Anda di halaman 1dari 26

BAB I

KONSEP DASAR TEORI


A. Konsep Antenatal Care (ANC)
1. Pengertian Antenatal Care
Antenatal Care adalah pelayanan yang diberikan oleh ibu hamil secara berkala untuk
menjaga ksehatan ibu dan bayi. Pelayanan ini meliputi pemeriksaan kehamilan, upaya
koreksi terhadap penyimpangan dan intervensi dasar yang dilakukan (Manuaba,
2010).
Kunjungan Antenatal Care adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter
sedini mungkin semenjak dirinya hamil untuk menjaga agar ibu sehat selama masa
kehamilan, persalinan dan nifas serta mengusahakan bayi yang dilahirkan sehat,
memantau kemungkinan adanya resiko-resiko kehamilan, dan merencanakan
penatalaksanaan yang optimal terhadap kehamilan (Bobak, 2005).
Pelayanan Antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga professional (Dokter
spesialis kandungan, Dokter umum, Bidan, Perawat) untuk ibu selama masa
kehamilanya.
2. Tujuan kunjungan Antenatal Care
a. Mempromosikan dan menjaga kesehatan fisik dan mental ibu dan bayi dengan
memberikan pendidikan gizi, kebersihan diri dan proses kelahiran.
b. Mendeteksi dan menatalaksanakan komplikasi medis bedah ataupun
obstetrik selama kehamilan.
c. Mengembangkan persiapan persalinan serta rencana kesiagaan menghadap
komplikasi.
d. Membantu menyiapkan ibu untuk menyusui dengan sukses.
e. Menjalankan puerpurium normal, dan merawat anak secara fisik, Psikologi dan
sosial (Manuaba, 2010).
3. Manfaat Antenatal Care
Dapat ditemukannya berbagai kelainan yang menyertai kehamilan secara dini,
Sehingga dapat diperhitungkan dan dipersiapkan langkah- langkah dalam pertolongan
persalinanya (Manuaba, 2010).
4. Jadwal pemeriksaan Antenatal Care
a. Trimester I dan II
- Setiap bulan sekali
- Diambil data tentang laboratorium
- Pemeriksaan ultrasonagrafi
- Nasehat tentang diet empat sehat lima sempurna, tambahan protein 0,5 g/kg BB
(satu telur/hari).
- Rencana untuk pengobatan penyakitnya, menghindari terjadinya
komplikasi kehamilan, dan imunisasi tetanus I.
b. Trimester III
- Setiap dua minggu sekali sampai ada tanda kelahiran
- Evaluasi data laboratorium untuk melihat hasil pengobatan
- Diet empat sehat lima sempurna
- Pemeriksaan ultrasonografi
- Imunisasi tetanus II
- Observasi adanya penyakit yang menyertai kehamilan, kompikasi
hamil trimester ketiga
- Rencana pengobatan
- Nasehat tentang tanda inpartu, kemana harus datang untuk melahirkan
(Manuaba, 2010).
5. Langkah-Langkah Dalam Perawatan Kehamilan Atau Antenatal Care
Pelayanan antenatal dalam penerapan operasionalnya dikenal dengan standar
minimal “10 T” yang terdiri dari :
1) Pengukuran Tinggi Badan dan Berat Badan
Pengukuran tinggi badan cukup satu kali waktu kunjungan pertama. Bila
tinggi badan < 145 cm, maka factor resiko panggul sempit, kemungkinan sulit
melahirkan secara normal. Sedangkan penimbangan berat Berat Badan setiap kali
periksa. Sejak bulan ke-4 pertambahan berat badan paling sedikit 1kg/bulan (Buku
KIA 2016).
2) Pengukuran Tekanan Darah
Tekanan darah normal 120/80 mmhg. Bila tekanan darah lebih besar atau sama
dengan 140/90 mmhg ada factor resiko hipertensi (Tekanan darah Tinggi) dalam
kehamilan (Buku KIA 2016).
3) Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA)
Bila < kurang dari 23,5 cm menunjukan ibu hamil menunjukan ibu hamil
Kurang Energi Kronis ((ibu hamil KEK) dan beresiko melahirkan bayi Berat Badan
Rendah (BBLR) (Buku KIA 2016).
4) Pengukuran Tinggi Rahim
Pengukuran tinggi rahim berguna untuk melihat pertumbuhan janin apakah
sesuai dengan usia kehamilan (Buku KIA 2016).
5) Penentuan Letak Janin (Presentase janin) dan perhitungan Denyut Jantung Janin.
Apabila Trimester III bagian bawah janin bukan kepala atau kepala belum
masuk panggul, kemungkinan ada kelainan letak atau ada masalah lain. Bila denyut
jantung kurang dari 120 kali/menit menujukan ada tanda gawat janin, segera rujuk
(Buku KIA 2016).
6) Penentuan Status Imunisasi Tetanus Toksoid (TT)
Penentuan Status Imunisasi Tetanus Toksoid (TT) oleh petugas untuk
selanjutnya bilamana diperlukan mendapatkan suntikan Tetanus Toksoid sesuai
anjuran petugas kesehatan untuk mencegah Tetanus pada Ibu dan Bayi (Buku KIA
2016).
Tabel rentang waktu pemberian imunisasi TT dari lama perlindungannya.
Imunisasi Selang waktu Minimal Lama perlindungan
TT
Langkah awal pemben
TT 1 tukan kekebalan tubuh
terhadap penyakit
Tetanus
TT 2 1 Bulan setelah TT 1 3 Tahun

TT 3 6 Bulan setelah TT 2 5 Tahun

TT 4 12 Bulan setelah TT 3 1 Tahun

TT 5 12 Bulan setelah TT 4 >25 Tahun

7) Pemberian Tablet Tambah Darah


Ibu hamil sejak awal kehamilan minum 1 tablet tambah darah setiap hari
minimal selama 90 hari. Tablet tambah darah diminum pada malam hari untuk
mengurangi rasa mual (Buku KIA 2016).
8) Tes Laboratorium
a. Tes golongan darah untuk mempersiapkan donor bagi ibu hamil bila diperlukan
b. Tes haemoglobin untuk mengetahui apakah ibu kekurangan darah (Anemia).
c. Tes pemeriksaan urine (air kencing).
d. Tes pemeriksaan darah lainnya, seperti HIV dan sifilis, sementara pemeriksaan
malaria dilakukan di daerah endemis (Buku KIA 2016).
9) Konseling atau Penjelasan
Tenaga kesehatan memberi penjelasan mengenai perawatan kehamilan,
pencegahan kelaianan, persalinan dan inisiasi menyusui dini (IMD), ASI eksklusif,
Keluarga Berencana dan imunisasi pada bayi. Penjelasan ini diberikan secara
bertahap pada saat kunjungan hamil (Buku KIA 2016)
10) Tatalaksana atau mendapatkan pengobatan.
Jika ibu mempunyai masalah kesehatan pada saat hamil (Buku KIA 2016).
6. Tempat pelayanan Antenatal Care
Pelayanan antenatal care bisa didapatkan di Rumah Sakit, Puskesmas, Bidan
Praktek Swasta, Dokter Praktek Swasta, Posyandu. Pelayanan antenatal care hanya
diberikan oleh tenaga kesehatan dan bukan dukun bayi (Ika dan Saryono, 2010).
7. Cakupan Pelayanan Antenatal
Cakupan pelayanan antenatal adalah persentasi ibu hamil yang telah mendapatkan
pemeriksaan kehamilan oleh tenaga kesehatan di suatu wilayah kerja yang terdiri dari
cakupan K1 dan cakupan K4. Cakupan K1 adalah cakupan ibu hamil yang pertama kali
mendapatkan pelayanan antenatal oleh tenaga kesehatan di suatu wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu. Cakupan K4 adalah cakupan ibu hamil yang telah memperoleh
pelayanan antenatal sesuai dengan standar, paling sedikit empat kali di suatu wilayah
kerja pada kurun waktu tertentu (Departemen Kesehatan. 2014).
B. Konsep Kehamilan
1. Pengertian Kehamilan
Kehamilan adalah suatu keadaan istimewa bagi seseorang wanita sebagai calon
ibu, karena pada masa kehamilan akan terjadi perubahan fisik yang mempengaruhi
kehidupanya (Manuaba, 2010).
2. Masa Kehamilan
Masa kehamilan adalah suatu masa yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya
janin, lamanya hamil normal adalah 280 hari (9 bulan 7 hari, atau 40 minggu) dihitung
dari hasil pertama haid terakhir. Masa kehamilan dibagi dalam 3 triwulan yaitu :
a. Triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan (pertambahan berat badan
sangat lambat yakni sekitar 1,5 kg).
b. Triwulan kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan penambahan berat badan 4 ons
per minggu).
c. Triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan (penambahan berat badan
keseluruhan 12 kg) (Manuaba, 2010).
3. Tanda dan Gejala Kehamilan
Tanda dan gejala kehamilan (Manuaba 2010) dibagi menjadi 3 bagian,yaitu:
a. Tanda Tidak Pasti Hamil
1) Amenore (tidak haid) Gejala ini sangat penting karena umumnya wanita hamil
tidak haid lagi. Dengan diketahuinya tanggal hari pertama haid terakhir supaya
dapat ditaksir umur kehamilan dan taksiran tanggal persalinan akan menjadi
lebih mudah, dengan memakai rumus Neagele rumus ini terutama berlaku
untuk wanita dengan siklus 28 hari sehingga ovulasi terjadi pada hari ke 14.
Caranya yaitu tanggal hari pertama mestruasi terakhir ditambah 7 dan bulan
dikurangi 3.
2) Mual dan muntah Bisa terjadi pada bulan - bulan pertama kehamilan hingga
akhir triwulan pertama. Sering terjadi pada pagi hari disebut morning sickness.
3) Mengidam (ingin makan khusus) Sering terjadi pada bulan-bulan pertama
kehamilan, Akan tetapi menghilang dengan makin tuanya kehamilan.
4) Pingsan Bila berada pada tempat-tempat ramai yang sesak dan padat. Biasanya
hilang sesudah kehamilan 16 minggu.
5) Anoreksia (tidak ada selera makan) Hanya berlangsung pada triwulan pertama
kehamilan, Tetapi setelah itu nafsu makan timbul lagi.
6) Mamae menjadi tegang dan membesar Keadaan ini disebabkan pengaruh
hormone estrogen dan progesteron yang merangsang duktus dan alveoli
payudara.
7) Miksi sering Sering buang air kecil disebabkan karena kandung kemih tertekan
oleh uterus yang mulai membesar. Gejala ini akan hilang pada triwulan kedua
kehamilan. Pada akhir kehamilan, gelaja ini kembali karena kandung kemih
ditekan oleh kepala janin.
8) Konstipasi atau obstipasi Ini terjadi karena tonus usus menurun yang
disebabkan oleh pengaruh hormon steroid yang dapat menyebabkan kesulitan
untuk buang air besar.
9) Pigmentasi (perubahan warna kulit) Pada areola mamae, genital, cloasma, linea
alba yang berwarna lebih tegas, melebar dan bertambah gelap terdapat pada
perut bagian bawah.
10) Epulis Suatu hipertrofi papilla ginggiva (egusi berdarah). Sering terjadi pada
triwulan pertama.
11) Varises (pemekaran vena-vena) Karena pengaruh dari hormon estrogen dan
progesteron terjadi penampakan pembuluh darah vena. Penambahan pembuluh
darah ini terjadi disekitar genetalia eksterna, kaki dan betis dan payudara.
b. Tanda kemungkinan hamil (Manuaba 2010).
1) Perut membesarSetelah kehamilan 14 minggu, rahim dapat diraba dari luar
dan mulai pembesaran perut.
2) Uterus membesar Terjadi perubahan dalam bentuk, besar, dan konsistensi dari
rahim. Pada pemeriksaan dalam dapat diraba bahwa uterus membesar dan
bentuknya makin lama makin bundar.
3) Tanda hegar Konsitensi rahim dalam kehamilan berubah menjadi lunak,
terutama daerah hismus. Pada minggu-minggu pertama hismus uteri
mengalami hipertrofi seperti korpus uteri. Hipertrofiismus pada triwulan
pertama mengakibatkan ismus menjadi panjang dan lebih lunak
4) Tanda Chadwick Perubahan warna menjadi kebiruan atau keunguan pada
vulva, vagina, dan serviks. Perubahan warna ini disebabkan oleh pengaruh
hormon estrogen.
5) Tanda piscaseck Uterus mengalami pembesaran, kadang-kadang pembesaran
tidak rata tetapi di daerah telur bernidasi lebih cepat tumbuhnya. Hal ini
menyebabkan uterus membesar ke salah satu jurusan hingga menonjol jelas ke
jurusan pembesaran.
6) Tanda Braxton-Hicks Bila uterus dirangsang mudah berkontraksi. Tanda khas
untuk uterus dalam masa hamil. Pada keadaan uterus yang membesar tetapi
tidak ada kehamilan misalnya pada mioma uteri, tanda Braxton-hicks tidak
ditemukan.
7) Teraba ballotemen Merupakan fenomena bandul atau pantulan balik. Ini
adalah tanda adanya janin di dalam uterus.
8) Reaksi kehamilan positif Cara khas yang dipakai dengan menentukan adanya
hormon chorionigonadotropin pada kehamilan muda adalah air kencing
pertama pada pagi hari. Dengan tes ini dapat membantu menemukan diagnosa
kehamilan sedini mungkin.
c. Tanda pasti hamil (Manuaba (2010).
1) Gerakan janin yang dapat dilihat, dirasa atau diraba, juga bagian bagian janin.
2) Denyut jantung janin
- Didengar dengan stetoskop-monoral Laennec
- Dicatat dan didengar dengan alat Doppler
- Dicatat dengan feto-elektro kardiogram
- Dilihat pada untrasonograf
4. Perubahan dan Adaptasi Psikologis
a. Perubahan psikologis ibu
Trimester pertama Trimester pertama sering dianggap sebagai periode
penyesuaian. Penyesuaian yang dilakukan wanita adalah terhadap kenyataan
bahwa ia sedang mengandung. Penerimaan tehadap kenyataan ini dan arti bagi
semua ini bagi dirinya merupakan tugas psikologis yang paling penting bagi
dirinya. Salam trimester ini wanita menjadi ambivalen. Kurang lebih 80%
wanita mengalami kekecewaan, penolakan, kecemasan, depresi, dan kesedihan.
Akan tetapi bagi wanita terutama mereka yang telah merencanakan kehamilan
atau telah berusaha keras untuk hamil, merasa suka cita sekaligus tidak percaya
bahwa dirinya telah hamil dan mencari bukti kehamilan pada setiap jengkal
tubuhnya.
Hasrat seksual pada trimester pertama sangat bervariasi antara wanita satu
dengan wanita yang lain. Meski beberapa wanita mengalami peningkatan
hasrat seksual akan tetapi secara umum trimester pertama merupakan waktu
terjadinya penurunana libido dan hal ini memerlukan komunikasi yang jujur
dan terbuka terhadap pasangannya masing-masing. Banyak wanita merasakan
kebutuhan kasih saying yang besar dan cinta kasih tanpa seks.
b. Trimester II
Trimester kedua sering di kenal sebagai periode kesehatan yang baik,
yakni periode ketika wanita merasa nyaman dan bebas dari segala rasa
ketidaknyamanan yang normal yang dialami oleh ibu hamil. Trimester kedua
dibagi menjadi dua fase yakni fase pra-queckning dan pasca quickening.
Quickening menunjukkan kenyataan adanya kehidupan yang terpisah , yang
menjadi dorongan bagi wanita dalam melaksanakan tugas psikologis utamanya
pada trimester ini yakni mengembangkan identitas sebagai ibu bagi dirinya
sendiri, yang berbeda dari ibunya.
Sebagian besar wanita merasa lebih erotis selama trimester kedua, kurang
lebih 80% wanita mengalami kemajuan yang nyata dalam hubungan seksual
mereka dibandingkan dengan trimester I dan sebelum hamil. Trimester kedua
hamper terbebas  dari segala ketidaknyamanan fisik, dan ukuran perut wanita
belum menjadi masalah besar, lubrikasi vagina menjadi semakin banyak pada
masa ini, kekemasan, kekhawatiran dan masalah – masalah yang sebelumnya
menimbulkan ambivalensi pada wanita tersebut mereda, dan ia telah
mengalami perubahan dari seorang menuntut kasih sayang dari ibunya menjadi
seorang pencari kasih sayang dari pasangannya, dan semua factor ini turut
mempengaruhi peningkatan libido dan kepuasan seksual.
c. Trimester III
Trimester ketiga ini sering disebut periode penantian dengan penuh
kewaspadaan. Ia mulai menyadari kehadiran bayi sebagi makhluk yang
terpisah sehingga ia tidak sabar menantikan kelahiran sang bayi. Dalam
trimester ini merupakan waktu persiapan yang aktif menantikan kelahiran
bayinya. Hal ini membuat ia berjaga-jaga dan menunggu tanda dan gejala
persalinan.
Sejumlah ketakutan muncul dalam trimester ini yaitu merasa cemas
dengan kehidupan bayinya dan dirinya sendiri, seperti : apakah bayinya nanti
akan lahir abnormal, terkait dengan persalinan dan pelahiran (nyeri, kehilangan
kendali dan hal –hal lain yang tidak diketahui), apakah ia akan menyadari
bahwa ia akan bersalin, atau bayinya tidak mampu keluar karena perutnya
sudah luar biasa besar, atau apakah organ vitalnya akan mengalami cedera
akibat tendangan bayi.
.
C. Pathway
Kehamilan
(Konsepsi dan nidasi)

Perubahan hormonal
(peningkatan hormon estrogen progesteron)

Metabolisme
Meningkat Aktifitas kelenjar Pembesaran uterus Kurangnya asupan Tonus otot saluran Perubahan
meningkat kalsium & pencernaan menurun psikologis
phospor

Cardiak out Produksi Hcl


put meningkat lambung dan saliva Diafragma Peran baru
Motilitas usus
meningkat tertekan dalam keluarga
menurun
Kram otot

Frekuensi nadi Rangsangan Pengembangan diafragma Keterbatasan


meningkat Inhibisi refluks kognitif
terhadap medula tidak optimal
spingter menurun
vomiting center
meningkat Nyeri Akut
Intake nutrisi
Sisa pencernaan Cemas
berkurang Ekspansi paru tertahan lama pada
Mual dan muntah menurun usus
Kelemahan Gangguan
fisik pola tidur
Intoleransi Defisit nutrisi Pola napas
Konstipasi
Aktifitas tidak efektif
BAB II
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitas
a. Nama suami dan istri  
Agar dalam melakukan komunikasi dengan pasien keluarga dapat terjalin
komunikasi dengan baik.
b. Usia Penyulit
Dalam kehamilan remaja lebih tinggi dibanding umur 20 sampai 30 tahun.
c. Alamat
Ditanyakan untuk maksud mempermudah hubungan / informasi bila
diperlukan. Bila keadaan mendesak, dengan diketahuinya alamat tersebut bidan
dapat mengetahui tempat tinggal pasien/klien dan lingkungannya.
d. Pekerjaan
Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruh pekerjaan terhadap
permasalahan kesehatan pasien.
e. Agama
Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya terhadap kebiasaan
kesehatan pasien/klien.
f. Pendidikan
Ditanyakan untuk mengetahui tingkat intelektualnya tingkat pendidikan
mempengaruhi sikap perilaku kesehatan seseorang.
g. Status perkawinan 
Ditanyakan kepada ibu atau calon ibu, untuk mengetahui kemungkinan
pengaruh status perkawinan terhadap masalah kesehatan, bila diperlukan
ditanyakan tentang keberapa kalinya.
h. Lama Perkawinan 
Kalau orang hamil suda lama kawin, nilai anak tentu besar sekali dan ini harus
diperhitungkan dalam pimpinan (anak mahal)
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
Ditanyakan untuk mengetahui perihal yang mendorong pasien/klien datang
mencari pertolongan.
b. Riwayat keluhan utama
 P  : Provokasi / palatif (penyebab)
 Q : Quality / bagaimana gejala dirasakan
 R : Region / dimana gejala dirasakan
 S : Skala keadaan / seberapa parah yang dialami pasien
 T : Time / sejak kapan keluhan terjadi dan sampai kapan
3. Riwayat kesehatan sekarang Yang perlu dikaji : sejak kapan ibu merasakan
pergerakan anak, umur kehamilan, ANC berapa kali, dimana imunisasi TT
didapatkan, teraphie yang didapatkan, penyuluhan yang didapatkan, bila mulai
didapatkan gerakan anak,kalau kehamilan masih muda adalah mual, muntah, sakit
kepala, perdarahan.kalau kehamilan tua adalah bengkak di kaki/muka, sakit
kepala, perdarahan, sakit pinggang dan lain-lain.
4. Riwayat kesehatan dahulu
a. Riwayat kesehatan klien Menarche pada usia berapa, haid teratur atau tidak,
siklus haid berapa hari, lama haid, warna darah haid, HPHT kapan, terdapat
sakit waktu haid atau tidak.
b. Riwayat kehamilan, persalinan dan nipas yang lalu Hamil dan persalinan
berapa kali, anak hidup atau mati, usia, sehat atau tidak, penolong siapa, nifas
normal atau tidak.
c. Riwayat pemakaian alat kontrasepsi Perlu dicatat bagi ibu yang mengikuti
atau pernah mengikuti KB. Hal ini penting diketahui apakah kehamilan
sekarang direncanakan atau tidak.
d. Riwayat kesehatan keluarga Penyakit keturunan dalam keluarga, anak kembar
atau penyakit menular yang dapat mempengaruhi persalinan.
5. Pemeriksaan fisik dan pengkajian fungsional
a) Inspeksi
1) Muka  : adakah cloasma gravidarum,keadaan selaput mata pucat atau
merah adakah oedema pada muka,bagaimana keadaan lidah, gigi.
2) Leher : apakah vena terbendung dileher, apakah ada pembesaran kelenjar
gondok dan limpe.
3) Dada  : bentuk buah dada, pigmentasi puting susu dan gelanggang susu,
keadaan puting susu, adakah kolostrum
4) Abdomen GIT  : bentuk abdomen,warna, adakah luka bekas operasi
apendeksitis, terbagi 9 regio hipokondria kanan (pembesaran hepar),
epigastrik (gastritis), hipokondria kiri (pembesaran lien), lumbal kanan dan
kiri (ginjal), umbilikus, iliaka kanan (apendiksitis), hipokondria, iliaka kiri
(scibala).
5) Abdomen obstetrik  : perut membesar ke depan atau ke samping, keadaan
pucat, pigmentasi linia alba, nampakkah gerakan anak atau kontraksi
uterus, adakah strie gravidarum atau bekas luka.
6) Vulva  : keadaan perineum, carilah varises, tanda chadwick, condyloma
akuminata, flour albus..
7)  Anggota bawah   : cari varises, oedema, luka, cicatrix pada lipat paha,
CRT kembali ≤ 1 detik untuk mengetahui kemungkinan dehidrasi.
b) Palpasi
1) Tujuan :
 Menentukan besarnya rahim dan dengan ini menentukan usia
kehamilan.
 Menentukan letaknya anak dalam rahim
2) Menentukan usia kehamilan menurut Mc.Donald
 Umur kehamilan dalam bulan di ukur dari panjang antara simfisis
pubis dan puncak fundus uteri dalam sentimeter dibagi 3 ½ cm.
3) Menentukan usia kehamilan menurut perhitungan TFU secara
internasional
1) Kurang dari 12 minggu – belum dapat diraba di atas simpisis.
2) 12 minggu – 1-2 jari di atas sisfisis.
3) 16 minggu – pertengahan antara sisfisis dan pusat
4) 24 minggu – setinggi pusat
5) 28 minggu – 3 jari diatas pusat
6) 32 minggu – pertengahan antara pusat dan px
7) 36 minggu – 3 jari dibawah px
8) 40 minggu – pertengahan px dan pusat (3 jari diatas pusat)
4) Menurut leopold
1) Leopold I
 Kaki penderita di bengkokan pada lutut dan lipatan paha
 Pemeriksa berdiri sebelah kakan penderita dan melihat ke arah
muka penderita.
 Rahim dibawa ke tengah
 Tingginya fundus uteri ditentukan dan bagian apa dari anak yang
terdapat dalam fundus
 Tujuan : untuk mengetahui usia kehamilan dan TFU dan bagian apa
yang di fundus.
2) Leopold II
 Keadaan tangan pindah ke samping
 Tentukan dimama punggung anak , punggung anak terdapat di
pihak yang memberikan rintangan yang terbesar, carilah bagian-
bagian kecil, yang biasanya terletak bertentangan dengan pihak
yang memberi rintangan terbesar.
 Kadang-kadang di samping terdapat kepala/bokong ialah letak
lintang.
 Tujuan : untuk menentukan dimana letaknya punggung anak dan
dimana letaknya bagian-bagian kecil.
3) Leopold III
 Dipergunakan satu tangan saja.
 Bagian bawah di tentukan antara ibu jari dan jari lainya
 Cobalah apakah bagian bawah masih dapat digoyangkan.
 Tujuanya : menentukan apa yang terdapat di bagian bawah dan
apakah bagian bawah anak ini sudah/belum terpegang oleh pintu
atas panggul.
4) Leopold IV
 Pemeriksa berubah sikapnya ialah melihat ke arah kaki si penderita
 Dengan kedua tangan di tentukan apa yang menjadi bagian bawah
 Ditentukan apakah bagian bawah sudah masuk ke dalam pintu atas
panggul dan berapa masuknya bagian bawah.
 Jika kita rapatkan ke dua tangan pada permukaan dari bagian
terbawah dari kepala yang masih teraba diluar :
 Convergent → bagian kecil dari kepala turun ke rongga panggul
 Sejajar → separuh dari kepala masuk ke dalam rongga panggul
 Divergent → sebagian besar dari kepala masuk kedalam rongga
panggul
c. Auskultasi
Tujuan : menentukan apa yang menjadi bagian bawah dan berapa masuknya
bagian bawah kedalam rongga panggul. Auskultasi
 Djj terdengar dimana,frekwensi, irama, dengan cara 5 detik berselang, 30
menit dikalikan 2/dihitung selama 1 menit penuh.
 Kalau bunyi jantung janin kurang dari 120/menit atau lebih dari 160/menit
atau tidak teratur,maka anak dalam keadaan asphyxial (kekurangan O2)
3) Pemeriksaan panggul
 Pengukuran Ukuran-ukuran panggul luar, meliputi :
 Distantia spinarum (N = 23-26 cm)
 Distantia cristarum (N = 26-29 cm)
 Conjungtiva externa/boudelogue ( N = 18-20 cm)
 Lingkar panggul ( N = 80-90 cm)
 Distantia spina illiaca posterior superior ( N = 8-10 cm)
 Distantia tuberum (N = 10,5-11 cm)
 Pengukuran panggul dalam, meliputi :
 Promotorium (N = tidak teraba)
 Linea inominata ( N = teraba 2/3 bagian)
 Sacrum ( N = cekung)
 Spina ischiadica (N = menonjol)
 Arcus pubis ( N = > 900)
6. Pola Kesehatan
 Nutrisi
Perlu disampaikan bagaimana pemenuhan nutrisi selama hamil, apakah sudah
selesai kebutuhan ibu hamil.
 Eliminasi
Bagaimana pola BABnya, konstipasi merupakan hal yang umum selama
kehamilan karena aksi hormonal yang mengurangi gerakan peristaltik usus dan
pembesaran uterus yang menahannya. Sering kencing merupakan hal umum
yang terjadi selama bulan pertama dan terakhir masa kehamilan karena rongga
perut dipenuhi oleh pembesaran uterus.
 Istirahat
Waktu istirahat lebih lama ± 10-11 jam untuk wanita hamil.Istirahat hendaknya
diadakan pula waktu siang hari
 Aktivitas
Bagi ibu hamil pekerjaan rumah tangga dapat dilaksanakan, bekerja sesuai
kemampuan dan makin dikurangi semakin tuanya kehamilan.
 Personal hygiene
Kebersihan tubuh merupakan salah satu pokok-pokok yang perlu diperhatikan
dalam hygiene kehamilan meliputi : kebersihan mulut, pemeliharan gigi,
kebersihan tubuh, kulit, muka dan kebersihan pakaian luar dan dalam.
 SexualPerlu ditanyakan untuk mengetahui masalah yang terjadi selama
kehamilan, berapa kali dalam seminggu melakukannya.
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Urine Albumin
Untuk mengetahui kemungkinan adanya kelainan pada air kemih, missal :
gejala pre-eklampsia, penyakit ginjal, radang kandung kencing.
b. Urine Reduksi
Untuk mengetahui kadar glukosa dalam urine, sehingga dapat mendeteksi
penyakit DM pada ibu hamil yang merupakan faktor risiko dalam kehamilan
maupun persalinan.
c. Haemoglobin
Untuk mendeteksi adanya anemia, bila Hb kurang dari 10 gr%. (normalnya :
11 gr%)
d. USG
Untuk mengetahui keadaan janin, letak janin, usia kehamilan dan perkiraan
persalinan.
B. Diagnosa Keperawatan
1) Pola napas tidak efektif berhubungan dengan penekanan atau pergeseran
diafragma.
2) Nyeri berhubungan dengan pencedera fisik, pengaruh hormonal.
3) Gangguan pola tidur berhubungan dengan stress psikologik, perubahan pola
tingkat aktivitas, sesak
4) Defisit nutrisi berhubungan dengan perubahan napsu makan, mual/muntah
5) Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan
C. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Keperawatan Perencanaan Keperawatan
Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
Pola nafas tidak efektif Pola Napas Pemantauan Respirasi
D.0005 Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam inspirasi Observasi:
dan atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat membaik .  Monitor pola nafas, monitor saturasi oksigen
Pengertian : Kriteria Hasil:  Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya napas
Inspirasi dan/atau ekspirisasi Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat  Monitor adanya sumbatan jalan nafas
yang tidak memberikan Menurun Meningkat
Terapeutik
ventilasi adekuat 1 Dipsnea
 Atur Interval pemantauan respirasi sesuai kondisi
1 2 3 4 5
pasien
2 Penggunaan otot bantu napas
Edukasi
1 2 3 4 5
Memburuk Cukup Sedang Cukup Membaik
 Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
Memburuk Membaik  Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
3 Frekuensi napas Terapi Oksigen
1 2 3 4 5 Observasi:
4 Kedalaman napas  Monitor kecepatan aliran oksigen
1 2 3 4 5  Monitor posisi alat terapi oksigen
 Monitor tanda-tanda hipoventilasi
 Monitor integritas mukosa hidung akibat
pemasangan oksigen
Terapeutik:
 Bersihkan sekret pada mulut, hidung dan trakea,
jika perlu
 Pertahankan kepatenan jalan napas
 Berikan oksigen jika perlu
Edukasi
 Ajarkan keluarga cara menggunakan O2 di rumah
Kolaborasi
 Kolaborasi penentuan dosis oksigen
Diagnosa Keperawatan Perencanaan Keperawatan
Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
Nyeri Melahirkan Tingkat Nyeri Manajemen nyeri
D.0079 Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam Observasi:
diharapkan tingkat nyeri menurun  Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
Pengertian : Kriteria Hasil: kualitas, intensitas nyeri
Pengalaman sensorik atau Memburuk Cukup Sedang Cukup Membaik  Identifikasi skala nyeri
emosional yang bervariasi Memburuk Membaik  Identifikasi respons nyeri non verbal
dari menyenangkan sampai 1 Frekuensi nadi
 Identifikasi faktor yang memperberat dan
tidak menyenangkan yang 1 2 3 4 5
memperingan nyeri
berhubungan dengan 2 Pola nafas
persalinan 1 2 3 4 5
 Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
Meningkat Cukup Sedang Cukup Menurun  Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
Meningkat Menurun  Monitor efek samping penggunaan analgetik
3 Keluhan nyeri Terapeutik:
1 2 3 4 5  Berikan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi
4 Meringis rasa nyeri
1 2 3 4 5  Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
5 Gelisah  Fasilitasi istirahat dan tidur
1 2 3 4 5  Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
6 Kesulitan tidur pemilihan strategi meredakan nyeri
1 2 3 4 5 Edukasi
 Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
 Jelaskan strategi meredakan nyeri
 Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi
rasa nyeri
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
Diagnosa Perencanaan Keperawatan
Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
Gangguan Pola Pola tidur Dukungan Tidur
Tidur Observasi:
D.0055 Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24  Identifikasi pola aktivitas dan tidur
jam diharapkan pola tidur membaik  Identifikasi faktor pengganggu tidur (fisik
Pengertian : Kriteria Hasil: dan/atau psikologis)
Gangguan kualitas Menurun Cukup Sedang Cukup Meningk  Identifikasi makanan dan minuman yang
dan kuantitas waktu Menurun Meningk at mengganggu tidur (mis. kopi, teh, alkohol,
tidur akibat factor at makanan mendekati waktu tidur, minum
eksternal 1 Keluhan sulit tidur banyak air sebelum tidur)
1 2 3 4 5  Identifikasi obat tidur yang dikonsumsi
2 Keluhan sering terjaga Terapeutik:
1 2 3 4 5  Modifikasi lingkungan (mis. pencahayaan,
3 Keluhan tidak puas tidur kebisingan, suhu, matras, dan tempat
1 2 3 4 5 tidur)
4 Keluhan pola tidur berubah  Batasi waktu tidur siang, jika perlu
1 2 3 4 5  Fasilitasi menghilangkan stres sebelum
tidur
5 Keluhan istirahat tidak cukup
 Tetapkan jadwal tidur rutin
1 2 3 4 5
 Lakukan prosedur untuk meningkatkan
kenyamanan (mis. pijat, pengaturan posisi,
terapi akupresur)
 Sesuaikan jadwal pemberian obat dan/atau
tindakan untuk menunjang siklus tidur-
terjaga
Edukasi
 Jelaskan pentingnya tidur cukup selama
sakit
 Anjurkan menepati kebiasaan waktu tidur
 Anjurkan menghindari makanan/minuman
yang mengganggu tidur
 Anjurkan penggunaan obat tidur yang
tidak mengandung supresor terhadap tidur
REM
 Ajarkan faktor-faktor yang berkontribusi
terhadap gangguan pola tidur (mis.
psikologis:gaya hidup, sering berubah
shift bekerja)
 Ajarkan relaksasi otot autogenik atau cara
nonfarmakologi lainnya
Diagnosa Perencanaan Keperawatan
Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
Defisit Nutrisi Status Nutrisi Manajemen Nutrisi
D.0019 Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam status Observasi:
nutrisi terpenuhi.  Identifikasi status nutrisi
Pengertian : Kriteria Hasil:  Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
Asupan nutrisi tidak Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat  Identifikasi perlunya penggunaan selang nasogastric
cukup untuk Menurun Meningkat  Monitor asupan makanan
memenuhi kebutuhan 1 Porsi makanan yang dihabiskan  Monitor berat badan
metabolisme. 1 2 3 4 5 Terapeutik:
2 Berat Badan atau IMT  Lakukan oral hygiene sebelum makan, Jika perlu
1 2 3 4 5  Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang
3 Frekuensi makan sesuai
1 2 3 4 5  Hentikan pemberian makanan melalui selang
4 Nafsu makan nasogastric jika asupan oral dapat ditoleransi
1 2 3 4 5 Edukasi
5 Perasaan cepat kenyang  Anjurkan posisi duduk, jika mampu
1 2 3 4 5  Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
 Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrien yang dibutuhkan
Promosi Berat Badan
Observasi
 Identifikasi kemungkinan penyebab BB kurang
 Monitor adanya mual dan muntah
Terapeutik
 Sediakan makanan yang tepat sesuai kondisi pasien
 Berikan pujian kepada pasien untuk peningkatan yang
dicapai
Edukasi
 Jelaskan jenis makanan yg bergizi tinggi, terjangkau
Diagnosa Perencanaan Keperawatan
Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
Intoleransi Toleransi Aktivitas Manajemen Energi
aktivitas Observasi:
D.0056 Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24  Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang
jam diharapkan toleransi aktivitas meningkat. mengakibatkan kelelahan
Pengertian : Kriteria Hasil:  Monitor pola dan jam tidur
Ketidakcukupan Menurun Cukup Sedang Cukup Meningk  Monitor kelelahan fisik dan emosional
energi untuk Menurun Meningk at Edukasi
melakukan at  Anjurkan tirah baring
aktivitas sehari- 1 Kemudahan dalam melakukan aktivitas sehari-hari  Anjurkan melakukan aktivitas secara
hari 1 2 3 4 5 bertahap
2 Kekuatan tubuh bagian atas dan bawah Terapeutik:
1 2 3 4 5  Sediakan lingkungan nyaman dan rendah
Meningka Cukup Sedan Cukup Menurun stimulus
t Meningk g Menuru  Lakukan latihan rentang gerak pasif
at n dan/atau aktif
3 Keluhan lelah  Berikan aktivitas distraksi yang
1 2 3 4 5 menenangkan
4 Dispnea saat aktivitas  Fasilitasi duduk di sisi tempat tidur, jika
tidak dapat berpindah atau berjalan
1 2 3 4 5
Kolaborasi
 Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara
meningkatkan asupan makanan
DAFTAR PUSTAKA
Bobak. (2005). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. EGC: Jakarta.
Buku KIA, Direktorat Kesehatan Keluarga Tahun 2016.
Departemen Kesehatan. 2014. Survey Kesehatan Nasional. Laporan.Depkes RI Jakarta.
Gloria M. B, at all, 2017. Nursing Intervention Classivication (NIC), Edisi Bahasa
Indonesia. Editor : Intisari Nurjannah, Roxana D. Tumanggor. Cetakan Asli
Dprogramkan dengan RFID
Ika, Saryono. 2010. Perawatan Maternitas. Edisi 4. EGC: Jakarta.
Manuaba. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk
Pendidikan Bidan. EGC : Jakarta.
T. Heather Herdman, Shigemi Kamitsuru, 2015-2017. Diagnosis Keperawatan (NANDA).
Defenisi dan Klasifikasi, Edisi 10. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta:EGC
PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Definisi dan Indikator
Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan
Keperawatan. Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

Anda mungkin juga menyukai