Anda di halaman 1dari 3

Nama : Iman Nearallah Naufal

NIM : F0319060
Kelas : EKONOMI ISLAM C
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Factual Summary
Hampir disetiap negara saat ini mengalami kelangkaan masker, handsanitaizer dan juga
obat-obatan akibat pandemic virus ini. Salah satu penyebab dari kelangkaan ini adalah terdapat
beberapa oknum yang menimbun barang-barang tersebut secara besar-besaran untuk di jual
lebih mahal nantinya.
Penimbunan adalah hoarding yaitu pengumpulan atau penyimpanan uang atau barang
dalam jumlah besar kanena khawatir tidak akan dapat diperoleh lagi jika terjadi kelangkaan
atau kenaikan harga.
Menimbunan barang adalah suatu upaya seseorang atau lembaga untuk menimbun
barang, manfaat atau jasa sehingga menjadi langka di pasaran dan dapat diperkirakan harganya
melonjak naik. Perbuatan ihtikar merupakan sebuah penganiayaan terhadap orang lain yang
dilakukan secara sengaja untuk memperoleh keuntungan pribadi
Problem Statement
Pada saat pandemi ini terjadi banyak kasus penimbunan barang-barang kebutuhan
untuk menangani pandemi covid 19, barang-barang seperti masker, obat-obatan, dan oksigen.
Penimbunan barang-barang ini menyebabkan kelangkaan barang-barang tersebut di pasar. Hal
ini menyebabkan berbagai permasalahan seperti kenaikan harga barang tersebut secara
signifikan, kesususahan mendapatkan barang (oleh konsumen yang benar-benar
membutuhkan).
Analysis of Problem
Pada karakteristik dan rancangan bangun system ekonomi islam sendiri Orang Islam
perlu berperilaku homo Islamicus (moral/akhlaq sbg pilar (pedoman) dalam berperilaku
(ekonomi Islam). Dalam beberapa aspek Ajaran Islam sangat menghargai pasar sbg wahana
bertransaksi atau perniagaan yg halal (sah/legal) dan thayib (baik) shg mrpk mekanisme alokasi
dan distribusi sumberdaya ekonomi yg paling ideal. Terkait dengan masalah penimbunan
barang-barang islam sangat melarang keras hal ini apalagi digunakan untuk mencari
keuntungan pribadi.
Aspek Larangan Menimbun Barang (Ihtikâr) Tujuan Ihtikâr yang telah banyak
disebutkan diatasmerupakan aspek yang tidak diperbolehkan oleh para fuqoha, berdasarkan
dari aspek jenis barang dan waktu penimbunannya yang diharamkan. Imam Al-Ghazali
berkata, “ ada pun yang bukan makanan pokok dan bukan pengganti makanan pokok, seperti
obat-obatan, jamu dan za’faran17, tiada sampailah larangan itu kepadanya, meskipun dia itu
barang yang dimakan. Adapun penyerta makanan pokok, seperti daging, buah-buahan, dan
yang dapat menggantikan makanan pokok dalam suatu kondisi, walaupun tidak mungkin
secara terus menerus, maka ini termasuk dalam hal yang menjadi perhatian. Maka sebagian
ulama ada yang menetapkan haram menimbun minyak samin, madu, minyak kacang, keju,
minyak zaitun, dan yang sejenisnya.”
Dasar Hukum Menimbun Barang Berdasarkan prinsip hukum Islam barang apa saja
yang dibolehkan (halal) Allah SWT untuk memilikinya, maka halal pula bila untuk dijadikan
objek perdagangan. Demikian pula dengan segala bentuk yang tidak diperbolehkan (haram)
untuk memilikinya maka haram pula untuk memperdagangkannya. Akan tetapi terdapat
ketentuan hukum Islam bahwa pada dasarnya barang itu halal, dikarenakan sikap serta
perbuatan para pelakunya yang bertentangan dengan syara’19maka barang tersebut menjadi
haram atau tidak diperbolehkan untuk dimilikinya. Pada umumnya orang memerlukan benda/
barang yang ada pada orang lain untuk dimilikinya, barang tersebut dapat dimilikinya
(membeli-pen) dengan mudah tetapi kadang-kadang pemiliknya tidak mau memberikannya
(menjual-pen) dengan mudah ia memilih untuk menimbunnya (Ihtikâr). Pemilik barang
tersebut akan memberikannya (menjual-pen) ketika harga pasaran mulai naik, agar dengan
sengaja mendapatkan keuntungan yang lebih besar.
SOLUSION
Solusi terkait masalah orang yang menimbun adalah menjatuhkan atas dirinya sanksi
ta’zîr dan memaksa dia untuk menawarkan barangnya di pasar dengan harga pasar. Jika barang
itu hanya ada pada dia saja maka negara harus menyediakan barang tersebut di pasar. Dengan
begitu pedagang itu tidak mengendalikan harga.
Recommendation
Menurut pendapat saya untuk menangani masalah penimbunan ini, Bagi aparat
penegak hukum sendiri sebaiknya tidak hanya berpaku pada penafsiran gramatikal dan tidak
salah menerapkan hukum pada penimbunan masker dan hand sanitizer karena tindakan
penimbunan masker disaat wabah Covid-19 merupakan tindakan tidak etis, melanggar hak
masyarakat secara umum untuk menjaga kesehatannya dan juga tindakan penimbunan tersebut
telah mengakibatkan kerugian besar bagi masyarakat luas.
Saran berikutnya pemerintah indonesia segera melakukan intervensi dengan
menerapkan sistem penjatahan, di samping pengaturan harga untuk barang-barang tersebut.
Sistem ini diterapkan di semua farmasi dan outlet.
Implementation
Dalam penerapan di real life sendiri kita harus dapat mengendalikan pendistribusia
barang-barang ini, agar bisa diperoleh oleh masyarakat yang membutuhkannya dengan
menerapkan batas pembelian berdasarkan kebutuhan masing-masing. Agar tidak membuat
barang di pasar menjadi langka.
Serta dikehidupan sehari-hari masyarakat disosialisasikan untuk tidak panic buying
yang menyebabkan secara tidak langsung membuat para penimbun masker meraup keuntungan
dari penimbunan barang-barang ini. Ini disertai juga dengan implementasi system pejatahan
bagi masyarakat yang ingin membeli barang-barang tersebut bisa dengan mengenai kartu
identitas penduduk atau KTP.
Lewat kebijakan ini, pemerintah indonesia dapat memastikan agar semua orang bisa
membeli masker dan obat-obatan dengan harga yang masih masuk akal. Masyarakat yang
membutuhkan masker pun bisa merasa sedikit lebih lega karena masker akan selalu tersedia.

Anda mungkin juga menyukai