Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH ANALISIS REAL 1

SIFAT KELENGKAPAN DARI R


DOSEN PENGAMPU : CITRA UTAMI S,PD.,M,PD

DISUSUN OLEH KELOMPOK 2:


APRIODA : 11308502190001
NUR WIDYA HASTATI : 11308502190011
RAYDI VALENTINO : 11308502190014
SAROJA : 11308502190017
SELVY ANDRIANI : 11308502190018
YUNIARTI : 11308502190027
YUSI NOPRIANSI : 11308502190028

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


STKIP SINGKAWANG
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberi petunjuk, bimbingan dan arahan, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas
Analisis Real 1.

Makalah ini tersusun dari berbagai sumber reverensi baik dari media cetak
maupun internet. Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat membantu dalam
proses pembelajaran. Kami menyadari bahwa makalah yang sudah penulis
kerjakan masih sangat jauh dari kata sempurna, Oleh karena itu kritik, saran serta
pendapat yang bersifat membangun selalu kami harapkan dengan tujuan supaya
tugas - tugas yang selanjutnya dapat penulis kerjakan dengan lebih baik lagi.

Akhir kata, penulis sampaikan terimakasih kepada ibu Citra Utami, S.Pd.,
M.Pd. yang telah memberi bimbingan dan arahan hingga tersusunnya makalah ini.
Apabila ada salah kata kami ucapkan mohon maaf. Semoga apa yang ditulis dapat
bermanfaat bagi kita semua.

Singkawang, 15 November 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................1
C. Tujuan........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................2
2.3 Sifat Kelengkapan dari R ..............................................................................2
2.3.1 Definisi........................................................................................................2
2.3.2 Definisi........................................................................................................3
2.3.3 Lemma.........................................................................................................4
2.3.4 Lemma.........................................................................................................6
2.3.6 Sifat Kelengkapan ℝ................................................................................11
BAB III PENUTUP...............................................................................................12
A. Kesimpulan...................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu sifat dalam sistem bilangan real yang memegang peranan
sangat penting yaitu sifat kelengkapan (completeness). Sifat ini menjamin
bahwa setiap himpunan bagian tak kosong dari himpunan bilangan real yang
terbatas ke atas dijamin nilai supremumnya pasti ada.  Sebelum membahas
lebih jauh tentang sifat kelengkapan tersebut, terlebih dahulu akan
dijelaskan tentang supremum dan infimum dari suatu himpunan.

B. Rumusan Masalah

a. Apa definisi dari supremum dan infimum?


b. Apa maksud dari kelengkapan bilangan R ?
c. Bagaimana maksud dari definisi-definisi dalam sifat kelengkapan
bilangan R ?
d. Bagaimana pembuktian “Lemma” dalam sifat kelengkapan bilangan R ?

C. Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk membantu


mahasiswa ataupun para pembaca dalam memahami sifat-sifat bilangan R ,
terutama sifat kelengkapan bilangan R . Pemahaman tersebut meliputi
pemahanan pada definisi-definisi, Lemma, serta contoh aplikasi dari sifat
kelengkapan bilangan R .

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.3 Sifat Kelengkapan dari R

Bagian ini akan mendiskusikan sifat-sifat penting bilangan riil ℝ yang


sering disebut sebagai sifat Kelengkapan, Karena sifat ini menjamin
eksistensi elemen-elemen ℝ bila hipotesis-hipotesis tertentu dipenuhi. Sistem
bilangan rasional ℚ memenuhi sifat aljabar dan sifat urutan, tetapi telah
diperlihatkan bahwa √ 2 tidak dapat dinyatakan sebagai bilangan rasional,
oleh karena itu √ 2∉ ℚ. Observasi ini memperlihatkan bahwa perlunya sifat
tambahan untuk mengkarakteristikkan bilangan riil. Sifat tambahan ini, sifat
kelengkapan (sifat supremum), adalah suatu sifat esensial dari ℝ. Ada
beberapa versi sifat kelengkapan.

Disini, akan diberikan sifat yang paling efisien dengan


mengasumsikan bahwa setiap himpunan terbatas tak kosong di ℝ mempunyai
supremum.

2.3.1 Definisi

Misalkan S adalah suatu himpunan tak kosong dari R .

a) Himpunan S dikatakan terbatas diatas jika terdapat suatu bilangan


u ∈ R sehingga s ≤u untuk setiap s ∈ S. Sehingga bilangan u dinamakan
batas atas dari S.
b) Himpunan S dikatakan terbatas dibawah jika terdapat suatu bilangan
w ∈ R sehingga w ≤ s untuk setiap s ∈ S. Sehingga bilangan w
dinamakan batas bawah dari S.
c) Himpunan dikatakan terbatas jika terbatas jika terbatas diatas dan
terbatas dibawah. Himpunana dikatan tak terbatas jika tidak ada
batasnya.

Sebagai contoh, himpunan S := {x ∈ R , x < 2} ini tebatas ke atas,


sebab bilangan 2 dan sebarang bilangan lebih dari 2 merupakan batas atas

2
dari S. himpunan ini tidak mempunyai batas bawah, jadi himpunan ini tidak
terbatas ke bawah. Jadi, S merupakan himpunan yang tidak terbatas.

2.3.2 Definisi

Misalkan S adalah himpunan bagian tak kosong dari R

a) Definisi supremum :
Jika S terbatas ke atas, maka suatu bilangan u disebut sepremum (batas
atas terkecil) dari S jika memenuhi kondisi berikut :
1. u merupakan batas bawah S.
2. jika v adalah sebarang batas bawah S, maka u ≤ 𝑣, ditulis u =
sup S b.
b) definisi infimum :
jika S terbatas ke bawah, maka suatu bilangan w disebut infimum
(batas bawah terbesar) dari S jika memenuhi kondisi sebagai berikut :
1. w merupakan batas bawah S 2.
2. jika t adalah sebarang batas bawah S, maka t ≤ 𝑤, ditulis w = inf
S

Mudah untuk dilihat bahwa jika S ⊆ R, maka hanya terdapat satu


supremum, atau supremumnya tunggal. Juga dapat ditunjukkan bahwa jika

3
u’ adalah sebarang batas atas dari suatu himpunan tak kosong S, maka sup S
≤ 𝑢′, sebab sub S merupakan batas atas kecil dari S.

Selanjutnya jika S ⊆ R maka terdapat empat kemungkinan, yaitu :

i. mempunyai supremum dan infimum.


ii. hanya mepunyai supremum.
iii. hanya mempunyai infimum.
iv. tidak mempunyai supremum maupun infimum setiap bilangan real 𝑎 ∈
R, merupakan batas atas dan juga sekaligus batas bawah himpunan
kosong Ø. Jadi himpunan Ø tidak mempunyai supremum maupun
infimum.

2.3.3 Lemma

Sebuah bilangan u merupakan supremum dari subset tak kosong S di


R jika dan hanya jika u memenuhi syarat :
1. s ≤ u untuk semua s ∈ S,
2. Jika v < u, maka terdapat ś ∈ S sedemikian sehingga v < ś

Untuk pekerjaan masa depan dengan batsan, kondisi ini berguna


untuk dinyatakan dalam bentuk ε > 0 hal ini dilakuakan pada lemma
berikutnya.

 Pembuktian poin 1 :
(bukti dari kiri kekanan )
Misalkan S⊂ R , S ≠ ∅ dan u = sup S
Akan di buktikan :
1) s ≤ u untuk semua s ∈ S,
2) jika v < u, maka terdapat ś ∈ S sedemikian sehingga v < ś
Karena u = sup S maka
1) u batas atas, akibatnya s ≤ u untuk semua s ∈ S → definisi 2.3.1
bagian a

4
2) Jika v < u maka v bukan batas atas dari S, akibatnya ada ś ∈ S
sedemikian sehingga v < ś
(bukti dari kanan ke kiri )
Misalkan S⊂ R , S ≠ ∅ dan u ∈ R yang bersifat
1) s ≤ u untuk semua s ∈ S,
2) Jika v < u, maka terdapat ś ∈ S sedemikian sehingga v < ś
Akan dibuktikan :
u = sup S, yaitu dengan menunjukan u merupakan batas atas terkecil
dari S
karena ( 1 ) maka u merupakan batas atas dari S dari ( 2 ) diperoleh
bahwa setiap bilangan real v yang lebih kecil dari u bukan merupakan
batas atas.
Jadi, u merupakan batas atas terkecil dari S.
Contoh :

Misalkan S = { 1,2,3,4 }. Tunjukan bahwa 4 = sup S dan 1 = inf S.

Jawaban :

Akan ditunjukan 4 = sup S

1) Karena 1 ≤ 4, 2 ≤ 4, 3 ≤ 4 dan 4 ≤ 4 maka s ≤ 4 untuk setiap s ∈ S.


Jadi 4 merupakan batas atas dari S ⟶ definisi 2.3.1 bagian a
2) Ambil bilangan real v dengan v < 4, adb v bukan batas atas dari S
⟶lemma 2.3.3 bagian 2

Karena v < 4 maka 4 > v. Ini berarti ada s = 4 ∈ S sehingga s > 4.


Akibatnya v bukan batas atas dari S. Ini berarti 4 merupakan batas atas
terkecil dari S, karena (1) dan (2) maka 4 = sup S. ⟶ definisi 2.5.1
bagian a mengenai konsep bilangan real positif.

Akan ditunjukan 1 = inf S

a) Karena 1 ≤ 1, 1 ≤ 2, 1 ≤ 3 dan 1 ≤ 4 maka 1 ≤ s untuk setiap s ∈ S.


Jadi 1 merupakan batas bawah dari S ⟶ definisi 2.3.1 bagian .

5
b) ambil bilangan real t dengan t > 1, maka 1 < t hal ini berarti ada x
= 1 ∈ S. Sehingga 1 < t akibatnya t bukan batas bawah.

Ini berarti ada 1 merupakan batas bawah terbesar dari S, karena ( i ) dan
( ii ) maka 1 = inf S.

 Pembuktian poin 2 :
(Dari kiri kekanan)
Misalkan u=S ¿, maka u adalah batas atas dari S. Artinya, s ≤u , ∀ s ∈S .
Karena u=S ¿, maka v<u , berarti v bukan batas atas S. Maka dapat
diartikan bahwa terdapat s' ∈ S sedemikian sehingga v< s ' .
(Dari kanan ke kiri)
Misalkan u memenuhi dua syarat diatas, maka akan dibuktikan u=S .
 Syarat 1 : menyatakan u bats atas S
 Syarat 2 : menyatakan v bukan batas atas S

Jadi u=S ¿. (TERBUKTI)

2.3.4 Lemma

Sebuah batas atas u dari himpunan tak kosong S ⸦ ℝ adalah


suprimum dari S jika dan hanya jika untuk setiap Ԑ > 0 terdapat sebuah sε ∈
S sedemikian sehingga u − Ԑ < sε .
Adb. u−ε < s ε
Bukti.
 Jika u adalah sebuah batas atas dari S dan memenuhi kondisi yang
diberikan, jika v < u, kita ambil Ԑ:= u − v, maka ε > 0.
Jadi berdasarkan kondisi yang dimiliki, maka terdapat sebuah bilangan
sε ∈ S sedemikian sehingga v = u − ε < sε .
Oleh karena itu v bukan batas atas S. Karena v adalah sebarang bilangan
yang kurang dari u, kita simpulkan u = sup S.
penyelesaian:
pembuktian dari kiri ke kanan

6
Diketahui u=S ¿ → yang akan dibuktikan
dari definisi 2.3.3 poin b yang dari kiri ke kanan:
jika u=S .
 Syarat 1 : menyatakan u batas atas S
− Syarat 2 : menyatakan v bukan batas atas S
maka u adalah batas atas dari S. Artinya, s ≤u , ∀ s ∈S .
v<u,ε>0
ε=u–v
v = u−ε
v = u−ε < sε
karena v < u , maka v ≠ S
dapat disimpulkanu=S ¿
Sehingga menghasilkan sε ∈ S > u – ε
∴ u−ε <s ε (terbukti)

 Sebaliknya misalkan u = sup S dan misalkan ε > 0.


Karena u − ε < u, maka u − ε bukan batas atas dari S.
Oleh karena itu terdapat sebuah sε ∈S yang lebih dari u − ε,
yakni u − ε < sε .
penyelesaian:
Pembuktian dari kanan ke kiri
Diketahui u−ε < s ε → yang akan dibuktikan
Jika u adalah batas atas S → dari≝2.3 .3 poin b
u = sup S , ε > 0
v<u
u−ε<u
v = u−ε < s ε
∴ u−ε <s ε (terbukti)

7
2.3.5 Contoh

a. Jika himpunan tak kosong s1mempunyai elemen berhingga, maka dapat


ditunjukan bahwa s1 mempunyai elemen terbesar u dan elemen terkecil w.
s
Maka u=1 ¿ danw=inf s1 , dan keduanya merupakan anggota dari s1.
Bukti :
1. Berdasarakan definisi 2.3.2 (a) yaitu definisi dari supremum maka
dapat ditulis dengan u=s1 ¿
2. Berdasarakan definisi 2.3.2 (b) yaitu definisi dari infimum maka
dapat ditulis dengan w=inf s1
Sehingga dari pernyataan 1 dan 2 menurut dari definisi 2.3.1 yaitu
sifat kelengkapan maka terbukti bahwa u dan w adalah elemen dari
S.

Himpunan s1

inf s1 W U sup s1

8
b. Himpunan S2 : = { x : 0 ≤ x ≤ 1 } mempunyai batas atas 1. Buktikan
bahwa 1 merupakan spremumnya 1
Bukti :
Jika V < 1 , maka terdapat S’ € S2 sedemikian hingga V < S’. Oleh
karena itu , V bukan merupakan batas atas S 2 dan karena V merupakan
sebarang V < 1 , maka dapat disimpulkan bahwa supremen S2 = 1

R
0 V S’ 1
Bukan batas bawah
Buktikan bahwa 0 meruoakan infimum S2 !
Bukti :
Jika W > 0 maka terdapat t’ elemen S 2 sedemikian hingga W > bukan
merupakan batas bawah S2 dan karena W merupakan sebarang W > 0
maka dapat disimpulkan bahwa inf S2 = 0

Batas bawah Batas atas

0 t w
Bukan batas bawah

c. Himpunan S3: = { x : 0 ¿ x ¿ 1 } mempunyai batas atas 1. Buktikan


bahwa S3 merupakan spremumnya 1
Bukti:
Dengan argumentasi yang sama seperti di (b) kita dapat tunjukkan bahwa
sup S3 = 1

Jika V < 1, maka terdapat S’ € S3 sedemikian hingga V < S’. Oleh karena
itu, V bukan merupakan batas atas S3 dan karena V merupakan sebarang V
< 1, maka dapat disimpulkan bahwa supremun S3 = 1
Dalam kasus ini sup S3 tidak termasuk dalam S3. Dengan cara yang sama
inf S3 = 0 yang juga tidak termasuk dalam S3.

9
Buktikan bahwa 0 merupakan infimum S3!

10
Bukti:

Jika W > 0 maka terdapat t’ elemen S2 sedemikian hingga W > bukan


merupakan batas bawah S3 dan karena W merupakan sebarang W > 0 maka
dapat disimpulkan bahwa inf S2 = 0

2.3.6 Sifat Kelengkapan ℝ


Akan ditunjukan bahwa subset tak kosong ℝ yang terbatas keatas pasti
mempunyai batas atas terkecil. Sifat seperti ini disebut sifat lengkap ℝ. Sifat
lengkap juga sering disebut dengan Aksioma Supremum ℝ.
Jika subset tak kosong S ⊂ Rterbatas keatas, maka supremumnya ada, yaitu
terdapat u ∈ R sedemikian hingga u = sup S.
Akibat. Jiak subset tak kosong S ⊂ R terbatas kebawah, maka infimumnya
ada, yaitu terdapat w ∈ R sedemikian hingga w = inf T.
Bukti. Misalkan himpunan T terbatas kebawah, T ⊂ R . Dibentuk himpunan
S={−t : t ∈ T }, maka S terbatas ke atas dan tidak kong. Menurut supremum,
sup S ada, namakan u = sup S, maka –u = inf T.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Sistem bilangan rasional ℚ memenuhi sifat aljabar dan sifat urutan, tetapi
telah diperlihatkan bahwa √ 2 tidak dapat dinyatakan sebagai bilangan
rasional, oleh karena itu √ 2∉ ℚ. Jika S terbatas ke atas, maka suatu
bilangan u disebut sepremum (batas atas terkecil) dari S jika memenuhi
kondisi berikut : a) u merupakan batas bawah S, dan b) jika v adalah
sebarang batas bawah S, maka u ≤ 𝑣, ditulis u = sup S b. Sedangkan jika S
terbatas ke bawah, maka suatu bilangan w disebut infimum (batas bawah
terbesar) dari S jika memenuhi kondisi sebagai berikut : a) w merupakan
batas bawah S,Dan b) Jiika t adalah sebarang batas bawah S, maka t ≤ 𝑤,
ditulis w = inf S

12
DAFTAR PUSTAKA

Apostol, T.M, 1974, Mathematical Analysis, Second Edition, Addison-


Wiley, Massacheusetts USA.
Bartle, R.G and Sherbert, D.R, 2000, Introduction to Real Analysis,
Third Edition, John Wiley and Sons, Inc, USA.

13

Anda mungkin juga menyukai