HAK-HAK PEKERJA
DOSEN PENGAMPU :
Prof. Dr. ELLEN S. Kambey
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A. NILAI PEKERJA PUBLIK
B. HAK DAN KEWAJIBAN PEKERJA
C. HAK NAIK BANDING TERHADAP TINDAKAN INDISIPLINER (THE
RIGHT TO DUE PROCESS IN DISCIPLINARY ACTION)
D. DISKRIMINASI / GANGGUAN SEKSUAL (SEXUAL HARASSMENT)
E. KONFLIK HAK-HAK PEKERJA DENGAN NILAI-NILAI LAINNYA
A. Latar Belakang
Ketentuan-ketentuan ini ditetapkan dalam suatu peraturan perusahaan (reglement), yang
secara sepihak ditetapkan oleh pengusaha. Selanjutnya ketentuan-ketentuan ini dapat pula
ditetapkan dalam suatu perjanjian sebagai hasil musyawarah antara Serikat Pekerja dengan
Pihak Pengusaha yang disebut Perjanjian Perburuhan atau Kesepakatan Bersama Disamping
ini, Pemerintah mengadakan peraturan-peraturan mengenai hak dan kewajiban pekerja
maupun pengusaha harus dituruti kedua pihak, atau berlaku bila kedua pihak tidak
mengaturnya sendiri dalam Perjanjian Kerja, dalam Peraturan Perusahaan, atau dalam
Perjanjian Perburuhan.
Perjanjian kerja yang diadakan secara tertulis biasanya memuat kegiatan pekerjaan,
lamanya perjanjian, besarnya upah, masa cuti dan upah, jika ada pensiun, jaminan hari tua,
bentuk upah lainnya dan mengembalikan pekerja ke tempat asal, kewajiban pengusaha untuk
memberi pengobatan, perawatan kepada pekerja. Dalam perjanjian kerja yang diadakan
secara sukarela dan tertulis, tentunya pihak pengusaha akan berusaha untuk tidak membuat
banyak janji yang menguntungkan pekerja. Oleh sebab itu perlu adanya peraturan peraturan
secara lengkap yang menentukan atau memuat semua hak dan kewajiban dari kedua belah
pihak
B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
Untuk mengetahui cakupan materi tentang ;
1. NILAI PEKERJA PUBLIK
2. HAK DAN KEWAJIBAN PEKERJA
3. HAK NAIK BANDING TERHADAP TINDAKAN INDISIPLINER (THE
RIGHT TO DUE PROCESS IN DISCIPLINARY ACTION)
4. DISKRIMINASI / GANGGUAN SEKSUAL (SEXUAL HARASSMENT)
5. KONFLIK HAK-HAK PEKERJA DENGAN NILAI-NILAI LAINNYA
Tujuan Penulisan
Mengacu dari rumusan masalah diatas, maka tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. MENGETAHUI APA ITU NILAI PEKERJA PUBLIK
2. MENGETAHUI TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PEKERJA
3. HAK NAIK BANDING TERHADAP TINDAKAN INDISIPLINER (THE
RIGHT TO DUE PROCESS IN DISCIPLINARY ACTION)
4. DISKRIMINASI / GANGGUAN SEKSUAL (SEXUAL HARASSMENT)
5. KONFLIK HAK-HAK PEKERJA DENGAN NILAI-NILAI LAINNYA
BAB II
PEMBAHASAN
Hak atas upah dan tunjangan setelah melakukan kewajiban sesuai dengan perjanjian,
Menurut Siagian (1994:262-263) prinsip keadilan untuk imbalan yang diterima oleh seorang
pekerja ada 3 hal yaitu:
a. Para pegawai yang melaksanakan tugas yang sejenis, dalam arti faktor-faktor
kritikalnya relatif sama, memperoleh imbalan yang sama pula (keadilan
internal)
b. Para pegawai dalam suatu organisasi menerima imbalan yang sama dengan
para pegawai lain dalam organisasi lain yang terlibat dalam kegiatan sejenis
dalam suatu wilayah kerja yang sama (keadilan eksternal).
c. Imbalan yang diterima pegawai berada pada jumlah dan tingkat yang wajar
dalam arti dapat meyakinkan taraf hidup yang layak bagi diri sendiri dan
orang-orang yang menjadi tanggungannya.
1) Menurut Siagian (1994:265-267) faktor-faktor yang mempengaruhi sistem imbalan
adalah
a. Tingkat upah gaji
b. Tuntutan serikat pekerja
c. Produktivitas
d. Kebijakan organisasi mengenai upah
e. Peraturan perundang-undangan
1) Menurut Dessler (1997:141-143) Insentif untuk karyawan operasi yaitu terbagi atas:
a. Rencana pekerjaan yang dibayar berdasarkan hasil kerja, dimana ini adalah
merupakan rencana insentif paling tua dan masih paling umum digunakan.
Pendapatan dikaitkan langsung pada apa yang dihasilkan pekerja
b. Rencana jam standar adalah seperti program tarif per potong. dimana pekerja
dibayarkan satu tarif khusus per masing-masing. potong yang dia
produksikan..
c. Rencana-rencana insentif kelompok atau tim
Sedangkan Insentif untuk para Manajer dan Eksekutif menurut dessler (1997:144-148) adalah
terbagi atas:
a. Insentif jangka pendek: Bonus tahunan dimana bertujuan untuk memotivasi
kinerja jangka pendek dari para manajer dan eksekutif
b. Insentif jangka panjang dimaksud untuk memotivasi dan mengimbali
manajemen puncak bagi pertumbuhan dan kesejahteraan jangka panjang
perusahaan, dan menyuntikkan saru perspektif jangka panjang ke dalam
keputusan-keputusan eksekutif Menurut Dessler (1997:174) bahwa tunjangan
dapat didefinisikan sebagai pembayaran keuangan tidak langsung yang
diterima seorang karyawan untuk melanjutkan pekerjaannya dengan
perusahaan. Jika tunjangan dituangkan dalam perjanjian kerja, maka tunjangan
dapat menjadi hak-hak dari para pekerja serta kewajiban dari perusahaan.
1. Mengembangkan kebijaksanaan
2 Menunjukkan seorang pejabat yang bertanggung jawab bagi pengembangan kebijaksanaan
dan pematuhannya.
3. Mengkomunikasikan kepada semua pegawai apa kebijaksanaannya, pejabat-pejabat yang
bertanggung jawab terhadap implementasinya. Dan hak-haknya untuk menggugat atau
mengadu.
4. Memberikan pelatihan untuk memberikan kesadaran bagi para supervisor dan pekerja
terhadap masalah pelecehan seksual,
1. Hak kebebasan politik dan berserikat (the right to political expression and
assosiation)
Menurut Gomes (1995 252) Konsep netralis politik dilakukan dengan memisahkan hak
konstitusional pagawai akan kebebasan mengemukakan keyakinan politik dan berkumpul
dari hak-haknya atas pekerjaan publik. Oleh karena itu pegawai pemerintah, baik ditingkat
pusat maupun daerah sebaiknya dilarang untuk melakukan kegiatan-kegiatan politik. Di
Amerika Serikat dinamakan LITTLE HATCH ACT.
Serikat pekerja adalah bukan merupakan organisasi untuk politik dan menurut Yunus Shamad
(1995 68) Serikat Pekerja adalah suatu organisasi yang dibentuk oleh pekerja, dan pekerja
dan untuk pekerja yang bertujuan untuk melindungi pekerja, memperjuangkan kepentinga
pekerja serta merupakan salah satu pihak yang bekerja sama dengan perusahaan.
1. Hak akan kebebasan idiologi (The right to ideological diversity)
Dalam uniformitas ideologi yang lebih besar dengan adanya keyakinan-keyakinan sosial
politik lain, maka dapat saja pegawal ditolak atau dipecat dari pekerjaannya. Jadi pemecatan
karena ketidaksetiaan secara politik (untuk alasan ketentraman, integrasi ras, atau sosialisme)
dapat dibenarkan bukan saja karena mendukung bangsa secara ideologis, tetapi juga untuk
mengembangkan efisiensi yang meningkat dari birokrasi (Gomes 1995: 252)
2. Penampilan (Appearance)
Secara tradisional pemerintah menetapkan seragam-seragam dan kerapian perorangan
(personal grooming) dari para pegawai publik. khususnya militer dan penegak hukum
Kerahasiaan Pekerja versus Kebebasan Informasi.
Menurut Gomes (1995 253 254) terdapat dua prinsip yang menguasai cara-cara dalam mana
instansi-instansi pemerintah untuk memperoleh dan menggunakan informasi yaitu:
a. Kerahasiaan adalah hak individu untuk mengendalikan informasi yang
sifatnya pribadi (personal) dengan cara membatasi akses terhadap informasi
melalui instansi-instansi pemerintah atas para majikan. Persoalan sekitar hak
akan kerahasiaan (privacy) timbul bila organisasi luar atau para supervisor
mencari akses terhadap dokumen yang dianggap oleh para pekerja instansi
sebagai dokumen pribadi. Misalnya, para kreditor bisa mencari informasi
mengenai gaji seorang pegawai sehingga mereka bisa pergi ke pengadilan
untuk mengumpulkan hutang-hutang
b. Bagaimanapun juga hak-hak mengenai kerahasiaan pegawai pegawai juga
dibatasi opleh prinsip kedua yang menguasai koleksi dan penggunaan
informasi publik kebebasan mengenai informasi. (freedom of information).
Artinya publik berhak untuk melihat semua informasi yang tidak secara drastis
menghambat kemampuan instansi untuk berfungsi. Instansi-instansi publik
sendiri sering menggunakan informasi untuk meningkatkan reputasinya
sendiri atau pengaruh politik. Tetapi ada beberapa informasi yang tidak dapat
diperkenankan untuk dilihat oleh publik, yakni pertahanan nasional dan
rahasia-rahasia hubungan luar negeri, masalah-masalah manajemen internal
murni, informasi informasi kepercayaan yang dilindungi oleh peraturan
hukum dan ketentuan-ketentuan lainnya.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan dari kelompok Nilai pekerja Publik diperhatian utama dari perspektif suatu
negara adalah melindungi hak-hak perorangan. Konstitusi menjamin semua hak. Untuk Hak-
hak Kewajiban Pekerja. Perjanjian kerja pada dasarnya harus memuat ketentuan yang
sesuai dengan hubungan kerja yaitu hak dan kewajiban serta hak dan kewajiban
pengusaha. Ketentuan-ketentuan ini ditetapkan dalam suatu peraturan perusahaan
(reglement), yang secara sepihak ditetapkan oleh pengusaha. Dalam perjanjian yang
diadakan secara sukarela dan tertulis, tentunya pihak pengusaha akan berusaha untuk tidak
membuat banyak janji yang menguntungkan pekerja. Oleh karena itu perlu adanya
peraturan secara lengkap yang menentukan atau memuat semua hak dan kewajiban dari
kedua pihak Sebuah. Hak pekerja.
1) Pekerja berhak atas upah setelah melakukan kewajibannya sesuai dengan
perjanjian.
2) Hak atas fasilitas-fasilitas lain berupa tunjangan, dana bantuan dan lain-lain.
Kewajiban Pekerja kerja. Ada empat kompensasi kompensasi tidak langsung gaji,
tunjangan, insentif jangka pendek, dan. Menurut S. pemenuhan berbagai jenis
kebutuhannya pada orang lain. Tingkat upah gaji, Tuntutan serikat pekerja, Kebijakan
organisasi mengenai upah, Peraturan perundang-undangan. Pendapatan langsung pada
apa yang dihasilkan pekerja. Rencana jam standar adalah seperti program tarif per
potong. dimana pekerjakan satu tarif khusus per masing-masing. Rencana-rencana insentif
kelompok atau tim Upah untuk waktu tidak bekerja, termasuk asuransi kepedulian. cuti dan
libur, cuti sakit, uang pesangon. Tunjangan asuransi, Asuransi jiwa, Tunjang pensiun,
Tunjangan dinas karyawan Dalam keseragaman ideologi yang lebih besar dengan
keyakinan-keyakinan sosial politik lain, maka dapat saja pegawai ditolak atau dipecat dari
pekerjaan. Secara tradisional pemerintah menetapkan seragam-seragam dan kerapian
individu dari para pegawai publik. khususnya militer dan penegak hukum Kerahasiaan
Pekerja versus Kebebasan Informasi.
a. Persoalan hak sekitar akan kerahasiaan (privacy) timbul bila. organisasi luar
atau para supervisor mencari akses terhadap dokumen yang dianggap oleh
para pekerja instansi sebagai dokumen pribadi.
b. (kebebasan informasi). Instansi-instansi publik sendiri sering menggunakan
informasi untuk meningkatkan reputasinya sendiri atau pengaruh politik.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Drs. Faustino Cardoso Gomes, Manajemen Sumber Daya Manusia. Andi Offset
Yogyakarta 1995
2
Drs. Yunus Shamad, 1995. Hubungan Industrial di Indonesia. Penerbit: PT. Bina Sumber
Daya Manusia
3.
Gary Dessier, 1998, Manajemen Sumber Daya ManusiaJilid II Pentice Hall, Inc-Simon &
Schuster (Asia) Pte Ltd 4.
4
Prof. Dr. H. Nawawi, Manajemen SDM untuk Bisnis yang kompetitif. 1997 5.
5
Prof. Dr. Sondang P. Siagian, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara, Jakarta
1994