Tujuan pembelajaran
Setelah mempelajari asuhan keperawatan diabetes mellitus dalam kehamilan, peserta didik diharapkan
memahami dan melaksanakan asuhan keperawatan klien dengan diabetes dalam kehamilan, meliputi:
1. Mampu menjelaskan definisi diabetes mellitus dalam kehamilan (DMG)
2. Mampu menjelaskan faktor risiko diabetes mellitus dalam kehamilan (DMG)
3. Mampu menjelaskan metabolisme glukosa pada kehamilan
4. Mampu menjelaskan mekanisme makrosemia
5. Mampu menjelaskan mekanisme penyulit pada kehamilan
6. Mampu menjelaskan mekanisme hipoglikemia pada bayi baru lahir
7. Mampu menjelaskan persiapan OGTT
8. Mampu menjelaskan hasil laboratorium untuk menegakkan diabetes pada kehamilan
9. Mampu menjelaskan sasaran kendali glukosa pada diabetes mellitus dalam kehamilan (DMG)
10. Mampu menjelaskan pengkajian pada klien diabetes mellitus dalam kehamilan (DMG)
11. mampu menjelaskan diagnose keperawatan pada klien diabetes mellitus dalam kehamilan (DMG)
12. Mampu menyusun intervensi keperawatan pada klien diabetes mellitus dalam kehamilan (DMG)
13. Mampu menyusun perencanaan pendidikan kesehatan pada klien diabetes mellitus dalam
kehamilan (DMG)
14. Mampu memahami dan menelaah hasil penelitian yang berhubungan diabetes mellitus dalam
kehamilan (DMG)
Kasus Pemicu
Pasien Ny. B usia 32 tahun G3P2A0 hamil 28 minggu datang ke puskesmas dengan keluhan sering
lapar, sering haus, sering kencing, pandangan kabur, kadang mual, mudah mengantuk, mudah lelah
dan gatal pada daerah kemaluan. Ny. B mengatakan selama hamil terjadi penambahan berat badan 10
kg, TFU 32 cm. Riwayat dalam keluarga Bapak dari Ny. B menderita DM. Riwayat kehamilan yang lalu
anak pertama jenis kelamin perempuan BB 3900 gram, anak kedua laki-laki 4200 gram. Hasil
pemeriksaan TTGO 180 mg/dL.
Aktivitas 1
Jelaskan Pengertian/Definisi Diabetes Dalam Kehamilan
Aktivitas 2
Deskripsikan Faktor Risiko DM dalam Kehamilan
a. Obesitas
Kehamilan menjadi salah satu penyebab alami dan biologis terjadinya perubahan berat badan. Kehamilan
sering diidentikkan dengan penambahan berat badan atau menjadi gemuk. Penambahan berat badan Ibu
saat hamil memang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi janin. kondisi obesitas seringkali sudah
dialami ibu bahkan sejak sebelum proses kehamilan dimulai. Ada pula yang mengalami penambahan berat
badan berlebih selama proses kehamilan berlangsung. Berat badan berlebih atau obesitas bisa diukur
dengan cara menghitung Indeks Masa Tubuh (IMT). Nilai normal IMT adalah 18,5-24,9 kg/m2, sedangkan
IMT 25-29,9 kg/m2 dikatakan berat badan berlebih dan IMT ≥30 dikatakan obesitas. Secara umum,
obesitas merupakan faktor risiko dari berbagai penyakit seperti diabetes mellitus atau kencing manis, jantung
koroner, hipertensi atau darah tinggi dan stroke. Secara khusus, obesitas dalam proses kehamilan ternyata
memiliki berbagai dampak yang merugikan, baik pada Ibu maupun janin.
Sumber : https://www.nutriclub.co.id/article-kehamilan/kesehatan/penyakit/waspadai-dampak-
obesitas-terhadap-kehamilan
b. Riwayat Keluarga
Riwayat diabetes mellitus keluarga adalah faktor penting pada kebanyakan penderita
diabetes dari keluarga yang sama secara autosom dominan. Kelainan yang diturunkan ini
dapat langsung mempengaruhi sel beta dan mengubah kemampuannya untuk mengenali dan
menyebarkan rangsangan sekretoris atau serangkaian langkah kompleks yang merupakan
bagian dari sintesis atau pelepasan insulin. Keadaan ini meningkatan kerentanan individu
tersebut terhadap faktor-faktor lingkungan yang dapat mengubah integritas dan fungsi sel
beta pancreas. Wanita yang mengalami diabetes saat hamil memiliki homeostasis glukosa
yang normal pada paruh pertama kehamilan diabetes mellitus hanya 5 % sampai 10 %.
Sumber :
http://digilib2.unisayogya.ac.id/bitstream/handle/123456789/725/NASPUB-TALITHA%20IKA
%20RAMADHONA-1810104222-KEBIDANAN%20PROGRAM%20SARJANA%20TERAPAN.pdf?
sequence=1&isAllowed=y
c. Gaya Hidup
perubahan gaya hidup modern perkotaan yang serba cepat dan penuh tekanan, sehingga
menyebabkan peningkatan prevalensi penyakit degeneratif, seperti penyakit jantung koroner (PJK),
hipertensi, hiperlipidemia, diabetes dan lain – lain. Diet sehat, aktivitas fisik teratur, menjaga berat
badan normal dan menghindari penggunaan tembakau adalah cara untuk mencegah atau menunda
timbulnya diabetes tipe 2. Diabetes dapat diobati dan dampaknya dapat dihindari atau dapat
ditunda dengan diet, aktivitas fisik, pengobatan, skrining rutin dan pengobatan untuk komplikasi
(WHO 2015). Pengendalian DM dan penyakit metabolik dilakukan melalui pencegahan dan
penanggulangan dari faktor risiko tersebut di atas, yaitu dengan modifikasi gaya hidup atau
perubahan gaya hidup dan konsumsi obat antidiabetik. Prinsip dasar manajemen pengendalian DM
meliputi modifikasi gaya hidup, dengan mengubah gaya hidup yang tidak sehat menjadi gaya hidup
yang sehat berupa pengaturan makanan (diet), latihan jasmani atau latihan aktifitas fisik,
perubahan perilaku risiko meliputi berhenti merokok dan membatasi konsumsi alkohol, serta
kepatuhan konsumsi obat antidiabetik Di Amerika, strategi terapi DM yang efektif adalah modifikasi
gaya hidup dan antidiabetik oral. Perubahan gaya hidup menjadi pilihan pertama dalam
pencegahan DM, walaupun antidiabetik oral dapat mencegah DM, namun efeknya tidak sebesar
perubahan gaya hidup. Oleh karena itu, obat-obatan ditempatkan sebagai tambahan terhadap
perubahan gaya hidup.
Sumber :
http://digilib2.unisayogya.ac.id/bitstream/handle/123456789/151/naskah%20publikasi%20muhammad
%20siddiq.pdf?sequence=1&isAllowed=y
d. Merokok
Merokok saat hamil tak hanya membahayakan kesehatan ibu, tetapi juga
kesehatan bayi yang ada di kandungan. Asap rokok mengandung lebih dari 7.000 zat kimia
yang bisa merusak kesehatan janin yang tumbuh dalam kandungan. Paparan bahan kimia
ini bahkan bisa memicu keguguran, masalah dengan plasenta, dan cacat lahir. Hasil
penelitian ini didapatkan setelah peneliti melakukan pengamatan terhadap 1.901 wanita
pasien diabetes berusia 44 sampai 54 tahun yang diketahui ibunya merokok saat hamil.
Sumber :
https://www.merdeka.com/sehat/merokok-saat-hamil-tingkatkan-risiko-diabetes-pada-bayi.htmln
e. Hipertensi
Hipertensi pada ibu hamil utamanya dikarenakan riwayat hipertensi sebelumnya, usia >30 tahun
status gizi lebih (LILA >30 cm) kebiasaan makan makanan asin tiap hari dan pendidikan rendah
(<SMP)
Sumber :
https://scholar.google.co.id/scholar?
q=mengapa+ibu+hamil+dengan+dm+berisiko+hipertensi&hl=en&as_sdt=0&as_vis=1&oi=scholart#d=
gs_qabs&u=%23p%3DwATRqEkcNAJ
f. Pola Aktivitas
Setiap aktivitas fisik sangat berarti untuk kesehatan Anda. Penderita GDM sebaiknya
memilih jenis olahraga yang sebagian besar menggunakan otot-otot besar dengan
gerakan berirama dan berkesinambungan. Olahraga yang dianjurkan adalah jogging,
yoga dan renang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas fisik termasuk olahraga selama
kehamilan bermanfaat bagi kesehatan ibu dan janinnya, seperti menghindari kenaikan
berat badan ibu yang berlebihan, mengurangi depresi dan sifat mudah marah yang
berkaitan dengan kehamilan, mempertahankan berat janin dalam kisaran normal,
mencegah komplikasi kehamilan dan mengurangi risiko makrosomia. American
College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) menyarankan wanita hamil untuk
melakukan aktivitas fisik dengan intensitas sedang setidaknya 150 menit per minggu.
Sumber :
http://digilib.unisayogya.ac.id/4254/1/Mengenal%20dan%20Upaya%20Mengatasi%20Diabetes
%20dalam%20Kehamilan%20-%20FIX.pdf
g. Riwayat Persalinan yang lalu, anak makrosemia
Sumber :
http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/viewFile/874/785
Aktivitas 3
a. Polidipsi
Polidipsi atau sering kali merasa haus dan ingin minum sebanyak-banyaknya. Dengan
begitu banyaknya urine yang keluar, badan akan kekurangan air atau dehidrasi. Untuk
mengatasi hal tersebut, timbullah rasa haus sehingga orang ingin selalu minum dan ingin
yang dingin, manis, segar, dan banyak. Minuman manis akan sangat merugikan karena
membuat kadar gula semakintinggi.
Sumber :
https://lifestyle.kompas.com/read/2011/06/11/10095556/kenali.3p.gejala.diabetes
b. Poliuri
Jika kadar gula darah melebihi nilai ambang ginjal atau lebih dari 180 mg/dl, maka gula
akan keluar bersama urine. Untuk menjaga agar urine yang keluar, yang mengandung gula
itu, tak terlalu pekat, tubuh akan menarik air sebanyak mungkin ke dalam urine sehingga
volume urine yang keluar banyak dan kencing pun menjadi sering. Hal tersebut akan sangat
sering sehingga pada malam hari bisa mengganggu tidur.
Sumber :
https://lifestyle.kompas.com/read/2011/06/11/10095556/kenali.3p.gejala.diabetes
c. Polifagia
Polifagi atau nafsu makan meningkat dan kurang tenaga. Pada diabetes, karena insulin
bermasalah, pemasukan gula ke dalam sel-sel tubuh kurang sehingga energi yang dibentuk
pun kurang. Itu sebabnya orang menjadi lemas. Dengan demikian, otak juga mengira bahwa
kurang energi itu terjadi karena kurang makan. Oleh karena itu, tubuh berusaha
meningkatkan asupan makanan dengan menimbulkan rasa lapar sehingga timbulah
perasaan selalu ingin makan.
Sumber :
https://lifestyle.kompas.com/read/2011/06/11/10095556/kenali.3p.gejala.diabetes
d. Pandangan Kabur
Sumber :
https://parenting.orami.co.id/magazine/penglihatan-kabur-selama-kehamilan/
e. Mual
1. Produksi hormon kehamilan. Ketika sel telur yang sudah dibuahi menempel pada
dinding rahim, tubuh akan memproduksi hormon human chorionic
gonadotropin (HCG). Hal inilah yang diduga menyebabkan mual. Jadi, rasa mual
yang muncul merupakan pertanda bahwa tubuh sedang memproduksi hormon yang
dibutuhkan untuk kehamilan.
2. Adanya peningkatan kadar hormon estrogen.
3. Sensitivitas terhadap aroma atau bau tertentu meningkat.
4. Penelitian menemukan bahwa sebagian wanita mengalami mual saat stres.
5. Infeksi saluran kencing dapat menyebabkan mual dan muntah. Untuk itu, segera
periksa ke dokter jika nyeri atau keluar darah saat Anda buang air kecil.
6. Sebagian wanita hamil cenderung lebih berisiko mengalami mual saat hamil
terutama jika sebelumnya mereka sudah sering mengalami mual dalam perjalanan,
mual saat menggunakan kontrasepsi yang mengandung estrogen, sedang
mengandung anak pertama, mengandung bayi kembar, atau mengalami obesitas.
Sumber :
https://www.alodokter.com/mual-saat-hamil-pertanda-kehamilan-sehat#:~:text=Penyebab%20Mual
%20Saat%20Hamil,-Penyebab%20pasti%20mual&text=Namun%2C%20mual%20pada%20wanita
%20hamil,inilah%20yang%20diduga%20menyebabkan%20mual.
Aktivitas 4
Jelaskan mekanisme terjadinya makrosemia pada kehamilan
Makrosomia atau kondisi yang menyebabkan bayi yang belum lahir menjadi obesitas di
dalam rahim disebabkan oleh banyak hal. Berikut beberapa pemicu yang paling sering
menyebabkan makrosomia.
1. Memiliki gula darah yang cukup tinggi. Beberapa wanita yang tidak bisa
mengontrol makanan yang manis atau karbohidrat sederhana di dalam tubuhnya
rawan mengalami diabetes gestasional.
2. Mengalami obesitas sebelum kehamilan terjadi.
3. Mengalami peningkatan berat badan yang signifikan selama kehamilan.
Peningkatan berat badan selama hamil sebenarnya wajar, tapi ada batasnya juga.
Dokter biasanya akan melakukan pengukuran setiap kontrol untuk mengetahui
apakah berat yang dimiliki ideal atau tidak.
4. Pernah hamil lebih dari satu sekali. Kalau hamil baru satu kali, kemungkinan terjadi
makrosomia akan lebih kecil.
5. Mengandung bayi dengan jenis kelamin laki-laki. Secara umum, janin laki-laki
akan lebih besar ketimbang wanita.
6. Memiliki rasa hispanik atau orang kulit putih. Orang Asia jarang sekali mengalami
ini karena bentuk tubuhnya cenderung lebih mungil.
7. Kehamilan terjadi lebih lama dan melebihi waktu lahir yang sudah ditetapkan
sebelumnya.
8. Memiliki riwayat dari keluarga misal ibu atau nenek yang melahirkan bayi dengan
ukuran lebih besar.
9. Kemungkinan besar saat hamil juga akan mengalami hal serupa.
10. Kehamilan terjadi pada usia di atas 35 tahun. Seharusnya wanita hamil sebelum usia
itu agar tidak terkena banyak sekali efek samping
Sumber
https://doktersehat.com/makrosomia/
Aktivitas 5
Jelaskan penyulit DM pada kehamilan
Semua ibu hamil berisiko mengalami diabetes gestasional, akan tetapi lebih berisiko terjadi
pada ibu hamil dengan faktor-faktor berikut ini:
- Preeklampsia
Komplikasi diabetes gestasional menempatkan perempuan pada risiko yang lebih tinggi
daripada wanita tanpa kondisi ini untuk terkena preeklampsia dalam kehamilan mereka
nantinya. Preeklampsia adalah suatu kondisi yang berhubungan dengan peningkatan
tekanan darah secara tiba-tiba dan kondisi ini bisa menjadi serius. Preeklampsia termasuk
komplikasi diabetes gestasional pada ibu hamil.
- Operasi Caesar
Ini adalah jenis operasi yang digunakan untuk persalinan bayi, sebagai ganti
dari persalinan normal melalui vagina. Ketika Anda berisiko memiliki komplikasi akibat
diabetes gestasional, dokter mungkin lebih menyarankan Anda untuk melakukan caesar.
Prosedur ini biasanya direkomendasikan demi keselamatan ibu dan bayi.
Sumber :
https://www.alodokter.com/diabetes-gestasional
https://hellosehat.com/pusat-kesehatan/diabetes-kencing-manis/komplikasi-diabetes-gestasional-ibu-
bayi/
Aktivitas 6
Jelaskan mekanisme terjadinya hipoglikemia pada bayi baru lahir
Beberapa kondisi berbeda mungkin yang diduga terkait dengan hipoglikemia pada
bayi baru lahir, termasuk yang berikut ini:
Sumber :
https://parenting.orami.co.id/magazine/penyebab-dan-gejala-hipoglikemia-pada-bayi-baru-lahir/
Aktivitas 7
Jelaskan persiapan untuk pemeriksaan OGTT
Oral glucose tolerance test (OGTT) atau tes toleransi glukosa oral (TTGO)
merupakan salah satu pemeriksaan yang digunakan dalam diagnosis diabetes melitus
(DM) selain glukosa darah puasa (GDP), HbA1c, dan glukosa darah acak (GDA).
Pemeriksaan ini jarang dikerjakan, kemungkinan karena tidak banyak rumah sakit
atau laboratorium yang menyediakan 75 gram glukosa anhidrat dalam sediaan bubuk.
Untuk memudahkan pemeriksaan, biasanya 75 gram glukosa ini digantikan oleh satu
porsi makanan atau sering disebut sebagai glukosa darah 2 jam setelah makan
(GD2). Namun sejatinya GD2 ini kurang standar, karena porsi masing-masing orang
berbeda dan kebanyakan pasien DM takut hasil GD2nya tinggi, sehingga bisa saja
makan jauh lebih sedikit dari porsi makan biasanya.
OGTT digunakan untuk menegakkan diagnosis DM, prediabetes, DM pada
kehamilan, dan diabetes karena sebab lain (co: MODY, diabetes pasca transplantasi).
Hampir sama dengan pelaksanaan GDP dan GD2, pada OGTT pasien diminta puasa
makan dan minum sekitar 8-10 jam dan hanya boleh minum air putih. Simulasi
sederhananya sebagai berikut:
Sumber :
https://patologiklinik.com/2018/03/20/ogtt-atau-tes-toleransi-glukosa-oral/
Aktivitas 8
Jelaskan batasan normal hasil pemeriksaan GDP, GDS dan TTGO
GDP merupakan kadar gula darah yang diambil ketika dalam kondisi puasa. Puasa di sini
berarti tidak makan dan minum, kecuali air putih selama 8 jam. Untuk memudahkan,
biasanya tes ini dilakukan pagi hari sebelum sarapan.
Kadar Normal : 80 - 125 mg/dL
Kadar Terbaik : 80 - 110 mg/Dl
GDS merupakan kadar gula darah yang diambil kapan saja alias tidak memperhatikan
waktu makan, jadi setiap saat di luar puasa dan dua jam setelah makan.
Kadar Normal : < 200 mg/dL
Kadar Terbaik : < 200 mg/dL
- Tes toleransi glukosa oral (TTGO)
Tes toleransi glukosa oral (TTGO) adalah pemeriksaan yang berfungsi mengukur
kemampuan tubuh dalam menyerap zat gula (glukosa) setelah pasien mengonsumsi gula
dalam kadar tertentu. Tes ini dapat membantu dokter untuk mendiagnosis diabetes,
termasuk diabetes gestasional yang terjadi pada wanita hamil.
Hasil TTGO akan ditunjukkan dalam satuan miligram per desiliter (mg/dL) dengan batas-
batas sebagai berikut:
Pada wanita hamil, kadar gula darah 140 mg/dL atau lebih tergolong tidak normal. Dokter
akan menyarankan TTGO tiga jam.Pada pemeriksaan TTGO tiga jam, sampel darah akan
diambil setiap jam selama tiga jam setelah pasien meminum larutan manis.
Sumber :
https://pbperkeni.or.id/wp-content/uploads/2019/01/4.-Konsensus-Pengelolaan-dan-Pencegahan-
Diabetes-melitus-tipe-2-di-Indonesia-PERKENI-2015.pdf
Aktivitas 9
Jelaskan sasaran kendali glukosa pada DM dalam kehamilan
Yaitu :
- Pola Diet/Pola Makan
Strategi utama dalam mengontrol kadar gula darah pada penderita GDM sama
halnya dengan diabetes pada umumnya yaitu dengan terapi diet atau pola makan
yang ideal. Adapun tujuan terapi diet adalah
1. Makan sesuai dengan kebutuhan tubuh
2. Mempertahankan kadar gula darah dalam batas normal/mendekati normal
3. Mempertahankan berat badan dalam batas normal
4. Mencegah terjadinya hipolglikemia (kadar gula darah terlalu rendah)
5. Mengurangi atau mencegah komplikasi
Setiap aktivitas fisik sangat berarti untuk kesehatan Anda. Penderita GDM
sebaiknya memilih jenis olahraga yang sebagian besar menggunakan otot-otot besar
dengan gerakan berirama dan berkesinambungan. Olahraga yang dianjurkan adalah
jogging, yoga dan renang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas fisik termasuk olahraga selama kehamilan
bermanfaat bagi kesehatan ibu dan janinnya, seperti menghindari kenaikan berat badan
ibu yang berlebihan, mengurangi depresi dan sifat mudah marah yang berkaitan dengan
kehamilan, mempertahankan berat janin dalam kisaran normal, mencegah komplikasi
kehamilan dan mengurangi risiko makrosomia. American College of Obstetricians and
Gynecologists (ACOG) menyarankan wanita hamil untuk melakukan aktivitas fisik
dengan intensitas sedang setidaknya 150 menit per minggu.
Aktivitas 10
Jelaskan pengkajian keperawatan dengan masalah DM dalam Kehamilan
PENGKAJIAN
1. Identitas
Usia perlu diketahui kapan ibu dan berapa tahun ibu menderita Diabetes mellitus,karena semakin lama
ibu menderita DM semakin berat komplikasi yang muncul.
2. Keluhan Utama
Ibu hamil dengan DM sering mengeluh mual, muntah, penambahan berat badan berlebihan atau tidak
adekuat, polipdipsi, poliphagi, poliuti, nyeri tekan abdomen dan retinopati.
3. Riwayat Penyakit Keluarga
Perlu dikaji apakah ada keluarga yang menderita DM, karena DM bersifat keturunan
4. Riwayat Kehamilan Sekarang
Hamil muda,keluhan selama hamil muda
Hamil tua, keluhan selama hamil tua, peningkatan berat badan, tinggi badan, suhu, nadi, pernafasan,
peningkatan tekanan darah, keadaan gizi akibat mual, keluhan lain.
5. Riwayat Antenatal Care
Dimana tempat pelayanan, beberapa kali, perawatan serta pengobatannya yang didapat. Pada saat
antenatal care perlu diobservasi secara ketat juga mengenai kepatuhan ibu dalam menjalani diet, kadar
gula darah dan perawatan yang diberikan.
Diabetes mellitus gestasional.
Hipertensi karena kehamilan.
Infertilitas.
Bayi low gestasional age.
Riwayat kematian janin.
Lahir mati tanpa sebab jelas.
Anomali congenital.
Aborsi spontan.
Polihidramnion.
Makrosomia.
Pernah keracunan selama kehamilan.
6. Pola Aktivitas Sehari-hari
Pola nutrisi
Frekuensi makan: pasien dengan DM biasanya mengeluh sering lapar (polifagia)dan haus
(polydipsia), mual dan muntah, mengalami obesitas, adanya nyeri tekan abdomen, dapat mengeluh
mengalami hipoglikemia dan glikosuria.
Pola eliminasi
BAK: pasien dengan DM memiliki gejala yaitu poliuri atau sering berkemih.Dapat juga mengalami
riwayat pielonefritis, infeksi saluran kemih (ISK),nefropati.
BAB: biasanya tidak ada gangguan
Pola personal hygiene
Pola atau frekuensi mandi, menggosok gigi, keramas
Pola istirahat tidur
Gangguan pola tidur karena perubahan peran dan melaporkan kelelahan yang berlebihan
Pola aktivitas dan latihan
Aktivitas yang berlebih pada keadaan hipoglikemi dapat menyebabkan rasa laparmeningkat, pusing,
nyeri kepala, berkeringat, letih, lemah, pernapasan dangkaldan pandangan kabur. Jika ini terjadi maka
ibu akan rentan terhadap cedera dan jika rasa lapar berlebih ini akan menyebabkan ketidakpatuhan
diet ibu.
7. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum
Jika dalam keadaan hipoglikemia ibu bisa merasa lemah dan letih
Tanda-tanda vital
Tekanan darah : Ibu dengan DM perlu diobservasi tekanan darahnya karena komplikasi dari ibu
dengan DM adalah preeklamsia dan eklamsia
Nadi : Pada keadaan hiperglikemi biasanya nadi lemah dan cepat
Respirasi : Pada keadaan hiperglikemi atau diabetik ketoasidosis biasanya RR meningkat dannapas
bau keton
Suhu : Tidak ada gangguan, tetapi biasanya kulit pasien lembab pada kondisi hipoglikemi
Antropometri
Ibu dengan DM biasanya memiliki berat badan berlebih, dan terjadi peningkatan berat badan waktu
hamil yang berlebih.
Kepala dan rambut
Tidak terdapat gangguan
Wajah
Pasien pada keadaan hipoglikemia biasanya terlihat pucat
Mata
Pada keadaan hipoglikemia pasien akan mengeluh pandangan kabur atau gandadan pada keadaan
hiperglikemi pasien akan mengeluh pandangan redup.
Hidung
Pada pasien dengan hiperglikemia pernapasan cepat dan dangkal, napas bau keton
Mulut
Tidak ada gangguan
Telinga
Tidak ada gangguan
Leher
Tidak ada gangguan
Dada dan payudara
Dada: pasien dengan hiperglikemia pernapasan cepat dan dangkal, napas bauketon
Sirkulasi: perlu dikaji adanya peningkatan tekanan darah dan nadi pasien.Pengkajian pada nadi
pedalis dan pengisian kapiler ekstremitas mungkin menurunatau melambat pada diabetes durasi lama.
Serta pengkajian edema
Payudara: pada umumnya tidak ada gangguan
Ekstermitas dan kulit
Pada keadaan hipoglikemia pasien akan berkeringan dan kulit pasien lembab. Integritas kulit lengan,
paha, bokong, dan abdomen dapat berubah karena injeksi insulin yang sering
Sumber :
https://www.academia.edu/37835796/KONSEP_ASUHAN_KEPERAWATAN_PADA_IBU_HAMIL_DENGAN_DI
ABETES_MELLITUS_GESTASIONAL
Aktivitas 11
Jelaskan Diagnosa Keperawatan yang terjadi pada DM dalam Kehamilan
1. Ketidakstabilan kadar gula darah berhubungan dengan gangguan glukosa darah puasa
DS :
- klien mengatakan sering lapar
- klien mengatakan sering haus dan kencing
- klien mengatakan pandangan kabur
- klien mengatakan riwayat dalam keluarga bapak dari Ny. B menderita DM
DO :
- TFU 32 cm
- Hasil pemeriksaan TTGO 180 mmHg/dL
- Hasil pemeriksaan TTV :
TD : 120/80 mmHg
S : 36 ˚C
RR : 20x/menit
N : 80x/menit
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kurang kontrol tidur
DS :
- klien mengatakan sering lapar
- klien mengatakan sering haus dan kencing
- klien mengatakan pandangan kabur
- klien mengatakan kadang mual, muntah dan mengantuk
- klien mengatakan mudah lelah dan mengantuk
DO :
- TFU 32 cm
- Hasil pemeriksaan TTGO 180 mmHg/dL
- Hasil pemeriksaan TTV :
TD : 120/80 mmHg
S : 36 ˚C
RR : 20x/menit
N : 80x/menit
3. Risiko cedera pada janin berhubungan dengan besar ukuran janin
DS :
- Pasien Ny. B usia 32 tahun G3P2A0 hamil 28 minggu
- klien mengatakan selama hamil terjadi penambahan bb 10 kg
- Riwayat kehamilan yang lalu anak pertama jenis kelamin perempuan BB 3900 gram, anak
kedua laki-laki 4200 gram..
DO :
- TFU 32 cm
- Hasil pemeriksaan TTGO 180 mmHg/dL
- Hasil pemeriksaan TTV :
TD : 120/80 mmHg
S : 36 ˚C
RR : 20x/menit
N : 80x/menit
4. Risiko infeksi berhubungan dengan penyakit kronis (mis, Diabetes Melitus)
DS :
- klien mengatakan sering lapar
- klien mengatakan sering haus dan kencing
- klien mengatakan pandangan kabur
- klien mengatakan kadang mual, muntah dan mengantuk
- klien mengatakan mudah lelah dan mengantuk
- klien mengatakan riwayat dalam keluarga bapak dari Ny. B menderita DM
DO :
- TFU 32 cm
- Hasil pemeriksaan TTGO 180 mmHg/dL
- Hasil pemeriksaan TTV :
TD : 120/80 mmHg
S : 36 ˚C
RR : 20x/menit
N : 80x/menit
Sumber : Tim Pokja SDKI DPP PPNI. Cetakan I : Desember 2016. Standar Diagnosis Keperawatan
Indonesia Definisi dan Indikator Diagnostik.J Raya Lenteng Agung No. 64 Jagakarsa, Jakarta Selatan
12610:Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Aktivitas 12
Jelaskan intervensi keperawatan yang pada DM dalam kehamilan
1. Ketidakstabilan kadar gula darah berhubungan dengan gangguan glukosa darah puasa
Tujuan : setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 2 x 24 jam maka ketidakstabilan kadar
gula darah kembali normal dengan kriteria hasil :
- Klien tidak merasa sering lapar lagi
- Klien tidak sering haus dan kencing lagi
- Pandangan klien normal dan tidak kabur lagi
- Klien tidak mudah lelah
- TTGO ( Tes Toleransi Glukosa Oral) kembali normal lagi dibawah 140 mg/dL
Intervensi :
- Identifikasi kemungkinan penyebab hiperglikemia
- Monitor kadar glukosa darah
- Monitoring tanda dan gejala hipoglikemia (mis. Poliura, polydipsia, polifagi,
kelemahan,pandangan kabur)
- Berikan asupan cairan oral
- Kolaborasi pemberian cairan IV jika perlu
Sumber : Tim Pokja SIKI DPP PPNI. Cetakan II : September 2018. Standar Intervensi Keperawatan
Indonesia Definisi dan Tindakan Keperawatan. Jl.Raya Lenteng Agung No. 64 Jagakarsa, Jakarta
Selatan 12610:Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Aktivitas 13
Buatlah rancangan pendidikan kesehatan pada DM dalam Kehamilan (SAP, Materi dan Media penkes)
A. Tujuan
Tujuan Umum
Diharapkan keluarga yang mempunyai anggota keluarga yang hamil disertai dengan DM dapat
mengantisipasi adanya penyakit tersebut
Tujuan Khusus
1. mengerti pengertian Ibu hamil dengan DM
2. mengetahui penyebab ibu hamil dengan DM
3. Mengetahui tanda dan gejala ibu hamil dengan DM
4. Mengetahui komplikasi ibu hamil dengan DM
5. Mengetahui tentang penatalaksanaan pada pasien ibu hamil dengan DM
C. Strategi Pelaksanaan
Pendidikan kesehatan dilakukan pada hari Sabtu, 21 Oktober 2006 pukul 09.00 – 09.45 WIB
D. Metode
Ceramah
Diskusi/ tanya jawab
E. Susunan Acara
Tahap Kegiatan Waktu
Pembukaan 1. Mengucapkan salam 5 menit
2. Penyampaian tujuan pertemuan sesuai kontrak
waktu
G. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
Semua anggota keluarga hadir dalam acara penyuluhan
2. Evaluasi Proses
2. Peserta/ keluarga bersedia dirumah sesuai dengan kontrak waktu yang ditentukan
3. Anggota keluarga antusias untuk bertanya tentang hal-hal yang tidak siketahuinya
4. Anggota keluarga menjawab semua pertanyaan yang telah diberikan
3. Mahasiswa
5. Dapat memfasilitasi jalannya penyuluhan
6. Dapat menjalankan perananya sesuai dengan tugas
4. Evaluasi Hasil
7. Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
8. Adanya kesepakatan antara keluarga dengan perawat dalam melaksanakan
implementasi keperawatan selanjutnya.
H. Daftar Pertanyaan
1. Apakah pengertian Ibu hamil dengan DM / DMG ?
2. Sebutkan penyebab ibu hamil dengan DM ?
3. Sebutkan tanda dan gejala ibu hamil dengan DM ?
4. Sebutkan komplikasi ibu hamil dengan DM ?
5. Bagaimana penanganan ibu hamil dengan DM ?
I. Stardar Jawaban
1. Diabetes Mellitus Gestasional (DMG) adalah gangguan toleransi glukosa berbagai tingkat
yang diketahui pertama kali saat hamil tanpa membedakan apakah penderita perlu mendapat
insulin atau tidak.
2. Faktor penyebab ibu hamil dengan DM
umur sudah mulai tua
multiparutas
gemuk ( obesitas )
ada anggota keluarga yang sakit diabetes ( heriditer )
3. Tanda-tanda ibu hamil dengan DM
Kelemahan tubuh
Kesemutan/ rasa gatal
Gatal-gatal pada kulit
Luka yang tidak sembuh-sembuh
4. Dalam kehamilan diabetes dapat menyebabkan komplikasi sebagai berikut :
Abortus dan partus prematurus
Pre-eklamsia
Hidramnion
Kelainan letak janin
Insufisiensi plasenta
5. penanganan ibu hamil dengan DM yaitu :
Penanganan medik
Penanganan obstetrik
Diet
Dosis insulin
Kadar glukosa
Glukosa urine 24 jam
TEORI
1) Pengertian
Diabetes Mellitus Gestasional (DMG) didefinisikan sebagai gangguan toleransi glukosa
berbagai tingkat yang diketahui pertama kali saat hamil tanpa membedakan apakah penderita perlu
mendapat insulin atau tidak. Pada kehamilan trimester pertama kadar glukosa akan turun antara 55-
65% dan hal ini merupakan respon terhadap transportasi glukosa dari ibu ke janin. Sebagian besar
DMG asimtomatis sehingga diagnosis ditentukan secara kebetulan pada saat pemeriksaan rutin
2) Etiologi
Faktor penyebab ibu hamil dengan DM
1. umur sudah mulai tua
2. multiparutas
3. gemuk ( obesitas )
4. ada anggota keluarga yang sakit diabetes ( heriditer )
5. anak lahir dengan berat badan besar
6. sering abortus
7. glukosuria
3) Manifestasi Klinik
Adanya tanda-tanda klasik
1. hiperglikemi
a. polidipsi (banyak minum)
b. poliuri (banyak kencing)
c. polipagi (banyak makan)
2. Kelemahan tubuh
3. Kesemutan/ rasa gatal
4. Gatal-gatal pada kulit
5. Luka yang tidak sembuh-sembuh
4) Komplikasi
Dalam kehamilan diabetes dapat menyebabkan komplikasi sebagai berikut :
1. Abortus dan partus prematurus
2. Pre-eklamsia
3. Hidramnion
4. Kelainan letak janin
5. Insufisiensi plasenta
5) Penanganan Ibu Hamil Dengan DM
1. Penanganan medik adalah sangat bijaksana dan bekerja sama dengan ahli penyakit dalam
a. Diabetes diet
b. Penberian insulin
2. Penanganan obstetrik adalah penganan atas pertimbangan : beratnya penyakit, lamanya
penderitaan, umur, paritas, riwayat persalinan dahulu dan ada atau tidak komplikasi
a. Penyakit tidak berat dan pengobatan /diet dapat mengontrol penyakit dengan
baik ; diharapkan persalinan biasa
b. Bila diabetes agak berat dan memerlukan insulin ; induksi persalinan lebih dini :
kehamilan minggu ke 36 – 38
c. Diabetes agak berat ; riwayat kematian janin daklam janin ; beberapa institut
melakukan seksio saesarea dalam minggu ke -37 kehamilan
d. Diabetes berat dengan komplikasi ( pre-eklamsi, hidramsion dsb.), riwayat
persalinan yang lalu buruk : induksi persalinan atau seksio sesaria lebih dini
e. Dalam pengawasan persalinan, monitor janin dengan baik ( denyut jantung
janin, elektro-toko-kardio-gram dan ultrasonografi )
f. Untuk menghentikan kesuburan, tubektomi sangat di anjurkan untuk dilakukan,
dengan ketentuan bila sudah ada anak, serta pada setiap kehamilan dan
persalinan yang dapat mengancam keselamatan ibu dan bayi
3. Diet
Dianjurkan 35 kalori / Kg berat badan ideal
a.1,3 g protein
b.250 g karbohidrat
4. Dosis insulin
Pertengahan pertama kehamilan : 0,5 unit / kg
Pertengahan kedua kehamilan : 0,7 unit / kg
5. Kadar glukosa
Monitor glukosa darah di rumah
Nilai glikosa ibu adalah indikator pengendalian terbaik dibutuhkan penentuan harian
Puasa ( rentan sasaran 70 – 80 mg / dL )
Satu jam postprandial ( sasaran < 120 mg / dL )
Waktu tidur
6. Glukosa urine 24 jam
Glukosuria yang jelas menendakan pengendalian yang tidak baik
Pedoman yang baik ada pada cara-cara uji ppenentuan kadar glukosa darah ( waktu,
ketepatan )
7. Hemoglobin A 1c
Mencerminkan pengendalian glukosa selama 4-5 minggu sebelumnya
Harus di monitor tiap bulan selama hamil
8. Glukosa cairan ketuban
Mencerminkan pengendalian glukosa ibu 7 hari sebelumnya
Kadar glukosa yang lebih tinggi telah di kaitkan dengan depresi neonatus
9. Monitoring janin
Uji antenatal fetal yangh paling luar dipergunakan
NST kurang sensitif dari pada CST
Data profil biofisik terbatas
DAFTAR PUSTAKA
Judul Artikel Gambaran Kondisi Ibu Hamil dengan Diabetes Mellitus di RSD dr. Soebandi
Jember
Penulis Meggeria Dyah Matrika Tito Putri1 , Pudjo Wahjudi2 , Irma Prasetyowati
Latar Belakang Diabetes Mellitus atau disebut diabetes merupakan penyakit gangguan
metabolik menahun akibat pankreas tidak memproduksi cukup insulin atau
tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang diproduksi secara efektif. Pada
ibu hamil dengan riwayat keluarga diabetes mellitus, prevalensi kehamilan
dengan diabetes mellitus sebesar 5,1%. Penelitian ini bertujuan mengetahui
gambaran kondisi ibu hamil dengan diabetes mellitus di RSD dr. Soebandi
Jember. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan desain case
series. Jumlah sampel 19 ibu hamil dengan diabetes mellitus yang dipilh
dengan teknik total sampling. Hasil penelitian menunjukan bahwa usia ibu
risiko tinggi (52,6%), pendidikan rendah (89,5%), tidak bekerja atau Ibu
Rumah Tangga (89,2%), memiliki genetic (78,9%), BMI overweight (57,9%),
glukosuria (89,5%), riwayat pre-eklamsia (57,9%), paritas rendah (79%), tidak
pernah mengalami keguguran (84,2%). Berdasarkan hasil penelitian
disimpulkan bahwa pendidikan ibu, pekerjaan ibu, genetik, BMI overweight,
glukosuria, dan riwayat pre-eklamsia berpengaruh terhadap kejadian ibu
hamil dengan diabetes mellitus serta usia ibu hamil, paritas dan riwayat
keguguran tidak berpengaruh terhadap kejadian ibu hamil dengan diabetes
mellitus. Untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap risiko kehamilan
dengan diabetes mellitus dengan pemeriksaan skrining diabetes mellitus.
Tujuan
Kesimpulan Kesimpulan pada penelitian ini adalah sebagian besar usia ibu termasuk
risiko tinggi yaitu 35 tahun, berpendidikan dasar/rendah, bekerja sebagai ibu
rumah tangga. Kondisi ibu hamil yang berpengaruh terhadap kejadian ibu
hamil dengan diabetes mellitus adalah genetik/riwayat keluarga DM,
obesitas ibu hamil dengan BMI overweight, glukosuria, dan riwayat pre-
eklamsia. Kondisi ibu hamil yang tidak berpengaruh terhadap kejadian ibu
hamil dengan diabetes mellitus adalah paritas dan riwayat keguguran.