PENDAHULUAN
Masalah nutrisi erat kaitannya dengan intake makanan dan metabolisme tubuh serta faktor-
faktor yang mempengaruhinya . Faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi adalah faktor
fisiologis untuk kebutuhan metabolisme basal , dan faktor patologis seperti adanya penyakit
tertentu yang mengganggu pencernaan atau meningkatkan kebutuhan nutrisi , faktor sosio-
ekonomi seperti adanya kemampuan individu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi .
Cairan dan elektrolit sangat penting untuk mempertahankan keseimbangan atau hemoestasis
tubuh . Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit dapat mempengaruhi fungsi fisiologis
tubuh . Jumlah cairan tubuh total pada seorang pria tidak sama dengan jumlah cairan tubuh total
pada seorang wanita , ini disebabkan karena pada seorang wanita jumlah jaringan lemaknya lebih
besar daripada seorang pria . Pada bayi baru lahir jumlah cairan tubuhnya dapat mencapai 75%
dari berat badan . Bagi lansia pemenuhan kebutuhan gizi yang diberikan dengan baik dapat
membantu dalam proses beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang
dialaminya , selain itu dapat menjaga kelangsungan pergantian sel-sel tubuh sehingga dapat
memperpanjang usia .
1
4. Berapa komposisi asupan yang harus diberikan pada setiap anak ?
5. Apakah Faktor yang Mempengaruhi Pengeluaran Energi?
6. Apakan Faktor yang Mempengaruhi Pemasukan Energi?
7. Bagaimana pemenuhan nutrisi pada bayi?
8. Bagaimana pemenuhan nutrisi pada anak pra sekolah?
9. Bagaimana kebutuhan nutrisi pada anak usia sekolah?
10. Bagaimana pemenuhan kebutuhan nutrisi pada orang dewasa?
11. Bagaimana pemenuhan kebutuhan nutrisi pada lansia?
12. Bagaimanakah gizi yang tepat bagi tubuh?
13. Jenis gangguan gizi apa saja yang dapat terjadi?
14. Apakah efek kekurangan gizi bagi tubuh ?
15. Bagaimana antopometri dan cara pemeriksaan fisiknya ?
16. Bagaimana mengetahui keefektifan dan pengukuran status gizi secara tidak langsung?
17. Bagaimana asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan pemenuhan nutrisi?
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui Kebutuhan nutrisi dan cairan pada pasien anak, dewasa, dan lansia dan
cara penatalaksanaannya serta untuk melaksanakan tugas e-learning Keperawatan
Pencernaan II.
2
i. Untuk mengetahui kebutuhan nutrisi pada anak usia sekolah
j. Untuk mengetahui cara pemenuhan kebutuhan nutrisi pada orang dewasa
k. Untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan nutrisi pada lansia
l. Untuk mengetahui gizi yang tepat bagi tubuh
m. Untuk mengetahui macam-macam jenis gangguan gizi yang dapat terjadi
n. Untuk mengetahui efek kekurangan gizi bagi tubuh
o. Untuk mengetahui antopometri dan cara melakukan pemeriksaan fisiknya
p. Untuk mengetahui Keefektifan dan Pengukuran Status Gizi Secara Tidak Langsung
q. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan pemenuhan nutrisi
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Nutrien adalah substansi zat kimia baik organik dan anorganik yang terdapat pada
makanan yang dicerna dan diabsorpsi dalam gastrointestinal, serta dibutuhkan dalam
proses metabolisme tubuh untuk menjalankan fungsi tubuh (Bristian, 2004).
4
Pemberian nutrisi pada anak tidak hanya semata-mata untuk memenuhi kebutuhan
fisik atau fisiologis anak, tetapi juga berdampak pada aspek psikodinamik, perkembangan
psikososial dan maturasi organik. Dampak nutrisi pada perkembangan psikososial pada
anak merupakan Fase awal dari pertumbuhan dan perkembangan anak yang menurut
pendekatan psikososial adalah tercapainya rasa percaya dan tidak percaya sebagai
kegagalan dlm pemenuhan kebutuhan tersebut.
2. Protein
Merupakan unsur zat gizi yang sangat berperan dalam penyusunan senyawa-
senyawa penting enzim, hormone dan antibodi. Protein hanya digunakan
sebagai sumber energi oleh tubuh jika tidak terdapat cukup karbohidrat dan
lemak dalam makanan . Adapun fungsi protein yaitu:
5
a. Dalam bentuk albumin berperan dalam keseimbangan cairan yaitu dengan
meningkatkan tekanan osmotic koloid serta keseimbangan asam basa.
b. Pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh.
c. Pengarturan metabolisme dalam bentuk enzim dan hormone.
d. Sumber energi di samping karbohidrat dan lemak.
e. Dalam bentuk kromosom, protein berperan sebagai tempat menyimpan dan
meneruskan sifat-sifat keturunan.
3. Lemak
Lemak merupakan sumber energi yang kedua setelah karbohidrat.Kebutuhan
lemak oleh tubuh sekitar 1,5 gr/kgBB/hari.1gr lemak menghasilkan 9 kalori.
Lemak dapat disimpan dalam tubuh sebagai jaringan adiposa
(Asmadi. 2008: 70). Fungsi lemak antara lain:
a. Sumber cadangan energi.
b. Insulator suhu tubuh.
c. Pelarut vitamin A, D, E, dan K.
d. Jenis lemak yaitu kolesterol berfungsi untuk menghasilkan asam empedu
yang berperan pada pencernaan dan pembentukan hormone kortison,
estrogen, testosterone dan hidrokortison.
4. Vitamin
Vitamin merupakan komponen organik yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah
kecil dan tidak dapat diproduksi dalam tubuh. Vitamin sangat berperan dalam
6
proses metabolisme karena fungsinya sebagai katalisator. Vitamin
dikelompokkan menjadi dua yaitu sebagai berikut:
a. Vitamin yang larut dalam air seperti vitamin B kompkleks dan vitamin C.
b. Vitamin yang tidak larut dalam air tetapi larut dalam lemak seperti
vitamin A, D, E dan K.
5. Mineral
Mineral adalah ion anorganik esensial untuk tubuh karena peranannya sebagai
katalis dalam reaksi biokimia. Mineral berperan dalam tiga proses berikut ini:
a. Penentuan konsentrasi osmotic cairan tubuh
b. Proses fisiologis seperti pembentukan neurotransmitter, dan pembentukan
hormone
6. Air
Merupakan media transport nutrisi dan sangat penting dalam kehidupan sel-
sel tubuh.Setiap hari, sekitar 2 liter air masuk ke tubuh kita melalui minum,
sedangkan cairan digestif yang diproduksi oleh berbagai organ saluran
pencernaan sekitar 8-9 liter, sehingga sekitar 10-11 liter cairan beredar dalam
tubuh. Namun demikian, dari 10-11 liter cairan yang masuk, hanya 50-200 ml
yang dikeluarkan melauli feses, selebihnya direabsorpsi .
7. Serat
Serat yang sulit larut seperti selulosa dan lignin dalam bekatul gandum sangat
membantu fungsi kolon, sedangkan serat yang lebih mudah larut akan
menurunkan kadar kolesterol darah. Kerja serat ini mungkin terjadi akibat
pengikatan asam empedu dan kolesterol makanan (Murray, 1997). Serat yang
dapat larut juga memperlambat pengosongan lambung sehingga mengurangi
kenaikan kadar glukosa sesudah makan dengan konsekuensi penurunan
sekresi insulin.
7
2.4 KOMPOSISI ASUPAN YANG HARUS DIBERIKAN
Komposisi kebutuhan nutrisi yang diperlukan tubuh (Berdasarkan Usia)
1. Komposisi kebutuhan nutrisi pada bayi
Makanan terbaik bagi bayi adalah air susu ibu (ASI) sampai berumur 2 tahun,
dimana sampai 6 bulan pertama hanya ASI tanpa disertai makanan atau
minuman lain (ASI ekslusif). Mulai umur 6 sampai 24 bulan pemberian ASI
harus disertai makanan lain (MPASI) . Salah satu kelebihan dari ASI adalah
memenuhi kebutuhan dari bayi :karbohidrat dalam ASI berbentuk lactosa,
lemaknya banyak mengandung polyunsaturated, protein utamanaya
lactabumin, dan banyak mengandung air dan mineral
Tabel : Komposisi ASI, susu sapi dan formula adaptasi
Zat gizi ASI Susu sapi Formula adaptasi
Energi (Kkal) 67-75 65-70 67
Protein (g) 1,1-1,4 3,1 1,5-1,6
Karbohidrat (g) 6,6-7,1 4,4 7,2-7,4
Lemak (g) 3,0-5,5 3,2 3,4-3,6
Mineral (g) 0,2 0,8 0,2-0,3
Natrium (mg) 10 50 15-24
Kalium (mg) 40 150 55-72
Kalsium (mg) 30 114 44-60
Phosphor (mg) 10 90 28-34
Chlor (mg) 30 102 37-41
Magnesium (mg) 4 12 4,6-5,3
Ferrum (mg) 0,2 0,1 0,5-1,3
Jika anak tidak diberikan ASI ekslusif selama 6 bulan yang pertama bayi akan
lebih rentan terhadap infeksi dibandingkan bayi yang diberikan ASI, lalu pada
8
bayi yg diberikan ASI perkembangan otak yang menyebabkan kemampuan
melihat dan fungsi kognitif bayi berkembang lebih awal.
Nutrisi pada balita yang terkena diare :
- Minuman dan makanan jangan dihentikan lebih dari 24 jam
- Suplemen nukleotida pada susu formula secara signifikan mengurangi lama
dan beratnya diare pada anak
- Pemberian susu rendah laktosa
- Pada keadaan ini ASI tetap diberikan
2. Komposisi kebutuhan nutrisi pada Anak
Pada masa usia sekolah (7-10 tahun) berat badan bertambah 2 kg dan
tinggi badan bertambah 5-6 cm setiap tahun. Menjelang dan masa puber
pertumbuhan sangat cepat dengan berat badan bertambah 4,0 – 4,5 kg per
tahun dan tinggi badan menjadi 3 kali tinggi waktu lahir pada saat berumur 12
tahun. Berat badan dan tinggi badan seorang anak dapat pula ditaksir dengan
suatu rumus. Rumus perkiraan berat badan (kg) anak :
9
10-12 thn 30 2000 45 500 700 14
Untuk mengetahui apakah kebutuhan gizi anak terpenuhi atau tidak dapat
dilakukan pemantauan pertumbuhan anak, dengan cara penimbangan setiap
bulan dan pengisian grafik kartu menuju sehat (KMS).
3. Komposisi kebutuhan nutrisi pada remaja
a. Kebutuhan energi
Kebutuhan energi lebih banyak pada puncak pertumbuhan dibanding
sebelum atau sesudahnya. Jika dirinci per kg BB kebutuhan energi 55 kkal
dan 45 kkal pada anak laki-laki umur 13-15 tahun dan 16-19 tahun , serta
45 kkal dan 40 kkal pada anak wanita umur 13 -15 tahun dan 16-19 tahun.
b. Kebutuhan protein
Dalam keadaan normal kebutuhan protein remaja putri lebih rendah dari
putra. Protein yang mengandung asam amino esensial dalam jumlah cukup
dan mudah cerna seperti susu sapi, ikan, telur
c. Kebutuhan vitamin dan mineral
Untuk mengimbangi kebutuhan energi dan pertumbuhan, seperti vitamin
A, B 1, B 2
d. Kebutuhan cairan
4. Komposisi kebutuhan gizi pada lansia
a. Kebutuhan energi (Energi diperoleh dari karbohidrat 60 %, protein 15 %
dan lemak 25 %)
b. Kebutuhan protein
Kebutuhan protein meningkat bila ada stress fisiologis seperti infeksi,
luka bakar, patah tulang . Kebutuhan protein menurun bila ada gangguan
ginjal/hati
c. Kebutuhan vitamin dan mineral (vitamin dan mineral yang sering kurang
seperti vitamin A, B, D, kalsium dan zat besi)
d. Konsumsi serat (untuh mencegah konstipasi)
e. Cairan (lansia membutuhkan cairan sekitar 1,5 liter atau 7 gelas sehari)
10
2.5 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGELUARAN ENERGI
1. Laju Metabolisme Basal (Basal Metabolisme Rate, BMR)
Laju metabolisme basal adalah ukuran energi yang diperlukan untuk
mempertahankan hidup: fungsi paru dan ginjal, kerja pompa jantung, pemeliharaan
gradien ion lintas membran, berbagai reaksi biokimia, dan seterusnya. BMR
biasanya ditentukan dari pengukuran kecepatan konsumsi oksigen atau produksi
panas oleh seseorang dalam keadaan istirahat, yang baru terjaga pada pagi hari
setelah berpuasa paling sedikit selama 12 jam. dengan demikian, pada prakteknya
BMR sebenarnya adalah laku metabolisme istirahat (resting metabolic rate, RMR)
2. Aktifitas Fisik:
Perkiraan kasar energi yang dibutuhkan per hari untuk aktivitas fisik dapat dibuat
dengan menggunakan nilai-nilai perkiraan berikut:
- 30% BMR untuk orang yang jarang melakukan aktivitas (misalnya mahasiswa
kedokteran yang hanya belajar)
-60-70% BMR untuk orang yang melakukan olahraga atau kerja fisik tingkat sedang
sekitar 2 jam setipa hari
-100% atau lebih BMR untuk orang yang melakukan olahraga atau kerja fisik berat
selama beberapa jam perhari
( Marks, Dawn B.2000.Biokimia kedokteran dasar: sebuah pendekatan
klinis.Jakarta:EGC)
BMR antara satu orang dewasa dengan orang dewasa lainnnya memiliki variasi yang
sangat besar. Dapat diperoleh perkiraan kasar BMR dengan mengganggapnya sebesar
24kkal/hari/kg berat badan, lalu mengalikannya dengan berat badan. Salah satu cara
untuk mengingatnya adalah 1 kkal/kg/jam. Walaupun BMR seseorang terutama
bergantung pada berat badan, tetapi banyak faktor yang ikut berperan. BMR lebih rendah
pada wanita daripada pria dengan berat badan yang sama, Karena wanita lebih banyak
memiliki jaringan adipose. Jaringan adipose secara metabolis kurang aktif dibandingkan
dengan jaringan non-adiposa. Suhu lingkungan juga mempengaruhi BMR. BMR sedikit
meningkat pada cuaca yang dingin.
11
2. Suhu Tubuh (Menningkat pada demam)
3. Suhu Lingkungan (Meningkat pada cuaca dingin)
4. status tiroid (meningkat pada hipertiroidisme)
5. Kehamilan dan menyusui (meningkat)
6. usia (meningkat pada masa-masa kanak2)
BMR meningkat sekitar 12% untuk setiap peningkatan suhu tubuh 1 derajat C. Pada
kondisi yang dingin tubuh akan melakukan kompensasi dengan menaikkan suhu tubuh.
Produksi panas tubuh terjadi sebagai hasil proses metabolisme, sehingga BMR akan
meningkat apabila suhu tubuh juga meningkat . Kesimpulannya, BMR meningkat
berbanding lurus dengan kenaikkan suhu tubuh, sedangkan kenaikkan suhu tubuh
berbanding terbalik dengan kenaikkan suhu lingkungan. (Nugroho, Taufan . 2010 . Buku
Ajar Obstetri untuk Mahasiswa Kesehatan . Yogyakarta : Nuha Medika)
Suhu tubuh : tiap kenaikan suhu 1°C, BMR naik 13%. Hal ini karena panas
menyebabkan metabolisme berlangsung lebih cepat.
Suhu lingkungan/iklim: iklim mempengaruhi kebutuhan tubuh untuk beradaptasi dan
mempertahankan suhu tubuhnya.
BMR terendah terjadi pada saat suhu lingkungan 26°C. Pada suhu lebih rendah atau lebih
tinggi, BMR akan meningkat. Saat suhu lebih rendah, tubuh memproduksi lebih banyak
panas untuk mencegah hipotermia. Saat suhu lebih tinggi, tubuh mengeluarkan energi
untuk sekresi keringat.
Kehamilan menyebabkan berat badan naik dan laju metabolisme tubuh (BMR
meningkat). Artinya, energi yang dibutuhkan untuk metabolisme tubuh juga
meningkat. karena itu ibu hamil memerlukan gizi yang lebih banyak, baik untuk
dirinya sendiri maupun banyinya. Asupan gizipun harus seimbang. BMR meningkat
pada masa kehamilan dan menyusui. Pada orang hamil BMR meningkat hampir 20%
dan kelenjar tiroid membesar, tetapi jumlah hormone yang dihasilkan tetap sama
(tiroksin). BMR meningkat karena oksigen yang digunakan lebih banyak. (Hamilton,
Persis Mary. 1995. Dasar-dasar Keperawatan Maternitas. Jakarta:EGC.)
Peningkatan BMR pada wanita hamil mencapai 15-20% yang umumnya terjadi pada
triwulan terahir.Tetapi BMR kembali normal setelah hari ke-5 atau ke-6 post partum.
12
Peningkatan BMR mencerminkan peningkatan kebutuhan oksigen pada janin,
plasenta,uterus serta peningkatan konsumsi oksigen akibat peningkatan kerja jantung
ibu. (Wiknjosastro, Hanifa. 2010. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka: Jakarta)
6.Suhu Lingkungan
Pada dasarnya suhu tubuh dipertahankan pada suhu 36,5-370 C untuk mempertahankan
metabolisme yang optimum. Adanya perbedaan suhu antara tubuh dengan lingkungan,
13
maka mau tidak mau tubuh harus menyesuaikan diri demi kelangsungan hidupnya
yaitu tubuh harus melepaskan sebagian panasnya diganti dengan hasil metabolisme
tubuh, makin besar perbedaan antara tubuh dengan lingkungan maka akan semakin
besar pula panas yang akan dilepaskan. (Kristiyanasari, 2010).
7. Aktivitas
Semakin banyak aktivitas,maka semakin banyak energi yang diperlukan oleh tubuh.
8. Status sosial ekonomi
Tingkat ekonomi keluarga, akan berdampak dengan daya beli pada keluarga tersebut
yang akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas konsumsi pangan sebagai masukan
energi.
9. Status Kesehatan
Pada keadaan sakit, seperti adanya infeksi, terdapat katabolisme yang berlebihan
daripada asam amino dan suhu tubuh meninggi, hal tersebut mempengaruhi energi dan
memerlukan asupan makanan yang lebih tinggi pada orang yang sakit untuk proses
penyembuhan dan sebagai sumber energi yang tidak boleh dilupakan(Pujiadi,2002).
14
0-6 Bulan : 550 kkal/hari
7-12 Bulan : 650 kkal/hari
1-3 Tahun : 1.000 kkal/hari
4-6 Tahun : 1.550 kkal/hari
7-9 Tahun : 1.800 kkal/hari
15
2.11 PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA LANSIA
Gangguan gizi yang dapat muncul pada usia lanjut dapat berbentuk gizi kurang
maupun gizi lebih. Gizi tepat untuk lansia:
1. Kebutuhan protein sebesar 1 gr/kg BB, kebutuhan lemak berkurang,
kebutuhan karbohidrat cukup (sekitar 50%), kebutuhan vitamin dan mineral
sama dengan usia dewasa muda.
2. Makanan empat sehat lima sempurna.
3. Makanan yang kurang baik bagi lansia adalah makanan berlemak tinggi (usus,
hati)
4. Lansia harus memperbanyak makan buah dan sayuran, karena sayur dan buah
banyak mengandung vitamin, mineral dan serat.
Konsumsi suplemen yang baik untuk tubuh merupakan suplemen yang sesuai
dengan kebutuhan tubuh kita, suplemen dikonsumsi untuk mengimbangi
kebutuhan zat gizi tubuh seperti vitamin, mineral, karbohidrat, protein dan lemak
16
a. Defisiensi karbohidrat
b. Kekurangan dan kelebihan serat
c. Hipervitaminosis A
d. Kekurangan nutrisi
e. Kelebihan nutrisi
f. Obesitas
g. Malnutrisi
17
berhubungan dengan stress, penyakit, hospitalisasi, kebiasaan gaya hidup dan
factor-faktor lain. Penilaian status nutrisi sekitar 4 area pokok:
1. Pengukuran fisik (tinggi dan berat) dan antopometri
2. Tes laboratorium
3. Riwayat diet dan kesehatan
4. Observasi klinik
Pengukuran tinggi dan berat badan klien harus diperoleh ketika masuk
rumah sakit atau lingkungan pelayanan kesehatan apapun. Apabila
memungkinkan , klien hartus ditimbang pada waktu yang sama setiap hari, pada
skala yang sama, dengan pakaian atau linen yang sama. Tinggi dan berat badan
klien dapat dibandingkan dengan standar hubungan tinggi-berat badan. Perubahan
berat badan yang terakhir harus didokumentasi.
Jika tinggi badan tidak dapat diukur dengan klien berdiri, rentang lengan atau
jarak dari ujung jari ke ujung jari dengan lengan diulurkan penuh pada tingkat
bahu, kurang lebih ketinggian untuk orang dewasa.
18
Ukuran kerangka untuk pria adalah >10,4 (kecil), 9,6 hingga 10,4 (sedang), >9,6
(besar) (William, 1993).
Lingkar otot lengan bagian tengah atas (MAMC) adalah perkiraan dari
massa otot sle;et. Hal inni dihitung dari pengukuran antropometrik MAC dan
TSF. Rumusnya adalah MAMC = MAC – (TSF x 3,14).
Nilai untuk MAC, TSF dan MAMC dibandingkan dengan standar dan dihitung
sebagai suatu presentase standar. Erubahan pada nilai seorang individu yang
mmelebihi waktu lebih penting daripada pengukuran isolasi.
19
Parameter yang Dianjurkan WHO untuk Diukur dalam Survei Gizi
Usia Berat dan Panjang Badan Pengamatan Lebih Rinci
0-1 tahun Berat dan panjang badan Panjang batang badan: lingkar
(sampai 3 tahun), tinggi badan kepala&dada; diameter krista
(di atas 3 tahun), lipatan kulit iliaka, lipat kulit dada, triseps,
biseps &triseps, lingkar lengan dan sub skapula
1-5 tahun Berat dan tinggi badan, lipatan Panjang batang badan (3 tahun),
kulit triseps tinggi duduk (di atas 3 tahun),
lingkar kepala dan dada
(inspirasi setengah), diameter
bikristal, lipatan kulit dada &
sub-skapula, lingkar betis,
rontgen postero-anterior tangan
dan kaki
5-20 tahun Berat dan tinggi badan, lipat Tinggi duduk, diameter bikristal,
kulit triseps diameter biakromial, lipat kulit
di tempat lain, lingkar lengan &
betis, rontgen postero-anterior
tangan dan kaki
>20 tahun Berat dan tinggi badan, lipat Lipatan kulit di temapat lain,
kulit triseps lingkatr lengan dan betis
20
(sekitar 9 mOsm/kg).
Osmolalitas plasma ditentukan terutama oleh natrium, glukosa, BUN, dan dalam
batas-batas tertentu oleh manitol, gliserol, urea, etanol, metanol, etilen glikol, dan
zat-zat radio kontras. Nilai ini dikaitkan dengan berat jenis urin. Setiap perubahan
0,010 Bj urin mencerminkan perubahan sekitar 300 mOsm/kg. Namun perkiraan
ini hanya dapat diberlakukan pada elektrolit berberat molekul rendah dan urea,
sementara pada elektrolit dengan berat molekul besar (seperti gula dan
radiokontras) tidak boleh.
Rambut
Pro,Cu
Tanda bendera (hilangnya
pigmen rambut pada
sekeliling kepala)
21
bayi) Vit K
Epistaksis (mimisan)
Pembesaran tiroid
Mata Vit A
Xerousis (kekeringan) Fe
pada konjungtiva dan
Fe
kornea
Vit B1
Konjungtiva pecah
Sklera biru
Vaskularisasi kornea
Vit B2
Mulut
Niasin, asam
Keilosis atau stomatitis
angular (lesi pada sudut Folat, Vit B12, Vit B
mulut) lainnya
Vit C
22
sakit) Zn
Fe, Vit B
Hipogerusia disgeusia
Flour
(rasa pengecapan
berkurang, pengecapan
buruk)
Kulit
Zn
Vit C, K
Kering, bersisik
23
Niasin
Lesi eksematosa
Petekia, ekimosis
Sebore nasolabialis
(berminyak, bersisik pada
daerah di antara hidung
dan bibir atas)
Fe
Kuku Vit B1
Kalori
Koilonikia (kuku
berbentuk sendok) Se
Mg, K, Se
Na
Rapuh, mudah pecah Ca, K
24
Jantung Vit A
Pro
Jantung kecil
Kegagalan jantung
Kalori
mendadak aritmia
Hipertensi
Pro, Vit B1
Abdomen
Hepatomegali
Vit B1 atau C, hiotin Se
Asites
Vit C, D, Ca, P
Edema Vit A
Vit D, Ca, P, Cu
Nyeri tekan pada betis
25
Ekstremitas, otot rangka-
lanjutan
Vit B1, Vit B6, Vit B12
Biotin
Iga berbentuk manik-
manik, atau “rachitic
rosary” (anak-anak)
Mg
Neurologi
Vit B1
Vit A, D
Vit B1
Parestesia (sakit dan
Vit B1
perasaan geli atau sensasi
yang berubah pada anggota Vit B1, Biotin
gerak)
Lemah
Ataksia, penurunan
perasaan getaran dan posisi
26
Tremor
Konfabulasi, disorientasi,
Mengantuk, lelargi
Depresi
Neonatus
- BBLR : 150 kkal/kgBB/hari
- BBLN : 100 – 120 kkal/kgBB/hari
Dewasa
BEE = BB x 1 x 24 jam (L)
BB x 0,9 x 24 jam (P)
REE = BB x 27 x AF (L)
BB x 25 x AF (P)
27
1 gr KH = 4 kkal
1 gr Protein = 4 kkal
1 gr Lemak = 9 kkal
Kebutuhan Protein
Lansia : 1,0 g/kg berat badan/hari
Dewasa : 1 gr/kgBB/hari
Remaja : 1-1,5 gr/kgBB/hari
2-13 tahun : 1,5-2 gr/kgBB/hari
0-1 tahun : 2,5 gr/kgBB/hari
Neonatus prematur : 3 gr/kgBB/hari
Kebutuhan Lemak
- Rata- rata 35% dari total kalori
Penilaian A B C
Keadaan umum Baik, rewel Gelisah, rewel Lesu, lunglai,
atau tidak sadar
Mata Normal Cekung Sangat cekung
dan kering
Air mata Ada Tidak ada Tidak ada
Mulut dan lidah Basah Kering Malas minum
atau tidak bisa
minum
Rasa haus Minum biasa, Haus, ingin minum Kembali sangat
tidak haus banyak lambat
Turgor kulit Kembali cepat Kembali lambat Dehidrasi berat
Hasil pemeriksaan Tanpa dehidrasi Dehidrasi
ringan/sedang
28
Kebutuhan cairan
- Dewasa : 35 ml/kgBB/hari
Mineral2 penting :
- Makro : Ca, P, Mg, S, Na, K, Cl
-Mikro : Cr, Co, Cu, I, Fe, Mn, F, Se, Mo
Penilaian status dehidrasi klien :
Penurunan BB sebagai indikator kekurangan cairan
Penurunan BB Akut Keparahan Defisit Cairan Tubuh
2-5% Ringan
5-10% Sedang
10-15% Berat
15-20% Fatal
Penilaian derajat dehidrasi berdasarkan tanda dan gejala pada klien. Tabel
pengukuran derajat dehidrasi pada anak. Menurut WHO batasan usia anak adalah
dari umur 0-12 Tahun.
Contoh makanan sehari-hari berdasarkan perkiraan kebutuhan nutrisi pada usia
dewasa muda
Gizi seimbang adalah susunan hidangan sehari yang mengandung zat gizi dalam
jumlah dan kualitas yang sesaui dengan kebutuhan tubuh untuk dapat hidup sehat
secara optimal. Zat-zat gizi yang dibutuhkan untuk hidup sehat adalah:
karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Di dalam tubuh, zat-zat gizi
tersebut berfungsi sebagai sumber energi atau tenaga (terutama karbohidrat dan
lemak), sumber zat pembangun (protein), terutama untuk tetap tumbuh dan
berkembang serta untuk mengganti sel-sel yang rusak, sumber zat pengatur
(vitamin dan mineral).
Makanan yang dikonsumsi sehari-hari harus mengandung semua zat gizi tersebut.
Makanan sumber energi terutama adalah: nasi, jagung, sagu, ubi, roti dan hasil
olahannya. Makanan sumber zat pembangun misalnya ikan, telur, daging, tahu,
tempe, dan kacang-kacangan, dan makanan sumber zat pengatur terutama sayur-
29
sayuran dan buah-buahan. Supaya manusia dapat tetap hidup dan bekerja seperti
biasanya maka memerlukan energi yang biasa diukur dengan satuan kalori.
Mini Nutritional Assessment (MNA) merupakan salah satu alat ukur yang
digunakan untuk menskrining status gizi pada lansia. Hal ini dilakukan untuk
mengetahui apakah seorang lansia mempunyai resiko mengalami malnutrisi
akibat penyakit yang diderita dan atau perawatan di rumah sakit.
Kesimpulan pemeriksaan Mini Nutritional Assesment (MNA) adalah
menggolongkan pasien atau lansia dalam keadaan status gizi baik, beresiko
malnutrisi ataukah malnutrisi berat. MNA mempunyai dua bagian besar yaitu
screening dan assessment, dimana penjumlahan semua skor akan menentukan
seorang lansia pada status gizi baik, beresiko malnutrisi, atau beresiko
underweight (Darmojo, 2010).
30
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
1.1 Pengajian
1.Identitas
(nama, usia, agama, pekerjaan, dll)
2.Keluhan utama
- Anak : yang sering terjadi pada anak penurunan nafsu makan dan lemas, peningkatan
suhu tubuh
- Dewasa dan lansia : mual dan muntah, peningkatan suhu tubuh, pusing
5. Psikososial
Stress hospitalisasi
Pemeriksaan fisik :
1. Inspeksi :
- membrane mukosa kering
- ubun-ubun cekung
- wajah pucat
31
2. auskultasi
- mendengarkan bising usus (ex : diare -> >35x/menit)
3. palpasi
- palpasi abdomen (ex : apabila tersa sakit pada daerah peritoneum -> peritonitis)
- palpasi hepar
4. perkusi
- perkusi abdomen
Pemeriksaan persistem :
B3 : pusing
B4 : mukosa bibir dan mulut kering, BAB encer dan berlendir 3-5 kali sehari, napsu makan
menurun
B6 : lemas
Sistem integumen : warna kulit pucat, turgor kulit menurun >2 detik
Pemeriksaan penunjang:
Pemeriksaan tinja, darah lengkap dan duodenum intubation yaitu untuk mengetahui
penyebab secara kuantitatip dan kualitatif.
3.pH 4.Peningkatan Hmt, Hb, creatinin dan BUN umumnya ditemukan pada DCA.
32
Analisa Data 1 :
DS: Mual, muntah
DO: Tampak lemas dan pucat
Etiologi: Faktor makanan yang basi --> gangguan absorbsi pada usus
MK : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Analisa Data 2 :
DS: Klien mengatakan BAB cair >3x sehari
DO: tampak lemas, turgor kulit menurun, ubun-ubun besar cekung(pada
bayi),konjungtiva anemis
Etiologi: Faktor malabsorbsi/faktor psikologi
MK: Gangguan pemenuhan kubutuhan cairan dan elektrolit
Analisa Data 3:
DS: Klien mengatakan suhu tubuh meningkat
DO: Suhu tubuh > 390C
Etiologi: faktor makanan meninfeksi saluran cerna
MK: Hipertermi
1.3 Intervensi
33
1. Diskusikan dan jelaskan tentang 1. Serat tinggi, lemak,air terlalu panas /
pembatasan diet (makanan berserat dingin dapat merangsang mengiritasi
tinggi, berlemak dan air terlalu panas lambung dan sluran usus.
atau dingin). 2. situasi yang nyaman, rileks akan
2. Ciptakan lingkungan yang bersih, jauh merangsang nafsu makan.
dari bau yang tak sedap atau sampah, 3. Mengurangi pemakaian energi yang
sajikan makanan dalam keadaan hangat. berlebihan
3. Berikan jam istirahat (tidur) serta 4. Mengetahui jumlah output dapat
kurangi kegiatan yang berlebihan. merencenakan jumlah makanan.
4. Monitor intake dan out put dalam 24 5. Mengandung zat yang diperlukan , untuk
jam. proses pertumbuhan.
5. Kolaborasi dengan tim kesehtaan lain.
a. terapi gizi : Diet TKTP rendah serat,
susu
b. obat-obatan atau vitamin ( A)
KH :
· TTV dalam batas normal (N : 120-60 x/mnt, S : 36-37,50C. RR: <40 x/mnt)
· Turgor elastik, membran mukosa bibir basah, mata tidak cowong, ubun-ubun tidak
cekung.
· Konsistensi BAB lembek, frekwensi 1x/hari
Intervensi Rasional
1. Pantau tanda dan gejala kekurangan 1. Penurunan sisrkulasi volume cairan
cairan dan elektrolit. menyebabkan kekeringan mukosa dan
pemekataj urin. Deteksi dini
34
2. Pantau intake dan output memungkinkan terapi pergantian cairan
3. Timbang BB tiap hari. segera untuk memperbaiki defisit.
4. Anjurkan keluarga memberikan minum 2. Dehidrasi dapat meningkatkan laju
banyak pada klien 2-3 lt/hari. filtrasi glomerulus membuat keluaran
5. Kolaborasi. tak aadekuat untuk membersihkan sisa
metabolisme.
3. Mendeteksi kehilangan cairan ,
penurunan 1 kg BB sama dengan
kehilangan cairan 1 lt.
4. Mengganti cairan dan elektrolit yang
hilang secara oral
5. - Pemeriksaan laboratorium serum
elektrolit (Na, K,Ca, BUN)
Rasional : koreksi keseimbang cairan
dan elektrolit, BUN untuk mengetahui
faal ginjal (kompensasi).
- Cairan parenteral ( IV line ) sesuai
dengan umur
Rasional : Mengganti cairan dan
elektrolit secara adekuat dan cepat.
- Obat-obatan : (antisekresin,
antispasmolitik, antibiotik)
Rasional : anti sekresi untuk
menurunkan sekresi cairan dan elektrolit
agar simbang, antispasmolitik untuk
proses absorbsi normal, antibiotik
sebagai anti bakteri berspektrum luas
untuk menghambat endotoksin.
35
Diagnosa : Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 3x 24 jam tidak terjadi
peningkatan suhu tubuh
KH : Suhu tubuh dalam batas normal ( 36-37,5 C), tidak terdapat tanda infeksi (rubur,
dolor, kalor, tumor, fungtio leasa)
Intervensi Rasional
1. Monitor suhu tubuh setiap 2 jam 1. Deteksi dini terjadinya perubahan
2. Berikan kompres hangat abnormal fungsi tubuh ( adanya infeksi)
3. Kolaborasi pemberian antipirektik 2. Merangsang pusat pengatur panas untuk
menurunkan produksi panas tubuh
3. Merangsang pusat pengatur panas di
otak
1.4 Evaluasi
36
BAB 4
3.1 KESIMPULAN
Nutrisi didefinisikan sebagai jumlah keseluruhan proses yang terlibat dengan asupan dan
penggunaan bahan-bahan makanan. Nutrisi yang cukup dibutuhkan untuk pertumbuhan,
perbaikan, dan perawatan aktivitas-aktivitas dalam tubuh. Beberapa fungsi (atau tahapan) yang
terlibat dalam proses perolehan makanan: (i) proses menelan, (ii) pencernaan, (iii) absorpsi, (iv)
asimilasi, dan (v) ekskresi. Kebutuhan nutrisi berkaitan erat dengan aspek-aspek seperti : Jenis
nutrisi, komposisi asupan yang harus diberikan, Faktor yang Mempengaruhi Pengeluaran Energi,
Faktor yang Mempengaruhi Pemasukan Energi, pemenuhan gizi yang tepat bagi tubuh dan dapat
dicapai jika terjadi keseimbangan dengan aspek-aspek seperti : pengukuran fisik dan
antopometri, serta Keefektifan dan Pengukuran Status Gizi. Nutrisi berpengaruh juga dalam
fungsi-fungsi organ tubuh, pergerakan tubuh, mempertahankan suhu, fungsi enzim, pertumbuhan
dan pergantian sel yang rusak. Dan dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tubuh manusia,
maka akan terhindar dari ancaman-ancaman penyakit.
3.2 SARAN
Kebutuhan nutrisi dalam tubuh setiap individu sangat penting untuk diupayakan. Upaya untuk
melakukan peningkatan kebutuhan nutrisi dapat dilakukan dengan cara makan-makanan dengan
gizi seimbang dengan di imbangi keadaan hidup bersih untuk setiap individu. Hal tersebut harus
dilakukan setiap hari, karena tanpa setiap hari maka tubuh manusia bisa terserang penyakit
akibat imune tubuh yang menurun.
37