Anda di halaman 1dari 4

NASKAH TUGAS MATA KULIAH

UNIVERSITAS TERBUKA
SEMESTER: 2022/20203 Genap

Fakultas : Ekonomi
Program Studi : Manajemen
Kode/Nama MK : EKMA4367/Hubungan Industrial
Tugas : 1
Penulis Soal/Institusi : Fahriansyah, SE, MM
Penelaah Soal//Institusi : Faridah Iriani, SE.,MM

No Soal Skor
1. Sebutkan dan jelaskan berdasarkan teori yang ada dengan bahasa sendiri,  bagian
atau dimensi perilaku organisasional yang terkait dengan hubungan industrial dan
mendasari atau mendorong terjadinya hubungan industrial dalam organisasi dan
berikan contohnya ?  serta Analisis hubungan antara dimensi perilaku tersebut 60
terhadap hubungan industrial di organisasi ?
Jawaban harus berdasarkan teori dan diungkapkan/dikembangkan dengan
bahasa sendiri
2. Terkait tentang serikat pekerja atau serikat buruh terdapat beberapa elemen seperti,
perusahaan, pekerja atau buruh dan anggota serikat pekerja. Silahkan jelaskan
pengertian serikat pekerja dan ketiga elemen tersebut serta analisis hubungan antara 40
serikat pekerja dengan ketiga elemen tersebut, berdasarkan teori dan di ungkapkan
dalam bahasa sendiri.
Skor Total 100
*) coret yang tidak perlu

Menyetujui, 01/03/2023
Ka. Prodi Penelaah Penulis,

Dr. Ami Pujiwati, S.E.,M.S Faridah Iriani, SE.,MM Fahriansyah,SE,MM


197103192005012001 NIP. 196101171992032001 Nip. 198212042006041002
1. Keterkaitan antara perilaku organisasial dan hubungan industrial terjadi karena
adanya kepuasan kierja dan kinerja, modal sosial, komitmen organisasional,
kepercayaan atau saling percara, dan keadilan.

A. Kepusan Kerja dan Kinerja


Dinyatakan oleh Pugh & Dietz (2008), bahwa kinerja pada level kelompok kecil
merupakan barometer keberhasilan dan pencapaian lebih dari kinerja per individu,
dan hal yang benar bahwa untuk menilai kepuasan kinerja perkelompok, tidak per
individu. Pekerjaan bukan hanya serangkaian kegiatan yang harus dilakukan dari
hari ke hari, melainkan juga sebuah interaksi antara pemimpin dan pekerja,
Ostroff (1992) menyatakan bahwa organisasi dengan karyawan yang lebih puas
cenderung lebih efektif daripada karyawan yang kurang puas, karena dengan
kepuasan karyawan atas sikap, tanggung jawab, dan hak yang diberikan
manajemen akan memberikan motivasi untuk pekerja agar lebih memaksimalkan
kinerjanya.

B. Modal Sosial
Konsep modal sosial menjadi popular pada lingkup yang luas dalam disiplin ilmu
sosial. Cohen & Prusak (2001) Modal sosial adalah jaringan kerja yang terhubung
dengan rasa saling percaya, memahami, mendukung, persamaan nilai dan perilaku
dan tersusun kerja sama.sementara itu, menurut Kostova & Roth (2003)
mendefinisikan modal sosial sebagai nilai potensi yang berasal dari kondisi
psikologis pekerja, persepsi, dan perilaku yang diharapkan bahwa bentuk actor
sosial merupakan hasil dari struktur sosial dan ciri hubungan dalam struktur
tersebut. Menurut Katz & Khan (1966) modal sosial ini didasari oleh teori
pertukaran sosial dengan adanya sistem sosial yang merupakan kegiatan yang
saling tergantung yang dikarakteristikan dengan peran, norma, dan nilai yang
terintegrasi bukan yang terdeferensiasi.

Ada tiga dimensi dalam modal sosial, yaitu :

- Struktural
Dimensi structural berkaitan dengan kedekatan hubungan antaranggota, baik
langsung maupun tidak langsung (McFayden & Canella, 2004). Hubungan ini
akan menjadi kuat apabila ada interaksi sosial yang dilakukan secara intensif
dan dalam berbagai jenis hubungan, baik antaranggota, bawahan dan
pimpinan, begitupun sebaliknya.

- Relasional
Dimensi ini juga menjelaskan hubungan personal yang dikembangkan satu
dengan yang lainnya. Dalam dimensi rasional menunjukan kemampuan yang
berakar pada hubungan kepercayaan dan mencakup tanggapan dan
pertemanan. Dengan konsep semakin tinggi interaksi semakin banyak pula
jaringan komunikasi yang akan terbentuk, dan semakin mudahnya jiwa
kewirausahaan dengan kepercayaan, serta kemudahan dalam mendapatkan
informasi dan sumber daya yang dibutuhkan (Liao & Welch, 2005).

- Kognitif
Dimensi ketiga adalah dimensi yang melekat pada alat seperti peraturan dan
paradigma bersama. Nahapiet & Ghospal (1998), dimensi kognitif
menunjukan interpretasi yang sama dalam sistem dan nilai. Dan
memungkinkan individu dalam jaringan kerja menggunakan dan mengartikan
informasi serta mengklasifikasinya ke dalam kategori perseptual (De Carolis
& Saparito, 2006).

C. Komitmen Organisasional
Mowday et al., menyatakan komitmen organisasi didefinisikan sebagai kekuatan
relative dari identifikasi individu dan ketelibatannya dalam organisasi (Aldag &
Reschke, 1997). Sedangkan menurut Kreitner & Kanicki (2004), komitmen
organisasional adalah keberpihakan individu pada organisasi dan tujuan
organisasi. Meyer & Allen menyebutkan komitmen memiliki tiga bentuk, yakni :

1. Komitmen efektif
Ketertarikan individu dalam memihak dan terlibat didalam organisasi secara
khusus (Laschinger et al., 2001). Komiten efektif berhubungan positif dengan
kinerja.

2. Komitmen berkelanjutan atau abadi


Menggambarkan kesadaran karyawan terhadap biaya yang berhubungan
dengan meninggalkan organisasi. Individu dengan komitmen tersebut yakin
akan manfaat untuk menetap atau bartahan dalam organisasi daripada
menerima konsekuensi jika meninggalkan organisasi karena mereka “butuh”.
Hackett et al., (1994) mengatakan bahwa hubungan antar komitmen abadi dan
kinerja tidak siginifikan, dengan kemungkinan meninggalkan organisasi,
rendahnya perputaran biaya perjanjian karyawan, kepuasan, dan rasa percaya
diri yang rendah.

3. Komitmen normative
Menggambarkan perasaan kewajiban individu untuk tetap berada dalam
organisasi. Komitmen efektif dan normative saling berhubungan positif
dengan kinerja maupun perilaku kewargaan organisasional, sementara
komitmen abadi tidak berhubungan positif dengan kinerja dan perilaku
kewargaan organisasional (Meyer et al., 1993)

D. Kepercayaan dan Keadilan


Cook & Wall (1980) mendefinisikan kepercayaan organisasi adalah keinginan
untuk menganggap maksud yang baik dan mempunyai keyakinan dalam tindakan
dan perkataan terhadap orang lain. Kepercayaan dimulai dengan kepercayaan
pribadi untuk memperhatikan orang lain dan membuat orang lebih serius danikut
bangkit ketika orang melihat pemimpin mewujudkan integritasnya ke dalam
keyakinan atau kepercayaan organisasi. Sementara itu Kanter berpendapat
kepercayaan melibatkan saling memahami berdasarkan nilai bersama dan penting
bagi loyalitas dan komitmen karyawan (Laschinger et al.,2001)

2. Serikat pekerja atau sering disebut serikat kerja local, menunjukan hubungan
karyawan sehari-hari dengan pengusaha atau manajemen. Beberapa elemen yang
menunjang terbentuknya Serikat Pekerja, yakni :

1. Perusahaan
Perusahaaan berperan menampung dan menerima aspirasi yang dikemukakan oleh
serikat pekerja. Mengelola sumber daya manusia dengan baik dan mengatur sesuai
dengan posisi yang telah ditetapkan, dan memberikan hak serta kewajiban yang
disepekati bersama dalam musyawarah. Perusahaan juga berhak menerima kinerja
baik dari pekerjaa dan mengatur kegiatan produksi atau jasa yang akan dilakukan
oleh pekerja.

2. Pekerja atau Buruh


Setiap karywan berhak membentuk dan menjadi anggota serikat pekerja. Dalam
melaksanakan fungsi menjalankan pekerjaan sesuai dengan kewajibannya,
menjaga ketertiban demi kelangsungan produksi, menyalurkan aspirasi secara
demokratis, mengembangkan keterampilan dan keahliannya, serta ikut dalam
memajukan perusahaan dan memperjuangkan kesejahteraan. Dengan demikian
pekerja atau buruh dalam peranannya di perusahaan adalah titik vital dalam
tingkat bawah yang menjadi pondasi kuatnya perusahaan.

3. Anggota Serikat Pekerja


Karyawan atau pekerja yang menduduki jabatan tertentu tidak boleh menjadi
pengurus serikat pekerja yang bersangkutan. Setiap serikat pekerja atau serikat
buruh hanya dapat menjadi anggota dari suatu federasi serikat pekerja.
Dalam suatu perusahaan dapat dibentuk lebih dari satu serikat pekerja dengen
ketentuan beranggotan lebih dari 50% karyawan perusahaan, serikat yang
anggotanya kurang dari 50% dapat mengadakan koalisi untuk berhak mewakili
kesepakatan kerja dengan perusahaan. Pengusaha dilarang menghalang-halangi
pembentukan serikat pekerja untuk menjadi pengurus serikat, peran pengusaha
adalah memberikan kesempatan kepada pengurus untuk menjalankan kegiatan
serikat dalam jam kerja yang disepakati oleh kedua belah pihak. Setiap serikat
pekerja berkewajiban melaporkan keberadaannya kepada instansi setempat
dengan melampirkan :

- Daftar nama anggota


- Anggaran keseluruhan ( dasar dan rumah tangga)
- Susunan pengurus

Lalu instansi yang dimaksud memberikan bukti pencatatan. Serikat yang telah
mempunyai bukti pencatatan berhak :

- Membuat perjanjian kerja bersama dengan pengusaha


- Mewakili pekerja menyelesaikan perselisihan industrial
- Mewakili pekerja dalam lembaga ketenaga kerjaan

Anda mungkin juga menyukai