UNIVERSITAS TERBUKA
SEMESTER : 2021/22.2
Fakultas : Ekonomi
Program Studi : Manajemen
Kode/Nama MK : EKMA 4367/Hubungan Industrial
Tugas : 2
Penulis Soal/Institusi : Faridah Iriani, SE., M.M
Penelaah Soal//Institusi : Andre Suandi Simbolon, S.Pd., M.M
Skor maksimal 30
2. Jika mengundurkan diri (resign) sebelum waktu kontrak selesai, pihak yang
mengakhiri hubungan kerja tersebut wajib membayar ganti rugi sebesar upah
pekerja sampai batas waktu berakhirnya jangka waktu perjanjian kerja. apabila
salah satu pihak mengakhiri hubungan kerja sebelum berakhirnya jangka
waktu yang ditetapkan dalam Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (“PKWT”),
atau berakhirnya hubungan kerja bukan karena ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 61 ayat (1) Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan (“UU Ketenagakerjaan”) pihak yang mengakhiri hubungan
kerja diwajibkan membayar ganti rugi kepada pihak lainnya sebesar upah
pekerja/buruh sampai batas waktu berakhirnya jangka waktu perjanjian kerja.
Demikian yang disebut dalam Pasal 62 UU Ketenagakerjaan.
Adapun bunyi selengkapnya Pasal 61 ayat (1) UU Ketenagakerjaan yang
dimaksud adalah:
Perjanjian kerja berakhir apabila:
a. pekerja meninggal dunia;
b. berakhirnya jangka waktu perjanjian kerja;
c. adanya putusan pengadilan dan/atau putusan atau penetapan lembaga
penyelesaian perselisihan hubungan industrial yang telah mempunyai
kekuatan hukum tetap; atau
d. adanya keadaan atau kejadian tertentu yang dicantumkan dalam
perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama
yang dapat menyebabkan berakhirnya hubungan kerja.
Mengundurkan diri (resign) bukanlah salah satu berakhirnya perjanjian kerja
yang disebut pada Pasal 61 ayat (1) UU Ketenagakerjaan di atas. Ini artinya, 40
jika mengundurkan diri sebelum waktu kontrak selesai, maka pihak yang
mengakhiri hubungan kerja tersebut wajib membayar ganti rugi.
Adapun perhitungan ganti rugi kepada pihak lainnya yaitu sebesar upah
pekerja/buruh sampai batas waktu berakhirnya jangka waktu perjanjian kerja.
Sebelum menghitung berapa jumlah ganti rugi yang harus dibayar, terlebih
dahulu kita perlu memahami definisi upah dan komponen yang ada di
dalamnya.
Pasal 1 angka 30 UU Ketenagakerjaan berbunyi:
Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk
uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh
yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan,
atau peraturan perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi pekerja/buruh
dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah atau akan
dilakukan.
Berdasarkan definisi di atas, maka upah terdiri dari hak pekerja yang
dinyatakan dalam bentuk uang ditambah tunjangan. maka upah adalah gaji
pokok termasuk tunjangan yang di peroleh setiap bulannya.
Upah = Gaji Pokok + Tunjangan
Sebagai tambahan penjelasan, hal ini juga sejalan dengan yang dimaksud
dengan upah minimum menurut Pasal 1 angka 1 Peraturan Menteri Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2013 tentang
Upah Minimum (“Permenaker 7/2013”):
Upah Minimum adalah upah bulanan terendah yang terdiri atas upah pokok
termasuk tunjangan tetap yang ditetapkan oleh gubernur sebagai jaring
pengaman.
Dengan demikian maka jumlah ganti rugi yang wajib dibayarka oleh
karyawan yaitu:
Ganti rugi = 3 x (gaji pokok + tunjangan)
Skor maksimal 40
Dr. Zainur Hidayah, S.PI.,M.M Andre Suandi, S.Pd.,M.M Faridah Iriani, SE., M.M
NIP. 196903132005011001 NIP. 198909102019031013 NIP. 1961011719920320