GERIATRI RS TMC
TASIKMALAYA
2018
DAFTAR ISI
A. LATAR BELAKANG
Berdasarkan data Biro Pusat Statistik tahun 2014, umur Harapan Hidup (UHH) di
Indonesia untuk wanita adalah 73 tahun dan untuk pria adalah 69 tahun. Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional memproyeksikan umur harapan hidup di Indonesia
pada tahun 2025 dapat mencapai 73,6 tahun. Upaya peningkatan kesejahteraan pada
lanjut usia diarahkan untuk memperpanjang usia harapan hidup dan masa produktif agar
terwujud kemandirian dan kesejahteraan. Salah satu upaya yang dilakukan adalah
peningkatan pelayanan kesehatan geriatri di rumah sakit.
Dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan geriatri di rumah sakit yang
berkualitas, merata dan terjangkau maka pelayanan geriatri harus dilakukan secara
terpadu melalui pendekatan yang bersifat interdisiplin oleh berbagai tenaga profesional
yang bekerja dalam tim terpadu geriatri. Oleh sebab itu, dalam rangka meningkatkan
pelayanan kesehatan geriatri di rumah sakit dan untuk mengakomodasi berbagai
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang pelayanan geriatri, perlu disusun
penyelenggaraan pelayanan geriatri di rumah sakit.
Rumah Sakit TMC sebagai salah satu Rumah Sakit Umum Swasta di
Tasikmalaya dalam mencapai visinya “Menjadi Rumah sakit rujukan di wilayah
Priangan Timur dengan pelayanan prima“, maka perlu mulai melaksanakan upaya untuk
terus menerus memantau dan meningkatkan mutu pelayanan klinik, khususnya dalam
pelayanan Geriatri. Oleh karena itu, RS TMC telah menyediakan pelayanan geriatri
dengan pendekatan holistik serta tata kerja secara tim yang sesuai perundang-undangan.
B. TUJUAN PEDOMAN
1. Tujuan Umum
Terciptanya pelayanan geriatri yang bermutu sesuai dengan perkembangan dan
kemajuan teknologi kedokteran secara efektif dan efisien agar tercapai pelayanan
kesehatan yang optimal, serta dapat dijangkau oleh masyarakat yang membutuhkan.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui standar ketenagaan untuk menunjang pelayanan geriatri di RS TMC
b. Mengetahui standar fasilitas untuk menunjang pelayanan geriatri di RS TMC
c. Mengetahui tata laksana pelayanan geriatri di RS TMC
d. Mengetahui persediaan logistik untuk menunjang pelayanan geriatri di RS TMC
e. Mengetahui program peningkatan mutu dan keselamatan pasien yang
berhubungan dengan pelayanan geriatri di RS TMC
f. Mengetahui program keselamatan kerja yang berhubungan dengan pelayanan
geriatri di RS TMC
C. RUANG LINGKUP
Jenis Pelayanan Geriatri RS TMC merupakan tingkat sederhana yang meliputi
rawat jalan dan kunjungan rumah. Tetapi RS TMC juga dapat melakukan rawat inap
pada pasien geriatri walaupun bukan di rawat inap khusus seperti rawat inap akut geriatri
tetapi di ruang rawat biasa.
Dalam penyelenggaraan pelayanan, peran Tim Terpadu Geriatri adalah memberikan
pelayanan kesehatan secara paripurna/ komprehensif terhadap pasien geriatri, berupa
penegakkan diagnosis medik dan fungsional (melalui suatu asesmen/pengkajian paripurna
pasien geriatri), pelayanan non-medikamentosa dan medikamentosa serta rehabilitasi,
termasuk pelayanan psikoterapi dan pelayanan sosial medik. Pelayanan medikamentosa pada
pasien geriatri bersifat menyeluruh, dengan memerhatikan aspek fisiologi dan nutrisi pasien.
D. BATASAN OPERASIONAL
1. Lanjut Usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 (enam puluh) tahun ke atas
2. Geriatri adalah cabang disiplin ilmu kedokteran yang mempelajari aspek kesehatan dan
kedokteran pada warga Lanjut Usia termasuk pelayanan kesehatan kepada Lanjut Usia
dengan mengkaji semua aspek kesehatan berupa promosi, pencegahan, diagnosis,
pengobatan, dan rehabilitasi.
3. Pasien Geriatri adalah pasien Lanjut Usia dengan multi penyakit dan/atau gangguan
akibat penurunan fungsi organ, psikologi, sosial, ekonomi dan lingkungan yang
membutuhkan pelayanan kesehatan secara terpadu dengan pendekatan Multidisiplin yang
bekerja secara Interdisiplin.
4. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat
jalan, dan gawat darurat.
5. Hendaya (Handicap) adalah kondisi kemunduran seseorang akibat adanya
ketunaan/kelainan dan/atau ketidakmampuan yang membatasinya dalam memenuhi peran
sosialnya yang normal menurut umur, jenis kelamin serta faktor sosial, ekonomi dan
budaya.
6. Rehabilitasi medik adalah pelayanan kesehatan terhadap gangguan fisik dan fungsi yang
diakibatkan oleh keadaan/kondisi sakit, penyakit ataupun cedera melalui paduan
intervensi medik, keterapian fisik, rehabilitatif, bio-psiko sosial dan edukasional untuk
mencapai kemampuan fungsional yang optimal.
7. Status Fungsional adalah kemampuan untuk mempertahankan kemandirian dan untuk
melakukan aktivitas dalam kehidupan sehari-hari.
8. Multidisiplin adalah berbagai disiplin atau bidang ilmu yang secara bersama-sama
menangani penderita dengan berorientasi pada ilmunya masing-masing.
9. Interdisiplin adalah pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh berbagai disiplin/bidang
ilmu yang saling terkait dan bekerja sama dalam penanganan pasien yang berorientasi
pada kepentingan pasien.
10. Klinik Asuhan Siang (day care) adalah klinik rawat jalan yang memberikan pelayanan
rehabilitasi, kuratif, dan asuhan psikososial.
11. Hospice adalah pelayanan kepada pasien dengan penyakit terminal dalam bentuk
meringankan penderitaan pasien akibat penyakit (paliatif), pendampingan psikis dan
spiritual sehingga pasien dapat meninggal dengan tenang dan terhormat.
12. Tim Terpadu Geriatri adalah suatu tim Multidisiplin yang bekerja secara Interdisiplin
untuk menangani masalah kesehatan Lanjut Usia dengan prinsip tata kelola pelayanan
terpadu dan paripurna dengan mendekatkan pelayanan kepada pasien Lanjut Usia.
E. LANDASAN HUKUM
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
8. Peraturan Komisaris PT. Jasamatra Karya Prima Nomor 1 Tahun 2010 Tentang
Organisasi Dan Tata Kerja Rumah Sakit TMC
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
Semua pasien lanjut usia yang datang ke poliklinik/UGD akan dilakukan triase apakah
tergolong ke dalam pasien geriatri. Untuk pasien lanjut usia biasa akan diteruskan ke dokter
spesialis yang sesuai dengan penyakitnya. Apabila tergolong pasien geriatri (misalnya
memiliki: penurunan status fungsional, ada sindrom geriatri, gangguan kognitif- demensia,
jatuh–osteoporosis dan inkontinensia) akan dilakukan asesmen geriatri komprehensif oleh
Tim Terpadu Geriatri.
Perencanaan tatalaksana pasien geriatri yang sesuai dengan jenis pelayanan tingkat
sederhana mempunyai alur pelayanan sebagai berikut:
Rumah sakit dengan pelayanan geriatri sederhana boleh melakukan perawatan inap
namun karena belum terdapat ruang rawat khusus yakni ruang rawat akut geriatri maka dapat
dirawat di ruang rawat biasa.
Dalam penyelenggaraan pelayanan, peran Tim Terpadu Geriatri adalah memberikan
pelayanan kesehatan secara paripurna/ komprehensif terhadap pasien geriatri, berupa
penegakkan diagnosis medik dan fungsional (melalui suatu asesmen/pengkajian paripurna
pasien geriatri), pelayanan non-medikamentosa dan medikamentosa serta rehabilitasi,
termasuk pelayanan psikoterapi dan pelayanan sosial medik. Pelayanan medikamentosa pada
pasien geriatri bersifat menyeluruh, dengan memerhatikan aspek fisiologi dan nutrisi pasien.
Saat pasien masih dirawat, selain diberikan pendekatan kuratif dan rehabilitatif, upaya
promotif dan preventif yang sesuai tetap diberikan. Setelah upaya pelayanan terapi
medikamentosa dan rehabilitasi di ruang rawat inap dilaksanakan, pelayanan dilanjutkan
dengan upaya pelayanan di klinik asuhan siang dan/atau poliklinik rawat jalan.
Pada pemulangan pasien, dibuatkan perencanaan pemulangan yang berisi kegiatan
yang dapat dilakukan di rumah seperti terlihat dalam Formulir. Perencanaan pulang
dievaluasi dan akhirnya pasien dapat dipulangkan sepenuhnya ke masyarakat dan
mendapatkan pelayanan geriatri oleh masyarakat melalui pelayanan rujukan.
BAB V
LOGISTIK
5.1 Alat Tulis Kantor
No Barang Jumlah
1. Bolpoin standar warna tinta hitam 12 bungkus
2. Spidol Boardmarker 1 buah
3. Spidol Permanent 1 buah
4. Buku Registrasi 1 buah
5. Staples 1 buah
6. Isi Staples 5 bungkus
7 Penggaris 30 cm 1 buah
8. Clear Holder 5 buah
9. Whiteboard ukuran 90 cm x 120 cm 1 buah
10. Monitor + PC 1 buah
11. Printer 1 buah
5.2 Barang Cetakan
No Barang Jumlah
1. Lembar Konsultasi Medis 1 bendel
2. Surat Pengantar Rawat Inap 1 bendel
3. Formulir Permintaan Laboratorium 1 bendel
4. Formulir Permintaan Radiologi 1 bendel
5. Surat Keterangan dokter 1 bendel
6. Formulir Assesmen Geriatri 1 bendel
7. Lembar Resep 1 bendel
8. Formulir Permintaan Barang 1 bendel
9. Formulir Informed Consent tindakan 1 bendel
5.3 Mebeler
No Barang Jumlah
1. Tempat tidur pasien 1 buah
2. Meja 2 buah
3. Kursi 9 buah
4. Sofa 3 seat 1 buah
5. Sofa 1 seat 2 buah
6. Dispenser 1 buah
7. Rak Buku 2 buah
5.3 Alat Kesehatan
No Barang Jumlah
1. Tensimeter 1 buah
2. Termometer 1 buah
3. Saturasi mobile 1 buah
4. Timbangan badan dengan pengukur tinggi badan 1 buah
5. Light box 1 buah
6. Mesin EKG 1 buah
A. Pengertian
Keselamatan pasien adalah sistim yang sudah dijalankan dirumah sakit untuk
memberikan jaminan keselamatan paien sehingga kepercayaan pasien terhadap pelayan
Instalasi Rawat Inap meningkat.Keselamatan pasien termasuk asesmen
resiko,paien.Pelaporan setiap kali terjadi insident dianalisis dan ditindak lanjuti dengan
implementasi yang dapat berulangnya kembali insident tersebut sehingga dapat
meminimalkan resiko terhadap paien
B. Tujuan
Tujuan sistem ini adalah mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oleh
tindakan pelayanan yang tidak seharusnya atau seharusnya dikerjakan tidak dilaksanakan
,Selain itu agar tercipta budaya keselamatan pasien,
C. Tata Laksana Pasien Secara Umum
Dalam melaksanakan keselamatan pasien terdapat tujuh langkah menuju
keselamatan pasien rumah sakit. Adapun tujuh langkah tersebut adalah :
1. Membangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien. Menciptakan kepemimpinan
dan budaya yang terbuka dan adil.
2. Memimpin dan mendukung karyawan. Membangun komitmen dan fokus yang kuat
dan jelas tentang keselamatan pasien.
3. Mengintegrasikan aktivitas pengelolaan resiko. Mengembangkan sistem dan proses
pengelolaan resiko, serta melakukan identifikasi dan pengkajian hal potensial
bermasalah.
4. Mengembangkan sistem pelaporan. Memastikan karyawan agar dengan mudah dapat
melaporkan kejadian/insiden, serta rumah sakit mengatur pelaporan kepada Komite
Keselamatan Pasien Rumah Sakit.
5. Melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien. Mengembangkan cara-cara
komunikasi yang terbuka dengan pasien.
6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien. Mendorong karyawan
untuk melakukan analisis akar masalah untuk belajar bagaimana dan mengapa
kejadian itu timbul.
7. Mencegah cedera melalui implementasi sistem keselamatan pasien. Menggunakan
informasi yang ada tentang kejadian atau masalah untuk melakukan perubahan pada
sistem pelayanan.
D. Tata Laksana Keselamatan Pasien di Instalasi Rawat Inap
a. Keselamatan pasien Instalasi Rawat Inap di RS TMC merupakan prioritas utama hal
ini terkait dengan kepercayaan pelanggan
b. Pemantapan mutu harian ; pelaksaanaan control harian dalam rangka untuk
mengontrol kelayakan reagensia maupun alat pemeriksaan
c. Pemantapan mutu Tahunan dan bulanan
d. Identifikasi pasien dengan peneng
e. Menuliskan asal pasien dilembar hasil pemeriksaan
f. Pembedaan pengambilan hasil dari rawat inap dengan rawat Jalan
E. Dalam melaksanakan keselamatan pasien standar keselamatan pasien harus
diterapkan. Standar tersebut sebagai berikut :
a. Hak pasien
b. Mendidik pasien dan keluarga
c. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
d. Penggunaan metode-metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan
program peningkatan keselamatan pasien.
e. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien.
f. Mendidik karyawan tentang keselamatan pasien.
g. Komunikasi yang merupakan kunci bagi karyawan untuk mencapai keselamatan
pasien.
F. Langkah-langkah penerapan keselamatan pasien rumah sakit
1. Menetapkan instalasi kerja yang bertanggung jawab mengelola program keselamatan
pasien rumah sakit.
2. Menyusun program keselamatan pasien rumah sakit jangka pendek 1 – 2 th.
3. Mensosialisasikan konsep dan program keselamatan pasien rumah sakit.
4. Mengadakan pelatihan keselamatan pasien rumah sakit bagi jajaran manajemen dan
karyawan.
5. Menetapkan sistem pelaporan insiden (peristiwa keselamatan pasien).
6. Menerapkan tujuh langkah menuju keselamatan pasien rumah sakit seperti tersebut di
atas.
7. Menerapkan standar keselamatan pasien rumah sakit (seperti tersebut di atas) dan
melakukan self assesment dengan instrument akreditasi pelayanan keselamatan
pasien rumah sakit.
8. Program khusus keselamatan pasien rumah sakit.
9. Mengevaluasi secara periodik pelaksanaan program keselamatan pasien rumah
sakit dan kejadian tidak diharapkan.
G. Pengertian 6 Sasaran Keselamatan Pasien di Rumah Sakit
1. Ketepatan Identifikasi Pasien
a. Identifikasi pasien (Patient Identification) adalah prosedur pencatatan identitas diri
pasien yang masuk ke Rumah Sakit TMC, termasuk bayi yang baru lahir
b. Identifikasi pasien dewasa adalah pencatatan identifikasi diri pasien dan pemberian
tanda berupa gelang nama pada tangan yang memuat: nama pasien, nomor rekam
medis dan tanggal lahir
2. Peningkatan Komunikasi Efektif Antar Perawat Dan Tenaga Kesehatan Lainnya
Komunikasi verbal antar perawat dan staf yang terkait lainnya, yang mampu
mengurangi kesalahan dan meningkatkan keselamatan pasien selama dalam perawatan
di rumah sakit melalui pemberian informasi yang tepat waktu, akurat, lengkap, jelas
dan dipahami oleh penerima pesan
3. Peningkatan Keamanan Obat Dengan Kewaspadaan Tinggi (High Alert )
Obat High Alert adalah obat-obat yang secara signifikasi berisiko membahayakan
pasien bila digunakan dengan salah atau pengelolaan yang kurang tepat.
4. Kepastian Lokasi, Tepat Prosedur, Tepat Pasien Operasi
Rumah sakit harus mempunyai metodologi identifikasi dan verifikasi pemberian
tanda pada lokasi operasi (Site Marking) berdasarkan diagnosis dan tepat pasien.
5. Pengurangan Risiko Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan (Hand Hygiene)
a. Cuci tangan adalah menghilangkan kotoran dan debu secara mekanis dari
permukaan kulit dan mengurangi jumlah mikroorganisme sementara.
b. Cuci tangan antiseptik/prosedural adalah proses menghilangkan/ mematikan
mikroorganisme transient.
6. Pengurangan Risiko Pasien Cidera Akibat Jatuh
Pasien jatuh adalah peristiwa jatuhnya pasien dari tempat tidur ke lantai atau ke
tempat lainnya yang lebih rendah pada saat istiharat maupun pada saat terbangun yang
disebabkan oleh berbagai kondisi penyakit stroke, epilepsi, kejang, penyakit kronis
lainnya atau karena terlalu banyak aktifitas atau akibat kelalaian perawat, pemberian
obat-obatan diuretik, laksatik, sedatif, psikotropik dan obat anti depresan
Keselamatan kerja guna menjamin tercapainya budaya keselamatan kerja maka diatur
sebagai berikut kebijakan umum :
a. Kebijakan Umum
1) Peralatan di unit harus selalu dilakukan pemeliharaan dan kalibrasi sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
2) Pelayanan di unit harus selalu berorientasi kepada mutu dan keselamatan pasien.
3) Semua petugas unit wajib memiliki izin sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
4) Dalam melaksanakan tugasnya setiap petugas wajib mematuhi ketentuan dalam K3
(Keselamatan dan Kesehatan Kerja).
5) Setiap petugas harus bekerja sesuai dengan standar profesi, standar prosedur
operasional yang berlaku, etika profesi dan menghormati hak pasien.
6) Untuk melaksanakan koordinasi dan evaluasi wajib dilaksanakan rapat rutin bulanan
minimal satu bulan sekali.
7) Setiap laporan harus selalu dibuat perbulan, triwulan, semester dan tahunan.
b. Kebijakan Khusus
1) Setiap karyawan wajib memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat Keselamatan dan
Kesehatan Kerja yang diwajibkan.
2) Untuk mempertahankan dan meningkatkan kompetensi, setiap petugas wajib
mengikuti pelatihan yang diselenggarakan.
3) Menciptakan lingkungan kerja yang higienis secara teratur, melalui monitoring
lingkungan kerja
BAB IX PENUTUP
Pedoman pelayanan geriatri di rumah sakit ini diharapkan dapat menjadi panduan
bagi seluruh rumah sakit yang menyelenggarakan pelayanan Geriatri. Oleh karena itu setiap
unit di rumah sakit hendaknya dapat menyesuaikan dengan ketentuan yang ada dalam
pedoman ini dan dapat mengembangkanya sesuai dengan situasi.