Anda di halaman 1dari 3

Sejarah Perkembangan Tafsir

Sudah kita pelajari sebleumnya mengenai pengerrtian tafsir secara Bahasa berasal dari
kata ‫ فَس ََّر – يُفَ ِّس ُر – تَ ْف ِس ْيرًا‬yang berarti penjelasan atau keterangan, sebagaimana terdapat
dalam surah al-Furqan ayat 33:

ِ ‫سنَ تَ ْف‬
‫سي ًرا‬ ِّ ‫َواَل يَْأتُونَ َك بِ َمثَ ٍل ِإاَّل ِجْئنَا َك بِا ْل َح‬
َ ‫ق َوَأ ْح‬
“Tidaklah orang-orang kafir itu datang kepadamu (membawa) sesuatu yang ganjil,
melainkan Kami datangkan kepadamu suatu yang benar dan yang paling baik
penjelasannya.” (QS. Al-Furqon ayat 33)

Sedangkan pengertian tafsir menurut istilah adalah ilmu yang membahas tentang
keterangan serta penjelasan terhadap makna dan maksud ayat-ayat Al Quran sesuai
dengan apa yang dimaksud oleh Allah sebatas kemampuan manusia.

Selain itu juga kita belajar tentang syarat menjadi seorang mufassir, yaitu diantaranya:

1. Sehat Aqidah

2. Terbebas dari Hawa Nafsu

3. Menafsirkan Alquran dengan Alquran

4. Menafsirkan Alquran dengan As-Sunnah

5. Merujuk kepada perkataan Sahabat

6. Merujuk kepada perkataan Tabiin

7. Menguasai Ilmu Bahasa Arab

8. Menguasai Ilmu yang terkait dengan Ilmu Tafsir

9. Pemahaman yang mendalam.

Sekarang kita akan membahas mengenai sejarah perkembangan tafsir sejak masa Nabi, sahabat, hingga
sekarang

Nah… sejarah adanya tafsir itu sudah dimulai sejak masa kenabian. Dalam sejarah dalam sirah nabawiyah
juga dijelaskan bahwa penafsiran alquran telah tumbuh dan berkembang sejak awal pertumbuhan dan
perkembangan islam atau sejak awal mula diturunkan. Begitu juga ketika alquran turun pertama kali
kepada Nabi Muhammad, mulai saat itu juga Nabi mulai melakukan penafsiran alquran. Sehingga periode
perkembangan tafsir itu ada 3 periode:

1. Periode awal
2. Periode pertengahan
3. Periode Kontemporer

Periode Awal: Kenabian


Sudah dibahas sebelumnya bahwa pada masa kenabian nabi sudah mulai melakukan penafsiran.
Nabi menfasirkan alquran itu ketika beliau menjelaskan makna ayat2 alquran untuk disampaikan
kepada umat itu tidak hanya lafadz ayat2 alquran saja tapi juga menjelaskan maknanya atau
kandungan yang dimaksud dalam ayat tersebut. Kebanyakan nabi melakukan penafsiran itu ketika
para sahabat datang kepada rosulullah dan bertanya mengenai makna suatu ayat yang para
sahabat hafalkan atau ketika para sahabat meminta solusi mengenai permasalahan yang sedang
terjadi. Biasanya nabi menjelaskan lewat penafsiran2 ayat2 alquran.

Contohnya: Ketika ada perselisihan seorang sahabat dengan istrinya mengenai dzihar. Nah kalau
tidak salah ayat tentang dzihar itu terdapat dalam surah al mujadalah. Nah seketika itu juga Nabi
langsung menjawab permasalahan yang ada dengan menjelaskannya lewat ayat alquran yang
membahas mengenai dzihar. Nah itu salah satu contoh nabi Muhammad melakukan penafsiran
ketika ada seorang sahabat yang datang bertanya tentang sesuatu.

Sehingga nabi mendapat julukan awwal al-mufassir karena pada masa nabi tidak ada satupun
sahabat yang berani menfsirkan alquran. Otoritas ada di tangan nabi. Sebagaimana yang
tercantum dalam surah an nahl ayat 64
‫اخ َتلَفُ ْوا فِ ْي ۙ ِه َوه ًُدى وَّ َرحْ َم ًة لِّ َق ْو ٍم يُّْؤ ِم ُن ْو َن‬ َ ‫ْك ْالك ِٰت‬
ْ ‫ب ِااَّل لِ ُت َبي َِّن لَ ُه ُم الَّذِى‬ َ ‫َو َمٓا اَ ْن َز ْل َنا َعلَي‬
Dan Kami tidak menurunkan Kitab (Al-Qur'an) ini kepadamu (Muhammad), melainkan agar
engkau dapat menjelaskan kepada mereka apa yang mereka perselisihkan, serta menjadi
petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.
Sehingga inilah salah satu quran diturunkan kpd rosulullah, tidak hanya dijelaskan saja dari segi
bacaannya, namun juga makna yang terkandung di dalamnya.

Periode Sahabat
Ketika Rosulullah wafat, kemudian masuk pada era sahabat. Pada saat itu sahabat dihadapkan
dengan para tabiin sehingga ketika tidak ada rosulullah untuk memaparkan makna2 dalam
alquran, pada saat era itulah para sahabat mulai melakukan ijtihad atau proses mencoba
melakukan penafsiran alquran. Meskipun sebelumnya sudah dijelaskan oleh rosulullah
mengenai makna2 yang terkendung di dalam alquran, tapi masalah yang dihadapi di era sahabat
dan tabiin ini berbeda dan belum pernah dijelaskan oleh rosulullah sebelumnya. Mulai itulah
sahabat melakukan ijtihad. Untuk menfsirkan ayat2 quran tersebut namun masih berpegangan
dengan Sunnah nabi atau hadits2 dari rosulullah.
Ada beberapa hal yang perlu kita ketahui yaitu hal yang menjadi pedoman para sahabat:
1. Alquran
Para sahabat ketika melakukan proses ijtihad penafsiran alquran, mereka tidak terlepas dari
ayat2quran itu sendiri. Swehingga para sahabat lebih menggunakan metode munasabah.
Yaitu mengambuil pemahaman ayat yang lain untuk memahami ayat tersebut yang
betrsangkutan dengan ayat tersebut.
2. Dikembalikan kepada nabi
Ketika ada permasalahan yang sedang terjadi namun belum ada penjelasan dalam alquran
secara khusus atau explisit namun masih general atau umum maka para sahabat ketika
melakukan penafsiran kembali kepada penjelasan nabui. Apa yang disampaikan oleh nabi
mengenai ayat tersebut, itu yang dijaetika dikan pedoman untuk emerangkan kepada para
tabiin.
3. Pemahaman independen atau ijtihad
Ketika ada kasus2 yang belum pernah terjadi baik itu di masa sahabat maupun di masa nabi,
Sehingga para sahabat mulai menfsirkan ayat quran secara independen atau ijtihad

MASA TABI’IN
Muncul persoalan2 baru seiring dengan dinamika masyarakat yang progresif mendorong umat
islam mengerahkan perhatian untuk menyelesaikan persoalan itu. Yang permasalahan2 itu
dijelaskan alam alquran. Sehingga pada masa tabiin, ijtihad menjadinpros utama dalam
memahami alquran meskipun tidak melaukan penjelasan yang sudah dijelaskan oleh paravsahabat
sebelumbya maupun dalam hadits. Nmaun presentasinyta ijtihad lebih banyak dilakukan pada
masa ini. Karena banyak persoalan2 baru yang belum pernah dijelaskan sebelumnya atau tabiin
mungkin belum bisa memahami konteks opermaslahan dalam masyarakat yang memiliki
keterkaitan dengan permasalahan yang seblumnya sudah dijelaskan

Anda mungkin juga menyukai