Anda di halaman 1dari 5

PEDOMAN PENSKORAN TUGAS MATA KULIAH

UNIVERSITAS TERBUKA
SEMESTER : 2021/22.2

Fakultas : Ekonomi
Program Studi : Manajemen
Kode/Nama MK : EKMA 4367/Hubungan Industrial
Tugas : 2
Penulis Soal/Institusi : Faridah Iriani, SE., M.M
Penelaah Soal//Institusi : Andre Suandi Simbolon, S.Pd., M.M

No Aspek/konsep yang dinilai Skor


1. Ada 8 (delapan) kriteria kualitas kerja menurut Walton (1986):

1. Kecukupan dan Keadilan Kompensasi


Keadilan berarti kesesuaian dengan evaluasi pekerjaan dan tanggung
jawab pekerjaan
2. Keamanan dan Kesehatan Kondisi Kerja
Hal ini meliputi aturan kepegawaian, standar kerja, kondisi fisik tempat
kerja yang aman dan terhindar dari kecelakaan, dan batasan umur
minimal bekerja.
3. Kesempatan Menggunakan dan Mengembangkan Kemampuan
30
Karyawan.
Merupakan tingkat otonomi karyawan, kemungkinan mengembangkan
keahlian dan pengetahuan karyawan.
4. Kesempatan masa mendatang untuk melanjutkan pertumbuhan dan
keamanan merupakan kesempatan promosi, tahapan jenjang karier
karyawan, kesempatan pengembangan pengetahuan.
5. Integrasi sosial dalam organisasi kerja.
Integrasi sosial dalam organisasi kerja ini, meliputi:
a. Kebebasan dari prasangka, yaitu penerimaan karyawan sesuai
dengan yang terkait dengan pekerjaan seperti sifat atau
kepribadian, keahlian, pengetahuan atau kemampuan, dan
menghindari perlakuan yang berbeda berdasarkan ras, gender,
negara atau asal, agama, gaya hidup, dan penampilan fisik.
b. Egalitarianisme, yaitu tidak adanya pembagian atau
pengelompkkan dalam organisasi dalam hal status dan struktur
hierarki.
c. Mobilitas, yaitu keberadaan mobilitas seperti persentase
karyawan pada berbagai tingkatan yang berpotensi
meningkatkan kualitasnya.
d. Dukungan kelompok utama, yaitu keanggotaan dalam
kelompok kerja secara langsung (tatap muka) dengan saling
membantu, memberikan dukungan sosial, dan emosional dalam
keunikan setiap individu.
e. Komunitas, yaitu merasa menjadi anggota komunitas suatu
organisasi.
f. Keterbukaan interpersonal, yaitu cara anggota organisasi di
tempat kerjanya saling terbuka dalam ide dan perasaan.
6. Undang-undang ditempat kerja (dalam organisasi kerja)
Terkait dengan aspek-aspek konstitusionalisme, terdapat empat kualitas
kehidupan kerja.
a. Privacy, yaitu hak mendapat personal privacy seperti perilaku di
luar tempat kerja atau Tindakan terhadap anggota keluarganya.
b. Kebebasan berbicara, yaitu kebebasan mengungkapkan
pandangan dalam organisasi tanpa takut ada yang balas dendam.
c. Keadilan, yaitu keadilan pemberian upah, keamanan kerja, dan
penghargaan.
d. Proses yang sesuai hak, yaitu adanya kesamaan dalam semua
aspek dalam pekerjaannya.
7. Lingkup Kerja dan Kehidupan Total.
8. Relevansi Sosial Kehidupan Kerja.

Skor maksimal 30

2. Jika mengundurkan diri (resign) sebelum waktu kontrak selesai, pihak yang
mengakhiri hubungan kerja tersebut wajib membayar ganti rugi sebesar upah
pekerja sampai batas waktu berakhirnya jangka waktu perjanjian kerja. apabila
salah satu pihak mengakhiri hubungan kerja sebelum berakhirnya jangka
waktu yang ditetapkan dalam Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (“PKWT”),
atau berakhirnya hubungan kerja bukan karena ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 61 ayat (1) Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan (“UU Ketenagakerjaan”) pihak yang mengakhiri hubungan
kerja diwajibkan membayar ganti rugi kepada pihak lainnya sebesar upah
pekerja/buruh sampai batas waktu berakhirnya jangka waktu perjanjian kerja.
Demikian yang disebut dalam Pasal 62 UU Ketenagakerjaan.
Adapun bunyi selengkapnya Pasal 61 ayat (1) UU Ketenagakerjaan yang
dimaksud adalah:
Perjanjian kerja berakhir apabila:
a. pekerja meninggal dunia;
b. berakhirnya jangka waktu perjanjian kerja;
c. adanya putusan pengadilan dan/atau putusan atau penetapan lembaga
penyelesaian perselisihan hubungan industrial yang telah mempunyai
kekuatan hukum tetap; atau
d. adanya keadaan atau kejadian tertentu yang dicantumkan dalam
perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama
yang dapat menyebabkan berakhirnya hubungan kerja.
Mengundurkan diri (resign) bukanlah salah satu berakhirnya perjanjian kerja
yang disebut pada Pasal 61 ayat (1) UU Ketenagakerjaan di atas. Ini artinya, 40
jika mengundurkan diri sebelum waktu kontrak selesai, maka pihak yang
mengakhiri hubungan kerja tersebut wajib membayar ganti rugi.
Adapun perhitungan ganti rugi kepada pihak lainnya yaitu sebesar upah
pekerja/buruh sampai batas waktu berakhirnya jangka waktu perjanjian kerja.
Sebelum menghitung berapa jumlah ganti rugi yang harus dibayar, terlebih
dahulu kita perlu memahami definisi upah dan komponen yang ada di
dalamnya.
Pasal 1 angka 30 UU Ketenagakerjaan berbunyi:
Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk
uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh
yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan,
atau peraturan perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi pekerja/buruh
dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah atau akan
dilakukan.

Berdasarkan definisi di atas, maka upah terdiri dari hak pekerja yang
dinyatakan dalam bentuk uang ditambah tunjangan. maka upah adalah gaji
pokok termasuk tunjangan yang di peroleh setiap bulannya.
Upah = Gaji Pokok + Tunjangan
Sebagai tambahan penjelasan, hal ini juga sejalan dengan yang dimaksud
dengan upah minimum menurut Pasal 1 angka 1 Peraturan Menteri Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2013 tentang
Upah Minimum (“Permenaker 7/2013”):
Upah Minimum adalah upah bulanan terendah yang terdiri atas upah pokok
termasuk tunjangan tetap yang ditetapkan oleh gubernur sebagai jaring
pengaman.
Dengan demikian maka jumlah ganti rugi yang wajib dibayarka oleh
karyawan yaitu:
Ganti rugi = 3 x (gaji pokok + tunjangan)
Skor maksimal 40

3. Prinsip sistem Jaminan Sosial Nasional adalah sebagai berikut:


a. Prinsip kegotongroyongan. Prinsip ini diwujudkan dalam mekanisme
gotong-royong dari peserta yang mampu kepada peserta yang kurang
mampu dalam bentuk kepesertaan wajib untuk seluruh rakyat; peserta
yang berisiko rendah membantu yang sakit. Melalui prinsip
kegotongroyongan ini, jaminan sosial dapat menumbuhkan keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
b. Prinsip nirlaba. Pengelolaan dan amanat tidak dimaksudkan untuk
mencari laba (nirlaba) untuk Badan Penyelenggara Jaminan Sosial,
akan tetapi tujuan utama penyelenggaraan jaminan sosial adalah untuk
memenuhi sebesar-besarnya kepentingan peserta. Dana amanat, hasil
pengembangannya, dan surplus anggaran akan dimanfaatkan sebesar- 30
besarnya untuk kepentingan peserta.
c. Prinsip keterbukaan, kehati-hatian, akuntabilitas, efesiensi, dan
efektivitas. Prinsip-prinsip manajemen ini diterapkan dan mendasari
seluruh kegiatan pengelolaan dana yang berasal dari iuran peserta dan
hasil pengembangannya.
d. Prinsip portabilitas. Jaminan sosial dimaksudkan untuk memberikan
jaminan yang berkelanjutan meskipuun peserta berpindah pekerjaan
atau tempat tinggal dalam wilayah NKRI.
e. Prinsip kepesertaan bersifat wajib. Kepesertaan wajib dimaksudkan
agar seluruh rakyat menjadi peserta sehingga terlindungi.
f. Prinsip dana amanat. Dana yang terkumpul dari iuran peserta
merupakan titipan kepada badan-badan penyelenggara untuk dikelola
sebaik-baiknya dalam rangka mengoptimalkan dana tersebut untuk
kesejahteraan peserta.
g. Prinsip hasil pengelolaan Dana Jaminan Sosial Nasional dalam
undang-undang ini adalah hasil berupa dividen dari pemegang Daham
yang dikembalikan untuk kepentingan peserta jaminan sosial.
Skor maksimal 30

Skor Total 100

*) coret yang tidak perlu

Menyetujui, Pondok Cabe, 10 Agustus 2021


Ketua Jurusan/Program/Kabid Penelaah Penulis

Dr. Zainur Hidayah, S.PI.,M.M Andre Suandi, S.Pd.,M.M Faridah Iriani, SE., M.M
NIP. 196903132005011001 NIP. 198909102019031013 NIP. 1961011719920320

Anda mungkin juga menyukai