Hubungan Kerja
Hubungan kerja adalah hubungan antara pekerja atau buruh dengan pengusaha atau pemberi kerja
berdasarkan perjanjian kerja yang mempunyai unsur pekerjaan, upah dan perintah. Berdasarkan
pengertian seperti tersebut diatas hubungan kerja memiliki 3 unsur yang harus dipenuhi yaitu: pekerjaan,
upah, dan perintah.
Perjanjian Kerja
Perjanjian Kerja adalah perjanjian antar pekerja/buruh dan pengusaha atau pemberi kerja yang memuat
syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban para pihak. Perjanjian Kerja antara pengusaha dengan
pekerja/buruh dalam perusahaan dapat dibuat secara tertulis/lisan. Setiap perjanjian kerja yang
dipersyaratkan dibuat secara tertulis harus dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
Fungsi, Tujuan, dan Manfaat Perjanjian Kerja
1) Fungsi Perjanjian Kerja
Sebagai upaya peningkatan kualitas pelaksanaan hubungan kerja guna mewujudkan ketenagakerjaan
bekerja dan ketenangan berusaha di perusahaan.
2) Tujuan Perjanjian Kerja
a. Memberikan kepastian adanya hubungan kerja;
b. Untuk mengetahui status hubungan kerja, hak dan kewajiban pekerja dan pengusaha.
3) Manfaat Perjanjian Kerja
a. Terdapat ketenangan kerja dan ketenangan berusaha;
b. Meningkatkan produktivitas perusahaan dan kesejahteraan pekerja/buruh dan keluarganya.
Syarat Pembuatan dan Materi Perjanjian Kerja
a. Persyaratan Pembuatan Perjanjian Kerja
1) Kesepakatan kedua belah pihak, artinya dalam pembuatan Perjanjian Kerja tidak boleh ada
unsur paksaan.
2) Kemampuan atau kecakapan melakukan perbuatan hukum, yang artinya para pihak yang
membuat perjanjian kerja dilakukan orang-orang yang sudah dewasa.
3) Adanya pekerjaan yang diperjanjikan.
4) Pekerjaan yang diperjanjikan tidak bertentangan dengan ketertiban umum, kesusilaan, dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Perjanjian kerja yang dibuat oleh para pihak yang tidak didasarkan atas persetujuan kedua belah
pihak dan belum mempunyai kemampuan atau kecakapan melaksanakan perbuatan hukum, maka
perjanjian tersebut dapat dibatalkan. Demikian juga halnya apabila perjanjian kerja yang dibuat oleh
para pihak tidak didasarkan atas adanya pekerjaan yang diperjanjikan atau perjanjian kerja yang
dibuat bertentangan dengan ketertiban umum, kesusilaan, dan peraturan perundang-undangan
yang berlaku maka perjanjian tersebut batal demi hukum.
b. Materi Perjanjian Kerja
1) Nama, alamat perusahaan, dan jenis usaha.
2) Nama, Jenis Kelamin, Umur, dan Alamat pekerja/buruh.
3) Jabatan atau Jenis Pekerjaan.
4) Tempat Pekerjaan.
5) Besarnya upah dan cara pembayarannya.
6) Syarat - syarat kerja yang memuat hak dan kewajiban pengusaha dan pekerja/buruh.
7) Mulai dan jangka waktu berlakunya perjanjian kerja dibuat.
8) Tempat dan tanggal perjanjian kerja dibuat.
9) Tanda tangan para pihak dalam perjanjian kerja.
Hak dan Kewajiban Buruh atau Pegawai
Undang-undang pokok pemburuhan/undang-undang pokok kepegawaian tidak semata-mata mengatur
masalah yurudis saja tetapi juga mengatur masalah etik tergambar dalam hak dan kewajiban buruh atau
pegawai :
a. Hak buruh atau Pegawai
Hak buruh atau pegawai pada umumnya meliputi 4 kelompok :
1) Hak kepastian status meliputi :
a) Status jelas
b) Jenis pekerjaan
c) Jam kerja
d) Cara kerja
2) Hak memperoleh imbalan kerja meliputi :
a) Gaji/upah
b) Tunjangan
c) Fasilitas yang layak
3) Hak memperoleh jaminan meliputi :
a) Hidup layak manusiawi
b) Kesehatan
c) Keselamatan kerja
d) Perlindungan kecelakaan
4) Hak memperoleh perlakuan wajar, meliputi :
a) Perlakuan yang adil
b) Penghormatan
c) Penghargaan
d) Manusiawi
b. Kewajiban buruh / pegawai pada umumnya :
1) Melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuannya.
2) Menaati peraturan kerja, tata tertib dan melaksanakan kebiasaan yang baik.
3) Bersikap jujur, sopan santun, dapat menjaga kehormatan kerja, menjaga keamanan kerja dan
menjaga tata tertib kerja.
a. Upah pokok
Adalah imbalan dasar yang dibayarkan kepada pekerja menurut tingkat atau jenis pekerjaan yang
besarnya berdasarkan kesepakatan.
a. Tunjangan tetap :
Adalah suatu pembayaran yang teratur berkaitan dengan pekerjaan yang diberikan secara tetap
untuk pekerja dan keluarganya, dibayarkan dalam satuan waktu yang sama dengan pembayaran
upak pokok, seperti : tunjangan istri, tunjangan anak, tunjangan kehamilan dan lain-lain.
1) Fasilitas :
Adalah kenikmatan dalam bentuk nyata yang diberikan perusahaan karena hal-hal yang bersifat
khusus atau untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja, seperti : Fasilitas kendaran atau antar
jemput, pemberian makan secara cuma-cuma, sarana ibadah, penitipan bayi, koperasi, kantin,
dan lain-lainnya.
2) Bonus :
Adalah bukan bagian dari upah, melainkan pembayaran yang diterima pekerja dari hasil
keuntungan perusahaan atau karena pekerja menghasilkan hasil kerja lebih besar dari target
produksi yang normal atau karena peningkatan produktivitas. Besarnya bonus diatur
berdasarkan kesepakatan.
Pemutusan Hubungan Kerja adalah pengakhiran hubungan kerja karena suatu hal tertentu yang
mengakibatkan berakhirnya hak dan kewajiban antara pekerja/buruh dan pengusaha.
Prinsp Dasar tentang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)
1) Pengusaha, pekerja/buruh, serikat pekerja/buruh dan pemerintah dengan segala upaya harus
mengupayakan agar jangan sampai terjadi Pemutusan Hubungan Kerja.
2) Jika segala upaya telah dilakukan, tetapi pemutusan hubungan kerja tidak dapat dihindari, maka
maksud PHK wajib dirundingkan oleh pengusaha dan serikat pekerja buruh atau dengan
pekerja/buruh apabila pekerja/buruh yang bersangkutan tidak menjadi anggota serikat pekerja/buruh.
3) Dalam hal perundingan tidak menghasilkan persetujuan, maka pengusaha hanya dapat memutuskan
hubungan kerja dengan pekerja/buruh setelah memperoleh penetapan dari lembaga penyelesaian
perselisihan hubungan industrial.
4) Permohonan penetapan PHK yang diajukan oleh pengusaha secara tertulis kepada lembaga
penyelesaian perselisihan hubungan industrial disertai dengan alasan-alasan yang jelas yang menjadi
dasar tentang pemutusan hubungan kerja tersebut.
5) Permohonan penetapan pemutusan kerja dapat diterima oleh lembaga penyelesaian perselisihan
industrial apabila pengusaha telah berupaya sedemikian rupa untuk menghindari PHK tersebut telah
diadakan perundingan secara maksimal antara pengusaha dan serikat pekerja/buruh atau
pekerja/buruh.
Prosedur Penyelesaian PHK
a) Penyelesaian melalui Bipartit yaitu Penyelesaian antara pengusaha dengan serikat pekerja/buruh atau
dengan pekerja/buruh jika pekerja tidak menjadi anggota serikat pekerja.
b) Penyelesaian melalui perantaraan Pegawai Perantara.
c) Penyelesaian P4 Daerah.
d) Penyelesaian P4 Pusat.
4. Ikuti Pelatihan
Agar kemampuan dan keterampilan Calon TKI sesuai dengan persyaratan yang diminta oleh
pengguna diluar negeri. Maka sebelum di berangkatkan para calon TKI harus mengikuti kegiatan
pelatihan. Adapun materi yang diberikan dalam kegiatan meliputi.
a. Keterampilan khusus, sesuai dengan permintaan diluar negeri.
b. Bahasa Negara tujuan.
c. Hukum dan adat istiadat di Negara Tujuan.
d. Jangka waktu pelatihan 23-90 hari tergantung jenis pekerjaan dan Negara Tujuan.
e. Inforamsi tentang kebijakan pemerintah RI tentang pengiriman TKI keluar negeri
5. perjanjian kerja
Hal lain yang harus di sesuaikan sebelum keberangkatan adalah mengikat perjanjian kerja antara
calon TKI dan PPTKIS mewakili pengguna di depan pejabat yang berwenang. Secara garis besar,
perjanjian tersebut harus mencantumkan hal-hal sebagai berikut :
a. Jenis Pekerjaan, lokasi dan jabatan yang akan di tempatinya.
b. Hak dan Kewajiban, termasuk gaji, tunjangan dan hak-hak lainya.
c. Waktu pemberangkatan
d. Jangaka waktu perjanjian kerja
e. Klausul perpanjangan perjanjian kerja
f. Klausul mengenai perselisihan.
6. persiapan ke berangkatan
Adapun dokumen yang dimaksud adalah :
a. Passport, Visa, Tiket Rekomendasi bebas fiscal.
b. Asuransi, untuk perlindungan terhadap kecelakaan sakit dan kematian.
c. Tabungan, untuk keperluan menabung dan mengirim uang ke Indonesia.