Anda di halaman 1dari 37

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Semua makhluk hidup membutuhkan makanan untuk mempertahankan kehidupannya ,


karena di dalam makanan terdapat zat-zat gizi yang dibutuhkan tubuh untuk melakukan kegiatan
metabolismenya . Proses metabolisme dapat berupa anabolisme (membangun) dan katabolisme
(pemecah). Selain itu tubuh juga membutuhkan energi untuk fungsi-fungsi organ tubuh ,
pergerakan tubuh , mempertahankan suhu , fungsi enzim , pertumbuhan dan pergantian sel yang
rusak .

Masalah nutrisi erat kaitannya dengan intake makanan dan metabolisme tubuh serta faktor-
faktor yang mempengaruhinya . Faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi adalah faktor
fisiologis untuk kebutuhan metabolisme basal , dan faktor patologis seperti adanya penyakit
tertentu yang mengganggu pencernaan atau meningkatkan kebutuhan nutrisi , faktor sosio-
ekonomi seperti adanya kemampuan individu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi .

Cairan dan elektrolit sangat penting untuk mempertahankan keseimbangan atau hemoestasis
tubuh . Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit dapat mempengaruhi fungsi fisiologis
tubuh . Jumlah cairan tubuh total pada seorang pria tidak sama dengan jumlah cairan tubuh total
pada seorang wanita , ini disebabkan karena pada seorang wanita jumlah jaringan lemaknya lebih
besar daripada seorang pria . Pada bayi baru lahir jumlah cairan tubuhnya dapat mencapai 75%
dari berat badan . Bagi lansia pemenuhan kebutuhan gizi yang diberikan dengan baik dapat
membantu dalam proses beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang
dialaminya , selain itu dapat menjaga kelangsungan pergantian sel-sel tubuh sehingga dapat
memperpanjang usia .

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian nutrisi itu?


2. Bagaimana fungsi pemenuhan nutrisi pada manusia?
3. Jenis nutrisi apakah yang dibutuhkan manusia?

1
4. Berapa komposisi asupan yang harus diberikan pada setiap anak ?
5. Apakah Faktor yang Mempengaruhi Pengeluaran Energi?
6. Apakan Faktor yang Mempengaruhi Pemasukan Energi?
7. Bagaimana pemenuhan nutrisi pada bayi?
8. Bagaimana pemenuhan nutrisi pada anak pra sekolah?
9. Bagaimana kebutuhan nutrisi pada anak usia sekolah?
10. Bagaimana pemenuhan kebutuhan nutrisi pada orang dewasa?
11. Bagaimana pemenuhan kebutuhan nutrisi pada lansia?
12. Bagaimanakah gizi yang tepat bagi tubuh?
13. Jenis gangguan gizi apa saja yang dapat terjadi?
14. Apakah efek kekurangan gizi bagi tubuh ?
15. Bagaimana antopometri dan cara pemeriksaan fisiknya ?
16. Bagaimana mengetahui keefektifan dan pengukuran status gizi secara tidak langsung?
17. Bagaimana asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan pemenuhan nutrisi?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui Kebutuhan nutrisi dan cairan pada pasien anak, dewasa, dan lansia dan
cara penatalaksanaannya serta untuk melaksanakan tugas e-learning Keperawatan
Pencernaan II.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui definisi dari nutrisi


b. Untuk mengetahui fungsi pemenuhan nutrisi pada manusia
c. Untuk mengetahui jenis nutrisi yang dibutuhkan manusia
d. Untuk mengetahui komposisi asupan yang harus diberikan pada setiap anak
e. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi Pengeluaran Energi
f. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi Pemasukan Energi
g. Untuk mengetahui cara pemenuhan nutrisi pada bayi
h. Untuk mengetahui cara pemenuhan nutrisi pada anak pra sekolah

2
i. Untuk mengetahui kebutuhan nutrisi pada anak usia sekolah
j. Untuk mengetahui cara pemenuhan kebutuhan nutrisi pada orang dewasa
k. Untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan nutrisi pada lansia
l. Untuk mengetahui gizi yang tepat bagi tubuh
m. Untuk mengetahui macam-macam jenis gangguan gizi yang dapat terjadi
n. Untuk mengetahui efek kekurangan gizi bagi tubuh
o. Untuk mengetahui antopometri dan cara melakukan pemeriksaan fisiknya
p. Untuk mengetahui Keefektifan dan Pengukuran Status Gizi Secara Tidak Langsung
q. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan pemenuhan nutrisi

3
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 DEFINISI NUTRISI

Nutrisi dapat didefinisikan sebagai jumlah keseluruhan proses yang terlibat


dengan asupan dan penggunaan bahan-bahan makanan. Nutrisi yang cukup dibutuhkan
untuk pertumbuhan, perbaikan, dan perawatan aktivitas-aktivitas dalam tubuh. Beberapa
fungsi (atau tahapan) yang terlibat dalam proses perolehan makanan: (i) proses menelan,
(ii) pencernaan, (iii) absorpsi, (iv) asimilasi, dan (v) ekskresi. Jenis pemenuhan nutrisi
ada 2 yaitu :
1. Nutrisi Enteral, pemberian makan enteral digunakan bagi pasien yang
saluran cernanya berfungsi, tetapi tidak dapat menelan (misal disfagia
berat setelah stroke) atau memasukkan nutrisi yang memadai melalui
mulut (misal anak dengan gagl ginjal atau penyakit hati).
2. Nutrisi Parenteral, pemberian makan secara parenteral hanya digunakan
pada pasien yang saluran cernanya tidak berfungsi.

Nutrien adalah substansi zat kimia baik organik dan anorganik yang terdapat pada
makanan yang dicerna dan diabsorpsi dalam gastrointestinal, serta dibutuhkan dalam
proses metabolisme tubuh untuk menjalankan fungsi tubuh (Bristian, 2004).

2.2 FUNGSI PEMENUHAN NUTRISI PADA MANUSIA


Tubuh memerlukan makanan untuk mempertahankan kelangsungan fungsinya.
Kebutuhan nutrisi ini diperlukan sepanjang kehidupan manusia, namun jumlah nutrisi
yang diperlukan tiap orang berbeda sesuai dengan karakteristiknya, seperti jenis kelamin,
usia, aktivitas, dan lain-lain. Pemenuhan kebutuhan nutrisi bukan hanya sekedar untuk
menghilangkan rasa lapar, melainkan mempunyai banyak fungsi. Adapun fungsi umum
dari nutrisi diantaranya adalah sumber energi, memelihara jaringan tubuh, mengganti sel
tubuh yang rusak, mempertahankan vitalitas tubuh, dan lain-lain. Pemenuhan kebutuhan
nutrisi bukan hanya memerhatikan jumlah yang harus dikonsumsi, melainkan juga perlu
memerhatikan gizi yang mesti dipenuhi.

4
Pemberian nutrisi pada anak tidak hanya semata-mata untuk memenuhi kebutuhan
fisik atau fisiologis anak, tetapi juga berdampak pada aspek psikodinamik, perkembangan
psikososial dan maturasi organik. Dampak nutrisi pada perkembangan psikososial pada
anak merupakan Fase awal dari pertumbuhan dan perkembangan anak yang menurut
pendekatan psikososial adalah tercapainya rasa percaya dan tidak percaya sebagai
kegagalan dlm pemenuhan kebutuhan tersebut.

2.3 NUTRIENT YANG DIBUTUHKAN OLEH MANUSIA


1. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi utama tubuh. Karbohidrat akan terurai
dalam bentuk glukosa yang kemudian dimanfaatkan tubuh dan kelebihan
glukosa akan disimpan di hati jaringan otot dalam bentuk glikogen . Menurut
(Asmadi. 2008: 68) fungsi karbohidrat adalah sebagai berikut:

a. Sebagai sumber energi utama bagi tubuh.


b. Penting untuk metabolisme lemak normal karena jika karbohidtrat
kurang, maka lemak digunakan sebagai sumber energi.
c. Pada hati, glucorinic acid mempunyai fungsi yang penting dalam
pengikatan racun kimia dan bakteri.
d. Penting dalam mempertahankan integritas fungsi sel saraf dan sebagai
sumber energi otak.
e. Sisa laktosa dalam usus lebih lama daripada disakarida,sehingga
mempermudah pertumbuhan bakteri yang menguntungkan. Laktosa ini
berfungsi sebagai laksatif serta sintesis vitamin B kompleks dan
vitaminK.

2. Protein
Merupakan unsur zat gizi yang sangat berperan dalam penyusunan senyawa-
senyawa penting enzim, hormone dan antibodi. Protein hanya digunakan
sebagai sumber energi oleh tubuh jika tidak terdapat cukup karbohidrat dan
lemak dalam makanan . Adapun fungsi protein yaitu:

5
a. Dalam bentuk albumin berperan dalam keseimbangan cairan yaitu dengan
meningkatkan tekanan osmotic koloid serta keseimbangan asam basa.
b. Pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh.
c. Pengarturan metabolisme dalam bentuk enzim dan hormone.
d. Sumber energi di samping karbohidrat dan lemak.
e. Dalam bentuk kromosom, protein berperan sebagai tempat menyimpan dan
meneruskan sifat-sifat keturunan.

Sedangkan sumber protein yaitu:


a. Protein hewani, yaitu protein yang berasal dari hewan seperti susu, daging,
telur, hati, udang, kerang, ayam, dan sebagainya.
b. Protein nabati, yaitu protein yang berasal dari tumbuhan seperti jagung,
kedelai, kacang hijau. Tepung terigu dan sebagainya.

3. Lemak
Lemak merupakan sumber energi yang kedua setelah karbohidrat.Kebutuhan
lemak oleh tubuh sekitar 1,5 gr/kgBB/hari.1gr lemak menghasilkan 9 kalori.
Lemak dapat disimpan dalam tubuh sebagai jaringan adiposa
(Asmadi. 2008: 70). Fungsi lemak antara lain:
a. Sumber cadangan energi.
b. Insulator suhu tubuh.
c. Pelarut vitamin A, D, E, dan K.
d. Jenis lemak yaitu kolesterol berfungsi untuk menghasilkan asam empedu
yang berperan pada pencernaan dan pembentukan hormone kortison,
estrogen, testosterone dan hidrokortison.

4. Vitamin
Vitamin merupakan komponen organik yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah
kecil dan tidak dapat diproduksi dalam tubuh. Vitamin sangat berperan dalam

6
proses metabolisme karena fungsinya sebagai katalisator. Vitamin
dikelompokkan menjadi dua yaitu sebagai berikut:
a. Vitamin yang larut dalam air seperti vitamin B kompkleks dan vitamin C.
b. Vitamin yang tidak larut dalam air tetapi larut dalam lemak seperti
vitamin A, D, E dan K.

5. Mineral
Mineral adalah ion anorganik esensial untuk tubuh karena peranannya sebagai
katalis dalam reaksi biokimia. Mineral berperan dalam tiga proses berikut ini:
a. Penentuan konsentrasi osmotic cairan tubuh
b. Proses fisiologis seperti pembentukan neurotransmitter, dan pembentukan
hormone

6. Air
Merupakan media transport nutrisi dan sangat penting dalam kehidupan sel-
sel tubuh.Setiap hari, sekitar 2 liter air masuk ke tubuh kita melalui minum,
sedangkan cairan digestif yang diproduksi oleh berbagai organ saluran
pencernaan sekitar 8-9 liter, sehingga sekitar 10-11 liter cairan beredar dalam
tubuh. Namun demikian, dari 10-11 liter cairan yang masuk, hanya 50-200 ml
yang dikeluarkan melauli feses, selebihnya direabsorpsi .

7. Serat
Serat yang sulit larut seperti selulosa dan lignin dalam bekatul gandum sangat
membantu fungsi kolon, sedangkan serat yang lebih mudah larut akan
menurunkan kadar kolesterol darah. Kerja serat ini mungkin terjadi akibat
pengikatan asam empedu dan kolesterol makanan (Murray, 1997). Serat yang
dapat larut juga memperlambat pengosongan lambung sehingga mengurangi
kenaikan kadar glukosa sesudah makan dengan konsekuensi penurunan
sekresi insulin.

7
2.4 KOMPOSISI ASUPAN YANG HARUS DIBERIKAN
Komposisi kebutuhan nutrisi yang diperlukan tubuh (Berdasarkan Usia)
1. Komposisi kebutuhan nutrisi pada bayi
Makanan terbaik bagi bayi adalah air susu ibu (ASI) sampai berumur 2 tahun,
dimana sampai 6 bulan pertama hanya ASI tanpa disertai makanan atau
minuman lain (ASI ekslusif). Mulai umur 6 sampai 24 bulan pemberian ASI
harus disertai makanan lain (MPASI) . Salah satu kelebihan dari ASI adalah
memenuhi kebutuhan dari bayi :karbohidrat dalam ASI berbentuk lactosa,
lemaknya banyak mengandung polyunsaturated, protein utamanaya
lactabumin, dan banyak mengandung air dan mineral
Tabel : Komposisi ASI, susu sapi dan formula adaptasi
Zat gizi ASI Susu sapi Formula adaptasi
Energi (Kkal) 67-75 65-70 67
Protein (g) 1,1-1,4 3,1 1,5-1,6
Karbohidrat (g) 6,6-7,1 4,4 7,2-7,4
Lemak (g) 3,0-5,5 3,2 3,4-3,6
Mineral (g) 0,2 0,8 0,2-0,3
Natrium (mg) 10 50 15-24
Kalium (mg) 40 150 55-72
Kalsium (mg) 30 114 44-60
Phosphor (mg) 10 90 28-34
Chlor (mg) 30 102 37-41
Magnesium (mg) 4 12 4,6-5,3
Ferrum (mg) 0,2 0,1 0,5-1,3

Jika anak tidak diberikan ASI ekslusif selama 6 bulan yang pertama bayi akan
lebih rentan terhadap infeksi dibandingkan bayi yang diberikan ASI, lalu pada

8
bayi yg diberikan ASI perkembangan otak yang menyebabkan kemampuan
melihat dan fungsi kognitif bayi berkembang lebih awal.
Nutrisi pada balita yang terkena diare :
- Minuman dan makanan jangan dihentikan lebih dari 24 jam
- Suplemen nukleotida pada susu formula secara signifikan mengurangi lama
dan beratnya diare pada anak
- Pemberian susu rendah laktosa
- Pada keadaan ini ASI tetap diberikan
2. Komposisi kebutuhan nutrisi pada Anak
Pada masa usia sekolah (7-10 tahun) berat badan bertambah 2 kg dan
tinggi badan bertambah 5-6 cm setiap tahun. Menjelang dan masa puber
pertumbuhan sangat cepat dengan berat badan bertambah 4,0 – 4,5 kg per
tahun dan tinggi badan menjadi 3 kali tinggi waktu lahir pada saat berumur 12
tahun. Berat badan dan tinggi badan seorang anak dapat pula ditaksir dengan
suatu rumus. Rumus perkiraan berat badan (kg) anak :

Umur berat badan


Lahir 3,25
03-12 bulan {usia (bln) + 9 } : 2
01- 6 tahun {usia (thn) x 2 + 8 }
06-12 tahun {usia (thn) x 7 – 5 } : 2

Tabel 2. Kecukupan beberapa zat gizi anak sehari

Umur BB Energi Protein Vitamin Kalsium Zat besi


(kg) (kkal) (g) A (S.I) (mg)
(mg)
1-3 thn 12 1250 23 350 500 8
4-6 thn 18 1750 32 460 500 9
7-9 thn 24 1900 37 460 500 10

9
10-12 thn 30 2000 45 500 700 14

Untuk mengetahui apakah kebutuhan gizi anak terpenuhi atau tidak dapat
dilakukan pemantauan pertumbuhan anak, dengan cara penimbangan setiap
bulan dan pengisian grafik kartu menuju sehat (KMS).
3. Komposisi kebutuhan nutrisi pada remaja
a. Kebutuhan energi
Kebutuhan energi lebih banyak pada puncak pertumbuhan dibanding
sebelum atau sesudahnya. Jika dirinci per kg BB kebutuhan energi 55 kkal
dan 45 kkal pada anak laki-laki umur 13-15 tahun dan 16-19 tahun , serta
45 kkal dan 40 kkal pada anak wanita umur 13 -15 tahun dan 16-19 tahun.
b. Kebutuhan protein
Dalam keadaan normal kebutuhan protein remaja putri lebih rendah dari
putra. Protein yang mengandung asam amino esensial dalam jumlah cukup
dan mudah cerna seperti susu sapi, ikan, telur
c. Kebutuhan vitamin dan mineral
Untuk mengimbangi kebutuhan energi dan pertumbuhan, seperti vitamin
A, B 1, B 2
d. Kebutuhan cairan
4. Komposisi kebutuhan gizi pada lansia
a. Kebutuhan energi (Energi diperoleh dari karbohidrat 60 %, protein 15 %
dan lemak 25 %)
b. Kebutuhan protein
Kebutuhan protein meningkat bila ada stress fisiologis seperti infeksi,
luka bakar, patah tulang . Kebutuhan protein menurun bila ada gangguan
ginjal/hati
c. Kebutuhan vitamin dan mineral (vitamin dan mineral yang sering kurang
seperti vitamin A, B, D, kalsium dan zat besi)
d. Konsumsi serat (untuh mencegah konstipasi)
e. Cairan (lansia membutuhkan cairan sekitar 1,5 liter atau 7 gelas sehari)

10
2.5 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGELUARAN ENERGI
1. Laju Metabolisme Basal (Basal Metabolisme Rate, BMR)
Laju metabolisme basal adalah ukuran energi yang diperlukan untuk
mempertahankan hidup: fungsi paru dan ginjal, kerja pompa jantung, pemeliharaan
gradien ion lintas membran, berbagai reaksi biokimia, dan seterusnya. BMR
biasanya ditentukan dari pengukuran kecepatan konsumsi oksigen atau produksi
panas oleh seseorang dalam keadaan istirahat, yang baru terjaga pada pagi hari
setelah berpuasa paling sedikit selama 12 jam. dengan demikian, pada prakteknya
BMR sebenarnya adalah laku metabolisme istirahat (resting metabolic rate, RMR)

2. Aktifitas Fisik:
Perkiraan kasar energi yang dibutuhkan per hari untuk aktivitas fisik dapat dibuat
dengan menggunakan nilai-nilai perkiraan berikut:
- 30% BMR untuk orang yang jarang melakukan aktivitas (misalnya mahasiswa
kedokteran yang hanya belajar)
-60-70% BMR untuk orang yang melakukan olahraga atau kerja fisik tingkat sedang
sekitar 2 jam setipa hari
-100% atau lebih BMR untuk orang yang melakukan olahraga atau kerja fisik berat
selama beberapa jam perhari
( Marks, Dawn B.2000.Biokimia kedokteran dasar: sebuah pendekatan
klinis.Jakarta:EGC)

BMR antara satu orang dewasa dengan orang dewasa lainnnya memiliki variasi yang
sangat besar. Dapat diperoleh perkiraan kasar BMR dengan mengganggapnya sebesar
24kkal/hari/kg berat badan, lalu mengalikannya dengan berat badan. Salah satu cara
untuk mengingatnya adalah 1 kkal/kg/jam. Walaupun BMR seseorang terutama
bergantung pada berat badan, tetapi banyak faktor yang ikut berperan. BMR lebih rendah
pada wanita daripada pria dengan berat badan yang sama, Karena wanita lebih banyak
memiliki jaringan adipose. Jaringan adipose secara metabolis kurang aktif dibandingkan
dengan jaringan non-adiposa. Suhu lingkungan juga mempengaruhi BMR. BMR sedikit
meningkat pada cuaca yang dingin.

Faktor yang mempengaruhi BMR/kg BB :


1. Jenis Kelamin

11
2. Suhu Tubuh (Menningkat pada demam)
3. Suhu Lingkungan (Meningkat pada cuaca dingin)
4. status tiroid (meningkat pada hipertiroidisme)
5. Kehamilan dan menyusui (meningkat)
6. usia (meningkat pada masa-masa kanak2)

BMR meningkat sekitar 12% untuk setiap peningkatan suhu tubuh 1 derajat C. Pada
kondisi yang dingin tubuh akan melakukan kompensasi dengan menaikkan suhu tubuh.
Produksi panas tubuh terjadi sebagai hasil proses metabolisme, sehingga BMR akan
meningkat apabila suhu tubuh juga meningkat . Kesimpulannya, BMR meningkat
berbanding lurus dengan kenaikkan suhu tubuh, sedangkan kenaikkan suhu tubuh
berbanding terbalik dengan kenaikkan suhu lingkungan. (Nugroho, Taufan . 2010 . Buku
Ajar Obstetri untuk Mahasiswa Kesehatan . Yogyakarta : Nuha Medika)

 Suhu tubuh : tiap kenaikan suhu 1°C, BMR naik 13%. Hal ini karena panas
menyebabkan metabolisme berlangsung lebih cepat.
 Suhu lingkungan/iklim: iklim mempengaruhi kebutuhan tubuh untuk beradaptasi dan
mempertahankan suhu tubuhnya.

BMR terendah terjadi pada saat suhu lingkungan 26°C. Pada suhu lebih rendah atau lebih
tinggi, BMR akan meningkat. Saat suhu lebih rendah, tubuh memproduksi lebih banyak
panas untuk mencegah hipotermia. Saat suhu lebih tinggi, tubuh mengeluarkan energi
untuk sekresi keringat.

 BMR pada ibu hamil:

Kehamilan menyebabkan berat badan naik dan laju metabolisme tubuh (BMR
meningkat). Artinya, energi yang dibutuhkan untuk metabolisme tubuh juga
meningkat. karena itu ibu hamil memerlukan gizi yang lebih banyak, baik untuk
dirinya sendiri maupun banyinya. Asupan gizipun harus seimbang. BMR meningkat
pada masa kehamilan dan menyusui. Pada orang hamil BMR meningkat hampir 20%
dan kelenjar tiroid membesar, tetapi jumlah hormone yang dihasilkan tetap sama
(tiroksin). BMR meningkat karena oksigen yang digunakan lebih banyak. (Hamilton,
Persis Mary. 1995. Dasar-dasar Keperawatan Maternitas. Jakarta:EGC.)

Peningkatan BMR pada wanita hamil mencapai 15-20% yang umumnya terjadi pada
triwulan terahir.Tetapi BMR kembali normal setelah hari ke-5 atau ke-6 post partum.

12
Peningkatan BMR mencerminkan peningkatan kebutuhan oksigen pada janin,
plasenta,uterus serta peningkatan konsumsi oksigen akibat peningkatan kerja jantung
ibu. (Wiknjosastro, Hanifa. 2010. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka: Jakarta)

2.6 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMASUKAN ENERGI


1. Usia
Usia yang masih muda cenderung lebih aktif sehingga semakin banyak energi yang
diperlukan untuk beraktifitas. Pada usia 0-10 tahun kebutuhan metabolisme basal
(BMR) bertambah dengan cepat. Hal ini berhubungan dengan faktor pertumbuhan dan
perkembangan yang cepat pada usia tersebut. Setelah usia 20 tahun energi basal relatif
konstan.Beban aktivitas (Latihan)
2. Latihan membutuhkan kalori ekstra dari makanan. Jika penggunaan energi lebih
banyak dari yang tersedia dalam makanan maka tubuh akan memakai simpanan lemak
yang ada dan mungkin akan menurunkan berat badan.
3. Lingkungan tempat tinggal
Lingkungan tempat tinggal mempengaruhi jumlah kebutuhan energi perhari karena
keadaan geografis seperti wilayah pegunungan yang dingin cenderung membutuhkan
energi lebih banyak dibandingkan daerah dataran rendah dengan iklim sejuk hingga
hangat karena dalam kondisi dingin tubuh membutuhkan energi ekstra yang harus
dikonversi menjadi panas tubuh untuk menjaga kestabilan sistem peredaran darah
didalam tubuh dan menjaga suhu organ dalam tubuh dari hipotermia (Hardinsyah et
al.,2010).
4. Tinggi badan dan berat badan
Seseorang yang memiliki berat badan lebih rendah dibandingkan berat badan normal
maka angka kecukupan gizinya harus berdasarkan berat badan normal. Untuk
menghitung berat badan normal yaitu BB Normal = (TB aktual (cm)-100)+10 %.
5. Kondisi fisiologis spesifik
Kondisi fisiologis spesifik seperti dalam keadaan sakit, masa pertumbuhan,
mengandung, dan usia lanjut.

6.Suhu Lingkungan

Pada dasarnya suhu tubuh dipertahankan pada suhu 36,5-370 C untuk mempertahankan
metabolisme yang optimum. Adanya perbedaan suhu antara tubuh dengan lingkungan,

13
maka mau tidak mau tubuh harus menyesuaikan diri demi kelangsungan hidupnya
yaitu tubuh harus melepaskan sebagian panasnya diganti dengan hasil metabolisme
tubuh, makin besar perbedaan antara tubuh dengan lingkungan maka akan semakin
besar pula panas yang akan dilepaskan. (Kristiyanasari, 2010).
7. Aktivitas
Semakin banyak aktivitas,maka semakin banyak energi yang diperlukan oleh tubuh.
8. Status sosial ekonomi
Tingkat ekonomi keluarga, akan berdampak dengan daya beli pada keluarga tersebut
yang akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas konsumsi pangan sebagai masukan
energi.
9. Status Kesehatan
Pada keadaan sakit, seperti adanya infeksi, terdapat katabolisme yang berlebihan
daripada asam amino dan suhu tubuh meninggi, hal tersebut mempengaruhi energi dan
memerlukan asupan makanan yang lebih tinggi pada orang yang sakit untuk proses
penyembuhan dan sebagai sumber energi yang tidak boleh dilupakan(Pujiadi,2002).

2.7 PEMENUHAN NUTRISI PADA BAYI


MP-ASI adalah makanan atau minuman selain ASI yang mengandung
nutrien yang diberikan kepada bayi selama periode pemberian makanan peralihan
(complementary feeding) yaitu pada saat makanan / minuman lain diberikan
bersama pemberian ASI (WHO). Bentuk dan Bahan Makanan Pendamping ASI
(MP-ASI) :
1. Usia 6-7 bulan : Sebaiknya bayi diberi pure atau makanan yang sudah
dihaluskan, encer dan lembut.
2. Usia 7-9 bulan : Bayi mulai diperkenalkan dengan makanan yang berbentuk
lembek dan lembut.
3. Usia 9-12 bulan : Pada usia ini sistem pencernaan bayi sudah mulai berfungsi
baik. Bayi mulai diperkenalkan dengan makanan semi padat seperti nasi tim

2.8 PEMENUHAN NUTRISI PADA ANAK PRASEKOLAH


Anak prasekolah mengalami pertumbuhan nutrisi agak lambat kebutuhan kalori
85 kkal per kg BB . Anjuran asupan kalori bagi anak-anak (Indonesia):

14
0-6 Bulan : 550 kkal/hari
7-12 Bulan : 650 kkal/hari
1-3 Tahun : 1.000 kkal/hari
4-6 Tahun : 1.550 kkal/hari
7-9 Tahun : 1.800 kkal/hari

2.9 KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK USIA SEKOLAH


1. Energi
Proporsi asupan energi yang disarankan :
50%-60% karbohidrat
25-35% lemak
10-15% protein
2. Protein (kebutuhan protein relatif lebih tinggi dibandingkan dengan orang
dewasa)
3. Vitamin dan mineral (untuk pertumbuhan dan perkembangan normal)
4. Vitamin larut lemak (vitamin D untuk penyerapan dan penyimpanan kalsium
ke tulang)
5. Vitamin larut air (vitamin C berperan dalam pembentukan dan menjaga
keseimbangan)
6. Mineral
7. Kalsium (kebutuhan kalsium pada anak sekitar 600-1000mg perhari. Kalsium
diperlukan untuk mineralisasi, menjaga keseimbangan pertumbuhan tulang)

2.10 PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA ORANG DEWASA


Menu makanan yang baik terdiri dari 50% karbohidrat, 25% lemak, 10-15%
protein, vitamin, serta mineral sesuai dengan gizi yang dianjurkan. Melalui
komposisi makanan seperti itu, praktisi vitamin-vitamin yang dibutuhkan bisa
tercukupi.

15
2.11 PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA LANSIA
Gangguan gizi yang dapat muncul pada usia lanjut dapat berbentuk gizi kurang
maupun gizi lebih. Gizi tepat untuk lansia:
1. Kebutuhan protein sebesar 1 gr/kg BB, kebutuhan lemak berkurang,
kebutuhan karbohidrat cukup (sekitar 50%), kebutuhan vitamin dan mineral
sama dengan usia dewasa muda.
2. Makanan empat sehat lima sempurna.
3. Makanan yang kurang baik bagi lansia adalah makanan berlemak tinggi (usus,
hati)
4. Lansia harus memperbanyak makan buah dan sayuran, karena sayur dan buah
banyak mengandung vitamin, mineral dan serat.

2.12 GIZI YANG TEPAT BAGI TUBUH


Status gizi dapat menyebabkan perkembangan otak yang tidak sempurna yang
menyebabkan kognitif dan perkembangan IQ terhambat. Pada keadaan kronis,
kekurangan gizi menyebabkan pertumbuhan terganggu, badan kecil, jumlah sel
dalam otak berkurang , keadaan ini akan berpengaruh terhadap perkembangan
kecerdasan. Semua orang perlu untuk mengkonsumsi suplemen namun harus
dengan cara yang bijaksana dan tidak berlebihan . Jika tertarik pada suplemen dan
ingin mengkonsumsi suplemen mulai saat ini. Perhatikan hal-hal dibawah ini:
1. kombinasi multivitamin dan mineral
2. keseimbangan suplemen kalsium, magnesium, dan vitaminD yang mudah
terserap tubuh
3. suplemen asam lemak omega 3

Konsumsi suplemen yang baik untuk tubuh merupakan suplemen yang sesuai
dengan kebutuhan tubuh kita, suplemen dikonsumsi untuk mengimbangi
kebutuhan zat gizi tubuh seperti vitamin, mineral, karbohidrat, protein dan lemak

2.13 JENIS GANGGUAN GIZI YANG DAPAT TERJADI


Gangguan pemenuhan nutrisi dapat terjadi karena kekurangan atau kelebihan dari
salah satu zat gizi. Misalnya:

16
a. Defisiensi karbohidrat
b. Kekurangan dan kelebihan serat
c. Hipervitaminosis A
d. Kekurangan nutrisi
e. Kelebihan nutrisi
f. Obesitas
g. Malnutrisi

Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi pada anak tidak hanya mengganggu


kebutuhan fisik dan fisiologi anak saja, tetapi juga berpengaruh pada aspek
psikologis, psikodinamis, perkembangan psikososial anak.

2.14 EFEK KEKURANGAN GIZI BAGI TUBUH


1. Pertumbuhan (kekurangan karbohidrat dan zat lemak dapat menyebabkan
tubuh menjasi lesu)
2. Produksi tenaga (kekurangan energi berasal dari makanan, menyebabkan
seorang kekurangnan tenaga untuk bergerak, melakukan aktivitas)
3. Pertahanan tubuh (sistem imunitas dan antibodi menurun, sehingga orang
mudah terserang infeksi)
4. Struktur dan fungsi otak
Kurang gizi pada usia muda dapat berpengaruh terhadap perkembangan
mental, dan kemampuan berpikir. Kekurangan gizi dapat berakibat
terganggunya fungsi otak secara permanen.
5. Perilaku

2.15 ANTOPOMETRI DAN PEMERIKSAAN FISIK

Perawat berkolaborasi dengan ahli diet dalam memimpin pengkajian


nutrisi yang komprehensif. Karena makanan dan cairan adalah kebutuhan dasar
biologis semua makhluk hidup, maka pengkajan nutrisi penting. Pengkajian
nutrisi penting khusunya bagi klien yang berisiko masalah nutrisi yang

17
berhubungan dengan stress, penyakit, hospitalisasi, kebiasaan gaya hidup dan
factor-faktor lain. Penilaian status nutrisi sekitar 4 area pokok:
1. Pengukuran fisik (tinggi dan berat) dan antopometri
2. Tes laboratorium 
3. Riwayat diet dan kesehatan 
4. Observasi klinik

Pengukuran Fisik dan Antropometri

Pengukuran tinggi dan berat badan klien harus diperoleh ketika masuk
rumah sakit atau lingkungan pelayanan kesehatan apapun. Apabila
memungkinkan , klien hartus ditimbang pada waktu yang sama setiap hari, pada
skala yang sama, dengan pakaian atau linen yang sama. Tinggi dan berat badan
klien dapat dibandingkan dengan standar hubungan tinggi-berat badan. Perubahan
berat badan yang terakhir harus didokumentasi.

Jika tinggi badan tidak dapat diukur dengan klien berdiri, rentang lengan atau
jarak dari ujung jari ke ujung jari dengan lengan diulurkan penuh pada tingkat
bahu, kurang lebih ketinggian untuk orang dewasa.

Antropotometri adalah suatu sistem pengukuran ukuran dan sususnan


tubuh dan bagian khusus tubuh. Pengukuran antropometrik yang membantu dalam
mengidentifikasi masalah nutrisi termasuk perbandingan ketinggian untuk lingkar
pergelangan tangan, lingkar lengan bagian tengah atas (mid-upper arm
circumference, MAC), lipatan kulit trisep, (trisep skinfold, TSF), dan lingkar otot
lengan bagian tengah atas (mid upper arm muscle circumference, MAMC).

Lingkar pergelangan tangan digunakan untuk memperkirakan kerangka


tubuh klien. Ukuran pita digunakan untuk mengukur porsi terkecil dari distal
tangan sampai prosesus stiloid. Perawat menghitung ukuran kerangka dengan
membagi lingkar pergelangan tangan dengfan tinggi klien {tinggi (cm) / lingkar
pergelangan tanagn (cm)}. Hasilnya dihitung dengan r. nilai kerangka tubuh
untuk wanita adalah >11,0 (kecil), 10,1 hingga 11,0 (sedang), dan >10,2 (besar).

18
Ukuran kerangka untuk pria adalah >10,4 (kecil), 9,6 hingga 10,4 (sedang), >9,6
(besar) (William, 1993).

MAC memperkirakan massa otot skelet. Lengan non dominasi klien


direlaksasikan dan lingkarnya diukur pada titik tengah lengan, antar ujung dari
prosesus akromial skapula dan prosesus olekraanon ulna. Pengukuran lengan
nondominan mencegah rekaman kedua yang salah untuk peningkatan massa otot
dari aktivitas hidup atau pekerjaan sehari-hari.

Pengukuran lipatan kulit digunakan untuk memperkirakan isi lemak dari


jaringan subkutan. TSF adalah pengukuran yang paling umum, dengan ibu jari
dan jarti tengah, lipatan panjang dari kulit dan lemak yang dipegang kira-kira 1
cm dari titik tengah MAC. Jepitan dari jangka lengkungan lipatan kulit standar
detempatkan pada sisi lain dari lipatan lemak. Pengukuran rata-rata diambil dari
ketiga catatan. Area anatomi lain untuk pengukuran lipatan kulit termasuk bisep,
skapula, dan otot abdominal.

Lingkar otot lengan bagian tengah atas (MAMC) adalah perkiraan dari
massa otot sle;et. Hal inni dihitung dari pengukuran antropometrik MAC dan
TSF. Rumusnya adalah MAMC = MAC – (TSF x 3,14).

Nilai untuk MAC, TSF dan MAMC dibandingkan dengan standar dan dihitung
sebagai suatu presentase standar. Erubahan pada nilai seorang individu yang
mmelebihi waktu lebih penting daripada pengukuran isolasi.

Dikutip dari : "Measuring change in nutritional status: guidelines for assessing


the nutritional impact of supplementary feeding programmes for vunerable
groups",

19
Parameter yang Dianjurkan WHO untuk Diukur dalam Survei Gizi
Usia Berat dan Panjang Badan  Pengamatan Lebih Rinci 

0-1 tahun Berat dan panjang badan Panjang batang badan: lingkar
(sampai 3 tahun), tinggi badan kepala&dada; diameter krista
(di atas 3 tahun), lipatan kulit iliaka, lipat kulit dada, triseps,
biseps &triseps, lingkar lengan dan sub skapula

1-5 tahun Berat dan tinggi badan, lipatan Panjang batang badan (3 tahun),
kulit triseps tinggi duduk (di atas 3 tahun),
lingkar kepala dan dada
(inspirasi setengah), diameter
bikristal, lipatan kulit dada &
sub-skapula, lingkar betis,
rontgen postero-anterior tangan
dan kaki

5-20 tahun Berat dan tinggi badan, lipat Tinggi duduk, diameter bikristal,
kulit triseps diameter biakromial, lipat kulit
di tempat lain, lingkar lengan &
betis, rontgen postero-anterior
tangan dan kaki

>20 tahun Berat dan tinggi badan, lipat Lipatan kulit di temapat lain,
kulit triseps lingkatr lengan dan betis

 Dehidrasi terjadi pada pada lansia

Keadaan hidrasi pasieat ditentukan dengan jalan menghitung osmolalitas serum.


Satuan serum osmolality adalah mOsm/kg, nilai Na mEq/L , gula darah dan
BUN=mg/dl. Nilai normal =275-295 mOsm/kg(dewasa), dan 270-285 mOsm/kg
(anak). Beberapa literatur mematok nilai 287±7 mOsm/kg. Akurasi sebesar 1-3%

20
(sekitar 9 mOsm/kg). 
Osmolalitas plasma ditentukan terutama oleh natrium, glukosa, BUN, dan dalam
batas-batas tertentu oleh manitol, gliserol, urea, etanol, metanol, etilen glikol, dan
zat-zat radio kontras. Nilai ini dikaitkan dengan berat jenis urin. Setiap perubahan
0,010 Bj urin mencerminkan perubahan sekitar 300 mOsm/kg. Namun perkiraan
ini hanya dapat diberlakukan pada elektrolit berberat molekul rendah dan urea,
sementara pada elektrolit dengan berat molekul besar (seperti gula dan
radiokontras) tidak boleh.

Tabel 1-2 Tanda-tanda yang menunjukkan ketidakseimbangan gizi

Hal-hal yang perlu Kemungkinan Kemungkinan


diperhatikan defisiensi kelebihan

Rambut

Pudar, kering, mudah patah Pro

Mudah dicabut (tanpa rasa Pro Vit A


sakit)
Pro, Zn, biotin
Rambut rontok

Pro,Cu
Tanda bendera (hilangnya
pigmen rambut pada
sekeliling kepala)

Kepala dan Leher Vit A

Ubun-ubun cembung (pada Vit A, D

21
bayi) Vit K

Sakit kepala Yodium

Epistaksis (mimisan)

Pembesaran tiroid

Mata Vit A

Xerousis (kekeringan) Fe
pada konjungtiva dan
Fe
kornea
Vit B1

Konjungtiva pecah

Sklera biru

Vaskularisasi kornea
Vit B2

Mulut

Niasin, asam
Keilosis atau stomatitis
angular (lesi pada sudut Folat, Vit B12, Vit B
mulut) lainnya

Vit C

Glostitis (lidah merah dan

22
sakit) Zn

Gingivitis (peradangan Flour


pada gusi)

Fe, Vit B
Hipogerusia disgeusia
Flour
(rasa pengecapan
berkurang, pengecapan
buruk)

Vit A, Zn, EFA


Karies dentis

Bintik-binti hitam pada


Vit A, EFA. Vit B Vit A
gigi

Atrofi papila lidah

Kulit
Zn

Vit C, K
Kering, bersisik

Niasin, Vit B2, Vit B6


Hiperkeratosis folikularis
(menyerupai bulu roma
yang berdiri)

23
Niasin

Lesi eksematosa

Petekia, ekimosis

Pro, Zn, Vitc

Sebore nasolabialis
(berminyak, bersisik pada
daerah di antara hidung
dan bibir atas)

Fe

Kulit lebih gelap dan


mengelupas pada bagian
yang terkena matahari
Pro

Penyembuhan luka yang


lambat

Kuku Vit B1

Kalori
Koilonikia (kuku
berbentuk sendok) Se

Mg, K, Se
Na
Rapuh, mudah pecah Ca, K

24
Jantung Vit A

Pro

Pembesaran, takikardia, Pro


kegagalan jantung

Jantung kecil

Kegagalan jantung
Kalori
mendadak aritmia

Hipertensi

Pro, Vit B1
Abdomen

Hepatomegali
Vit B1 atau C, hiotin Se

Asites

Ekstrimitas, otot rangka

Kehilangan massa otot


Vit C, D
(terutama bagian temporal)

Vit C, D, Ca, P
Edema Vit A

Vit D, Ca, P, Cu
Nyeri tekan pada betis

25
Ekstremitas, otot rangka-
lanjutan
Vit B1, Vit B6, Vit B12

Biotin
Iga berbentuk manik-
manik, atau “rachitic
rosary” (anak-anak)

Vit C, Vit B1, Vit B5, Vit


B12 kalori
Nyeri tekan pada tulang
dan persendian Vit B1, Vit B12

Kaki X, kaki O, tulang


rapuh

Mg
Neurologi
Vit B1
Vit A, D
Vit B1
Parestesia (sakit dan
Vit B1
perasaan geli atau sensasi
yang berubah pada anggota Vit B1, Biotin
gerak)

Lemah

Ataksia, penurunan
perasaan getaran dan posisi

26
Tremor

Penurunan refleks tendon

Konfabulasi, disorientasi,

Mengantuk, lelargi

Depresi

2.16 PERKIRAAN ZAT GIZI YANG DIBUTUHKAN


Sebelumnya kita harus mengetahui perkiraan kebutuhan nutrisi harian pada anak,
dewasa dan lansia. Berikut daftar kebutuhan nutrisi dari sumber.
 Komposisi Diet :
KH : 45-50%
Lemak : 35-40%
Protein : 10-15%
 Kebutuhan Kalori
Pada anak
- 10 kg : 100 kkal/kgBB/hari
- 11-20 kg : + 50 kkal/kgBB/hari
- > 20 kg : + 20kkal/kgBB/hari

Neonatus
- BBLR : 150 kkal/kgBB/hari
- BBLN : 100 – 120 kkal/kgBB/hari
Dewasa
BEE = BB x 1 x 24 jam (L)
BB x 0,9 x 24 jam (P)
REE = BB x 27 x AF (L)
BB x 25 x AF (P)

27
1 gr KH = 4 kkal
1 gr Protein = 4 kkal
1 gr Lemak = 9 kkal
 Kebutuhan Protein
Lansia : 1,0 g/kg berat badan/hari
Dewasa : 1 gr/kgBB/hari
Remaja : 1-1,5 gr/kgBB/hari
2-13 tahun : 1,5-2 gr/kgBB/hari
0-1 tahun : 2,5 gr/kgBB/hari
Neonatus prematur : 3 gr/kgBB/hari
 Kebutuhan Lemak
- Rata- rata 35% dari total kalori
Penilaian A B C
Keadaan umum Baik, rewel Gelisah, rewel Lesu, lunglai,
atau tidak sadar
Mata Normal Cekung Sangat cekung
dan kering
Air mata Ada Tidak ada Tidak ada
Mulut dan lidah Basah Kering Malas minum
atau tidak bisa
minum
Rasa haus Minum biasa, Haus, ingin minum Kembali sangat
tidak haus banyak lambat
Turgor kulit Kembali cepat Kembali lambat Dehidrasi berat
Hasil pemeriksaan Tanpa dehidrasi Dehidrasi
ringan/sedang

- Untuk yg oobesitas : 10% dr total kalori (pelarut vitamin)


- Lansia : 20 – 25% dari energi total
 Kebutuhan Karbohidrat
Lansia : 55 – 60% dari kalori total

28
 Kebutuhan cairan
- Dewasa : 35 ml/kgBB/hari
Mineral2 penting :
- Makro : Ca, P, Mg, S, Na, K, Cl
-Mikro : Cr, Co, Cu, I, Fe, Mn, F, Se, Mo
Penilaian status dehidrasi klien :
Penurunan BB sebagai indikator kekurangan cairan
Penurunan BB Akut Keparahan Defisit Cairan Tubuh
2-5% Ringan
5-10% Sedang
10-15% Berat
15-20% Fatal

Penilaian derajat dehidrasi berdasarkan tanda dan gejala pada klien. Tabel
pengukuran derajat dehidrasi pada anak. Menurut WHO batasan usia anak adalah
dari umur 0-12 Tahun.
 Contoh makanan sehari-hari berdasarkan perkiraan kebutuhan nutrisi pada usia
dewasa muda

Gizi seimbang adalah susunan hidangan sehari yang mengandung zat gizi dalam
jumlah dan kualitas yang sesaui dengan kebutuhan tubuh untuk dapat hidup sehat
secara optimal. Zat-zat gizi yang dibutuhkan untuk hidup sehat adalah:
karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Di dalam tubuh, zat-zat gizi
tersebut berfungsi sebagai sumber energi atau tenaga (terutama karbohidrat dan
lemak), sumber zat pembangun (protein), terutama untuk tetap tumbuh dan
berkembang serta untuk mengganti sel-sel yang rusak, sumber zat pengatur
(vitamin dan mineral).

Makanan yang dikonsumsi sehari-hari harus mengandung semua zat gizi tersebut.
Makanan sumber energi terutama adalah: nasi, jagung, sagu, ubi, roti dan hasil
olahannya. Makanan sumber zat pembangun misalnya ikan, telur, daging, tahu,
tempe, dan kacang-kacangan, dan makanan sumber zat pengatur terutama sayur-

29
sayuran dan buah-buahan. Supaya manusia dapat tetap hidup dan bekerja seperti
biasanya maka memerlukan energi yang biasa diukur dengan satuan kalori.

 Metode tertentu untuk pengukuran status gizi pada lansia

Pemeriksaan untuk menilai status gizi pada lansia memerlukan metode


pengukuran yang sesuai dengan perubahan yang terjadi pada struktur tubuh,
komposisi tubuh serta penurunan fungsi organ-organ tubuh. Metode yang bisa
dilakukan pada pengukuran status gizi pada lansia adalah dengan menggunakan
Mini Nutritional Assessment (MNA). Pada pengukuran dengan menggunakan
MNA ini, pengukuran antropometri menjadi poin yang diukur. Selain dengan
menggunakan MNA, pemeriksaan klinis, dan biokimia juga dapat dilakukan
untuk pengukuran status gizi. Gibson (1999). Karena pemeriksaan lain sudah
dijelaskan, saya akan memberikan uraian MNA.

Mini Nutritional Assessment (MNA) merupakan salah satu alat ukur yang
digunakan untuk menskrining status gizi pada lansia. Hal ini dilakukan untuk
mengetahui apakah seorang lansia mempunyai resiko mengalami malnutrisi
akibat penyakit yang diderita dan atau perawatan di rumah sakit.
Kesimpulan pemeriksaan Mini Nutritional Assesment (MNA) adalah
menggolongkan pasien atau lansia dalam keadaan status gizi baik, beresiko
malnutrisi ataukah malnutrisi berat. MNA mempunyai dua bagian besar yaitu
screening dan assessment, dimana penjumlahan semua skor akan menentukan
seorang lansia pada status gizi baik, beresiko malnutrisi, atau beresiko
underweight (Darmojo, 2010). 

2.17 KEEFEKTIFAN DAN PENGUKURAN STATUS GIZI SECARA TIDAK


LANGSUNG

Penilaian status nutrisi selain dilakukan secara langsung seperti pengukuran


antropometri dsb, ada juga penilaian status nutrisi yang dilakukan secara tidak
langung.

30
BAB 3

ASUHAN KEPERAWATAN

1.1 Pengajian

1.Identitas 
(nama, usia, agama, pekerjaan, dll)

2.Keluhan utama 
- Anak : yang sering terjadi pada anak penurunan nafsu makan dan lemas, peningkatan
suhu tubuh
- Dewasa dan lansia : mual dan muntah, peningkatan suhu tubuh, pusing

3. Riwayat penyakit sekarang 


Kronologi terjadinya penyakit

4. Riwayat penyakit terdahulu


Anak : 
- klien pernah mengalami masalah pencernaan sebelumnya 
- riwayat alergi (obat atau makanan)
Dewasa dan lansia : 
- mungkin ada riwayat penyakit yang berhubungan (typhoid,diabetes milllitus,hipertensi)
- riwayat alergi.

5. Psikososial 
Stress hospitalisasi

Pemeriksaan fisik :

1. Inspeksi : 
- membrane mukosa kering
- ubun-ubun cekung 
- wajah pucat

31
2. auskultasi 
- mendengarkan bising usus (ex : diare -> >35x/menit)

3. palpasi 
- palpasi abdomen (ex : apabila tersa sakit pada daerah peritoneum -> peritonitis)
- palpasi hepar

4. perkusi 
- perkusi abdomen

Pemeriksaan persistem :

B1 : frekuensi pernafasan cepat > 40 x/menit

B2 : nadi cepat > 120 x/mnt dan lemah

B3 : pusing

B4 : mukosa bibir dan mulut kering, BAB encer dan berlendir 3-5 kali sehari, napsu makan
menurun

B5 : urin produksi oliguria sampai anuria (200-400 ml/ 24jam)

B6 : lemas

Sistem integumen : warna kulit pucat, turgor kulit menurun >2 detik

Pemeriksaan penunjang:

Pemeriksaan tinja, darah lengkap dan duodenum intubation yaitu untuk mengetahui
penyebab secara kuantitatip dan kualitatif.

1.Specimen feces : Plymorfonuklear leukosit sebagai gambaran infeksi

2.ELISA : untuk mengkonfirmasi infeksi parasit

3.pH 4.Peningkatan Hmt, Hb, creatinin dan BUN umumnya ditemukan pada DCA.

1.2 Diagnosa dan Analisa Data

32
Analisa Data 1 :
DS: Mual, muntah
DO: Tampak lemas dan pucat
Etiologi: Faktor makanan yang basi --> gangguan absorbsi pada usus
MK : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh 

Analisa Data 2 :
DS: Klien mengatakan BAB cair >3x sehari
DO: tampak lemas, turgor kulit menurun, ubun-ubun besar cekung(pada
bayi),konjungtiva anemis
Etiologi: Faktor malabsorbsi/faktor psikologi
MK: Gangguan pemenuhan kubutuhan cairan dan elektrolit

Analisa Data 3:
DS: Klien mengatakan suhu tubuh meningkat
DO: Suhu tubuh > 390C
Etiologi: faktor makanan  meninfeksi saluran cerna
MK: Hipertermi

1.3 Intervensi

Diagnosa: Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan


muntah
Tujuan : setelah dilakukan tindakan perawatan selama dirumah di RS kebutuhan nutrisi
terpenuhi

KH : - Nafsu makan meningkat


- BB meningkat atau normal sesuai umu
Intervensi Rasional

33
1. Diskusikan dan jelaskan tentang 1. Serat tinggi, lemak,air terlalu panas /
pembatasan diet (makanan berserat dingin dapat merangsang mengiritasi
tinggi, berlemak dan air terlalu panas lambung dan sluran usus.
atau dingin). 2. situasi yang nyaman, rileks akan
2. Ciptakan lingkungan yang bersih, jauh merangsang nafsu makan.
dari bau yang tak sedap atau sampah, 3. Mengurangi pemakaian energi yang
sajikan makanan dalam keadaan hangat. berlebihan
3. Berikan jam istirahat (tidur) serta 4. Mengetahui jumlah output dapat
kurangi kegiatan yang berlebihan. merencenakan jumlah makanan.
4. Monitor intake dan out put dalam 24 5. Mengandung zat yang diperlukan , untuk
jam. proses pertumbuhan.
5. Kolaborasi dengan tim kesehtaan lain.
a. terapi gizi : Diet TKTP rendah serat,
susu
b. obat-obatan atau vitamin ( A)

Diagnosa : Gangguan pemenuhan kubutuhan cairan dan elektrolit berhubungan dengan


diare
Tujuan : setelah dilakuakan tindakan keperawatan 3 x 24 jam keseimbangan cairan dan
elektrolit dipertahankan secara maksimal

KH :

· TTV dalam batas normal (N : 120-60 x/mnt, S : 36-37,50C. RR: <40 x/mnt)
· Turgor elastik, membran mukosa bibir basah, mata tidak cowong, ubun-ubun tidak
cekung.
· Konsistensi BAB lembek, frekwensi 1x/hari
Intervensi Rasional
1. Pantau tanda dan gejala kekurangan 1. Penurunan sisrkulasi volume cairan
cairan dan elektrolit. menyebabkan kekeringan mukosa dan
pemekataj urin. Deteksi dini

34
2. Pantau intake dan output memungkinkan terapi pergantian cairan
3. Timbang BB tiap hari. segera untuk memperbaiki defisit.
4. Anjurkan keluarga memberikan minum 2. Dehidrasi dapat meningkatkan laju
banyak pada klien 2-3 lt/hari. filtrasi glomerulus membuat keluaran
5. Kolaborasi. tak aadekuat untuk membersihkan sisa
metabolisme.
3. Mendeteksi kehilangan cairan ,
penurunan 1 kg BB sama dengan
kehilangan cairan 1 lt.
4. Mengganti cairan dan elektrolit yang
hilang secara oral
5. - Pemeriksaan laboratorium serum
elektrolit (Na, K,Ca, BUN)
Rasional : koreksi keseimbang cairan
dan elektrolit, BUN untuk mengetahui
faal ginjal (kompensasi).
- Cairan parenteral ( IV line ) sesuai
dengan umur
Rasional : Mengganti cairan dan
elektrolit secara adekuat dan cepat.
- Obat-obatan : (antisekresin,
antispasmolitik, antibiotik)
Rasional : anti sekresi untuk
menurunkan sekresi cairan dan elektrolit
agar simbang, antispasmolitik untuk
proses absorbsi normal, antibiotik
sebagai anti bakteri berspektrum luas
untuk menghambat endotoksin.

35
Diagnosa : Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 3x 24 jam tidak terjadi
peningkatan suhu tubuh

KH : Suhu tubuh dalam batas normal ( 36-37,5 C), tidak terdapat tanda infeksi (rubur,
dolor, kalor, tumor, fungtio leasa)

Intervensi Rasional
1. Monitor suhu tubuh setiap 2 jam 1. Deteksi dini terjadinya perubahan
2. Berikan kompres hangat abnormal fungsi tubuh ( adanya infeksi)
3. Kolaborasi pemberian antipirektik 2. Merangsang pusat pengatur panas untuk
menurunkan produksi panas tubuh
3. Merangsang pusat pengatur panas di
otak

1.4 Evaluasi

1. Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit


2. Status nutrisi sesuai dengan kebutuhan tubuh (berat badan jadi normal kembali).
3. Mempertahankan suhu tubuh normal

36
BAB 4

3.1 KESIMPULAN

Nutrisi didefinisikan sebagai jumlah keseluruhan proses yang terlibat dengan asupan dan
penggunaan bahan-bahan makanan. Nutrisi yang cukup dibutuhkan untuk pertumbuhan,
perbaikan, dan perawatan aktivitas-aktivitas dalam tubuh. Beberapa fungsi (atau tahapan) yang
terlibat dalam proses perolehan makanan: (i) proses menelan, (ii) pencernaan, (iii) absorpsi, (iv)
asimilasi, dan (v) ekskresi. Kebutuhan nutrisi berkaitan erat dengan aspek-aspek seperti : Jenis
nutrisi, komposisi asupan yang harus diberikan, Faktor yang Mempengaruhi Pengeluaran Energi,
Faktor yang Mempengaruhi Pemasukan Energi, pemenuhan gizi yang tepat bagi tubuh dan dapat
dicapai jika terjadi keseimbangan dengan aspek-aspek seperti : pengukuran fisik dan
antopometri, serta Keefektifan dan Pengukuran Status Gizi. Nutrisi berpengaruh juga dalam
fungsi-fungsi organ tubuh, pergerakan tubuh, mempertahankan suhu, fungsi enzim, pertumbuhan
dan pergantian sel yang rusak. Dan dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tubuh manusia,
maka akan terhindar dari ancaman-ancaman penyakit.

3.2 SARAN

Kebutuhan nutrisi dalam tubuh setiap individu sangat penting untuk diupayakan. Upaya untuk
melakukan peningkatan kebutuhan nutrisi dapat dilakukan dengan cara makan-makanan dengan
gizi seimbang dengan di imbangi keadaan hidup bersih untuk setiap individu. Hal tersebut harus
dilakukan setiap hari, karena tanpa setiap hari maka tubuh manusia bisa terserang penyakit
akibat imune tubuh yang menurun.

37

Anda mungkin juga menyukai