STRATEGIS
DIREKTORAT JENDERAL PERUMAHAN
2020-2024
Kata Pengantar
Direktur Jenderal Penyediaan Perumahan
RENCANA
STRATEGIS
DIREKTORAT JENDERAL PERUMAHAN
2020-2024
Kata Pengantar
Direktur Jenderal Penyediaan Perumahan
4
Target pembangunan nasional bidang perumahan tidak
semata diwujudkan melalui kegiatan pembangunan yang
dilaksanakan oleh Ditjen Perumahan, namun juga merupakan
hasil kerja keras dan kerja sama semua stakeholders secara
kolaboratif.
Akhir kata, semoga Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, senantiasa
memberikan kekuatan bagi kita untuk dapat bersama-sama mewujudkan
cita-cita untuk mempercepat peningkatan jumlah rumah tangga di
Indonesia yang menghuni rumah layak.
5
Surat Keputusan
Direktur Jenderal Penyediaan Perumahan
TENTANG
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL PERUMAHAN
TAHUN 2020 – 2024
Menimbang : a. bahwa dalam rangka menindaklanjuti Pasal 6 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat Nomor 09/PRT/M/2018 tentang Penyelenggaraan Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah di Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat, perlu disusun Rencana Strategis Unit Organisasi sebagai
dokumen perencanaan untuk periode 5 (lima) tahun berpedoman pada Rencana
Strategis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020 –
2024;
b. bahwa Kementerian PUPR telah menetapkan Peraturan Menteri PUPR Nomor
23 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Tahun 2020 - 2024, untuk selanjutnya dijabarkan dalam
rencana strategis unit organisasi di lingkungan Kementerian PUPR;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b,
perlu menetapkan Keputusan Direktur Jenderal Perumahan tentang Rencana
Strategis Direktorat Jenderal Perumahan Tahun 2020 – 2024.
Mengingat
: 1. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah;
2. Keputusan Presiden Nomor 52/TPA Tahun 2020 tentang Pemberhentian dan
Pengangkatan dari dan dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 09/
PRT/M/2018 tentang Penyelenggaraan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
4. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 13 Tahun 2020
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat;
5. Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 09/SE/M/2020
tentang Pedoman Penyusunan Rencana Strategis Unit Organisasi, Unit Kerja/Unit
Pelaksana Teknis, dan Penyusunan Dokumen Perencanaan Lainnya untuk Satuan
Kerja di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
6
MEMUTUSKAN
KESATU : Menetapkan Rencana Strategis Direktorat Jenderal Perumahan Tahun 2020 – 2024
sebagaimana tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Keputusan ini.
KEDUA
: Rencana Strategis Direktorat Jenderal Perumahan Tahun 2020 – 2024 sebagaimana
dimaksud dalam Diktum KESATU meliputi:
a. kondisi umum, potensi, dan pemasalahan penyelenggaraan perumahan;
b. tujuan dan sasaran Direktorat Jenderal Perumahan;
c. arah kebijakan, strategi, kerangka regulasi, dan kerangka kelembagaan; serta
d. target kinerja dan kerangka pendanaan.
KETIGA : Rencana Strategis Direktorat Jenderal Perumahan Tahun 2020 – 2024 sebagaimana
dimaksud dalam Diktum KESATU menjadi acuan penyusunan Rencana Strategis Unit
Kerja dan Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan di lingkungan Direktorat Jenderal
Perumahan.
KEEMPAT : Keputusan Direktur Jenderal ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Tembusan:
Para Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama di lingkungan Direktorat Jenderal Perumahan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 28 Oktober 2020
DIREKTUR JENDERAL PERUMAHAN
KHALAWI AH
7
Daftar Isi
10 PENDAHULUAN
• Kondisi Umum
• Potensi dan Permasalahan
Penyelenggaraan Perumahan
8
36 ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, 72 TARGET KINERJA DAN
KERANGKA REGULASI, DAN KERANGKA PENDANAAN
KERANGKA KELEMBAGAAN
• Target Kinerja
• Arah Kebijakan dan Strategi • Kerangka Pendanaan
Nasional Bidang Perumahan
• Arah Kebijakan dan Strategi
Kementerian PUPR
• Arah Kebijakan dan Strategi 82 PENUTUP
Ditjen Perumahan
• Kerangka Regulasi
• Kerangka Kelembagaan
86 LAMPIRAN
9
Kata Pengantar
Direktur Jenderal Penyediaan Perumahan
10
Bab • 1
Pendahuluan
11
Pendahuluan
Pada pelaksanaan RPJMN 2015 – 2019 (periode Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan
ke-3), upaya peningkatan akses masyarakat telah melaksanakan beberapa upaya guna
terhadap perumahan merupakan salah satu menyediakan hunian yang layak bagi setiap
amanat yang dilaksanakan oleh Kementerian warga negara melalui beberapa kebijakan
PUPR melalui 2 (dua) unit organisasi, yaitu berupa pengembangan regulasi yang bersifat
Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan dan insentif, peningkatan suplai perumahan melalui
Direktorat Jenderal Pembiayaan Perumahan Program Sejuta Rumah, peningkatan kualitas
(Permen PUPR No. 15 Tahun 2015). fisik rumah tidak layak huni, serta pemberda
yaan masyarakat melalui pembangunan Rumah
Dalam melaksanakan tugas di bidang Swadaya. Untuk melaksanakan kebijakan
perumahan pada periode tersebut, nasional pembangunan perumahan yang
Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan diamanatkan dalam RPJMN 2015 – 2019, arah
menyelenggarakan fungsi: kebijakan penyediaan perumahan untuk 5 (lima)
a. perumusan kebijakan di bidang penyeleng tahun, yaitu untuk memperluas akses terhadap
garaan penyediaan perumahan; tempat tinggal yang layak yang dilengkapi
b. pelaksanaan kebijakan di bidang fasilitasi dengan sarana dan prasarana dan utilitas yang
penyediaan rumah umum, rumah khusus, memadai untuk seluruh kelompok masyarakat
12
Pendahuluan
13
Berdasarkan target tersebut, selama kurun d. Fasilitasi Bantuan Stimulan Peningkatan
waktu periode 2015-2019, hasil capaian Kualitas Rumah Swadaya sebanyak
kinerja yang telah dicapai Direktorat Jenderal 700.641 unit atau 46,71% dari target;
Penyediaan Perumahan, yaitu sebagai berikut: e. Pembangunan rumah layak huni, yang
a. Pembangunan Rumah Susun untuk MBR diantaranya Rumah Umum tapak layak
yang dilengkapi dengan PSU pendukungnya huni yang difasilitasi melalui Bantuan PSU
sebanyak 48.792 unit atau tercapai 8,87% Rumah Umum sebanyak 119.612 unit atau
dari target; sebesar 17,67% dari target.
14
Pendahuluan
15
• Alokasi anggaran tidak sesuai tidak tercapainya target pembangunan di
dengan target bidang perumahan yang terdapat di dalam
Alokasi anggaran yang tidak sebanding dengan Rencana Strategis Penyediaan Perumahan
target yang telah ditetapkan mengakibatkan Tahun 2015 – 2019.
GAP PENDANAAN
16
Pendahuluan
17
Perbedaan Pembagian Urusan Pemerintahan Bidang Perumahan terkait MBR
UU No. 23 Tahun 2014 yang menyatakan bahwa Namun, hal tersebut belum dilaksanakan oleh
urusan penyediaan rumah bagi MBR hanya Pemerintah Daerah karena belum tersedianya
merupakan kewenangan Pemerintah Pusat, regulasi BLUD untuk perumahan, serta belum
sehingga membatasi Pemerintah Daerah untuk adanya pedoman yang jelas terkait teknis
mendukung terwujudnya pembangunan untuk pembentukan badan tersebut.
perumahan bagi MBR, serta berkontribusi
dalam mengurangi angka backlog perumahan • Permasalahan bidang lahan
dan RTLH. Hal ini juga berdampak pada tidak Lahan merupakan permasalahan klasik yang
tercapainya target akibat beban yang diberikan sering ditemui dalam penyediaan perumahan.
kepada Pemerintah Pusat untuk membangun Permasalahan lahan secara umum adalah
rumah bagi MBR yang cukup besar namun tidak harganya yang tinggi dan ketersediaan yang
diimbangi dengan ketersediaan anggaran. terbatas di kawasan perkotaan. Penyediaan
lahan dengan luasan dan harga memadai untuk
Solusi dari ketimpangan tugas dari kedua dijadikan lokasi pembangunan rumah khususnya
undang – undang tersebut, Pemerintah Daerah di perkotaan menjadi hal yang sulit. Hal ini
diharapkan dapat membentuk Badan Layanan menyebabkan munculnya masalah kelangkaan
Umum Daerah (BLUD) atau menunjuk Badan lahan yang berakibat pada harga tanah menjadi
Usaha Milik Daerah (BUMD) untuk mengambil naik serta harga rumah menjadi lebih mahal dan
alih peran penyediaan perumahan bagi MBR. tidak terjangkau oleh MBR. Sebagai contoh di
18
Pendahuluan
Jakarta, nilai NJOP (Nilai Jual Objek Pajak) tanah • Terjadinya inflasi yang
dan bangunan tahun 2018 mengalami kenaikan menyebabkan dinamika harga
sebagaimana tertuang dalam Peraturan bahan bangunan
Gubernur DKI Jakarta Nomor 24 tahun 2018. Ra Terjadinya inflasi menyebabkan terjadinya
ta-rata NJOP bumi dan bangunan mengalami kenaikan harga di berbagai sektor, tidak
kenaikan sebesar 19,54% dari tahun terkecuali sektor pembangunan perumahan
sebelumnya. NJOP termahal di Jakarta mencapai khususnya perumahan yang disediakan oleh
93 juta/m2 di pusat kawasan aktivitas. Begitu pelaku pembangunan. Pada tahun 2017, BPS
juga rata-rata NJOP bumi dan bangunan di kota mencatat laju inflasi Indonesia sebesar 3,61
sekitar Jakarta yang mengalami kenaikan NJOP persen dan mengalami kenaikan dibanding laju
seperti Bekasi dan Tangerang Selatan. Mahalnya inflasi tahun 2016 yang hanya sebesar 3,02
harga lahan di kawasan perkotaan menyebabkan persen. Salah satu penyumbang terbesar angka
banyak masyarakat yang tinggal semakin ke inflasi tahun 2017 adalah sektor perumahan,
pinggiran kota. Permasalahan lahan ini pada yaitu sebesar 5,14 persen. Inflasi menyebabkan
akhirnya berdampak pada masalah lain misalnya terjadinya dinamika pada biaya pembangunan,
urban sprawl. termasuk di dalamnya harga bahan bangunan
yang semakin naik. ADB memproyeksikan
Selain itu, dalam tugas dan fungsi Direktorat inflasi Indonesia lebih tinggi dan meningkat
Jenderal Penyediaan Perumahan tidak ada pada tahun 2018, yaitu sebesar 3,8 persen
kewenangan penyediaan lahan selain fasilitasi dan terus meningkat pada tahun 2019 menjadi
penyediaan lahan. Salah satu upaya yang sebesar 4,0 persen.
bisa dilakukan adalah dengan memanfaatkan
lahan-lahan Barang Milik Negara (BMN) atau • Kebijakan perizinan belum
Barang Milik Daerah (BMD) untuk penyediaan sepenuhnya terlaksana
perumahan. Ditjen Penyediaan Perumahan telah Kebijakan percepatan dan kemudahan
mengindentifikasi lahan-lahan potensial BMN perizinan pembangunan perumahan bagi MBR
Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian belum sepenuhnya dilaksanakan di daerah
PUPR dan Kementerian Keuangan/Eks BPPN/PT. secara konsisten. Hal ini terlihat dari jumlah
PPA. Pemerintah Daerah yang menyusun peraturan
terkait kemudahan perizinan sebagai tindak
Permasalahan lain terkait lahan adalah kondisi lanjut dari PP No. 64 Tahun 2016 tentang
lahan lahan yang disiapkan oleh pengusul Pembangunan Perumahan MBR. Sampai
(Pemda/Kementerian/Lembaga) belum clean dengan tahun 2019, Pemerintah Daerah yang
and clear dan belum memenuhi kriteria Program teridentifikasi telah menerbitkan Perkada
Bantuan Perumahan, sehingga menyebabkan tentang kemudahan perizinan pembangunan
terhambatnya penyaluran bantuan penyediaan perumahan MBR, yaitu sebanyak 4 (empat)
perumahan. Kabupaten/Kota yaitu Kota Prabumulih,
Kabupaten Muara Enim, Kabupaten Sleman,
dan Kota Pontianak. Kemudian sebanyak 3
19
(tiga) Provinsi telah menerbitkan SE Gubernur kurangnya koordinasi, sinergi dan integrasi
perihal Percepatan Pembangunan Perumahan program baik di pusat maupun di daerah. Dalam
MBR yaitu Provinsi Sulawesi Selatan, Provinsi penyelesaiannya akan membutuhkan dukungan
Sumatera Utara dan Provinsi Sumatera dari berbagai pihak yang terlibat seperti
Selatan. Sementara Kabupaten/Kota yang Kementerian/Lembaga terkait, Pemerintah
sedang dalam proses pengesahan Perkada Daerah, Pengembang Swasta, BUMN/BUMD
terdapat 3 (tiga) Kabupaten/Kota, yaitu Kota terkait, masyarakat, serta pihak lain yang
Tomohon, Kota Manado, Kota Lubuk Linggau. terlibat.
Selanjutnya, terdapat 5 (lima) Kabupaten/Kota
yang telah menyediakan SOP Penyederhanaan • Basis data dan ketersediaan
Perizinan Perumahan yaitu Kota Surabaya, Kota dokumen perencanaan
Balikpapan, Kota Tangerang Selatan, Kabupaten Basis data dan informasi bidang perumahan
Sumedang dan Kabupaten Tangerang. belum reliabel dan belum sistematis di semua
level, pusat hingga daerah. Selain itu, khususnya
Belum banyaknya daerah yang menerapkan di tingkat daerah belum semuanya tersedia
kebijakan tersebut akan menghambat dokumen perencanaan baik RTRW, RDTR,
pengembang, tidak terkecuali pengembang RP3KP maupun dokumen perencanaan yang
yang membangun rumah untuk MBR, dalam lain. Hal ini tentu menghambat perencanaan
membangun perumahan. Permasalahan lain dan pembangunan perumahan.
terkait pelaksanaan kebijakan ini, adalah RP3KP merupakan dokumen yang penting
belum cukup kuatnya sinergi kebijakan dan dalam perencanaan pembangunan dan
stakeholder bidang perumahan dan kawasan pengembangan perumahan dan kawasan
permukiman meskipun telah dibentuk permukiman di daerah dalam 20 tahun.
Kelompok Kerja Perumahan dan Kawasan Namun hingga saat ini masih banyak provinsi
Permukiman (Pokja PKP) untuk dapat atau kabupaten/kota yang belum mempunyai
memfasilitasi penyelesaian permasalahan dokumen tersebut. Kendala yang dihadapi
hambatan perizinan bidang perumahan. di daerah adalah belum adanya pedoman
penyusunan RP3KP terbaru, basis data PKP
• Permasalahan bidang perumahan di daerah yang terbatas, serta kesadaran
yang bersifat multisektoral dan Pemerintah Daerah dan DPRD yang belum
kompleks tinggi terkait pengarusutamaan PKP, sehingga
Perumahan adalah bidang yang sangat terkait penyusunan dokumen RP3KP belum menjadi
dengan sektor lainnya, seperti transportasi, fokus utama.
infrastruktur, pertanahan dan sebagainya.
Sehingga semakin banyaknya sektor yang Di bawah ini merupakan infografik yang
terlibat, makin banyak pula aktor yang terlibat. menginformasikan status penyusunan RP3KP
Hal tersebut menyebabkan munculnya potensi di tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota.
permasalahan yang lebih kompleks, seperti
20
Pendahuluan
21
• Belum efektifnya pembentukan dan belum menjadi perhatian pemerintah daerah.
peran Kelompok Kerja (Pokja) PKP Pada daerah yang telah memiliki Pokja PKP
Untuk mengkoordinasikan penyelenggaraan pun beberapa masih terkendala oleh berbagai
PKP, dibentuklah Pokja PKP, yang memiliki permasalahan yang menyebabkan Pokja PKP
tugas untuk mendukung Pemda dalam tidak berperan dengan optimal. Permasalahan
penyelenggaraan urusan PKP dan memastikan yang dialami antara lain kurangnya rasa memiliki
kolaborasi dan sinkronisasi sektor. Seluruh Pokja PKP, serta permasalahan pembiayaan
Provinsi telah membentuk Pokja PKP, namun yang minim.
belum semua Kabupaten/Kota telah memben
tuk Pokja PKP. Kendala yang banyak ditemui pada Di bawah ini adalah bagan yang menunjukkan
Kabupaten/Kota yang belum membentuk Pokja Kabupaten/Kota yang sudah membentuk Pokja
PKP adalah pengarusutamaan bidang PKP yang PKP.
22
Pendahuluan
23
Menanggapi permasalahan yang terjadi, swasta dan masyarakat. Pasar perumahan
terdapat potensi pembangunan perumahan yang potensial tersebut juga membutuhkan
yang perlu dioptimalkan dalam upaya dukungan kebijakan moneter berupa intervensi
mewujudkan pemenuhan kebutuhan rumah dari pemerintah sehingga daya beli masyarakat
yang layak huni dan terjangkau dilakukan seca dapat terjaga. Pasar perumahan untuk generasi
ra kolaboratif. Seperti yang telah disebutkan di milenial juga akan semakin besar dan prospektif
atas, bahwa pengembangan perumahan saat dimana berdasarkan data Badan Pusat Statistik
ini didominasi oleh keswadayaan masyarakat (BPS), pada tahun 2020 generasi milenial
sehingga mempermudah Pemerintah dalam akan mencapai 35% dari total populasi rakyat
pencapaian target. Namun pemerintah Indonesia.
tetap perlu melakukan pembinaan terhadap
masyarakat terkait pembangunan perumahan Pembiayaan perumahan yang dimiliki Peme -
dan indikator pengukurnya, agar rumah sesuai rintah Pusat dan Pemerintah Daerah terbatas
dengan standar kelayakan hunian. untuk meningkatkan suplai perumahan
yang layak huni dan terjangkau. Untuk
Selain keswadayaan masyarakat yang itu, perlu dilakukan inovasi pembiayaan
berkontribusi dalam jumlah pembangunan dalam meningkatkan suplai perumahan
rumah, dari sisi pengembang, potensi pasar bagi masyarakat khususnya MBR. Terdapat
perumahan yang tumbuh semakin prospektif potensi pembiayaan perumahan yang
khususnya perumahan menengah ke bawah inovatif (creative financing) untuk mengatasi
perlu disikapi dengan menjamin suplai rumah keterbatasan pembiayaan yang dimiliki oleh
sederhana yang mampu dijangkau oleh pemerintah diantaranya TAPERA, SBSN, Kerja
masyarakat melalui kolaborasi pemerintah, Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU),
24
Pendahuluan
pembiayaan oleh BUMN dan lainnya. Tabungan single-sector atau single-actor. Oleh karena
perumahan merupakan salah satu konsep itu, perlu kolaborasi antar-stakeholder, seperti
mobilisasi dana masyarakat dengan cara akademisi, pemerintah, swasta, komunitas/
menabung pada Lembaga Jasa Keuangan (LJK). kelompok masyarakat dan bank, untuk mem
Masyarakat mengumpulkan sejumlah uang percepat penyediaan rumah layak huni bagi
yang akan digunakan sebagai uang muka untuk masyarakat.
memanfaatkan fasilitas kredit dari LJK (dalam
hal ini Bank) dengan keuntungan-keuntungan Selain itu, peran Pemerintah Daerah dalam
tertentu, seperti suku bunga pinjaman yang mendorong peningkatan akses perumahan
lebih rendah, masa pinjaman yang bisa lebih layak huni dan terjangkau perlu ditingkatkan.
lama, dan lain sebagainya. Sedangkan Surat Pengoptimalan Organisasi Perangkat Daerah
Berharga Syariah Negara (SBSN) atau Sukuk (OPD) bidang Perumahan dan Kawasan Per
Negara adalah surat berharga (obligasi) yang mukiman dapat dilakukan dengan melakukan
diterbitkan oleh pemerintah Republik Indonesia pembinaan terhadap aparatur pemerintah
berdasarkan prinsip syariah. daerah melalui Pokja PKP. Pokja PKP sebagai
Wadah Kolaborasi Stakeholder bertujuan
Kolaborasi pemerintah dan badan usaha me untuk meningkatkan efektifitas pembangunan
rupakan salah satu potensi yang dapat dido perumahan dan kawasan permukiman, serta
rong untuk menjawab tantangan perumahan menjamin keterpaduan perencanaan dan
khususnya keterbatasan lahan, keterbatasan pelaksanaan pembangunan.
pembiayaan, efisiensi dan efektifitas pemba
ngunan, dan lainnya. Skema KPBU (Kerjasama Dokumen RP3KP juga sangat penting
Pemerintah dan Badan Usaha) merupakan salah untuk menjadi payung kebijakan dalam
satu upaya untuk mengoptimalkan keterlibatan penyelenggaraan PKP yang berkelanjutan bagi
badan usaha dalam melaksanakan penyediaan Pemerintah Daerah. Manfaat RP3KP adalah
rumah bagi MBR. Skema KPBU menjadi krusial memberikan kepastian hukum bagi setiap
dalam konteks upaya percepatan layanan orang agar dapat memiliki dan menghuni
perumahan bagi MBR serta untuk mengurangi tempat tinggal yang layak beserta PSU-nya
kesenjangan pembiayaan pemerintah dalam dalam suatu lingkungan hunian, menjawab
pembangunan perumahan. berbagai tantangan dalam bidang PKP misalnya
penyediaan lahan, keterpaduan PSU, serta
Kolaborasi antar stakeholders bidang penyediaan rumah layak huni dan terjangkau
perumahan merupakan faktor penting dalam dalam lingkungan yang sehat. RP3KP juga
mewujudkan perumahan yang layak huni dan dapat menjadi pedoman untuk menyelesaikan
terjangkau. Permasalahan perumahan yang masalah PKP seperti backlog, rumah tidak
kompleks, seperti lahan, perizinan, rumah layak huni, permukiman kumuh, dan liar. Selain
dan PSU, pembiayaan PSU permukiman itu, RP3KP dapat menjawab kebutuhan rumah
dan perilaku hidup sehat, menyebabkan dan lingkungan hunian serta mewujudkan
pemenuhan kebutuhan rumah layak huni dan pembangunan perumahan dengan menerapkan
terjangkau tidak bisa ditangani hanya oleh ketentuan hunian berimbang.
25
Kata Pengantar
Direktur Jenderal Penyediaan Perumahan
26
Bab • 2
Tujuan dan Sasaran
Penyelenggaraan Perumahan
Direktorat Jenderal Perumahan
27
Visi dan Misi
Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat (PUPR)
Kementerian PUPR bertanggung jawab Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang
membantu Presiden menyelenggarakan andal, responsif, inovatif, dan profesional dalam
pemba ngunan bidang pekerjaan umum dan pelayanan kepada Presiden dan Wakil Presiden
perumahan rakyat dalam rangka mendukung untuk mewujudkan visi Presiden dan Wakil
pencapaian visi Kepala Negara sebagaimana Presiden, yaitu Indonesia Maju yang Berdaulat,
ditetapkan dalam dokumen Pembangunan Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan
Jangka Menengah Nasional tahun 2020 – 2024. Gotong Royong. Lebih lanjut, Kementerian
Kementerian PUPR menjabarkan visi Presiden PUPR menjabarkan visi di atas tersebut ke
melalui upaya mewujudkan Kementerian dalam 4 (empat) misi.
Menyelenggarakan Menyelenggarakan
pembangunan, pelayanan, pembinaan jasa konstruksi
dan pengelolaan infrastruktur yang berkualitas dan
pekerjaan umum dan pengembangan inovasi
perumahan rakyat yang penyelenggaraan
andal dan terpadu dengan pembangunan pekerjaan
pengembangan wilayah serta umum dan perumahan
memperhatikan kelestarian rakyat;
lingkungan;
28
Tujuan dan Sasaran Penyelenggaraan Perumahan
Direktorat Jenderal Perumahan
Peningkatan Peningkatan
kelancaran pembinaan
konektivitas SDM
dan akses jalan yang lebih untuk pemenuhan
merata bagi peningkatan kebutuhan SDM vokasional
pelayanan sistem logistik bidang konstruksi yang
nasional yang lebih efisien dan kompeten dan profesional;
penguatan daya saing; serta
29
Selanjutnya, 5 (lima) tujuan pembangunan Sasaran Strategis Kementerian PUPR Tahun
Kementerian PUPR sebagaimana diuraikan 2020 – 2024, yaitu sebagai berikut:
diatas diterjemahkan ke dalam 5 (lima)
Indikator Kinerja : Indikator Kinerja : Indikator Kinerja : Indikator Kinerja : Indikator Kinerja :
• Persentase penyedia • Waktu tempuh pada • Persentase pening • Tingkat pemenuhan • Tingkat kualitas tata
an air baku untuk jalan lintas utama katan infrastruktur kebutuhan SDM Kelola kementerian
air bersih di wilayah pulau (jam / km) permukiman yang vokasional bidang PUPR;
sungai kewenangan layak dan aman mela konstruksi yang • Persentase peme
Pusat; Unor Pelaksana lui pendekatan smart kompeten dan profes nuhan investasi dan
• Persentase penurun Ditjen Bina Marga living; sional; pembiayaan infra
an jumlah kejadian • Indeks kompetensi struktur;
bencana darurat banjir Unor Pelaksana SDM aparatur PUPR • Persentase kualitas
di WS kewenangan Ditjen Cipta Karya pengawasan intern
Pusat; Unor Pelaksana dalam penyelengga
• Kapasitas tampung Ditjen Bina Konstruksi raan infrastruktur;
per kapita; • Persentase peme • Indeks kompetensi
• Volume layanan air nuhan kebutuhan SDM aparatur PUPR;
untuk meningkatkan rumah layak huni; • Kesesuaian Rencana
produktivitas irigasi. Nasional dengan
Unor Pelaksana Renstra PUPR;
Unor Pelaksana Ditjen Perumahan • Tingkat kualitas sum
Ditjen Sumber Daya Air berdaya konstruksi
30
Tujuan dan Sasaran Penyelenggaraan Perumahan
Direktorat Jenderal Perumahan
Mengacu pada Sasaran Strategis Ketiga permukiman yang layak dan aman melalui
(SS-3) Kementerian PUPR, pembangunan pendekatan smart living;
bidang perumahan dilaksanakan dalam rangka 2. Direktorat Jenderal Perumahan menye
peningkatan penyediaan akses perumahan lenggarakan peningkatan pemenuhan
dan infrastruktur permukiman melalui Program kebutuhan rumah layak huni; serta
Perumahan dan Kawasan Permukiman. Program 3. Direktorat Jenderal Pembiayaan Infra
ini diimplementasikan secara bersama oleh struktur Pekerjaan Umum dan Perumahan
3 (tiga) Unit Kerja Eselon I (UKE-I), dengan melaksanakan upaya pemenuhan investa-
distribusi fokus penanganan sebagai berikut: si/pembiayaan infrastruktur perumahan
dan permukiman.
1. Direktorat Jenderal Cipta Karya menye
lenggarakan peningkatan infrastruktur
31
Tujuan
Penyelenggaraan Perumahan
oleh Direktorat Jenderal Perumahan
Direktorat Jenderal Perumahan pada tahun (misalnya bencana atau kebutuhan relokasi
2020 – 2024 melaksanakan penyelenggaraan akibat kegiatan pembangunan); serta
perumahan yang ditujukan untuk meningkatkan 2. Peningkatan kualitas rumah eksisting
pemenuhan kebutuhan rumah layak huni milik MBR yang belum memenuhi standar
secara kolaboratif, terutama bagi kelompok kelayakan atau mengalami penurunan
Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). kualitas atau kerusakan dalam proses
pemanfaatannya.
Rumah layak huni yang dimaksud dalam konteks
ini adalah bangunan rumah yang memenuhi Dihubungkan dengan pelaksanaan tanggung
4 (empat) indikator dasar sesuai dengan jawab Kementerian PUPR untuk mewujudkan
parameter Sustainable Development Goals Visi Presiden dan Wakil Presiden, pembangunan
(SDGs), yaitu: perumahan yang diselenggarakan oleh Ditjen
1. Kecukupan luas bangunan, yang meng Perumahan merupakan bagian dari proses
gunakan ketentuan minimal luas 7,2 m2 per pencapaian misi kedua Kementerian PUPR, yaitu
kapita penghuni; menyelenggarakan pembangunan, pelayanan,
2. Ketahanan konstruksi, untuk memastikan dan pengelolaan infrastruktur pekerjaan
pemenuhan aspek kelayakan struktur/ umum dan perumahan rakyat yang andal dan
keselamatan bangunan dan kesehatan; terpadu dengan pengembangan wilayah serta
3. Akses air minum layak yang dibutuhkan memperhatikan kelestarian lingkungan.
untuk mencukupi kebutuhan harian
penghuni; serta
4. Akses sanitasi layak. Sasaran Program Direktorat Jenderal
Perumahan
Upaya pemenuhan kebutuhan hunian layak huni Ditjen Perumahan menyelenggarakan 2 (dua)
dilakukan melalui: Program, yaitu:
1. Pembangunan hunian baru untuk 1. Program Perumahan dan Kawasan
mengimbangi laju pertumbuhan rumah Permukiman, dengan sasaran untuk
tangga baru, migrasi, pertumbuhan wilayah, meningkatkan pelayanan infrastruktur
serta kondisi tertentu yang menyebabkan perumahan dan permukiman yang layak
rumah tangga kehilangan tempat tinggal huni.
32
Tujuan dan Sasaran Penyelenggaraan Perumahan
Direktorat Jenderal Perumahan
Mengacu pada Peraturan Presiden No. 18 dan Hibah Luar Negeri/PHLN), serta Kerjasama
Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan antara Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).
Jangka Menengah Tahun 2020 – 2024 dan
dokumen Rencana Strategis Kementerian Kelompok sasaran penerima bantuan/manfaat
PUPR Tahun 2020 - 2024, dalam 5 (lima) bantuan perumahan yang diselenggarakan
tahun mendatang Ditjen Perumahan oleh Ditjen Perumahan terutama adalah MBR,
mendapat tanggung jawab untuk: ASN, pekerja, masyarakat terdampak bencana
1. Menyediakan 875.000 unit rumah nasional, masyarakat terdampak program
melalui pembangunan 51.340 unit pembangunan nasional, peserta didik pada
rumah rumah susun, 10.000 unit rumah lembaga pendidikan keagamaan berasrama,
khusus, dan penanganan 813.660 unit mahasiswa, serta masyarakat di daerah
rumah milik MBR yang belum memenuhi tertinggal/terpencil/pulau terluar. Di samping
indikator layak huni; serta kelompok sasaran utama tersebut, bantuan
2. Menyediakan PSU yang melayani perumahan juga dapat diberikan kepada
262.345 unit rumah milik MBR. penerima manfaat lainnya sesuai dengan
Sesuai dengan tugas dan fungsi Ditjen ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Perumahan, penyelenggaraan Program
Perumahan dan Kawasan Permukiman oleh Dari sisi lokasi, pembangunan rumah dan PSU
Ditjen Perumahan diukur menggunakan 2 oleh Ditjen Perumahan tersebar di seluruh
(dua) indikator, yaitu: wilayah Indonesia menyesuaikan dengan
a. Persentase pemenuhan kebutuhan karakteristik kebutuhan, kapasitas pendanaan,
rumah layak huni; dan dan kesiapan lokasi pembangunan. Namun
b. Persentase rumah bagi MBR yang demikian, sesuai dengan arahan RPJMN 2020
mendapat bantuan PSU. – 2024, terdapat lokasi yang menjadi prioritas
penanganan, yaitu:
2. Program Dukungan Manajemen
Penyelenggaraan Perumahan, yang 1. Lokasi rencana pengembangan Ibu Kota
ditujukan untuk memastikan optimalitas Negara (IKN) baru;
organisasi dalam melaksanakan tugas dan 2. 6 (enam) metropolitan yang menjadi lokasi
fungsinya. pengembangan proyek prioritas (Major
Project) Penyediaan Rumah Susun Perko
Adapun sasaran Program Dukungan taan (1 Juta), yaitu Mebidangro (Medan,
Manajemen Penyelenggaraan Perumahan Binjai, Deli Serdang, Karo), Jabodetabek
adalah meningkatnya dukungan manaje (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi),
men dan pelaksanaan tugas lainnya dalam Kedungsepur (Kendal, Demak, Ungaran,
proses penyelenggaraan perumahan yang Semarang, Purwodadi), Bandung Raya (Kota
diukur menggunakan indikator tingkat Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten
dukungan manajemen Kementerian PUPR. Bandung Barat, Kabupaten Sumedang,
Kota Cimahi), Gerbangkertosusila (Gresik,
Penyelenggaraan bantuan perumahan Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo,
dan penyediaan PSU diatas dilaksanakan Lamongan), dan Mamminasata (Makassar,
menggunakan sumber pendanaan APBN (kom Maros, Sungguminasa, Takalar);
ponen Rupiah Murni/RM dan/atau Pinjaman
33
3. Wilayah Pengembangan Strategis (WPS) 6. Provinsi yang memiliki konsentrasi jumlah
sebagai acuan keterpaduan pengembang penduduk yang dominan di Indonesia, yaitu
an infrastruktur PUPR untuk mendukung Provinsi Sumatera Utara, Sumatera Selatan,
pembangunan/pengembangan kota baru, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat,
penataan perkotaan, penataan permukim Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi
an, serta pengembangan aktivitas industri, Selatan.
pariwisata, dan pemulihan sektor ekonomi
lainnya; Sementara untuk memastikan keberlanjutan
4. Daerah-daerah yang ditetapkan dalam fungsi perumahan dan keselamatan penghuni,
RPJMN 2020 – 2024 sebagai wilayah upaya penyediaan hunian dilakukan dengan
yang dipacu pengembangannya dalam mengakomodasi konsep pengarusutamaan
rangka pengurangan disparitas wilayah, tujuan pembangunan berkelanjutan (sustain
pengembangan kawasan perbatasan, dan able development goals/SDGs), pengarus
pengembangan aktivitas ekonomi; utamaan gender, mitigasi dan adaptasi
5. Lokasi prioritas penanganan kawasan perubahan iklim, serta pengurangan resiko
kumuh per kotaan sebagaimana ditetap bencana.
kan dalam Kepmen PUPR Nomor 167/
KPTS/M/2020 beserta perubahan-
perubahan yang akan ditetapkan kemudian;
serta
34
Tujuan dan Sasaran Penyelenggaraan Perumahan
Direktorat Jenderal Perumahan
35
Kata Pengantar
Direktur Jenderal Penyediaan Perumahan
36
Bab • 3
Arah Kebijakan, Strategi,
Kerangka Regulasi, dan
Kerangka Kelembagaan
37
Arah Kebijakan
dan Strategi Nasional
Bidang Perumahan
38
Arah Kebijakan, Strategi,
Kerangka Regulasi, dan Kerangka Kelembagaan
1
Pidato Presiden Republik Indonesia pada Sidang Tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR dan DPD dalam rangka HUT ke-75 Proklamasi Kemerdekaan
Republik Indonesia, https://www.bappenas.go.id/files/2315/9849/0722/Lampiran_Pidato_Presiden_Republik_Indonesia_2020.pdf
2
Mebidangro, Jabodetabek, Bandung Raya, Kedungsepur, Gerbangkertasusila, dan Maminasata
39
Arah Kebijakan dan
Strategi Kementerian PUPR
Arah kebijakan dan strategi pembangunan c) Meningkatkan kualitas tata Kelola pela
Kementerian PUPR Tahun 2020 – 2024 dibagi yanan dasar, daya saing, dan kemandirian
menjadi: daerah; serta
1. Arah Kebijakan dan Strategi Lintas d) Meningkatkan sinergi pemanfaatan
Sektor, yang memuat: ruang wilayah.
a. Arah kebijakan dan strategi
pengembangan wilayah b. Arah kebijakan dan strategi
Pembangunan kewilayahan ditujukan pengarusutamaan gender (PUG);
untuk menurunkan kesenjangan melalui Melalui internalisasi konsep PUG dalam
akselerasi pembangunan wilayah Kawasan pembangunan infrastruktur yang
Timur Indonesia (KTI), yaitu Kalimantan, dilaksanakan oleh Kementerian PUPR,
Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, dan diharapkan infrastruktur tersebut akan
Papua, serta tetap menjaga momentum dapat dimanfaatkan secara inklusif dalam
pertumbuhan di wilayah Jawa, Bali, dan mendukung kelancaran pe nyelenggaraan
Sumatera. aktivitas sosial-ekonomi-budaya masya-
rakat.
Untuk meminimalkan kesenjangan pemba
ngunan antar wilayah, Kementerian PUPR Kebijakan PUG Kementerian PUPR meliputi:
akan: a) Perkuatan komitmen Kementerian PUPR
a) Meningkatkan pemerataan antarwilayah dalam pelaksanaan PUG;
Kawasan Barat Indonesia (KBI) dan KTI; b) Peningkatan integrasi gendermenjadi
b) Meningkatkan keunggulan kompetitif dimensi integral dari perencanaan,
pusat-pusat pertumbuhan wilayah penganggaran, pelaksanaan, monitoring
dengan (i) optimalisasi Kawasan dan evaluasi kebijakan, program dan
strategis prioritas seperti Kawasan kegiatan sesuai dengan tugas, fungsi,
Ekonomi Khusus (KEK), Kawasan Industri dan wewenang Kementerian PUPR;
(KI), Desa Pusat Pertumbuhan (DPP), dan c) Peningkatan pelaksanaan infrastructure
Kawasan lainnya, (ii) optimalisasi Wilayah for all yang memenuhi kebutuhan
Metropolitan (WM) dan kota besar di luar dasar dengan memperhatikan
Jawa dan meningkatkan daya dukung aspek keamanan, keselamatan dan
lingkungan untuk WM dan kota besar di kenyamanan, ramah lingkungan dan
Jawa, serta (iii) pembangunan kota baru berkelanjutan bagi semua kelompok
dan pembangunan Ibu Kota Negara di secara setara dan adil;
luar Pulau Jawa; d) Peningkatan pemenuhan 7 (tujuh)
40
Arah Kebijakan, Strategi,
Kerangka Regulasi, dan Kerangka Kelembagaan
41
dan ditindaklanjuti dengan Perjanjian Arah kebijakan dan strategi pengarus
Kerja Sama (PKS); serta utamaan infastruktur PUPR Tangguh
h) Peningkatan pemantauan dan evaluasi Bencana, meliputi:
kegiatan responsif gender secara a) Penyediaan NSPK dan peningkatan
berkala sebagai masukan dan umpan implementasi standar keamanan
balik untuk penyusunan kebijakan serta bangunan infrastruktur termasuk
keberlangsungan program/kegiatan didalamnya antisipasi terhadap bencana
yang responsif gender. seperti pada gedung, jalan, jembatan
bentang panjang, dan bendungan;
c. Arah kebijakan dan strategi b) Menerapkan SNI keamanan struktural
pengarusutamaan infrastruktur PUPR bangunan tahan gempa pada jalan dan
tangguh bencana; jembatan, dengan category safety
Pembangunan infrastruktur oleh critical objective yang harus tetap
Kementerian PUPR dilaksa nakan dengan beroperasi meskipun terjadi bencana
memperhatikan kondisi Indonesia yang dengan kategori kuat, sebagai jalur
rawan kejadian bencana sehingga nilai evakuasi dan logistik;
investasi infrastruktur tidak hilang c) Pembangunan infrastruktur konektivitas
akibat terdampak bencana, serta fungsi dengan memperhatikan zona rawan
infrastruktur tidak terdisrupsi akibat bencana, sesuai kondisi kebencanaan
kejadian bencana baik dalam konteks dan karakteristik wilayah rawan bencana;
penyelamatan masyarakat, menjaga d) Pembangunan infrastruktur transportasi
keberlangsungan suplai logistik, serta yang sekaligus dapat difungsikan
pemulihan wilayah. sebagai bangunan mitigasi bencana;
42
Arah Kebijakan, Strategi,
Kerangka Regulasi, dan Kerangka Kelembagaan
43
Arah Kebijakan, Strategi,
Program, dan Kegiatan
Direktorat Jenderal Perumahan
Arah Kebijakan dan Strategi penyelenggaraan perumahan oleh Direktorat
Sejalan dengan kebijakan pembangunan Jenderal Perumahan difokuskan pada upaya
perumahan yang dimuat dalam dokumen peningkatan akses masyarakat terhadap
RPJPN, RPJMN, dan Renstra Kementerian hunian layak melalui penyediaan rumah layak
PUPR, ditetapkan bahwa arah kebijakan huni secara kolaboratif.
44
Arah Kebijakan, Strategi,
Kerangka Regulasi, dan Kerangka Kelembagaan
Mengoptimalkan Mempercepat
penyediaan rumah penyediaan rumah
layak huni dengan layak huni melalui
melanjutkan implementasi
Program Sejuta skema
Rumah, yang antara penyelenggaraan
lain meliputi: perumahan yang
inovatif, yang
a. Pembangunan rumah susun,
Menyediakan sistem antara lain meliputi:
terutama untuk MBR, ASN, regulasi yang harmonis,
serta untuk mendukung pe
ngembangan fungsi perkotaan mengoptimalkan pemanfaatan teknologi, a. Dukungan pengembangan
(termasuk pembangunan
hunian di Kawasan Transit
dan meningkatkan koordinasi untuk perumahan skala besar dengan
pendekatan hunian berimbang;
Oriented Development/TOD mendukung kolaborasi antar stakeholder b. Dukungan pengintegrasian
dan Public Housing), kawasan
industri (KI/KEK) dan kawasan dalam rangka memperkuat Program Sejuta hunian vertikal perkotaan
bagi MBR dengan simpul
pertumbuhan ekonomi lainnya,
pendidikan, serta ibukota
Rumah, yang antara lain meliputi: transportasi umum/TOD;
c. Dukungan pengembangan
negara; sistem rumah umum (public
b. Pembangunan rumah khusus, housing) melalui perumusan
terutama bagi masyarakat regulasi, pembentukan
terdampak bencana dan a. Pemanfaatan tanah BMN/BMD/BUMN/BUMD serta pemanfaatan land
banking untuk mendukung pengembangan perumahan bagi MBR; kelembagaan perumahan
program pembangunan yang nasional dan daerah, serta
dilaksanakan Pemerintah, ma b. Peningkatan kolaborasi pemerintah, pemda, dunia usaha, masyarakat,
dan stakeholder lainnya dalam penyediaan perumahan; pengintegrasian dengan
syarakat di daerah perbatasan sistem rumah sewa (rental
negara/tertinggal/terluar,serta c. Pendampingan pemda untuk percepatan implementasi kebijakan
kemudahan perizinan pembangunan perumahan; housing), terutama di 6 (enam)
kelompok sasaran yang wilayah metropolitan prioritas;
memiliki kebutuhan khusus d. Penyusunan dan harmonisasi regulasi bidang perumahan, serta
perumusan kebijakan dan strategi nasional jangka panjang bidang d. Pengoptimalan potensi
lainnya; masyarakat serta pemanfaatan
c. Dukungan pengembangan perumahan;
e. Penguatan implementasi standar kelayakan bangunan rumah; skema pembiayaan alternatif
perumahan swadaya milik (kredit mikro perumahan dan
MBR, terutama dalam rangka f. Pemanfaatan inovasi teknologi konstruksi dan material untuk
mendukung percepatan penyediaan perumahan bagi MBR; skema kredit lainnya) untuk
mengurangi jumlah rumah mendukung pengembangan
tidak layak huni, dukungan g. Peningkatan kompetensi dan profesionalisme stakeholder bidang
perumahan melalui pembinaan, dan dukungan kebijakan; perumahan swadaya bagi MBR;
penanganan kawasan e. Pembentukan balai perumahan
kumuh perkotaan, dukungan h. Perlindungan konsumen dan pengembang perumahan.
di tingkat provinsi; serta
peningkatan pendapatan f. Pengembangan klinik
ma syarakat, dan dukungan perumahan di Daerah.
pengembangan fungsi stra
tegis lainnya; serta
d. Bantuan PSU untuk mendukung
pembangunan perumahan bagi
MBR, terutama perumahan
skala besar bagi MBR dan
perumahan yang mendapatkan
subsidi pembiayaan perumah
an, serta perumahan yang
dibangun dengan pendekatan
komunitas.
45
Program dan Kegiatan pelaksanaan kegiatan pembangunan
Dalam upaya pencapaian target pembangunan perumahan dapat dilaksanakan secara
Ditjen Perumahan, dilaksanakan program dan optimal. Program Dukungan Manajemen
kegiatan sebagai berikut: dilaksanakan oleh semua Unit Kerja Eselon
1. Program dan Kegiatan Teknis I (UKE-I) di lingkungan Kementerian PUPR
Pemenuhan kebutuhan rumah layak huni untuk menunjang pelaksanaan tugas dan
diselenggarakan dalam kerangka Program fungsi utamanya.
Perumahan dan Kawasan Permukiman Ditjen Perumahan mengoperasionalisasikan
yang dilaksanakan oleh Ditjen Perumahan, Program Dukungan Manajemen melalui
Ditjen Cipta Karya, serta Ditjen Pembiayaan Kegiatan Dukungan Manajemen
Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Penyelenggaraan Perumahan, yang
Perumahan. dilaksanakan oleh:
Terkait tugas Ditjen Perumahan, Program a. Direktorat Rumah Swadaya;
Perumahan dan Kawasan Permukiman b. Direktorat Rumah Susun;
selanjutnya dioperasionalkan melalui c. Direktorat Rumah Umum dan Komersial;
Kegiatan Penyediaan Akses Perumahan d. Direktorat Rumah Khusus;
Layak Huni, yang dilaksanakan oleh: e. Direktorat Sistem dan Strategi
a. Direktorat Rumah Swadaya; Penyelenggaraan Perumahan;
b. Direktorat Rumah Susun; f. Direktorat Kepatuhan Intern; dan
c. Direktorat Rumah Umum dan Komersial; g. Sekretariat Ditjen Perumahan.
d. Direktorat Rumah Khusus
e. Direktorat Sistem dan Strategi Penye Upaya Utama
lenggaraan Perumahan; dan Upaya Utama merupakan upaya yang dilak
f. Direktorat Kepatuhan Intern. sanakan oleh Ditjen Perumahan untuk mewu
2. Program dan Kegiatan Generik judkan target kuantitatif yang ditugaskan
Untuk mendukung upaya pemenuhan kepada Ditjen Perumahan sebagaimana dimuat
kebutuhan hunian layak, Ditjen Perumahan dalam Perpres Nomor 18 Tahun 2020 tentang
juga melaksanakan Program Dukungan RPJMN. Upaya Utama yang dilaksanakan oleh
Manajemen yang ditujukan untuk Ditjen Perumahan adalah sebagai berikut:
memastikan agar fungsi organisasi dan
46
Arah Kebijakan, Strategi,
Kerangka Regulasi, dan Kerangka Kelembagaan
Direktorat Jenderal
Perumahan
47
Pembangunan rumah susun adalah
penyediaan bangunan gedung
bertingkat untuk fungsi hunian yang
dilaksanakan oleh Ditjen Perumahan
menggunakan APBN dan/atau kerja
sama dengan badan usaha (KPBU)
REFERENSI
• Strategi 1:
Mengoptimalkan penyediaan rumah layak huni dengan
melanjutkan Program Sejuta Rumah
48
Arah Kebijakan, Strategi,
Kerangka Regulasi, dan Kerangka Kelembagaan
REFERENSI
49
BANTUAN
STIMULAN
PERUMAHAN SWADAYA
Bantuan stimulan perumahan swadaya merupakan
skema dukungan bagi MBR dengan pendapatan
maksimum hingga setara UMP/UMK dan memiliki
rumah tidak layak huni untuk melaksanakan
pengembangan hunian layak secara swadaya.
Melalui skema ini, Pemerintah memberikan
bantuan dalam nilai tertentu sebagai stimulan,
untuk memicu keswadayaan penerima bantuan.
REFERENSI
50
Arah Kebijakan, Strategi,
Kerangka Regulasi, dan Kerangka Kelembagaan
REFERENSI
• Strategi 1:
Mengoptimalkan penyediaan rumah layak huni
dengan melanjutkan Program Sejuta Rumah
• Strategi 3:
Mempercepat penyediaan rumah layak huni melalui
implementasi skema penyelenggaraan perumahan
yang inovatif
51
KLINIK
KLINIK Ditjen Perumahan mendorong
RUMAH
RUMAH pemerintah kab/kota untuk
SWADAYA
SWADAYA
menyediakan Klinik Rumah
Swadaya. Klinik adalah layanan
konsultasi yang diberikan oleh
pemerintah daerah kepada
masyarakat dalam bentuk
informasi dan saran teknis
terkait pembangunan dan/atau
peningkatan kualitas rumah yang
dilaksanakan secara swadaya,
perizinan pembangunan, serta
sertifikasi.
REFERENSI
• Strategi 3:
Mempercepat penyediaan rumah layak huni melalui
implementasi skema penyelenggaraan perumahan
yang inovatif
52
Arah Kebijakan, Strategi,
Kerangka Regulasi, dan Kerangka Kelembagaan
BANTUAN
BANTUAN Bantuan PSU ditujukan sebagai insentif untuk
PSU RUMAH
RUMAH penyedia perumahan bagi MBR serta untuk
memastikan kelayakan fungsi perumahan bagi
MBR MBR.
REFERENSI
53
Upaya Pendukung kelembagaan penyelenggara perumahan
Disamping Upaya Utama yang diuraikan di Daerah.
diatas, dengan mengacu pada strategi Ditjen III. Direktorat Rumah Susun
Perumahan Tahun 2020-2024 serta tugas dan a) Peningkatan efektivitas penyiapan dan
fungsi organisasi, juga dilaksanakan Upaya pelaksanaan bantuan, dan serah terima
Pendukung yang ditujukan untuk mendukung aset rumah susun; dan
pencapaian target pembangunan nasional b) Peningkatan kualitas penerima bantuan
bidang perumahan. Upaya Pendukung tersebut, dalam proses pengelolaan rumah susun.
minimal meliputi: IV. Rumah Khusus
I. Sekretariat Direktorat Jenderal Perumahan a) Peningkatan efektivitas penyiapan dan
a) Peningkatan kualitas tata kelola pelaksanaan bantuan, dan serah terima
keuangan Ditjen Perumahan; aset rumah khusus; dan
b) Percepatan pengalihan asset dan b) Peningkatan kualitas penerima bantuan
pemanfaatan hasil pelaksanaan bantuan dalam proses pengelolaan rumah khusus.
perumahan; V. Rumah Swadaya
c) Peningkatan koordinasi kesiapsiagaan a) Peningkatan efektivitas penyiapan dan
penanganan bencana; pelaksanaan bantuan rumah swadaya;
d) Peningkatan kualitas Norma, Standar, dan
Prosedur, dan Kriteria (NSPK) b) Peningkatan kualitas aparatur Pemda
penyelenggaraan perumahan; dalam proses pemberdayaan masyarakat
e) Peningkatan kualitas layanan informasi dalam mendukung pelaksanaan
publik dalam penyelenggaraan bantuan pembangunan/peningkatan kualitas
perumahan; hunian secara swadaya.
f) Peningkatan kualitas tata kelola VI. Direktorat Rumah Umum dan Komersial
organisasi dan kompetensi sumber daya a) Peningkatan efektivitas penyiapan,
manusia Ditjen Perumahan. pelaksanaan bantuan, dan penyerahan
II. Direktorat Sistem dan Strategi asset PSU rumah MBR;
Penyelenggaraan Perumahan b) Pendampingan kepada stakeholders
a) Peningkatan sinergi dan inovasi kebijakan dalam penyediaan tanah untuk
penyelenggaraan perumahan; pembangunan perumahan MBR,
b) Peningkatan sistem pemantauan dan termasuk dalam rangka mendukung
evaluasi penyelenggaraan perumahan; implementasi Proyek Prioritas (major
c) Pengoptimalan sistem pemrograman project) Penyediaan Rumah Susun
dan penganggaran penyelenggaraan Perkotaan (1 Juta);
perumahan; c) Pendampingan kepada Pemda untuk
d) Penyediaan sistem pendataan dan percepatan implementasi hunian
informasi yang cepat dan akurat; berimbang, hunian berbasis hub
e) Peningkatan kemitraan antar transportasi, perumahan skala besar,
stakeholders; standar kelayakan bangunan rumah, dan
f) Pembinaan perencanaan, pendataan, dan kebijakan kemudahan perizinan bidang
perumahan;
54
Arah Kebijakan, Strategi,
Kerangka Regulasi, dan Kerangka Kelembagaan
55
Pelaksanaan Strategi Penyelenggaraan Perumahan 2020 – 2024
Strategi 2.
Menyediakan sistem regulasi Peningkatan kualitas penerima bantuan
yang harmonis, mengoptimalkan dalam proses pengelolaan rumah susun
pemanfaatan teknologi, dan
meningkatkan koordinasi untuk
mendukung kolabolarasi antar
stakeholders dalam rangka
memperkuat Program Sejuta Rumah
Strategi 2.
Menyediakan sistem regulasi Peningkatan kualitas penerima bantuan
yang harmonis, mengoptimalkan dalam proses pengelolaan rumah
pemanfaatan teknologi, dan khusus.
meningkatkan koordinasi untuk
mendukung kolabolarasi antar
stakeholders dalam rangka
memperkuat Program Sejuta Rumah
Strategi 2.
Menyediakan system regulasi Peningkatan kualitas aparatur
yang harmonis, mengoptimalkan Pemda dalam proses pemberdayaan
pemanfaatan teknologi, dan masyarakat untuk mendukung
meningkatkan koordinasi pembangunan rumah secara swadaya.
untuk mendukung kolabolarasi
antarstakeholder dalam rangka
memperkuat Program Sejuta Rumah
56
Arah Kebijakan, Strategi,
Kerangka Regulasi, dan Kerangka Kelembagaan
Strategi 3
Mempercepat penyediaan rumah 1. Pembentukan dan pembinaan Klinik
layak huni melalui implementasi Rumah Swadaya; dan
skema penyelenggaraan perumahan 2. Pengoptimalan potensi masyarakat
yang inovatif serta pemanfaatan skema
pembiayaan alternatif (kredit mikro
perumahan dan skema kredit lainnya)
untuk mendukung pengembangan
rumah swadaya bagi MBR.
Strategi 2.
Menyediakan sistem regulasi 1. Pendampingan kepada stakeholders
yang harmonis, mengoptimalkan dalam penyediaan tanah untuk
pemanfaatan teknologi, dan pembangunan perumahan MBR,
meningkatkan koordinasi untuk termasuk dalam rangka mendukung
mendukung kolabolarasi antar implementasi Proyek Prioritas (major
stakeholders dalam rangka project) Penyediaan Rumah Susun
memperkuat Program Sejuta Rumah Perkotaan (1 Juta);
2. Pendampingan kepada Pemda untuk
percepatan implementasi kebijakan
hunian berimbang, standar kelayakan
bangunan rumah, serta kebijakan
kemudahan perizinan bidang
perumahan;
3. Pendampingan untuk peningkatan
perlindungan kepada konsumen dan
pengembang perumahan;
4. Peningkatan koordinasi dengan
penyedia rumah umum dan rumah
komersial dalam rangka peningkatan
kualitas dan pemanfaatan metode
konstruksi yang inovatif; dan
5. Peningkatan koordinasi pendataan
dan akselerasi Program Sejuta
Rumah.
57
Pelaksanaan Strategi Penyelenggaraan Perumahan 2020 – 2024
Strategi 3
Mempercepat penyediaan rumah Pendampingan kepada Pemda untuk
layak huni melalui implementasi percepatan implementasi hunian
skema penyelenggaraan perumahan berbasis hub transportasi, perumahan
yang inovatif skala besar
58
Arah Kebijakan, Strategi,
Kerangka Regulasi, dan Kerangka Kelembagaan
Kerangka Regulasi
Untuk memastikan efektivitas penyelenggara c. harmonisasi antara beberapa regulasi untuk
an kegiatan peningkatan akses hunian layak memastikan sinergi antar norma yang dimuat
dalam rangka mengoptimalkan jumlah rumah dalam masing-masing regulasi.
tangga yang menghuni rumah layak sesuai
dengan target pembangunan nasional, di Adapun rincian kerangka regulasi Ditjen
butuhkan penyediaan regulasi dalam bentuk: Perumahan tahun 2020 – 2024 adalah sebagai
a. penyusunan regulasi baru; berikut:
b. penyesuaian regulasi yang saat ini berlaku
agar dapat mendukung percepatan upaya
penyediaan hunian layak; atau
59
Kerangka Regulasi Penyelenggaraan Perumahan Tahun 2020 – 2024
2 RPP tentang Badan Pelaksana Rumah Umum Amanat UU No. 20 Tahun 2011 dan UU
No. 1 tahun 2011
3 Raperpres Kebijakan dan Strategi Nasional bidang Amanat PP No. 14 Tahun 2016 tentang
Perumahan dan Kawasan Permukiman Penyelenggaraan Perumahan dan
Kawasan Permukiman
4 Rapermen Perubahan atas Permen PUPR No. 19/ Amanat UU No.20 Tahun 2011
PRT/M/ 2019 tentang Pedoman Pembangunan dan
Pengelolaan Rumah Susun juncto Permen PUPR No.
1/PRT/M/2018 tentang Bantuan Pembangunan dan
Pengelolaan Rumah Susun
5 Rapermen Perubahan atas Permen PUPR No. 3/ Amanat UU No.1 Tahun 2011
PRT/M/2018 tentang Perubahan atas Permen PUPR
No. 38/PRT/M/2015 tentang Bantuan Prasarana,
Sarana dan Utilitas Umum untuk Perumahan Rakyat
6 Rapermen Perubahan atas Permen PUPR No. 20/ Amanat UU No.1 Tahun 2011
PRT/M/2017 tentang Penyediaan Rumah Khusus
7 Rapermen Perubahan atas Permen PUPR No. 7/ Amanat UU No.1 Tahun 2011
PRT/M/2018 tentang Bantuan Stimulan Perumahan
Swadaya
8 Rapermen PUPR tentang Perumahan Skala Besar Amanat UU No.1 Tahun 2011
10 Rapermen PUPR tentang Pembentukan Badan Amanat UU No.1 Tahun 2011, mendukung
Pelaksana Rumah Umum pelaksanaan Major Project 1.000.000
Public Housing
11 Rapermen PUPR tentang Perencanaan dan Standar Amanat UU No.20 Tahun 2011,
Pelayanan Minimal Rumah Susun mendukung pelaksanaan Major Project
1.000.000 Public Housing
60
Arah Kebijakan, Strategi,
Kerangka Regulasi, dan Kerangka Kelembagaan
61
Kerangka
Kelembagaan
Struktur Ditjen Perumahan merupakan bagian 4. Penyusunan norma, standar, prosedur,
kelembagaan organisasi Kementerian PUPR dan kriteria di bidang penyelenggaraan
sebagaimana ditetapkan dalam Permen PUPR perumahan;
Nomor 13 Tahun 2020 tentang Organisasi 5. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di
dan Tata Kerja Kementerian PUPR, serta bidang penyelenggaraan perumahan;
Permen PUPR Nomor 16 Tahun 2020 tentang 6. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di
Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis bidang penyelenggaraan perumahan;
di Kementerian PUPR. 7. Pelaksanaan administrasi Ditjen Perumahan;
serta
Ditjen Perumahan memiliki tugas utama me 8. Pelaksanaan fungsi lainnya yang diberikan
nyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan oleh Menteri.
kebijakan di bidang penyelenggaraan
perumahan. Tugas tersebut diterjemahkan Untuk melaksanakan tugas dan fungsi Ditjen
dalam fungsi: Perumahan, dibentuk 7 (tujuh) Unit Kerja Eselon
1. Perumusan kebijakan di bidang – II (UKE-II), serta didukung oleh Balai Pelaksana
penyelenggaraan perumahan; Penyediaan Perumahan di tingkat provinsi
2. Pelaksanaan kebijakan di bidang fasilitasi yang bertugas melaksanakan dukungan dan
rumah umum, rumah khusus, dan rumah koordinasi pembangunan rumah susun, rumah
swadaya bagi MBR, serta pembinaan rumah khusus, rumah swadaya, PSU, serta koordinasi
komersial; penyediaan lahan dan pengembangan hunian.
3. Pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan Secara rinci, tugas dan fungsi masing-masing
penyelenggaraan perumahan; UKE-II Ditjen Perumahan adalah sebagai berikut:
62
Arah Kebijakan, Strategi,
Kerangka Regulasi, dan Kerangka Kelembagaan
63
Nomenklatur
No. Tugas Fungsi
UKE - II
3. Direktorat Rumah Melaksanakan penyiapan 1. Penyiapan perumusan kebijakan dan
Susun perumusan kebijakan strategi nasional penyelenggaraan
dan strategi nasional rumah susun;
penyelenggaraan rumah 2. Pelaksanaan kebijakan pembangunan
susun, pelaksanaan rumah susun;
kebijakan pembangunan 3. Penyiapan penyusunan program dan
rumah susun, penyusunan anggaran di bidang penyelenggaraan
program dan anggaran, rumah susun;
perencanaan teknis, 4. Penyiapan perencanaan teknis di
penyusunan standar dan bidang penyelenggaraan rumah susun;
pedoman, pemberian 5. Penyiapan penyusunan standar dan
bimbingan teknis dan pedoman di bidang penyelenggaraan
supervisi, fasilitasi rumah susun;
pengelolaan dan 6. Pemberian bimbingan teknis dan
penghunian, pengelolaan supervisi di bidang penyelenggaraan
data dan pengembangan rumah susun;
sistem informasi, serta 7. Pelaksanaan fasilitasi pengelolaan dan
pemantauan dan evaluasi penghunian rumah susun;
penyelenggaraan rumah 8. Pelaksanaan pengelolaan data dan
susun pengembangan sistem informasi
penyelenggaraan rumah susun;
9. Pelaksanaan pemantauan, evaluasi,
dan pelaporan penyelenggaraan rumah
susun;
10. Pelaksanaan urusan tata usaha
direktorat.
64
Arah Kebijakan, Strategi,
Kerangka Regulasi, dan Kerangka Kelembagaan
Nomenklatur
No. Tugas Fungsi
UKE - II
4. Direktorat Rumah Melaksanakan penyiapan 1. Penyiapan perumusan kebijakan di
Khusus perumusan kebijakan dan bidang penyediaan rumah khusus;
pelaksanaan di bidang 2. Pelaksanaan kebijakan di bidang
pembinaan penyediaan pembinaan penyelenggaraan rumah
rumah khusus, khusus;
penyusunan program dan 3. Penyiapan penyusunan program dan
anggaran, perencanaan anggaran di bidang penyediaan rumah
teknis, penyusunan khusus;
standar dan pedoman, 4. Penyiapan perencanaan teknis di
pemberian bimbingan bidang penyediaan rumah khusus;
teknis dan supervisi, 5. Penyiapan penyusunan standar dan
pengelolaan, serta pedoman di bidang penyediaan rumah
pemantauan dan evaluasi khusus;
di bidang penyediaan 6. Pemberian bimbingan teknis dan
rumah khusus supervisi di bidang penyediaan rumah
khusus;
7. Pelaksanaan fasilitasi pengelolaan
rumah khusus;
8. Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi
rumah khusus;
9. Pelaksanaan urusan tata usaha
direktorat.
65
Nomenklatur
No. Tugas Fungsi
UKE - II
5. Direktorat Rumah Melaksanakan 1. Penyiapan penyusunan program
Swadaya penyusunan program dan anggaran, penyusunan rencana teknis,
anggaran, penyusunan penyusunan standar pedoman di
perencanaan teknis, bidang pelaksanaan bantuan rumah
standar dan pedoman, swadaya;
fasilitasi pendataan 2. Fasilitasi pendataan dan verifikasi
dan verifikasi, fasilitasi rumah tidak layak huni di bidang
pemberdayaan dan penyelenggaraan bantuan rumah
kemitraan, pelaksanaan swadaya;
bantuan stimulan, 3. Fasilitasi pemberdayaan masyarakat,
pemantauan di bidang fasilitasi akses kemitraan, dan layanan
penyelenggaraan bantuan jasa di bidang penyelenggaraan
rumah swadaya, dan bantuan rumah umum;
pelaksanaan evaluasi dan 4. Penyiapan penerima bantuan dan
pelaporan pendampingan dalam pelaksanaan
bantuan stimulan di bidang
penyelenggaraan bantuan perumahan
swadaya;
5. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan
pemanfaatan bantuan di bidang
penyelenggaraan bantuan rumah
swadaya;
6. Pelaksanaan urusan tata usaha
direktorat.
66
Arah Kebijakan, Strategi,
Kerangka Regulasi, dan Kerangka Kelembagaan
Nomenklatur
No. Tugas Fungsi
UKE - II
6. Direktorat Rumah Melaksanakan 1. Penyusunan program, anggaran, dan
Umum dan Komersial penyusunan program dan rencana teknis pengembangan hunian
anggaran, perencanaan di bidang penyediaan rumah umum dan
teknis, penyusunan komersial;
standar dan pedoman, 2. Penyusunan standar dan pedoman di
bantuan rumah umum, bidang rumah umum dan komersial;
penyusunan rencana 3. Pemberian bimbingan teknis dan
pengembangan hunian, supervisi di bidang penyelenggaraan
fasilitasi pelaksanaan rumah umum dan komersial;
hunian berimbang, 4. Pemberian bantuan rumah umum di
fasilitasi penyediaan bidang penyelenggaraan rumah umum;
tanah, serta evaluasi dan 5. Penyusunan rencana pengembangan
pelaporan hunian;
6. Fasilitasi pelaksanaan hunian
berimbang di bidang penyediaan rumah
umum dan komersial;
7. Fasilitasi penyediaan tanah untuk
pengembangan rumah umum;
8. Fasilitasi kemudahan perizinan rumah
umum;
9. Fasilitasi penyelesaian pengaduan
bidang rumah umum dan komersial;
10. Fasilitasi pengelolaan barang milik
negara;
11. Penyusunan data dan informasi
penyelenggaraan di bidang rumah
umum dan komersial;
12. Pelaksanaan urusan tata usaha
direktorat.
67
Nomenklatur
No. Tugas Fungsi
UKE - II
7. Direktorat Kepatuhan Melaksanakan 1. Penyusunan kebijakan teknis dan
Intern penyusunan kebijakan kerangka kerja kepatuhan intern serta
teknis, kerangka kerja, manajemen risiko di Ditjen Perumahan;
pembinaan, pengendalian, 2. Pelaksanaan pembinaan teknis
pemantauan, evaluasi kepatuhan intern dan manajemen risiko
dan pelaporan kepatuhan di Ditjen Perumahan;
intern dan manajemen 3. Pelaksanaan pengendalian kepatuhan
risiko di Ditjen Perumahan intern dan manajemen risiko terkait
kecurangan dan proses bisnis dalam
pencapaian target program dan
kegiatan di Ditjen Perumahan;
4. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan
penerapan kepatuhan intern dan
manajemen risiko di Ditjen Perumahan;
5. Pelaksanaan urusan tata usaha
direktorat.
Disamping 7 (tujuh) UKE-II diatas, dalam rangka b. penyusunan rencana teknis pembangunan
mengoptimalkan pelaksanaan tugas dan fungsi rumah susun, rumah khusus, rumah swadaya,
organisasi, Ditjen Perumahan juga memiliki 19 serta prasarana, sarana, dan utilitas umum;
(sembilan belas) Balai Pelaksana Perumahan c. pelaksanaan pembangunan rumah susun,
yang bertanggung jawab kepada Direktur rumah khusus, rumah swadaya, serta
Jenderal Perumahan. prasarana, sarana, dan utilitas umum;
d. pelaksanaan pengawasan dan pengendalian
Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan teknis pembangunan rumah susun, rumah
mempunyai tugas melaksanakan pemba khusus, rumah swadaya, serta prasarana,
ngunan rumah susun, rumah khusus, rumah sarana, dan utilitas umum;
swadaya, prasarana, sarana, dan utilitas e. pelaksanaan pemantauan dan evaluasi
umum, serta koordinasi penyediaan lahan dan pembangunan rumah susun, rumah khusus,
pengembangan hunian. Adapun fungsi Balai rumah swadaya, serta prasarana, sarana, dan
Pelaksana Penyediaan Perumahan adalah utilitas umum;
menyelenggarakan: f. pengelolaan data dan informasi pelaksanaan
a.
penyusunan program dan anggaran pembangunan rumah susun, rumah khusus,
pelaksanaan pembangunan rumah susun, rumah swadaya, serta prasarana, sarana, dan
rumah khusus, rumah swadaya, serta utilitas umum;
prasarana, sarana, dan utilitas umum;
68
Arah Kebijakan, Strategi,
Kerangka Regulasi, dan Kerangka Kelembagaan
69
Direktorat Jenderal Perumahan
Direktorat Rumah
Umum dan Komersial
70
Arah Kebijakan, Strategi,
Kerangka Regulasi, dan Kerangka Kelembagaan
Bagian Keuangan,
Pengelolaan, Barang
Milik Negara dan
Barang Persediaan
Bencana
71
Kata Pengantar
Direktur Jenderal Penyediaan Perumahan
72
Bab • 4
Target Kinerja dan
Kerangka Pendanaan
73
Target Kinerja dan
Kerangka Pendanaan
74
Target Kinerja dan Kerangka Pendanaan
SS 5 Meningkatnya Kualitas Tata Kelola Kementerian PUPR dan Tugas Teknis Lainnya
1. Tingkat Kualitas Tata Kelola
Kementerian PUPR
75
Indikator Kinerja Program
Indikator kinerja program merupakan alat ukur 1.
Program Perumahan dan Kawasan
yang menunjukan keberhasilan pelaksanaan Permukiman, yang dilaksanakan bersama
dari suatu program. Penetapan indikator dengan Direktorat Jenderal Cipta Karya
kinerja program menyesuaikan dengan sasaran dan Direktorat Jenderal Pembiayaan
dan indikator kinerja strategis dalam rangka Infrastruktur Pekerjaan Umum dan
mendukung pencapaian tujuan pembangunan. Perumahan dalam rangka pencapaian
Indikator kinerja program juga merupakan target pemenuhan hunian layak, aman
kerangka akuntabilitas dalam mengukur dan terjangkau dari segi fisik bangunan,
pencapaian kinerja unit organisasi dalam lingkungan dan akses pembiayaan sesuai
mendukung kinerja Kementerian Pekerjaan dengan arahan RPJMN 2020-2024. Adapun
Umum dan Perumahan Rakyat. Sasaran Program Perumahan dan Kawasan
Permukiman (SP – 3), yaitu: meningkatnya
Berdasarkan hasil restrukturisasi/redesign pelayanan infrastruktur perumahan dan
program, Direktorat Jenderal Perumahan permukiman yang layak huni.
melaksanakan 2 (dua) Program, yaitu:
76
Target Kinerja dan Kerangka Pendanaan
SS 5 Meningkatnya Kualitas Tata Kelola Kementerian PUPR dan Tugas Teknis Lainnya
77
Indikator Kinerja Kegiatan kepatuhan pelaksanaan penyelenggaraan
Pemenuhan kebutuhan rumah layak dan perumahan. Dalam hal pemberian dukungan
aman yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal tata kelola, Direktorat Jenderal Perumahan juga
Perumahan dicapai melalui penyediaan merumuskan kegiatan dukungan manajmen
perumahan dalam bentuk rumah susun, penyelenggaraan perumahan. Sasaran Kegiatan
rumah swadaya, rumah khusus hingga (SK) dan Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) pada
pemenuhan bantuan PSU, serta dilengkapi Direktorat Jenderal Perumahan adalah sesuai
dengan pembinaan sistem, strategi dan Tabel berikut:
Sasaran Kegiatan dan Indikator Kinerja Kegiatan Direktorat Jenderal Perumahan 2020 – 2024
Sasaran Strategis / Sasa- Target
Program/ Satu- Base
ran Program / Sasaran an line
Kegiatan 2020 2021 2022 2023 2024
Kegiatan / IKS / IKP / IKK
DIREKTORAT JENDERAL PERUMAHAN
Meningkatnya penyediaan akses perumahan dan infrastruktur permukiman yang layak, aman
SS 3
dan terjangkau
78
Target Kinerja dan Kerangka Pendanaan
5. Pembinaan dan
Pengembangan Sistem dan Lapor-
N/A 119 122 122 122 122
Strategi Penyelenggaraan an
Perumahan
6. Pembinaan
Kepatuhan Pelaksanaan Lapor-
N/A 9 9 9 9 9
Penyelenggaraan an
Perumahan
SS 5 Meningkatnya Kualitas Tata Kelola Kementerian PUPR dan Tugas Teknis Lainnya
79
Kerangka Pendanaan Dukungan Manajemen untuk mencapai target
Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan pembangunan adalah seperti Tabel dibawah ini.
bidang perumahan 2020-2024 yang dilakukan
oleh Direktorat Jenderal Perumahan, maka Rincian kinerja dan kebutuhan pendanaan untuk
dibutuhkan ketersediaan pendanaan setiap kegiatan disajikan pada matriks kinerja
pembangunan dari sumber APBN sejumlah Rp. dan anggaran sebagaimana terdapat pada
57,157 Triliun. Indikasi kebutuhan anggaran lampiran yang merupakan bagian yang tidak
untuk menyelenggarakan Program Perumahan terpisahkan dari dokumen Rencana Strategis
dan Kawasan Permukiman, serta Program ini.
80
Target Kinerja dan Kerangka Pendanaan
81
82
Bab • 5
Penutup
83
Penutup
84
Penutup
Sebagai penutup, keberhasilan pencapaian sangat dipengaruhi oleh kolaborasi dan sinergi
target pembangunan nasional bidang dengan kementerian/lembaga lain, pemerintah
perumahan tidak hanya ditentukan oleh ke daerah, pengembang perumahan, masyarakat,
suksesan pelaksanaan program dan kegiatan organisasi sosial, akademisi/pemerhati bidang
Direktorat Jenderal Perumahan saja, namun juga perumahan, serta seluruh stakeholders lainnya.
85
Kata Pengantar
Direktur Jenderal Penyediaan Perumahan
86
Lampiran
Lampiran 1 88-112
Lampiran 2 114-120
Lampiran 3 122-124
Lampiran 4 126-136
87
Lampiran 1
PROGRAM :
PERUMAHAN DAN KAWASAN % 57,25 57,83 58,37 59,05 59,79
PERMUKIMAN
SASARAN STRATEGIS : Meningkatnya penyediaan akses perumahan dan infrastruktur permukiman yang layak,
aman, dan terjangkau
1 Persentase
Pemenuhan % 57,25 57,83 58,37 59,05 59,79
Kebutuhan Rumah
Layak Huni
SASARAN PROGRAM: Meningkatnya Pelayanan Infrastruktur Perumahan dan Permukiman yang Layak Huni
1 Persentase
pemenuhan % 56,80 56,91 57,07 57,31 57,58
kebutuhanrumah layak
huni
2 Persentase rumah
MBR yang mendapat % 3,24 18,49 39,45 66,13 100,00
bantuan PSU
88
Lampiran
89
Lampiran 1
SASARAN KEGIATAN:
Meningkatnya Ketersediaan Unit 232,543 91,422 134,047 195,963 221,025
Rumah Layak Huni
2 Jumlah pemenuhan
kebutuhan rumah
layak huni melalui Unit 230,550 81,000 118,960 177,925 205,225
Fasilitasi Rumah
Swadaya bagi MBR
3 Jumlah pemenuhan
kebutuhan rumah
layak huni melalui Unit 822 2,440 2,300 2,138 2,300
melalui Pembangunan
Rumah Khusus
4 Jumlah pemenuhan
kebutuhan rumah
layak huni melalui Unit 1,171 7,982 12,787 15,900 13,500
Pembangunan Rumah
Susun
5 Jumlah Laporan
Pembinaan dan
Pengembangan Laporan 119 122 122 122 122
Sistem dan Strategi
Penyelenggaraan
Perumahan
6 Jumlah Laporan
Pembinaan Kepatuhan
Pelaksanaan Laporan Laporan 9 9 9 9 9
Penyelenggaraan
Perumahan
90
Lampiran
91
Lampiran 1
KOORDINATOR :
Direktorat Sistem dan Strategi Penyediaan Perumahan
PELAKSANA:
Direktorat Sistem dan Strategi Penyediaan Perumahan
OUTPUT KEGIATAN :
1 Jumlah laporan
keterpaduan Laporan 5 4 4 4 4
penyelenggaraan
perumahan
2 Jumlah laporan
strategi, program, dan Laporan 9 9 9 9 9
penganggaran
3 Jumlah laporan
kemitraan dan
kelembagaan Laporan 5 9 9 9 9
penyelenggaraan
perumahan
4 Jumlah Laporan
Penyusunan Laporan 100 100 100 100 100
Perencanaan
Penyediaan Perumahan
PELAKSANA:
Direktorat Rumah Umum dan Komersial
OUTPUT KEGIATAN :
Pengembangan
1 Kebijakan dan Laporan 26 25 25 25 25
Evaluasi Rumah
Umum dan Komersial
Jumlah laporan
1 perencanaan teknik Laporan 10 7 7 7 7
dan evaluasi rumah
umum dan komersial
92
Lampiran
93
Lampiran 1
Jumlah laporan
penyiapan,
pemantauan, dan
3 Laporan 7 6 6 6 6
pembinaan rumah
umum dan komersial
Wilayah II
Jumlah laporan
penyiapan,
pemantauan, dan
4 Laporan 4 6 6 6 6
pembinaan rumah
umum dan komersial
Wilayah III
Pembangunan PSU
2 Unit 8,500 40,000 55,000 70,000 88,845
Rumah MBR
PELAKSANA:
Direktorat Rumah Swadaya
OUTPUT KEGIATAN :
Pengembangan dan
1 Evaluasi Kebijakan Laporan 16 10 10 10 10
Rumah Swadaya
Jumlah laporan
perencanaan teknik
1 Laporan 5 4 4 4 4
dan evaluasi rumah
swadaya
Jumlah laporan
penyiapan dan
pelaksanaan bantuan
2 Laporan 4 2 2 2 2
dan kemudahan
perumahan swadaya
Wilayah I
94
Lampiran
95
Lampiran 1
Jumlah laporan
penyiapan dan
pelaksanaan bantuan
4 Laporan 4 2 2 2 2
dan kemudahan
perumahan swadaya
Wilayah III
Bantuan dan
2 Kemudahan Perumahan 230,550 81,000 118,960 177,925 205,225
Swadaya
Jumlah bantuan
peningkatan kualitas
1 Unit - 1,000 45,700 68,500 68,500
rumah swadaya
sejahtera
Jumlah bantuan
4 pengembangan sarana Unit 2,750 900 950 1,425 1,475
hunian pendukung KSPN
Jumlah fasilitasi
5 penyediaan jasa rumah Unit - 10,000 180,000 180,000 130,000
swadaya
96
Lampiran
97
Lampiran 1
PELAKSANA:
Direktorat Rumah Khusus
OUTPUT KEGIATAN :
Pengembangan
kebijakan,
1 dan evaluasi Laporan 20 16 16 16 16
penyelenggaraan
rumah khusus
Jumlah laporan
1 perencanaan teknik Laporan 10 6 6 6 6
rumah khusus
Jumlah laporan
penyiapan,
pemantauan, dan
2 Laporan 3 3 3 3 3
fasilitasi bantuan
rumah khusus
Wilayah I
Jumlah laporan
penyiapan,
pemantauan, dan
3 Laporan 3 3 3 3 3
fasilitasi bantuan
rumah khusus
Wilayah II
Jumlah laporan
penyiapan,
pemantauan, dan
4 Laporan 4 4 4 4 4
fasilitasi bantuan
rumah khusus
Wilayah III
Pembangunan rumah
2 Unit 822 2,440 2,300 2,138 2,300
khusus
Pemeliharaan dan
3 perawatan rumah Unit 320 290 100 100 100
khusus
98
Lampiran
99
Lampiran 1
PELAKSANA:
Direktorat Rumah Susun
OUTPUT KEGIATAN :
Pengembangan
kebijakan,
1 dan evaluasi Laporan 18 27 27 27 27
penyelenggaraan
rumah susun
Jumlah laporan
1 perencanaan teknik Laporan 7 9 9 9 9
rumah susun
Jumlah laporan
penyiapan,
2 pemantauan, dan Laporan 3 6 6 6 6
fasilitasi bantuan
rumah susun Wilayah I
Jumlah laporan
penyiapan,
3 pemantauan, dan Laporan 5 6 6 6 6
fasilitasi bantuan
rumah susun Wilayah II
Jumlah laporan
penyiapan,
pemantauan, dan
4 Laporan 3 6 6 6 6
fasilitasi bantuan
rumah susun
Wilayah III
Pembangunan rumah
2 Unit 1,171 7,982 12,787 15,900 13,500
susun
Pemeliharaan dan
3 perawatan rumah Tower 154 116 350 380 300
susun
100
Lampiran
101
Lampiran 1
PELAKSANA:
Direktorat Kepatuhan Intern
OUTPUT KEGIATAN :
Pembinaan dan
1 pengendalian 9 9 9 9 9
kepatuhan internal
Jumlah laporan
pembinaan dan
1 pengembangan Laporan 5 5 5 5 5
kepatuhan intern dan
manajemen risiko
Jumlah laporan
pengendalian
2 Laporan 4 4 4 4 4
kepatuhan intern dan
manajemen risiko
SASARAN STRATEGIS :
Meningkatnya Kualitas Tata Kelola Kementerian PUPR dan Tugas Teknis Lainnya
INDIKATOR KINERJA
SASARAN: Tingkat
1 % 72.39 75.61 77.97 79.72 81.44
Kualitas Tata Kelola
Kementerian PUPR
INDIKATOR KINERJA
PROGRAM : Tingkat
kualitas dukungan
1 manajemen % 55.92 63.35 71.54 79.26 84.12
Kementerian PUPR
dan tugas teknis
lainnya
102
Lampiran
103
Lampiran 1
INDIKATOR KINERJA
KEGIATAN: Tingkat
efektivitas dan
efisiensi tata kelola
penyelenggaraan
perumahan
a. Tingkat
penatausahaan
Barang Milik Negara;
1 b. Tingkat Kinerja % 89,69 87,06 85,56 90,19 93,38
Pelaksanaan
Anggaran;
c. Tingkat
penatausahaan
Barang Persediaan
Bencana;
d. Tingkat layanan
pembentukan Produk
Hukum;
e. Tingkat layanan
advokasi hukum;
f. Tingkat layanan
komunikasi publik;
g. Tingkat layanan
pengelolaan
kelembagaan,
jabatan
fungsional, dan
pengadministrasian
pegawai;
h. Tingkat kualitas
pembinaan dan
pengelolaan tata
naskah dinas,
kearsipan, dan Layanan 20,00 22,00 22,00 22,00 22,00
pengelolaan
ketatausahaan;
i. Jumlah layanan
internal;
j. Jumlah layanan
umum, rumah
tangga, dan
perlengkapan;
k. Jumlah layanan gaji
dan tunjangan; dan
l. Jumlah layanan
operasional dan
pemeliharaan
perkantoran.
104
Lampiran
89,18
108,00
105
Lampiran 1
OUTPUT KEGIATAN :
Layanan dukungan
1 manajemen Eselon I
Jumlah Layanan
1 dukungan manajemen Layanan 1 1 1 1 1
Eselon I
Layanan dukungan
3 Layanan 1 1 1 1 1
manajemen satker
Jumlah layanan
operasional dan
2 Layanan 1 1 1 1 1
pemeliharaan
perkantoran
OUTPUT KEGIATAN :
106
Lampiran
107
Lampiran 1
Jumlah layanan
operasional dan
1 Layanan 1 1 1 1 1
pemeliharaan
perkantoran
OUTPUT KEGIATAN :
Layanan dukungan
2 Layanan 1 1 1 1 1
manajemen satker
Jumlah layanan
operasional dan
1 Layanan 1 1 1 1 1
pemeliharaan
perkantoran
108
Lampiran
109
Lampiran 1
OUTPUT KEGIATAN :
Layanan dukungan
2 Layanan 1 1 1 1 1
manajemen satker
Jumlah layanan
operasional dan
1 Layanan 1 1 1 1 1
pemeliharaan
perkantoran
OUTPUT KEGIATAN :
Layanan dukungan
2 Layanan 1 1 1 1 1
manajemen satker
Jumlah layanan
operasional dan
1 Layanan 1 1 1 1 1
pemeliharaan
perkantoran
110
Lampiran
111
Lampiran 1
OUTPUT KEGIATAN :
Layanan dukungan
2 Layanan 1 1 1 1 1
manajemen satker
Jumlah layanan
operasional dan
1 Layanan 1 1 1 1 1
pemeliharaan
perkantoran
OUTPUT KEGIATAN :
Layanan dukungan
2 Layanan - 1 1 1 1
manajemen satker
Jumlah layanan
operasional dan
1 Layanan 1 1 1 1 1
pemeliharaan
perkantoran
112
Lampiran
113
Lampiran 2
Sasaran
Strategis/SasaranProgram/ Indikator Kinerja Jenis Indikator
Sasaran Kegiatan
114
Lampiran
Tipe
Metode Perhitungan Sumber Data
Penghitungan
Keterangan:
A: Capaian Kinerja (%)
V: Jumlah RLH yang dibangun oleh DJP (unit)
W: Jumlah rumah yang mendapat bantuan subsidi perumahan dari
DJPI (unit)
X: Target persentase rumah tangga yang menghuni rumah layak
tahun 2024 (70%)
Y: Baseline persentase rumah tangga yang menghuni rumah layak
tahun 2019 (56,51%)
115
Lampiran 2
Sasaran
Strategis/SasaranProgram/ Indikator Kinerja Jenis Indikator
Sasaran Kegiatan
Menyumbang bobot
6% terhadap
Indikator Kinerja
Sasaran Program Sektor
Perumahan
dan Permukiman
116
Lampiran
Tipe
Metode Perhitungan Sumber Data
Penghitungan
Keterangan:
A: Capaian Kinerja (%)
V: Jumlah RLH yang dibangun oleh DJP (unit)
X: Target persentase rumah tangga yang menghuni rumah layak
tahun 2024 (70%)
Y: Baseline persentase rumah tangga yang menghuni rumah layak
tahun 2019 (56,51%)
117
Lampiran 2
Sasaran
Strategis/SasaranProgram/ Indikator Kinerja Jenis Indikator
Sasaran Kegiatan
SK Meningkatnya Tingkat efektifitas Layanan Dukungan
02 efektivitas dan dan efisiensi tata Manajemen Eselon 1:
efisiensi tata kelola kelola penyelenggaraan
kesekretariatan perumahan 1. Tingkat Penatausahaan
Direktorat Jenderal Barang Milik Negara
Perumahan 2. Tingkat Kinerja
Pelaksanaan Anggaran
3. Tingkat Penatausaan
Barang Persediaan
Bencana
4. Tingkat Layanan
Pembentukan Produk
Hukum
5. Tingkat Layanan Advokasi
Hukum
6. Tingkat Layanan
Komunikasi Publik
7. Tingkat Layanan
Pengelolaan Kelembagaan
dan Jabatan Fungsional
serta Pengadministrasian
Pegawai
8. Tingkat Kualitas
Pembinaan dan
Pengelolaan Tata Naskah
Dinas, Kearsipan,
dan Pengelolaan
Ketatausahaan
118
Lampiran
Tipe
Metode Perhitungan Sumber Data
Penghitungan
Output 1:
Persentase jumlah usulan Penghapusan BMN yang telah
diselesaikan/Total Usulan Penghapusan BMN
Output 2:
Dihitung berdasarkan nilai 12 Indikator Kinerja Pelaksanaan
Anggaran (IKPA) dari Kementerian Keuangan, yaitu:
1. Penyerapan Anggaran (bobot nilai 15%),
2. Data kontrak (bobot nikai 15%),
3. Penyelesaian tagihan (bobot nilai 12%),
4. Konfirmasi output (bobot nilai 10%),
5. Pengelolaan Uang Persediaan dan Tambahan uang persediaan
(bobot nilai 8%),
6. Revisi DIPA (bobot nilai 5%),
7. Deviasi Halaman III DIPA (bobot nilai 5%),
8. LPJ bendahara (bobot nilai 5%),
9. Perencanaan kas (bobot nilai 5%),
10. Kesalahan surat perintah membayar (bobot nilai 5%),
11. Retur surat perintah pencairan dana (bobot nilai 5%),
12. Pagu minus (bobot nilai 5%),
13. Dispensasi SPM (bobot nilai 5%).
Output 3:
Persentase jumlah Balai Perumahan yang mendapat
pembinaanpenatanusahaan barang persediaan bencana
Output 4:
Persentase jumlah produk hukum yang diterbitkan dibagi dengan
jumlah produk
hukum yang seharusnya diterbitkan (dalam proleg Kementerian
PUPR)
Output 5:
Persentase jumlah layanan advokasi hukum dalam 1 tahun dibagi
dengan permintaan advokasi hokum pada tahun tersebut
Output 6:
Survey Kepada counterpart dan masyarakat kepuasan layanan
komunikasi publik Ditjen Perumahan
Output 7:
Survey Kepada Pegawai terkait, kepuasan pembinaan jabatan
fungsional, pelatihan,
dan ketepatan layanan administrasi Kepegawaian
119
Lampiran 2
Sasaran
Strategis/SasaranProgram/ Indikator Kinerja Jenis Indikator
Sasaran Kegiatan
Layanan dukungan
manajemen satker:
Jumlah layanan
umum, rumah tangga,
dan perlengkapan
Layanan Perkantoran:
Jumlah layanan gaji dan
tunjangan Jumlah layanan
operasional dan pemeliharaan
perkantoran
120
Lampiran
Tipe
Metode Perhitungan Sumber Data
Penghitungan
Output 8:
dihitung dari penjumlahan:
a. Persentase Pembinaan Tata Naskah Dinas = Jumlah Unit Kerja
yang Terbina
Tata Naskah Dinas/Jumlah Seluruh Unit Kerja
b. Persentase Pembinaan Kearsipan = Jumlah Unit Kerja yang
Terbina
Kearsipan/Jumlah Seluruh Unit Kerja
c. Persentase terselenggaranya Administrasi Korespondensi
– Jumlah Koresponden yang Diselesaikan/Jumlah Seluruh
Koresponden
121
Lampiran 3
Pemeliharaan dan perawatan rumah susun* Jumlah Rumah Susun yang dipelihara (tower)
Pemeliharaan dan perawatan rumah susun* Jumlah rumah khusus yang dipelihara (unit)
Bantuan Stimulan Pembangunan Baru Rumah Jumlah bantuan stimulan pembangunan baru
Swadaya rumah swadaya
Fasilitasi Penyediaan Jasa Rumah Swadaya* Jumlah fasilitasi penyediaan jasa rumah swadaya
Bantuan Peningkatan Kualitas Rumah Swadaya Jumlah bantuan peningkatan kualitas rumah
Sejahtera swadaya sejahtera
Bantuan Stimulan Peningkatan Kualitas Rumah Jumlah bantuan stimulan peningkatan kuaitas
Swadaya rumah swadaya
Pembangunan PSU Rumah MBR* Jumlah rumah MBR yang mendapat fasilitasi
layanan bantuan PSU
TOTAL
Keterangan:* Tidak menjadi penambahan jumlah unit penyediaan perumahan
122
Lampiran
51,340 19,860,020
10,000 2,785,995
813,660 27,602,800
262,345 3,426,240
875,000 53,675,055
123
Lampiran 3
Pembangunan Rumah Susun termasuk untuk Jumlah Rumah Susun yang Terbangun (unit)
buruh, pekerja, dan ASN
Pembangunan Rumah Susun Menggunakan Skema Jumlah Rumah Susun yang Dibangun
KPBU Menggunakan Skema KPBU (unit)
Pembangunan rumah ASN di ibu kota negara Jumlah rumah yang dibangun (unit)
Fasilitasi Pembangunan Baru Rumah Swadaya Jumlah Rumah Swadaya Baru yang Terbangun
melalui Fasilitasi Pemerintah (Unit)
Bantuan Pembangunan Baru Rumah Swadaya Jumlah Rumah Swadaya Baru yang Mendapat
Bantuan (unit)
Fasilitasi Pelayanan Jasa Rumah Swadaya* Jumlah Rumah Swadaya yang Mendapat Fasilitasi
Pelayanan Jasa (unit)
Fasilitasi Peningkatan Kualitas Rumah (bedah Jumlah rumah swadaya yang mendapatkan
rumah) fasilitasi peningkatan kualitas (unit)
Bantuan Peningkatan Kualitas Rumah Swadaya Jumlah rumah swadaya yang mendapatkan
bantuan peningkatan kualitas (unit)
Fasilitasi Peningkatan Kualitas Rumah Swadaya Jumlah Rumah Swadaya di KSPN yang mendapatan
Membangun KSPN fasilitas peningkatan kualitas hidup (unit)
Pembangunan PSU Perumahan* Jumlah Rumah yang Dilayani Bantuan PSU (unit)
TOTAL
Keterangan:* Tidak menjadi penambahan jumlah unit penyediaan perumahan
124
Lampiran
51,341 18,050,100
10,000 2,030,100
813,350 27,095,300
262,345 3,905,500
874,691 51,081,000
125
Lampiran 4
2 Pembangunan Rumah Jumlah rumah khusus yang Kab. Tolikara, Kab. Mamberamo
Khusus dibangun (unit) Tengah,
Kab. Lanny Jaya, Kab. Nduga, Kab.
Jayawijaya, Kab. Yalimo, Kab.
Yahukimo,
Kab. Puncak, Kab. Pucak Jaya,
Kab.
Pegunungan Bintang
5 Pembangunan Rumah Susun Jumlah rumah susun yang Kota Baru Sorong/Kota Sorong,
termasuk untuk buruh, terbangun (unit) Provinsi Papua Barat
pekerja dan ASN
6 Pembangunan Rumah Jumlah unit rumah khusus Kab. Teluk Wondama, Kab. Teluk
Khusus yang dibangun Bintuni, Kab. Manokwari, Kab.
Raja
Ampat, Kab. Pegunungan Arfak
9 Pembangunan Sekolah Satu Jumlah asrama SMA yang Kab. Mamberamo Raya, Kab.
Atap terintegrasi berpola direhabilitasi dan beroperasi Sarmi, Kab. Jayapura, Kota
asrama Jayapura, Kab. Keerom
126
Lampiran
50.0 92.30
10.26
10.26
109.0 70.30
41.02
Pemerintah Daerah
DAK DAK
Pemerintah Daerah
DAK DAK
"Pemerintah Daerah
DAK DAK
Program: Pendidikan Dasar dan Menengah"
127
Lampiran 4
MALUKU
2 Pembangunan Rumah Susun Jumlah rumah susun yang Provinsi Maluku Utara
termasuk untuk buruh, terbangun (unit)
pekerja dan ASN
NUSA TENGGARA
3 Bantuan Stimulan Perumhan Jumlah fasilitasi peningkatan Lombok Timur, Lombok Barat,
Swadaya (PK) kualitas rumah swadaya Lombok Tengah, Sumbawa,
Sumbawa Barat
4 Pembangunan Rumah Susun Jumlah rumah susun yang Provinsi Nusa Tenggara Timur
termasuk untuk buruh, terbangun (unit)
pekerja dan ASN
128
Lampiran
133.0 235.10
150.0 375.00
1,100.0 27.50
588.0 1,039.58
129
Lampiran 4
SULAWESI
1 Pembangunan Rumah Susun Jumlah rumah susun yang Provinsi Sulawesi Utara
termasuk untuk buruh, terbangun (unit)
pekerja dan ASN
2 Pembangunan Rumah Susun Jumlah rumah susun yang Provinsi Sulawesi Tengah
termasuk untuk buruh, terbangun (unit)
pekerja dan ASN
3 "Bantuan Sosial Bangunan Jumlah unit rumah khusus Kota Palu, Kab. Parigi Moutong,
Rumah Tidak Layak Huni Sigi, dan Donggala
4 *indikasi pendanaan masih KPM yang memperoleh Kota Palu, Kab. Parigi Moutong,
merupakan total di 34 bantuan rehabilitasi rumah Sigi, dan Donggala
Provinsi"
5 Pembangunan PSU Rumah Jumlah rumah umum layak Kota Palu, Kab. Parigi Moutong,
Umum Provinsi Sulawesi huni yang difasilitasi melalui Sigi, dan Donggala
Tengah dukungan rehabilitasi bantuan PSU Rumah Umum
rumah rusak berat
6 Pemberdayaan Perumahan Jumlah rumah swadaya yang Kota Palu, Kab. Parigi Moutong,
Swadaya ditingkatkan kualitasnya Sigi, dan Donggala
8 Pembangunan Rumah Susun Jumlah rumah susun yang WM Makassar, Provinsi Sulawesi
termasuk untuk buruh, terbangun (unit) Selatan
pekerja dan ASN
9 Pembangunan Rumah Susun Jumlah rumah susun yang WM Makassar, Provinsi Sulawesi
Sewa/Milik Sederhana dibiayai AP-nya (unit) Selatan
melalui KPBU
10 Pembangunan Rumah Susun Jumlah rumah susun yang Provinsi Sulawesi Tenggara
Sewa/Milik Sederhana untuk terbangun (unit)
MBR oleh BUMN
12 Pembangunan Rumah Susun Jumlah rumah susun yang Provinsi Sulawesi Barat
termasuk untuk buruh, terbangun (unit)
pekerja dan ASN
130
Lampiran
381.5 674.49
1,000.0 2,100.00
150.0 375.00
1,046.5 1,850.21
175.00 KPBU
4,666.60 BUMN
147.0 259.90
161.0 284.65
131
Lampiran 4
KALIMANTAN
1 Pembangunan Rumah Susun Jumlah rumah susun yang Provinsi Kalimantan Barat
termasuk untuk buruh, terbangun (unit)
pekerja dan ASN
2 Pembangunan Rumah Susun Jumlah rumah susun yang Provinsi Kalimantan Tengah
termasuk untuk buruh, terbangun (unit)
pekerja dan ASN
3 Pembangunan Rumah Susun Jumlah rumah susun yang Provinsi Kalimantan Selatan (WM
termasuk untuk buruh, terbangun (unit) Banjarmasin)
pekerja dan ASN
8 Pembangunan Rumah Susun Jumlah rumah susun yang Provinsi Kalimantan Timur
termasuk untuk buruh, terbangun (unit)
pekerja dan ASN
9 Pembangunan Rumah Susun Jumlah rumah susun yang Provinsi Kalimantan Utara
termasuk untuk buruh, terbangun (unit)
pekerja dan ASN
132
Lampiran
354.0 624.99
581.0 1,027.21
84.0 148.51
133
Lampiran 4
SUMATERA
2 Pembangunan Rumah Susun Jumlah rumah susun yang Provinsi Sumatera Utara
termasuk untuk buruh, terbangun (unit)
pekerja dan ASN
3 Pembangunan Rumah Susun Jumlah rumah susun yang WM Medan, Provinsi Sumatera
Sewa/Milik Sederhana dibiayai AP-nya (unit) Utara
melalui KPBU
4 Pembangunan Rumah Susun Jumlah rumah susun yang WM Medan, Provinsi Sumatera
Sewa/Milik Sederhana untuk terbangun (unit) Utara
MBR oleh BUMN
5 Pembangunan Rumah Susun Jumlah rumah susun yang Provinsi Sumatera Barat
termasuk untuk buruh, terbangun (unit)
pekerja dan ASN
8 Pembangunan Rumah Susun Jumlah rumah susun yang Provinsi Sumatera Selatan
termasuk untuk buruh, terbangun (unit)
pekerja dan ASN
11 Fasilitasi Pembangunan Baru Jumlah rumah swadaya yang Kab. Pesisir Barat
Rumah Swadaya difasilitasi pembangunannya
(unit)
12 Pembangunan Rumah Susun Jumlah rumah susun yang Provinsi Bangka Belitung
termasuk untuk buruh, terbangun (unit)
pekerja dan ASN
13 Pembangunan Rumah Susun Jumlah rumah susun yang Provinsi Kepulauan Riau
termasuk untuk buruh, terbangun (unit)
pekerja dan ASN
134
Lampiran
1,736.0 3,069.25
175.00 KPBU
4,666.60 BUMN
844.0 1,491.31
465.5 823.00
1,054.0 1,862.60
263.0 464.10
1,110.0 1,961.60
193.0 340.34
291.0 513.60
135
Lampiran 4
JAWA-BALI
1 Pembangunan Rumah Susun Jumlah rumah susun yang Provinsi DKI Jakarta
termasuk untuk buruh, terbangun (unit)
pekerja dan ASN
2 Pembangunan Rumah Susun Jumlah rumah susun yang WM Jakarta, Provinsi DKI Jakarta
Sewa/Milik Sederhana dibiayai AP-nya (unit)
melalui KPBU
3 Pembangunan Rumah Susun Jumlah rumah susun yang WM Jakarta, Provinsi DKI Jakarta
Sewa/Milik Sederhana untuk terbangun (unit)
MBR oleh BUMN
4 Pembangunan Rumah Susun Jumlah rumah susun yang Provinsi Jawa Barat
termasuk untuk buruh, terbangun (unit)
pekerja dan ASN
5 Pembangunan Rumah Susun Jumlah rumah susun yang WM Bandung, Provinsi Jawa Barat
Sewa/Milik Sederhana dibiayai AP-nya (unit)
melalui KPBU
6 Pembangunan Rumah Susun Jumlah rumah susun yang WM Bandung, Provinsi Jawa Barat
Sewa/Milik Sederhana untuk terbangun (unit)
MBR oleh BUMN
7 Pembangunan Rumah Susun Jumlah rumah susun yang Provinsi Jawa Tengah
termasuk untuk buruh, terbangun (unit)
pekerja dan ASN
8 Pembangunan Rumah Susun Jumlah rumah susun yang WM Semarang, Provinsi Jawa
Sewa/Milik Sederhana dibiayai AP-nya (unit) Tengah
melalui KPBU
9 Pembangunan Rumah Susun Jumlah rumah susun yang WM Semarang, Provinsi Jawa
Sewa/Milik Sederhana untuk terbangun (unit) Tengah
MBR oleh BUMN
11 Pembangunan Rumah Susun Jumlah rumah susun yang Provinsi Jawa Timur
termasuk untuk buruh, terbangun (unit)
pekerja dan ASN
12 Pembangunan Rumah Susun Jumlah rumah susun yang WM Surabaya, Provinsi Jawa
Sewa/Milik Sederhana dibiayai AP-nya (unit) Timur
melalui KPBU
13 Pembangunan Rumah Susun Jumlah rumah susun yang WM Surabaya, Provinsi Jawa
Sewa/Milik Sederhana untuk terbangun (unit) Timur
MBR oleh BUMN
136
Lampiran
175.00 KPBU
4,666.60 BUMN
175.00 KPBU
4,666.60 BUMN
175.00 KPBU
4,666.60 BUMN
5,569 9,845.12
175.00 KPBU
4,666.60 BUMN
578 1,021.00
137
TIM PENYUSUN
Penasehat :
Khalawi. AH
Penanggungjawab :
Dwityo Akoro Soeranto
RENCANA
STRATEGIS
Pelaksana :
DIREKTORAT JENDERAL PERUMAHAN
2020-2024
PB 1
Kreatif :
Dagu Komunika
Diterbitkan oleh:
138
139
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL PERUMAHAN
Jl. Pattimura No. 20, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12110 (021) 7397727 perumahan.pu.go.id