Nomor : C/VII/SOP/6/2017/
No.Revisi : 0
SOP Tanggal Terbit : Juni 2017
Halaman : 1/5
ttd Kepala
Puskesmas
Puskesmas
Tanjung Berlian
RIZA
Dermatisis kontak iritan (DKI) adalah reaksi peradangan kulit
nonimunologik. Kerusakan kulit terjadi secara langsung tanpa
didahului oleh proses sensitisasi. Penyebab munculnya dermatitis
A. Pengertian
jenis ini adalah bahan yang bersifat iritan, misalnya bahan pelarut,
deterjen, minyak pelumas, asam, alkali, dan serbuk kayu yang
biasanya berhubungan dengan pekerjaan.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam melakukan
B. Tujuan
diagnosa dan terapi kasus Dermatitis Kontak Iritan
Surat Keputusan Kepala Puskesmas Tanjung Berlian
C. Kebijakan Nomor ........................... Tentang kebijakan pelayanan klinis
Puskesmas Tanjung Berlian Puskesmas Tanjung Berlian
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/MENKES/514/2015
D. Referensi tentang Panduan Praktik Klinis bagi dokter di fasilitas pelayanan
kesehatan prima
Anamnesis (Subjective)
Keluhan
Gejala yang umum dikeluhkan adalah perasaan gatal dan
timbulnya bercak kemerahan pada daerah yang terkena kontak
bahan iritan. Kadang-kadang diikuti oleh rasa pedih, panas, dan
terbakar.
E. Prosedur
Faktor Risiko
1. Ditemukan pada orang-orang yang terpajan oleh bahan
iritan
2. Riwayat kontak dengan bahan iritan pada waktu tertentu
3. Pasien bekerja sebagai tukang cuci, juru masak, kuli
bangunan, montir, penata rambut
4. Riwayat dermatitis atopik
Klasifikasi
Berdasarkan penyebab dan pengaruh faktor-faktor tertentu, DKI
dibagi menjadi:
1. DKI akut:
a. Bahan iritan kuat, misalnya larutan asam sulfat (H2SO4)
atau asam klorida (HCl), termasuk luka bakar oleh bahan
kimia.
b. Lesi berupa: eritema, edema, bula, kadang disertai
nekrosis.
c. Tepi kelainan kulit berbatas tegas dan pada umumnya
asimetris.
4. Reaksi iritan:
a. Merupakan dermatitis subklinis pada seseorang yang
terpajan dengan pekerjaan basah, misalnya penata
rambut dan pekerja logam dalam beberapa bulan
pertama, kelainan kulit monomorfik (efloresensi tunggal)
dapat berupa eritema, skuama, vesikel, pustul, dan
erosi.
b. Umumnya dapat sembuh sendiri, namun menimbulkan
penebalan kulit, dan kadang-kadang berlanjut menjadi
DKI kumulatif.
5. DKI traumatik:
a. Kelainan kulit berkembang lambat setelah trauma panas
atau laserasi.
b. Gejala seperti dermatitis numularis (lesi akut dan basah).
c. Penyembuhan lambat, paling cepat 6 minggu.
d. Lokasi predileksi paling sering terjadi di tangan.
Diagnosis Banding
Dermatitis kontak alergi
Kriteria Rujukan
1. Apabila dibutuhkan, dapat dilakukan patch test
2. Apabila kelainan tidak membaik dalam 4 minggu
pengobatan standar dan sudah menghindari kontak
1. Unit pelayanan umum
F. Unit Terkait 2. Unit pelayanan MTBS
3. Unit pelayanan PKPR
G. Rekaman Historis