Anda di halaman 1dari 3

Nama : Meinia Preti Anjelina

Nim : P1337420921190
Mata kuliah : Sistem informasi keperawatan
Program studi : Poltekkes Palangka Raya

Sebutkan 3 aplikasi perangkat lunak yang sering digunakan di puskesmas


Jawaban:
Seiring dengan kemajuan teknologi, Pusat Kesehatan Masyarakat (puskesmas) maupun
fasilitas kesehatan tingkat perlama yang lain tidak dapat lepas dari penggunakan
software atau aplikasi perangkat lunak. Petugas puskesmas dituntut untuk dapat
mengoperasikan aplikasi perangkat lunak pada komputer sehingga kegiatan pelayanan
pada pasien maupun kegiatan administratif lain di puskesmas dapat dilaksanakan
dengan efektif, efisien, dan optimal. Aplikasi perangkat lunak yang sering digunakan di
puskesmas antara lain p-Care, SIMPUS, SIHA, dan Epi Info.
a. P-Care
Salah satu software yang wajib digunakan puskesmas pada era Jaminan Kesehatan
Nasional adalah aplikasi primary care atau yang sering disebut dengan p-Care. Aplikasi
p-Care merupakan sistem informasi manajemen berbasis web. Setiap puskesmas
atau fasilitas kesehatan primer akan mendapatkan akun dari BPJS berupa username
dan password. Secara umum p-Care berfungsi untuk memeriksa validitas keanggotaan
BPJS seorang pasien yang datang berobat ke puskesmas, menyimpan data pelayanan
yang telah diberikan kepada pasien BPJS, menerbitkan surat rujukan pasien ke fasilitas
kesehatan tingkat lanjut (rumah sakit) dan merekap data pelayanan yang telah
diberikan puskesmas untuk disampaikan kepada BPJS sebagai laporan.
b. SIMPUS
SIMPUS merupakan kependekan dari Sistem Informasi Manajemen Puskesmas. SIMPUS
berfungsi mencatat dan menyimpan data pelayanan yang dilakukan puskesmas
baik pelayanan kepada pasien di dalam gedung maupun kegiatan pelayanan di
luar gedung. Terdapat banyak produk SIMPUS di pasaran sehingga sangat
dimungkinkan aplikasi SIMPUS di satu puskesmas akan berbeda dengan aplikasi
SIMPUS di puskesmas lain, namun secara umum prinsip penggunaannya sama.
Secara umum SIMPUS digunakan mulai dari proses penerimaan pasien, input data
sosial dan registrasi pasien, input data pelayanan pasien berupa hasil pemeriksaan
fisik, anamnese, dan diagnosis hingga rekapitulasi laporan sesuai format yang telah
ditentukan. Penggunaan SIMPUS akan membatu petugas puskesmas dalam hal
penyimpanan, pengolahan, penelusuran, penyajian kembali, serta rekapitulasi data
pelayanan.
c. SIHA
SIHA merupakan kependekan dari Sistem Informasi HAIV-AIDS dan IMS. SIHA
dikembangkan untuk mengatasi masalah ketidakakuratan data pada pelaporan data
penderita HIV-AIDS dan IMS. Dengan danya SIHA maka pelaporan data penderita
HIV-AIDS dan IMS dilakukan melalui satu pintu sehingga diharapkan tidak ada data
yang saling tumpah tindih satu sama lain.
d. SITT
SITT adalah kependekan dari Sistem Informasi Tuberkulosis Terpadu. Sama halnya
dengan SIHA, sistem ini dikembangkan untuk mengatasi masalah ketidakakuratan data
pada pelaporan data penyakit, dalam hal ini adalah tuberkulosis.
e. Epi Info
Epi Info adalah aplikasi yang digunakan untuk mengumpulkan dan mengolah data
epdiemiologi. Umumnya aplikasi ini digunakan oleh petugas surveilance epidemiologi
di puskesmas maupun dinas kesehatan. Epi Info terdiri atas beberapa fungsi utama
yaitu membuat form elektronik, menginput data pada form elektronik, melakukan
analisis data, menampilkan hasil analisis data dalam bentuk visual (grafik), serta
menampilkan data dalam bentuk peta epidemiologi.

1. Sebutkan 3 aplikasi perangkat lunak yang sering digunakan di RS


Jawaban:
Rumah sakit merupakan fasilitas kesehatan tingkat lanjut yang mengelola berbagai
sumber daya yang cukup kompleks. Penggunaan aplikasi perangkat lunak diperlukan untuk
membantu pihak manajemen rumah sakit dalam mengolah semua data pelayanan di rumah
sakit agar didapatkan informasi yang akurat secara cepat untuk mendukung proses
pengambilan keputusan. Aplikasi perangkat lunak juga digunakan untuk menunjang
kegiatan pelayanan terhadap pasien. Aplikasi perangkat lunak yang sering digunakan di
rumah sakit antara lain SIMRS, INA-CBGs dan SIRS Online.
a. SIMRS
SIMRS adalah kependekan dari Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit. SIMRS
mengelola seluruh data pelayanan di rumah sakit. Berbagasi versi SIMRS juga banyak
beredar di pasaran sehingga SIMRS di satu rumah sakit juga bisa berbeda dengan SIM
RS di rumah sakit lain, bahkan ada rumah sakit yang membangun sendiri SIMRS-
nya. Cakupan dari SIMRS di masing-masing rumah sakit pun berbeda, mulai dari yang
hanya memfasilitasi pendaftaran pasien sampai yang juga mampu memfasilitasi data
keuangan, stok obat, dan kepegawaian. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
juga telah meluncurkan SIMRS versi free dan open source dengan nama SIMRS GOS.
SIMRS GOS merupakan sistem informasi manajemen rumah sakit yang cukup lengkap.
Karena sifatnya yang free dan open source, SIMRS GOS cocok digunakan oleh
rumah sakit yang memiliki masalah keterbatasan dana dalam hal pengembangan sistem
informasi manajemen rumah sakit.
b. INA-CBGs
Jika fasilitas kesehatan tingkat pertama seperti puskesmas menggunakan aplikasi p-
care, fasilitas kesehatan tingkat lanjut dalam hal ini rumah sakit menggunakan aplikasi
INA -CBGs kaitannya dengan implementasi jaminan kesehatan nasional. Aplikasi
INA-CBGs berguna untuk mencatat dan mengajukan klaim penggantian biaya pasien
yang ditanggung oleh BPJS.
c. SIRS Online
SIRS Online adalah sebuah aplikasi berbasis web yang digunakan oleh rumah sakit
untuk melaksanakan pelaporan data kepada Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia. Petugas rumah sakit dapat meng-upload data pelaporan dalam bentuk
file microsoft excel sesuai dengan format yang sudah ditentukan oleh Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia.

2. Apa yang dimaksud P-care


Jawaban:
Salah satu software yang wajib digunakan puskesmas pada era Jaminan Kesehatan
Nasional adalah aplikasi primary care atau yang sering disebut dengan p-Care. Aplikasi p-
Care merupakan sistem informasi manajemen berbasis web. Setiap puskesmas atau
fasilitas kesehatan primer akan mendapatkan akun dari BPJS berupa username dan
password. Secara umum p-Care berfungsi untuk memeriksa validitas keanggotaan BPJS
seorang pasien yang datang berobat ke puskesmas, menyimpan data pelayanan yang telah
diberikan kepada pasien BPJS, menerbitkan surat rujukan pasien ke fasilitas kesehatan
tingkat lanjut (rumah sakit) dan merekap data pelayanan yang telah diberikan
puskesmas untuk disampaikan kepada BPJS sebagai laporan.

3. Apa yang dimaksud ina cbgs


Jawaban:
Petunjuk teknis Sistem Indonesian Case Base Groups (INA-CBG's) merupakan acuan bagi
fasilitas kesehatan tingkat lanjutan, BPJS Kesehatan dan pihak lain yang terkait mengenai
metode pembayaran INA- CBGs dalam pembayaran penyelenggaraan Jaminan Kesehatan.
Jika fasilitas kesehatan tingkat pertama seperti puskesmas menggunakan aplikasi p-care,
fasilitas kesehatan tingkat lanjut dalam hal ini rumah sakit menggunakan aplikasi INA -
CBGs kaitannya dengan implementasi jaminan kesehatan nasional. Aplikasi INA-CBGs
berguna untuk mencatat dan mengajukan klaim penggantian biaya pasien yang ditanggung
oleh BPJS.

4. Menurut anda aplikasi apa yang cocok untuk dikembangkan oleh seorang perawat dalam
melakukan pelayanan
Jawaban :
Menurut saya aplikasi yang cocok untuk dikembangkan oleh seorang perawat dalam
melakukan pelayanan kesehatan adalah Dengan menggunakan SIMRS GOS karena ini
didapat berbagai manfaat, salah satunya membantu dalam hal bisnis proses
Manajemen Rumah Sakit. Selain itu, aplikasi ini dapat diperoleh secara gratis tanpa
perlu membayar lisensi dan dapat dikembangkan dan disesuaikan dengan kebutuhan
pihak Rumah Sakit, Baik secara mandiri, bersama pusat dan atau pihak ke-3,” jelasnya
dihadapan para peserta yang terdiri dari Tim IT Rumah Sakit Vertikal, Tim IT Rumah
Sakit Pilot Project SIMRS GOS dan Tim IT Rumah Sakit yang telah mengajukan
permohonan ke Kementerian Kesehatan.
Kemudian kaitannya dengan pelaksanaan Jaminan Kesehatan nasional (JKN),
pengembangan SIMRS ini tentu saja menjadi salah satu bagian penting dalam
menyukseskan program ini. Dalam upaya meningkatkan mutu layanan yang lebih baik
kepada peserta, bahkan saat ini RS – BPJS Kesehatan telah mengembangkan Bridging
System.
Sistem ini memungkinkan dua sistem berbeda melakukan dua proses pada saat yang
sama, tanpa adanya intervensi satu sistem ke sistem lainnya secara langsung.
Sehingga calon pasien kini tidak perlu mengantri berjam-jam di loket pendaftaran.
Maka, penting sebuah RS untuk terus meningkatkan pelayanan melalui pengembangan
Sistem Informasi RS. Dengan diterapkannya sistem yang optimal, pelayanan akan lebih
lancar, efektif, efisien. Kepastian pembiayaan dan kecepatan klaim akan semakin baik,
serta terjadinya kepuasan konsumen baik pasien, rumah sakit, maupun stake holder
lainnya.

Anda mungkin juga menyukai