Pemerintahan Desa Sekdes, dan perangkat Desa lainnya; dan
termasuk belanja operasional 2. tunjangan dan operasional BPD.
Pemerintahan Desa dan insentif rukun
tetangga dan rukun warga;
Perhitungan belanja Desa sebagaimana
2. pelaksanaan pembangunan Desa; dimaksud pada huruf a dan b di atas di luar
3. pembinaan kemasyarakatan Desa; dan pendapatan yang bersumber dari hasil
4. pemberdayaan masyarakat Desa. pengelolaan tanah bengkok atau sebutan lain
5. penanggulangan bencana, keadaan dan Bantuan Keuangan bersifat khusus.
darurat, dan mendesak Desa.
Klasifikasi Belanja
2.1. Bidang pelaksanaan pembangunan Desa, terdiri
Klasifikasi belanja Desa terdiri atas bidang, sub atas sub bidang:
bidang, dan kegiatan.
a. pendidikan;
b. kesehatan;
Bidang dan sub bidang belanja Desa terdiri atas:
c. pekerjaan umum dan penataan ruang;
1.1. Bidang penyelenggaraan pemerintahan d. kawasan permukiman;
Desa, terdiri atas sub bidang:
e. kehutanan dan lingkungan hidup;
a. penyelenggaraan belanja penghasilan
tetap, tunjangan dan operasional f. perhubungan, komunikasi dan informatika;
pemerintahan Desa; g. energi dan sumber daya mineral; dan
b. sarana dan prasarana pemerintahan h. pariwisata;
Desa;
c. administrasi kependudukan, 3.3. Bidang pembinaan kemasyarakatan Desa, terdiri
pencatatan sipil, statistik, dan atas bidang
kearsipan; a. ketentraman, ketertiban, dan pelindungan
d. tata praja pemerintahan, perencanaan, masyarakat;
keuangan, dan pelaporan; dan b. kebudayaan dan kegamaan;
e. pertanahan. c. kepemudaan dan olah raga; dan
d. kelembagaan masyarakat.
Klasifikasi Belanja

4.4. Bidang pemberdayaan masyarakat Desa,  Masing-masing sub bidang tersebut di atas terdiri
terdiri atas sub bidang: atas kegiatan-kegiatan yang dikodefikasi dalam kode
a. kelautan dan perikanan; rekening, sebagaimana terlampir.
b. pertanian dan peternakan;  Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Dalam
c. peningkatan kapasitas aparatur Desa; Negeri, dapat menambahkan daftar kegiatan
d. pemberdayaan perempuan, dengan menggunakan kode rekening lanjutan dari
perlindungan anak dan keluarga; daftar terakhir kegiatan untuk masing-masing sub
bidang.
e. koperasi, usaha mikro kecil dan
menengah;  Pemerintah daerah kabupaten/kota juga dapat
menambahkan kegiatan yang tidak tercantum
f. dukungan penanaman modal; dan
dalam daftar dengan memberikan kode 90 sampai
g. perdagangan dan perindustrian dengan 99 untuk masing-masing sub bidang.

5.5. Bidang penanggulangan bencana, keadaan


darurat dan mendesak Desa, terdiri atas
sub bidang:
a. penanggulangan bencana;
b. keadaan darurat; dan
c. keadaan mendesak.
Selain itu, Pemerintah daerah juga dapat menambahkan kegiatan penerimaan lain kepala Desa
dan perangkat Desa dengan kode rekening 90 sampai dengan 99 yang anggarannya
dialokasikan dari hasil pengelolaan tanah bengkok atau sebutan lain dan/atau bantuan khusus
pada sub bidang penyelenggaraan belanja penghasilan tetap, tunjangan dan operasional
pemerintahan Desa.
Bantuan khusus sebagaimana tersebut di atas dapat berupa:
a. Bantuan keuangan dari pemerintah provinsi dan/atau kabupaten/kota yang bersifat
khusus, yang khusus dialokasikan untuk penambahan penerimaan kepala Desa dan
perangkat Desa.
Pencatatan pendapatan dan belanja dalam APB Desa dalam pola penjabaran APB Desa
adalah sbb.
Pendapatan: 4 2 4 90-99* BKK dari APBD Provinsi

4 2 5 90-99* BKK dari APBD Kabupaten/Kota

Atau: Penerimaan Lain Kepala Desa yang Sah


1 1 90-99* 5 1 1 90-99
Belanja (sebutkan…)
Penerimaan Lain Perangkat Desa yang Sah
1 1 90-99* 5 1 2 90-99
(sebutkan…)
b. Pengalokasian kembali ADD tahun anggaran sebelumnya yang tidak disalurkan oleh
pemerintah kabupaten/kota pada tahun anggaran yang berkenaan, yang mengakibatkan
kepala Desa dan perangkat Desa tidak/kurang menerima penghasilaan tetap dan/atau
tunjangan pada tahun anggaran sebelumnya.
Pencatatan pendapatan dan belanja dalam APB Desa dalam pola penjabaran APB Desa
adalah sbb:
Pendapatan:
4 3 9 90-99* BKK dari ADD Tahun Anggaran…
Atau:
Belanja
Penerimaan Lain Kepala Desa yang Sah (penghasilan
1 1 90-99* 5 1 1 90-99
tetap dan tunjangan kepala Desa TA….)
Penerimaan Lain Perangkat Desa yang Sah (Penghasilan tetap
1 1 90-99* 5 1 2 90-99
dan Tunjangan Perangkat Desa TA…)

Penambahan kegiatan untuk penerimaan lain yang sah Kades dan perangkat Desa tersebut
tidak diterapkan dalam ketentuan penggunaan paling banyak 30% (tiga puluh per seratus).
Jenis Belanja

Jenis Belanja, terdiri atas:


Belanja pegawai, barang/jasa, modal dan belanja tak terduga.

Penjelasan lebih lengkap untuk jenis belanja tak terduga terdapat dalam
Buku V PTO Pengelolaan Keuangan Desa Bidang Penanggulangan Bencana,
Keadaan Darurat, dan Mendesak Desa.
C. Pembiayaan
Pembiayaan adalah semua penerimaan yang b. Pencairan dana cadangan
perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang
Untuk menganggarkan kebutuhan dana
akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran
cadangan yang selanjutnya dicatatkan dalam
yang bersangkutan maupun pada tahun anggaran
penerimaan pembiayaan dalam APB Desa.
berikutnya.
c. Hasil penjualan kekayaan Desa yang dipisahkan
Pembiayaan Desa terdiri atas kelompok:
kecuali tanah dan bangunan
d. Penerimaan kembali penyertaan modal
1. Penerimaan pembiayaan
Merupakan penerimaan kembali penyertaan
Penerimaan pembiayan terdiri atas: modal yang diberikan Pemerintah Desa kepada
a. SiLPA tahun sebelumnya; BUMDes dan BUMDes bersama.
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran yang
selanjutnya disebut SiLPA adalah selisih lebih
realisasi penerimaan dan pengeluaran
anggaran selama satu periode anggaran.
SiLPA paling sedikit meliputi:
1. Pelampauan penerimaan pendapatan
terhadap belanja;
2. Penghematan belanja, dan
3. Sisa dana kegiatan yang belum selesai atau
lanjutan.
C. Pembiayaan

2. Pengeluaran pembiayaan, terdiri atas:


a. Pembentukan dana cadangan
Dilakukan untuk mendanai kegiatan yang Pembentukan dana cadangan dapat bersumber
penyediaan dananya tidak dapat sekaligus dari penyisihan atas penerimaan Desa, kecuali
dibebankan dalam 1 (satu) tahun dari penerimaan yang penggunaannya telah
anggaran.Pembentukan dana cadangan ditentukan secara khusus berdasarkan peraturan
ditetapkan dengan peraturan Desa yang perundang-undangan.Penganggaran dana
paling sedikit memuat: cadangan tidak melebihi tahun akhir masa
- penetapan tujuan pembentukan dana jabatan kepala Desa.
cadangan;
- program dan kegiatan yang akan dibiayai
dari dana cadangan;
- besaran dan rincian tahunan dana
cadangan yang harus dianggarkan;
- sumber dana cadangan; dan
- tahun anggaran pelaksanaan dana
cadangan.
b. Penyertaan modal. 2) Analisa Kelayakan Penyertaan Modal
Digunakan untuk menganggarkan kekayaan a) Penyertaan Modal Awal (Pembentukan):
pemerintah Desa yang diinvestasikan dalam BUM • Adanya legalitas pendirian BUM Desa;
Desa guna meningkatkan pendapatan Desa atau • Adanya AD/ART;
pelayanan kepada masyarakat. • Dokumen pengajuan penyertaan modal Desa;
Penyertaan modal pada BUM Desa harus melalui • Adanya hasil analisis kelayakan usaha
proses analisis kelayakan usaha sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan. b) Penyertaan Modal tambahan:
Peraturan Bupati/Wali Kota mengenai pengelolaan • Usaha BUM Des menunjukan perkembangan yang
keuangan Desa mengatur mengenai tata cara baik, dilihat dari grafik produksi dan pemasaran;
penyertaan modal, antara lain: • Usaha BUM Des menunjukan penguatan ekonomi
masyarakat dan pelayanan kepada masyarakat
1) Modal yang dapat disertakan:
• Tidak ada konflik kepengurusan dan permasalahan
a) Berasal dari APB Desa, setelah hukum;
memperhitungkan terpenuhinya penganggaran • Adanya hasil analisis kelayakan usaha
untuk kebutuhan pelayanan dasar masyarakat;
b) Alokasi khusus dari APB Desa yang bersumber
dari bantuan keuangan bersifat khusus; c. Setor Kembali Pendapatan Transfer
c) Alokasi anggaran dari APB Desa yang disisihkan Merupakan pengeluaran untuk pengembalian
secara khusus berdasarkan peraturan Dana Desa
perundang-undangan dengan tetap
berpedoman pada analisa kelayakan.
TAHAPAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
Pertanggung
jawaban
Pelaporan
Penatausahaan

Pelaksanaan
Perencanaan
TAHAPAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

1. Perencanaan

Pelaku: Kades, Sekdes, BPD,


Camat/Bupati
Dokumen: Perdes APB Desa
Tahapan perencanaan:

1. Atas perintah Kepala Desa Sekretaris Desa 5. Rancangan Peraturan Desa tentang APB Desa
mengoordinasikan penyusunan rancangan APB Desa disampaikan Kepala Desa kepada Bupati/Wali
berdasarkan RKP Desa tahun berkenaan dan pedoman Kota melalui camat atau sebutan lain paling
penyusunan APB Desa yang diatur dengan Peraturan lambat 3 (tiga) hari sejak disepakati untuk
Bupati/Wali Kota setiap tahun. Rancangan APB Desa dievaluasi. Penyampaian Rancangan Peraturan
yang telah disusun merupakan bahan penyusunan Desa tentang APB Desa dilengkapi dengan
rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa. dokumen paling sedikit meliputi
2. Sekretaris Desa menyampaikan Rancangan Peraturan a. surat pengantar;
Desa tentang APB Desa kepada Kepala Desa. b. rancangan peraturan kepala Desa
3. Rancangan Peraturan Desa tentang APB Desa mengenai penjabaran APB Desa;
disampaikan Kepala Desa kepada BPD untuk dibahas c. peraturan Desa mengenai RKP Desa;
dan disepakati bersama dalam musyawarah BPD. d. peraturan Desa mengenai kewenangan
Rancangan Peraturan Desa tentang APB Desa berdasarkan hak asal usul dan kewenangan
disepakati bersama paling lambat bulan Oktober tahun lokal berskala Desa;
berjalan.
e. peraturan Desa mengenai pembentukan
4. Atas dasar kesepakatan bersama kepala Desa dan BPD, dana cadangan, jika tersedia;
Kepala Desa menyiapkan Rancangan Peraturan Kepala
f. peraturan Desa mengenai penyertaan
Desa mengenai penjabaran APB Desa.Sekretaris Desa
modal, jika tersedia; dan
mengoordinasikan penyusunan Rancangan Peraturan
Kepala Desa. g. berita acara hasil musyawarah BPD.
Tahapan perencanaan:

6. Penyampaian hasil evaluasi. Hasil evaluasi 10. Kepala Desa menyampaikan Peraturan Desa
dituangkan dalam Keputusan Bupati/Wali Kota tentang APB Desa dan Peraturan Kepala Desa
dan disampaikan kepada Kepala Desa paling tentang penjabaran APB Desa kepada
lama 20 (dua puluh) hari kerja terhitung sejak Bupati/Wali Kota paling lama 7 (tujuh) hari kerja
diterimanya rancangan Perdes. setelah ditetapkan.
7. Kepala Desa menetapkan rancangan Perdes 11. Kepala Desa menyampaikan informasi
menjadi Peraturan Desa. mengenai APB Desa kepada masyarakat melalui
8. Peraturan Desa tentang APB Desa ditetapkan media informasi.Informasi dimaksud paling
paling lambat tanggal 31 Desember tahun sedikit memuat:
anggaran sebelumnya.  APB Desa;
9. Kepala Desa menetapkan Rancangan Peraturan  pelaksana kegiatan anggaran dan tim yang
Kepala Desa tentang penjabaran APB Desa melaksanakan kegiatan; dan
sebagai peraturan pelaksana dari Peraturan  alamat pengaduan.
Desa tentang APB Desa.
Pelaksanaan pengelolaan keuangan Desa merupakan penerimaan dan
2 Pelaksanaan pengeluaran Desa yang dilaksanakan melalui rekening kas Desa pada bank
yang ditunjuk bupati/wali kota.

Kades menugaskan Kaur Keuangan


Verifikasi rancangan menyusun rancangan
Kaur dan Kasi
DPA (Sekdes) RAK Desa
menyusun DPA

1 2 3 4 5
Menyerahkan Kades menyetujui
rancangan DPA rancangan DPA
Rancangan RAK Desa
Kaur dan Kasi Kades menyetujui disampaikan kepada
menyampaikan laporan rancangan RAK Desa Kades

10 9 8 7 6
Kaur dan Kasi Verifikasi rancangan
melaksanakan kegiatan RAK Desa (Sekdes)
berdasarkan DPA
Tahapan Pelaksanaan:

1. Penyusunan DPA (Rencana Kegiatan dan 7. Verifikasi RAK Desa oleh Sekdes
Anggaran Desa, Renca Kerja Kegiatan Desa, dan 8. Penyetujuan rancangan RAK Desa oleh Kades
RAB) oleh kaur dan kasi pelaksana kegiatan 9. Pelaksanaan kegiatan oleh Kaur dan Kasi
2. Penyerahan rancangan DPA kepada Kades berdasarkan DPA yang telah disetujui oleh
melalui Sekdes oleh kaur dan kasi pelaksana Kades
3. Verifikasi rancangan DPA oleh Sekdes 10. Penyampaian laporan perkembangan
4. Penyetujuan rancangan DPA oleh Kades pelaksanaan kegiatan dan laporan akhir kepada
5. Penyusunan rancangan RAK desa berdasarkan Kades melalui Sekdes
DPA yang telah disetujui oleh Kaur Keuangan
6. Penyampaian RAK Desa kepada Kades melalui Penjelasan rinci dan teknis tahapan
Sekdes oleh Kaur Keuangan pelaksanaan terdapat dalam Buku II PTO
Pelaksanaan Keuangan Desa
3. Penatausahaan
Penatausahaan pengelolaan keuangan Desa merupakan pencatatan setiap
penerimaan dan pengeluaran dalam buku kas umum

Penjelasan rinci dan teknis tahapan penatausahaan


terdapat dalam Buku III PTO Penatausahaan Keuangan Desa
4. Pelaporan
Pelaporan yang dimaksudkan disini adalah laporan pelaksanaan APB Desa
semester I, yang wajib dilaporkan oleh Kades kepada Bupati/Walikota paling
lambat minggu kedua bula Juli tahun berkenaan.

Tahapan pelaporan pelaksanaan APB Desa semester I, adalah sbb.


a. Kades menyusun laporan berdasarkan laporan dari Kaur dan Kasi Pelaksana kegiatan
anggaran dan Kaur Keuangan;
b. Kades menyampaikan laporan pelaksanaan APB Desa semester pertama kepada
Bupati/Wali Kota melalui camat, berupa
 laporan pelaksanaan APB Desa;
 laporan realisasi kegiatan.
c. Kades menginformasikan Laporan APB Desa kepada masyarakat melalui media informasi.
Informasi yang disampaikan paling sedikit memuat
 laporan realisasi APB Desa;
 laporan realisasi kegiatan;
 kegiatan yang belum selesai dan/atau tidak terlaksana;
 sisa anggaran; dan
 alamat pengaduan.
5. Pertanggungjawaban
Laporan pertanggungjawaban yang dimaksudkan disini adalah laporan realisasi
APB Desa yang wajib dilaporkan Kades kepada bupati/walikota melalui camat
paling lambat 3 (tiga) bulan setelah akhir tahun anggaran berkenaan

Tahapan laporan pertanggungjawaban realisasi APB Desa adalah sbb.

a. Kades menyusun laporan pertanggungjawaban c. Kades menginformasikan Laporan


berdasarkan laporan dari Kaur dan Kasi Pelaksana Realisasi APB Desa kepada masyarakat
kegiatan anggaran dan Kaur Keuangan. melalui media informasi.
b. Kades menyampaikan laporan pertanggungjawaban Informasi yang disampaikan paling
kepada Bupati/Wali Kota melalui camat dalam sedikit memuat:
bentuk Peraturan Desa, disertai dengan:  laporan realisasi APB Desa;
1) laporan keuangan, terdiri atas:  laporan realisasi kegiatan;
 laporan realisasi APB Desa; dan  kegiatan yang belum selesai
 catatan atas laporan keuangan. dan/atau tidak terlaksana;
2) laporan realisasi kegiatan; dan  sisa anggaran; dan
3) daftar program sektoral, program daerah dan  alamat pengaduan.
program lainnya yang masuk ke Desa.
Pembinaan dan Pengawasan Ketentuan Lain-lain
A. Desa Adat
Pembinaan PKD adalah usaha, tindakan, dan
Pengaturan Pengelolaan Keuangan Desa berlaku mutatis
kegiatan yang ditujukan untuk mewujudkan
mutandis terhadap pengelolaan keuangan Desa adat
tercapainya PKD yang transparan, akuntabel, tertib
dan disiplin anggaran, serta partisipatif sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang- B. Desa Persiapan
undangan.  Desa persiapan adalah bagian dari satu atau lebih
Desa yang bersanding yang dipersiapkan untuk
Pengawasan PKD adalah usaha, tindakan, dan dibentuk menjadi Desa baru.
kegiatan yang ditujukan untuk memastikan PKD  Desa persiapan mendapatkan alokasi biaya
berjalan secara transparan, akuntabel, tertib dan operasional dan biaya lainnya yang ditetapkan dalam
disiplin anggaran, serta partisipatif sesuai dengan APB Desa induk (maksimal sebesar 30%)
ketentuan peraturan perundang-undangan. berdasarkan RKP Desa induk dengan besaran
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pembinaan dan pengawasan PKD dilakukan
 Pemerintah, C. Kerugian Desa
 pemerintah daerah provinsi, Definisi merujuk pada definisi kerugian negara/Daerah
sebagaimana diatur dalam UU 1/2004 tentang
 dan pemerintah daerah kabupaten/kota
Perbendaharaan Negara. Dalam konteks Desa, kerugian
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
desa diartikan adanya kekurangan uang yang nyata dan
undangan yang berlaku.
pasti jumlahnya sebagai akibat perbuatan melawan
hukum baik sengaja maupun lalai.
Desa Persiapan
Pelaksanaan alokasi biaya operasional dan biaya lainnya sebagaimana dimaksud dilaksanakan oleh penjabat
Kades Desa Persiapan yang diangkat dan diberhentikan oleh Bupati/Walikota dari unsur pegawai negeri sipil
pemerintah kabupaten/kota melalui keputusan Bupati/Walikota. Penjabat Kades Desa Persiapan
bertanggungjawab kepada Bupati/Walikota melalui Kades Desa Induk.
1. Anggaran biaya operasional untuk Desa persiapan dipergunakan untuk mendukung pelaksanaan tugas
pejabat Kades dalam pembentukan Desa persiapan yang meliputi:
2. penetapan batas wilayah Desa sesuai dengan kaidah kartografis;
3. pembentukan struktur organisasi;
4. pengangkatan perangkat Desa;
5. penyiapan fasilitas dasar bagi penduduk Desa;
6. pembangunan sarana dan prasarana pemerintahan Desa;
7. pendataan bidang kependudukan, potensi ekonomi, inventarisasi pertanahan serta pengembangan sarana
ekonomi, pendidikan dan kesehatan; dan
8. pembukaan akses perhubungan antar Desa.
Desa Persiapan

Selain anggaran biaya operasional, dalam APB Desa dapat dianggarkan biaya untuk pembangunan
sarana prasarana Desa persiapan. Sumber pembiayaan utama dari pembangunan sarana
prasarana Desa persiapan dibebankan pada anggaran yang bersumber dari APBD kabupten/kota
dan dapat dibiayai dari anggaran yang bersumber dari APBD provinsi.
Proses perencanaan anggaran Desa persiapan dimulai dari proses penyusunan rencana
pembangunan Desa persiapan, yang merupakan bagian dari proses penyusunan RKP Desa induk.
Proses penyusunan rencana pembangunan Desa persiapan mengikutsertakan partisipasi
masyarakat Desa persiapan.
 Proses penyusunan rencana pembangunan Desa persiapan tidak terlepas dari proses
penyusunan rencana pembangunan Desa tahunan yang menghasilkan RKP Desa Induk.
 Daftar rencana pembangunan Desa Persiapan, beserta dokumen pendukung lainnya, seperti
Rencana Kegiatan Desa Persiapan, desain dan RAB, menjadi dokumen lampiran RKP Desa induk.
 Penjabat Kades persiapan ikut dalam proses penyusunan APB Desa, dalam rangka memastikan
kegiatan-kegiatan untuk Desa persiapan yang telah ditetapkan dalam RKP dapat teranggarkan.
Perencanaan Keuangan Desa
Perencanaan Pembangunan Desa

Perencanaan keuangan Desa merupakan perencanaan penerimaan dan


pengeluaran pemerintahan Desa pada tahun anggaran berkenaan yang
dianggarkan dalam APB Desa
Perencanaan Pembangunan Desa
Ketentuan Umum
1. Pemerintah Desa menyusun RKP Desa sebagai penjabaran RPJM Desa.
2. RKP Desa disusun oleh Pemerintah Desa sesuai dengan informasi dari
pemerintah daerah kabupaten/kota berkaitan dengan pagu indikatif Desa dan
rencana kegiatan Pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah
daerah kabupaten/kota.
3. RKP Desa mulai disusun oleh pemerintah Desa pada bulan Juli tahun berjalan.
4. RKP Desa ditetapkan dengan peraturan Desa paling lambat akhir bulan
September tahun berjalan.
5. RKP Desa menjadi dasar penetapan APB Desa.
6. Kepala Desa menyusun RKP Desa dengan mengikutsertakan masyarakat
Desa.
Penyusunan RKP Desa
1. Musyawarah Desa
BPD menyelenggarakan Musdes dalam rangka penyusunan rencana pembangunan Desa. Hasil musyawarah Desa
menjadi pedoman bagi pemerintah Desa menyusun rancangan RKP Desa dan daftar usulan RKP Desa. BPD
menyelenggarakan musyawarah Desa paling lambat bulan Juni tahun berjalan
Agenda pokok :
a. mencermati ulang dokumen RPJM Desa;
b. menyepakati hasil pencermatan ulang dokumen RPJM Desa
c. membentuk tim verifikasi sesuai dengan jenis kegiatan dan keahlian yang dibutuhkan. Dapat berasal dari
warga masyarakat Desa dan/atau satuan kerja perangkat daerah kabupaten/kota.

2. Pembentukan Tim Penyusunan RKP Desa


Paling lambat bulan Juni tahun berjalan, kepala Desa membentuk tim penyusun RKP Desa yang berjumlah paling
sedikit 7 (tujuh) dan paling banyak 11 (sebelas) orang

3. Penyelenggaraan musyawarah perencanaan pembangunan Desa;


Kepala Desa menyelenggarakan musyawarah perencanaan pembangunan Desa yang diadakan untuk membahas dan
menyepakati rancangan RKP Desa. Musyawarah perencanaan pembangunan Desa diikuti oleh Pemerintah Desa, Badan
Permusyawaratan Desa, dan unsur masyarakat.
4. Penetapan RKP Desa;
5. Perubahan RKP Desa; dan
6. Pengajuan daftar usulan RKP Desa.
Pembentukan Tim Penyusun RKP Desa
Terdiri dari:
a. kepala Desa selaku pembina;
b. sekretaris Desa selaku ketua;
c. ketua lembaga pemberdayaan masyarakat sebagai sekretaris; dan
d. anggota yang meliputi: perangkat desa, lembaga pemberdayaan masyarakat, kader
pemberdayaan masyarakat desa, dan unsur masyarakat. Tim penyusun mengikutsertakan
perempuan.

Kegiatan Tim penyusun RKP Desa:


a. pencermatan pagu indikatif desa dan penyelarasan program/kegiatan masuk ke desa;
Dalam hal informasi pagu indikatif belum diterima Desa, maka tim penyusun RKP Desa
menggunakan pagu tahun sebelumnya sebagai dasar untuk menyusun rencana pembangunan
berskala lokal Desa.
b. Pencermatan ulang dokumen RPJM Desa
Tim penyusunan RKP Desa mencermati skala prioritas usulan rencana kegiatan pembangunan
Desa untuk 1 (satu) tahun anggaran berikutnya sebagaimana tercantum dalam dokumen RPJM
Desa. Hasil pencermatan tersebut, menjadi dasar bagi tim penyusun RKP Desa dalam
menyusun rancangan RKP Desa.
Tugas Tim Penyusun RKP Desa
c. Penyusunan Rancangan Daftar Usulan RKP Desa
Dalam proses penyusunan rancangan daftar usulan RKP Desa, tim penyusun dapat mempedomani 4 (empat)
pengelompokan kebutuhan sebagai berikut:
1) Kebutuhan Pembangunan
Kebutuhan pembangunan adalah kebutuhan wajib dalam pelaksanaan pemerintahan di Desa guna mewujudkan
kesejahteraan masyarakat Desa. Kebutuhan pembangunan dapat bersifat fisik maupun non fisik, dan diutamakan adalah
yang berhubungan dengan pelayanan sosial dasar masyarakat.

2) Kebutuhan Rutin
Kebutuhan rutin adalah kebutuhan yang menunjang pelaksanaan pembangunan di Desa.
Kegiatan
Penyediaan Penghasilan Tetap dan Tunjangan Kepala Desa
Penyediaan Penghasilan Tetap dan Tunjangan Perangkat Desa
Penyediaan Jaminan Sosial bagi Kepala Desa dan Perangkat Desa
3) Kebutuhan untuk Bidang Penanggulangan Bencana, Keadaan Darurat, dan Mendesak Desa
Kebutuhan ini diperlukan untuk mengantisipasi dan/ atau menangani permasalahan yang muncul di Desa yang tidak
dapat diprediksikan terjadi. Anggaran pada bidang ini akan menjadi “anggaran siap pakai” ketika Desa menghadapi
situasi yang diakibatkan adanya bencana, suatu keadaan darurat, dan suatu keadaan mendesak.

4) Kebutuhan Lain-lain:
adalah kebutuhan yang secara tidak langsung mendukung pelaksanaan pembangunan di Desa yang dapat
bersifat rutin dan/atau sesuai kebutuhan Kegiatan
Penyediaan sarana (aset tetap) perkantoran/pemerintahan
Tugas Tim Penyusun RKP Desa
d. Penyusunan rancangan RKP Desa;
Rancangan RKP Desa, dilampiri dokumen sebagai berikut:
- Proposal teknis, beserta gambar rencana prasarana;
- Rencana Anggaran Biaya (RAB); dan
- Dokumen pemeriksaan proposal teknis dan RAB
Perencanaan Anggaran
Perencanaan Anggaran
Pengumpulan Dokumen

APB Desa adalah dokumen anggaran yang penyusunannya merujuk pada dokumen-dokumen yang
telah ditetapkan sebelumnya, yaitu:
a. Peraturan Desa mengenai RKP Desa
Peraturan Desa mengenai RKP Desa adalah dokumen rujukan utama dalam penyusunan APB Desa.
Pemerintah tidak dapat menganggarkan kegiatan-kegiatan dalam APB Desa diluar kegiatan yang
telah ditetapkan dalam RKP Desa.
b. Peraturan Bupati/ Wali Kota mengenai pedoman penyusunan APB Desa
c. Dokumen-dokumen lain yang relevan, antara lain:
1) Informasi pagu dana transfer
Jika informasi pagu dana transfer belum ada, maka penyusunan APB Desa tetap dilakukan
dengan menggunakan pagu tahun sebelumnya.
1) Peraturan Desa mengenai Pembentukan dan/atau Pengembangan BUM Desa (Jika ada)
2) Peraturan Desa mengenai Dana Cadangan (jika ada)
3) Peraturan Desa lainnya (misal pungutan dll, jika ada)
Pencermatan RKP Desa
Pencermatan RKP Desa dilakukan guna menentukan kegiatan-kegiatan yang telah
ditetapkan dalam RKP Desa menjadi kegiatan prioritas untuk didanai. Pencermatan
dilakukan untuk melihat kebutuhan dan ketersedian anggaran. Pemerintah Desa harus
mengurutkan kegiatan yang akan didanai berdasarkan urutan prioritas yang telah
ditetapkan dalam RKP Desa, sampai batas ketersediaan anggaran yang ada.
Penyusunan APB Desa
Musyawarah BPD
Evaluasi APB Desa
Rancangan peraturan Desa mengenai APB Desa disampaikan kepala Desa kepada Bupati/Wali
Kota melalui camat atau sebutan lain paling lambat 3 (tiga) hari sejak disepakati untuk
dievaluasi.
Penyampaian rancangan peraturan dimaksud, dilengkapi dengan dokumen paling sedikit
meliputi:
a. surat pengantar;
b. rancangan peraturan kepala Desa mengenai penjabaran APB Desa;
c. peraturan Desa mengenai RKP Desa;
d. peraturan Desa mengenai kewenangan berdasarkan hak asal usul dan kewenangan lokal
berskala Desa;
e. peraturan Desa mengenai pembentukan dana cadangan, jika tersedia;
f. peraturan Desa mengenai penyertaan modal, jika tersedia; dan
g. berita acara hasil musyawarah BPD.

Dalam melakukan evaluasi dapat mengundang kepala Desa dan/atau apparat Desa terkait
dalam pelaksanaan evaluasi.
Penetapan dan Penyampaian Informasi
a. Rancangan Peraturan Desa tentang APB Desa yang telah dievaluasi ditetapkan oleh kepala
Desa menjadi Peraturan Desa tentang APB Desa paling lambat tanggal 31 Desember tahun
anggaran sebelumnya.
b. Pengundangan Peraturan Desa mengenai mengenai APB Desa Perubahan dalam Lembaran
Desa;
c. Kepala Desa menetapkan Rancangan Peraturan Kepala Desa tentang penjabaran APB Desa
sebagai peraturan pelaksana dari Peraturan Desa tentang APB Desa dan diundangkan ke
dalam Berita Desa.
d. Kepala Desa menyampaikan Peraturan Desa tentang APB Desa dan Peraturan Kepala Desa
tentang penjabaran APB Desa kepada Bupati/Wali Kota paling lama 7 (tujuh) hari kerja
setelah ditetapkan.
e. Kepala Desa menyampaikan informasi mengenai APB Desa, dengan materi berisi:
1) APB Desa;
2) pelaksana kegiatan anggaran dan tim yang melaksanakan kegiatan; dan
3) alamat pengaduan.
Perencanaan Anggaran
Ketentuan Lain-Lain
A. Perubahan APB Desa
Pemerintah Desa dapat melakukan perubahan APB Desa apabila terjadi:
1. penambahan dan/atau pengurangan dalam pendapatan Desa pada tahun
anggaran berjalan;
2. sisa penghematan belanja dan sisa lebih perhitungan pembiayaan tahun berjalan
yang akan digunakan dalam tahun berkenaan;
3. keadaan yang menyebabkan harus dilakukan pergeseran antar bidang, antar sub
bidang, antar kegiatan, dan antar jenis belanja; dan
4. keadaan yang menyebabkan SiLPA tahun sebelumnya harus digunakan dalam
tahun anggaran berjalan.

Perubahan APB Desa hanya dapat dilakukan 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun
anggaran, kecuali dalam keadaan luar biasa. Kriteria keadaan luar biasa diatur dalam
Peraturan Bupati/Wali Kota mengenai Pengelolaan Keuangan Desa.
Ketentuan Lain-Lain
B. Perubahan Penjabaran APB Desa
Pemerintah Desa dapat melakukan perubahan terhadap Peraturan Kepala Desa tentang
perubahan penjabaran APB Desa sebelum Rancangan Peraturan Desa tentang Perubahan
APB Desa ditetapkan. Perubahan Penjabaran APB Desa setelah Penetapan Peraturan Desa
tentang Perubahan APB Desa dapat dilakukan dalam hal terdapat Bantuan Keuangan Bersifat
Khusus yang pelaksanaan kegiatannya harus dilaksanakan pada tahun anggaran berkenaan.

Peraturan Kepala Desa tentang perubahan penjabaran APB Desa dapat dilakukan apabila terjadi:
1. penambahan dan/atau pengurangan dalam pendapatan Desa pada tahun anggaran berjalan;
2. keadaan yang menyebabkan harus segera dilakukan pergeseran antarobjek belanja; dan
3. kegiatan yang belum dilaksanakan tahun sebelumnya dan menyebabkan SiLPA akan
dilaksanakan dalam tahun anggaran berjalan.

Kepala Desa memberitahukan kepada BPD mengenai penetapan Peraturan Kepala Desa tentang
perubahan penjabaran APB Desa dan selanjutnya disampaikan kepada Bupati/Wali Kota melalui
surat pemberitahuan mengenai Peraturan Kepala Desa tentang perubahan penjabaran APB Desa.
Ketentuan Lain-Lain
B. Perubahan Penjabaran APB Desa
Pemerintah Desa dapat melakukan perubahan terhadap Perkades Desa tentang perubahan penjabaran
APB Desa sebelum Rancangan Perdes tentang Perubahan APB Desa ditetapkan. Perubahan Penjabaran
APB Desa setelah Penetapan Perdes tentang Perubahan APB Desa dapat dilakukan dalam hal terdapat
Bantuan Keuangan Bersifat Khusus yang pelaksanaan kegiatannya harus dilaksanakan pada tahun
anggaran berkenaan.

Perkades tentang perubahan penjabaran APB Desa dapat dilakukan apabila terjadi:
1. penambahan dan/atau pengurangan dalam pendapatan Desa pada tahun anggaran berjalan;
2. keadaan yang menyebabkan harus segera dilakukan pergeseran antarobjek belanja; dan
3. kegiatan yang belum dilaksanakan tahun sebelumnya dan menyebabkan SiLPA akan dilaksanakan dalam
tahun anggaran berjalan.

Kepala Desa memberitahukan kepada BPD mengenai penetapan Perkades tentang perubahan penjabaran
APB Desa dan selanjutnya disampaikan kepada Bupati/Wali Kota melalui surat pemberitahuan mengenai
Perkades tentang perubahan penjabaran APB Desa.

C. Perubahan APB Desa dan Penjabaran APB Desa dalam Keadaan Luar Biasa
Pelaksanaan Keuangan Desa

merupakan penerimaan dan pengeluaran Desa yang dilaksanakan


melalui rekening kas Desa pada bank yang ditunjuk Bupati/ Wali Kota..
Pelaksanaan keuangan Desa adalah pelaksanaan kegiatan dan
pengadaan yang telah direncanakan pada penyusunan RKP Desa dan
dianggarkan dalam APB Desa.
Perencanaan kegiatan
Perencanaan kegiatan anggaran dan pengadaan barang/jasa dirumuskan pada saat
penyusunan RKP Desa. Hasil Perencanaan kegiatan tersebut dituangkan dalam
Berita Acara Hasil Musrenbangdes dalam penyusunan RKP Desa. Hasil perencanaan
kegiatan yang ada di dalam RKP Desa diumumkan oleh Kepala Desa melalui media
informasi yang mudah diakses oleh Masyarakat, sekurang-kurangnya pada papan
pengumuman Desa. Perencanaan kegiatan anggaran dan pengadaan barang/jasa
menjadi acuan dalam penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggaran Desa dan
Rencana Kerja Kegiatan Desa.
Persiapan Pelaksanaan Kegiatan
A. Penetapan dan Pengesahan PKA dan TPK
Kepala Desa bersama perangkat Desa bersama-sama mengidentifikasi PKA dan TPK
yang telah ditunjuk dan tercantum dalam rancangan RKP Desa untuk melaksanakan
kegiatan. Selanjutnya, Kepala Desa menugaskan masing-masing Kaur/Kasi PKA
untuk mengidentifikasi TPK yang akan membantu PKA dalam melaksanakan
kegiatan anggaran. Hasil identifikasi yang dilakukan oleh Kaur/Kasi PKA
diserahkan kepada Kepala Desa. Selanjutnya Kepala Desa mengesahkan Kaur/Kasi
PKA dan TPK denga Surat Keputusan (SK) Kepala Desa.

Dalam hal TPK yang telah ditunjuk pada saat penyusunan RKP Desa tidak ada lagi
karena sebab meninggal atau pindah, atau tidak bersedia lagi menjadi TPK,
Kaur/Kasi dapat mengajukan nama pengganti. Pengganti yang dipilih oleh Kaur/Kasi
harus memiliki karakteristik sama atau mendekati karakteristik TPK yang diganti,
baik dari sisi keahlian, domisili, jenis kelamin maupun hal lainnya
Persiapan Pelaksanaan Kegiatan
B. Penyusunan DPA
Paling lama 3 (tiga) hari kerja setelah Peraturan Desa mengenai APB Desa dan Peraturan Kepala Desa
mengenai Penjabaran APB Desa ditetapkan, Kepala Desa menugaskan Kaur dan Kasi PKA sesuai
tugasnya.

DPA terdiri atas:


1. Rencana Kegiatan dan Anggaran Desa
Rencana Kegiatan dan Anggaran Desa merupakan dokumen yang merinci setiap kegiatan, anggaran
yang disediakan, dan rencana penarikan dana untuk kegiatan yang telah dianggarkan.
2. Rencana Kerja Kegiatan Desa (RKK Desa)
Rencana Kerja Kegiatan Desa merupakan dokumen yang merinci lokasi, volume, biaya, sasaran,
waktu pelaksanaan kegiatan, pelaksana kegiatan anggaran, dan tim yang melaksanakan kegiatan.
3. Rencana Anggaran Biaya.
Rencana Anggaran Biaya merupakan dokumen yang merinci satuan harga untuk setiap kegiatan.
RAB yang disusun ini adalah RAB adalah mengikuti RAB yang telah disusun pada saat penyusunan
dokumen RKP Desa.
Persiapan Pelaksanaan Kegiatan
C. Penyusunan RAK Desa
RAK Desa disusun oleh Kaur Keuangan berdasarkan DPA yang telah disetujui kepala Desa. Proses
penyusunan RAK Desa dapat dilakukan bersamaan dengan penyusunan DPA untuk mempermudah proses
penyamaan data. Sehingga proses persiapan pelaksanaan kegiatan dapat dipersingkat sehingga lebih
efektif dan efisien
D. Persiapan Pengadaan
Catatan: Dalam hal terdapat perbedaan RAB Pengadaan dengan RAB pada DPA, sepanjang tidak melebihi
nilai pagu rincian objek belanja, pengadaan dapat dilanjutkan dengan terlebih dahulu
melakukan revisi RAB pada DPA. Dalam hal terdapat perbedaan RAB Pengadaan dengan RAB
pada DPA yang melebihi nilai pagu rincian objek belanja, pengadaan tidak dapat dilanjutkan dan
Kasi/Kaur melapor kepada Kepala Desa.
Pelaksanaan
Kegiatan 1 Pelaksanaan Pengadaan

2 Pengajuan Anggaran

3 Pencairan Anggaran

4 Penggunaan Dan pertanggungjawaban Anggaran

5 Pelaporan dan Pertanggungjawaban


Hal-Hal Krusial Penggunaan Aplikasi SISKEUDES dalam
Pelaksanaan Keuangan Desa
Pemisahan/ pembagian tugas/fungsi perangkat Desa

1. Sekretaris Desa
- Perdes dan Perkades (APB Desa dan Penjabaran)
- Verifikasi Dokumen yang diajukan oleh PKA dan Kaur Keuangan
- Verifikasi Bukti
- Laporan

2. Kaur/Kasi PKA
- DPA, DPPA, dan DPAL
- SPP
- Laporan perkembangan/akhir kegiatan

3. Kaur Keuangan
- RAK Desa
- Buku Kas Umum
- Buku Pembantu Kas: Panjar, Bank, Pajak
- Kuitansi
3. Penatausahaan
Penatausahaan pengelolaan keuangan Desa merupakan pencatatan setiap
penerimaan dan pengeluaran dalam buku kas umum

Penjelasan rinci dan teknis tahapan penatausahaan


terdapat dalam Buku III PTO Penatausahaan Keuangan Desa
Penjelasan Umum Penatausahaan
• Penatausahaan pengelolaan keuangan Desa merupakan aktivitas pencatatan setiap penerimaan
dan pengeluaran dalam satu tahun anggaran.
• Pencatatan tersebut dilakukan di dalam buku kas umum yang berfungsi untuk mencatat semua
transaksi baik penerimaan maupun pengeluaran yg berkaitan dengan kas.
• Penatausahaan meliputi aktivitas menerima menyimpan, menyetorkan/membayar,
menatausahakan dan mempertanggungjawabkan penerimaan pendapatan Desa dan pengeluaran
dalam rangka pelaksanaan APB Desa.

Hal-hal yang berkaitan dengan Penatausahaan Keuangan Desa:


1. Kaur Keuangan sebagai Bendahara Desa wajib melakukan penatausahaan terhadap seluruh
penerimaan maupun pengeluaran.
2. Kaur Keuangan sebagai Bendahara Desa wajib mempertanggungjawabkan penerimaan uang
yang menjadi tanggungjawabnya melalui laporan pertanggungjawaban penerimaan kepada
kepala desa paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya.
3. Kepala Urusan dan Kepala Seksi, selaku Pelaksana Kegiatan anggaran bertanggungjawab
terhadap tindakan pengeluaran yang menyebabkan atas beban anggaran belanja kegiatan
dengan mempergunakan buku pembantu kas kegiatan sebagai pertanggungjawaban
pelaksanaan kegiatan dan anggaran desa.
Penjelasan Umum Penatausahaan (Lanjutan)
Penatausahaan keuangan dilakukan oleh Kaur Keuangan sebagai pelaksana fungsi
kebendaharaan yang berkewajiban memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak pemerintah Desa.
Sebagai bendahara, Kaur Keuangan dilarang:
1. Membuka rekening atas nama pribadi di bank dengan tujuan pelaksanaan APB Desa.
2. Menyimpan cek atau surat berharga, kecuali telah diatur melalui peraturan perundang-
undangan.

Dalam melakukan penatausahaan, Kaur keuangan juga wajib membuat buku pembantu kas
umum yang minimal terdiri atas:
1. Buku pembantu bank
merupakan catatan penerimaan dan pengeluaran melalui rekening kas Desa (penarikan,
penyetoran, transfer, dan lain-lain)
2. Buku pembantu pajak
merupakan catatan penerimaan potongan pajak dan pengeluaran setoran pajak (khususnya,
dalam kaitannya bendahara desa sebagai wajib pungut)
3. Buku pembantu panjar.
merupakan catatan pemberian dan pertanggungjawaban uang panjar.
Penjelasan Umum Penatausahaan (Lanjutan)
Penatausahaan keuangan dilakukan oleh Kaur Keuangan sebagai pelaksana fungsi kebendaharaan yang
berkewajiban memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak pemerintah Desa.
Sebagai bendahara, Kaur Keuangan dilarang:
1. Membuka rekening atas nama pribadi di bank dengan tujuan pelaksanaan APB Desa.
2. Menyimpan cek atau surat berharga, kecuali telah diatur melalui peraturan perundang-undangan.

Dalam melakukan penatausahaan, Kaur keuangan juga wajib membuat buku pembantu kas umum yang
minimal terdiri atas:
1. Buku pembantu bank
merupakan catatan penerimaan dan pengeluaran melalui rekening kas Desa (penarikan, penyetoran,
transfer, dan lain-lain)
2. Buku pembantu pajak
merupakan catatan penerimaan potongan pajak dan pengeluaran setoran pajak (khususnya, dalam
kaitannya bendahara desa sebagai wajib pungut)
3. Buku pembantu panjar.
merupakan catatan pemberian dan pertanggungjawaban uang panjar.

Selain ketiga buku pembantu kas umum tersebut di atas, Kaur Keuangan dapat membuat buku pembantu
kas umum lainnya yang berguna memudahkan proses penatasusahaan seperti misal buku pembantu Kas
Tunai (Keterangan: telah diakomodir di dalam SISKEUDES)
Penatausahaan penerimaan anggaran
Penatausahaan Penerimaan Anggaran terbagi atas penerimaan pendapatan dan penerimaan atas
beberapa jenis penerimaan pembiayaan.

Penerimaan Desa disetor ke rekening kas Desa dengan cara:

1. disetor langsung ke bank oleh Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota; contoh: penerimaan untuk pendapatan Dana Desa, Alokasi Dana Desa, Bagian
Hasil Pajak dan Retribusi, serta Bantuan Keuangan dari Provinsi maupun dari Kabupaten.
2. disetor melalui bank lain, badan, lembaga keuangan dan/atau kantor pos oleh pihak ketiga; Contoh:
penerimaan untuk pendapatan Hasil Usaha (Bagi Hasil BUMDesa), Hasil Aset, Pendapatan lain-lain
dari Hasil Kerjasama Desa dan Hibah, Bunga Bank, Sumbangan dari pihak Ketiga, serta pendapatan
lainnya yang diterima melalui transfer ke rekening kas desa; Dan
3. disetor oleh Kaur Keuangan untuk penerimaan yang diperoleh dari pihak ketiga. Contoh:
penerimaan untuk pendapatan Hasil Usaha (Bagi Hasil BUMDesa), Hasil Aset, Pendapatan lain-lain
dari Hasil Kerjasama Desa dan Hibah, Bunga Bank, Sumbangan dari pihak Ketiga, serta pendapatan
lainnya yang diterima secara tunai oleh Kaur Keuangan. Untuk selanjutnya, Kaur Keuangan wajib
menyetorkan pendapatan tersebut ke rekening kas desa di Bank sebelum dibelanjakan sesuai APB
Desa.
Buku-buku untuk Penatausahaan Penerimaan Anggaran
Penerimaan anggaran dicatatkan dalam buku pembantu bank, buku pembantu kas tunai dan kemudian
ke dalam buku kas umum.
BUKU PEMBANTU BANK
DESA …………………… KECAMATAN …………………………….
TAHUN ANGGARAN .........

BULAN
BANK CABANG
NO. REKENING

No. TANGGAL URAIAN BUKTI PEMASUKAN (Rp) PENGELUARAN (Rp) SALDO


TRANSAKSI TRANSAKSI TRANSAK SETORAN BUNGA PENARIKAN PAJAK BIAYA ADM (Rp)
SI BANK
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

TOTAL TRANSAKSI BULAN INI


TOTAL TRANSAKSI KUMULATIF
……….., ………………………….
Kaur Keuangan

(…………………………………..)
Penatausahaan pengeluaran anggaran
Penatausahaan Pengeluaran Anggaran terbagi atas penatausahaan belanja dan penatausahaan pengeluaran
pembiayaan.

Ketentuan pengeluaran atas beban APBDesa meliputi:

1. Pengeluaran atas beban APB Desa berdasarkan RAK desa yang disetujui Kepala Desa; Beberapa
kegiatan/belanja maupun pengeluaran rutin (misalnya belanja penghasilan tetap kades/perangkat desa,
tunjangan kades/perangkat desa dan BPD dapat segera dilaksanakan oleh Kaur Keuangan kepada penerima
berdasarkan SPP yang diajukan Kaur yang memiliki tugas dan fungsi terkait.
2. Kegiatan swakelola dikeluarkan oleh kaur keuangan kepada kaur atau kasi pelaksana kegiatan anggaran
(PKA) atas dasar DPA dan SPP yang disetujui Kepala Desa.. Kegiatan pengadaan barang dan jasa secara
swakelola misalnya adalah pembangunan infrastruktur desa, pelaksanaan pelatihan, pelaksanaan kegiatan
posyandu, dan sebagainya yang dilaksanakan bersama-sama dengan warga masyarakat desa. Kegiatan ini
menjadi prioritas pelaksanaan di desa dalam rangka padat karya tunai desa (PKTD).; Dan
3. Kegiatan yang dilakukan penyedia barang/jasa dikeluarkan oleh kaur keuangan langsung kepada penyedia
barang/jasa atas dasar DPA dan SPP yang diajukan oleh Kaur/Kasi PKA. Kegiatan dengan penyedia
barang/jasa dilaksanakan ketika pengadaan tidak dapat dilakukan secara swakleola. Pengadaan dapat
dilakukan melakukan penyedia bisa dilakukan sebagian atau seluruhnya.
Buku-buku untuk Penatausahaan Pengeluaran Anggaran
• Proses penatausahaan, baik secara manual maupun digital melalui SISKEUDES, dimulai dari proses
pengajuan SPP oleh Kaur/Kasi PKA
• Pengeluaran anggaran dicatatkan dalam buku pembantu bank, buku pembantu kas tunai, buku
pembantu panjar dan kemudian ke dalam buku kas umum.
BUKU PEMBANTU BANK
DESA …………………… KECAMATAN …………………………….
TAHUN ANGGARAN .........

BULAN
BANK CABANG
NO. REKENING

No. TANGGAL URAIAN BUKTI PEMASUKAN (Rp) PENGELUARAN (Rp) SALDO


TRANSAKSI TRANSAKSI TRANSAK SETORAN BUNGA PENARIKAN PAJAK BIAYA ADM (Rp)
SI BANK
1 2 3 4BUKU PEMBANTU
5 6 PANJAR
7 8 9 10
DESA……………….. KECAMATAN…………………..
TAHUN ANGGARAN……………………………………

TOTAL TRANSAKSI BULAN INI


TOTAL TRANSAKSI KUMULATIF
No. Tanggal Nomor Uraian Penerima Pemberian Pertanggung- Saldo
……….., ………………………….
Bukti (Rp) jawaban
KaurPanjar
Keuangan (Rp)
1 2 3 4 5 6 7 8
(…………………………………..)

……….., ………………………….
Kaur Keuangan

(…………………………………..)
4. Pelaporan
Pelaporan yang dimaksudkan disini adalah laporan pelaksanaan APB Desa
semester I, yang wajib dilaporkan oleh Kades kepada Bupati/Walikota paling
lambat minggu kedua bula Juli tahun berkenaan.

Tahapan pelaporan pelaksanaan APB Desa semester I, adalah sbb.


a. Kades menyusun laporan berdasarkan laporan dari Kaur dan Kasi Pelaksana kegiatan
anggaran dan Kaur Keuangan;
b. Kades menyampaikan laporan pelaksanaan APB Desa semester pertama kepada
Bupati/Wali Kota melalui camat, berupa
 laporan pelaksanaan APB Desa;
 laporan realisasi kegiatan.
c. Kades menginformasikan Laporan APB Desa kepada masyarakat melalui media informasi.
Informasi yang disampaikan paling sedikit memuat
 laporan realisasi APB Desa;
 laporan realisasi kegiatan;
 kegiatan yang belum selesai dan/atau tidak terlaksana;
 sisa anggaran; dan
 alamat pengaduan.
Penyusunan Pelaksanaan APB Desa
A. Ketentuan dasar penyusunan laporan pelaksanaan APB Desa:
1. Rujukan utama penyusunan laporan pelaksanaan APB Desa adalah Buku Kas Umum, termasuk di
dalamnya adalah buku kas pembantu.
2. Buku Bank/rekening bank dan laporan perkembangan pelaksanaan kegiatan dan/atau laporan akhir
pelaksanaan kegiatan yang disusun oleh PKA, manjadi dokumen yang dibutuhkan untuk
memperkuat data yang tertera dalam Buku Kas.
3. Buku kas yang menjadi rujukan penyusunan laporan harus dipastikan sudah diverifikasi oleh Sekdes
dan selanjutnya dilaporkan kepada Kades setiap bulan.
4. Data yang dimasukan ke dalam format laporan adalah semua aktifitas pelaksanaan dari Penjabaran
APB Desa yang terdiri dari pendapatan, belanja, dan pembiayaan.

Tata cara penyusunan laporan adalah sebagai berikut:


a. Pengumpulan dokumen: BKU dan Buku Pembantu, Laporan perkembangan kegiatan dan anggaran
dan/atau laporan akhir kegiatan anggaran yang disampaikan PKA dan sudah diverifikasi oleh Sekdes,
Dokumen APB Desa dan Penjabaran APB Desa, dan Dokumen-dokumen pendukung lainnya
b. Sekdes mengidentifikasi semua kegiatan yang teranggarkan dalam APB Desa, dan selanjutnya dengan
menggunakan format laporan pelaksanaan APB Desa mulai memasukan data di kolom-kolom yang
tersedia,
Format Laporan Pelaksanaan APB Desa

LAPORAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA


SEMESTER PERTAMA
PEMERINTAH DESA…………..
TAHUN ANGGARAN………….

Contoh
REALISASI
ANGGARAN SUMBER
KODE REKENING URAIAN ANGGARAN
(Rp) DANA
(Rp)
1 2 3 4 5 6
a b c a b c d

…………………,……………………… 20…..
Kepala Desa, ……………….

(………………………………..)
Penyusunan Pelaksanaan APB Desa (Lanjutan)
B. Ketentuan dasar penyusunan laporan realisasi kegiatan:
1. Laporan realisasi kegiatan disusun berdasarkan laporan perkembangan pelaksanaan kegiatan
dan/atau laporan akhir pelaksanaan kegiatan yang disusun oleh PKA.
2. Laporan yang disusun oleh PKA wajib diverifikasi terlebih dahulu oleh Sekretaris Desa;
3. Proses verifikasi dilakukan utamanya untuk melihat kesesuaian data yang terdapat dalam laporan
yang disusun PKA dengan data yang terdapat di Buku Kas Umum yang dibuat/disusun oleh Kaur
Keuangan.
4. Data yang dimasukan ke dalam format laporan adalah data kegiatan belanja
5. Laporan realisasi kegiatan selain menjadi bagian dari laporan pelaksanaan APB Desa Semester I,
juga merupakan bagian dari Laporan Pertanggungjawaban Realisasi APB Desa.

Tata cara penyusunan laporan adalah sebagai berikut:


a. Pengumpulan dokumen: Laporan perkembangan kegiatan dan anggaran dan/atau laporan akhir
kegiatan anggaran yang disampaikan PKA dan sudah diverifikasi oleh Sekdes, BKU, Dokumen APB Desa
dan Penjabaran APB Desa, Dokumen pendukung lainnya.
b. Sekdes mengidentifikasi semua kegiatan yang teranggarkan dalam APB Desa, dan selanjutnya dengan
menggunakan format laporan realisai kegiatan mulai memasukan data di kolom-kolom yang tersedia.
Format Laporan Realisasi Kegiatan
LAPORAN REALISASI KEGIATAN
PERIODE 01 JANUARI - 30 JUNI (SEMESTER PERTAMA) / 01 JANUARI - 31 DESEMBER*
TAHUN ANGGARAN …………………………………………….
DESA : ………………………..
KECAMATAN : ………………………..
KABUPATEN : ………………………..
PROVINSI
KODE URAIAN NAMA OUTPUT OUTPUT SUMBER DANA
REKENING RENCANA REALISASI Dana Alokasi Lain- Bentuk
Desa Dana Desa Lain Lain
Volume Satuan Anggaran Volume Satuan Anggaran Capaian (%) (Rp) (Rp) (Rp)
(Rp) (Rp)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
a b c

Jumlah

………….,……………………….
Kepala Desa

ttd

(…………………………)
5. Pertanggungjawaban
Laporan pertanggungjawaban yang dimaksudkan disini adalah laporan realisasi
APB Desa yang wajib dilaporkan Kades kepada bupati/walikota melalui camat
paling lambat 3 (tiga) bulan setelah akhir tahun anggaran berkenaan

Tahapan laporan pertanggungjawaban realisasi APB Desa adalah sbb.

a. Kades menyusun laporan pertanggungjawaban c. Kades menginformasikan Laporan


berdasarkan laporan dari Kaur dan Kasi Pelaksana Realisasi APB Desa kepada masyarakat
kegiatan anggaran dan Kaur Keuangan. melalui media informasi.
b. Kades menyampaikan laporan pertanggungjawaban Informasi yang disampaikan paling
kepada Bupati/Wali Kota melalui camat dalam sedikit memuat:
bentuk Peraturan Desa, disertai dengan:  laporan realisasi APB Desa;
1) laporan keuangan, terdiri atas:  laporan realisasi kegiatan;
 laporan realisasi APB Desa; dan  kegiatan yang belum selesai
 catatan atas laporan keuangan. dan/atau tidak terlaksana;
2) laporan realisasi kegiatan; dan  sisa anggaran; dan
3) daftar program sektoral, program daerah dan  alamat pengaduan.
program lainnya yang masuk ke Desa.
5. Pertanggungjawaban
LAPORAN REALISASI APB DESA
PEMERINTAH DESA ABC
Kecamatan KLM
Kabupaten XYZ
TAHUN ANGGARAN 20x1
(Lebih)/
Ref Anggaran Realisasi
kurang
PENDAPATAN
Pendapatan Asli Desa C.2 56,000,000 61,000,000 xxx
Pendapatan Transfer
Dana Desa C.3 572,618,000 572,618,000 xxx
Bagian dr hasil pajak dan Retribusi Daerah C.4 xxx
Alokasi Dana Desa C.5 368,436,000 368,436,000 xxx
Bantuan Keuangan Propinsi C.6 - - xxx
Bantuan Keuangan Kabupaten/kota C.7 - - xxx
Pendapatan Lain lain C.8 - - xxx
JUMLAH PENDAPATAN 997,054,000 1,002,054,000 x.xxx

BELANJA
Bidang Penyelenggaraan pemerintah Desa C.9 dan C15 364,904,200 359,540,400 xxx
Bidang Pelaksanaan Pembangunan Desa C.10 dan C15 546,310,000 495,700,000 xxx
Bidang Pembinaan Kemasyaratan Desa C.11 dan C15 12,796,400 11,880,000 xxx
Bidang Pemberdayaan Masyarakat Desa C.12 dan C15 21,043,400 19,550,000 xxx
Bidang Penangulangan Bencana, Keadaan Darurat C.13 dan C15 50,000,000 50,000,000 xxx
dan Mendesak Desa

JUMLAH BELANJA C.14 995,054,000 936,670,400 x.xxx


SURPLUS/(DEFISIT) 2,000,000 65,383,600 XX
PEMBIAYAAN C.15
Penerimaan Pembiayaan 50,000,000 56,500,000 xxx
Pengeluaran Pembiayaan 52,000,000 52,000,000 xxx
PEMBIAYAAN NETTO (2,000,000) 4,500,000 XX
SILPA/ SiLPA TAHUN BERJALAN - 69,883,600 XXX
Bentuk Laporan Pertanggungjawaban – Catatan atas Laporan Keuangan

Catatan Atas Laporan Keuangan


Pemerintah Desa Langsep, Kecamatan Klojen, Kabupaten Malang
Tahun Anggaran 2017

A. Informasi Umum
Pemerintah Desa Langsep merupakan desa di Kecamatan Klojen, Kabupaten Malang. Sesuai dengan Keputusan
Bupati No. ……………………. Tanggal …………………, saat ini kepengurusan Pemerintahan Desa Langsep terdiri dari:
1. Kepala Desa : Drs Sianto
2. Sekretaris Desa : Rudi
3. Kaur Keuangan : Heri
Kantor Pemerintahan Desa beralamat di Jln Raya Langsep Nomor 7 Desa Langsep, Kecamatan Klojen,
Kabupaten Malang

B. Dasar Penyajian Laporan Keuangan


Laporan Keuangan Desa berupa Laporan Realisasi APBDes sesuai basis kas dengan dasar harga perolehan.
Pendapatan dicatat pada saat kas diterima di Bank atau Kas dan Belanja dicatat pada saat kas dikeluarkan dan
telah bersifat definitif.

C. Rincian Pos Laporan Keuangan


1. Rekonsiliasi SILPA dan Kas

SILPA tahun anggaran 2017 35.000.000


Mutasi Potongan Pajak
- Saldo Awal Periode Potongan Pajak yg belum disetor ke Kas Negara XXX
- Penerimaan Potongan Pajak tahun anggaran berjalan XXX
- Setoran Pajak ke Kas Negara selama tahun anggaran berjalan (XXX)
- Saldo Akhir Periode Potongan Pajak yg belum disetor ke Kas Negara XXX

Saldo Kas per 31 Desember 20x1 35.000.000


Lanjutan Bentuk Laporan Pertanggungjawaban – Catatan atas Laporan Keuangan
2. Pendapatan Asli Desa
Pendapatan Asli Desa terdiri dari:
(Lebih)/
Anggaran Realisasi
kurang
Pendapatan Asli Desa terdiri dari:
a. Hasil Usaha 8xxxxxx xxx
b. Hasil Aset xxx.xxx xxx.xxx xxx
c. Swadaya, partisipasi, dan Gotong Royong xxx.xxx xxx.xxx xxx
d. Lain-lain PADes yang sah xxx.xxx xxx.xxx xxx
xxx.xxx xxx.xxx xxx

3. Dana Desa
Dana Desa merupakan penerimaan desa yang diperoleh dari APBN. Jumlah penerimaan Dana Desa selama
tahun anggaran 20x1 adalah sebagai berikut:
(Lebih)/
Anggaran Realisasi
kurang
Tahap 1 0
Tahap 2 0
0

4. Bagian dari hasil pajak dan Retribusi Daerah


Penerimaan Desa yang berasal dari Bagian dari hasil pajak dan Retribusi Daerah adalah sebagai beikut:
(Lebih)/
Anggaran Realisasi
kurang
Tahap 1 xxx.xxx xxx.xxx xxx
Tahap 2 xxx.xxx xxx.xxx xxx
……… xxx.xxx xxx.xxx xxx
xxx.xxx xxx.xxx xxx
Lanjutan Bentuk Laporan Pertanggungjawaban – Catatan atas Laporan Keuangan
5. Alokasi Dana Desa (ADD)
Penerimaan Desa yang berasal dari Alokasi Dana Desa (ADD) adalah sebagai beikut:
Anggaran Realisasi (Lebih)/ kurang
Tahap 1 0
Tahap 2 0
……… 0

6. Bantuan Keuangan Propinsi


Penerimaan Desa yang berasal dari Bantuan Keuangan Propinsi ……….. adalah sebagai beikut:
Anggaran Realisasi (Lebih)/ kurang
……………… xxx.xxx xxx.xxx xxx
……………… xxx.xxx xxx.xxx xxx
xxx.xxx xxx.xxx xxx

7. Bantuan Keuangan Kabupaten/kota


Penerimaan Desa yang berasal dari Bantuan Keuangan Kabupaten/Kota ……….. adalah sebagai beikut:
Anggaran Realisasi (Lebih)/ kurang
……………… xxx.xxx xxx.xxx xxx
……………… xxx.xxx xxx.xxx xxx
xxx.xxx xxx.xxx xxx

8. Pendapatan Lain-lain
Pendapatan lain-lain terdiri dari:
Anggaran Realisasi (Lebih)/ kurang
Penerimaan dari hasil kerjasama antar Desa xxx.xxx xxx.xxx xxx
Penerimaan dari hasil kerjasama Desa dengan pihak
ketiga xxx.xxx xxx.xxx xxx
Penerimaan dari bantuan perusahaan yang berlokasi di
Desa xxx.xxx xxx.xxx xxx
Hibah dan sumbangan dari pihak ketiga xxx.xxx xxx.xxx xxx
Koreksi kesalahan belanja tahun-tahun anggaran
sebelumnya yang mengakibatkan penerimaan di kas Desa xxx.xxx xxx.xxx xxx
Bunga bank xxx.xxx xxx.xxx xxx
Lain-lain pendapatan yang sah xxx.xxx xxx.xxx xxx
Lanjutan Bentuk Laporan Pertanggungjawaban – Catatan atas Laporan Keuangan
9. Belanja - Bidang Penyelenggaraan Pemerintahan Desa : 270.000.000
Belanja untuk Bidang Penyelenggaraan Pemerintahan Desa terdiri dari:
(Lebih)/
Anggaran Realisasi
kurang
Belanja Pegawai 0
Belanja Barang dan Jasa 0
Belanja Modal 0
0

10. Belanja - Bidang Pembangunan Desa 650.000.000


Belanja untuk Bidang Pembangunan Desa terdiri dari:
(Lebih)/
Anggaran Realisasi
kurang
Belanja Barang dan Jasa 0
Belanja Modal 0
0

11. Belanja - Bidang Pembinaan Kemasyaratan Desa


Belanja untuk Bidang Pembinaan Kemasyarakatan Desa terdiri dari:
(Lebih)/
Anggaran Realisasi
kurang
Belanja Barang dan Jasa 0
Belanja Modal 0
0

12. Belanja - Bidang Pemberdayaan Masyarakat Desa 30.000.000


Belanja untuk Bidang Perberdayaan Masyarakat Desa terdiri dari:
(Lebih)/
Anggaran Realisasi
kurang
Belanja Barang dan Jasa 0
Belanja Modal 0
Lanjutan Bentuk Laporan Pertanggungjawaban – Catatan atas Laporan Keuangan
13. Belanja - Bidang Penangulangan Bencana, Keadaan Darurat dan Mendesak Desa
Selama tahun anggaran 20x1, Pemerintahan Desa melakukan penanggulangan bencana dan keadaan darurat sebagai
berikut
Anggaran Realisasi (Lebih)/ kurang
……………. 0
……………. 0
0

14. Belanja Desa dalam klasifikasi ekonomi


Jumlah belanja dalam klasifikasi ekonomi adalah sebagai berikut
Anggaran Realisasi (Lebih)/ kurang
Belanja Pegawai
Penghasilan Tetap dan Tunjangan Kepala Desa xxx.xxx xxx.xxx xxx
Penghasilan Tetap dan Tunjangan Perangkat Desa xxx.xxx xxx.xxx xxx
Jaminan Kesehatan Kepala Desa dan Perangkat Desa xxx.xxx xxx.xxx xxx
Tunjangan BPD xxx.xxx xxx.xxx xxx
xxx.xxx xxx.xxx xxx
Belanja Barang dan Jasa
Belanja Barang Perlengkapan Kantor xxx.xxx xxx.xxx xxx
Belanja Jasa Honorarium xxx.xxx xxx.xxx xxx
Belanja Operasional Aparatur Desa xxx.xxx xxx.xxx xxx
Belanja Jasa Sewa xxx.xxx xxx.xxx xxx
Belanja Operasional Perkantoran xxx.xxx xxx.xxx xxx
Belanja Pemeliharaan xxx.xxx xxx.xxx xxx
Belanja Barang dan Jasa yang Diserahkan kepada
Masyarakat xxx.xxx xxx.xxx xxx
xxx.xxx xxx.xxx xxx
Belanja Modal
Belanja Modal Pengadaan Tanah xxx.xxx xxx.xxx xxx
Belanja Modal Peralatan, Mesin, dan Alat Berat xxx.xxx xxx.xxx xxx
Belanja Modal Kendaraan xxx.xxx xxx.xxx xxx
Belanja Modal Gedung dan Bangunan xxx.xxx xxx.xxx xxx
Belanja Modal Jalan xxx.xxx xxx.xxx xxx
Belanja Modal Jembatan xxx.xxx xxx.xxx xxx
Belanja Modal Irigasi/Embung/Air Sungai/Drainase xxx.xxx xxx.xxx xxx
Lanjutan Bentuk Laporan Pertanggungjawaban – Catatan atas Laporan Keuangan
15. Belanja Desa dalam klasifikasi Sub Bidang (Fungsi)
Anggaran Realisasi (Lebih)/ kurang
Bidang Penyelenggaraan pemerintahan Desa
Sub Bidang Penyelenggaraan Belanja Penghasilan Tetap, Tunjangan dan xxx.xxx xxx.xxx xxx
Operasional Pemerintahan Desa
Sub Bidang Sarana dan Prasarana Pemerintahan Desa xxx.xxx xxx.xxx xxx
Sub Bidang Administrasi Kependudukan, Pencatatan Sipil, Statistik dan xxx.xxx xxx.xxx xxx
Kearsipan
Sub Bidang Tata Praja Pemerintahan, Perencanaan, Keuangan dan xxx.xxx xxx.xxx xxx
Pelaporan
Sub Bidang Pertanahan xxx.xxx xxx.xxx xxx
xxx.xxx xxx.xxx xxx
Bidang Pembangunan Desa
Sub Bidang Pendidikan xxx.xxx xxx.xxx xxx
Sub Bidang Kesehatan xxx.xxx xxx.xxx xxx
Sub Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang xxx.xxx xxx.xxx xxx
Sub Bidang Kawasan Permukiman xxx.xxx xxx.xxx xxx
Sub Bidang Kehutanan dan Lingkungan Hidup xxx.xxx xxx.xxx xxx
Sub Bidang Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika xxx.xxx xxx.xxx xxx
Sub Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral xxx.xxx xxx.xxx xxx
Sub Bidang Pariwisata xxx.xxx xxx.xxx xxx
xxx.xxx xxx.xxx xxx
Bidang Pembinaan Kemasyaratan Desa
Sub Bidang Ketenteraman, Ketertiban Umum, dan Pelindungan xxx.xxx xxx.xxx xxx
Masyarakat
Sub Bidang Kebudayaan dan Keagamaan xxx.xxx xxx.xxx xxx
Sub Bidang Kepemudaan dan Olah Raga xxx.xxx xxx.xxx xxx
Sub Bidang Kelembagaan Masyarakat xxx.xxx xxx.xxx xxx
xxx.xxx xxx.xxx xxx
Belanja - Bidang Pemberdayaan Masyarakat Desa
Sub Bidang Kelautan dan Perikanan xxx.xxx xxx.xxx xxx
Sub Bidang Pertanian dan Peternakan xxx.xxx xxx.xxx xxx
Sub Bidang Peningkatan Kapasitas Aparatur Desa xxx.xxx xxx.xxx xxx
Sub Bidang Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan xxx.xxx xxx.xxx xxx
Keluarga
Sub Bidang Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) xxx.xxx xxx.xxx xxx
Sub Bidang Dukungan Penanaman Modal xxx.xxx xxx.xxx xxx
Sub Bidang Perdagangan dan Perindustrian xxx.xxx xxx.xxx xxx
xxx.xxx xxx.xxx xxx
Lanjutan Bentuk Laporan Pertanggungjawaban – Catatan atas Laporan Keuangan

16. Pembiayaan
Jumlah netto pembiayaan tahun anggaran 20x1 adalah sebagai berikut:
Anggaran Realisasi (Lebih)/ kurang
Penerimaan Pembiayaan xxx.xxx xxx.xxx xxx
Pengeluaran Pembiayaan xxx.xxx xxx.xxx xxx
xxx.xxx xxx.xxx xxx

Penerimaan Pembiayaan terdiri dari:


1. SILPA tahun anggaran sebelumnya xxx.xxx xxx.xxx xxx
2. Pencairan Dana Cadangan xxx.xxx xxx.xxx xxx
3. Hasil Penjualan Kekayaan Desa yang dipisahkan xxx.xxx xxx.xxx xxx
xxx.xxx xxx.xxx xxx

Pengeluaran Pembiayaan terdiri dari:


1. Pembentukan Dana Cadangan xxx.xxx xxx.xxx xxx
2. Penyertaan Modal Desa xxx.xxx xxx.xxx xxx
xxx.xxx xxx.xxx xxx

17. Aset Desa


Perolehan aset desa adalah sebagai berikut,
Penambahan/
20x0 20x1
(Pengurangan)
Tanah xxx.xxx xxx.xxx xxx
Peralatan, Mesin, dan Alat Berat xxx.xxx xxx.xxx xxx
Kendaraan xxx.xxx xxx.xxx xxx
Gedung dan Bangunan xxx.xxx xxx.xxx xxx
Jalan xxx.xxx xxx.xxx xxx
Jembatan xxx.xxx xxx.xxx xxx
Irigasi/Embung/Air Sungai/Drainase xxx.xxx xxx.xxx xxx
Jaringan/Instalasi xxx.xxx xxx.xxx xxx
Aset Tetap lainnya xxx.xxx xxx.xxx xxx
Konstruksi dalam Pengerjaan xxx.xxx xxx.xxx xxx
xxx.xxx xxx.xxx xxx
Rincian Aset Tetap dapat untuk masing-masing klasifikasi diatas dapat dilihat pada lampiran ….
Lanjutan Bentuk Laporan Pertanggungjawaban – Catatan atas Laporan Keuangan

18. Penyertaan Modal Desa


Pernyertaan Modal Desa pada BUMDes adalah sebagai berikut,

Penambahan/
20x0 20x1
(Pengurangan)

BUMDes XXX xxx.xxx xxx.xxx xxx


BUMDes YYY xxx.xxx xxx.xxx xxx
………. xxx.xxx xxx.xxx xxx
xxx.xxx xxx.xxx xxx

19. dst
Terima Kasih
Semoga Tuhan Yang Maha Esa
selalu menyertai kita semua.
Selamat Mengikuti Coaching Clinic
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA

Anda mungkin juga menyukai